Identifikasi Jenis Tanaman Obat yang Digunakan Sebagai Bahan Pembuatan Minyak Karo Chapter III V
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai Mei 2017. di Industri
rumah tangga (Home Industry) CV.Mejuah-juah, Desa Ujung Serdang, Simpang
Pondok Pool, Dusun V, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah kamera digital, tali rafia, parang, sarung
tangan, skala pengukuran, dan alat tulis. Alat yang digunakan untuk
pengkoleksian dan pengawetan jenis yang tidak dikenali guna identifikasi lebih
lanjut adalah gunting, kertas koran.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buku identifikasi
tanaman obat, kantung plastik kecil/stoples, kantung plastik besar/keranjang, dan
label identifikasi.
Teknik Pengambilan Data
Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data tentang tanaman obat
yang digunakan dalam pembuatan minyak karo di CV.Mejuah-juah adalah dengan
teknik observasi yaitu survei langsung ke lapangan dan studi pustaka dengan
menggunakan buku identifikasi tanaman obat.
Universitas Sumatera Utara
12
Pengumpulan data yang dilakukan di lapangan sebagai berikut:
a. Data primer
Data yang dikumpulkan langsung dari lapangan seperti habitus tanaman obat,
jumlah jenis tanaman obat.
b. Data sekunder
Pengambilan data sekunder meliputi data tentang keadaan umum daerah
penelitian serta data yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya seperti
instansi terkait baik lembaga pemerintahan maupun lembaga kemasyarakatan dan
data yang sudah tersedia di instansi tertentu.
Prosedur Penelitian
1. Semua bahan tanaman obat untuk pembuatan minyak Karo
dikumpulkan, difoto, dan didaftar.
2. Semua bahan yang ada diidentifikasi dengan buku identifikasi tanaman
obat/referensi lainnya.
3. Jika masih ada yang belum dapat diidentifikasi, spesimen contoh di
herbarium untuk diidentifikasi ke Herbarium Bogoriese – LIPI.
4. Hasil identifikasi dituangkan dalam bentuk tabulasi.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum CV.Mejuah-juah
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber yaitu pemilik CV.
Mejuah-juah, diperoleh keterangan yang menyangkut awal mula narasumber
memproduksi minyak Karo secara luas. Pada mulanya orangtua dari narasumber
sudah lebih dulu membuat minyak Karo, namun karena usia yang sudah relatif
tua, orang tua narasumber tidak meneruskan usaha lagi minyak Karo ini lagi.
CV.Mejuah-juah ini mulai dikomersilkan sejak tahun 2015. Tidak hanya
memproduksi minyak Karo saja, CV. Mejuah-juah juga memproduksi pupuk dan
obat-obatan herbal lainnya. Namun pada penelitian ini hanya membahas tentang
minyak Karo. Minyak Karo yang diproduksi oleh CV. Mejuah-juah setiap
bulannya sekitar 2 ton, yang dijadikan 10.000 botol kemasan 110 ml. Bahan
pembuatan minyak Karo yang mereka produksi diperoleh dari hutan yang diambil
oleh petani-petani di sekitar hutan di daerah Berastagi, juga ada sebagian bahan
yang mereka tanam di kebun mereka sendiri. CV.Mejuah-juah memproduksi
minyak karo dalam 3 varian, yaitu aroma kelapa hijau, aroma serai, dan aroma
rempah.
Minyak Karo adalah minyak tradisional buatan suku Karo yang diramu
secara tradisional dan sudah sangat dikenal karena manfaatnya serta digunakan
sejak lama di kalangan masyarakat Sumatera Utara. Oleh orang Karo sendiri
minyak ini biasa disebut Minyak Pengalun yang artinya 'Minyak Urut/Pijat,
karena cara pemakaiannya dengan cara diusap/dipijat. Minyak ini 100 % alami
dan memiliki daya simpan yang lama meskipun tanpa bahan kimia. Hal ini sesuai
Universitas Sumatera Utara
14
dengan pernyataan Harianja (2012) yang menyatakan bahwa masyarakat Karo
sejak dulu banyak menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai obat tradisional.
Meskipun secara garis besar bahan yang digunakan sama yaitu rempah-rempah,
akar-akaran, dan minyak kelapa, tidak berarti semua minyak karo memiliki
kualitas yang sama. Tergantung pada komposisi bahan-bahan yang digunakan,
juga pada keahlian si pembuatnya dalam proses pembuatan minyak.
Orang Karo juga tidak segan untuk berbagai minyak kepada sanak
saudara atau kepada tetangga yang membutuhkannya. Hal ini menjadi salah satu
promo yang dilakukan secara tidak sengaja namun menjadikan Minyak Karo
terkenal di luar kalangan Suku Karo sendiri. Penggunaanya cukup dioleskan ke
bagian yang sakit atau untuk gunakan keseluruh badan setiap menjelang tidur
sambil sedikit diurut-urut agar cepat meresap.
