Pengaruh Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 (Tarif 1% bagi UMKM) Terhadap Penerimaan Pajak di kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai Chapter III V

BAB III
GAMBARAN DATA

A. Pengertian Pajak
Pengertian Pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir kali dengan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau Badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.
Pengertian Pajak menurut Prof.Dr.P.J.A. Andriani sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut perauturan-peraturan, dengan tidak
mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan
tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.”
Menurut Halim dkk (2014:4) ada dua fungsi pajak yaitu:
1. Fungsi Budgetair
Pajak memberikan sumbangan terbesar dalam penerimaan negara,
kurang lebih 60-70 persen penerimaan pajak memenuhi postur APBN.
Oleh karena itu, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan
pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pengeluaran

pembangunan.
Contoh: penerimaan pajak sebagai salah satu sumber penerimaan APBN.

32

Universitas Sumatera Utara

2. Fungsi mengatur (Regulerend)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur masyarakat atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Contoh:
a. Memberikan intensif pajak (tax holiday) untuk mendorong
peningkatan investasi di dalam negeri.
b. Pengenaan pajak yang tinggi terhadap minuman keras untuk
mengurangi konsumsi minuman keras.
c. Pengenaan tarif pajak nol persen atas ekspor untuk mendorong
pengikatan ekspor produk dalam negeri.

B. Pengertian Pajak Penghasilan
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Direktorat

Jenderal Pajak, 2008), Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan
terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya
dalam tahun pajak. Salah satu jenis dari Pajak Penghasilan adalah PPh 4 ayat
(2) yang bersifat Final bagi Wajib Pajak. Pajak Penghasilan yang bersifat
final ini diperuntukkan kepada Wajib Pajak orang pribadi yang mempunyai
penghasilan dari kegiatan usaha orang lain maupun kegiatan usaha pribadi.
Kegiatan usaha orang pribadi maupun badan yang mempunyai omzet tidak
melebihi 4,8 miliar dalam satu tahun pajak dapat diklasifikasikan sebagai
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pada tahun 2013 pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Tarif 1%
bagi UMKM.

33

Universitas Sumatera Utara

C. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 (PP 46 Tahun 2013)
Salah satu peraturan pajak terbaru, yaitu peraturan Pajak Penghasilan
(PPh) bagi Wajib Pajak dengan omzet tertentu sudah diberlakukan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 (PP No. 46 Tahun 2013).

Peraturan ini berlaku sejak diterbitkan pada tanggal 1 Juli 2013 dan wajib
dilaksanakan per 1 januari 2014. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2013 (PP 46 Tahun 2013) ini adalah Peraturan Pemerintah yang mengatur
tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau
Diperoleh Wajib Pajak yang memiliki Peredaran Bruto tertentu. Tujuan
peraturan ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak
orang pribadi dan badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
usaha

yang

memiliki

peredaran

bruto

tertentu,

untuk


melakukan

penghitungan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan yang terutang,
memberikan pengetahuan tentang perpajakan kepada masyarakat bahwa
pajak itu tidak sulit dengan tarif yang sederhana, dengan membayar pajak
hanya 1%.
Setiap Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan usaha dan Wajib
Pajak Badan dengan omzet tidak melebihi 4.8 miliar dikenakan PPh final
dengan tarif 1% dari penjualannya. Omzet yang tidak melebihi 4.8 miliar
dikenakan tarif 1% ini dapat diklasifikasikan sebagai Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). UMKM diatur dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Pemerintah mempertimbangkan atas pengenaan Pajak Penghasilan
dengan tarif 1% dari setiap bulan peredaran usaha yang dihasilkan dan

34

Universitas Sumatera Utara


bersifat final terhadap UMKM yang telah tercantum dalam penjelasan umum
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 yaitu kesederhanaan dalam
pembungutan pajak, berkurangnya beban administrasi bagi Wajib Pajak
maupun Direktorat Jenderal Pajak, serta memperhatikan perkembangan
ekonomi moneter. Pengenaan PPh yang bersifat Final ini bermakna setelah
melakukan pelunasan PPh 1% yang dihitung dari peredaran bruto setiap
bulan, maka kewajiban pajak atas penghasilan tersebut telah dianggap selesai
dan final. Dengan mengenakan PPh Final berdasarkan tarif 1%.

D.

