Faktor faktor yang Mempengaruhi Perminta

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
DAGING AYAM DI KABUPATEN CIAMIS
Agus Yuniawan Isyanto
Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis

ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap permintaan daging ayam di Kabupaten Ciamis, dan (2) Respon masyarakat Kabupaten
Ciamis terhadap permintaan daging ayam bila terjadi perubahan harga. Penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan melaksanakan studi kasus di Kabupaten Ciamis.
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap permintaan daging ayam secara simultan diuji dengan menggunakan Uji F sedangkan secara
parsial menggunakan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Harga ikan dan pendapatan tidak berpengaruh terhadap
permintaan daging ayam. Harga daging ayam, harga daging sapi, harga telur, dan harga susu
berpengaruh signifikan terhadap permintaan daging ayam, sedangkan harga beras berpengaruh sangat
signifikan terhadap permintaan daging ayam, dan (2) Elastisitas harga sendiri dari daging ayam sebesar
-1,176 menunjukkan bahwa permintaan daging ayam bersifat elastis (E>1) dimana permintaan daging
ayam peka terhadap perubahan harga daging ayam itu sendiri. Bila harga daging ayam mengalami
kenaikan sebesar 10 persen, maka permintaan terhadap daging ayam akan mengalami penurunan

sebesar 11,76 persen. Elastisitas harga daging sapi yang merupakan elastisitas harga silang terhadap
harga daging ayam sebesar 1,938 menunjukkan bahwa apabila harga daging sapi mengalami kenaikan
sebesar 10 persen maka permintaan terhadap daging ayam akan mengalami kenaikan sebesar 19,38
persen. Sedangkan nilai elastisitas harga silang harga beras terhadap harga daging ayam sebesar -1,024
menunjukkan bahwa apabila harga beras mengalami kenaikan sebesar 10 persen maka permintaan
terhadap daging ayam akan mengalami penurunan sebesar 10,24 persen.
Kata kunci: faktor-faktor, permintaan, daging ayam

ABSTRACT
This research is executed with aim to know factors influencing the demand of chicken meat at Ciamis Regency.
Research is performed by use of descriptive research method with perform case study at Ciamis Regency. Data that
utilizing to constitute secondary data that hereafter analyzed descriptively. The data was analyzed by using multiple
regression. Influential factor to the demand of chicken meat simultaneously is tested by use of F test meanwhile partially
utilize t test.
Result showed that: (1) Fish price and income was not influenced the demand of chicken meat. Chicken meat
price, beef price, egg price, and milk price influenced significantly to the demand of chicken meat, meanwhile rice price
most significantly influenced the demand of chicken meat, and (2) Own elasticity of price of chicken meat as big as 1,176
the demand of chicken meat was elastic (E>1) where the demand of chicken meat is sensitively
to the self price. If chicken meat price experience ascension as big as 10 percents, therefore the demand of chicken meat
will experience decrease as big as 11,76 percents. Beef price elasticity that cross price elasticity to chicken meat price as

big as 1,938 point out that if beef price experience ascension as big as 10 percents therefore the demand of chicken
meat will experience ascensions as big as 19,38 percents. Meanwhile cross elasticity of price of rice price to chicken meat
point out that if rice price experience ascension as big as 10 percents therefore the demand of
price as big as -1,024
chicken meat will experience decreases as big as 10,24 percents.
Key word: factors, demand, chicken meat

102

tingkat konsumsi rata-rata masyarakat Jawa

PENDAHULUAN
Pada negara-negara yang sudah maju

Barat terhadap daging, telur dan susu

masyarakatnya

masing-masing 2,17 kg, 1,57 kg, dan 3,16


menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap

kg/kapita/tahun, yang setara dengan 1,81

makanan sumber protein hewani sudah

gram protein hewani per kapita per hari

merupakan kebutuhan pokok dalam pola

(Departemen Pertanian Kanwil Propinsi

konsumsinya; sebaliknya pada masyarakat

Jawa Barat, 1999).

tingkat

kesejahteraan


Data Susenas di Kabupaten Ciamis

yang belum maju, bahan makanan dari
hasil-hasil

komoditi

merupakan

barang

Meningkatnya

masih

Tahun 2000 menunjukkan bahwa sekitar

superior (mewah).

