Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Melalui Daftar Negatif Investasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai landasan filosofis bangsa Indonesia yang mengandung
cita-cita luhur dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam
menjalankan perekonomian bangsa Indonesia. Cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan bangsa
Indonesia adalah untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945
(selanjutnya disebut UUD NRI Tahun 1945) bahwa Perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
Negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat yang adil makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 harus diwujudkan melalui
pembangunan perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi. Wujud
pembangunan ekonomi tersebut dapat dilakukan melalui penanaman modal.
Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik
oleh penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik
Indonesia. 1 Kegiatan penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan untuk
melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam

modal dalam negeri menggunakan modal dalam negeri. Penanaman modal dalam

1

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Pasal 1 Angka 1

1
Universitas Sumatera Utara

negeri dilakukan salah satunya dilakukan melalui kegiatan usaha mikro kecil
menengah dan koperasi (selanjutnya disebut UMKMK), dimana pelaku ekonomi
nasional yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan
perekonomian karena kegiatan usahanya mampu memperluas lapangan pekerjaan
dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas kepada masyarakat.
Usaha mikro, kecil, menengah (selanjutnya disebut UMKM) umumnya
dikenal sebagai usaha yang memiliki kriteria sebagaimana diatur dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(selanjutnya disebut Undang-Undang UMKM). UMKM bertujuan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun
perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. 2 Usaha
kecil menengah dan koperasi di dunia internasional dikenal dengan istilah Small

and Medium Enterprise (SMEs), secara umum memiliki kondisi yang serupa di
seluruh dunia. Pelaku usaha ini tergolong mereka yang berjumlah banyak di
semua negara, dan cenderung memberikan kontribusi yang signifikan dalam
perekonomian negara tersebut. 3
Peningkatkan investor asing di era globalisasi tentunya akan memberikan
suatu persaingan bagi UMKMK yang seharusnya mendorong UMKM untuk lebih
mengembangkan kualitas. Namun perlu diberikan suatu bentuk perlindungan
hukum bagi para pelaku usaha UMKMK dalam hal ini sebagai cara agar dapat
bersaing dalam perekonomian global. Undang-undang tentang penanaman modal

2

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah dan

Koperasi.
3

Nasroen Yasabari dan Nina Kurnia Dewi, PENJAMINAN KREDIT, Mengantar UKMK
Mengakses Pembiayaan (Bandung : PT. Alumni, 2007) hlm. 78-79


2
Universitas Sumatera Utara

mencantumkan daftar negatif investasi sebagai daftar yang akan menjadi panutan
untuk pelaku penanam modal untuk berinvestasi di Indonesia. Teori dari A. Lewis
(suplai tenaga kerja tak terbatas), kondisi kelebihan tenaga kerja di pedesaan akan
menciptakan arus manusia terus menerus dari pedesaan ke perkotaan. Apabila
kegiatan diperkotaan tidak mampu menyerap pendatang-pendatang tersebut,
jumlah pengangguran akan meningkat dan akan muncul banyak masalah sosial
terkait di perkotaan. Oleh sebab itu kegiatan-kegiatan nonpertanian di pedesaan,
terutama industri sangat diharapkan berfungsi sebagai sumber penyerapan
kelebihan penawaran tenaga kerja di sektor pertanian, sehingga bisa membatasi
arus migrasi ke perkotaan; dalam hal ini UMKM di pedesaan dapat memainkan
peranan yang krusial. 4
Perwujudan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD
NRI Tahun 1945 perlu dilaksanakan suatu pembangunan ekonomi nasional yang
berkelanjutan

dan berlandaskan demokrasi ekonomi untuk mencapai tujuan


bernegara. Bahwa dalam menghadapi perubahan perekonomian global dan
keiikutsertaan Indonesia dalam berbagai kerjasama internasional perlu diciptakan
iklim penanaman modal yang kondusif, promotif, memberikan kepastian hukum,
keadilan dan efisien dengan tetap memperhatikan ekonomi nasional. Oleh sebab
itu penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian
nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pembangunan
ekonomi

4

meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi

nasional

Tulus Tambunan, UMKM di Indonesia (Bogor:Ghalia Indonesia, 2009) hlm.16.

