Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dgn D
askeb bulin dgn distosia bahu
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Istri
Suami
Nama
: Ny. E
: Tn. S
Umur
: 29 th
: 38 th
Agama
: Islam
: Islam
Suku/Bangsa
: Sunda / Indonesia
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jl. Mawar Merah Harapan Jaya Sukarame BDL
: Palembang / Indonesia
: STM
: Petani
B. ANAMNESA
1. Keluhan Utama
Ibu merasakan sakit-sakit pada pinggang yang menjalar hingga ke perut dan keluar lendir
bercampur darah
2. Riwayat keadaan sekarang
- Ibu datang pada tanggal 16 Desember 2008 pukul 22.00 WIB
- Ibu mengatakan ini kehamilan ke 2 nya dengan usia kehamilan cukup bulan dan belum pernah
terjadi keguguran
- Ibu merasakan sakit-sakit yang menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah sejak pukul
05.00 WIB
- Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 05.00 WIB
3. Riwayat kehamilan saat ini
3.1 Riwayat Menstruasi
- Menarche
: 16 tahun
- Lamanya
: 7 hari
- Banyaknya
: 2 – 3 x ganti pembalut / hari
- Siklus
: 28 hari, teratur
- Sifat darah
: cair agak kental
- Dismenorhea : tidak ada
- HPHT
: 31 Maret 2008
- TP
: 7 Januari 2009
- Usia kehamilan
: 37 minggu 3 hari
3.2 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 20 minggu dan pergerakan fetus
dalam 10 menit terakhir lebih dari 10 kali
3.3 Keluhan-keluhan yang dirasaka dalam kehamilan ini :
- Muntah-muntah yang lama
- Nyeri perut
: tidak ada
: tidak ada
- Panas, menggigil
: tidak ada
- Sakit kepala berat/terus menerus
: tidak ada
- Penglihatan kabur
: tidak ada
- Rasa nyeri / panas waktu BAK
: tidak ada
- Pengeluaran pervaginam
: tidak ada
3.4 Tanda-tanda persalinan
Mules-mules yang menjalar dari pinggang hingga ke perut yang datangnya ± 4 menit sekali
Pengeluaran pervaginan
Lendir bercampur darah
Riwayat pemeriksaan kehamilan
- Dilakukan oleh
: bidan
- Frekuensi
: 1 bulan sekali
- TT1
: Agustus 2008
- TT2
: September 2008
3.7 Pola pemenuhan nutrisi sehari-hari
: makan : 3 kali sehari dengan menu makanan seimbang
: minum : 8 kali sehari
: makan : 4 kali sehari dengan menu makanan seimbang
: minum : 8 kali sehari
Pola eliminasi sehari-hari
- Sebelum hamil
: BAK 3 – 4 kali sehari,
- Selama hamil : BAK 7 – 8 kali sehari,
BAB : 1 – 2 kali sehari
BAB : 1 kali sehari
- Terakhir kali : BAK pukul 20.00 WIB, BAB : pukul 11.00 WIB
3.9 Keluhan lain
- Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya karena jarak persalinan dengan anak
pertamanya cukup jauh yaitu 7 tahun
- Ibu merasa cemas sehingga ia takut tidak kuat untuk mengedan
Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
No
Tahun
1.
Persalinan
Juni 2001
2.
Hamil ini
Tempat
Usia
Persalinan
Rumah
Jenis
Kehamilan
Cukup
Penolong
Persalinan
Normal
Dukun
Bulan
Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
: Tidak ada
- Tekanan darah tinggi
: Tidak ada
- Hepatitis
: Tidak ada
- Diabetes mellitus
: Tidak ada
- Anemia berat
: Tidak ada
- Penyakit hubungan seksual : Tidak ada
- Campak
: Tidak ada
- Malaria
: Tidak ada
- Gangguan mental
: Tidak ada
- Operasi
: Tidak pernah
- Lain-lain
5.2
: Tidak ada
Perilaku kesehatan
- Penggunaan alkohol / obat-obatan sejenisnya
: Tidak pernah
- Obat-obatan / konsumsi jamu
: Tidak pernah
- Merokok / makan sirih
: Tidak pernah
- Pencucian vagina
: Tidak pernah
5.3
Riwayat sosial
- Apakah kehamilan ini direncanakan / diinginkan
: Ya
- Status perkawinan
: Jumlah 1 kali lama 8 tahun
- Usia saat menikah
: Suami
Istri
Tidak
ada
Riwayat kesehatan
- Jantung
Penyulit
: 30 tahun
: 21 tahun
JK
Anak
BB
PB
P
2500
42
gr
cm
C. PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan emosional
: Labil
2. Tanda-tanda vital
TD
: 110 / 70 mm Hg
R
: 24 kali / menit
N
: 83 kali / menit
T
: 36,5 0 C
3. Ukuran antropometri
TB
: 151 cm
BB sebelum hamil : 48 kg, setelah hamil : 57 kg
LILA
: 29 cm
4. Pemeriksaan fisik
4.1 Kepala
- Rambut
: Bersih dan tidak rontok
- Kulit kepala : Bersih
4.2 Muka
: Tidak ada oedema dan cloasma gravidarum
4.3 Mata
- Kelopak mata
: Tidak ada oedema
- Konjungtiva
: Bersih
- Sklera
: Putih (anikterik)
4.4 Hidung
- Simetris
- Pernafasan cuping hidung
- Polip
: Ya
: Tidak ada
: Tidak ada
4.5 Mulut dan gusi
- Lidah
: Bersih
- Gigi dan geraham
: Tidak ada caries
- Gusi
: Tidak pucat
4.6 Leher
- Kelenjar tiroid
: Tidak ada pembesaran
- Kelenjar getah bening
: Tidak ada
- Vena jungularis
: Tidak ada bendungan
4.7 Dada
- Jantung
: Normal, bunyi lup lup
- Paru-paru
: Tidak ada ronchi dan wheezing
- Payudara
: Simetris
: Ya
Pembesaran : Ada
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran : Ada, colostrum
4.8 Abdomen
Rasa nyeri
: Ada
Kemerahan
: Tidak ada
: Bekas luka operasi
: Tidak ada
Pembesaran
: Sesuai usia kehamilan
Konsistensi
: Keras
Linea
: Nigra
Kandung kemih
: Penuh
Pembesaran lien dan liver
Benjolan
: Tidak ada
: Tidak ada
Punggung dan pinggang
Posisi tulang punggung dan pinggul
: Normal
Nyeri ketuk
: Tidak ada
4.10 Ekstremitas
- Oedema
: Tidak ada
- Kekakuan otot dan sendi
: Tidak ada
- Varices
: Tidak ada
- Kemerahan
: Tidak ada
- Refleks
: (+) kanan dan kiri
5. Pemeriksaan Kebidanan
5.1 Palpasi Abdomen
eopold I
: TFU 3 jari dibawah PX. Bagian fundus teraba satu bagian besar, lunak dan tidak melenting
eopold II
: Bagian kiri perut ibu teraba satu bagian besar, rata dan memanjang (punggung)
eopold III
: Pada bagian terbawah janin teraba satu bagian bulat, keras, melenting dan sukat digerakkan
- Leopold IV : Divergen (Kepala sudah masuk PAP)
- Mc Donald
: 35 cm
dikasi
- Fetus
: Letak
: Memanjang
Presentasi
: Kepala
Penurunan
: 4/5
Pergerakan : Aktif
- Observasi His : His
: Cukup kuat
Frekuensi
: 2 kali / 10 menit
Lamanya
: 30 – 40 detik
- Taksiran berat janin
: 1,2 (TFU – 7,7) x 100 ± 150 gr
1,2 (
35 – 7,7) x 100 ± 150 gr
1,2 (
27,3) x 100 ±150 gr
3276
± 150 gr
3126 – 3426 gr
5.2 Auskultasi
- DJJ terdengar teratur disebelah kiri perut ibu
- Frekuensi
- Punctum maximum
: 146 x / menit
: 2 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu
5.3 Anogenital (inspeksi)
- Perineum
: Luka perut
- Vulva vagina : Warna
: Tidak ada
: Merah muda
Luka
: Tidak ada
Varises
: Tidak ada
- Pengeluaran pervaginam
: Lendir bercampur darah
- Kelenjar bartholini
: Pembengkakan
Rasa nyeri
- Anus
: Untuk mengetahui apakah pasien sudah inpartu atau belum
Pukul
: 22.00 WIB
Oleh
: Bidan
- Porsio
: Tidak ada
: Tidak ada haemorrhoid
5.4 Pemeriksaan Dalam
- Dinding vagina
: Tidak ada
: Tidak ada sistokel dan rektokel
: Arah
Konsistensi
: Searah jalan lahir
: Lunak
Pembukaan : 3 cm
Pendataran
: 40 %
r
- Ketuban
: Positif
- Presentasi
: Kepala
- Penunjuk
: Belum jelas
- Posisi
: Belum jelas
- Penurunan
: Hodge II
5.5 Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan laboratorium
Tidak dilakukan
IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
Diagnosa ibu
: Ibu G2 P1 Ao hamil 37 minggu 3 hari inpartu kala I fase laten
: - Ibu mengatakan ini kehamilan keduanya dan pernah melahirkan sebanyak 1 kali.
Ibu merasakan sakit-sakit yang menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah sejak pukul
05.00 WIB
Ibu mengatakn keluar lendir bercampur darah sejak pukul 05.00 WIB
HPHT
: 31 Maret 2008
TP
: 7 Januari 2009
Dinding vagina
Porsio
: Tidak ada sistokel dan rektokel
: Arah
Konsistensi
: Searah jalan lahir
: Lunak
Pembukaan : 3 cm
Pendataran
- Ketuban
: Positif
- Presentasi
: Kepala
: 40 %
- Penunjuk : Belum jelas
- Posisi
: Belum jelas
- Penurunan
: Hodge II
- His frekuensi
: 2 kali / 10 menit
- Lamanya
: 30 – 40 detik
Diagnosa janin
: Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala
Dasar
: - Hasil pemeriksaan Leopold
Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX. Bagian fundus teraba satu bagian besar, lunak dan tidak melenting
Leopld III : Bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat, keras, melenting dan sukar digerakkan.
aximum
sar
alisasi
onalisasi
- DJJ
: 146 kali / menit
: 2 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu
- Presentasi
Masalah
: Kepala
: Gangguan rasa cemas menghadapi persalinannya
: Raut wajah dan kata-kata Ibu menunjukkan bahwa ia cemas menghadapi persalinannya
Kebutuhan
: Menghadirkan orang terdekat ibu dan dukungan psikologis
: Penjelasan tentang keadaan ibu dan bayi
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
PERENCANAAN
Hadirkan orang terdekat ibu
: Dengan menghadirkan orang terdekat akan membantu ibu untuk dapat memberikan
dorongan moril sehingga ibu akan berkurang kecemasannya dan ketakutannya dalam
menghadapi persalinan.
Berikan penjelasan mengenai keadaan yang dilaminya
: Dengan menjelaskan mengenai keadaannya saat ini adalah normal sehingga diharapkan ibu
paham sehingga akan membantunya untuk mengurangi kecemasan dan ketakutannya dalam
menghadapi persalinan
Pantau kemajuan persalinan Ibu yaitu his, kontraksi uterus, nadi, pembukaan serviks,
penurunan bagian terbawah janin, tekanan darah, temperature tubuh, produksi urin, aseton,
dan protein Ibu
Rasionalisasi
: Dengan memantau keadaan Ibu maka dapat diketahui
onalisasi
onalisasi
onalisasi
onalisasi
onalisasi
onalisasi
onalisasi
kemajuan persalinannya untuk menentukan keputusan
klinik yang akan diambil
Berikan ibu makanan dan minuman yang cukup
: Dengan memberikan makanan dan minuman yang cukup akan membantu dalam
memberikan nutrisi pada ibu agar ibu mempunyai tenaga untuk mengedan
Anjurkan ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin, terutama berbaring ke kiri
: Dengan mengatur posisi akan memberikan kenyamanan pada ibu serta mencegah agar vera
copa inferior tidak terjepit sehingga proses ogsigenisasi bayi tetap lancer
Jaga kebersihan tubuh ibu terutama vagina
: Dengan menjaga kebersihan tubuh ibu terutama bagian vagina akan memberikan
kenyamanan pada ibu dan mencegah terjadinya infeksi sehingga tidak akan menambah
masalah yang dialami ibu
Anjurkan ibu untuk berkemih
: Kandung kemih yang kosong tidak akan menghambat penurunan kepala sehingga bayi akan
lebih cepat lahir
Beri sentuhan atau massage pada punggung dan panggul ibu
: Sentuhan atau massage pada punggung atau panggul dapat mengurangi rasa sakit yang
dialami ibu sehingga ibu dapat merasa lebih nyaman.