19,26% pengeluaran masyarakat digunakan


ternak

pendapatan

masyarakat

untuk konsumsi padi-padian; 7,58% untuk

diperkirakan akan diikuti oleh peningkatan

konsumsi

konsumsi protein hewani (daging, susu,

rokok); 6,40% untuk konsumsi daging, dan

telur) secara konsisten. Namun ternyata hal

3,97% untuk konsumsi telur dan susu


tersebut tidak selalu terjadi pada semua

(Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis,

orang atau masyarakat di suatu wilayah

2001).

saat

(biasanya

berupa

Tingkat konsumsi protein hewani

(Balitbang Pertanian, 1991).
Hingga


tembakau

ini

permintaan

asal ternak per kapita di Kabupaten Ciamis

di

mengalami penurunan dari 2,70 kg per

Indonesia terhadap komoditi daging, telur

kapita per tahun pada tahun 1999 menjadi

dan

menunjukkan


2,07 kg per kapita per tahun atau setara

kecenderungan adanya peningkatan. Dari

dengan daging 2,95 kg, telur 1,51 kg, dan

pencapaian pembangunan dan perbaikan

susu 1,52 kg per kapita per tahun pada

perekonomian

serta

tahun 2000. Bila dibandingkan dengan

peningkatan kesadaran atau sikap terhadap

norma gizi sebesar 4,5 gr per kapita per


pentingnya

gizi

makanan

melalui

hari atau setara dengan 7,6 kg daging, 3,5

penyuluhan

dan

bimbingan

kepada

kg telur dan 4,6 kg susu per kapita per


masyarakat yang telah dilaksanakan, maka

tahun, berarti masih rendah atau baru

diharapkan permintaan masyarakat secara

mencapai 46 persen (Dinas Peternakan

umum terhadap komoditi hasil ternak

Kabupaten Ciamis, 2000).

masyarakat

di

susu

berbagai


umumnya

wilayah

masyarakat

Menurut Arsyad (1991), pemintaan

terus meningkat.
Bahan

terhadap suatu barang dipengaruhi oleh

Makanan Propinsi Jawa Barat Tahun 1998,

harga barang itu sendiri, harga barang lain

Berdasarkan

Neraca

yang mempunyai kaitan erat dengan

a. Harga daging ayam (Pda) adalah

barang tersebut, pendapatan konsumen,

rata-rata harga daging ayam yang

dan selera konsumen.

terbanyak dikonsumsi yaitu daging

Penelitian ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui: (1) Faktor-faktor

ayam ras, dan diukur dalam satuan
Rp/kg.

yang berpengaruh terhadap permintaan

b. Harga daging sapi (Pds) adalah

daging ayam di Kabupaten Ciamis, dan (2)

rata-rata harga daging sapi yang

Respon masyarakat Kabupaten Ciamis

dibeli oleh konsumen, dan diukur

terhadap permintaan daging ayam bila

dalam satuan Rp/kg.

terjadi perubahan harga dan pendapatan.

c. Harga telur (Pt) adalah rata-rata
harga

telur

yang

terbanyak

dikonsumsi yaitu telur ayam ras,

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan

dan diukur dalam satuan Rp/kg.

adalah metode penelitian deskriptif dengan

d. Harga susu (Ps) adalah rata-rata

melaksanakan studi kasus di Kabupaten

harga susu cair pabrik yang dibeli

Ciamis. Menurut Singarimbun dan Effendi

oleh konsumen, dan diukur dalam

(1995), penelitian ilmu-ilmu sosial dapat

satuan Rp/kaleng.

dibedakan atas tiga tipe penelitian, yaitu
penelitian

penjajagan

e. Harga ikan (Pi) adalah rata-rata

(eksploratif),

harga jenis ikan diawetkan yang

penelitian penjelasan (eksplanatori), dan

terbanyak dikonsumsi, dan diukur

penelitian deskriptif.

dalam satuan Rp/kg.

Variabel-variabel

yang

digunakan

f. Harga beras (Pb) adalah rata-rata

dalam penelitian ini meliputi:

harga beras giling cere jenis IR64,

1. Variabel terikat adalah permintaan

dan diukur dalam satuan Rp/kg.

terhadap daging ayam (Qda) yaitu

g. Pendapatan (I) adalah pendapatan

jumlah permintaan yang merupakan

kotor per kapita penduduk di

rata-rata permintaan atau konsumsi

Kabupaten Ciamis yang dihitung

individual

berdasarkan

selama

setahun

dalam

Produk

Domestik

periode tahun penelitian, dihitung

Regional Bruto (PDRB) atas dasar

berdasarkan rata-rata konsumsi daging

harga berlaku yang dibagi dengan

ayam per kapita per tahun, dan diukur

jumlah

dalam satuan kg/tahun.

pertengahan tahun, dan diukur

2. Variabel bebas, meliputi :

penduduk

dalam satuan Rp.

pada

Data yang digunakan berupa data
sekunder yaitu data serial waktu (time series)

Pi
Pb
I

= Harga ikan
= Harga beras
= Pendapatan per kapita

tahun 1986-2000 yang dipublikasikan oleh
lembaga-lembaga yang berkompeten yang
meliputi Badan Pusat Statistik Republik
Indonesia, Badan Pusat Statistik Propinsi
Jawa Barat, Dinas Pertanian Propinsi Jawa
Barat, Dinas Peternakan Propinsi Jawa
Barat, Badan Pusat Statistik Kabupaten
Ciamis,