3
Universitas Sumatera Utara


mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan serta mewujudkan kesejahteraan
rakyat.
UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan
kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan
dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas
nasional. Usaha kecil menengah juga berperan sebagai salah satu sumber penting
bagi pertumbuhan PDB dan ekspor nonmigas, khususnya ekspor barang
manufaktur. 5
Dinamika UMKM sendiri telah memberikan sumbangan yang signifikan
terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia. 6 Menurut laporan World
Bank (2005), gerak UMKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan lapangan
pekerjaan. UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan
pasang surut dan arah permintaan pasar. UMKM juga mampu menciptakan
lapangan

pekerjaan

lebih


cepat

sektor

usaha

lainnya

serta

cukup

terdiversifikasikan dan memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan
perdagangan. 7
UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus
memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan
seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha
ekonomi rakyat, dan tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha
5


Tulus Tambunan, Perekonomian Indonesia Beberapa masalah Penting (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2003), Hlm. 307.
6
Rachma Fitriati, Menguak Daya Saing UMKM Industri Kreatif (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2015) hlm. 3
7
Ibid.

4
Universitas Sumatera Utara

Milik Negara. 8 Tiga pilar utama dalam sistem perekonomian Indonesia yang
berfungsi sebagai penyangga perekonomian yaitu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), termasuk UMKM, dan koperasi
yang mempunyai peranan yang masing-masing sangat spesifik sesuai dengan
kapasitasnya. 9
Upaya

peningkatan penanaman modal di Indonesia dalam rangka


pelaksanaan komitmen negara Indonesia yang tergabung dalam Association of
Southest Asian Nation / ASEAN Economic Community (AEC) dengan berbagai
fasilitas dan beberapa kemudahan yang diberikan kepada para penanaman modal
asing maupun dalam negeri, maka pemerintah juga menetapkan bidang usaha
atau jenis usaha yang terbuka bagi kegiatan penanaman modal dan bidang usaha
atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan yang
termuat dalam daftar negatif investasi. Pengaturan tentang daftar negatif investasi
tersebut dicantumkan dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan
Persyaratan (selanjutnya disebut Perpres Nomor 39 Tahun 2014).
Daftar Negatif Investasi (DNI) sendiri merupakan bagian dalam hukum
penanaman modal yang didalamnya dicantumkan tentang bidang-bidang usaha
yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan yang diatur
dalam Perpres Nomor 39 Tahun 2014. Saat ini juga telah dibahas tentang revisi
Perpres tersebut, lalu apakah dengan adanya pembatasan penanaman modal dalam
Perpres Nomor 39 Tahun 2014 tersebut memberikan perlindungan bagi UMKMK
8

Suhardi, Hukum Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia
(Jakarta:PT.Akademia,2012), hlm. 5.

9
Tulus Tambunan, Op.Cit., Hlm.164.

5
Universitas Sumatera Utara

Pengembangan penanaman modal bagi UMKMK menjadi bagian dari
kebijakan dasar penanaman modal. Namun apakah dengan diaturnya bidang usaha
terbuka, bidang usaha terbuka dengan persyaratan dan dengan kriteria dan
pembukaan beberapa sektor tertentu, jumlah kepemilikan saham sebagaimana
diatur dalam daftar negatif investasi (negative list) juga memberikan perlindungan
hukum bagi UMKMK. Karena peran dari usaha mikro, kecil dan menenggah
tentunya sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, meskipun
terdapat beberapa kelemahan usaha kecil dan menengah dalam menghadapi
tantangan dan persaingan dari penanam modal asing hal ini, namun sudah menjadi
tugas pemerintah dalam mengeluarkan peraturan tetap memberikan perlindungan
terhadap pelaku usaha kecil, menengah dan koperasi. Berdasarkan latar belakang
tersebut maka penulis tertarik untuk menulis judul skripsi tentang Perlindungan
Hukum Terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Melalui
Daftar Negatif Investasi.