Minyak Karo Aroma Kelapa Hijau, Aroma Serai, dan Aroma Rempah
Aroma Kelapa Hijau
Minyak karo dengan aroma kelapa hijau yang khas dibuat dengan
menambahkan minyak kelapa hijau sebesar kadar yang telah ditentukan. Minyak
kelapa hijau yang ditambahkan berbeda dengan minyak kelapa yang diawal
digunakan. Minyak kelapa hijau warnanya lebih hijau dari minyak kelapa biasa.
Dan aromanya lebih wangi dari minyak kepala biasa. Setelah dilakukan kegiatan
identifikasi jenis yang digunakan dalam pembuatan minyak karo diperoleh
masing-masing bahan yang digunakan dari daun, kulit kayu, dan akar-akaran dan
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Universitas Sumatera Utara
25
Tabel 3. Bahan-bahan pembuatan minyak Karo aroma kelapa hijau
NO
Nama dan Bagian yang
digunakan serta
Kandungan Aktif
Gambar
Referensi
Pada Bahan
Nama Ilmiah dan
Familia
1
Akar Pinang
Areca catechu
Karbohidrat Protides,
Lipid, dan Asam
Lauric,
Kartasapoetra
(1992)
Tanin
Kartasapoetra
(1992)
Arecaceae
2
Akar Rotan
Calamus diepenhorstii
Arecaceae
3
Pakis Haji
Cycas rumphii
Polifenol,
Flavonoida, dan
Saponin
Tim Materi
Pertanian
(2015)
Cycadaceae
Universitas Sumatera Utara
16
4
Daun Sembung
Nyawa
Flavonoid, Sterol tak
Jenuh, Triterpen,
Polifenol, dan
Mminyak Atsiri
Aspan
(2008)
Gynura procumbens
Asteraceae
5.
Daun Salam
Anti Oksidan dan
Flavonoid
Agoes
(2010)
Syzygium polyanthum
Myrtaceae
6
Daun Merah/Daun
Miana
Zat Alkaloida,
Minyak Atsiri, dan
Mineral
Kartasapotra
(1992)
Coleus atropurpureus
Labiatae
7
Daun Takur Lebo
Universitas Sumatera Utara
17
8
Daun Pegagan
Centella asiatica
Apiaceae
9
Obat Api Atas
10
Obat Api Bawah
11
Akar Kayu Putih
Velarin (Campuran
Minyak Atsiri dan
Damar), Alkali
Sulfat, dan Zat
Penyamak
Lignin dan
Melaleucin
Aspan
(2008)
Aspan
(2010)
Melaleuca leucadendra
Myrtaceae
Universitas Sumatera Utara
18
12
Daun Sirih
Hutan
Saponin, Flavonoida,
Polifenol, Minyak
Atsiri, dan
Piperaduncin
Agusta
Sineol 50-60 % ,
Alfa-terpineol,
Valeraldehida, dan
Benzaldehida
Aspan
(2000)
Piper aduncum
Piperaceae
13
Daun Kayu Putih
Melaleuca leucadendra
(2008)
Myrtaceae
14
Daun Ikat Ayam
15
Daun Sisik Naga
Drymoglossum
piloselloides
Minyak Atsiri, Sterol,
Triterpen, Fenol,
Flavonoid, Tanin, dan
Gula
Rahmaningtyas,
(2012)
Polypodiaceae
Universitas Sumatera Utara
19
16
Daun Pinus
Pinene dan Tanin
Sembiring
(2012)
Pinus merkusii
Pinaceae
17
Daun Meniran
Phyllanthus urinaria
Filantin yang pahit
rasanya, Zat
Penyamak, Damar
dan Mineral
Kartasapoetra
(1992)
Euphorbiaceae
18
Akar Kelapa
Cocos nucifera
Karbohidrat Protides,
Lipid, Asam Lauric,
Myristic serta
Coprylic
Sulastri
(2005)
Arecaceae
19
Daun Ruku-ruku
Ocimum tenuiflorum
Alkaloid, Flavonoid,
Tanin, Saponin,
Triterpenoid, dan
Minyak Atsiri
Syamsuhidayat
dan Hutapea
(1991)
Alkoloida Nikotina
Kartasapoerta
Lamiaceae
20
Daun Tembakau
(1992)
Nicotina tabaccum
Solanaceae
Universitas Sumatera Utara
20
21
Akar Jerangau
Saponin dan
Flavonoid
Aspan
(2008)
Acorus calamus
Araceae
22
Si Tiga Daun/Tiga Urat
Ambri, dkk
(2014)
Cinnamomum
javanicum
Lauraceae
23
Bunga Kiung
24
Bunga Timun
Cucumis sativus
Tim Materi
Pertanian
(2015)
Cucurbitaceae
25
Bunga Labu Air
Kartasapoetra
(1992)
Lagenaria leucantha
Cucurbitaceae
Universitas Sumatera Utara
21
26
Bunga Gundur/Beligo
Tim Materi
Pertanian
(2015)
Benincasa Hipsida
Cucurbitaceae
27
BungaSiliguri/Sdagori
Sembiring
(2012)
Sida rhombifolia
Malvaceae
28
Bunga Pulut-pulut
Maisaroh,
dkk (2015)
Urena lobata
Malvaceae
29
Bunga
Garingging/Bunga Sapa
30
Bunga Labu
Curcubita moschata
Tim Materi
Pertanian
(2015)
Curcubitaceae
Universitas Sumatera Utara
22
31
Beras Hancur
Tim Materi
Pertanian
(2015)
Oryza Sativa
Poaceae
32
Sirih
Piper betle
Piperaceae
33
Minyak Terbang
(Betlephenol),
Seskuiterpen, Pati,
Diatase, Gula, Zat
Samak, dan Zat
Kavicol
Agoes
(2010)
Bawang
Minyak Atsiri
Kartasapoetra
Putih
0,1 – 0,5 % ,