Bimbing ibu untuk mengatur nafas dengan benar yaitu udara dihirup dari hidung dan
dihembuskan melalui mulut serta anjurkan ibu untuk beristirahat saat his hilang
: Dengan mengatur nafas yang baik dapat memperlancar siklus O2 ke janin dan juga dapat
mengurangi rasa sakit yang timbul akibat his dan menganjurkan ibu untuk beritirahat diantara
his agar ia tidak terlalu kehilangan banyak tenaganya untuk mengedan
Tempatkan ibu diruang bersalin yang bersih dan tertutup
: Dengan menempatkan ibu diruang yang bersih dan tertutup merupakan bentuk menjaga
privasi ibu sehingga ia merasakan kenyamanan
PELAKSANAAN
Menghadirkan orang terdekat ibu, terutama suami taupun keluarganya
Memberikan penjelasan kepada ibu tentang kemajuan persalinannya dan memberikan
dukungan pada ibu agar ia tidak takut dalam menghadapi persalinannya
Memantau DJJ, kontraksi uterus, dan nadi setiap ½ jam. Pembukaan, penurunan, tekanan
darah, dan temperature tubuh setiap 4 jam. Produksi urin, aseton, dan protein setiap 2-4 jam.
Memberikan ibu makanan dan minuman yang cukup
Menganjurkan ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin terutama berbaring kekiri
Menjaga kebersihan tubuh ibu terutama disekitar bagian vagina
Menganjurkan ibu untuk berkemih
Memberikan sentuhan atau massage pada bagian punggung ataupun panggul ibu
Membimbing ibu untuk mengatur nafas dengan benar
Menempatkan ibu diruang bersalin yang bersih dan tetutup
EVALUASI
Tanggal
: 16 Desember 2008
Waktu
: 23.00 WIB
Suami dari pasien hadir untuk menemaninya
Ibu mengerti keadaan yang dialaminya saat ini dan sedikit lebih tenang
Pemantauan fase laten
Pukul
22.00 WIB
22.30 WIB
23.00 WIB
23.30 WIB
DJJ
His
Kandung
Nutrisi
146 x/menit
2x/10 menit, 30-
kemih
-
-
149 x/menit
40 detik
2x/10 menit, 30-
-
-
152 x/menit
40 detik
2x/10 menit, 30-
-
Ibu minum the
153 x/menit
40 detik
3x/10menit, 30-
Ibu telah
hangat dan roti
-
40 detik
berkemih, ±
100 cc
00.00 WIB
154 x/menit
3x/10 menit, 30-
-
00.30 WIB
150 x/menit
40 detik
3x/10 menit, 30-
-
40 detik
Ibu minum air
putih
-
Pemb
dI
d II
d III
io
01.00 WIB
153 x/menit
3x/10 menit, 30-
-
-
40 detik
4. Ibu telah makan roti dan minum teh
Ibu tidur dalam posisi miring kekiri
Ibu tetap dijaga kebersihannya
Ibu telah berkemih
Ibu di massage pada bagian punggung ataupun panggulnya oleh keluarganya
Ibu mencoba bernafas sesuai dengan yang diajarkan
Ibu telah ditempatkan diruangan bersalin yang bersih dan tertutup
KALA I FASE AKTIF ( 01.00 – 04.00 WIB)
SUBJEKTIF
Ibu mengeluh mulesnya semakin sering
OBJEKTIF
- Keadaan umum
- Kesadaran
- Keadaan emosonal
- TTV
: Baik
: Compos mentil
: Labil
: TD : 110 / 70 mm Hg
N
: 85 x / menit
R
: 26 x / menit
T
: 36,50 C
: TFU 2 jari dibawah PX. Pada fundus teraba satu bagian besar agak lunak dan tidak
melenting
: Pada bagian kiri perut ibu teraba satu bagian besar, rata, memanjang (punggung)
: Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)
: pada bagian terbawah janin teraba satu bagian bulat, keras, melenting dan sukar digerakkan
- Leopold IV
: Divergen
- Pemeriksaan dalam :
Atas indikasi
: Unuk menilai kemajuan persalinan
Pukul
: 00.00 WIB
Oleh
: Bidan
: Tidak ada tumor, varises, benjolan maupun siskotel dan rektokel
: Searah jalan lahir
- Konsistensi porsio
: Lunak
- Pendataran
: 60 %
5
a ibu
- Pembukaan
: 5 cm
- Ketuban
: (+)
- Presentasi
: Kepala
- Penunjuk
: UUK
- Posisi
: UUK depan
- Penurunan
: H III
- Molase
: Tidak ada
- DJJ
: 148 x / menit
- Punctum maximum
- His
: 2 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu
: 3 x / 10 menit Lamanya
: > 40 detik
ASSESMENT
: Ibu G2 P1Ao hamil 37 minggu 3 hari inpartu kala I fase aktif
Diagnosa janin : Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala
Masalah
: Ibu cemas menghadapi persalinannya
Kebutuhan
: - Penjelasan tentang keadaan ibu dan janin
- Hadirkan orang terdekat ibu
PLANNING
1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang keaadan ibu dan janinnya bahwa keadaan janinnya
baik
Ibu mengerti akan penjelasannya dan terlihat lebih tenang
2. Memberikan penjelasan pada ibu tentang proses persalinan yang akan dihadapinya sehingga
ibu lebih siap dan tenang dalam menghadapi proses presalinannya
Ibu nampak lebih tenang
3. Memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan portograf
- DJJ dan His diperiksa setiap 30 menit sekali
- Nadi, tekanan darah dan respirasi setiap 2 jam sekali
- Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam sekali
4. Membantu ibu untuk mengubah posisi yang nyaman bagi ibu seperti miring kekiri dan
menghindari posisi terlentang terlalu lama
Ibu mengikuti apa yang dianjurkan oleh bidan
5. Menghadirkan suami atau orang terdekat ibu untuk menemani serta memberi motivasi kepada
ibu
Suami mendampingi Ibu sehingga Ibu terlihat lebih tenang
6. Memberi asupan nutrisi pada ibu.
Ibu diberikan teh manis dan roti.
7. Mengajarkan Ibu cara mengedan yang baik sewaktu ada His :
a. Setiap his datang kedua tangan ibu merangkul paha dengan mata membuka melihat perut
b. Dagu ibu menyentuh dada, gigi saling beradu dan anjurkan ibu untuk tidak bersuara saat
mengeden
c. Ibu beristirahat diantara kontraksi
Ibu mengerti akan penjelasan yang diberikan
8. Menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan, seperti partus set, heating set, alat reseusitasi,
pakaian bayi dan Ibu, cairan dekontaminasi, dan peralatan lainnya
Peralatan telah siap dan telah disusun secara ergonomis
KALA II (04.00 – 05.10 WIB)
SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan rasa sakit terus menerus, ingin buang air besar, dan merasa ingin mengedan
- Ibu mengatakan ia lemas
OBJEKTIF
- Keadaan Umum
: Baik
- Kesadaran
: Compos mentis
- Keadaan emosional
- TTV
: Labil (sedikit cemas)
: TD
N
: 110 / 70 mm Hg
R
: 27 x / menit
: 91 x / menit
T
: 35,8 0 C
a ibu
- His (+) , frekuensi
: 4 x / 10 menit Lamanya
- DJJ (+)
: 98 x / menit
frekuensi
: > 40 detik
- Adanya dorongan meneran, valua membuka, pirenium menonjol, anus mengembang
- Pemeriksaan dalam
Atas indikasi
: Untuk menilai kemajuan persalinan
Pukul
: 04.00 WIB
Oleh
: Bidan
: Tidak ada tumor, varises, benjolan maupun siskotel dan rektokel
- Konsistensi porsio
: Tidak teraba lagi
- Pendataran
: > 80 %
- Pembukaan
: Lengkap (10 cm)
- Ketuban
: (-) pecah secara spontan pukul 03.50 WIB
- Presentasi
: Kepala
- Penunjuk
: UUK
- Posisi
: UUK depan
- Penurunan
: Hodge IV
ASSESMENT
: Ibu G2 P1 Ao hamil 37 minggu 3 hari inpartu kala II fase aktif
Diagnosa janin : Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala
Masalah
: - Ibu merasa lemas untuk menegden
- Ibu merasa cemas dan gelisah menghadapi persalinannya
Kebutuhan
: - Berikan infus
Pimpin persalinan dengan baik dan benar
PLANNING
1. Memposisikan ibu miring kekiri untuk mencegah terjadinya hipoksia janin
Ibu dalam posisi miring kiri namun sesekali terlentang
2. Ibu diberikan infus glukosa dengan kecepatan 30 tetes / menit
3. Melakukan pertolongan persalinansesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (APN) :
a. Saat kepala janin terlihat di vulua dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk
membersihkan janin pada perut ibu dan 1/3 bagian dibawah bokong ibu
b. Penolong membuka partus setdan memakai sarung tangan
c. Saat subocciput tampak dibagian simfisis, tangan kanan melindungi
perinium dengan dialas
lipatan tangan kiri menahan pundak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat
kepala lahir
d. Mengusap kasa atau kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan darah
e. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
f. Menunggu hingga kepala janin melakukan putaran faksi luar
g. Setelah kepala janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal kepala
janin, arahkan kebawah untuk melahirkan bahu depan. Ternyata bahu bayi tidak dapat
dilahirkan.
Kepala bayi telah lahir namun bahu belum lahir
DISTOSIA BAHU (05.10-05.30 WIB)
SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan lelah dan tidak kuat untuk mengedan lagi
OBJEKTIF
- Kepala sudah lahir namun bahu belum juga lahir
ASSESMENT
Diagnosa
: Ibu P2A0 kala II dengan distosia bahu
Masalah
: Bahu belum dapat dilahirkan
Kebutuhan
: Teknik pertolongan persalinan distosia bahu
PLANNING
a. Melakukan anestesi lokal dan episiotomi
- Memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan yaitu penyuntikan untuk dilakukan
episiotomi dan bantu ibu utnutk tetap rileks
- Memberi suntikan lidokain 1 % pada perineum, dengan cara meletakkan jari telunjuk dan jari
tengah dari tangan kiri antara kepala bayi dan perinium. Masukkan jarum secara subkutan,
mulai dari komisura posterion, menelusuri sepanjang perinium yang akan dilakukan
episiotomi. Aspirasi untuk memastikan ujung jari tidak memasuki pembuluh darah, tarik
jarum perlahan sambil menyuntikkan 5 – 10 ml likodan 1 %.
- Tekan tempat infiltrasi agar anestesi menyebar. Tunggu selama 1 – 2 menit sebelum
melakukan episiotomi
- Melakukan episiotomi yaitu pasang gunting episiotomi dengan tangan kanan, sedangkan jari
tengah dan jari telunjuk dari tangan kiri melindungi kepala janin dan perineum, searah
dengan sayatan.
- Tunggu puncak His kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka diantara jari telunjuk
dan jari tengah.