B. Rumusan Permasalahan
Rumusan masalah dalam skripsi tentang “Perlindungan Hukum
UMKMK Melalui Daftar Negatif Investasi” ini adalah:
1.

Bagaimana kedudukan usaha mikro kecil menengah dan koperasi
(UMKMK) dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal?

2.

Bagaimana pengaturan daftar negatif investasi dalam perundang-undangan
penanaman modal di Indonesia?

6
Universitas Sumatera Utara

3.


Bagaimana perlindungan terhadap usaha mikro kecil menengah dan koperasi
(UMKMK) melalui daftar negatif investasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari
penulisan skripsi ini adalah :
1.

Untuk mengetahui kedudukan UMKMK dalam Undang-Undang Penanaman
Modal

2.

Untuk mengetahui pengaturan daftar negatif investasi di Indonesia

3.

Untuk mengetahui bagaimana daftar negatif investasi melindungi UMKMK
Kemudian hal yang diharapkan menjadi manfaat dari adanya penulisan

skripsi ini adalah :
1.

Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan menambah informasi dan wawasan serta
memberikan sumbangsih terhadap perkembangan hukum penanaman modal,
dan pengembangan UMKM, khususnya sebagai upaya dalam melindungi
UMKM. Kiranya skripsi ini juga memenuhi hasrat keingintahuan para pihak
yang ingin mendalami atau sedang mendalami terkait daftar negaif investasi
baik mahasiswa, aparat penegak hukum, kaum akademis, dan masyarakat
umum.

2.

Manfaat praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pihak
baik itu pelaku UMKM dan perusahaan yang dapat digunakan unntuk

7
Universitas Sumatera Utara

mengembangkan mitra UMKM dan investor serta mengembangkan UMKM
serta pemerintah untuk lebih dalam membentuk aturan terkait dengan UMKM
dan daftar negatif investasi yang seharusnya memberikan perlindungan bagi
masyarakat.

D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan
Universitas

pemeriksaan

Sumatera

Utara

yang
diketahui

telah

dilakukan

bahwa

skripsi

di

perpustakaan

yang

berjudul

“Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah Dan
Koperasi Melalui Daftar Negatif Investasi” belum pernah ditulis atau diteliti
dalam bentuk yang sama. Namun, terdapat penelitian yang mirip dalam bentuk
skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis Mengenai Kebijakan Daftar Negatif
Investasi Dalam Kegiatan Penanaman Modal Di Indonesia.” di Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara oleh Trisanto Bonifasto Simanjuntak yang
substansinya membahas kebijakan pengaturan penanaman modal asing secara
langsung (foreign direct investment) dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal dan mengenai pemberlakuan daftar negatif
investasi (DNI) terhadap penanaman modal asing melalui pasar modal. Akan
tetapi, substansi skripsi tersebut berbeda dengan skripsi ini. Perbedaannya adalah
bahwa skripsi ini tidak hanya membahas kebijakan daftar negatif investasi
melainkan juga membahas tentang bidang-bidang usaha yang dicadangkan bagi
UMKMK, serta upaya perlindungan hukum yang diberikan bagi UMKMK
melalui daftar negatif investasi tersebut.

8
Universitas Sumatera Utara

Kemudian terdapat pula skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum
Terhadap Industri dalam Negeri dalam Asean China Free Trade Agreement
(ACFTA)” yang menganalisis perlindungan hukum bagi industri dalam negeri dan
kebijakan pemerintah Indonesia melindungi industri dalam negeri terhadap
dampak negatif dari pelaksanaan ACFTA. Penelitian tersebut berbeda dengan
skripsi ini, sebab perlindungan hukum yang diberikan adalah secara khusus untuk
UMKMK bukan berdasakan implementasi

ACFTA melainkan perlindungan

melalui daftar negatif investasi.
Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah hasil pemikiran
penulis yang didasarkan pada pengertian-pengertian, teori-teori, dan aturan hukum
yang diperoleh melalui referensi buku-buku, jurnal ilmiah, media cetak maupun
media elektronik. Oleh karena itu, berdasarkan pada asas-asas keilmuan yang
jujur, rasional dan terbuka penulis menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya asli
penulis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan
1.