Dinas

Pertanian

Kabupaten

Ciamis, Dinas Peternakan

Kabupaten

Ciamis, serta data-data dari sumber lain
data

dilakukan

mengetahui

pengaruh

variabel

permintaan

bebas

atau konsumsi

mana

merupakan fungsi permintaan dengan
elastisitas

konstan,

dengan

spesifikasi

model sebagai berikut :
Ln Qds = Ln

0

+

Ln Pt +

4

Ln Ps +

+

3

7

1

Ln Pda +
5

2

Ln Pds

Ln Pi +

6

Ln

Ln I + U

0

= Intersep (konstanta)

1

= Elastisitas harga sendiri (own price

elasticity)
,

terhadap
daging

permintaan

logaritme natural (logaritma ganda) yang

sebagai

sejauh

fungsi

dengan OLS, maka digunakan fungsi double

berikut:
(1) Untuk

bentuk

tersebut dapat lebih mudah dianalisis

Pb +

yang diperlukan.
Analisis

Agar

,

2

,

3

,

4

,

5

6

7

=

Elastisitas

harga silang (cross price elasticity)

ayam pada masyarakat di wilayah

8

= Elastisitas pendapatan

Kabupaten Ciamis, digunakan model

(2) Untuk menguji apakah model yang

analisis permintaan dengan elastisitas

digunakan cukup memadai dengan

konstan yang dianalisis dengan cara

data

Metode Kuadrat Terkecil atau Ordinary

verifikasi model. Verifikasi yang biasa

Least

Square

(OLS)

dengan

yang

ada,

maka

dilakukan adalah uji hipotesis dan uji

menggunakan paket program Statistical

penyimpangan klasik.

Package for Social Science (SPSS) versi 10.

Secara

Bentuk persamaan yang digunakan

:

berikut :

H0 =
f (Pda, Pds, Pt, Ps, Pi, Pb, I)

statistik,

hipotesis

dalam

penelitian ini dituliskan sebagai berikut

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

Qda =
Dimana :
Qda =
Pda
=
Pds
=
Pt
=
Ps
=

diperlukan

,

2

,

3

,

4

5

,

,

6

7

0

H1 = Minimal salah satu dari

parameter tersebut = 0
Jumlah daging ayam yang dikonsumsi masyarakat
Ukuran yang digunakan dalam
Harga daging ayam
Harga daging sapi
pengujian statistik untuk hipotesis
Harga telur
kerja nomor 1,2,3, dan 4 adalah
Harga susu

koefisien determinasi (R2), Overall Test

secara

(Uji-F), dan Partial Test (Uji-t), dengan

variabel bebas lain di dalam model

penjabaran sebagai berikut :

persamaan regresi estimasi. Jika

(a) Nilai determinasi (R2) digunakan

nilai statistik t yang dihitung lebih

untuk melihat keeratan hubungan

besar dari nilai t yang terdapat pada

antara semua variabel bebas secara

tabel, maka dikatakan bahwa nilai t

bersama-sama

variabel

tersebut signifikan. Bila nilai t

terikat dengan menggunakan uji

tersebut signifikan, maka tanda dan

goodness of fit, yaitu dengan melihat

besarnya

nilai R2 dimana semakin tinggi nilai

mempunyai arti penting. Tanda

R2 maka persamaan penduganya

positif berarti bahwa variabel bebas

semakin baik.

tersebut

dengan

dikontrol

nilai

oleh

parameter

mempunyai

pengaruh

positif terhadap variabel terikat,

(Uji-F), digunakan

(b) Overall Test

parsial

pengaruh

sebaliknya tanda negatif berarti

variabel bebas secara bersama-

bahwa variabel bebas tersebut

sama terhadap variabel terikat. Bila

mempunyai

nilai F yang dihitung lebih besar

terhadap variabel terikat.

untuk

mengetahui

pengaruh

negatif

dari nilai F yang terdapat pada
berarti

secara

HASIL DAN PEMBAHASAN

keseluruhan

variabel

bebas

berpengaruh

nyata

Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Daging Ayam
Analisis Permintaan Daging Sapi

tabel,

maka

terhadap

variabel terikat, atau dengan kata
lain nilai F adalah signifikan. Hal
ini menunjukkan bahwa hipotesis
yang dinyatakan bahwa nilai-nilai
parameter

sama

dengan

nol

ditolak. Jadi model regresi berhasil
menerangkan

variabel-variabel

bebas karena nilai statistik F
tersebut menunjukkan bahwa nilai
parameter regresi berbeda nyata
dengan nol.
(c) Partial Test (Uji-t) digunakan untuk
mengetahui peran variabel bebas

Analisis penelitian ini menggunakan
model statis fungsi permintaan individu
dalam bentuk logaritma ganda. Adapun
asumsi yang mendasari penelitian ini
adalah:
(1) Permintaan daging ayam oleh setiap
individu masyarakat Kabupaten Ciamis
identik

dengan

rata-rata

tingkat

konsumsi daging ayam per kapita per
tahun.
(2) Konsumen
berusaha

bersifat

rasional

dan

memaksimumkan

kepuasannya dengan kendala anggaran

ini akan diuraikan lebih lanjut dalam

pendapatan yang dimiliki.

bahasan selanjutnya.

