The Influence Of Brand Image On Consumer Loyalty In The Restaurant TIP-TOP

(1)

8 BAB II

KERANGKA TEORI

2.2 Deskripsi Teori 5.1.1 Brand (Merek)

brand (merek) dapat diibaratkan seperti kita mengenal manusia lewat namanya. Sedangkan menurut Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan Brand (Merek) sebagai nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikannya dari barang atau jasa pesaing (Kotler, 2008). Brand (Merek) adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desaign, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing (Laksana, 2008).

Pendapat Keller (dalam Sadat, 2009) istilah brand berasal dari kata brandr yang berarti “to brand” yaitu aktivitas yang sering dilakukan para peternak sapi Amerika dengan memberikan tanda pada ternak-ternak mereka untuk memudahkan identifikasi kepemilikan sebelum dijual ke pasar. Sedangkan menurut Afif (dalam Sadat, 2009) kata merek yang sering kita gunakan sebagai terjemahan kata brand berasal dari bahasa Belanda yang diadopsi dan digunakan secara luas dalam bahasa pemasaran kita.

Dalam perkembangannya, merek memiliki banyak definisi. Hal ini tidak lepas dari beragamnya perspektif pemerhati dan ahli pemasaran. Seperti pendapat Kegan (dalam Sadat, 2009) misalnya mendefinisikan merek sebagai sekumpulan citra dan pengalaman kompleks dalam benak pelanggan, yang mengomunikasikan harapan mengenai manfaat yang akan diperoleh dari suatu produk yang


(2)

diproduksi oleh perusahaan tertentu. Menurut Sadat (2009) dari beberapa pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa menciptakan merek dapat dimulai dengan memilih nama, logo, simbol, desain, serta atribut lainnya, atau dapat saja merupakan kombinasi dari aspek-aspek tersebut yang bertujuan untuk membedakan sebuah produk dengan produk pesaing melalui keunikan serta segala sesuatu yang dapat menambah nilai bagi pelanggan.

5.1.2 Kriteria Brand (Merek)

Menilai baik-tidaknya suatu brand (Merek) dapat dilihat dari kriteria-kriteria mengenai merek yang baik. Ada beberapa kriteria merek yang baik, yaitu (Setiawan, 2006) :

1. Terlindung dengan baik 2. Mudah diucapkan

3. Mudah Diingat Mudah dikenali 4. Menarik

5. Menampilkan manfaat produk atau saran penggunaan produk 6. Menonjolkan citra perusahaan atau produk

7. Menonjolkan perbedaan produk dibanding pesaing 4.1.3 Image (Citra)

Image (citra) merupakan suatu komponen pendukung bagi sebuah merek, dimana ia mewakili “wajah” dan juga mutu sebuah produk. Jika merek ibarat mengenal manusia dari namanya, maka image (citra) bagaikan kesan yang kita lihat dari manusianya. Seperti yang dikatakan Kotler (dalam Kotler & Susanto, 1999) bahwa citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan. Pendapat Kotler ini didukung oleh pernyataan Paul Temporal (2001) yang menyatakan


(3)

bahwa citra merupakan apa yang dipikirkan atau bahkan dibayangkan orang-orang tentang sesuatu.

Menurut Setiadi (2003) mengatakan bahwa persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Selain itu Harowitz (dalam Francoeur, 2004) menemukan bahwa citra adalah sekumpulan dari memory fragmens, rekonstruksi, reinterpretasi, dan simbol yang dikenakan objek, perasaan ide-ide. Jadi dapat kita lihat secara lebih mendalam bahwa citra merupakan serangkaian proses yang terangkum dalam persepsi individu.

