Analisis Makna Peribahasa dalam Bahasa Melayu Riau Kabupaten Kepulauan Meranti: Kajian Semantik

ABSTRAK
Judul skripsi: Analisis Makna Peribahasa dalam Bahasa Melayu Riau
Kabupaten Kepulauan Meranti: Kajian Semantik

Penelitian ini berjudul Analisis Makna Peribahasa dalam Bahasa Melayu
Riau Kabupaten Kepulauan Meranti: Kajian Semantik. Desa Selatpanjang di
Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan salah satu
desa yang penulis teliti. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menjelaskan jenis-jenis
peribahasa dalam bahasa Melayu Riau Kabupaten Kepulauan Meranti; 2)
Mendeskripsikan makna peribahasa dalam bahasa Melayu Riau Kabupaten
Kepulauan Meranti. Penelitian tentang Analisis Makna Peribahasa dalam Bahasa
Melayu Riau Kabupaten Kepulauan Meranti ini adalah penelitian kajian semantik
dengan menggunakan metode deskriptif. Adapun manfaat yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah: 1) Dapat memberikan penjelasan tentang jenis-jenis
dan makna peribahasa dalam bahasa Melayu Riau di Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Kepulauan Meranti; 2) Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian
selanjutnya tentang analisis makna peribahasa Melayu Riau Kabupaten Kepulauan
Meranti; 3) Sebagai sumber informasi tentang kajian semantik bagi mahasiswa
khususnya Departemen Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Sumatera Utara. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini penulis menerapkan
penelitian yang bersifat deskriptif yakni berusaha menggambarkan secara objektif

dan tepat tentang Makna Peribahasa dalam Bahasa Melayu: Kajian Semantik.
Dengan demikian, metode yang digunakan tersebut sekaligus digunakan sebagai
upaya ekplorasi terhadap gejala dan kenyataan yang diamati dan dipelajari dan
pengumpulan data. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
semantik oleh Prof. DR. Henry Guntur Tarigan (1985) serta makna idiomatikal
dan peribahasa oleh Abdul Chaer (2009). Menurut Tarigan (1985) mengatakan
bahwa peribahasa merupakan suatu teknik pengajaran kosakata dan juga dapat
menunjang pengajaran semantik. Peribahasa mungkin saja dapat dibagi-bagi
menjadi beberapa jenis berdasarkan sudut pandangan yang berbeda-beda. Tetapi
dalam buku ini peribahasa dibagi atas tiga jenis, yaitu: a) Pepatah; b)
Perumpamaan; c) Ungkapan. Chaer (2009) mengatakan bahwa makna idiomatikal
adalah makna sebuah satuan bahasa (entah kata, frase atau kalimat) yang
“menyimpang” dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur-unsur
pembentuknya. Untuk mengetahui makna idiom sebuah kata (frase atau kalimat)
tidak ada jalan lain selain mencarinya di dalam kamus. Hasil penelitian peribahasa
adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya
mengiaskan suatu maksud tertentu. Peribahasa dalam sistem sosial budaya
Melayu Riau lebih dilihat dan dimaknai sebagai nilai-nilai dasar yang menjadi
patokan, berprilaku, dan sekaligus mengajarkan masyarakat dalam mewujudkan
kehidupan yang selaras dan seimbang. Dihubungkan dengan nilai-nilai

kebudayaan dalam masyarakat Melayu Riau yang sudah ada, peribahasa banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi, dan mempunyai
fungsi sosial, seperti pendidikan, identitas diri, dan sebagai alat untuk
memperoleh gengsi dalam masyarakat.
Kata kunci: deskriptif, semantik, bahasa Melayu, peribahasa, makna idiomatikal.

i
Universitas Sumatera Utara