- Guntuing perineum dengan posisi mediolateral kiri, taruh gunting kelarutan klorin untuk
direndam.
b. Lakukan manuver Mc. Robert yaitu dengan meminta ibu untuk melipat kedua pahanya
sehingga kedua lutut berada sedekat mungkin dengan dada. Lahirkan bahu depan dengan
menarik kepala curam kearah bawah.
Meminta bantuan orang lain untuk melakukan penekanan pada suprapubis (diatas simfisis).
Kemudian tarik keatas sehingga bahu belakang dapat dilahirkan.
c. Lakukan sangga susur untuk melahirkan seluruh tubuh bayi.
d. Lakukan penilaian kepada bayi baru lahir secara cepat dengan tiga pertanyaan, yaitu : apakah
bayi menangis spontan, apakah warna kulit bayi kemerahan, dan apakah tonus otot bayi baik.
e. Segera keringkan bayi dan bungkus dengan kain bersih dan kering untuk mencegah terjadinya
hiportemi.
f.
Lakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat dengan cara memasang klem pertama dengan
jarak 2 – 3 cm dari pusat dan klem kedua dengan jarak 2 – 3 cm dari klem pertama.
Kemudian potong tali pusat diantara dua klem dengan tangan kiri melindungi perut bayi.
g. Berikan bayi kepada ibunya untuk disusui
h. Periksa kelengkapan tubuh bayi pakah terdapat cacat atau tidak
Seluruh tubuh bayi telah dilahirkan
KALA III (05.30 – 05.45 WIB)
SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan masih merasa lemas setelah melahirkan
yi
an
- Ibu mengatakan perutnya masih terasa mual
OBJEKTIF
- Keadaan Umum
: Baik
- Kesadaran
: Compos mentis
- Keadaan emosional
: Stabil
- TTV
: TD
N
- Keadaan Uterus
: 110 / 70 mm Hg
R
: 25 x / menit
: 86 x / menit
T
: 36,1 C
:
- TFU
: 1 jari diatas pusat
- Kontraksi
: Baik
- Kandung kemih
: Baik
- Plasenta belum lahir
- Pendarahan kala II
: ± 50 cc
: - Bayi lahir spontan pukul 05.30 WIB dengan jenis kelamin laki-laki, BB 3800 gr, PB 52 cm
dan anus (+)
- Bayi tidak langsung menangis
- Warna kulit bayi kemerahan
- Pergerakan bayi kurang aktif
- APGAR score 6/9
- Bayi mengalami asfiksia sedang
ASSESMENT
Diagnosa ibu
Masalah
: Ibu P2Ao kala III
: Mules pada perut ibu
: Penjelasan tentang keluhan yang dialami ibu bahwa hal ini adalah normal dan pertanda baik
karena uterus sedang berkontraksi
PLANNING
1. Memberikan penjelasan pada ibu bahwa proses persalinannya sudah memasuki kala
pengeluaran plasenta dan keadaan saat ini adalah normal karena uterus sedang berkontraksi
untuk kembali pada keadaan semula
Ibu mengerti akan penjelasan yang diberikannya
2. Melakukan palpasi abdolmen untuk menghilangkan kemungkinan adanya janin kedua
Saat di palpasi tidak ada janin kedua
3. Memberikan suntikan oksitosin 10 unit 1 M di paha kanan atas ibu bagian luar setelah
sebelumnya melakuka aspirasi terlebih dahulu
Oksitosin telah disuntikkan
4. Memindahkan klem tali pusat sekitar 5 – 10 cm didepan vulva
5. Membantu kelahiran plasenta
- Pada saat uterus berkontraksi, dorong fundus kearah dorsokronial sehingga sebagian plasenta
tampak di introitus vagina
- Plasenta ditangkap oleh kedua tangan dan dipilin searah jarum jam agar selaput dan kotiledon
tidak tertinggal
Pukul 05.45 WIB plasenta lahir spontan
6. Memasase fundus ibu dan mengajari ibu cara memasase perut ibu sehingga dapat merangsang
kontraksi uterus dan mengurangi pendarahan post partum
Teraba keras pada bagian uterus Ibu
7. Mengevaluasi kelengkapan plasenta
- Plesenta lahir spontan, lengkap dengan selaput dan kontiledonnya dengan :
- Insersi sentralis
- Panjang tali pusat
: ± 50 cm
- Diameter
: ± 18 cm
- Berat plasenta
: ± 500 gr
- Tebal
: ± 2 cm
- Kotiledon
: Lengkap tidak ada robekan
KALA IV (05.45 – 07.45 WIB)
erineum
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan merasa nyeri pada perineumnya
OBJEKTIF
- Keadaan Umum
: Baik
- Kesadaran
: Compos mentis
- Keadaan emosional
: Stabil
- TTV
: TD
N
: 110 / 70 mm Hg
R
: 23 x / menit
: 80 x / menit
T
: 36,5 0 C
- Keadaan Uterus
- TFU
: 3 jari diatas pusat
- Kontraksi
: Baik
- Kandung kemih
: Kosong
- Pendarahan kala IV
: + 150 cc
: Ruptur derajat II dan dilakukan heating sebanyak 4 jahitan
ASSESMENT
Diagnosa ibu
: Ibu G2 P1 Ao dalam kala IV
Masalah
: Luka perineum belum dijahit
Kebutuhan
: - Penjelasan pada ibu tentang hasil pelaksanaan
- Heating perineum
- Istirahat dan nutrisi
- Pengawasan kala IV
PLANNING
1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang kondisi saat ini bahwa ibu telah melahirkan dengan
normal walaupun ada sedikit hambatannya, saat melahirkan bahu bayinya tetapi dapat dilalui
dengan lancar, ibu dan bayi selamat tetapi ibu masih harus terus istirahat berbaring ± 2 jam
setelah melahirkan.
2. Melakukan penjahitan pada daerah vagina dan perineum yamg mengalami laserasi
mengunakan teknik jelujur.
3. Mengikat tali pusat bayi dengan pengikat tali pusat yang steril dan setelah itu tidak dibungkus
oleh apapun.
4. Memeriksa kontraksi uterus dan pendarahan pervaginam setiap :
- 2 – 3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
- Setiap 15 menit pada 1 jam pasca persalinan
- Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
5. Membantu TTV ibu dan kandung kemih ibu :
- Setiap 15 menit pada 1 jam pasca persalinan
- Setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
6. Membersihkan tubuh ibu dari lendir dan darah menggunakan air bersih, terutama daerah
perut, vulua dan vagina, lalu memakaikan baju dan kain bersih untuk menggantikan pakaian
ibu yang terkontaminasi darah, lendir, dan cairan ketuban.
7. Mencuci, mendekontaminasi dan mensterilisasi peralatan yang telah digunakan.
8. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya untuk membantu kontraksi uterus dan
menimbulkan ikatan batin antara ibu dan bayinya.
9. Memberikan ibu nutrisi dan cairan sebagai pengganti tenaga ibu yang terkuras selama proses
persalinan.
10. Menjelaskan ibu untuk melakukan mobilisasi dini untuk mencegah trombopletitis pada ibu,
sekurang-kurangnya 2 jam postpartum.
11. Memindahkan ibu keruang perawatan setelah 2 jam
EVALUASI
Tanggal
: 17 Desember 2008
Pukul
: 08.00 WIB
Dilakukan heating sebanyak 4 jahitan
Tali pusat bayi telah diikat
Ibu terus mencoba untuk menyusui bayinya
Ibu telah dibersihkan badannya, dipakaikan pembalut dan diganti pakaiannya serta
dipindahkan keruang perawatan pada 2 jam postpartum
Mendikontaminasi dan mencuci segala peralatan yang telah digunakan
Ibu telah mengerti akan penjelasan yang telah diberikan dan berjanji akan berusaha
melakukannya
Ibu dipindahkan ke ruang perawatan pukul 08.00 WIB
Pemantauan kala IV
Jam
Waktu
Tekanan
Suhu
ke
1.
05.45
Darah
110 / 70
Kontraksi
Kandung
3 jari dibwh post partum
Baik
Kemih
Kosong
36,5 C
2.
06.00
110 / 70
36,50 C
3 jari dibwh post partum
Baik
Kosong
3.
06.15
110 / 70
36,50 C
3 jari dibwh post partum
Baik
Kosong
4.
06.30
110 / 80
36,50 C
3 jari dibwh post partum
Baik
Kosong
5.
07.00
110 / 80
36,60 C
3 jari dibwh post partum
Baik
Kosong
6.
07.30
110 / 80
36,60 C
3 jari dibwh post partum
Baik
Kosong
0
TFU
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN G2P1A0 DENGAN PERSALINAN SUNGSANG
P
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI “Hj.SITI SUSILAWATI,SKM”
MARTAPURA
PEMBIMBING:
EKA HANDAYANI, S.ST
DISUSUN OLEH:
ENDAH PUTRI PRATIWI
NIM:
722406S11338
YAYASAN KARYA HUSADA MANDIRI
AKADEMI KEBIDANAN BANJARBARU
2013
LANDASAN TEORI
LETAK SUNGSANG
A. Definisi
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah
(presentasi bokong). (Sumber: Rukiyah.2011)
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong,
kaki atau kombinasi keduanya. (Sumber: Sarwono:2009)
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai
dengan badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian
terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis). (Sumber:Sarwono.2010)
B. Kriteria Letak Sungsang
1) Letak bokong murni (frank breech) : bokong yang menjadi bagian depan kedua tungkai lurus
ke atas.
2) Letak bokong kaki (complete breech)) : di samping bokong teraba kaki, biasa disebut letak
bokong kaki sempurna , jika di samping bokong teraba kedua kaki atau tidak sempurna, jika
di samping bokong teraba satu kaki.
3) Letak lutut
4) Letak kaki (incomplete presentation) : presentasi kaki
(Sumber: Rukiyah.2011)
Posisi bokong ditentukan oleh sacrum, ada 4 posisi:
1) Left sacrum anterior (sacrum kiri depan)
2) Right sacrum anterior (sacrum kanan depan)
3) Left sacrum posterior (sacrum kiri belakang)
4) Right sacrum posterior (sacrum kanan depan)
(Sumber: Mochtar.1998)
C. Etiologi
1) Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada panggul
sempit, hidrosefalus, anensefali, plasenta previa, tumor-tumor pelvis.
2) Janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (premature)
3) Gameli (kehamilan ganda)
4) Janin sudah lama mati
5) Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus, bikornis dan mioma uteri
6) Sebab yang tidak diketahui
(Sumber: Mochtar.1998)
Adapun penyebab lainnya, yaitu:
1) Prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong
2) Air ketuban masih banyak
3) Kepala relative besar
4) Hidramnion karena anak mudah bergerak
5) Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam PAP
6) Bentuk rahim abnormal.
(Sumber: Rukiyah.2011)
D. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnose maka yang harus dilakukan oleh seorang bidan adalah dengan
melakukan:
1) Anamnesis : pergerakkan anak terabab oleh Ibu di bagian perut bawah, Ibu sering merasa ada
benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada daerah tulang iga karena
kepala janin.
2) Palpasi : teraba bagian atas keras, bundar, melenting pada fundus. Punggung dapat diraba
pada salah satu sisi perut , bagian kecil pada sisi yang berlawanan di atas simfisis teraba
bagian yang kurang bundar dan lunak.
3) Auskultasi : denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada tempat
yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat)
4) Vagina toucher : terbagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischii dan ujung os
sacrum, anus, genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat diraba.
5) Perbedaan antara letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan dalam jika anus posisi
terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak menghisapm keluar
mekonium, jika presentasi kaki maka akan teraba tumit dengan sudut 90ºC, terasa jari-jari,
pada presentasi lutut akan terasa patella dan poplitea. Pada presentasi mulut maka akan terasa
isapan jari, terabab rahang dan lidah. Presentasi tangan dan siku : terasa jari panjang, tidak
rata, patella (-)
6) Untuk membedakan tangan dan kaki : pada kaki ada kalkaneus, sehingga terdapat tonjolan
tulang yaitu mata kaki dan kalkaneus. Pada tangan hanya ada mata dipergelangan tangan,
kaki tidak diluruskan terhadap tungkai, jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki.
