Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia berbasis pengetahuan memiliki kontribusi terhadap produktivitas dan profitabilitas perusahaan. Bisnis berbasis pengetahuan dapat meciptakan keunggulan bagi perusahaan. Dunia berbasis pengetahuan terdiri dari perubahan dinamis yang universal dalam bidang informasi. Perubahan besar telah terjadi terhadap prilaku sosial masyarakat sebagai akibat dari perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi (TI). Dampak TI terhadap manusia tidak dibatasi oleh batas-batas regional, negara bahkan jauh menembus batas secara global. Penemuan-penemuan baru di bidang TI membawa dampak yang sangat besar pada dunia bisnis sebagai akibat dari pemanfaatan TI.

TI dan sumber daya manusia (SDM) menjadi isu yang menarik dikalangan akademisi maupun praktisi. Perusahaan berbasis pengetahuan menciptakan keunggulan kompetitif dalam upaya untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan tenaga-tenaga terampil.

TI dan orang-orang terlatih dibutuhkan dalam menciptakan keunggulan bisnis yang kompetitif dan menjadi roda penggerak yang bersinergis dan berinteraksi dalam mesin bisnis. Hubungan TI dan SDM dibahas oleh Doms et al.

(1997) yang menyimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki modal tinggi tampaknya membayar upah yang tinggi baik sebelum dan sesudah


(2)

mengadopsi teknologi baru, serta menjadi perusahaan yang memiliki produktivitas tinggi.

Produktivitas tinggi yang menguntungkan menjadi sasaran utama suatu bisnis, pada umumnya bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, ataupun kapital yang mereka berikan.

Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Fuller (2001) mengatakan bahwa inti dari investasi adalah menempatkan dana pada risiko dengan harapan menerima laba yang lebih besar maka investasi tersebut telah menciptakan nilai (value creation). Sesuai tujuannya semua aktivitas bisnis adalah mencari laba (Boone dan Kurtz, 2002). Besarnya investasi belum tentu mencerminkan besarnya penerimaan pengembalian. Terkadang yang terjadi adalah ketidak seimbangan antara investasi yang besar dengan penerimaan pengembalian yang kecil. Manfaat investasi sulit diukur. Investasi TI dan SDM tidak dapat diukur langsung secara finansial.

Dalam upaya untuk menghasilkan profit, perusahaan harus mampu mengelola semua sumber daya secara sinergis yang dimilikinya secara efektif. Banyak tantangan dalam mendapatkan profit, salah satunya adalah persaingan. Strategi harus ditetapkan dalam memasuki dunia persaingan yang semakin ketat agar tetap dapat bertahan (survive). Perusahaan harus mampu mendapatkan keunggulan dalam persaingan (competitive advantage). Peningkatan invesatasi adalah salah satu upaya pengembangan bisnis untuk unggul dalam persaingan.


(3)

Walaupun investasi ini besar dan berisiko tetapi investasi ini tetap harus dilakukan dan dibutuhkan. Isu penting di era globalisasi saat ini di dunia bisnis perbankan adalah investasi dibidang TI dan SDM. Kedua investasi ini menjadi bagian terpenting dalam pasar dunia yang global dan bersaing ketat dewasa ini.

Investasi dalam bidang TI dan SDM adalah dua mata rantai yang tidak dapat terpisahkan. Investasi TI dan SDM saling melengkapi (Gunnarsson et al, 2001, 2004 dan Hagsten, 2009).

Aset TI menjadi komponen kunci dari sistem perusahaan dalam memfasilitasi penciptaan, asimilasi, dan penerapan pengetahuan (Alavi dan Leidner, 2001). Dalam memenangkan persaingan perusahaan kontemporer terus melakukan investasi dalam memperoleh sumber daya TI yang unggul dan menyusun tim yang mampu dari pekerja berbasis pengetahuan (Aral dan Weill, 2007). Pemanfaatan TI telah meningkat secara cepat, berevolusi dalam industri jasa, khususnya industri perbankan. Pemanfaatan TI oleh bank berarti bank telah dapat memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi kepada nasabah dengan sedikit usaha yang berdampak pada pengembalian aset (Dandago, 2012).

Tabel 1. Data investasi TI beberapa bank di Indonesia

Nama Bank Tahun

Investasi Nilai Investasi TI PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2012 Rp. 1 triliun

PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk 2012 US$ 30 juta

PT. Bank QNB Kesawan 2012 Rp. 30 miliar

PT. Bank Central Asia Tbk 2011 US$ 60 jt – 80 juta

PT. Bank Muamalat 2011 US$ 8 juta

PT. Bank Syariah Mandiri 2011 Rp. 60 miliar

PT. Bank Central Asia Tbk 2010 US$ 50 juta

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2010 US$ 50 juta Sumber : data diolah dari beberapa website di internet


(4)

Sebagaimana pendapat Porter dan Millar (1985) bahwa investasi TI memainkan peran penting dalam mendapatkan keunggulan kompetitif yang harus tercermin dalam kenaikan laba bersih. Besarnya investasi dibidang TI pada bisnis perbankan dapat dilihat pada Tabel 1.