Jadi jelaslah bahwa persepsi konsumen mengenai sebuah merek berisi gambaran dari sekumpulan identitas ataupun ekspresi kepribadian yang dimasukkan ke dalam suatu produk atau merek. Untuk itu produsen perlu kreatifitas dan usaha yang keras dalam membangun citra, karena belum tentu apa yang kita proyeksikan sama dengan apa yang dipersepsikan konsumen. Membangun citra merupakan suatu hal yang penting bagi produsen. Sebab citra adalah suatu kriteria yang digunakan konsumen dalam membuat keputusan membeli. Sebagaimana dikatakan oleh Beach (dalam Francoeur, 2004) yang mendefinisikan citra sebagai skemata atau cognitif pathways yang digunakan dalam pengambilan keputusan. 5.1.4 Brand Image (Citra Merek)

Sepeti yang telah diuraikan di atas, bahwa brand (merek) bagaikan mengenal orang lewat namanya dan image (citra) itu bagaikan melihat orang dari kesannya. Maka brand image (citra merek) dapat dianalogikan sebagai melihat suatu kesan dari sebuah nama. Seperti yang dikatakan oleh Susanto (2007) bahwa citra merek itu adalah apa yang dipersepsikan oleh konsumen mengenai sebuah


(4)

merek. Dimana hal ini menyangkut bagaimana seorang konsumen menggambarkan apa yang mereka pikirkan mengenai sebuah merek dan apa yang mereka rasakan mengenai merek tersebut ketika mereka memikirkannya (Maja Hribar, 2007). Hal ini sejalan dengan penjelasan Setiadi (2003) mengenai persepsi yang mengatakan bahwa persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti di dunia ini.

Selain itu, dalam konsep pemasaran, citra merek sering direferensikan sebagai aspek psikologis, yaitu : citra yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau jasa (Setiawan, 2006). Untuk itulah pembangunan sebuah citra merek, terutama citra yang positif menjadi salah satu hal yang penting. Sebab tanpa citra kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada, dan pada saat yang sama meminta mereka membayar harga yang tinggi (Susanto, 2007).

Brand image juga dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek, sama halnya ketika kita berfikir tentang orang lain. Asosiasi ini dapat dikonseptualisasi berdasarkan: jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan (Shimp, 2003). Menurut Fandi Tjiptono (1997) citra merek (Brand Image) yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Menurut Kotler (2008) citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam


(5)

memori konsumen. brand image (Citra merek) umumnya didefinisikan segala hal yang terkait dengan merek yang ada dibenak ingatan konsumen.

Brand image (citra merek) merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek (Suryani, 2008). Citra merek dibentuk melalui kepuasan konsumen, penjualan dengan sendirinya diperoleh melalui kepuasan konsumen, sebab konsumen yang puas selain akan kembali membeli, juga akan mengajak calon pembeli lainnya (Aaker, 1996). Merek yang kuat adalah merek yang jelas, berbeda, dan unggul secara relevatif dibanding pesaingnya. Kalau kita berbicara tentang produk, kita hanya membicarakan ruang lingkup, kualitas, dan penggunaan.

5.1.5 Loyalitas Konsumen

Loyalitas adalah pilihan yang dilakukan konsumen untuk membeli brand (merek) tertentu dibandingkan brand (merek) yang lain dalam kategori produk (Giddens dalam Dewi, 2011). Menganalisa loyalitas konsumen akan lebih berhasil apabila mampu memahami aspek psikologis manusia. Persepsi merupakan salah satu aspek tersebut dan sebelum persepsi konsumen terbentuk terhadap suatu objek, dalam hal ini kualitas, harga, dan suasana restoran merupakan faktor yang memotivasi konsumen dalam suatu produk. Konsumen mempunyai rasa suka dan tidak suka setelah mereka membeli produk dan kemudian persepsi terbentuk dan akan menentukan perilaku terhadap merek restoran yang menjual produk tersebut. Hal ini dikarenakan persepsi menjelaskan evaluasi kognitif, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan (Kartawidjaja, 1996).


(6)

Loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan yang tercermin dari kebiasaan konsumen dalam melakukan pembelian barang atau jasa secara terus menerus harus selalu diperhatikan oleh perusahaan atau produsen. Bagi perusahaan, loyalitas konsumen dapat memberikan nilai yang tinggi bagi inisiatif kepedulian para pelanggan, yaitu lebih mudah dan lebih murah untuk mempertahankan pelanggan yang loyal, daripada menarik pelanggan baru yang loyalitasnya belum terbukti. Dengan demikian perusahaan perlu mengamati loyalitas konsumen untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta tercapainya tujuan suatu perusahaan.

Loyalitas menurut Engel adalah loyalitas konsumen akan suatu barang atau jasa tersebut secara terus-menerus, kebiasaan ini termotivasi sehingga sulit dirubah dan sering berakar dalam keterlibatan yang sangat tinggi (Engel, dkk, 1995).