Perlindungan Hukum
Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk

melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang
tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman
sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai

9
Universitas Sumatera Utara

manusia. 10 Philipus M. Hadjon juga berpendapat bahwa perlindungan hukum
adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak
asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum
dari kesewenangan. 11 Suatu kepentingan merupakan sasaran dari hak, bukan
hanya

karena

ia

dilindungi

hukum,

tetapi

karena

adanya

pengakuan

terhadapnya. 12 Jadi, perlindungan hukum diberikan kepada setiap pemegang hak,
demikian pula halnya UMKMK memiliki hak untuk memperoleh perlindungan
hukum yang diatur melalui kebijakan dasar penanaman modal dalam Pasal 4
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (selanjutnya
disebut Undang-Undang Penanaman Modal) bahwa pemerintah membuka
kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada UMKMK.
2. Penanaman Modal
Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal dalam
negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara
Republik Indonesia. 13 Setiap kegiatan penanaman modal di Indonesia merupakan
upaya untuk memperoleh keuntungan. Pengaturan tentang penanaman modal
dalam negeri diakomodir oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman. Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang
melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanaman modal dalam negeri

10

Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), (Surakarta: Magister ilmu Hukum Program
Pascasarjana
Universitas
Sebelas
Maret,
2004),
hlm.3,
dalam
artikel
http://raypratama.blogspot.co.id/2015/04/teori-perlindungan-hukum.html (diakses pada tanggal 14
Maret 2016).
11
tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli (diakses pada
tanggal 28 Maret 2016)
12
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum (Jepara: PT. Citra Aditya Bakti, 2012), hlm. 54.
13
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 1 Angka 1

10
Universitas Sumatera Utara

dan penanaman modal asing. 14 Dalam kegiatan penanaman modal ini, setiap
penanam modal dapat menanamkan modal di semua bidang usaha atau jenis usaha
terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha yang dinyatakan
tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Usaha mikro, kecil, dan menengah
merupakan suatu bentuk penanaman modal dalam negeri.
3. Daftar negatif investasi
Daftar negatif investasi atau negative list merupakan suatu daftar yang
mengatur mengenai bidang-bidang usaha apa saja yang terbuka untuk penanaman
modal dan bidang-bidang usaha apa saja yang tertutup bagi penanaman
modal. 15 Pasal 12 ayat (1)

Undang-Undang Penanaman Modal menyebutkan

semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal,
kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka
dengan persyaratan. Kemudian Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Penanaman
Modal menyebutkan bahwa Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang
dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menegah dan koperasi serta bidang usaha
yang terbuka untuk usaha besar dan syarat harus bekerja sama dengan dengan
usaha mikro, kecil menengah dan koperasi. Pasal 4 Undang-Undang Penanaman
Modal, yang mengemukakan bahwa Pemerintah wajib mempublikasikan daftar
bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan
secara terbuka di area publik, baik publikasi cetak maupun elektronik yang dapat
diakses dari situs pemerintah Indonesia. Pasal 2 ayat (2) Perpres Nomor 39 Tahun

14

Undang-Undang Penanaman Modal, Pasal 2 ayat (1).

15

Sujud Margono, Hukum Investasi Asing di Indonesia (Jakarta: Novindo Pustaka
Mandiri, 2008), hal. 25

11
Universitas Sumatera Utara

2014 tentang UMKMK bahwa daftar bidang usaha yang terbuka dengan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana tercantum
dalam lampiran II Peraturan Presiden ini.
4. Usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam undang-undang tersebut. 16
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tersebut. 17
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usaha
kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha menengah sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang tersebut. 18
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan
atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai
modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama
16

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah,
Pasal 1 angka 1.
17
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah
Pasal 1 angka 2.
18
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah

12
Universitas Sumatera Utara

di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. 19
Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk UMKMK
serta bidang usaha tang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja
sama dengan UMKMK. 20
Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal, pemerintah
membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada
UMKMK.

