ppt ppkn kls x smt 1 bab 1 nilai panasil
Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara
BAHAN AJAR PPKN SMA KELAS X SMT
1
KOMPETENSI
DASAR
Mensyukuri nilai-nilai Pancasila
dalam Praktik
penyelenggaraan pemerintahan
negara sebagai salah satu
bentuk pengabdian kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Mengamalkan nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintah
negara.
Materi
Pembelajaran
Sistem Pembagian Kekuasaan Negara
Kedudukan dan fungsi Kementerian
Negara
Republik
Indonesia
Lembaga
Pemerintah Non Kementerian
Nilai-nilai Pancasila dalam
dan
Pengertian Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan adalah cara pemerintah
dalam_mengatur semua yang berkaitan
dengan pemerintahan. Sistem ini berfungsi
untuk
menjaga
kestabilan_pemerintahan,
politik, pertahanan, ekonomi, dll.
Sistem Pembagian
Kekuasaan Negara
Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi
orang lain agar melakukan
tindakan-tindakan yang
diperintahkannya
Kekuasaan negara kewenangan
Negara untuk mengatur seluruh
rakyatnya untuk mencapai
keadilan dan kemakmuran, serta
keteraturan.
Menurut John
Locke
Kekuasaan negara dibagi menjadi
tiga macam yaitu:
a. Kekuasaan legislatif, yaitu
kekuasaan untuk membuat atau
membentuk undang-undang
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu
kekuasaan untuk melaksanakan
undang-undang, termasuk
kekuasaan untuk mengadili
setiap pelanggaran terhadap
undangundang
c. Kekuasaan federatif, yaitu
kekuasaan untuk melaksanakan
hubungan luar negeri.
Menurut
Montesquieu
a. Kekuasaan legislatif, yaitu
kekuasaan untuk membuat
atau membentuk undangundang
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu
kekuasaan untuk
melaksanakan undang-undang
c. Kekuasaan yudikatif, yaitu
kekuasaan untuk
mempertahankan undang
undang, termasuk kekuasaan
untuk mengadili setiap
Konsep Pembagian
Kekuasaan di Indonesia
Mengapa harusa ada pembagian kekuasaan?
Kata kunci: kontrol dan
keseimbangan di antara lembaga
pemegang kekuasaan.
Pembagian kekuasaan
Kekuasaan negara dibagi dalam beberapa
bagian (legislatif, eksekutif dan yudikatif), tetapi
tidak dipisahkan.
Hal ini membawa konsekuensi bahwa di antara
bagian-bagian itu dimungkinkan ada koordinasi
atau kerja sama.
Mekanisme pembagian ini banyak sekali
digunakan oleh banyak negara di dunia, termasuk
Indonesia.
Pemisahan kekuasaan
kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam
beberapa bagian, baik mengenai organnya
maupun fungsinya.
Setiap lembaga menjalankan fungsinya masingmasing.
Contoh
negara
yang
menganut
mekanisme pemisahan kekuasaan adalah Amerika
Serikat.
Konsep pembagian
kekuasaan yang dianut
Indonesia
Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia
diatur sepenuhnya di dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia
terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian
kekuasaan secara horizontal dan pembagian
kekuasaan secara vertikal.
Pembagian kekuasaan
secara horisontal
pembagian kekuasaan menurut fungsi lembagalembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan
yudikatif).
Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, secara horizontal pembagian
kekuasaan negara dilakukan pada tingkatan
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.
Pemerintahan pusat
berlangsung antara lembaga-lembaga negara
yang sederajat (kekuasaan konstitutif, legislatif,
eksekutif, yudikatif, eksaminatif, dan moneter)
Pemerintahan daerah
berlangsung antara lembaga-lembaga daerah
yang sederajat, yaitu antara Pemerintah Daerah
(Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Pembagian kekuasaan
secara vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal
pembagian kekuasaan menurut
tingkatnya, yaitu pembagian
kekuasaan antara beberapa tingkatan
pemerintahan.
Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerahdaerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi
atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
Pembagian
kekuasaan secara
vertikal
Hubungan antara pemerintahan provinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota terjalin dengan
koordinasi, pembinaan dan pengawasan oleh
Pemerintahan Pusat dalam bidang administrasi
dan kewilayahan.
muncul sebagai konsekuensi dari diterapkannya
asas desentralisasi di Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dengan asas tersebut, Pemerintah Pusat
menyerahkan wewenang pemerintahan kepada
pemerintah daerah otonom (provinsi dan
kabupaten/kota) untuk mengurus dan mengatur
sendiri urusan pemerintahan di daerahnya,
kecuali urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat, yaitu
kewenangan yang berkaitan dengan politik luar
negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, agama,
Pembagian Kekuasaan dalam Pemerintahan Indonesia
Pembagian Kekuasaan
Secara Horizontal
Kekuasaan Konstitutif,
dijalankan oleh MPR.
Kekuasaan Eksekutif
dipegang oleh...
Kekuasaan Legislatif
dipegang oleh…
Kekuasaan Yudikatif
dipegang oleh…
Kekuasaan Eksaminatif/
Inspektif dijalankan oleh…
Kekuasaan Moneter
dijalankan oleh….
Pembagian Kekuasaan Secara
Vertikal
Pemerintahan Pusat dan
Pemerintahan Daerah.
Pada pemerintahan daerah
berlangsung pembagian kekuasaan
secara vertikal yang ditentukan
oleh pemerintahan pusat.
Lahir sebagai konsekuensi
diterapkannya asas desentralisasi.
Diatur dalam Pasal 18 Ayat 1 UUD
Negara Republik Indonesia Tahun
1945, OTODA diatur dalam Pasal 18
Ayat 5 UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara
Republik Indonesia
Pembentukan
kementerian
Kementerian adalah lembaga Pemerintah Indonesia yang
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
Kementerian berkedudukan di ibukota negara yaitu Jakarta dan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden.
Pembentukan kementerian dilakukan paling lama 14 hari kerja
sejak presiden mengucapkan sumpah/janji.
Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara
tegas disebutkan dalam UUD 1945 harus dibentuk dalam satu
kementerian tersendiri.
Pemisahan, penggabungan, dan pembubaran kementerian
tersebut dilakukan dengan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), kecuali untuk pembubaran kementerian yang
menangani urusan agama, hukum, keamanan, dan keuangan
harus dengan persetujuan DPR
Kedudukan Lembaga
Kementerian
Menurut UU No.39 tahun 2008 mengenai
Kementerian Negara pada Bab II Kedudukan
dan Urusan Pemerintahan
Kementerian berkedudukan di Ibu Kota Negara
Republik Indonesi.
Kementerian berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden.
Kedudukannya juga tidak tergantung pada
dewan akan tetapi tergantung pada Presiden.
Untuk menetapkan politik Pemerintah dan
koordinasi dalam pemerintahan Negara para
Menteri bekerja bersama, satu sama lain
Setiap Menteri membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan, yang
terdiri atas:
1. Urusan pemerintahan yang nomenklatur
Kementeriannya secara tegas disebutkan
dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi
urusan luar negeri, dalam negeri, dan
pertahanan.
2. Urusan pemerintahan yang ruang
lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945,
meliputi urusan agama, hukum,
keuangan, keamanan, hak asasi manusia,
pendidikan, kebudayaan, kesehatan,
sosial, ketenagakerjaan, industri,
perdagangan, pertambangan, energi,
pekerjaan umum, transmigrasi,
Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan, yang terdiri atas:
3. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman,
koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah,
meliputi urusan perencanaan pembangunan
nasional, aparatur negara, kesekretariatan
negara, badan usaha milik negara, pertanahan,
kependudukan, lingkungan hidup, ilmu
pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi,
usaha kecil dan menengah, pariwisata,
pemberdayaan perempuan, pemuda, olahraga,
perumahan, dan pembangunan kawasan atau
daerah tertinggal.