Dialildisulfida,
Alilprofildisulfida,
dan Senyawa Sulfur
(1992)
Allium sativum
Alliaceae
34
Daun Terbangun
Sembiring
(2012)
Coleus scutellarioides
Lamiaceae
Universitas Sumatera Utara
23
34
Daun Serai
Pasorong,
dkk
Cymbopogon nardus
(2015)
Poaceae
36
Daun Gundera/Daun
Bawang Batak/Bawang
Lokio
Lumbantoruan
(2015)
Allium chinensis
Alliaceae
37
Daun Dewa
Gynura segetum
Asteraceae
38
Saponin, Minyak
Atsiri, Flavonoid,
Tanin, Polifenol,
Asam Klorogenat,
Asam Kalfeat, Asam
Vanilat, Asam Pkumarat, dan Asam
P-hidroksi Benzoat,
Alkaloid,
Triterpenoid, dan
Sterol
Agoes
(2010)
Daun Pupuk Mula
Jadi
39
Daun Jahe
Zingiber officinale
Winarti dan
Nanan
24
(2005)
Zingiberaceae
Universitas Sumatera Utara
40
Daun Bawang Putih
Kartasapoetra
(1992)
Allium sativum
Alliaceae
41
Kapulaga
Buah
Sineol, Beta-pinen,
Alfa-pinen, Alfaterpineol, dan
Humulen
Agoes
(2010)
Zingiberaceae
42
Buah Gundera/Bawang
Batak/Bawang Lokio
Lumbantoruan
(2015)
Allium chinensis
Alliaceae
25
43
Kulit Cingkam
Sembiring
(2012)
Bischofia javanica
Euphorbiaceae
Universitas Sumatera Utara
44
Daun Galinggang
45
Temulawak
Felandren, Turmerol,
Kurmunin, dan Pati
Kartasapoetra
(1992)
Curcuma xanthorriza
Zingiberaceae
46
Kulit Jeruk Nipis
Citrus aurantifolia
Rutaceae
47
Daun Lalang Muda
Imperata cylindrica
Minyak atsiri
sebanyak 90%
berisikan limone,
Glukosida
Hesperinida,
Isohespirinida,
Aurantiamrina, dan
Damar
Asam Kersik,
Damar, dan Logam
Alkali
Agoes
(2010)
Kartasapoetra
(1992)
Gramineae
26
48
Daun Pepaya
Carica papaya
Alkaloida Karpin,
Glukosida Karpasida,
Damar, Enzim
Proteolitik Papain
Kartasapoetra
(1992)
Caricaceae
Universitas Sumatera Utara
49
Daun Selawan
50
Daun Rumput
Manis/Daun Sampun
51
Daun Sipil-sipil
52
Daun Sembung
Sineol, Limonen,
Borneol, dan Kamfer
Kartasapoetra
(1992)
Blumea balsamifera
Compositae
53
Daun Gegaten Harimau
27
Ambri dkk,
(2014)
Vitis quadrangula
Vitaceae
Universitas Sumatera Utara
54
Pala
Myristica fragans
Myristicaceae
55
Minyak Atsiri
Berupa Alfa-pinen,
Limonen, Terpinen,
Mentatrien,
Terpineol, Safrol,
Miristisin
Daun Buntut Naga Cina
Agoes
(2010)
Fernandez
(2015)
Rhaphidophora pinnata
Araceae
56
Kencur
Kaempferia galanga
Zingiberaceae
57
Pati, Mineral,
Minyak Atsiri berupa
Sineol, Asam Metil
Kanil, dan Penta
Dekaan, Etil Ester,
Asam Sinamik,
Borneol, Kamfena,
Paraeumarin, Asam
Asinik, Alkaloid, dan
Gom
Agoes
(2010)
28
Daun Afrika Selatan
Kharimah
dkk,
Vernonia amygdalina
(2016)
Asteraceae
Minyak Karo Aroma serai
Minyak Karo aroma serai dihasilkan dari mencampurkan ekstrak serai
dengan kadar atau jumlah tertentu yang digabungkan dengan bahan pembuatan
Universitas Sumatera Utara
minyak Karo. Bahan yang digunakan mayoritas sama seperti minyak Karo aroma
kelapa Hijau, hanya saja kadar serai yang digunakan lebih banyak. Serai yang
digunakan juga serai wangi, yang menyebabkan minyak Karo tersebut menjadi
dominan aroma serai, dan kehangatannya lebih hangat dari varian minyak Karo
aroma kelapa hijau. Berikut ini bahan-bahan pembuatan minyak Karo Aroma
serai yang ditampilkan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Bahan yang ditambahkan untuk pembuatan minyak Karo aroma Serai
NO
Nama dan Bagian yang
digunakan Serta
Kandungan Aktif
Gambar
Referensi
Pada Bahan
Nama Ilmiah dan
Familia
1
Serai Wangi
Nasution
(2009)
Cymbopogon citratus
Gramineae
29
Minyak Karo Aroma Rempah
Minyak karo aroma rempah berbeda dengan aroma kelapa hijau dan aroma
serai wangi. Pada minyak karo aroma rempah ini didalamnya ditambahkan
seluruh bahan yang telah dimasak lalu dihaluskan dan dibiarkan selama 4 minggu
sebagai tambahannya. Minyak karo aroma rempah ini juga ditambahkan lagi
ekstrak jahe merah dan lada hitam. Karena minyak karo varian ini lebih panas dari
varian yang lain. Berikut bahan-bahannya tambahan yang diguanakan untuk
minyak Karo aroma rempah yang ditampilkan dalam tabel 5.