21

Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan

peryaratan berdasarkan kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya
alam, perlindungan, pengembangan UMKMK, pengawasan produksi dan
distribusi, peningkatan kapasitas, teknologi partisipasi modal dalam negeri, serta
kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk pemerintah. 22 Franky Sibarani
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal menyebutkan bahwa daftar negatif
investasi melindungi usaha mikro, kecil, dan menengah melalui Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008. 23

F. Metode Penelitian
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada
metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari
satu atau beberapa gejala hukum, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka
19

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Pasal 1 angka 1.
Undang-Undang Penanaman Modal, Pasal 13 ayat (1)
21
Undang-Undang Penanaman Modal Pasal 4 ayat (3) huruf c.
22
Undang-undang Penananaman Modal, Pasal 12 ayat (5).
23
Dalam Siaran Pers Badan Koordinasi Penanaman Modal DNI baru lindungi UMKMK
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:8pB0XlxDpBYJ:www.bkpm.go.id/image
s/uploads/file_siaran_pers/Siaran_Pers_BKPM_130216DNI_Baru_Lindungi_Pelaku_Usaha_UMKM.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id (diakses tanggal
29 Maret 2016).
20

13
Universitas Sumatera Utara

juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk
kemudian mengusahakan sesuatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan
yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan. 24
1.

Jenis, sifat dan pendekatan penelitian
Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini ialah jenis penelitian hukum

normatif karena penelitian ini merupakan penelitian data sekunder yakni
penelitian melalui studi kepustakaan atau penelitian yang mengkaji studi
dokumen, yakni didasarkan pada bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder
yang bersumber dari peraturan perundang-undangan terkait UMKMK serta
peraturan terkait daftar negatif investasi.
Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu
penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis suatu
peraturan hukum dan karena penelitian ini menjelaskan serta menganalisis daftar
negatif investasi yang diatur dalam Perpres dan juga peraturan UMKM. Penelitian
ini juga memberikan penjelasan mengenai perlindungan hukum bagi UMKMK
melalui daftar negatif investasi memberikan
2.

Data Penelitian
Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a.

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif,
artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari perundangundangan, catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-

24

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia (UI)
Pers,1986), hlm. 43.

14
Universitas Sumatera Utara

undangan dan putusan hakim. 25 Namun, bahan hukum primer dalam
penelitian ini terdiri dari:
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal
2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
3) Undang-Undang

Nomor

17

Tahun

2012

tentang

Perkoperasian
4) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang
Kemitraan
5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
6) Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Bidang
Usaha Terbuka dan Bidang Usaha yang Tertutup dengan
Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.
7) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1992 tentang Tata Cara
Penanaman Modal.
8) Peraturan lainnya yang dibahas dalam pembahasan
Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan lain yang memberikan

b.

penjelasan terkait bahan hukum primer, publikasi tentang hukum
yang meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal
hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. Bahan
25

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta: Prenada media Group, 2014),

hlm.181.

15
Universitas Sumatera Utara

hukum sekunder (secondary sources or authorities), seperti
makalah dan buku-buku yang ditulis oleh para ahli, karangan
berbagai panitia pembentukan hukum (law reform organization),
dan lain-lain.

26

Namun, bahan-bahan hukum sekunder yang

terutama adalah buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis, dan
disertasi hukum dan jurnal-jurnal hukum. 27 Hasil-hasil penelitian,
laporan-laporan dan sebagainya yang diperoleh baik melalui
media cetak maupun media elektronik. Bahan hukum sekunder
terdiri dari:
1) Hukum penanaman modal, buku yang membahas penanaman
modal.
2) Hukum UMKM, koperasi, yang membahas tentang usaha
mikro , kecil dan menengah serta koperasi.
c. Bahan hukum tersier yaitu bahan yang mendukung bahan hukum
primer, yang mencakup bahan yang memberi petunjuk dan
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder, seperti kamus hukum, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan
lain yang relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data
yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitan ini untuk memperoleh suatu
kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka digunakan metode
26

Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad Ke 20 (Bandung:
PT. Alumni, 2006), Hlm. 134.
27
Ibid., hlm. 195-196.