(Sumber: Rukiyah.2011)
E. Tindakan Persalinan Bayi Sungsang
1. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban dan penurunan
bokong serta kemungkinan adanya penyulit.
2. Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
3. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan episiotomy saat bokong
membuka vulva dan perineum sudah tipis.
4. Melahirkan bayi:
a) Cara Bracht
-
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar
dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).
-
Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
-
Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
-
Lakukan hiperlordosis janin ada saat angulus scapula inferior tampak di bawah simfisis
(dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan kea rah perut ibu
tanpa ada tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
-
Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
-
Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan napas bayi
oleh asisten, tali pusat dipotong.
b) Cara Klasik
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan dengan cara Bracht bahu dan tangan
tidak bisa lahir.
Prosedur :
-
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
-
Tali pusat dikendorkan.
-
Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas:
Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi
yang berada di belakang.
Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi
yang berada di belakang.
-
Masukkan dua jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi,
untuk melahirkan lengan belakang bayi.
-
Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari
langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
c) Cara Muller
Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht bahu dan
tangan tidak bisa lahir.
-
Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama
seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
-
Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu
dan lengan belakang.
d) Cara Lovset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala/nuchal arm)
-
Setelah bokong dan kaki bayi lahir, memegang bayi dengan kedua tangan.
-
Memutar bayi 180º dengan lengan bayi yang terjangkit ke arah petunjuk jari tangan yang
nuchal.
-
Memutar kembali 180º ke arah yang berlawanan ke kiri/kanan. Beberapa kali hingga kedua
bahu dan lengan dilahirkan secara klasik/muller.
5. Ekstraksi kaki
Dilakukan bila kala II tak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi
-
Tangan kanan masuk secara obstetric menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut,
kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin, sehingga kaki bawah menjadi
fleksi, tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki di
pegang dengan dua jari dan dituntun ke luar dari vagina sampai batas lutut.
-
Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari di letakkan di belakang
betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki ditarik curam ke bawah
sampai pangkal paha lahir.
-
Pegangan dipindah ke pangkal setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha,
sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.
-
Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha
dengan pegangan yang sama di elevasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua
trokhanter telah lahir berarti bokong lahir.
-
Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka yang lahir lebih dahulu
ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik
terus curam ke bawah.
-
Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara “b” atau “c” atau “d”.
6. Teknik Ekstraksi Bokong
Dikerjakan jika presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala
II tidak maju atau tampak keadaan janin / ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.
-
Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan dalam jalan lahir
dan diletakkan dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha ditarik curam ke
bawah. Untuk memperkuat tenaga tariakn ini, maka tangan penolong yang lain mencekam
pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.
-
Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telunjuk
penolong yang lain mengait lipatan paha ditarik cuam ke bawah sampai bokong lahir.
-
Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara “b” atau “c” atau “d”
Cara melahirkan kepala bayi
Cara Maurice (dilakukan bila bayi dilahirkan secra manual aid/bila dengan bracht kepala
belum lahir)
-
Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah menunggang kuda.
-
Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.
-
Tangan kanan memegang/mencengkam bahu tengkuk bayi
-
Minta seorang asisten menekan fundus uteri
-
Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan
tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk
menekan dagu/mulut.
(Sumber: Sarwono.2010)
DAFTAR PUSTAKA
1. Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
2. Prawirohardjo,Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka-SP
3. Prawirohardjo,Sarwono.2010.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan
Bina Pustaka-SP
4. Rukiyah,Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.2011.Asuhan Kebidanan IV(Patologi Kebidanan).Jakarta:
Trans Info Media
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN G2P1A0 DENGAN PERSALINAN SUNGSANG
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI “Hj.SITI SUSILAWATI,SKM”
MARTAPURA
PENGKAJIAN DATA
Hari/Tanggal : Minggu, 26 Mei 2013
Jam
: 09.00 WITA
PENGUMPULAN DATA
A. Data Subjektif
1. Identitas
Isteri
Suami
Nama
: Ny. SA
Tn. HP
Umur
: 27 tahun
29 tahun
Suku/Bangsa
: Banjar/Indonesia
Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: honorer
Alamat
: Jl. Kenanga Martapura
SMK
swasta
2. Keluhan Utama
Ibu hamil cukup bulan (aterm) pada kehamilan kedua mengeluh perut mules disertai rasa
sakit yang menjalar sampai kepinggang dan keluar lender darah sejak pukul 22.00 WITA dari
vaginanya.
3. Riwayat Haid
Menarche
: + 12 tahun
Siklus
: 28-30 hari
Lamanya
: 6 hari
Banyaknya
: 2 kali ganti pembalut perhari
Dismenorrhoe
: tidak ada
4. Riwayat Sosial Ekonomi
a) Status perkawinan
Kawin
: ya
Usia kawin
: 19 tahun
Lama perkawinan
: + 8 tahun
Dengan suami sekarang
: ya
Isteri ke
: 1 (pertama)
b) Riwayat kontrasepsi
Jenis
: suntik 3 bulan
Lamanya
: + 5 tahun
Masalah
: tidak ada
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
no
1
2
Kehamilan
Tahun
2007
2013
uk
Aterm
Aterm
Persalinan
peny
sungsang
JP
Sptbk
-
pnlong
Bidan
-
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT
: 15-08-2012
TP
: 22-05-2013
Hamil ke-
: 2 (kedua)
Mulai ada gerakan janin
: Umur kehamilan 20 minggu
ANC
a) Trimester I
Frekuensi
: 1 kali (14-10-2012)
Tempat periksa
: Bidan Prakter Mandiri
Pemeriksa
: Bidan
UK
: 7 minggu
Nifas
tmpt
Klinik
-
peny
-
peny
-
30
Keluhan
: tidak ada
:- B6 3x1 (memproduksi zat kimia yang berperan pembuatan protein)
- B Complex 3x1 ( mencegah anemia)
Imunisasi
an
: lengkap sampai TT V
: - Menganjurkan untuk mengkonsumsi makan yang bergizi seperti sayur-sayuran, buah-buahan,
ikan dan susu.
-
Menganjurkan ibu untuk minum obat-obatan yang diberikan secara teratur dan sesuai dosis.
-
Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering
b) Trimester II
Frekuensi
: 2 kali (10-12-2013 dan 14-01-2013)
Tempat periksa
: Bidan Praktek Mandiri
Pemeriksa
: Bidan
UK
: 16 minggu dan 21-22 minggu
Keluhan
: Tidak ada
: - Vit C (untuk daya tahan tubuh dan membantu penyerapan zat besi)
-
Kalk ( untuk kalsium dan tulnag janin)
-
SF 1x1 (pembentukkan sel darah merah)
Imunisasi
an
:-
: - menganjurkan ibu untuk tetap makan-makanan bergizi..
-
Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan kemudian.
-
Menganjurkan ibu untuk ikut senam hamil
-
Menganjurakan ibu untuk istirahat cukup
c) Trimester III
Frekuensi
: 3 kali (02-03-2013, 22-03-2013 dan 14-04-2013)
Tempat periksa
: Bidan Praktek Mandiri
Pemeriksa
: Bidan
UK
: 28 minggu, 32 minggu dan 35-36 minggu
Keluhan
: sering kencing
Obat
: - SF (pembentukkan sel darah merah)
- Kalk (untuk pertumbuhan tulang dan gigi)
- Vitamin C (membantu penyerapan zat besi).
Imunisasi
:-
: - menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
- Menganjrkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilannya. Menganjurkan ibu untuk
mengkomsumsi makanan bergizi dan seimbang.
- Memberitahukan kepada ibu tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : Muka dan kaki bengkak,
Penglihatan kabur, Pergerakan janin berkurang, Sakit kepala yang hebat, Keluarnya darah di
bagian kewanitaan, Sakit perut bagian bawah.
- Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda persalinan yaitu perut terasa mules-mules yang semakin
lama semakin sering, sakit perut menjalar sampai ke pinggang serta keluar lendir darah
- Menganjurkan ibu untuk memeprsiapkan persalinanannya.
7. Riwayat Persalinan sekarang
Kala I (Pukul 09.00 wita) tanggal 25-05-2013
a. Cairan Vagina
Perdarahan vagina
: Tidak ada
Lendir bercampur darah
: Ada
Aliran/semburan darah
: Ada
Aliran/semburan ketuban
: Tidak ada
b. Gerakan janin
: Ibu merasakan gerakan janin
30 wita tanggal 25-05-2013
00 wita tanggal 25-05-2013
00 wita tanggal 24-05-2013
00 wita tanggal 25-05-2013
Pasien G2P1A0 hamil cukup bulan (aterm) mengeluh mules-mules dan sakit perut menjalar
ke pinggang. Palpasi dilakukan dengan hasil 3 jari dibawah prx (29 cm) PU-KA, presentasi
bokong, DJJ 144 x/menit.
8. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan Ibu
Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan
Jantung dan penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS
b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari pihak keluarga ibu ataupun suami tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
Diabetes Melitus, Hipertensi, dan Jantung, dan penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dan
HIV/AIDS.
9. Data Biologis
a) Pola nutrisi
Jenis
: nasi, lauk-pauk, sayur-mayur dan buah-buahan
Frekuensi
: + 3 kali
Porsi
: 1 piring
Pantangan
: tidak ada
Masalah
: tidak ada
b) Personal hygene
Frekuensi mandi
: 2 kali sehari
Frekuensi gosok gigi
: 3 kali sehari
Frekuensi ganti pakaian
: 2 kali sehari
Kebersihan vulva
: setiap sehabis mandi, BAK dan BAB
c) Pola eliminasi
BAB
Frekuensi
: 1 kali sehari
Warna
: kecoklatan
Konsistensi : lembek
Masalah
: tidak ada
BAK
Frekuensi
: sering
Warna
: kekuningan
Bau
: amoniak (pesing)
Masalah
: sering kencing
d) Pola aktivitas
Ibu mengatakan mulai tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari semenjak perutnya sakit
10. Data Spiritual
Ibu selalu berdoa untuk keselamatan dirinya dan bayinya dan mendapatkan kelancaran saat
persalinan.
11. Data Psikologi
Ibu,suami dan keluarga sangat bahagia dan antusias dengan proses kehamilan dan persalinan
ini. Terbukti dengan didampinginya ibu oleh suami dan keluarganya
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Kesadaran emosional
: Cemas/gelisah
b) Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 120/100 mmHg
Nadi
: 84 kali permenit
Pernapasan
: 26 kali permenit
Suhu
: 36
2. Pemeriksaan Kebidanan
a) Inspeksi
-
Kepala/muka
Rambut terlihat hitam, lurus, bersih, tidak rontok, muka tidak terlihat oedem dan tidak ada
cloasma gravidarum.
-
Mata
Bentuk mata terlihat simetris, konjungtiva tidak anemis, dan sclera tidak anemis serta fungsi
penglihatan baik.
-
Telinga
Bentuk telinga terlihat simetris, bersih, dan tidak ada serumen yang keluar.
-
Mulut
Bibit terlihat tidak sianosis, lidah tidak kotor, dan tidak terdapat caries dentis.
-
Leher
Terlihat tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada pembesaran vena jugularis.
-
Mammae
Kedua mammae terlihat simetris, papilla mammae terlihat menonjol dan pada daerah areola
terlihat berwarna hitam kecoklatan.
-
Abdomen
Tidak ada terlihat luka bekas operasi, dan terdapat linea nigra
-
Ekstremitas
Atas
: tidak tampak odem, kuku, dan jari tampak bersih.
bawah
: tidak tampak odem, kuku, dan jari tampak bersih.
b) Palpasi
-
Leher
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, ataupun pembesaran vena jugularis.
-
Dada/mammae
Tidak teraba adanya benjolan abnormal, dan tidak ada nyeri tekan.