(3) Ceteris paribus
Analisa data dengan menggunakan
program

SPSS

menghasilkan

matriks

Hasil Pengujian Validitas Model
Persamaan Penduga

korelasi yang memperlihatkan hasil bahwa

Validitas model persamaan penduga

di antara variabel-variabel bebas yang

diuji dengan uji F, yaitu dengan cara

digunakan dalam penelitian ini yaitu harga

membandingkan nilai F-hitung dengan

daging ayam, harga daging sapi, harga
telur, harga susu, harga ikan, harga beras

nilai F-tabel, dan untuk melihat seberapa
besar

variabel-variabel

bebas

secara

dan pendapatan mempunyai korelasi yang

bersama-sama menerangkan variasi yang

tinggi dengan permintaan terhadap daging

terjadi pada variabel tidak bebasnya, yang

ayam. Korelasi terendah terjadi antara

ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien

permintaan daging ayam dengan harga ikan

determinasinya (R2).

yaitu 0,662, sedangkan korelasi tertinggi

Hasil analisis menunjukkan bahwa

terjadi antara permintaan daging ayam

nilai F-hitung pada uji F sebesar 26,290

dengan pendapatan yaitu sebesar 0,875

yang lebih besar dari nilai F-tabel pada

(Lampiran 1).

tingkat signifikansi 1 persen sebesar 6,99.

Selain itu terlihat adanya korelasi

Dengan demikian variabel bebas secara

yang kuat antara masing-masing variabel

bersama-sama berpengaruh nyata terhadap

bebas

permintaan daging ayam sehingga model

yang

menunjukkan

adanya

autokorelasi antar variabel bebas yang

persamaan penduga tersebut sudah dapat

dapat menyebabkan adanya kesalahan

digunakan untuk parameter-parameter dari

dalam spesifikasi model permintaan daging

variabel bebas yang ada dalam persamaan

ayam yang bisa menyebabkan kesalahan

penduga yang dapat digunakan untuk

dalam pembuatan kesimpulan penelitian.
Untuk itu perlu dilakukan verifikasi model
lebih lanjut untuk memperoleh model yang
tepat

yang

akan

digunakan

dalam

menganalisa permintaan terhadap daging
ayam. Bahasan selanjutnya mengenai hal

menaksir permintaan daging ayam secara
statik.
Hasil analisis regresi yang telah
dilakukan dengan menggunakan program
SPSS versi 10 untuk menguji hipotesis
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Permintaan Daging Ayam di Kabupaten Ciamis
dengan Model Statis
Koefisien
Standard
Variabel
t-hitung
Signifikansi
Regresi
Error
C (konstanta)
-0,160
2,250
-0,071
1% = 2,624
Ln Pda
-1,176
0,588
-2,000**
5% = 1,761
Ln Pds
1,938
1,045
1,855**
10% = 1,345
Ln Pt
-0,705
0,290
-2,431**
Ln Ps
0,917
0,611
1,500*
Ln Pi
-0,149
0,347
-0,430
Ln b
-1,024
0,364
-2,812***
I
0,451
0,447
1,010
2
R
: 0,963
Keterangan : *** = siginifikan pada = 1%
2
Adjusted R
: 0,927
** = siginifikan pada = 5%
SE of the estimate
: 0.08287
* = siginifikan pada = 10%
F-hitung
: 26.290
Tabel

1

menunjukkan

bahwa

berpengaruh

signifikan

terhadap

koefisien determinasi (Adjusted R2) untuk

permintaan

uji kebaikan suai (goodness of fit) dari model

Sedangkan harga ikan dan pendapatan

tersebut

perkapita tidak berpengaruh

adalah

tinggi

(92,70).

Ini

menunjukkan bahwa variasi variabel terikat

terhadap

daging

ayam.
terhadap

permintaan daging ayam.

dapat

Oleh karena fungsi yang digunakan

diterangkan oleh variabel-variabel bebas,

dalam model ini adalah logaritma ganda,

sedangkan sisanya sebanyak 7,30 persen

maka koefisien regresi dari masing-masing

diterangkan oleh variabel lain yang tidak

variabel merupakan nilai elastisitasnya.

dimasukkan ke dalam model.

Elastisitas

(Qda)

sebesar

92,70

persen

harga

sendiri

dari

hasil

Hasil analisis regresi seperti terlihat

penaksiran model penduga adalah -1,176.

pada Tabel 1 menunjukkan bahwa harga

sedangkan elastisitas pendapatan sebesar

beras signifikan pada derajat kepercayaan

0,451.