Selanjutnya Griffin (dalam Jasfar, 2002) berpendapat bahwa seorang pelanggan dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu. Upaya memberikan kepuasan pelanggan dilakukan untuk mempengaruhi sikap pelanggan, sedangkan konsep loyalitas pelanggan lebih berkaitan dengan perilaku pelanggan daripada sikap dari pelanggan. Dari pernyataan di atas memberikan dimensi yang lebih luas tentang ukuran perilaku pelanggan yang loyal, antara lain:

1. Loyalitas pelanggan diukur dari frekuensi konsumsi suatu produk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Pelanggan yang frekuensi pemakaiannya


(7)

lebih tinggi berarti dapat dikatakan lebih loyal dari pelanggan yang frekuensinya lebih rendah.

2. Ukuran loyalitas pelanggan berkembang pada perilaku pembelian pelanggan terhadap layanan baru yang dikeluarkan, artinya bila suatu restoran mengeluarkan produk/varian baru maka pelanggan akan bersedia mencoba produk baru tersebut.

3. Loyalitas pelanggan adalah sikap daripada pelanggan dalam memberikan rekomendasi bagi orang lain untuk memakai jasa yang sama.

Pada umumnya konsumen yang mempunyai loyalitas tinggi terhadap suatu restoran cenderung fanatik dan memakai kembali produk restoran tersebut apabila memerlukannya, tanpa berfikir panjang konsumen yang mempunyai loyalitas tinggi akan mengambil keputusan untuk memakai barang atau jasa tersebut. Konsumen dengan loyalitas tinggi akan memberitahukan keunggulan dan kualitas layanan tersebut kepada orang lain bahkan sering memberikan saran untuk menggunakan layanan jasa yang diberikan kepada konsumen. Fullerton dan Taylor (dalam Jasfar 2002) membagi tingkat loyalitas konsumen dalam tiga tahap:

1. Loyalitas advokasi, merupakan sikap pelanggan untuk memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk atau jasa. Loyalitas advokasi pada umumnya disertai dengan pembelaan konsumen terhadap produk atau jasa yang dipakai. 2. Loyalitas repurchase, loyalitas pelanggan berkembang pada perilaku

pembelian pelanggan terhadap layanan baru yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan, yang ditunjukkan dengan keinginan untuk membeli kembali.


(8)

3. Loyalitas paymore, loyalitas pelanggan untuk kembali melakukan transaksi untuk menggunakan produk atau jasa yang telah dipakai oleh konsumen tersebut dengan pengorbanan yang lebih besar.

Ciri-ciri loyalitas konsumen :

Konsumen yang loyal terhadap suatu merek memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Memiliki komitmen pada merek tersebut

2. Berani membayar lebih pada merek tersebut bila dibandingkan dengan merek lain.

3. Merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain.

4. Dalam melakukan pembelian kembali produk tersebut, tidak melakukan pertimbangan

5. Selain mengikuti informasi yang berkaitan dengan merek tersebut, juga selalu mengikuti perkembangannya.

6. Dapat menjadi semacam juru bicara dari merek tersebut dan selalu mengembangkan hubungan dengan merek tersebut.


(9)

5.2 Kerangka Konsep

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

7.3 Hubungan brand image dengan loyalitas konsumen

Brand image akan sangat mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih dan mengambil keputusan untuk membeli dan mengkonsumsi suatu produk, brand image yang baik akan membuat konsumen menjadi loyal dengan produk/jasa yang ditawarkan begitu pula sebaliknya, maka dengan brand image yang baik konsumen akan melakukan pembelian secara berulang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa brand image merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

Pengaruh Brand

Image (x)

Loyalitas

konsumen (Y)

Keunggulan

Asosiasi Merek (Favorability of

brand association) (X1)

Keunikan Dari Asosiasi Merek (Uniqueness of

brand association) (X3) Kekuatan dari

Asosiasi Merek (strenght of brand


(10)