-
Abdomen
opold I
: TFU 3 jari dibawah prx (29cm) pada puncak fundus teraba keras, bulat, dan melenting.
opold II
: Bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang (PU-KA), bagian kiri perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin.
opold III
: Bagian bawah teraba bulat, lembek, dan tidak melenting (Pres-Bok).
opold IV
: Bagian terbawah sudah masuk PAP, TBJ : (29-11) x 155 = 2.790 gram.
c) Auskultasi
DJJ
: Positif (+)
Frekuensi
: 144 kali permenit
d) Perkusi
Tidak dilakukan pemeriksaan
e) Kontraksi uterus
His 3 kali dalam 10 menit selama 30-40 detik.
C. Assesment
Ibu G2P1A0 hamil aterm inpartu kala 1 fase aktif dengan persalinan sungsang.
D. Planning
1. Membangun hubungan baik antara ibu dengan bidan dengan cara menyambut dan menyapa
ibu dengan ramah dan hangat.
Ev: Antara ibu dengan bidan sudah terjalin hubungan baik
2. Menginformasikan atau memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa:
a. Ibu sudah memasuki masa awal dari proses persalinan, yaitu pembukaan 8 cm, portio
menipis.
b. Keadaaan ibu baik, tanda vital :
Tekanan darah
: 120/100 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernapasan
: 26 x/menit
Temp
: 36oC
Pembukaan Serviks
: 8 cm
Pendataran Serviks
: Positif(+) dan adanya penipisan
TFU
: 3 jari dibawah prx
c. Keadaan janin baik, dengan DJJ normal 144x/menit, posisi janin sungsang dan bagian
terbawah sudah masuk PAP, his 3 kali dalam 10 menit lamanya 30-40 detik, TBJ 2.790 gram
Ev: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa sakit atau mules merupakan hal yang wajar pada saat
persalinan dikarenakan kontraksi uterus yang membantu proses kelahiran bayi.
Ev: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4. Menganjurkan ibu untuk posisi miring kiri saat berbaring agar membantu proses penurunan
kepala dan supaya janin mendapat pasokan oksigen dari peredaran darah ibu.
Ev: Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang diberikan
5. Melakukan asuhan sayang ibu dengan cata:
-
Memberikan dukungan emosional baikdari pihak suami,keluarga maupun penolong
persalinan, seperti mendampingi selama proses persalinan, memberikan semangat untuk tetap
tenang agar proses kelahiran berjalan lancer.
-
Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum saat tidak ada his agar menambah kekuatan
saat mengedan.
Ev: asuhan sudah dilakukan
6. Menganjurkan ibu untuk memberitahukan penolong jika ada perasaan ingin BAB karena ini
merupakan salah satu tanda kelahiran.
Ev: Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan
7. Menyarankan ibu untuk tidak mengedan jika pembukaan belum lengkap dan mengajarkan
cara mengedan yang benar, yaitu :
-
meletakkan kedua telapak tangan di bawah paha
-
Menempelkan dagu di dada dan mata melihat ke perut tanpa menutup mata
-
Tidak mengangkat bokong saat mengedan
-
Tidak mengeluarkan suara saat mengedan
Ev: ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
8. Memasang infus RL 20 tpm untuk menambah tenaga ibu untuk meneran dalam proses
persalinan nanti.
Ev: Infus RL 20 tpm sudah terpasang
9. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan persalinan serta kebutuhan Ibud an bayi,seperti :
-
Partus set:
2 buah klem tali pusat, 1 buah ½ kocher, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah gunting
episiotomi, 2 buah bengkok, 1 buah bak instrumen
-
Heacting set:
Nalfoeder, Pinset anatomis, Gunting benang, Jarum otot / kulit, Inodin cup, catgut dan Bak
instrumen
-
Perlengkapan:
Spuit 1/3/5/10 cc, Handscon 1 pasang, Penjepit tali pusat, Kasa steril, Kateter
-
Obat-obatan:
Oksitosin 1 ampul berfungsi untuk merangsang kontraksi, Lidocain 1 ampul berfungsi untuk
menghilangkan nyeri/ anastesi, Neo K 1 ampul berfungsi sebagai pencegah perdarahan pada
bayi terutama perdarahan pada otak, Metilergometrin 1 ampul berfungsi mengurangi
perdarahan
-
Kebutuhan ibu dan bayi:
Ibu (Baju ibu, Gurita , Softex,Underpad, Kain sarung,Pakaian dalam)
Bayi (baju bayi,kaos kaki dan tangan, popok, gurita, topi, lampin, minyak telon, bedak.
Ev: peralatan,perlengkapan dan segala kebutuhan sudah siap.
10. Observasi kemajuan persalinan
Ev: pukul 13.00 WITAibu merasa sakitnya semakin sering, pembukaan lengkap 10 cm, portio
tidak teraba, ketuban (-), bokong berada di hodge IV, his 4 kali dalam 10 menit lamanya lebih
dari 40 detik.
11. Mendokumentasikan asuhan dengan metode SOAP
Ev: pendokumentasian asuhan dengan metode SOAP sudah dilakukan
CATATAN PERKEMBANGAN
No
1
Hari/Tanggal/jam
Sabtu,
Keterangan
S : Ibu merasa perutnya mules – mules semakin sering dan kuat, dan
25 Mei 2013
13.00 wita
ada keluar air – air dari vagina.
O : VT pembukaan lengkap (10cm) portio tidak teraba, ketuban (-), bok
A : Kala II (pengeluaran bayi)
P:
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa ia akan segera melahirkan.
Ev: Ibu telah mengetahui bahwa ia akan melahirkan.
2. Mendekatkan alat-alat penolong persalinan yang sudah disiapkan.
Ev: Alat penolong persalinan sudah disiapkan dan didekatkan.
3. Memberikan asuhan kala II :
a.
Memberikan dukungan kepada ibu dan menyuruh ibu berdoa
b. Memimpin persalinan :
Mengatur posisi ibu dorsal recumben (ibu berbaring terlentang d
direnggangkan).
Membersihkan vulva ibu dengan kapas lubrikan steril.
Memimpin mengedan setiap kali ada his dengan cara tarik n
meneran seperti mau BAB.
Menganjurkan ibu istirahat bila tidak ada his.
Memberikan asupan cairan bergula pada ibu diantara his.
Menyiapkan kain bersih untuk persiapan pertolongan janin dan ha
Ev: Asuhan kala II sudah dilakukan
4. Melakukan pertolongan persalinan sungsang:
Cara Bracht
-
Penolong berada disamping kanan ibu , tunggu hingga bokong me
agar tidak terjadi laserasi.
-
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (ke
panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul)
-
Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
-
melonggarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sdebagian dada
-
Lakukan hiperlordosisjanin pada saat angulus skapula inferio
mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatk
disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
-
menggerakkan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan
“Bayi lahir pada jam 13.45 wita dengan jenis kelamin Laki-la
panjang badan 47 cm, menangis spontan, APGAR score 7, 8, 9, LK
-
Meletakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat
-
Potong tali pusat dengan cara meletakkan klem 2 cm dari permuka
kedua 2-3 cm dari klem pertama kemudian potong tali pusat dianta
-
Melakukan IMD
Ev: bayi sudah lahir
S : Ibu merasa perutnya nyeri dan mules-mules karena ada kontraksi.
O : Tinggi fundus uteri sepusat teraba keras, uterus menjadi bundar, ta
secara mendadak.
A : Kala III (kala uri)
P : Melakukan manajemen kala III :
1. Melakukan pemeriksaan fundus uteri untuk memastikan janin tung
2. Memberikan injeksi oksitoxin 10 unit secara IM segera 1 menit
fundus uteri berkontraksi dengan efektif sehingga membantu
perdarahan.
3. Melahirkan plasenta dengan PTT :
Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm didepan vu
Pada saat uterus berkontraksi meregangkan tali pusat dengan
mendorong uterus dengan hati – hati kearah dorsokranial.
Apabila
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Istri
Suami
Nama
: Ny. E
: Tn. S
Umur
: 29 th
: 38 th
Agama
: Islam
: Islam
Suku/Bangsa
: Sunda / Indonesia
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jl. Mawar Merah Harapan Jaya Sukarame BDL
: Palembang / Indonesia
: STM
: Petani
B. ANAMNESA
1. Keluhan Utama
Ibu merasakan sakit-sakit pada pinggang yang menjalar hingga ke perut dan keluar lendir
bercampur darah
2. Riwayat keadaan sekarang
- Ibu datang pada tanggal 16 Desember 2008 pukul 22.00 WIB
- Ibu mengatakan ini kehamilan ke 2 nya dengan usia kehamilan cukup bulan dan belum pernah
terjadi keguguran
- Ibu merasakan sakit-sakit yang menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah sejak pukul
05.00 WIB
- Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 05.00 WIB
3. Riwayat kehamilan saat ini
3.1 Riwayat Menstruasi
- Menarche
: 16 tahun
- Lamanya
: 7 hari
- Banyaknya
: 2 – 3 x ganti pembalut / hari
- Siklus
: 28 hari, teratur
- Sifat darah
: cair agak kental
- Dismenorhea : tidak ada
- HPHT
: 31 Maret 2008
- TP
: 7 Januari 2009
- Usia kehamilan
: 37 minggu 3 hari
3.2 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 20 minggu dan pergerakan fetus
dalam 10 menit terakhir lebih dari 10 kali
3.3 Keluhan-keluhan yang dirasaka dalam kehamilan ini :
- Muntah-muntah yang lama
- Nyeri perut
: tidak ada
: tidak ada
- Panas, menggigil
: tidak ada
- Sakit kepala berat/terus menerus
: tidak ada
- Penglihatan kabur
: tidak ada
- Rasa nyeri / panas waktu BAK
: tidak ada
- Pengeluaran pervaginam
: tidak ada
3.4 Tanda-tanda persalinan
Mules-mules yang menjalar dari pinggang hingga ke perut yang datangnya ± 4 menit sekali
Pengeluaran pervaginan
Lendir bercampur darah
Riwayat pemeriksaan kehamilan
- Dilakukan oleh
: bidan
- Frekuensi
: 1 bulan sekali
- TT1
: Agustus 2008
- TT2
: September 2008
3.7 Pola pemenuhan nutrisi sehari-hari
: makan : 3 kali sehari dengan menu makanan seimbang
: minum : 8 kali sehari
: makan : 4 kali sehari dengan menu makanan seimbang
: minum : 8 kali sehari
Pola eliminasi sehari-hari
- Sebelum hamil
: BAK 3 – 4 kali sehari,
- Selama hamil : BAK 7 – 8 kali sehari,
BAB : 1 – 2 kali sehari
BAB : 1 kali sehari
- Terakhir kali : BAK pukul 20.00 WIB, BAB : pukul 11.00 WIB
3.9 Keluhan lain
- Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya karena jarak persalinan dengan anak
pertamanya cukup jauh yaitu 7 tahun
- Ibu merasa cemas sehingga ia takut tidak kuat untuk mengedan
Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
No
Tahun
1.
Persalinan
Juni 2001
2.