Terlepas dari pentingnya investasi di bidang TI dalam dunia bisnis, kegagalan menjadi suatu risiko yang harus dipertimbangkan. Salah satu bukti kegagalan TI dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perusahaan yang gagal dalam ber-investasi TI

No. Nama

Perusahaan Proyek Tahun

Nilai Investasi Hasil Investasi 1 AMR Corp., Budget Rent A Car Corp., Hilton Hotels Corp., Marriott International Inc.

"Confirm" reservasi sistem untuk hotel dan sistem untuk hotel dan pemesanan penyewaan mobil

1992 $ 125 juta Gagal

2 Snap-On Inc.

Konversi ke sistem order-entry baru dari The Baan Co

1997 $ 50 juta Gagal

3 FoxMeyer Corp. SAP sistem ERP 1996 $ 1 miliar Gagal

4 W. W. Grainger

Inc. SAP sistem ERP 1998 $ 9 juta Gagal

5 Greyhound Lines Inc.

Reservasi "Perjalanan" dan sistem pengiriman-bus. Tahun 1994 rugi $ 61.400.000

1993/1994 $ 6 juta Gagal

6 Hershey Foods Corp.

IBM instalasi dan integrasi yang dipimpin SAP, Manugistics Group Inc. dan Siebel Systems Inc

software

$ 112 juta Gagal

7 Norfolk Southern Corp.

Sistem integrasi dengan sasaran merger Konsolidasi Rail Corp. Menambah kerugian $80 juta

1998/1999 $ 113 juta Gagal

8 Oxford Health Plans Inc.

Penagihan baru dan sistem pemrosesan klaim berdasarkan Unix International dan Oracle Corp database


(5)

Tabel 2. Perusahaan yang gagal dalam ber-investasi TI - lanjutan

No. Nama

Perusahaan Proyek Tahun

Nilai Investasi

Hasil Investasi 9 Tri Valley Growers Oracle Corp aplikasi ERP dan integrasi 1996 $ 6 juta Gagal

10 Universal Oil Products LLC

Software untuk memperkirakan biaya proyek dan mencari spesifikasi teknik, yang akan dibangun dan dipasang oleh Andersen Consulting

1991 $100 juta Gagal

11 IEEE Perangkat lunak “hall of

shame” 2005 $5 miliar Gagal Sumber : Data diolah dari http://www.computerworld.com dan sumber lain.

SDM yang terampil dan kompeten menjadi isu yang signifikan khususnya di dunia perbankan. Kebutuhan akan SDM yang berkualitas terus dibicarakan dalam dunia perbankan. Berdasarkan survey yang dilakukan Price Waterhouse Coopers (PwC) Indonesia (http://bisnis.liputan6.com/2013) sebanyak 82 bank yang beroperasi di Indonesia baik dari lokal maupun asing ternyata mengaku masih kekurangan SDM yang berkualitas. Sebanyak 80% responden merasa ketersediaan pegawai yang berkualifikasi dan berpengalaman langka atau sangat langka, dan masalah ini menjadi penghambat dalam perluasan jaringan kantor yang efektif. Tabel 3. menunjukkan peringkat Human Development Index (HDI) dan produktifitas SDM perbankan Indonesia yang cukup rendah dibandingkan negara lain di ASEAN.

Gambar 1. menunjukkan produktifitas SDM perbankan diukur dengan parameter laba bersih untuk satu orang pegawai. SDM Indonesia masuk pada urutan ke empat terendah yang mengindikasikan rendahnya kualitas SDM perbankan Indonesia.