5.4 Penelitian Terdahulu

Adapun yang mendukung penelitian ini dapat dipengaruhi oleh penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen, sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti sehingga dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian tersebut adalah menganalisis pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Danny Alexander Bastian, dengan judul Analisa Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Kepercayaan Merek (Brand Trust) Terhadap Loyalitas Merek (Brand Loyalty) ADES PT. Ades Alfindo Putra Setia, tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel Brand Image terhadap Brand Trust ADES PT Ades Alfindo Putra Setia. Kesimpulan, variabel brand image berpengaruh positif signifikan terhadap brand loyalty. Hal ini menunjukkan citra merek yang dibentuk karena perusahaan mampu memberikan presepsi yang baik kepada konsumennya dan juga menjaga dan mengelola hubungan dengan konsumen ADES. Variabel brand trust berpengaruh terhadap brand loyalty. Hal ini menunjukkan upaya yang ada dalam membangun kepercayaan konsumen melalui pemenuhan kebutuhan keinginan konsumen akan air minum kemasan. Variabel brand image berpengaruh signifikan terhadap brand trust. Hal ini menunjukkan bahwa sejauh mana citra merek perusahaan mampu menciptakan kepercayaan merek terhadap pelanggan, karena ketika konsumen sudah terpuaskan kebutuhan dan harapannya, maka kebanyakan konsumen tersebut akan percaya terhadap produk perusahaan.


(11)

2. Antonio Nalau, dengan judul Brand Image Terhadap Loyalitas Pelanggan J.Co Donuts & Coffee Di Plaza Mulia Samarinda, tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Citra Merek (Brand Image) melalui variable keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) terhadap Loyalitas Pelanggan J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda. Untuk mengetahui variabel Citra Merek (Brand Image) yang mana yang dominan mempengaruhi Loyalitas Pelanggan J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda. Kesimpulan, Melalui pengujian secara serempak/simultan (Uji F) dapat disimpulkan bahwa citra merek (brand image) dengan indikator keunggulan asosiasi merek (favorability of brand associaton), kekuatan asosiasi merek (strength of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap variabel dependen, yaitu loyalitas pelanggan sehingga dapat dikatakan bahwa citra merek melalu indicator keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek dan keunikan asosiasi merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda.

Berdasarkan pengujian secara parsial (Uji t), ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa tidak semua indikator dari variabel independen citra merek (brand image), yaitu keunggulan asosiasi merek (favorability of brand associaton), kekuatan asosiasi merek (strength of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variable dependen loyalitas


(12)

pelanggan J.CO Donuts & Cofee di Plaza Mulia Samarinda. Variabel keunggulan asosiasi merek disini terbukti berpengaruh secara dominan positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan sehingga dapat dikatakan bahwa keunggulan asosiasi merek berpengaruh dominan dan positif terhadap loyalitas pelanggan. Lalu keunikan asosiasi merek disini juga terbukti berpengaruh secara positif tetapi tidak dominan dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan sehingga dapat dikatakan bahwa keunikan asosiasi merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. sedangkan kekuatan asosiasi merek disini terbukti berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap loyalitas pelanggan atau dapat dikatakan keunggulan asosiasi merek tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

3. Farid Yuniar Nugrohoho, judul Pengaruh Citra Merek dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Perilaku Konsumen Rumah Makan Gudeg Pawon Di Janturan Umbulharjo). Tujuan penelitian Menganalisis citra merek rumah makan “Gudeg Pawon” Menganalisis kepuasan konsumen rumah makan “Gudeg Pawon” Menganalisis loyalitas pelanggan rumah makan “Gudeg Pawon” Menganalisis pengaruh citra merek dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan pada produk rumah makan “Gudeg Pawon”. Kesimpulan, Citra merek pada rumah makan gudeg pawon baik, dengan skor rata-rata skor rata – rata citra merek sebesar 32,743. Dengan skor rata – rata tertinggi adalah pada dimensi keempukan (krecek,tempe,telur/ayam) sesuai dengan harapan konsumen sebesar 4,37 . Kepuasan konsumen rumah makan gudeg pawon adalah cukup baik, dengan skor rata – rata kepuasan konsumen adalah sebesar 15,7. Dengan skor ratarata


