HUKUM WAKAF

Widhi handoko

M
U
F
K
A
U
H AK
W

DASAR HUKUM
• UU No 41 Tahun 2004 tentang
Wakaf
• PP No 28 Tahun 1977

PENGERTIAN
• Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk
memisahkan dan atau menyerahkan sebagian harta
benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau
untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan

kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau
kesejahteraan umum menurut syariah.
• Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda
miliknya.
• Nazhir adalah pihak yang menerima harta wakaf dari
wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan
peruntukkannya.
• Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) adalah
Pejabat berwenang yang ditetapkan oleh Menteri untuk
membuat akta ikrar wakaf.

KETENTUANKETENTUAN WAKAF






Harta wakaf tidak dapat dipindahkan kepada orang
lain, baik dengan dijualbelikan, diwariskan atau

dihibahkan.
Harta wakaf terlepas kepemilikannya dari Waqif
(orang yang berwakaf ).
Tujuan wakaf harus jelas dan termasuk amal kebaikan
menurut pandangan Islam.
Harta wakaf dapat dikuasakan kepada pengawas
yang mempunyai hak untuk ikut menikmati harta
wakaf sekedar perlunya dan tidak berlebih-lebihan.
Harta wakaf dapat berupa tanah dan lain sebagainya
yang tahan lama, tidak musnah seketika setelah
dipergunakan.

UNSUR-UNSUR WAKAF
1. Ada orang yang berwakaf ( Waqif )
Menurut Pasal 7 UU No 41 Tahun 2004, waqif meliputi
:Perseorangan, Organisasi, Badan hukum.

2. Ada harta yang diwakafkan ( Mauquf )
Pasal 15 UU No 41 Tahun 2004 menyatakan, harta benda
hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh

Waqif secara sah.

3. Ada tempat ke mana diwakafkan harta itu / tujuan
wakaf ( Mauquf’alaih )
4. Ada akad / pernyataan wakaf ( sighat )
5. Ada pengelola wakaf ( Nazhir )
Dalam Pasal 9 UU No 41 Tahun 2004 menyebutkan Nazhir
meliputi : Perseorangan, -Organisasi, -Badan hukum.

6. Ada jangka waktu yang tidak terbatas.

MACAM-MACAM HARTA
BENDA WAKAF
A. benda tidak bergerak, meliputi :

– Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar.
– bangunan atau sebagian bangunan yang berdiri diatas tanah
sebagaimana tersebut pada angka 1 tersebut diatas.
– tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah.
– hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.
– benda tidak bergerak lainnya sesuai dengan ketentuan syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. benda bergerak, meliputi








uang
logam mulia
surat berharga
kendaraan
hak kekayaan intelektual
hak sewa
benda bergerak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, seperti mushaf, buku dan kitab.

PERUNTUKKAN HARTA BENDA
WAKAF
• Sarana dan kegiatan ibadah;
• Sarana dan kegiatan pendidikan serta
kesehatan;
• Bantuan kepada fakir miskin, anak
terlantar, yatim piatu, beasiswa;
• Kemajuan dan peningkatan ekonomi
umat dan/atau
• Kemajuan kesejahteraan umum lainnya
yang tidak bertentangan dengan syariah
dan peraturan perundang-undangan.

HAK ATAS TANAH YANG BISA
DIWAKAFKAN

• Hak Milik atas tanah baik yang sudah terdaftar atau
yang belum.

• Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pakai
atas tanah yang sudah ditingkatkan menjadi Hak
Milik.
• Hak Milik atas satuan rumah susun sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
• Tanah Negara yang di atasnya berdiri bangunan
mesjid atau makam;
• Seluruh hak atas tanah dimaksud dapat diwakafkan
apabila dimiliki dan dikuasai oleh wakif secara sah,
tidak dalam sitaan, sengketa dan tidak sedang
dijaminkan di bank.

PERSYARATAN UNTUK
MENDAFTARKAN TANAH
WAKAF
1. Sertipikat hak atas tanah yang bersangkutan atau tanda bukti pemilikan
tanah lainnya;
2. Surat pernyataan dari yang bersangkutan bahwa tanahnya tidak dalam
sengketa, ikatan, sitaan dan tidak dijaminkan di bank yang diketahui oleh

Kepala Desa, atau pejabat lain yang setingkat, yang diperkuat oleh Camat;
3. Akta Ikrar Wakaf atau Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf.
4. Lihat SPOPP.




Harta benda wakaf dilarang dijadikan : jaminan, disita, dihibahkan, dijual,
diwariskan, ditukar, atau dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.
Harta benda wakaf hanya dapat diubah peruntukkannya, bila digunakan
untuk kepentingan umum sesuai RUTR, setelah memperoleh izin tertulis
dari Menteri atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia;
Harta benda wakaf yang sudah diubah statusnya, wajib ditukar dengan
harta benda yang bermanfaat dan nilai tukarnya sama dengan benda
wakaf semula.