Kedudukan dan Fungsi
Lembaga Pemerintahan non
Kementrian
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
merupakan lembaga negara yang
dibentuk untuk membantu presiden dalam
melaksanakan tugas pemerintahan tertentu.
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
berada di bawah presiden dan bertanggung
jawab langsung kepada presiden melalui
menteri atau pejabat setingkat menteri yang
terkait.
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
didirikan
dengan
tujuan
untuk
melaksanakan
tugas
khusus
yang
didelegasikan kepadanya oleh presiden.
Pembentukan
dan
pembubarannya
tergantung pada keinginan presiden;
presiden dapat membentuk yang baru
atau membubarkan yang lain sematamata tergantung pada keinginannya saja.
Lembaga Pemerintah Non
Kementrian yang ada di Indonesia
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Badan Informasi
Geospasial (BIG), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan
Kepegawaian Negara (BKN), Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Narkotika
Nasional (BNN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT),
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI), Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Badan
Nilai-nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan
pemerintahan
Nilai-nilai
Pancasila
1. Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya
Tuhan sebagai pancipta alam semesta.
bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis
adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk
agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak
ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif
antarumat beragama.
2. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung
arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilainilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal
sebagaimana mestinya.
3. Nilai persatuan indonesia mengandung makna
usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat
untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan
menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman
yang dimiliki bangsa indonesia.
4. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
mengandung makna suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara
musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan.
5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat
Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah
ataupun batiniah.
Nilai dan ruh demokrasi yang sesuai dengan visi
Pancasila adalah yang berhakikat:
a. Kebebasan,terbagikan/terdesentralisasikan,
kesederajatan, keterbukaan, menjunjung
etika dan norma kehidupan.
b. Kebijakan politik atas dasar nilai-nilai dan
prinsip-prinsip demokrasi yang
memperjuangkan kepentingan rakyat ,
kontrol publik.
c. Pemilihan umum yang lebih berkualitas
dengan partisipasi rakyat yang seluasluasnya.
praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara
BAHAN AJAR PPKN SMA KELAS X SMT
1
KOMPETENSI
DASAR
Mensyukuri nilai-nilai Pancasila
dalam Praktik
penyelenggaraan pemerintahan
negara sebagai salah satu
bentuk pengabdian kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Mengamalkan nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintah
negara.
Materi
Pembelajaran
Sistem Pembagian Kekuasaan Negara
Kedudukan dan fungsi Kementerian
Negara
Republik
Indonesia
Lembaga
Pemerintah Non Kementerian
Nilai-nilai Pancasila dalam
dan
Pengertian Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan adalah cara pemerintah
dalam_mengatur semua yang berkaitan
dengan pemerintahan. Sistem ini berfungsi
untuk
menjaga
kestabilan_pemerintahan,
politik, pertahanan, ekonomi, dll.
Sistem Pembagian
Kekuasaan Negara
Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi
orang lain agar melakukan
tindakan-tindakan yang
diperintahkannya
Kekuasaan negara kewenangan
Negara untuk mengatur seluruh
rakyatnya untuk mencapai
keadilan dan kemakmuran, serta
keteraturan.
Menurut John
Locke
Kekuasaan negara dibagi menjadi
tiga macam yaitu:
a. Kekuasaan legislatif, yaitu
kekuasaan untuk membuat atau
membentuk undang-undang
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu
kekuasaan untuk melaksanakan
undang-undang, termasuk
kekuasaan untuk mengadili
setiap pelanggaran terhadap
undangundang
c. Kekuasaan federatif, yaitu
kekuasaan untuk melaksanakan
hubungan luar negeri.
Menurut
Montesquieu
a. Kekuasaan legislatif, yaitu
kekuasaan untuk membuat
atau membentuk undangundang
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu
kekuasaan untuk
melaksanakan undang-undang
c. Kekuasaan yudikatif, yaitu
kekuasaan untuk
mempertahankan undang
undang, termasuk kekuasaan
untuk mengadili setiap
Konsep Pembagian
Kekuasaan di Indonesia
Mengapa harusa ada pembagian kekuasaan?