(13)

tertinggi adalah pada dimensi bumbu dan bahan olahan lain sebesar 4,05 . Loyalitas konsumen rumah makan gudeg pawon adalah baik, dengan skor rata–rata loyalitas konsumen adalah sebesar 19,62 (78,50), dengan skor rata – rata tertinggi adalah pada dimensi merekomendasikan Gudeg Pawon kepada orang lain dan melakukan pembelian ulang Gudeg Pawon sebesar 4,083. Adanya pengaruh citra merek terhadap loyalitas pelanggan pada produk rumah makan gudeg pawon. Teknik analisis yang digunakan adalah menggunakan model regresi linear berganda. Nilai konstanta (a) diperoleh sebesar 0,046 yang berarti apabila variabel citra merek diasumsikan tidak ada maka loyalitas konsumen yang terbentuk sebesar 0,046. Koefisien regresi citra merek (b) sebesar 0,379 menunjukkan bila ada peningkatan citra merek maka akan meningkatkan loyalitas konsumen Rumah Makan Gudeg Pawon. Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh adalah sebesar 0.447 yang berarti kontribusi pangaruh variabel citra merek, adalah sebesar 44,7 % dan sisanya sebesar 55,3 % dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Hal ini berarti variabel citra merek mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan loyalitas konsumen Rumah Makan Gudeg Pawon.

4. Priska Nita Anggraeni, judul Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Deangan Kepuasan Konsumen Sebagai Mediasi Pada Produk VIVA Kosmetik di Kota Surabaya. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh functional benefit terhadap kepuasan konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis pengaruh functional benefit terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis pengaruh symbolic benefit terhadap kepuasan konsumen


(14)

pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis pengaruh symbolic benefit terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis kepuasan konsumen memediasi hubungan functional benefit terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis kepuasan konsumen memediasi hubungan symbolic benefit terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya.

5. Novita Wongso, judul Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Konsumen KFC di Perumahan Citra Garden 2. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Brand image terhadap loyalitas konsumen KFC di Perumahan Citra Garden 2. Kesimpulan, Berdasarkan hasil perhitungan Mean Score pada indikator brand image seperti: kualitas produk, bahan yang digunakan, iklan, logo, rasa, harga, variasi rasa, dan pelayanan, maka indikator utama brand image KFC adalah kualitas produk, yaitu sebesar 4.16. Kemudian hasil perhitungan Overall Mean Score (OMS) pada brand image, memiliki nilai sebesar 3.85, yang terletak pada rentang: 3.41 – 4.20, yang berarti bahwa brand image KFC di mata konsumen adalah baik. Hal ini dikarenakan kualitas produk KFC yang bermutu dan terjamin serta pelayanan yang cepat sehingga memenuhi kepuasan konsumen. Berdasarkan hasil perhitungan Mean Score pada indikator loyalitas konsumen seperti: melakukan pembelian kembali, membeli antarlini produk, rekomendasi, dan tidak berpindah merek, maka indikator utama loyalitas konsumen KFC adalah membeli antarlini


(15)

produk, yaitu sebesar 4.01. Kemudian hasil perhitungan Overall Mean Score (OMS) pada loyalitas, memiliki nilai sebesar 3.78, yang terletak pada rentang: 3.41 – 4.20, yang berarti bahwa loyalitas konsumen KFC adalah tinggi. Loyalitas konsumen KFC pada tingkat ini termasuk dalam kategori loyalitas yang terbagi, yaitu konsumen yang loyal kepada dua atau tiga merek. Dalam penelitian ini, terlihat bahwa variabel brand image memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel loyalitas konsumen. Besarnya pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen KFC di Perumahan Citra Garden 2 yaitu 77.1%. Berdasarkan hasil analisa regresi sederhana, dapat disimpulkan bahwa apabila brand image ditingkatkan maka loyalitas konsumen KFC di Perumahan Citra Garden 2 akan meningkat. Selain itu, berdasarkan hasil uji f dan uji t, kolom sig. terdapat P-Value sebesar 0.000, yang berarti menunjukkan bahwa P-Value lebih kecil dari _ = 0.05 (0.000 < 0.05). Hal ini menyatakan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain secara statistik terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand image terhadap variabel loyalitas konsumen KFC Perumahan Citra Garden 2.