Subjek dan Objek Pajak Penghasilan sesuai PP 46 Tahun 2013
1. Subjek Pajak Penghasilan sesuai PP 46 Tahun 2013
Yang menjadi Subjek Pajak Penghasilan sesuai PP 46 tahun 2013,
adalah:
a. Orang Pribadi;
b. Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang
menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto
(omzet) yang tidak lebih dari Rp 4.800.000.000,00 dalam 1
(satu) tahun pajak.

Pengecualian Subjek Pajak Penghasilan sesuai PP Nomor 46 Tahun
2013, adalah:
a. Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan
dan/atau jasa yang menggunakan sarana yang dapat dibongkar
pasang dan menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk

35

Universitas Sumatera Utara

kepentingan umum. Misalnya: pedagang keliling, pedagang
asongan, warung tenda di area kaki lima, dan sejenisnya;
b. Badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi secara komersial
memperoleh peredaran bruto (omzet) melebihi Rp 4,8 miliar.
2. Objek Pajak Penghasilan sesuai PP 46 Tahun 2013
Dalam Pasal 2 PP 46 Tahun 2013 ini menyebutkan yang menjadi
objek pajak peraturan ini adalah sebagai berikut:
a. Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu, dikenai Pajak

Penghasilan yang bersifat final.
b. Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah Wajib

Pajak yang memenuhi

kriteria sebagai berikut:
1) Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan tidak
termasuk bentuk usaha tetap; dan
2) menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan
dari

jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan

peredaran bruto tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat
miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
c. Tidak termasuk Wajib Pajak orang pribadi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa dalam usahanya:


36

Universitas Sumatera Utara

1) menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar
pasang, baik yang menetap maupun tidak menetap; dan
2) menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan
umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau
berjualan.
d. Tidak termasuk Wajib Pajak badan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) adalah:
1) Wajib Pajak badan yang belum beroperasi secara komersial;
atau
2) Wajib Pajak badan yang dalam jangka 1 (satu) tahun setelah
beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto
melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta
rupiah).
Yang Bukan Objek Pajak Penghasilan sesuai PP Nomor 46 Tahun
2013 harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Penghasilan dri jasa sehubungan dengan Pekerjaan bebas, seperti:

dokter, advokat/pengacara, akuntan, notaris, PPAT, arsitek,
pemain musik, pembawa acara;
2) Penghasilan dari usaha yang dikenai PPh Final (Pasal 4 ayat (2)),
seperti: sewa kamar kost, sewa rumah, jasa konstruksi
(perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan), PPh usaha migas,
dan lain sebagainya

yang diatur berdasarkan Peraturan

Pemerintah itu sendiri.

37

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI

A. Tata Cara Pembayaran Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
a. Tata Cara Pembayaran

Pada tanggal 1 Januari 2016, pemerintah telah menetapkan sistem
pembayaran dengan menggunakan SSE (Surat Setoran Elektronik).
Sebelumnya pembayaran PP 46 ini dilakukan secara manual dengan
menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak). SSE pajak online atau aplikasi
surat setoran elektronik ini akan menerbitkan kode billing ( ID billing) yang
telah diberikan dapat digunakan Wajib Pajak (orang pribadi maupun badan)
untuk pembayaran pajak secara online. Berikut tata cara yang dilakukan
untuk pembayaran PP 46 Tahun 2013 (Tarif 1% bagi UMKM) melalui ebilling.
1) Ketikkan alamat sse.pajak.go.id dan pilih “Daftar baru”.
2) Setelah memilih “daftar baru”, Wajib Pajak akan diminta untuk mengisi
nomor NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) serta alamat email dan juga
nama user ID nya, lalu simpan.
3) Setelah itu, periksalah email Anda dan lakukan proses aktivasi dengan
mengklik link aktivasi akun. Link aktivasi akan kadaluarsa dalam jangka
tiga hari. Lakukanlah proses registrasi ulang jika anda lupa untuk
mengaktifkan link akun Anda.