99 persen; harga daging ayam, harga

Galat nilai tengah (Mean Square

daging sapi, dan harga telur signifikan pada

Error/MSE) dari analisis varians sebesar

derajat kepercayaan 95 persen; dan harga

0,08287 menunjukkan nilai rata-rata galat

susu signifikan pada derajat kepercayaan

kuadrat yang merupakan hasil bagi jumlah

90 persen. Ini menunjukkan bahwa harga

kuadrat residual dengan derajat bebasnya,

beras

yang merupakan ukuran untuk menilai

berpengaruh

sangat

signifikan
daging

seberapa baik model regresi sesuai dengan

ayam; harga daging ayam, harga daging

data. Semakin kecil nilai MSE maka akan

sapi,

semakin baik kesesuaian model regresi

terhadap

permintaan

harga

telur,

terhadap
dan

harga

susu

dengan data. Dengan demikian maka nilai

Model penduga yang merupakan

MSE sebesar 0,08287 pada model yang

hasil analisis regresi dapat dituliskan

digunakan dalam penelitian ini cukup baik.

kembali dalam bentuk persamaan (1)
sebagai berikut:

Ln Qda = -0,160 – 1,176 Ln Pda + 1,938 Ln Pds – 0,705 Ln Pt
(SE)

(2,250)

(0,588)

(1,045)

(0,290)

(t-hit)

(-0,071)

(-2,000)**

(1,855)**

(-2,431)**

+ 0,917 Ln Ps + 0,451 Ln I – 0,149 Ln Pi – 1,024 Ln Pb
(0,611)

(0,447)

(0,347)

(0,364)

(1,500)*

(1,010)

(-0,430)

(-2,812)***

Harga daging ayam berpengaruh
signifikan terhadap permintaan daging

terhadap daging ayam akan mengalami
kenaikan.

ayam dengan pengaruh yang negatif,

Harga telur berpengaruh signifikan

artinya apabila ada kenaikan harga daging

terhadap permintaan daging ayam dengan

ayam maka permintaan terhadap daging

pengaruh yang negatif, artinya apabila ada

ayam

penurunan.

kenaikan harga telur maka permintaan

Kenaikan harga daging ayam menyebabkan

terhadap daging ayam akan mengalami

konsumen akan mengurangi konsumsi

penurunan.

terhadap

atau

menyebabkan konsumen akan mengurangi

mengganti dengan barang lain, misalnya

konsumsi telur, namun demikian hal ini

daging sapi, telur, dan sebagainya.

tidak

akan

mengalami

daging

ayam

tersebut

Kenaikan

menyebabkan

harga

adanya

telur

kenaikan

berpengaruh

terhadap permintaan daging ayam sebab

signifikan terhadap permintaan daging

harga daging ayam di pasaran relatif lebih

ayam dengan pengaruh yang positif,

mahal dibandingkan dengan harga telur.

Harga

daging

sapi

artinya apabila ada kenaikan harga daging

Harga susu berpengaruh terhadap

sapi maka permintaan terhadap daging

permintaan daging ayam dengan pengaruh

ayam akan mengalami kenaikan. Kenaikan

yang positif, artinya apabila ada kenaikan

harga daging sapi menyebabkan konsumen

harga susu maka permintaan terhadap

akan

daging ayam akan mengalami kenaikan.

mengurangi

konsumsi

terhadap

daging sapi tersebut dan akan mengganti

Kenaikan

harga

susu

menyebabkan

dengan daging ayam sehingga permintaan

konsumen akan mengurangi konsumsi

terhadap susu dan akan mengganti dengan

penduga tersebut perlu divalidasi lebih

daging ayam sebagai sumber protein

lanjut berkaitan dengan adanya penyakit-

sehingga permintaan terhadap daging ayam

penyakit regresi. Selain itu juga dikaitkan

akan mengalami kenaikan.

dengan adanya korelasi yang signifikan

Harga beras berpengaruh sangat

antar variabel bebas yang menunjukkan

signifikan terhadap permintaan daging

adanya autokorelasi atau korelasi antar

ayam dengan pengaruh yang negatif,

variabel bebas yang bisa menyebabkan

artinya apabila ada kenaikan harga beras

adanya

maka permintaan terhadap daging ayam

kesimpulan.

akan

mengalami

penurunan.

bias

di

dalam

penarikan

Beras

Berkaitan dengan hal tersebut di

merupakan barang komplementer terhadap

atas, maka perlu dilakukan validasi lebih

daging ayam sehingga apabila harga beras

lanjut terhadap model persamaan penduga.

mengalami

konsumsi

Pada penelitian ini, analisis lebih lanjut

terhadap beras akan mengalami penurunan

dilakukan dengan menggunakan metode

yang akan mengakibatkan juga penurunan

backward elimination dimana pada tahap awal

terhadap konsumsi daging ayam.

dimasukkan semua variabel bebas pada

kenaikan

maka

analisis
Validasi Model Persamaan Penduga
Pada persamaan model penduga
(persamaan 1) terlihat bahwa hasil uji F

regresi,

selanjutnya

variabel-

variabel bebas tersebut dikeluarkan satu
per satu

untuk

mendapatkan

model

penduga yang tidak bias.