Kata kunci: kontrol dan
keseimbangan di antara lembaga
pemegang kekuasaan.
Pembagian kekuasaan
Kekuasaan negara dibagi dalam beberapa
bagian (legislatif, eksekutif dan yudikatif), tetapi
tidak dipisahkan.
Hal ini membawa konsekuensi bahwa di antara
bagian-bagian itu dimungkinkan ada koordinasi
atau kerja sama.
Mekanisme pembagian ini banyak sekali
digunakan oleh banyak negara di dunia, termasuk
Indonesia.
Pemisahan kekuasaan
kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam
beberapa bagian, baik mengenai organnya
maupun fungsinya.
Setiap lembaga menjalankan fungsinya masingmasing.
Contoh
negara
yang
menganut
mekanisme pemisahan kekuasaan adalah Amerika
Serikat.
Konsep pembagian
kekuasaan yang dianut
Indonesia
Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia
diatur sepenuhnya di dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia
terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian
kekuasaan secara horizontal dan pembagian
kekuasaan secara vertikal.
Pembagian kekuasaan
secara horisontal
pembagian kekuasaan menurut fungsi lembagalembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan
yudikatif).
Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, secara horizontal pembagian
kekuasaan negara dilakukan pada tingkatan
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.
Pemerintahan pusat
berlangsung antara lembaga-lembaga negara
yang sederajat (kekuasaan konstitutif, legislatif,
eksekutif, yudikatif, eksaminatif, dan moneter)
Pemerintahan daerah
berlangsung antara lembaga-lembaga daerah
yang sederajat, yaitu antara Pemerintah Daerah
(Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Pembagian kekuasaan
secara vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal
pembagian kekuasaan menurut
tingkatnya, yaitu pembagian
kekuasaan antara beberapa tingkatan
pemerintahan.
Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerahdaerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi
atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
Pembagian
kekuasaan secara
vertikal
Hubungan antara pemerintahan provinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota terjalin dengan
koordinasi, pembinaan dan pengawasan oleh
Pemerintahan Pusat dalam bidang administrasi
dan kewilayahan.
muncul sebagai konsekuensi dari diterapkannya
asas desentralisasi di Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dengan asas tersebut, Pemerintah Pusat
menyerahkan wewenang pemerintahan kepada
pemerintah daerah otonom (provinsi dan
kabupaten/kota) untuk mengurus dan mengatur
sendiri urusan pemerintahan di daerahnya,
kecuali urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat, yaitu
kewenangan yang berkaitan dengan politik luar
negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, agama,
Pembagian Kekuasaan dalam Pemerintahan Indonesia
Pembagian Kekuasaan
Secara Horizontal
Kekuasaan Konstitutif,
dijalankan oleh MPR.
Kekuasaan Eksekutif
dipegang oleh...
Kekuasaan Legislatif
dipegang oleh…
Kekuasaan Yudikatif
dipegang oleh…
Kekuasaan Eksaminatif/
Inspektif dijalankan oleh…
Kekuasaan Moneter
dijalankan oleh….
Pembagian Kekuasaan Secara
Vertikal
Pemerintahan Pusat dan
Pemerintahan Daerah.
Pada pemerintahan daerah
berlangsung pembagian kekuasaan
secara vertikal yang ditentukan
oleh pemerintahan pusat.
Lahir sebagai konsekuensi
diterapkannya asas desentralisasi.
Diatur dalam Pasal 18 Ayat 1 UUD
Negara Republik Indonesia Tahun
1945, OTODA diatur dalam Pasal 18
Ayat 5 UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara
Republik Indonesia
Pembentukan
kementerian
Kementerian adalah lembaga Pemerintah Indonesia yang
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
Kementerian berkedudukan di ibukota negara yaitu Jakarta dan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden.