Tabel 5. Bahan-bahan tambahan pembuatan minyak Karo aroma rempah
Universitas Sumatera Utara
NO
Nama dan Bagian yang
digunakan Serta
Kandungan Aktif
Gambar
Referensi
Pada Bahan
Nama Ilmiah dan
Familia
1
Jahe Merah
Aspan
(2008)
Zingiber officinale
Zingiberaceae
2
Lada Hitam
Piper nigrum
Piperaceae
Minyak Atsiri
berupa Felandren
dan Kariofilen,
Piperin, Minyak
Lemak, dan Pati
Kartasapoetra
(1992)
30
Bahan yang digunakan dalam pembuatan minyak Karo ini memang sudah
dipercaya mempunyai kandungan obat, hal ini dapat dilihat dari buku-buku serta
sumber lainnya yang telah dimuat pada tabel. Bahan yang paling dominan
digunakan adalah minyak kelapa. Semua varian minyak Karo yang diproduksi
CV.Mejuah-juah semuanya menggunakan minyak kelapa. Yang membedakan
adalah bahan tambahan dari setiap variannya yang membuat masing-masing
varian memiliki perbedaan kehangatan serta warna. Penggunaan minyak kelapa
diperuntukkan sebagai minyak yang dicampurkan dengan air rebusan bahanbahan yang telah direbus selama ± 4 jam tersebut.
Jika dihubungkan dengan minyak atsiri, minyak Karo bukanlah minyak
atsiri, karena kandungan minyak pada minyak Karo tersebut diperoleh dari
Universitas Sumatera Utara
minyak kelapa bukan dari minyak yang dikeluarkan sendiri oleh bahan-bahan
yang digunakan dalam pembuatan minyak Karo. Hal ini dapat dilihat dari cara
pembuatan minyak Karo yaitu dengan mencincang semua bahan, lalu semua
bahan dicampurkan, dan setelah itu bahan direbus menggunakan kuali besar
selama ± 4 jam. Lalu bahan-bahan disaring dan dipindahkan ke wadah yang
berbeda yang menyisakan air rebusan, kemudian air rebusan bahan-bahan tersebut
dicampur dengan minyak kelapa.
Sedangkat minyak atsiri didapatkan dari hasil penyulingan. Seperti yang
dikatakan oleh Sastrohamidjojo (2004) Pada umumnya cara penyulingan minyak
atsiri adalah adalah sebagai berikut: uap menembus jaringan tanaman dan
menguapkan semua senyawa yang mudah menguap. Jika hal ini benar, maka
seakan-akan isolasi minyak atsiri dari tanaman dengan cara hidrodestilasi
merupakan proses yang sederhana, hanya membutuhkan jumlah uap yang cukup.
31
Namun kenyataan hal tersebut tidak sesederhana yang kita bayangkan.
Hidrodestilasi atau penyulingan dengan air terhadap tanaman meliputi beberapa
proses.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Minyak Karo yang dibuat oleh CV. Mejuah-juah memiliki 3 varian dan
bahan-bahan yang digunakan mayoritas sama. Pada varian Kelapa hijau
menggunakan 57 Jenis bahan, pada varian Serai wangi ada 58 Jenis bahan, dan
varian rempah-rempah menggunakan 59 jenis bahan dan masing-masing terdiri
dari 25 famili. Dan famili yang paling banyak diguanakan terdiri dari arecaceae
dan zingiberaceae yaitu masing-masing 5 jenis bahan. Bahan yang digunakan
tidak hanya dari daun-daunan namun dari akar dan kulit pohon.
Saran
Harus dilakukan penelitian lanjutan agar hasil identifikasi bahan yang
digunakan lebih akurat.