menunjukkan hasil yang signifikan, namun

Dengan

menggunakan

metode

demikian terdapat dua variabel bebas yaitu

backward elimination tersebut diperoleh hasil

harga ikan (Pi) dan pendapatan perkapita

model persamaan (2) sebagai berikut:

(I) yang menunjukkan tidak berpengaruh
terhadap permintaan daging ayam. Hal ini
menunjukkan bahwa model persamaan
Ln Qda = – 2,701

+ 0,959 Ln I

– 0,630 Ln Pb
(0,128)

(SE)

(0,915)

(0,120)

(t-hit)

(-2,952)***

(7,969)***

(-4,937)***

Pendapatan perkapita berpengaruh

artinya apabila ada kenaikan pendapatan

sangat signifikan terhadap permintaan

masyarakat maka permintaan terhadap

daging ayam dengan pengaruh yang positif,

daging ayam akan mengalami kenaikan.

Kenaikan

pendapatan

masyarakat

membuat masyarakat lebih memperhatikan

yang akan mengakibatkan juga penurunan
terhadap konsumsi daging ayam.

asupan gizi yang salah satunya bisa

Meskipun

model penduga pada

diperoleh dari konsumsi daging ayam,

persamaan 2 tersebut telah bebas dari

sehingga

kenaikan

penyakit regresi, namun demikian untuk

pendapatan menyebabkan adanya kenaikan

menghindari bias di dalam spesifikasi

permintaan terhadap daging ayam.

model maka harga daging ayam (Pda) tetap

dengan

demikian

Harga beras berpengaruh sangat

dimasukkan ke dalam model. Hal ini sesuai

signifikan terhadap permintaan daging

dengan teori ekonomi yang menyatakan

ayam dengan pengaruh yang negatif,

bahwa permintaan terhadap suatu barang

artinya apabila ada kenaikan harga beras

akan dipengaruhi oleh harga barang

maka permintaan terhadap daging ayam

tersebut.

akan

mengalami

penurunan.

Beras

Hasil analisis regresi dari model

merupakan barang komplementer terhadap

persamaan

daging ayam sehingga apabila harga beras

memasukkan variabel harga daging ayam

mengalami

dapat dilihat pada Tabel 2.

kenaikan

maka

konsumsi

penduga

dengan

tetap

terhadap beras akan mengalami penurunan
Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Empat Variabel Bebas dengan Model Statis
Koefisien
Standard
Variabel
t-hitung
Signifikansi
Error
Regresi
C (konstanta)
-2,685
0,956
-2,809*** 1% = 2,624
Ln Pda
-0,0598
0,260
-0,230 5% = 1,761
Ln Pb
-0,597
0,195
-3,064*** 10% = 1,345
I
0,981
0,158
6,205***
2
R
: 0,923
Keterangan : *** = siginifikan pada = 1%
2
Adjusted R
: 0,902
** = siginifikan pada = 5%
SE of the estimate
: 0.09563
* = siginifikan pada = 10%
F-hitung
: 44.143
Tabel

2

menunjukkan

bahwa

koefisien determinasi (Adjusted R2) untuk

diterangkan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan ke dalam model.

uji kebaikan suai (goodness of fit) dari model

Hasil analisis uji F menunjukkan

Ini

bilai F-hitung sebesar 44.143 yang lebih

menunjukkan bahwa variasi variabel terikat

besar dari F-tabel pada derajat kepercayaan

(Qda)

dapat

99 persen menunjukkan bahwa harga

diterangkan oleh variabel-variabel bebas,

daging ayam, harga beras, dan pendapatan

sedangkan sisanya sebanyak 9,20 persen

per

tersebut

adalah
sebesar

tinggi
90,20

(90,20).
persen

kapita

secara

bersama-sama

berpengaruh sangat signifikan terhadap

model tersebut harga daging ayam tidak

permintaan daging ayam.

berpengaruh, tetapi untuk menghindari

Hasil analisis regresi seperti terlihat

bias spesifikasi model maka harga daging

pada Tabel 2 menunjukkan bahwa harga

ayam tetap dimasukkan ke dalam model

beras

persamaan penduga.

dan

pendapatan

perkapita

berpengaruh sangat signifikan pada derajat

Berdasarkan hasil analisis regresi

kepercayaan 99 persen; sedangkan harga

maka dapat dibuat persamaan (3) sebagai

daging ayam tidak berpengaruh terhadap

berikut:

permintaan daging ayam. meskipun pada
Ln Qda = – 2,685
(SE)

(0,915)

(t-hit)

(-2,809)***

– 0,0598 Ln Pda – 0,597 Ln Pb
(0,260)

(0,195)

(-0,0598)

(-3,064)***

Pendapatan perkapita berpengaruh

+ 0,981 Ln I
(0,158)
(6,205)***

daging ayam sehingga apabila harga beras

sangat signifikan terhadap permintaan

mengalami

daging ayam dengan pengaruh yang positif,

terhadap beras akan mengalami penurunan

artinya apabila ada kenaikan pendapatan

yang akan mengakibatkan juga penurunan

masyarakat maka permintaan terhadap

terhadap konsumsi daging ayam.

