Hubungan kehilangan tulang alveolar terhadap kebiasaan menyirih pada wanita karo pengungsi Sinabung ditinjau secara radiografi panoramik

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kebiasaan mengunyah sirih berasal dari Benua Asia terutama India dan menyebar ke Asia
Tenggara tepatnya di China, Vietnam, Myanmar, Thailand, Kamboja, Malaysia, Sumatera, dan
Bali. Menyirih juga merupakan kebiasaan masyarakat Tanah Karo yang sering dilakukan untuk
mengisi waktu luang.1,2
Menyirih merupakan proses meramu campuran dari bahan – bahan yang telah dipilih dan
dibungkus kemudian dikunyah kurang lebih 30 menit. Bahan menyirih ini terdiri dari berbagai
macam mulai dari pinang, gambir, sirih dan tembakau. Kebiasaan menyirih tidak beda dengan
merokok , minum teh atau kopi kebiasaan ini sangat sulit untuk dihilangkan dan menimbulkan
kecanduan.1Ada sumber yang mengatakan bahwa menyirih memiliki dampak positif karena
bahan yang digunakan mengandung antiseptik yang dapat memperkuat gigi. Disamping itu sirih
dapat mengurangi karies dan menjaga kesehatan mulut. 2
Efek negatif menyirih lebih banyak daripada efek positifnya, efek negatif menyirih dapat
mengakibatkan penyakit periodontal atau gusi. Efek negatif dari menyirih terhadap gigi dan
gingiva dapat menimbulkan stein, dan penyakit periodontal. Oral hygine yang buruk dapat

menyebabkan penumpukan kalkulus karena ramuan sirih dapat membuat suasana rongga mulut
menjadi basa. Silikat yang terdapat di dalam daun tembakau dan pengunyahan dalam waktu lama
akan dapat mengikis elemen gigi sampai gingiva.3
Jaringan periodontal sangat perlu dipelihara karena merupakan sistem fungsional yang
mengelilingi gigi dan melekat pada tulang rahang agar tidak terlepas dari soketnya. Jaringan
periodontal terdiri dari gingiva, cemento, ligamen periodontal dan tulang alveolar. Menurut
penelitian dari Welmince Oktofina Fatlolona bahwa 42 orang papua yang menyirih 32(76,2%)
orang memiliki oral hygine yang buruk dan 10(23,8%) orang memiliki oral hygine yang sangat
buruk.1
Pada saat ini belum diketahui apakah menyirih dapat mengakibatkan kehilangan tulang
alveolar pada masyarakat Tanah Karo sehingga peneliti ingin meneliti hubungan kehilangan

Universitas Sumatera Utara

tulang alveolar terhadap kebiasaan menyirih pada wanita karo pengungsi Sinabung ditinjau
secara radiografi panoramik.

1.2

Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
-

Bagaimana gambaran kehilangan tulang alveolar pada masyarakat Tanah Karo yang
menyirih ditinjau secara radiografi panoramik

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :
-

Untuk mengetahui gambaran kehilangan tulang alveolar pada masyarakat Tanah Karo yang
ditinjau secara radiografi panoramik

1.4

Manfaat Penelitian


Manfaat teoritis :


Menambah pengetahuan dokter gigi / tenaga medis mengenai kehilangan tulang



alveolar ditinjau secara radiografi panoramik pada penyirih



penyakit periodontal

Menambah pengetahuan masyarakat tanah karo akan bahaya menyirih dan bahayanya

Mengedukasi dokter gigi terhadap resiko bahaya akan kehilangan tulang alveolar

Manfaat praktis :





Pedoman bagi dokter gigi / tenaga medis dalam melakukan perawatan kehilangan
tulang alveolar pada penyirih
Merperkenalkan masyarakat terhadap radiologi dental
Agar masyarakat lebih menjaga oral hygine

Universitas Sumatera Utara