Hamil ini
Tempat
Usia
Persalinan
Rumah
Jenis
Kehamilan
Cukup
Penolong
Persalinan
Normal
Dukun
Bulan
Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
: Tidak ada
- Tekanan darah tinggi
: Tidak ada
- Hepatitis
: Tidak ada
- Diabetes mellitus
: Tidak ada
- Anemia berat
: Tidak ada
- Penyakit hubungan seksual : Tidak ada
- Campak
: Tidak ada
- Malaria
: Tidak ada
- Gangguan mental
: Tidak ada
- Operasi
: Tidak pernah
- Lain-lain
5.2
: Tidak ada
Perilaku kesehatan
- Penggunaan alkohol / obat-obatan sejenisnya
: Tidak pernah
- Obat-obatan / konsumsi jamu
: Tidak pernah
- Merokok / makan sirih
: Tidak pernah
- Pencucian vagina
: Tidak pernah
5.3
Riwayat sosial
- Apakah kehamilan ini direncanakan / diinginkan
: Ya
- Status perkawinan
: Jumlah 1 kali lama 8 tahun
- Usia saat menikah
: Suami
Istri
Tidak
ada
Riwayat kesehatan
- Jantung
Penyulit
: 30 tahun
: 21 tahun
JK
Anak
BB
PB
P
2500
42
gr
cm
C. PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan emosional
: Labil
2. Tanda-tanda vital
TD
: 110 / 70 mm Hg
R
: 24 kali / menit
N
: 83 kali / menit
T
: 36,5 0 C
3. Ukuran antropometri
TB
: 151 cm
BB sebelum hamil : 48 kg, setelah hamil : 57 kg
LILA
: 29 cm
4. Pemeriksaan fisik
4.1 Kepala
- Rambut
: Bersih dan tidak rontok
- Kulit kepala : Bersih
4.2 Muka
: Tidak ada oedema dan cloasma gravidarum
4.3 Mata
- Kelopak mata
: Tidak ada oedema
- Konjungtiva
: Bersih
- Sklera
: Putih (anikterik)
4.4 Hidung
- Simetris
- Pernafasan cuping hidung
- Polip
: Ya
: Tidak ada
: Tidak ada
4.5 Mulut dan gusi
- Lidah
: Bersih
- Gigi dan geraham
: Tidak ada caries
- Gusi
: Tidak pucat
4.6 Leher
- Kelenjar tiroid
: Tidak ada pembesaran
- Kelenjar getah bening
: Tidak ada
- Vena jungularis
: Tidak ada bendungan
4.7 Dada
- Jantung
: Normal, bunyi lup lup
- Paru-paru
: Tidak ada ronchi dan wheezing
- Payudara
: Simetris
: Ya
Pembesaran : Ada
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran : Ada, colostrum
4.8 Abdomen
Rasa nyeri
: Ada
Kemerahan
: Tidak ada
: Bekas luka operasi
: Tidak ada
Pembesaran
: Sesuai usia kehamilan
Konsistensi
: Keras
Linea
: Nigra
Kandung kemih
: Penuh
Pembesaran lien dan liver
Benjolan
: Tidak ada
: Tidak ada
Punggung dan pinggang
Posisi tulang punggung dan pinggul
: Normal
Nyeri ketuk
: Tidak ada
4.10 Ekstremitas
- Oedema
: Tidak ada
- Kekakuan otot dan sendi
: Tidak ada
- Varices
: Tidak ada
- Kemerahan
: Tidak ada
- Refleks
: (+) kanan dan kiri
5. Pemeriksaan Kebidanan
5.1 Palpasi Abdomen
eopold I
: TFU 3 jari dibawah PX. Bagian fundus teraba satu bagian besar, lunak dan tidak melenting
eopold II
: Bagian kiri perut ibu teraba satu bagian besar, rata dan memanjang (punggung)
eopold III
: Pada bagian terbawah janin teraba satu bagian bulat, keras, melenting dan sukat digerakkan
- Leopold IV : Divergen (Kepala sudah masuk PAP)
- Mc Donald
: 35 cm
dikasi
- Fetus
: Letak
: Memanjang
Presentasi
: Kepala
Penurunan
: 4/5
Pergerakan : Aktif
- Observasi His : His
: Cukup kuat
Frekuensi
: 2 kali / 10 menit
Lamanya
: 30 – 40 detik
- Taksiran berat janin
: 1,2 (TFU – 7,7) x 100 ± 150 gr
1,2 (
35 – 7,7) x 100 ± 150 gr
1,2 (
27,3) x 100 ±150 gr
3276
± 150 gr
3126 – 3426 gr
5.2 Auskultasi
- DJJ terdengar teratur disebelah kiri perut ibu
- Frekuensi
- Punctum maximum
: 146 x / menit
: 2 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu
5.3 Anogenital (inspeksi)
- Perineum
: Luka perut
- Vulva vagina : Warna
: Tidak ada
: Merah muda
Luka
: Tidak ada
Varises
: Tidak ada
- Pengeluaran pervaginam
: Lendir bercampur darah
- Kelenjar bartholini
: Pembengkakan
Rasa nyeri
- Anus
: Untuk mengetahui apakah pasien sudah inpartu atau belum
Pukul
: 22.00 WIB
Oleh
: Bidan
- Porsio
: Tidak ada
: Tidak ada haemorrhoid
5.4 Pemeriksaan Dalam
- Dinding vagina
: Tidak ada
: Tidak ada sistokel dan rektokel
: Arah
Konsistensi
: Searah jalan lahir
: Lunak
Pembukaan : 3 cm
Pendataran
: 40 %
r
- Ketuban
: Positif
- Presentasi
: Kepala
- Penunjuk
: Belum jelas
- Posisi
: Belum jelas
- Penurunan
: Hodge II
5.5 Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan laboratorium
Tidak dilakukan
IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
Diagnosa ibu
: Ibu G2 P1 Ao hamil 37 minggu 3 hari inpartu kala I fase laten
: - Ibu mengatakan ini kehamilan keduanya dan pernah melahirkan sebanyak 1 kali.
Ibu merasakan sakit-sakit yang menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah sejak pukul
05.00 WIB
Ibu mengatakn keluar lendir bercampur darah sejak pukul 05.00 WIB
HPHT
: 31 Maret 2008
TP
: 7 Januari 2009
Dinding vagina
Porsio
: Tidak ada sistokel dan rektokel
: Arah
Konsistensi
: Searah jalan lahir
: Lunak
Pembukaan : 3 cm
Pendataran
- Ketuban
: Positif
- Presentasi
: Kepala
: 40 %
- Penunjuk : Belum jelas
- Posisi
: Belum jelas
- Penurunan
: Hodge II
- His frekuensi
: 2 kali / 10 menit
- Lamanya
: 30 – 40 detik
Diagnosa janin
: Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala
Dasar
: - Hasil pemeriksaan Leopold
Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX. Bagian fundus teraba satu bagian besar, lunak dan tidak melenting
Leopld III : Bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat, keras, melenting dan sukar digerakkan.
aximum
sar
alisasi
onalisasi
- DJJ
: 146 kali / menit
: 2 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu
- Presentasi
Masalah
: Kepala
: Gangguan rasa cemas menghadapi persalinannya
: Raut wajah dan kata-kata Ibu menunjukkan bahwa ia cemas menghadapi persalinannya
Kebutuhan
: Menghadirkan orang terdekat ibu dan dukungan psikologis
: Penjelasan tentang keadaan ibu dan bayi
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
PERENCANAAN
Hadirkan orang terdekat ibu
: Dengan menghadirkan orang terdekat akan membantu ibu untuk dapat memberikan
dorongan moril sehingga ibu akan berkurang kecemasannya dan ketakutannya dalam
menghadapi persalinan.
Berikan penjelasan mengenai keadaan yang dilaminya
: Dengan menjelaskan mengenai keadaannya saat ini adalah normal sehingga diharapkan ibu
paham sehingga akan membantunya untuk mengurangi kecemasan dan ketakutannya dalam
menghadapi persalinan
Pantau kemajuan persalinan Ibu yaitu his, kontraksi uterus, nadi, pembukaan serviks,
penurunan bagian terbawah janin, tekanan darah, temperature tubuh, produksi urin, aseton,
dan protein Ibu
Rasionalisasi
: Dengan memantau keadaan Ibu maka dapat diketahui
onalisasi
onalisasi
onalisasi
onalisasi
onalisasi
onalisasi
onalisasi
kemajuan persalinannya untuk menentukan keputusan
klinik yang akan diambil
Berikan ibu makanan dan minuman yang cukup
: Dengan memberikan makanan dan minuman yang cukup akan membantu dalam
memberikan nutrisi pada ibu agar ibu mempunyai tenaga untuk mengedan
Anjurkan ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin, terutama berbaring ke kiri
: Dengan mengatur posisi akan memberikan kenyamanan pada ibu serta mencegah agar vera
copa inferior tidak terjepit sehingga proses ogsigenisasi bayi tetap lancer
Jaga kebersihan tubuh ibu terutama vagina
: Dengan menjaga kebersihan tubuh ibu terutama bagian vagina akan memberikan
kenyamanan pada ibu dan mencegah terjadinya infeksi sehingga tidak akan menambah
masalah yang dialami ibu
Anjurkan ibu untuk berkemih
: Kandung kemih yang kosong tidak akan menghambat penurunan kepala sehingga bayi akan
lebih cepat lahir
Beri sentuhan atau massage pada punggung dan panggul ibu
: Sentuhan atau massage pada punggung atau panggul dapat mengurangi rasa sakit yang
dialami ibu sehingga ibu dapat merasa lebih nyaman.
Bimbing ibu untuk mengatur nafas dengan benar yaitu udara dihirup dari hidung dan
dihembuskan melalui mulut serta anjurkan ibu untuk beristirahat saat his hilang
: Dengan mengatur nafas yang baik dapat memperlancar siklus O2 ke janin dan juga dapat
mengurangi rasa sakit yang timbul akibat his dan menganjurkan ibu untuk beritirahat diantara
his agar ia tidak terlalu kehilangan banyak tenaganya untuk mengedan
Tempatkan ibu diruang bersalin yang bersih dan tertutup
: Dengan menempatkan ibu diruang yang bersih dan tertutup merupakan bentuk menjaga
privasi ibu sehingga ia merasakan kenyamanan
PELAKSANAAN
Menghadirkan orang terdekat ibu, terutama suami taupun keluarganya
Memberikan penjelasan kepada ibu tentang kemajuan persalinannya dan memberikan
dukungan pada ibu agar ia tidak takut dalam menghadapi persalinannya
Memantau DJJ, kontraksi uterus, dan nadi setiap ½ jam. Pembukaan, penurunan, tekanan
darah, dan temperature tubuh setiap 4 jam. Produksi urin, aseton, dan protein setiap 2-4 jam.