16
Universitas Sumatera Utara

pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan, yaitu mempelajari dan
menganalisis secara sistematis buku-buku, surat kabar, makalah ilmiah,
majalah, internet, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain
yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.
4. Analisis data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu
dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis kemudian
dianalisis secara normatif kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah
yang dibahas. Pengertian analisis di sini dimaksudkan sebagai suatu
penjelasan

dan

penginterpretasian

secara

logis

sistematis.

Logis

sistematis menunjukkan cara berfikir deduktif-induktif dan mengikuti tata
tertib dalam penulisan laporan-laporan penelitian ilmiah.
Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu
dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis kemudian
dianalisis secara normatif kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah
yang dibahas. Pengertian analisis di sini dimaksudkan sebagai suatu
penjelasan

dan

penginterpretasian

secara

logis

sistematis.

Logis

sistematis menunjukkan cara berfikir deduktif-induktif dan mengikuti tata
tertib

dalam

penulisan

permasalahan yang diteliti.

laporan-laporan

penelitian

ilmiah

dengan

Dari hasil tersebut kemudian ditarik suatu

kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan ini.

17
Universitas Sumatera Utara

G. Sistematika Penulisan
Skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap UMKMK
melalui Daftar Negatif Investasi” memiliki sistemaika penulisan yang terdiri
dari V (lima) bab disertai sub bab yang teratur dan saling berkaitan satu
sama lain untuk mempermudah dalam hal-hal yang dibahas dalam skripsi
ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini yakni dalam bab I tentang
pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan
masalah, manfaat dan tujuan penelitian, keaslian penulisan, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
Kemudian bab II berjudul kedudukan usaha mikro kecil menengah
dan koperasi dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
penanaman modal. Bab ini menguraikan tentang pengertian UMKMK,
latar belakang usaha mikro, kecil dan menengah, sejarah koperasi,
kriteria, prinsip dan tujuan UMKM, pemberdayaan UMKM

serta

bagaimana kedudukan UMKMK dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal.
Selanjutnya dalam bab III dibahas tentang pengaturan daftar
negatif investasi dalam perundang-undangan penanaman modal di
Indonesia. Bab ini juga menjelaskan apa yang dimaksud dengan daftar
negatif investasi, alasan dan fungsi daftar negatif investasi, pengaturan
daftar negatif investasi dalam perundang-undangan penanaman modal
yakni Undang-Undang Penanaman Modal, pembatasan dalam kegiatan
penanaman modal, Perpres Nomor 39 Tahun 2014

18
Universitas Sumatera Utara

Setelah membahas tentang pengaturan daftar negatif investasi,
kemudian dalam bab IV dibahas tentang perlindungan hukum usaha mikro
kecil menengah dan koperasi (UMKMK) melalui daftar negatif investasi.
Bab ini menguraikan tentang berbagai macam pola kemitraan umkm yakni
suatu pola kerjasama dengan usaha besar, bentuk perlindungan hukum
terhadap umkm melalui undang-undang Nomor 20 tahun 2008, peraturan
daftar negatif investasi serta tinjauan terhadap kebijakan revisi daftar
negatif investasi sebagai perlindungan hukum terhadap UMKMK .
Bab terakhir yakni bab V berisi kesimpulan dan saran. Bab ini
menjadi bagian terakhir dari penulisan ini yang berisi ringkasan dan hasil
dari penelitian skripsi yang disertai dengan saran yang diberikan oleh
penulis untuk perbaikan dari hasil penelitian.

19
Universitas Sumatera Utara