38

Universitas Sumatera Utara


4) Registrasi e-billing Anda selesai dan proses pembayaran pajak melalui ebilling sudah dapat Anda lakukan.
Selain itu pembuatan kode billing atau ID billing juga dapat diperoleh
dari ATM Mandiri dan ATM BCA, berikut tata cara yang harus dilakukan
Wajib Pajak:
1) Pilih menu: Bayar/Beli;
2) Pilih menu: Lainnya;
3) Pilih menu: Penerimaan Negara;
4) Pilih menu: Buat ID billing pajak;
5) Pilih menu: Masukkan nomor NPWP anda;
6) Pilih menu: PPh Final Bruto Tertentu;
7) Masukkan Masa Pajak dan Tahun Pajak;
Contoh: Untuk Masa: Maret 2017, tulis 032017
8) Masukkan Jumlah pajak yang harus dibayar;
9) Kemudian muncul NPWP dan Nama Wajib Pajak, Pilih menu dan
lanjutkan pembayaran “YA”;
10) Transaksi telah selesai. Simpan Struk pembayaran.

b. Contoh Kasus Perhitungan Pajak PP 46
Andini adalah seorang pedagang roti yang NPWP nya baru terdaftar di
KPP Pratama Binjai pada tanggal 2 Januari 2016. Peredaran bruto
Andini dari usahanya yang menjual roti di bulan Januari 2016 sebesar
Rp 16.000.000,-. Bagaimana cara menghitung Pajak Penghasilannya?
Jawab:

39

Universitas Sumatera Utara



Penghasilan bruto Andini disetahunkan:
Rp 16.000.000,- x 12 = Rp 192.000.000,-



Karena setelah disetahunkan penghasilan bruto Andini masih di
bawah Rp 4.800.000.000,- maka Andini dikenakan PPh Final Pasal 4
ayat (2) berdasarkan PP 46 Tahun 2013.



Besarnya PPh Final Pasal 4 ayat (2) adalah: 1% x Rp 16.000.000,- =
Rp 160.000,-/bulan



Jadi Andini harus menyetor PPh Final Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp
160.000,-/bulan yang pembayarannya

dilakukan setiap bulan

selambat-lambatnya sampai tanggal 15 bulan berikutnya. Jika sudah
melakukan pembayaran artinya Anndini juga telah melaporkan PP 46
nya.


Andini termasuk sebagai pedagang yang UMKM karena penghasilan
bruto Andini setelah disetahunkan masih dibawah Rp 4.800.000.000,-

B. Klasifikasi Wajib Pajak yang membayar PP 46 Tahun 2013
Klasifikasi Wajib Pajak yang membayar PP 46 Tahun 2013 terdapat
dalam Peraturan itu sendiri di Pasal 2, yaitu:
1. Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
yang memiliki peredaran bruto tertentu, dikenal Pajak Penghasilan yang
bersifat final;
2. Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah Wajib Pajak yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:

40

Universitas Sumatera Utara

a. Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan tidak termasuk
bentuk usaha tetap; dan
b. menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari
jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto
tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta
rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
3. Tidak termasuk Wajib Pajak orang pribadi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan
usaha perdagangan dan/atau jasa yang dalam usahanya:
a. menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang,
baik yang menetap maupun tidak menetap; dan
b. menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan
umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan.
4. Tidak termasuk Wajib Pajak badan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah:
a. Wajib Pajak badan yang belum beroperasi secara komersial; atau
b. Wajib Pajak badan yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah
beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi
Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).

41

Universitas Sumatera Utara

C. Pengaruh PP 46 Tahun 2013 terhadap Penerimaan Pajak di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai
Tabel 4.1 Pengaruh Wajib Pajak Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Binjai
Tahun
2014
2015
2016
Juni 2017
Pajak
121.075
137.497
148.476
Total WP
Total
427.869.263.998 587.347.033.378 520.323.136.715
Penerimaan
Jumlah WP
PP46
1.603
2.336
3.820
(UMKM)
Total
Penerimaan
5.202.449.535
9.624.393.724
11.813.647.732
PP46
(UMKM)
Sumber: Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Binjai, 2017