Memberikan ibu makanan dan minuman yang cukup
Menganjurkan ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin terutama berbaring kekiri
Menjaga kebersihan tubuh ibu terutama disekitar bagian vagina
Menganjurkan ibu untuk berkemih
Memberikan sentuhan atau massage pada bagian punggung ataupun panggul ibu
Membimbing ibu untuk mengatur nafas dengan benar
Menempatkan ibu diruang bersalin yang bersih dan tetutup
EVALUASI
Tanggal
: 16 Desember 2008
Waktu
: 23.00 WIB
Suami dari pasien hadir untuk menemaninya
Ibu mengerti keadaan yang dialaminya saat ini dan sedikit lebih tenang
Pemantauan fase laten
Pukul
22.00 WIB
22.30 WIB
23.00 WIB
23.30 WIB
DJJ
His
Kandung
Nutrisi
146 x/menit
2x/10 menit, 30-
kemih
-
-
149 x/menit
40 detik
2x/10 menit, 30-
-
-
152 x/menit
40 detik
2x/10 menit, 30-
-
Ibu minum the
153 x/menit
40 detik
3x/10menit, 30-
Ibu telah
hangat dan roti
-
40 detik
berkemih, ±
100 cc
00.00 WIB
154 x/menit
3x/10 menit, 30-
-
00.30 WIB
150 x/menit
40 detik
3x/10 menit, 30-
-
40 detik
Ibu minum air
putih
-
Pemb
dI
d II
d III
io
01.00 WIB
153 x/menit
3x/10 menit, 30-
-
-
40 detik
4. Ibu telah makan roti dan minum teh
Ibu tidur dalam posisi miring kekiri
Ibu tetap dijaga kebersihannya
Ibu telah berkemih
Ibu di massage pada bagian punggung ataupun panggulnya oleh keluarganya
Ibu mencoba bernafas sesuai dengan yang diajarkan
Ibu telah ditempatkan diruangan bersalin yang bersih dan tertutup
KALA I FASE AKTIF ( 01.00 – 04.00 WIB)
SUBJEKTIF
Ibu mengeluh mulesnya semakin sering
OBJEKTIF
- Keadaan umum
- Kesadaran
- Keadaan emosonal
- TTV
: Baik
: Compos mentil
: Labil
: TD : 110 / 70 mm Hg
N
: 85 x / menit
R
: 26 x / menit
T
: 36,50 C
: TFU 2 jari dibawah PX. Pada fundus teraba satu bagian besar agak lunak dan tidak
melenting
: Pada bagian kiri perut ibu teraba satu bagian besar, rata, memanjang (punggung)
: Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)
: pada bagian terbawah janin teraba satu bagian bulat, keras, melenting dan sukar digerakkan
- Leopold IV
: Divergen
- Pemeriksaan dalam :
Atas indikasi
: Unuk menilai kemajuan persalinan
Pukul
: 00.00 WIB
Oleh
: Bidan
: Tidak ada tumor, varises, benjolan maupun siskotel dan rektokel
: Searah jalan lahir
- Konsistensi porsio
: Lunak
- Pendataran
: 60 %
5
a ibu
- Pembukaan
: 5 cm
- Ketuban
: (+)
- Presentasi
: Kepala
- Penunjuk
: UUK
- Posisi
: UUK depan
- Penurunan
: H III
- Molase
: Tidak ada
- DJJ
: 148 x / menit
- Punctum maximum
- His
: 2 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu
: 3 x / 10 menit Lamanya
: > 40 detik
ASSESMENT
: Ibu G2 P1Ao hamil 37 minggu 3 hari inpartu kala I fase aktif
Diagnosa janin : Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala
Masalah
: Ibu cemas menghadapi persalinannya
Kebutuhan
: - Penjelasan tentang keadaan ibu dan janin
- Hadirkan orang terdekat ibu
PLANNING
1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang keaadan ibu dan janinnya bahwa keadaan janinnya
baik
Ibu mengerti akan penjelasannya dan terlihat lebih tenang
2. Memberikan penjelasan pada ibu tentang proses persalinan yang akan dihadapinya sehingga
ibu lebih siap dan tenang dalam menghadapi proses presalinannya
Ibu nampak lebih tenang
3. Memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan portograf
- DJJ dan His diperiksa setiap 30 menit sekali
- Nadi, tekanan darah dan respirasi setiap 2 jam sekali
- Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam sekali
4. Membantu ibu untuk mengubah posisi yang nyaman bagi ibu seperti miring kekiri dan
menghindari posisi terlentang terlalu lama
Ibu mengikuti apa yang dianjurkan oleh bidan
5. Menghadirkan suami atau orang terdekat ibu untuk menemani serta memberi motivasi kepada
ibu
Suami mendampingi Ibu sehingga Ibu terlihat lebih tenang
6. Memberi asupan nutrisi pada ibu.
Ibu diberikan teh manis dan roti.
7. Mengajarkan Ibu cara mengedan yang baik sewaktu ada His :
a. Setiap his datang kedua tangan ibu merangkul paha dengan mata membuka melihat perut
b. Dagu ibu menyentuh dada, gigi saling beradu dan anjurkan ibu untuk tidak bersuara saat
mengeden
c. Ibu beristirahat diantara kontraksi
Ibu mengerti akan penjelasan yang diberikan
8. Menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan, seperti partus set, heating set, alat reseusitasi,
pakaian bayi dan Ibu, cairan dekontaminasi, dan peralatan lainnya
Peralatan telah siap dan telah disusun secara ergonomis
KALA II (04.00 – 05.10 WIB)
SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan rasa sakit terus menerus, ingin buang air besar, dan merasa ingin mengedan
- Ibu mengatakan ia lemas
OBJEKTIF
- Keadaan Umum
: Baik
- Kesadaran
: Compos mentis
- Keadaan emosional
- TTV
: Labil (sedikit cemas)
: TD
N
: 110 / 70 mm Hg
R
: 27 x / menit
: 91 x / menit
T
: 35,8 0 C
a ibu
- His (+) , frekuensi
: 4 x / 10 menit Lamanya
- DJJ (+)
: 98 x / menit
frekuensi
: > 40 detik
- Adanya dorongan meneran, valua membuka, pirenium menonjol, anus mengembang
- Pemeriksaan dalam
Atas indikasi
: Untuk menilai kemajuan persalinan
Pukul
: 04.00 WIB
Oleh
: Bidan
: Tidak ada tumor, varises, benjolan maupun siskotel dan rektokel
- Konsistensi porsio
: Tidak teraba lagi
- Pendataran
: > 80 %
- Pembukaan
: Lengkap (10 cm)
- Ketuban
: (-) pecah secara spontan pukul 03.50 WIB
- Presentasi
: Kepala
- Penunjuk
: UUK
- Posisi
: UUK depan
- Penurunan
: Hodge IV
ASSESMENT
: Ibu G2 P1 Ao hamil 37 minggu 3 hari inpartu kala II fase aktif
Diagnosa janin : Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala
Masalah
: - Ibu merasa lemas untuk menegden
- Ibu merasa cemas dan gelisah menghadapi persalinannya
Kebutuhan
: - Berikan infus
Pimpin persalinan dengan baik dan benar
PLANNING
1. Memposisikan ibu miring kekiri untuk mencegah terjadinya hipoksia janin
Ibu dalam posisi miring kiri namun sesekali terlentang
2. Ibu diberikan infus glukosa dengan kecepatan 30 tetes / menit
3. Melakukan pertolongan persalinansesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (APN) :
a. Saat kepala janin terlihat di vulua dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk
membersihkan janin pada perut ibu dan 1/3 bagian dibawah bokong ibu
b. Penolong membuka partus setdan memakai sarung tangan
c. Saat subocciput tampak dibagian simfisis, tangan kanan melindungi
perinium dengan dialas
lipatan tangan kiri menahan pundak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat
kepala lahir
d. Mengusap kasa atau kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan darah
e. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
f. Menunggu hingga kepala janin melakukan putaran faksi luar
g. Setelah kepala janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal kepala
janin, arahkan kebawah untuk melahirkan bahu depan. Ternyata bahu bayi tidak dapat
dilahirkan.
Kepala bayi telah lahir namun bahu belum lahir
DISTOSIA BAHU (05.10-05.30 WIB)
SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan lelah dan tidak kuat untuk mengedan lagi
OBJEKTIF
- Kepala sudah lahir namun bahu belum juga lahir
ASSESMENT
Diagnosa
: Ibu P2A0 kala II dengan distosia bahu
Masalah
: Bahu belum dapat dilahirkan
Kebutuhan
: Teknik pertolongan persalinan distosia bahu
PLANNING
a. Melakukan anestesi lokal dan episiotomi
- Memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan yaitu penyuntikan untuk dilakukan
episiotomi dan bantu ibu utnutk tetap rileks
- Memberi suntikan lidokain 1 % pada perineum, dengan cara meletakkan jari telunjuk dan jari
tengah dari tangan kiri antara kepala bayi dan perinium. Masukkan jarum secara subkutan,
mulai dari komisura posterion, menelusuri sepanjang perinium yang akan dilakukan
episiotomi. Aspirasi untuk memastikan ujung jari tidak memasuki pembuluh darah, tarik
jarum perlahan sambil menyuntikkan 5 – 10 ml likodan 1 %.
- Tekan tempat infiltrasi agar anestesi menyebar. Tunggu selama 1 – 2 menit sebelum
melakukan episiotomi
- Melakukan episiotomi yaitu pasang gunting episiotomi dengan tangan kanan, sedangkan jari
tengah dan jari telunjuk dari tangan kiri melindungi kepala janin dan perineum, searah
dengan sayatan.
- Tunggu puncak His kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka diantara jari telunjuk
dan jari tengah.
- Guntuing perineum dengan posisi mediolateral kiri, taruh gunting kelarutan klorin untuk
direndam.
b. Lakukan manuver Mc. Robert yaitu dengan meminta ibu untuk melipat kedua pahanya
sehingga kedua lutut berada sedekat mungkin dengan dada. Lahirkan bahu depan dengan
menarik kepala curam kearah bawah.
Meminta bantuan orang lain untuk melakukan penekanan pada suprapubis (diatas simfisis).
Kemudian tarik keatas sehingga bahu belakang dapat dilahirkan.
c. Lakukan sangga susur untuk melahirkan seluruh tubuh bayi.
d. Lakukan penilaian kepada bayi baru lahir secara cepat dengan tiga pertanyaan, yaitu : apakah
bayi menangis spontan, apakah warna kulit bayi kemerahan, dan apakah tonus otot bayi baik.
e. Segera keringkan bayi dan bungkus dengan kain bersih dan kering untuk mencegah terjadinya
hiportemi.
f.
Lakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat dengan cara memasang klem pertama dengan
jarak 2 – 3 cm dari pusat dan klem kedua dengan jarak 2 – 3 cm dari klem pertama.
Kemudian potong tali pusat diantara dua klem dengan tangan kiri melindungi perut bayi.
g. Berikan bayi kepada ibunya untuk disusui
h. Periksa kelengkapan tubuh bayi pakah terdapat cacat atau tidak
Seluruh tubuh bayi telah dilahirkan
KALA III (05.30 – 05.45 WIB)
SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan masih merasa lemas setelah melahirkan
yi
an
- Ibu mengatakan perutnya masih terasa mual
OBJEKTIF
- Keadaan Umum
: Baik
- Kesadaran
: Compos mentis
- Keadaan emosional
: Stabil
- TTV
: TD
N
- Keadaan Uterus
: 110 / 70 mm Hg
R
: 25 x / menit
: 86 x / menit
T
: 36,1 C
:
- TFU
: 1 jari diatas pusat
- Kontraksi
: Baik
- Kandung kemih
: Baik
- Plasenta belum lahir
- Pendarahan kala II
: ± 50 cc
: - Bayi lahir spontan pukul 05.30 WIB dengan jenis kelamin laki-laki, BB 3800 gr, PB 52 cm
dan anus (+)
- Bayi tidak langsung menangis
- Warna kulit bayi kemerahan
- Pergerakan bayi kurang aktif
- APGAR score 6/9
- Bayi mengalami asfiksia sedang
ASSESMENT
Diagnosa ibu
Masalah
: Ibu P2Ao kala III
: Mules pada perut ibu
: Penjelasan tentang keluhan yang dialami ibu bahwa hal ini adalah normal dan pertanda baik
karena uterus sedang berkontraksi
PLANNING
1. Memberikan penjelasan pada ibu bahwa proses persalinannya sudah memasuki kala
pengeluaran plasenta dan keadaan saat ini adalah normal karena uterus sedang berkontraksi
untuk kembali pada keadaan semula
Ibu mengerti akan penjelasan yang diberikannya
2. Melakukan palpasi abdolmen untuk menghilangkan kemungkinan adanya janin kedua
Saat di palpasi tidak ada janin kedua
3. Memberikan suntikan oksitosin 10 unit 1 M di paha kanan atas ibu bagian luar setelah
sebelumnya melakuka aspirasi terlebih dahulu
Oksitosin telah disuntikkan
4. Memindahkan klem tali pusat sekitar 5 – 10 cm didepan vulva
5. Membantu kelahiran plasenta
- Pada saat uterus berkontraksi, dorong fundus kearah dorsokronial sehingga sebagian plasenta
tampak di introitus vagina
- Plasenta ditangkap oleh kedua tangan dan dipilin searah jarum jam agar selaput dan kotiledon
tidak tertinggal
Pukul 05.45 WIB plasenta lahir spontan
6. Memasase fundus ibu dan mengajari ibu cara memasase perut ibu sehingga dapat merangsang
kontraksi uterus dan mengurangi pendarahan post partum
Teraba keras pada bagian uterus Ibu
7. Mengevaluasi kelengkapan plasenta
- Plesenta lahir spontan, lengkap dengan selaput dan kontiledonnya dengan :
- Insersi sentralis
- Panjang tali pusat
: ± 50 cm
- Diameter
: ± 18 cm
- Berat plasenta
: ± 500 gr
- Tebal
: ± 2 cm
- Kotiledon
: Lengkap tidak ada robekan
KALA IV (05.45 – 07.45 WIB)
erineum
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan merasa nyeri pada perineumnya
OBJEKTIF
- Keadaan Umum
: Baik
- Kesadaran
: Compos mentis
- Keadaan emosional
: Stabil
- TTV
: TD
N
: 110 / 70 mm Hg
R
: 23 x / menit
: 80 x / menit
T
: 36,5 0 C
- Keadaan Uterus
- TFU
: 3 jari diatas pusat
- Kontraksi
: Baik
- Kandung kemih
: Kosong
- Pendarahan kala IV
: + 150 cc
: Ruptur derajat II dan dilakukan heating sebanyak 4 jahitan
ASSESMENT
Diagnosa ibu
: Ibu G2 P1 Ao dalam kala IV
Masalah
: Luka perineum belum dijahit
Kebutuhan
: - Penjelasan pada ibu tentang hasil pelaksanaan
- Heating perineum
- Istirahat dan nutrisi
- Pengawasan kala IV
PLANNING
1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang kondisi saat ini bahwa ibu telah melahirkan dengan
normal walaupun ada sedikit hambatannya, saat melahirkan bahu bayinya tetapi dapat dilalui
dengan lancar, ibu dan bayi selamat tetapi ibu masih harus terus istirahat berbaring ± 2 jam
setelah melahirkan.