Universitas Sumatera Utara
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai Mei 2017. di Industri
rumah tangga (Home Industry) CV.Mejuah-juah, Desa Ujung Serdang, Simpang
Pondok Pool, Dusun V, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah kamera digital, tali rafia, parang, sarung
tangan, skala pengukuran, dan alat tulis. Alat yang digunakan untuk
pengkoleksian dan pengawetan jenis yang tidak dikenali guna identifikasi lebih
lanjut adalah gunting, kertas koran.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buku identifikasi
tanaman obat, kantung plastik kecil/stoples, kantung plastik besar/keranjang, dan
label identifikasi.
Teknik Pengambilan Data
Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data tentang tanaman obat
yang digunakan dalam pembuatan minyak karo di CV.Mejuah-juah adalah dengan
teknik observasi yaitu survei langsung ke lapangan dan studi pustaka dengan
menggunakan buku identifikasi tanaman obat.
Universitas Sumatera Utara
12
Pengumpulan data yang dilakukan di lapangan sebagai berikut:
a. Data primer
Data yang dikumpulkan langsung dari lapangan seperti habitus tanaman obat,
jumlah jenis tanaman obat.
b. Data sekunder
Pengambilan data sekunder meliputi data tentang keadaan umum daerah
penelitian serta data yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya seperti
instansi terkait baik lembaga pemerintahan maupun lembaga kemasyarakatan dan
data yang sudah tersedia di instansi tertentu.
Prosedur Penelitian
1. Semua bahan tanaman obat untuk pembuatan minyak Karo
dikumpulkan, difoto, dan didaftar.
2. Semua bahan yang ada diidentifikasi dengan buku identifikasi tanaman
obat/referensi lainnya.
3. Jika masih ada yang belum dapat diidentifikasi, spesimen contoh di
herbarium untuk diidentifikasi ke Herbarium Bogoriese – LIPI.
4. Hasil identifikasi dituangkan dalam bentuk tabulasi.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum CV.Mejuah-juah
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber yaitu pemilik CV.
Mejuah-juah, diperoleh keterangan yang menyangkut awal mula narasumber
memproduksi minyak Karo secara luas. Pada mulanya orangtua dari narasumber
sudah lebih dulu membuat minyak Karo, namun karena usia yang sudah relatif
tua, orang tua narasumber tidak meneruskan usaha lagi minyak Karo ini lagi.
CV.Mejuah-juah ini mulai dikomersilkan sejak tahun 2015. Tidak hanya
memproduksi minyak Karo saja, CV. Mejuah-juah juga memproduksi pupuk dan
obat-obatan herbal lainnya. Namun pada penelitian ini hanya membahas tentang
minyak Karo. Minyak Karo yang diproduksi oleh CV. Mejuah-juah setiap
bulannya sekitar 2 ton, yang dijadikan 10.000 botol kemasan 110 ml. Bahan
pembuatan minyak Karo yang mereka produksi diperoleh dari hutan yang diambil
oleh petani-petani di sekitar hutan di daerah Berastagi, juga ada sebagian bahan
yang mereka tanam di kebun mereka sendiri. CV.Mejuah-juah memproduksi
minyak karo dalam 3 varian, yaitu aroma kelapa hijau, aroma serai, dan aroma
rempah.
Minyak Karo adalah minyak tradisional buatan suku Karo yang diramu
secara tradisional dan sudah sangat dikenal karena manfaatnya serta digunakan
sejak lama di kalangan masyarakat Sumatera Utara. Oleh orang Karo sendiri
minyak ini biasa disebut Minyak Pengalun yang artinya 'Minyak Urut/Pijat,
karena cara pemakaiannya dengan cara diusap/dipijat. Minyak ini 100 % alami
dan memiliki daya simpan yang lama meskipun tanpa bahan kimia. Hal ini sesuai
Universitas Sumatera Utara
14
dengan pernyataan Harianja (2012) yang menyatakan bahwa masyarakat Karo
sejak dulu banyak menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai obat tradisional.
Meskipun secara garis besar bahan yang digunakan sama yaitu rempah-rempah,
akar-akaran, dan minyak kelapa, tidak berarti semua minyak karo memiliki
kualitas yang sama. Tergantung pada komposisi bahan-bahan yang digunakan,
juga pada keahlian si pembuatnya dalam proses pembuatan minyak.
Orang Karo juga tidak segan untuk berbagai minyak kepada sanak
saudara atau kepada tetangga yang membutuhkannya. Hal ini menjadi salah satu
promo yang dilakukan secara tidak sengaja namun menjadikan Minyak Karo
terkenal di luar kalangan Suku Karo sendiri. Penggunaanya cukup dioleskan ke
bagian yang sakit atau untuk gunakan keseluruh badan setiap menjelang tidur
sambil sedikit diurut-urut agar cepat meresap.