kenaikan

maka

konsumsi

daging ayam akan mengalami kenaikan.
Kenaikan

pendapatan

masyarakat

membuat masyarakat lebih memperhatikan

Pengaruh Perubahan Harga
Permintaan

terhadap

suatu

asupan gizi yang salah satunya bisa

komoditas

diperoleh dari konsumsi daging ayam,

perubahan harga, baik harga barang itu

sehingga

kenaikan

sendiri (own price elasticiy of demand) maupun

pendapatan menyebabkan adanya kenaikan

harga barang lain (cross price elasticity of

permintaan terhadap daging ayam.

demand)

dengan

demikian

Harga beras berpengaruh sangat
signifikan terhadap permintaan daging

substitusi

biasanya

yang

dipengaruhi

meliputi

maupun

harga
harga

oleh

barang
barang

komplementer.

ayam dengan pengaruh yang negatif,
artinya apabila ada kenaikan harga beras
maka permintaan terhadap daging ayam
akan

mengalami

penurunan.

Elastisitas Harga Sendiri
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel

Beras

1 diperoleh nilai koefisien regresi variabel

merupakan barang komplementer terhadap

daging ayam yang sekaligus merupakan

elastisitas harga sendiri sebesar -1,176

menunjukkan bahwa apabila harga daging

yang menunjukkan bahwa permintaan

sapi mengalami kenaikan sebesar 10 persen

daging ayam bersifat elastis (E>1) dimana

maka permintaan terhadap daging ayam

permintaan daging ayam peka terhadap

akan mengalami kenaikan sebesar 19,38

perubahan harga daging ayam itu sendiri.

persen. Dengan kata lain, apabila harga

Bila

daging sapi mengalami penurunan sebesar

harga

daging

ayam

mengalami
maka

10 persen maka konsumen akan beralih

permintaan terhadap daging ayam akan

membeli daging sapi sehingga permintaan

mengalami

terhadap daging ayam akan mengalami

kenaikan

sebesar

10

penurunan

persen,
sebesar

11,76

persen. Persentase penurunan permintaan

penurunan sebesar 19,38 persen.
Hasil analisis juga menunjukkan

daging ayam lebih besar dibandingkan
dengan persentase kenaikan harga daging

bahwa

variabel

harga

beras

yang

ayam sehingga permintaan daging ayam

merupakan barang komplementer terhadap

disebut elastis.

daging ayam mempunyai nilai koefisien

Daging ayam merupakan salah satu

regresi yang sekaligus merupakan nilai

barang yang mempunyai banyak barang

elastisitas harga silang terhadap harga

pengganti (substitusi) misalnya daging sapi,

daging

telur,

Dengan

menunjukkan bahwa apabila harga beras

demikian, kenaikan harga daging ayam

mengalami kenaikan sebesar 10 persen

akan menyebabkan penurunan terhadap

maka permintaan terhadap daging ayam

permintaan daging ayam tersebut sebab

akan mengalami penurunan sebesar 10,24

konsumen

persen.

ikan

dan

akan

sebagainya.

mengkonsumsi

lebih

ayam

sebesar

-1,024

yang

banyak barang pengganti dari daging ayam
tersebut yang harganya tidak mengalami

Pengaruh Pendapatan

perubahan.

Nilai elastisitas pendapatan sebesar
0,451

Elastisitas Harga Silang
yang

bahwa

apabila

pendapatan naik sebesar 10 persen maka

Pengaruh perubahan harga barang
substitusi

menunjukkan

terhadap

peningkatan sebesar 45,10 persen. Nilai

permintaan daging ayam adalah harga

elastisitas pendapatan terhadap daging sapi

daging sapi. Nilai koefisien regresi variabel

sebesar 0,451 menunjukkan bahwa daging

daging sapi yang sekaligus merupakan

ayam merupakan barang normal sehingga

elastisitas harga silang terhadap harga

akan

daging

pergerakan pendapatan. Artinya apabila

ayam

signifikan

permintaan daging ayam akan mengalami

sebesar

1,938

yang

bergerak

sesuai

dengan

arah

pendapatan mengalami kenaikan maka

kenaikan

sebesar

19,38

persen.

permintaan terhadap daging sapi juga akan

Sedangkan nilai elastisitas harga silang

mengalami kenaikan pula, dan sebaliknya.

harga beras terhadap harga daging
ayam sebesar -1,024 menunjukkan

KESIMPULAN DAN SARAN

bahwa apabila harga beras mengalami

Kesimpulan

kenaikan sebesar 10 persen maka

(1) Harga ikan dan pendapatan tidak

permintaan terhadap daging ayam

berpengaruh

terhadap

permintaan

terhadap daging ayam. Harga daging

akan mengalami penurunan sebesar
10,24 persen.