152.187
206.232.284.893
3.410

7.345.087.692

Dari keterangan Tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan
pajak yang berasal dari PP 46 mengalami peningkatan dari tahun 2014 sampai
Juni tahun 2017. Pada tahun 2014 total keseluruhan Wajib Pajak yang terdarftar
di KPP Pratama Binjai sebanyak 121.075WP. Lalu pada tahun 2015 jumlah
Wajib Pajak yang terdaftar meningkat menjadi 137.497WP. Pada tahun 2016
terjadi peningkatan Wajib Pajak yang terdaftar yaitu menjadi 148.476WP, hingga
sampai Juni 2017 Wajib Pajak di KPP Pratama Binjai meningkat menjadi 152.187WP
yang terdaftar. Begitu pula dengan total penerimaan di KPP Pratama Binjai meningkat
pada tahun 2014-2015, sementara mengalami oenurunan di tahin 2015-2016. Dalam
penerimaan PP 46 di KPP Pratama Binjai, total Wajib Pajak yang terdaftar dalam
pembayaran PP 46 di KPP Pratama Binjai terus meningkat, tahun 2014 jumlah Wajib
Pajak yang terdaftar sebanyak 1.603WP, meningkat di tahun 2015 menjadi 2.336WP
yang terdaftar, terus meningkat pada tahun 2016 menjadi 3.820WP yang terdaftar, dan
sampai bulan Juni 2017 Wajib Pajak yang terdaftar sebagai PP 46 tarif 1% sebanyak
3.410 WP.

42

Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.1 Persentase Kenaikan Penerimaan Terhadap PP 46 di KPP Pratama
Binjai

Berikut penjelasan presentase penerimaan pajak dari PP 46 dari diagram
4.1 diatas:
a. Dari tahun 2014 (1,2%) ke tahun 2015 (1,6%) mengalami peningkatan sebesar
0,4%;
b. Dari tahun 2015 (1,6%) ke tahun 2016 (2,0%) mengalami peningkatan sebesar
0,4%;
c. Dari tahun 2016 (2,0%) ke Juni tahun 2017 (3,5%) mengalami peningkatan
sebesar 1,5%.
Jumlah Wajib Pajak PP 46 dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan Jumlah Wajib Pajaknya dari tahun 2014 ke tahun 2016 meningkat
1% tiap tahunnya. Pada awal tahun 2017 sampai pertengahan tahun (bulan Juni)
tahun 2017 mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dikarenakan adanya
program Tax Amnesty yang meningkatkan kesadaran para Wajib Pajak
terkhususnya pengusaha UMKM untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

43

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Jumlah Wajib Pajak UMKM Pedagang Eceran
Daftar UMKM Pedagang eceran makanan dan minuman di KPP Pratama
Binjai (4 tahun terakhir) sebagai berikut:
Tahun Pajak

2014

2015

2016

Juni 2017

Jumlah WP UMKM
412 WP
725 WP
1245 WP 1376 WP
KLU 47111
Sumber: Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Binjai, 2017
Dari penjelasan tabel di atas yang berisikan tentang jumlah
Wajib Pajak UMKM Pedagang eceran makanan dan minuman yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dapat disimpulkan
bahwa dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami peningkatan dan dari
tahun 2015 ke tahun 2017 mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Hal ini menjelaskan bahwa kesadaran para pengusaha UMKM dalam
mendaftarkan diri dan melaksanakan kewajiban perpajakannya dari tahun
ke tahun semakin meningkat.

44

Universitas Sumatera Utara

D. Masalah – masalah yang timbul dari Pembayaran PP 46 Tahun 2013 di
KPP Pratama Binjai
Penerapan tarif 1% atas pembayaran Pajak PP 46 menimbulkan masalah
tersendiri kepada Wajib Pajak tertentu. Wajib Pajak tertentu yang dimaksud
adalah Wajib Pajak kalangan menengah ke bawah dengan penghasilan di
bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Penerapan tarif pajak kepada
Wajib Pajak dengan penghasilan dibawah PTKP atau Wajib Pajak dengan
penghasilan di atas PTKP adalah sama, yakni 1%. Bagi Wajib Pajak dengan
penghasilan di bawah PTKP merasa diberatkan karena penerapan tarif yang
dianggap kurang adil ini. Yang dimaksud dengan kurang adil adalah bagi
Wajib Pajak dengan penghasilan di atas PTKP pengenaan tarif pajak UMKM
nya sama dengan Wajib Pajak yang penghasilannya di bawah PTKP, yaitu 1%
saja.
Sebelum dikeluarkannya PP 46 tahun 2013, pemungutan pajak terhadap
Wajib Pajak UMKM memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak, hal ini dilihat
dari penghasilan pengusaha UMKM tersebut, apakah di bawah PTKP atau
melebihi batas PTKP. Bagi pengusaha UMKM dengan penghasilan di bawah
PTKP tidak dikenakan pajak. Namun setelah dikeluarkannya PP 46 Tahun
2013 ini, pengenaan tarifnya terhadap pengusaha UMKM sama. Disisi lain,
penerapan tarif 1% ini memiliki keuntungan tersendiri bagi pengusaha
UMKM. Pengusaha UMKM diberikan kemudahan dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Para pengusaha UMKM hanya perlu mengalikan
jumlah Peredaran Netto usahanya dengan tarif 1%.