(6)

Tabel 3. Human Development Index Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara di ASEAN

Human Development Index

ASEAN Country Trend Global Rank

2008 2009 2010 2009 2010

1 Singapore 0.84 0.84 0.85 23 27

2 Brunei 0.80 0.80 0.80 30 37

3 Malaysia 0.74 0.74 0.74 66 57

4 Thailand 0.65 0.65 0.65 87 92

5 Philippines 0.63 0.63 0.64 105 97

6 Indonesia 0.59 0.59 0.60 111 108

7 Vietnam 0.56 0.57 0.57 116 113

8 Laos 0.48 0.49 0.50 133 122

9 Cambodia 0.49 0.49 0.49 137 124

10 Myanmar 0.44 0.44 0.45 138 132

Note: HDI adalah salah satu indeks komposit untuk mengukur keberhasilan pembangunan dengan mengkombinasikan indikator usia harapan hidup, tingkat pendidikan, dan pendapatan. Sumber: Presentasi Ikatan Bankir Indonesia pada Focus Group Discussion API, 19 September 2013

Gambar 1. Perbandingan Produktifitas SDM Perbankan ASEAN

Sumber : Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia, November 2013

SDM harus dipandang sebagai modal atau aset bagi perusahaan yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan di era globalisasi saat ini.


(7)

Perspektif SDM sebagai investasi harus lebih diprioritaskan, diidentifikasi, dan dipelihara, yang mencakup setiap kegiatan yang memperluas produktivitas tenaga kerja.

SDM merupakan salah satu komponen penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan kinerja bisnis (Huang dan Liu, 2005). Dengan kualitas SDM yang tinggi, perusahaan dapat memaksimalkan SDM yang sedikit, keuntungan yang diperoleh tentu lebih besar dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan kinerja bisnis. Berpindahnya SDM terampil dan terlatih ke perusahaan pesaing akan menjadi tantangan dan tidak lagi menciptakan nilai. Dekade terakhir pengunduran diri ini sangat cepat, studi terdahulu menunjukkan bahwa rata-rata karyawan beralih ke perusahaan lain setiap enam tahun (Kransdorff, 1996). Kondisi ini menjadi perhatian yang serius bagi perusahaan.

Dalam kaitannya dengan Intellectual Capital (IC) dapat dilihat dari kontribusi TI dan SDM sebagai intangible assets dalam penciptaan nilai. Untuk dapat menciptakan nilai (value creation) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang berkelanjutan, dibutuhkan IC sebagai pendorong utama (principal driver). Prahalad dan Hamel (1990) berpendapat bahwa IC dapat dipandang sebagai pendorong utama (principal driver) kinerja organisasi dari penciptaan nilai (value creation) dan sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bukti bahwa ada hubungan empiris antara IC dan value creation perusahaan (Marr dan Roos, 2005). IC hampir menjadi satu-satunya keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam ekonomi baru (Grant, 1991; Hysom, 2001; Wade & Hulland, 2004), sementara itu, konsep keuntungan ekonomi dan sisa pendapatan didasarkan pada kenyataan bahwa hanya


(8)

keunggulan kompetitif dari suatu perusahaan yang memberikan penciptaan nilai tambah (Shakina dan Barajas, 2013). IC dalam bentuk organization knowledge

mempunyai hubungan langsung dengan kinerja (performance) organisasi. IC juga dapat menjadi mediator hubungan antara proses pembelajaran organisasi dengan kinerja (Snyder dan Cummings, 1998).

Pengukuran menjadi sesuatu yang sangat penting untuk mengetahui persentase kontribusi IC terhadap profitabilitas. Pulic (1998) mengukur IC

perusahaan sebagai penciptaan nilai (value creation). VAICTM digunakan sebagai proksi terhadap kinerja bisnis perusahaan yang diproksikan oleh Return on Investment (ROI).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, permasalahan pokok dapat diteliti dengan dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap

ROI?

2. Bagaimana pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap IC

sebagai penciptaan nilai (value creation)?

3. Bagaimana pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap

ROI melalui IC sebagai penciptaan nilai?

1.3. Tujuan Penelitian


(9)

1. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap ROI.

2. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap IC sebagai penciptaan nilai (value creation).

3. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap ROI melalui IC sebagai penciptaan nilai (value creation).

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan penambah wawasan, pengetahuan dan referensi penulisan karya ilmiah mengenai investasi dibidang TI dan SDM dengan sasaran keuangan yang diarahkan pada profitabilitas khususnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan melalui IC sebagai penciptaan nilai yang masih mencari model serta format yang tepat.

2. Bagi Investor dan Calon Investor

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan investasi dibidang TI dan SDM yang harus melalui IC sebagai penciptaan nilai untuk meraih keunggulan bersaing perusahaan sehubungan dengan keputusan investasi mereka dengan sasaran profitabilitas.

3. Bagi Regulator

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan


(10)

terkait dengan investasi TI dan SDM dalam penciptaan nilai dengan sasaran keuangan yang diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan dengan pertimbangan biaya yang dikeluarkan perusahaan tidak sedikit.