Pembentukan kementerian dilakukan paling lama 14 hari kerja
sejak presiden mengucapkan sumpah/janji.
Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara
tegas disebutkan dalam UUD 1945 harus dibentuk dalam satu
kementerian tersendiri.
Pemisahan, penggabungan, dan pembubaran kementerian
tersebut dilakukan dengan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), kecuali untuk pembubaran kementerian yang
menangani urusan agama, hukum, keamanan, dan keuangan
harus dengan persetujuan DPR
Kedudukan Lembaga
Kementerian
Menurut UU No.39 tahun 2008 mengenai
Kementerian Negara pada Bab II Kedudukan
dan Urusan Pemerintahan
Kementerian berkedudukan di Ibu Kota Negara
Republik Indonesi.
Kementerian berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden.
Kedudukannya juga tidak tergantung pada
dewan akan tetapi tergantung pada Presiden.
Untuk menetapkan politik Pemerintah dan
koordinasi dalam pemerintahan Negara para
Menteri bekerja bersama, satu sama lain
Setiap Menteri membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan, yang
terdiri atas:
1. Urusan pemerintahan yang nomenklatur
Kementeriannya secara tegas disebutkan
dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi
urusan luar negeri, dalam negeri, dan
pertahanan.
2. Urusan pemerintahan yang ruang
lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945,
meliputi urusan agama, hukum,
keuangan, keamanan, hak asasi manusia,
pendidikan, kebudayaan, kesehatan,
sosial, ketenagakerjaan, industri,
perdagangan, pertambangan, energi,
pekerjaan umum, transmigrasi,
Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan, yang terdiri atas:
3. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman,
koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah,
meliputi urusan perencanaan pembangunan
nasional, aparatur negara, kesekretariatan
negara, badan usaha milik negara, pertanahan,
kependudukan, lingkungan hidup, ilmu
pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi,
usaha kecil dan menengah, pariwisata,
pemberdayaan perempuan, pemuda, olahraga,
perumahan, dan pembangunan kawasan atau
daerah tertinggal.
Kedudukan dan Fungsi
Lembaga Pemerintahan non
Kementrian
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
merupakan lembaga negara yang
dibentuk untuk membantu presiden dalam
melaksanakan tugas pemerintahan tertentu.
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
berada di bawah presiden dan bertanggung
jawab langsung kepada presiden melalui
menteri atau pejabat setingkat menteri yang
terkait.
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
didirikan
dengan
tujuan
untuk
melaksanakan
tugas
khusus
yang
didelegasikan kepadanya oleh presiden.
Pembentukan
dan
pembubarannya
tergantung pada keinginan presiden;
presiden dapat membentuk yang baru
atau membubarkan yang lain sematamata tergantung pada keinginannya saja.
Lembaga Pemerintah Non
Kementrian yang ada di Indonesia
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Badan Informasi
Geospasial (BIG), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan
Kepegawaian Negara (BKN), Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Narkotika
Nasional (BNN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT),
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI), Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Badan
Nilai-nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan
pemerintahan
Nilai-nilai
Pancasila
1. Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya
Tuhan sebagai pancipta alam semesta.
bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis
adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk
agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak
ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif
antarumat beragama.
2. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung
arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilainilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal
sebagaimana mestinya.
3. Nilai persatuan indonesia mengandung makna
usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat
untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan
menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman
yang dimiliki bangsa indonesia.
4. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
mengandung makna suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara
musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan.
5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat
Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah
ataupun batiniah.
Nilai dan ruh demokrasi yang sesuai dengan visi
Pancasila adalah yang berhakikat:
a. Kebebasan,terbagikan/terdesentralisasikan,
kesederajatan, keterbukaan, menjunjung
etika dan norma kehidupan.
b. Kebijakan politik atas dasar nilai-nilai dan
prinsip-prinsip demokrasi yang
memperjuangkan kepentingan rakyat ,
kontrol publik.
c. Pemilihan umum yang lebih berkualitas
dengan partisipasi rakyat yang seluasluasnya.