Minyak Karo Aroma Kelapa Hijau, Aroma Serai, dan Aroma Rempah
Aroma Kelapa Hijau
Minyak karo dengan aroma kelapa hijau yang khas dibuat dengan
menambahkan minyak kelapa hijau sebesar kadar yang telah ditentukan. Minyak
kelapa hijau yang ditambahkan berbeda dengan minyak kelapa yang diawal
digunakan. Minyak kelapa hijau warnanya lebih hijau dari minyak kelapa biasa.
Dan aromanya lebih wangi dari minyak kepala biasa. Setelah dilakukan kegiatan
identifikasi jenis yang digunakan dalam pembuatan minyak karo diperoleh
masing-masing bahan yang digunakan dari daun, kulit kayu, dan akar-akaran dan
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Universitas Sumatera Utara
25
Tabel 3. Bahan-bahan pembuatan minyak Karo aroma kelapa hijau
NO
Nama dan Bagian yang
digunakan serta
Kandungan Aktif
Gambar
Referensi
Pada Bahan
Nama Ilmiah dan
Familia
1
Akar Pinang
Areca catechu
Karbohidrat Protides,
Lipid, dan Asam
Lauric,
Kartasapoetra
(1992)
Tanin
Kartasapoetra
(1992)
Arecaceae
2
Akar Rotan
Calamus diepenhorstii
Arecaceae
3
Pakis Haji
Cycas rumphii
Polifenol,
Flavonoida, dan
Saponin
Tim Materi
Pertanian
(2015)
Cycadaceae
Universitas Sumatera Utara
16
4
Daun Sembung
Nyawa
Flavonoid, Sterol tak
Jenuh, Triterpen,
Polifenol, dan
Mminyak Atsiri
Aspan
(2008)
Gynura procumbens
Asteraceae
5.
Daun Salam
Anti Oksidan dan
Flavonoid
Agoes
(2010)
Syzygium polyanthum
Myrtaceae
6
Daun Merah/Daun
Miana
Zat Alkaloida,
Minyak Atsiri, dan
Mineral
Kartasapotra
(1992)
Coleus atropurpureus
Labiatae
7
Daun Takur Lebo
Universitas Sumatera Utara
17
8
Daun Pegagan
Centella asiatica
Apiaceae
9
Obat Api Atas
10
Obat Api Bawah
11
Akar Kayu Putih
Velarin (Campuran
Minyak Atsiri dan
Damar), Alkali
Sulfat, dan Zat
Penyamak
Lignin dan
Melaleucin
Aspan
(2008)
Aspan
(2010)
Melaleuca leucadendra
Myrtaceae
Universitas Sumatera Utara
18
12
Daun Sirih
Hutan
Saponin, Flavonoida,
Polifenol, Minyak
Atsiri, dan
Piperaduncin
Agusta
Sineol 50-60 % ,
Alfa-terpineol,
Valeraldehida, dan
Benzaldehida
Aspan
(2000)
Piper aduncum
Piperaceae
13
Daun Kayu Putih
Melaleuca leucadendra
(2008)
Myrtaceae
14
Daun Ikat Ayam
15
Daun Sisik Naga
Drymoglossum
piloselloides
Minyak Atsiri, Sterol,
Triterpen, Fenol,
Flavonoid, Tanin, dan
Gula
Rahmaningtyas,
(2012)
Polypodiaceae
Universitas Sumatera Utara
19
16
Daun Pinus
Pinene dan Tanin
Sembiring
(2012)
Pinus merkusii
Pinaceae
17
Daun Meniran
Phyllanthus urinaria
Filantin yang pahit
rasanya, Zat
Penyamak, Damar
dan Mineral
Kartasapoetra
(1992)
Euphorbiaceae
18
Akar Kelapa
Cocos nucifera
Karbohidrat Protides,
Lipid, Asam Lauric,
Myristic serta
Coprylic
Sulastri
(2005)
Arecaceae
19
Daun Ruku-ruku
Ocimum tenuiflorum
Alkaloid, Flavonoid,
Tanin, Saponin,
Triterpenoid, dan
Minyak Atsiri
Syamsuhidayat
dan Hutapea
(1991)
Alkoloida Nikotina
Kartasapoerta
Lamiaceae
20
Daun Tembakau
(1992)
Nicotina tabaccum
Solanaceae
Universitas Sumatera Utara
20
21
Akar Jerangau
Saponin dan
Flavonoid
Aspan
(2008)
Acorus calamus
Araceae
22
Si Tiga Daun/Tiga Urat
Ambri, dkk
(2014)
Cinnamomum
javanicum
Lauraceae
23
Bunga Kiung
24
Bunga Timun
Cucumis sativus
Tim Materi
Pertanian
(2015)
Cucurbitaceae
25
Bunga Labu Air
Kartasapoetra
(1992)
Lagenaria leucantha
Cucurbitaceae
Universitas Sumatera Utara
21
26
Bunga Gundur/Beligo
Tim Materi
Pertanian
(2015)
Benincasa Hipsida
Cucurbitaceae
27
BungaSiliguri/Sdagori
Sembiring
(2012)
Sida rhombifolia
Malvaceae
28
Bunga Pulut-pulut
Maisaroh,
dkk (2015)
Urena lobata
Malvaceae
29
Bunga
Garingging/Bunga Sapa
30
Bunga Labu
Curcubita moschata
Tim Materi
Pertanian
(2015)
Curcubitaceae
Universitas Sumatera Utara
22
31
Beras Hancur
Tim Materi
Pertanian
(2015)
Oryza Sativa
Poaceae
32
Sirih
Piper betle
Piperaceae
33
Minyak Terbang
(Betlephenol),
Seskuiterpen, Pati,
Diatase, Gula, Zat
Samak, dan Zat
Kavicol
Agoes
(2010)
Bawang
Minyak Atsiri
Kartasapoetra
Putih
0,1 – 0,5 % ,