(1)

5.4 Penelitian Terdahulu

Adapun yang mendukung penelitian ini dapat dipengaruhi oleh penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen, sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti sehingga dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian tersebut adalah menganalisis pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Danny Alexander Bastian, dengan judul Analisa Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Kepercayaan Merek (Brand Trust) Terhadap Loyalitas Merek (Brand Loyalty) ADES PT. Ades Alfindo Putra Setia, tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel Brand Image terhadap Brand Trust ADES PT Ades Alfindo Putra Setia. Kesimpulan, variabel brand image berpengaruh positif signifikan terhadap brand loyalty. Hal ini menunjukkan citra merek yang dibentuk karena perusahaan mampu memberikan presepsi yang baik kepada konsumennya dan juga menjaga dan mengelola hubungan dengan konsumen ADES. Variabel brand trust berpengaruh terhadap brand loyalty. Hal ini menunjukkan upaya yang ada dalam membangun kepercayaan konsumen melalui pemenuhan kebutuhan keinginan konsumen akan air minum kemasan. Variabel brand image berpengaruh signifikan terhadap brand trust. Hal ini menunjukkan bahwa sejauh mana citra merek perusahaan mampu menciptakan kepercayaan merek terhadap pelanggan, karena ketika konsumen sudah terpuaskan kebutuhan dan harapannya, maka kebanyakan konsumen tersebut akan percaya terhadap produk perusahaan.


(2)

2. Antonio Nalau, dengan judul Brand Image Terhadap Loyalitas Pelanggan J.Co Donuts & Coffee Di Plaza Mulia Samarinda, tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Citra Merek (Brand Image) melalui variable keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) terhadap Loyalitas Pelanggan J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda. Untuk mengetahui variabel Citra Merek (Brand Image) yang mana yang dominan mempengaruhi Loyalitas Pelanggan J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda. Kesimpulan, Melalui pengujian secara serempak/simultan (Uji F) dapat disimpulkan bahwa citra merek (brand image) dengan indikator keunggulan asosiasi merek (favorability of brand associaton), kekuatan asosiasi merek (strength of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap variabel dependen, yaitu loyalitas pelanggan sehingga dapat dikatakan bahwa citra merek melalu indicator keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek dan keunikan asosiasi merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda.

Berdasarkan pengujian secara parsial (Uji t), ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa tidak semua indikator dari variabel independen citra merek (brand image), yaitu keunggulan asosiasi merek (favorability of brand associaton), kekuatan asosiasi merek (strength of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variable dependen loyalitas


(3)

pelanggan J.CO Donuts & Cofee di Plaza Mulia Samarinda. Variabel keunggulan asosiasi merek disini terbukti berpengaruh secara dominan positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan sehingga dapat dikatakan bahwa keunggulan asosiasi merek berpengaruh dominan dan positif terhadap loyalitas pelanggan. Lalu keunikan asosiasi merek disini juga terbukti berpengaruh secara positif tetapi tidak dominan dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan sehingga dapat dikatakan bahwa keunikan asosiasi merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. sedangkan kekuatan asosiasi merek disini terbukti berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap loyalitas pelanggan atau dapat dikatakan keunggulan asosiasi merek tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

3. Farid Yuniar Nugrohoho, judul Pengaruh Citra Merek dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Perilaku Konsumen Rumah Makan Gudeg Pawon Di Janturan Umbulharjo). Tujuan penelitian Menganalisis citra merek rumah makan “Gudeg Pawon” Menganalisis kepuasan konsumen rumah makan “Gudeg Pawon” Menganalisis loyalitas pelanggan rumah makan “Gudeg Pawon” Menganalisis pengaruh citra merek dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan pada produk rumah makan “Gudeg Pawon”. Kesimpulan, Citra merek pada rumah makan gudeg pawon baik, dengan skor rata-rata skor rata – rata citra merek sebesar 32,743. Dengan skor rata – rata tertinggi adalah pada dimensi keempukan (krecek,tempe,telur/ayam) sesuai dengan harapan konsumen sebesar 4,37 . Kepuasan konsumen rumah makan gudeg pawon adalah cukup baik, dengan skor rata – rata kepuasan konsumen adalah sebesar 15,7. Dengan skor ratarata