TATACARA PENDAFTARAN
SERTIPIKAT TANAH WAKAF
• Dilakukan berdasarkan Akta Ikrar Wakaf atau Akta Pengganti
Akta Ikrar Wakaf;

• Terhadap tanah yang sudah berstatus hak milik didaftarkan
menjadi tanah wakaf atas nama nazhir;
• Terhadap tanah Hak Milik yang diwakafkan hanya sebagian
dari luas keseluruhan, harus dilakukan pemecahan sertipikat
hak atas tanah dahulu, kemudian didaftarkan menjadi tanah
wakaf atas nama nazhir.
• Terhadap tanah yang belum berstatus hak milik, yang
berasal dari bekas tanah milik adat dapat langsung
didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama nazhir.
• Terhadap tanah yang sudah terdaftar dengan hak-hak lain,
ditingkatkan haknya menjadi hak milik, kemudian
didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama nazhir.
• Terhadap tanah Negara yang di atasnya berdiri bangunan
mesjid, mushola, makam, didaftarkan menjadi tanah wakaf
atas nama nazhir.
• Kepala Kantor Pertanahan setempat mencatat perwakafan
tanah-tanah yang bersangkutan pada buku tanah dan
sertipikatnya.

STANDAR PROSEDUR OPERASI PENGATURAN DAN PELAYANAN

SERTIPIKAT WAKAF UNTUK TANAH TERDAFTAR
• -Dasar Hukum :
– Undang-Undang No. 5 Tahun 1960.
– Undang-Undang No. 21 Tahun 1997 Jo. Undang-Undang No. 20 Tahun
2000.
– Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.
– Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997.
– Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2001 Tentang BPHTB.
– Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1997.
– Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2002.
– Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 600-1900, tanggal
31-07-2003.
– Keputusan Bersama Menteri Negara Agama RI dan BPN No. 422/2004,
tanggal 19-10-2004, No. 3/SKB/BPN/2004.

• -Persyaratan :









Surat Permohonan.
Akta Ikrar Wakaf atau Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf.
Sertipikat Hak Milik Asli.
Surat Pengesahan Nadzir.
Surat Kuasa, jika permohonannya dikuasakan.
Identitas Wakil (fotokopy KTP yang dilegalisir oleh pejabat berwenang).
Identitas Nadzir (fotokopy KTP yang dilegalisir oleh pejabat berwenang).

STANDAR PROSEDUR OPERASI PENGATURAN DAN PELAYANAN
SERTIPIKAT WAKAF UNTUK TANAH BELUM TERDAFTAR
• Dasar Hukum :








Undang-Undang No. 5 Tahun 1960.
Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997.
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1997.
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2002.
Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 600-1900,
tanggal 31-07-2003.

• Persyaratan :

– Surat Permohonan.
– Identitas diri pemohon dan atau kuasanya (fotokopy KTP dan KK yang
masih berlaku dilegalisir oleh pejabat berwenang).
– Surat Kuasa, jika permohonannya dikuasakan.
– Bukti tertulis yang membuktikan adanya hak yang bersangkutan,
yaitu :
– Surat tanda bukti Hak Milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan
Swapraja yang bersangkutan, atau
– Sertipikat Hak Milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri
Agraria Nomor : 9 Tahun 1959, atau
– Surat Keputusan Pemberian Hak Milik dari Pejabat yang berwenang,
baik sebelum ataupun sejak berlakunya UUPA, yang disertai
kewajiban untuk mendaftarkan hak yang diberikan, tetapi telah
dipenuhi kewajiban yang disebut di dalamnya, atau

• Petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding
Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor : 10 Tahun
1961, atau
• Akta Pemindahan Hak yang dibuat di bawah tangan yang dibubuhi
tanda kesaksian oleh Kepala Adat/Kepala Desa/Kelurahan yang dibuat
sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dengan disertai alas hak
yang dialihkan, atau
• Akta Pemindahan Hak Atas Tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya
belum dibukukan dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau
• Akta Ikrar Wakaf/Surat Ikrar Wakaf yang dibuat sebelum atau sejak
mulai dilaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor : 28 Tahun 1977
dengan disertai alas hak yang diwakafkan, atau
• Risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang berwenang, yang
tanahnya belum dibukukan dengan disertai alas hak yang dialihkan,
atau
• Surat penunjukkan atau pembelian kaveling tanah pengganti tanah
yang diambil oleh Pemerintah Daerah, atau
• Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dengan disertai alas hak yang
dialihkan, atau
• Lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal II, VI dan VII ketentuan-ketentuan
Konversi UUPA.
• Surat-surat bukti kepemilikan lainnya yang terbit dan berlaku sebelum
diberlakukannya UUPA, atau
• Foto copy SPPT PBB tahun berjalan

SEKIAN
&
TERIMA KASIH