ayam, harga daging sapi, harga telur,
dan

harga

signifikan

susu

berpengaruh

terhadap

Saran

permintaan

(1) Dilihat dari elastisitas harga sendiri dari

terhadap daging ayam, sedangkan arga

daging ayam yang menunjukkan bahwa

beras berpengaruh sangat signifikan

daging ayam merupakan barang yang

terhadap permintaan terhadap daging

permintaannya bersifat elastis sehingga

ayam.

penurunan harga akan meningkatkan

(2) Elastisitas harga sendiri dari daging
ayam

sebesar

menunjukkan

-1,176

bahwa

yang

permintaan

permintaan terhadap daging ayam
dengan persentase yang lebih besar.
Dengan

demikian

maka

perlu

daging ayam bersifat elastis (E>1)

diupayakan adanya stabilisasi harga

dimana permintaan daging ayam peka

daging ayam yang dibarengi dengan

terhadap perubahan harga daging

peningkatan pendapatan masyarakt.

ayam itu sendiri. Bila harga daging

(2) Daging

sapi

merupakan

barang

ayam mengalami kenaikan sebesar 10

substitusi dari daging ayam yang

persen, maka permintaan terhadap

mempunyai elastisitas harga silang

daging

yang erat kaitannya dengan harga

ayam

akan

mengalami

penurunan sebesar 11,76 persen.

daging ayam, maka apabila penawaran

Elastisitas harga daging sapi yang

daging sapi masih rendah dapat diatasi

merupakan elastisitas harga silang

dengan peningkatan penawaran daging

terhadap harga daging ayam sebesar

ayam dengan harga yang diusahakan

1,938 menunjukkan bahwa apabila

stabil dan terjangkau oleh masyarakat.

harga daging sapi mengalami kenaikan

(3) Berdasarkan

elastisitas

pendapatan

sebesar 10 persen maka permintaan

maka daging ayam merupakan barang

terhadap daging ayam akan mengalami

normal bagi masyarakat Kabupaten

Ciamis

secara

peningkatan

umum,

dimana

akan

meningkatkan

akan

penawaran daging ayam di pasaran.

peningkatan

Selain itu perlu dibarengi dengan upaya

permintaan terhadap daging ayam.

pengontrolan pasar sehingga harga

oleh karena itu, upaya peningkatan

daging

pendapatan masyarakat perlu dibarengi

terjangkau oleh masyarakat dan relatif

dengan

stabil.

dibarengi

produksi

pendapatan

sehingga

dengan

upaya
dari

peningkatan
peternakan

sisi

ayam

di

pasaran

dapat

ayam

DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, L. 1991. Ekonomi Mikro : Ikhtisar Teori dan Tanya Jawab. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis. 2001. Indikator Kesejahteraan rakyat Kabupaten Ciamis
Tahun 2000. Ciamis.
Balitbang Pertanian. 1991. Modernisasi Peternakan Ditinjau dari Segi Potensi dan Masalah Gizi.
Departamen Pertanian. Jakarta.
Departemen Pertanian Kanwil Propinsi Jawa Barat. 1999. Neraca Bahan Makanan Propinsi Jawa
Barat 1998. Bandung.
Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis. 2000. Kegiatan Pembangunan Sub Sektor Peternakan
Kabupaten Ciamis TA 2000. Ciamis.
Singarimbun, M., dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

Lampiran 1. Matriks Koefisien Korelasi
Correlation s
QDA
QDA

PDA

PDS

PT

PS

PI

PB

I

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

1
.
15
.764**
.001
15
.779**
.001
15
.678**
.005
15
.803**
.000
15
.662**
.007
15
.718**
.003
15
.875**
.000
15

PDA
.764**
.001
15
1
.
15
.993**
.000
15
.966**
.000
15
.976**
.000
15
.982**
.000
15
.993**
.000
15
.970**
.000
15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PDS
.779**
.001
15
.993**
.000
15
1
.
15
.952**
.000
15
.981**
.000
15
.970**
.000
15
.979**
.000
15
.971**
.000
15

PT
.678**
.005
15
.966**
.000
15
.952**
.000
15
1
.
15
.968**
.000
15
.964**
.000
15
.966**
.000
15
.930**
.000
15

PS
.803**
.000
15
.976**
.000
15
.981**
.000
15
.968**
.000
15
1
.
15
.952**
.000
15
.966**
.000
15
.979**
.000
15

PI
.662**
.007
15
.982**
.000
15
.970**
.000
15
.964**
.000
15
.952**
.000
15
1
.
15
.984**
.000
15
.918**
.000
15

PB
.718**
.003
15
.993**
.000
15
.979**
.000
15
.966**
.000
15
.966**
.000
15
.984**
.000
15
1
.
15
.955**
.000
15

I
.875**
.000
15
.970**
.000
15
.971**
.000
15
.930**
.000
15
.979**
.000
15
.918**
.000
15
.955**
.000
15
1
.
15