(4)

tertinggi adalah pada dimensi bumbu dan bahan olahan lain sebesar 4,05 . Loyalitas konsumen rumah makan gudeg pawon adalah baik, dengan skor rata–rata loyalitas konsumen adalah sebesar 19,62 (78,50), dengan skor rata – rata tertinggi adalah pada dimensi merekomendasikan Gudeg Pawon kepada orang lain dan melakukan pembelian ulang Gudeg Pawon sebesar 4,083. Adanya pengaruh citra merek terhadap loyalitas pelanggan pada produk rumah makan gudeg pawon. Teknik analisis yang digunakan adalah menggunakan model regresi linear berganda. Nilai konstanta (a) diperoleh sebesar 0,046 yang berarti apabila variabel citra merek diasumsikan tidak ada maka loyalitas konsumen yang terbentuk sebesar 0,046. Koefisien regresi citra merek (b) sebesar 0,379 menunjukkan bila ada peningkatan citra merek maka akan meningkatkan loyalitas konsumen Rumah Makan Gudeg Pawon. Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh adalah sebesar 0.447 yang berarti kontribusi pangaruh variabel citra merek, adalah sebesar 44,7 % dan sisanya sebesar 55,3 % dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Hal ini berarti variabel citra merek mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan loyalitas konsumen Rumah Makan Gudeg Pawon.

4. Priska Nita Anggraeni, judul Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Deangan Kepuasan Konsumen Sebagai Mediasi Pada Produk VIVA Kosmetik di Kota Surabaya. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh functional benefit terhadap kepuasan konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis pengaruh functional benefit terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis pengaruh symbolic benefit terhadap kepuasan konsumen


(5)

pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis pengaruh symbolic benefit terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis kepuasan konsumen memediasi hubungan functional benefit terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya. Untuk menganalisis kepuasan konsumen memediasi hubungan symbolic benefit terhadap loyalitas konsumen pada produk Viva kosmetik di kota Surabaya.

5. Novita Wongso, judul Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Konsumen KFC di Perumahan Citra Garden 2. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Brand image terhadap loyalitas konsumen KFC di Perumahan Citra Garden 2. Kesimpulan, Berdasarkan hasil perhitungan Mean Score pada indikator brand image seperti: kualitas produk, bahan yang digunakan, iklan, logo, rasa, harga, variasi rasa, dan pelayanan, maka indikator utama brand image KFC adalah kualitas produk, yaitu sebesar 4.16. Kemudian hasil perhitungan Overall Mean Score (OMS) pada brand image, memiliki nilai sebesar 3.85, yang terletak pada rentang: 3.41 – 4.20, yang berarti bahwa brand image KFC di mata konsumen adalah baik. Hal ini dikarenakan kualitas produk KFC yang bermutu dan terjamin serta pelayanan yang cepat sehingga memenuhi kepuasan konsumen. Berdasarkan hasil perhitungan Mean Score pada indikator loyalitas konsumen seperti: melakukan pembelian kembali, membeli antarlini produk, rekomendasi, dan tidak berpindah merek, maka indikator utama loyalitas konsumen KFC adalah membeli antarlini


(6)

produk, yaitu sebesar 4.01. Kemudian hasil perhitungan Overall Mean Score (OMS) pada loyalitas, memiliki nilai sebesar 3.78, yang terletak pada rentang: 3.41 – 4.20, yang berarti bahwa loyalitas konsumen KFC adalah tinggi. Loyalitas konsumen KFC pada tingkat ini termasuk dalam kategori loyalitas yang terbagi, yaitu konsumen yang loyal kepada dua atau tiga merek. Dalam penelitian ini, terlihat bahwa variabel brand image memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel loyalitas konsumen. Besarnya pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen KFC di Perumahan Citra Garden 2 yaitu 77.1%. Berdasarkan hasil analisa regresi sederhana, dapat disimpulkan bahwa apabila brand image ditingkatkan maka loyalitas konsumen KFC di Perumahan Citra Garden 2 akan meningkat. Selain itu, berdasarkan hasil uji f dan uji t, kolom sig. terdapat P-Value sebesar 0.000, yang berarti menunjukkan bahwa P-Value lebih kecil dari _ = 0.05 (0.000 < 0.05). Hal ini menyatakan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain secara statistik terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand image terhadap variabel loyalitas konsumen KFC Perumahan Citra Garden 2.