4. Bagi Analis Keuangan Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi sebagai bahan masukan untuk mengestimasi besarnya anggaran untuk investasi TI dan SDM dalam penciptaan nilai sesuai dengan profitabilitas yang diharapkan.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan kombinasi dari penelitian Dandago (2012) untuk investasi TI, Bassey dan Tapang (2012) dan Samad (2013) untuk investasi SDM, Kamal et al. (2012) untuk mengukur pengaruh IC sebagai value creation yang diproksikan dengan VAICTM terhadap kinerja keuangan. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :

a. Variabel eksogen investasi TI.

Peneliti I terdahulu : investasi software, hardware dan jumlah ATM.

Dalam penelitian ini : investasi software dan hardware dan pengembangan TI lainnya.

Variabel eksogen investasi SDM.

Peneliti IIa terdahulu : biaya perolehan sumber daya manusia (HRAC), biaya pengembangan (pelatihan) sumber daya manusia (HRDC) dan IIb : pelatihan dan pendidikan, pengetahuan, keterampilan, kompetensi dan kreativitas, sikap.


(11)

Dalam penelitian ini : biaya pendidikan dan pelatihan/pengembangan. b. Variabel intervening.

Peneliti terdahulu : tidak ada variabel intervening.

Dalam penelitian ini menggunakan IC sebagai value creation. Penelitian ini mengadopsi variabel independen dari penelitian terdahulu menjadi variabel intervening (IC yang diproksikan dengan VAICTM).

c. Variabel endogen.

Peneliti I terdahulu (investasi TI) : Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE).

Peneliti IIa terdahulu (investasi SDM) : produktivitas perusahaan - ROI. Peneliti IIb terdahulu (investasi SDM) : profitabilitas (ROA/ROI, ROE, ROS), produktivitas, evaluasi pasar.

Peneliti III : kinerja keuangan (ROA, ROE). Dalam penelitian ini : ROI.

d. Tahun pengamatan yang dilakukan penelitian terdahulu: Peneliti I terdahulu (investasi TI) : 2000-2010

Peneliti IIa terdahulu (investasi SDM) : tidak tersedia. Peneliti IIb terdahulu (investasi SDM) : tidak tersedia

Peneliti III : IC yang diproksikan dengan VAICTM : 2004-2008. Dalam penelitian ini : 2008-2012.

e. Lokasi penelitian :

Peneliti I terdahulu (investasi TI) : Nigeria Peneliti IIa terdahulu (investasi SDM) : Nigeria Peneliti IIb terdahulu (investasi SDM) : Malaysia


(12)

Peneliti III : Malaysia


(1)

Perspektif SDM sebagai investasi harus lebih diprioritaskan, diidentifikasi, dan dipelihara, yang mencakup setiap kegiatan yang memperluas produktivitas tenaga kerja.

SDM merupakan salah satu komponen penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan kinerja bisnis (Huang dan Liu, 2005). Dengan kualitas SDM yang tinggi, perusahaan dapat memaksimalkan SDM yang sedikit, keuntungan yang diperoleh tentu lebih besar dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan kinerja bisnis. Berpindahnya SDM terampil dan terlatih ke perusahaan pesaing akan menjadi tantangan dan tidak lagi menciptakan nilai. Dekade terakhir pengunduran diri ini sangat cepat, studi terdahulu menunjukkan bahwa rata-rata karyawan beralih ke perusahaan lain setiap enam tahun (Kransdorff, 1996). Kondisi ini menjadi perhatian yang serius bagi perusahaan.

Dalam kaitannya dengan Intellectual Capital (IC) dapat dilihat dari kontribusi TI dan SDM sebagai intangible assets dalam penciptaan nilai. Untuk dapat menciptakan nilai (value creation) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang berkelanjutan, dibutuhkan IC sebagai pendorong utama (principal driver). Prahalad dan Hamel (1990) berpendapat bahwa IC dapat dipandang sebagai pendorong utama (principal driver) kinerja organisasi dari penciptaan nilai (value creation) dan sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bukti bahwa ada hubungan empiris antara IC dan value creation perusahaan (Marr dan Roos, 2005). IC hampir menjadi satu-satunya keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam ekonomi baru (Grant, 1991; Hysom, 2001; Wade & Hulland, 2004), sementara itu, konsep keuntungan ekonomi dan sisa pendapatan didasarkan pada kenyataan bahwa hanya


(2)

keunggulan kompetitif dari suatu perusahaan yang memberikan penciptaan nilai tambah (Shakina dan Barajas, 2013). IC dalam bentuk organization knowledge mempunyai hubungan langsung dengan kinerja (performance) organisasi. IC juga dapat menjadi mediator hubungan antara proses pembelajaran organisasi dengan kinerja (Snyder dan Cummings, 1998).