Dialildisulfida,
Alilprofildisulfida,
dan Senyawa Sulfur
(1992)
Allium sativum
Alliaceae
34
Daun Terbangun
Sembiring
(2012)
Coleus scutellarioides
Lamiaceae
Universitas Sumatera Utara
23
34
Daun Serai
Pasorong,
dkk
Cymbopogon nardus
(2015)
Poaceae
36
Daun Gundera/Daun
Bawang Batak/Bawang
Lokio
Lumbantoruan
(2015)
Allium chinensis
Alliaceae
37
Daun Dewa
Gynura segetum
Asteraceae
38
Saponin, Minyak
Atsiri, Flavonoid,
Tanin, Polifenol,
Asam Klorogenat,
Asam Kalfeat, Asam
Vanilat, Asam Pkumarat, dan Asam
P-hidroksi Benzoat,
Alkaloid,
Triterpenoid, dan
Sterol
Agoes
(2010)
Daun Pupuk Mula
Jadi
39
Daun Jahe
Zingiber officinale
Winarti dan
Nanan
24
(2005)
Zingiberaceae
Universitas Sumatera Utara
40
Daun Bawang Putih
Kartasapoetra
(1992)
Allium sativum
Alliaceae
41
Kapulaga
Buah
Sineol, Beta-pinen,
Alfa-pinen, Alfaterpineol, dan
Humulen
Agoes
(2010)
Zingiberaceae
42
Buah Gundera/Bawang
Batak/Bawang Lokio
Lumbantoruan
(2015)
Allium chinensis
Alliaceae
25
43
Kulit Cingkam
Sembiring
(2012)
Bischofia javanica
Euphorbiaceae
Universitas Sumatera Utara
44
Daun Galinggang
45
Temulawak
Felandren, Turmerol,
Kurmunin, dan Pati
Kartasapoetra
(1992)
Curcuma xanthorriza
Zingiberaceae
46
Kulit Jeruk Nipis
Citrus aurantifolia
Rutaceae
47
Daun Lalang Muda
Imperata cylindrica
Minyak atsiri
sebanyak 90%
berisikan limone,
Glukosida
Hesperinida,
Isohespirinida,
Aurantiamrina, dan
Damar
Asam Kersik,
Damar, dan Logam
Alkali
Agoes
(2010)
Kartasapoetra
(1992)
Gramineae
26
48
Daun Pepaya
Carica papaya
Alkaloida Karpin,
Glukosida Karpasida,
Damar, Enzim
Proteolitik Papain
Kartasapoetra
(1992)
Caricaceae
Universitas Sumatera Utara
49
Daun Selawan
50
Daun Rumput
Manis/Daun Sampun
51
Daun Sipil-sipil
52
Daun Sembung
Sineol, Limonen,
Borneol, dan Kamfer
Kartasapoetra
(1992)
Blumea balsamifera
Compositae
53
Daun Gegaten Harimau
27
Ambri dkk,
(2014)
Vitis quadrangula
Vitaceae
Universitas Sumatera Utara
54
Pala
Myristica fragans
Myristicaceae
55
Minyak Atsiri
Berupa Alfa-pinen,
Limonen, Terpinen,
Mentatrien,
Terpineol, Safrol,
Miristisin
Daun Buntut Naga Cina
Agoes
(2010)
Fernandez
(2015)
Rhaphidophora pinnata
Araceae
56
Kencur
Kaempferia galanga
Zingiberaceae
57
Pati, Mineral,
Minyak Atsiri berupa
Sineol, Asam Metil
Kanil, dan Penta
Dekaan, Etil Ester,
Asam Sinamik,
Borneol, Kamfena,
Paraeumarin, Asam
Asinik, Alkaloid, dan
Gom
Agoes
(2010)
28
Daun Afrika Selatan
Kharimah
dkk,
Vernonia amygdalina
(2016)
Asteraceae
Minyak Karo Aroma serai
Minyak Karo aroma serai dihasilkan dari mencampurkan ekstrak serai
dengan kadar atau jumlah tertentu yang digabungkan dengan bahan pembuatan
Universitas Sumatera Utara
minyak Karo. Bahan yang digunakan mayoritas sama seperti minyak Karo aroma
kelapa Hijau, hanya saja kadar serai yang digunakan lebih banyak. Serai yang
digunakan juga serai wangi, yang menyebabkan minyak Karo tersebut menjadi
dominan aroma serai, dan kehangatannya lebih hangat dari varian minyak Karo
aroma kelapa hijau. Berikut ini bahan-bahan pembuatan minyak Karo Aroma
serai yang ditampilkan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Bahan yang ditambahkan untuk pembuatan minyak Karo aroma Serai
NO
Nama dan Bagian yang
digunakan Serta
Kandungan Aktif
Gambar
Referensi
Pada Bahan
Nama Ilmiah dan
Familia
1
Serai Wangi
Nasution
(2009)
Cymbopogon citratus
Gramineae
29
Minyak Karo Aroma Rempah
Minyak karo aroma rempah berbeda dengan aroma kelapa hijau dan aroma
serai wangi. Pada minyak karo aroma rempah ini didalamnya ditambahkan
seluruh bahan yang telah dimasak lalu dihaluskan dan dibiarkan selama 4 minggu
sebagai tambahannya. Minyak karo aroma rempah ini juga ditambahkan lagi
ekstrak jahe merah dan lada hitam. Karena minyak karo varian ini lebih panas dari
varian yang lain. Berikut bahan-bahannya tambahan yang diguanakan untuk
minyak Karo aroma rempah yang ditampilkan dalam tabel 5.