45

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dari penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh penulis dapat
disimpulkan:
1. Pembayaran Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 dapat
dilakukan dengan menggunakan sistem e-billing, kantor pos, bank,
ATM BCA dan ATM Mandiri.
2. Berikut klasifikasi yang membayar PP 46 adalah wajib pajak yang
dikenakan PPh Final, Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dengan
penghasilan Bruto tidak lebih dari Rp 4.800.000.000, Wajib Pajak yang
dikecualikan yaitu Wajib Pajak dengan sarana bongkar pasang, badan
yang belum beroperasi secara komersial dan badan yang telah
beroperasi secara komersial namun penghasilan brutonya tidak
melebihi Rp 4.800.000.000 pertahun.
3. Wajib Pajak UMKM dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
sangat signifikan. Hal ini terjadi karena Tax Amnesty dan kesadaran
Wajib Pajak para pengusaha UMKM dalam mendaftarkan diri dan
melaksanakan kewajiban perpajakannya dari tahun ke tahun semakin
meningkat.
4. Pengenaan tarif PP 46 ini tidak memperhatikan keadaan diri Wajib
Pajak. Tarif yang dikenakan pada pengusaha UMKM yang
penghasilannya di bawah PTKP ataupun yang melebihi batas PTKP

46

Universitas Sumatera Utara

adalah sama yakni 1%. Walaupun hal ini dianggap kurang adil oleh
pengusaha UMKM yang penghasilannya di bawah PTKP tetapi
kebijakan tarif 1% ini sebenarnya memberikan kemudahan bagi
pengusaha UMKM untuk menghitung pajaknya dimana penghasilan
bruto pertahunnya hanya dikalikan 1% saja.

B. Saran
Adapun yang menjadi saran penulis adalah sebagai berikut:
1. Direktorat Jenderal Pajak diharapkan semakin meningkatkan
sosialisasi kepada Wajib Pajak Orang Pribadi maupun badan yang
menjalankan kegiatan (UMKM) Usaha Mikro Kecil dan
Menengah mengenai cara pembayaran Pajak

menggunakan e-

billing.
2. Diharapkan agar DJP menghasilkan program-program kerja
terbaru seperti yang sebelumnya dimana kesadaran Wajib Pajak
semakin meningkat dengan signifikan dikarenakan adanya
program

Tax

Amnesty.

Penulis

mengharapkan

agar

DJP

mengadakan program terbaru yang dapat meningkatkan kesadaran
wajib pajak.
3. Pemungutan pajak terhadap Wajib Pajak UMKM memperhatikan
keadaan diri Wajib Pajak, hal ini dilihat dari penghasilan
pengusaha UMKM tersebut, apakah di bawah PTKP atau melebihi
batas PTKP. Penulis menyarankan agar DJP memberikan batasan
tarif bagi pengusaha yang penghasilannya di bawah PTKP dan di
atas PTKP. Agar pengusaha UMKM dengan penghasilan di bawah
PTKP bisa mendapatkan keringanan.

47

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Dampak Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Dan Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 4 Ayat 2pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

14 149 189

Peran Jurusita Pajak Dalam Pelaksanaan Tindakan Penagihan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

5 100 67

Pelaksanaan Penagihan Tunggakan Pajak Terhadap Wajib Pajak Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

0 59 65

Pelaksanaan Pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Secara Online dalam Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 59 68

Peranan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang (KPKNL) Dalam Penanganan Piutang Negara Macet Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 (Penelitian Di Kantor Pelayanan Kekayaannegara Dan Lelang Medan)

2 63 147

Pengaruh Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajb Pajak Yang Memiliki Predaran Bruto Tertentu Terhadap Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

3 57 83

Pengaruh Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 (Tarif 1% bagi UMKM) Terhadap Penerimaan Pajak di kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 7

Pengaruh Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 (Tarif 1% bagi UMKM) Terhadap Penerimaan Pajak di kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 18

Pengaruh Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 (Tarif 1% bagi UMKM) Terhadap Penerimaan Pajak di kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 13

Pengaruh Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 (Tarif 1% bagi UMKM) Terhadap Penerimaan Pajak di kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 1