Pengukuran menjadi sesuatu yang sangat penting untuk mengetahui persentase kontribusi IC terhadap profitabilitas. Pulic (1998) mengukur IC perusahaan sebagai penciptaan nilai (value creation). VAICTM digunakan sebagai proksi terhadap kinerja bisnis perusahaan yang diproksikan oleh Return on Investment (ROI).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, permasalahan pokok dapat diteliti dengan dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap ROI?

2. Bagaimana pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap IC sebagai penciptaan nilai (value creation)?

3. Bagaimana pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap ROI melalui IC sebagai penciptaan nilai?

1.3. Tujuan Penelitian


(3)

1. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap ROI.

2. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap IC sebagai penciptaan nilai (value creation).

3. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap ROI melalui IC sebagai penciptaan nilai (value creation).

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan penambah wawasan, pengetahuan dan referensi penulisan karya ilmiah mengenai investasi dibidang TI dan SDM dengan sasaran keuangan yang diarahkan pada profitabilitas khususnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan melalui IC sebagai penciptaan nilai yang masih mencari model serta format yang tepat.

2. Bagi Investor dan Calon Investor

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan investasi dibidang TI dan SDM yang harus melalui IC sebagai penciptaan nilai untuk meraih keunggulan bersaing perusahaan sehubungan dengan keputusan investasi mereka dengan sasaran profitabilitas.

3. Bagi Regulator

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan


(4)

terkait dengan investasi TI dan SDM dalam penciptaan nilai dengan sasaran keuangan yang diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan dengan pertimbangan biaya yang dikeluarkan perusahaan tidak sedikit.

4. Bagi Analis Keuangan Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi sebagai bahan masukan untuk mengestimasi besarnya anggaran untuk investasi TI dan SDM dalam penciptaan nilai sesuai dengan profitabilitas yang diharapkan.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan kombinasi dari penelitian Dandago (2012) untuk investasi TI, Bassey dan Tapang (2012) dan Samad (2013) untuk investasi SDM, Kamal et al. (2012) untuk mengukur pengaruh IC sebagai value creation yang diproksikan dengan VAICTM terhadap kinerja keuangan. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :

a. Variabel eksogen investasi TI.

Peneliti I terdahulu : investasi software, hardware dan jumlah ATM.

Dalam penelitian ini : investasi software dan hardware dan pengembangan TI lainnya.

Variabel eksogen investasi SDM.

Peneliti IIa terdahulu : biaya perolehan sumber daya manusia (HRAC), biaya pengembangan (pelatihan) sumber daya manusia (HRDC) dan IIb : pelatihan dan pendidikan, pengetahuan, keterampilan, kompetensi dan kreativitas, sikap.


(5)

Dalam penelitian ini : biaya pendidikan dan pelatihan/pengembangan. b. Variabel intervening.

Peneliti terdahulu : tidak ada variabel intervening.

Dalam penelitian ini menggunakan IC sebagai value creation. Penelitian ini mengadopsi variabel independen dari penelitian terdahulu menjadi variabel intervening (IC yang diproksikan dengan VAICTM).

c. Variabel endogen.

Peneliti I terdahulu (investasi TI) : Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE).

Peneliti IIa terdahulu (investasi SDM) : produktivitas perusahaan - ROI. Peneliti IIb terdahulu (investasi SDM) : profitabilitas (ROA/ROI, ROE, ROS), produktivitas, evaluasi pasar.

Peneliti III : kinerja keuangan (ROA, ROE). Dalam penelitian ini : ROI.

d. Tahun pengamatan yang dilakukan penelitian terdahulu: Peneliti I terdahulu (investasi TI) : 2000-2010

Peneliti IIa terdahulu (investasi SDM) : tidak tersedia. Peneliti IIb terdahulu (investasi SDM) : tidak tersedia

Peneliti III : IC yang diproksikan dengan VAICTM : 2004-2008. Dalam penelitian ini : 2008-2012.

e. Lokasi penelitian :

Peneliti I terdahulu (investasi TI) : Nigeria Peneliti IIa terdahulu (investasi SDM) : Nigeria Peneliti IIb terdahulu (investasi SDM) : Malaysia


(6)

Peneliti III : Malaysia


Dokumen yang terkait

Studi Penerapan Metode Return on Investment Dalam Pengukuran Human Capital di Pabrik Gula Sei Semayang

3 132 89

Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 59 82

Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 33 127

Penerapan Metode Groos margin Return On Investment Dalam Menentukan Nilai Balik Persediaan Barang Pada PT. Prima Indah Santon Medan

4 89 49

Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

3 58 119

Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

0 0 16

Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

0 0 14

Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

0 2 7

Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

0 1 12