Tabel 5. Bahan-bahan tambahan pembuatan minyak Karo aroma rempah
Universitas Sumatera Utara
NO
Nama dan Bagian yang
digunakan Serta
Kandungan Aktif
Gambar
Referensi
Pada Bahan
Nama Ilmiah dan
Familia
1
Jahe Merah
Aspan
(2008)
Zingiber officinale
Zingiberaceae
2
Lada Hitam
Piper nigrum
Piperaceae
Minyak Atsiri
berupa Felandren
dan Kariofilen,
Piperin, Minyak
Lemak, dan Pati
Kartasapoetra
(1992)
30
Bahan yang digunakan dalam pembuatan minyak Karo ini memang sudah
dipercaya mempunyai kandungan obat, hal ini dapat dilihat dari buku-buku serta
sumber lainnya yang telah dimuat pada tabel. Bahan yang paling dominan
digunakan adalah minyak kelapa. Semua varian minyak Karo yang diproduksi
CV.Mejuah-juah semuanya menggunakan minyak kelapa. Yang membedakan
adalah bahan tambahan dari setiap variannya yang membuat masing-masing
varian memiliki perbedaan kehangatan serta warna. Penggunaan minyak kelapa
diperuntukkan sebagai minyak yang dicampurkan dengan air rebusan bahanbahan yang telah direbus selama ± 4 jam tersebut.
Jika dihubungkan dengan minyak atsiri, minyak Karo bukanlah minyak
atsiri, karena kandungan minyak pada minyak Karo tersebut diperoleh dari
Universitas Sumatera Utara
minyak kelapa bukan dari minyak yang dikeluarkan sendiri oleh bahan-bahan
yang digunakan dalam pembuatan minyak Karo. Hal ini dapat dilihat dari cara
pembuatan minyak Karo yaitu dengan mencincang semua bahan, lalu semua
bahan dicampurkan, dan setelah itu bahan direbus menggunakan kuali besar
selama ± 4 jam. Lalu bahan-bahan disaring dan dipindahkan ke wadah yang
berbeda yang menyisakan air rebusan, kemudian air rebusan bahan-bahan tersebut
dicampur dengan minyak kelapa.
Sedangkat minyak atsiri didapatkan dari hasil penyulingan. Seperti yang
dikatakan oleh Sastrohamidjojo (2004) Pada umumnya cara penyulingan minyak
atsiri adalah adalah sebagai berikut: uap menembus jaringan tanaman dan
menguapkan semua senyawa yang mudah menguap. Jika hal ini benar, maka
seakan-akan isolasi minyak atsiri dari tanaman dengan cara hidrodestilasi
merupakan proses yang sederhana, hanya membutuhkan jumlah uap yang cukup.
31
Namun kenyataan hal tersebut tidak sesederhana yang kita bayangkan.
Hidrodestilasi atau penyulingan dengan air terhadap tanaman meliputi beberapa
proses.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Minyak Karo yang dibuat oleh CV. Mejuah-juah memiliki 3 varian dan
bahan-bahan yang digunakan mayoritas sama. Pada varian Kelapa hijau
menggunakan 57 Jenis bahan, pada varian Serai wangi ada 58 Jenis bahan, dan
varian rempah-rempah menggunakan 59 jenis bahan dan masing-masing terdiri
dari 25 famili. Dan famili yang paling banyak diguanakan terdiri dari arecaceae
dan zingiberaceae yaitu masing-masing 5 jenis bahan. Bahan yang digunakan
tidak hanya dari daun-daunan namun dari akar dan kulit pohon.
Saran
Harus dilakukan penelitian lanjutan agar hasil identifikasi bahan yang
digunakan lebih akurat.
Universitas Sumatera Utara