2. Melakukan penjahitan pada daerah vagina dan perineum yamg mengalami laserasi
mengunakan teknik jelujur.
3. Mengikat tali pusat bayi dengan pengikat tali pusat yang steril dan setelah itu tidak dibungkus
oleh apapun.
4. Memeriksa kontraksi uterus dan pendarahan pervaginam setiap :
- 2 – 3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
- Setiap 15 menit pada 1 jam pasca persalinan
- Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
5. Membantu TTV ibu dan kandung kemih ibu :
- Setiap 15 menit pada 1 jam pasca persalinan
- Setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
6. Membersihkan tubuh ibu dari lendir dan darah menggunakan air bersih, terutama daerah
perut, vulua dan vagina, lalu memakaikan baju dan kain bersih untuk menggantikan pakaian
ibu yang terkontaminasi darah, lendir, dan cairan ketuban.
7. Mencuci, mendekontaminasi dan mensterilisasi peralatan yang telah digunakan.
8. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya untuk membantu kontraksi uterus dan
menimbulkan ikatan batin antara ibu dan bayinya.
9. Memberikan ibu nutrisi dan cairan sebagai pengganti tenaga ibu yang terkuras selama proses
persalinan.
10. Menjelaskan ibu untuk melakukan mobilisasi dini untuk mencegah trombopletitis pada ibu,
sekurang-kurangnya 2 jam postpartum.
11. Memindahkan ibu keruang perawatan setelah 2 jam
EVALUASI
Tanggal
: 17 Desember 2008
Pukul
: 08.00 WIB
Dilakukan heating sebanyak 4 jahitan
Tali pusat bayi telah diikat
Ibu terus mencoba untuk menyusui bayinya
Ibu telah dibersihkan badannya, dipakaikan pembalut dan diganti pakaiannya serta
dipindahkan keruang perawatan pada 2 jam postpartum
Mendikontaminasi dan mencuci segala peralatan yang telah digunakan
Ibu telah mengerti akan penjelasan yang telah diberikan dan berjanji akan berusaha
melakukannya
Ibu dipindahkan ke ruang perawatan pukul 08.00 WIB
Pemantauan kala IV
Jam
Waktu
Tekanan
Suhu
ke
1.
05.45
Darah
110 / 70
Kontraksi
Kandung
3 jari dibwh post partum
Baik
Kemih
Kosong
36,5 C
2.
06.00
110 / 70
36,50 C
3 jari dibwh post partum
Baik
Kosong
3.
06.15
110 / 70
36,50 C
3 jari dibwh post partum
Baik
Kosong
4.
06.30
110 / 80
36,50 C
3 jari dibwh post partum
Baik
Kosong
5.
07.00
110 / 80
36,60 C
3 jari dibwh post partum
Baik
Kosong
6.
07.30
110 / 80
36,60 C
3 jari dibwh post partum
Baik
Kosong
0
TFU
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN G2P1A0 DENGAN PERSALINAN SUNGSANG
P
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI “Hj.SITI SUSILAWATI,SKM”
MARTAPURA
PEMBIMBING:
EKA HANDAYANI, S.ST
DISUSUN OLEH:
ENDAH PUTRI PRATIWI
NIM:
722406S11338
YAYASAN KARYA HUSADA MANDIRI
AKADEMI KEBIDANAN BANJARBARU
2013
LANDASAN TEORI
LETAK SUNGSANG
A. Definisi
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah
(presentasi bokong). (Sumber: Rukiyah.2011)
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong,
kaki atau kombinasi keduanya. (Sumber: Sarwono:2009)
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai
dengan badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian
terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis). (Sumber:Sarwono.2010)
B. Kriteria Letak Sungsang
1) Letak bokong murni (frank breech) : bokong yang menjadi bagian depan kedua tungkai lurus
ke atas.
2) Letak bokong kaki (complete breech)) : di samping bokong teraba kaki, biasa disebut letak
bokong kaki sempurna , jika di samping bokong teraba kedua kaki atau tidak sempurna, jika
di samping bokong teraba satu kaki.
3) Letak lutut
4) Letak kaki (incomplete presentation) : presentasi kaki
(Sumber: Rukiyah.2011)
Posisi bokong ditentukan oleh sacrum, ada 4 posisi:
1) Left sacrum anterior (sacrum kiri depan)
2) Right sacrum anterior (sacrum kanan depan)
3) Left sacrum posterior (sacrum kiri belakang)
4) Right sacrum posterior (sacrum kanan depan)
(Sumber: Mochtar.1998)
C. Etiologi
1) Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada panggul
sempit, hidrosefalus, anensefali, plasenta previa, tumor-tumor pelvis.
2) Janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (premature)
3) Gameli (kehamilan ganda)
4) Janin sudah lama mati
5) Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus, bikornis dan mioma uteri
6) Sebab yang tidak diketahui
(Sumber: Mochtar.1998)
Adapun penyebab lainnya, yaitu:
1) Prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong
2) Air ketuban masih banyak
3) Kepala relative besar
4) Hidramnion karena anak mudah bergerak
5) Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam PAP
6) Bentuk rahim abnormal.
(Sumber: Rukiyah.2011)
D. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnose maka yang harus dilakukan oleh seorang bidan adalah dengan
melakukan:
1) Anamnesis : pergerakkan anak terabab oleh Ibu di bagian perut bawah, Ibu sering merasa ada
benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada daerah tulang iga karena
kepala janin.
2) Palpasi : teraba bagian atas keras, bundar, melenting pada fundus. Punggung dapat diraba
pada salah satu sisi perut , bagian kecil pada sisi yang berlawanan di atas simfisis teraba
bagian yang kurang bundar dan lunak.
3) Auskultasi : denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada tempat
yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat)
4) Vagina toucher : terbagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischii dan ujung os
sacrum, anus, genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat diraba.
5) Perbedaan antara letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan dalam jika anus posisi
terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak menghisapm keluar
mekonium, jika presentasi kaki maka akan teraba tumit dengan sudut 90ºC, terasa jari-jari,
pada presentasi lutut akan terasa patella dan poplitea. Pada presentasi mulut maka akan terasa
isapan jari, terabab rahang dan lidah. Presentasi tangan dan siku : terasa jari panjang, tidak
rata, patella (-)
6) Untuk membedakan tangan dan kaki : pada kaki ada kalkaneus, sehingga terdapat tonjolan
tulang yaitu mata kaki dan kalkaneus. Pada tangan hanya ada mata dipergelangan tangan,
kaki tidak diluruskan terhadap tungkai, jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki.
(Sumber: Rukiyah.2011)
E. Tindakan Persalinan Bayi Sungsang
1. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban dan penurunan
bokong serta kemungkinan adanya penyulit.
2. Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
3. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan episiotomy saat bokong
membuka vulva dan perineum sudah tipis.
4. Melahirkan bayi:
a) Cara Bracht
-
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar
dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).
-
Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
-
Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
-
Lakukan hiperlordosis janin ada saat angulus scapula inferior tampak di bawah simfisis
(dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan kea rah perut ibu
tanpa ada tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
-
Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
-
Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan napas bayi
oleh asisten, tali pusat dipotong.
b) Cara Klasik
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan dengan cara Bracht bahu dan tangan
tidak bisa lahir.
Prosedur :
-
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
-
Tali pusat dikendorkan.
-
Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas:
Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi
yang berada di belakang.
Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi
yang berada di belakang.
-
Masukkan dua jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi,
untuk melahirkan lengan belakang bayi.
-
Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari
langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
c) Cara Muller
Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht bahu dan
tangan tidak bisa lahir.
-
Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama
seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
-
Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu
dan lengan belakang.
d) Cara Lovset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala/nuchal arm)
-
Setelah bokong dan kaki bayi lahir, memegang bayi dengan kedua tangan.
-
Memutar bayi 180º dengan lengan bayi yang terjangkit ke arah petunjuk jari tangan yang
nuchal.
-
Memutar kembali 180º ke arah yang berlawanan ke kiri/kanan. Beberapa kali hingga kedua
bahu dan lengan dilahirkan secara klasik/muller.
5. Ekstraksi kaki
Dilakukan bila kala II tak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi
-
Tangan kanan masuk secara obstetric menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut,
kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin, sehingga kaki bawah menjadi
fleksi, tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki di
pegang dengan dua jari dan dituntun ke luar dari vagina sampai batas lutut.
-
Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari di letakkan di belakang
betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki ditarik curam ke bawah
sampai pangkal paha lahir.
-
Pegangan dipindah ke pangkal setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha,
sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.
-
Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha
dengan pegangan yang sama di elevasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua
trokhanter telah lahir berarti bokong lahir.
-
Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka yang lahir lebih dahulu
ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik
terus curam ke bawah.
-
Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara “b” atau “c” atau “d”.
6. Teknik Ekstraksi Bokong
Dikerjakan jika presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala
II tidak maju atau tampak keadaan janin / ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.
-
Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan dalam jalan lahir
dan diletakkan dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha ditarik curam ke
bawah. Untuk memperkuat tenaga tariakn ini, maka tangan penolong yang lain mencekam
pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.
-
Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telunjuk
penolong yang lain mengait lipatan paha ditarik cuam ke bawah sampai bokong lahir.
-
Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara “b” atau “c” atau “d”
Cara melahirkan kepala bayi
Cara Maurice (dilakukan bila bayi dilahirkan secra manual aid/bila dengan bracht kepala
belum lahir)
-
Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah menunggang kuda.
-
Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.
-
Tangan kanan memegang/mencengkam bahu tengkuk bayi
-
Minta seorang asisten menekan fundus uteri
-
Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan
tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk
menekan dagu/mulut.
(Sumber: Sarwono.2010)
DAFTAR PUSTAKA
1. Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
2. Prawirohardjo,Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka-SP
3. Prawirohardjo,Sarwono.2010.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan
Bina Pustaka-SP
4. Rukiyah,Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.2011.Asuhan Kebidanan IV(Patologi Kebidanan).Jakarta:
Trans Info Media
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN G2P1A0 DENGAN PERSALINAN SUNGSANG
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI “Hj.SITI SUSILAWATI,SKM”
MARTAPURA
PENGKAJIAN DATA
Hari/Tanggal : Minggu, 26 Mei 2013
Jam
: 09.00 WITA
PENGUMPULAN DATA
A. Data Subjektif
1. Identitas
Isteri
Suami
Nama
: Ny. SA
Tn. HP
Umur
: 27 tahun
29 tahun
Suku/Bangsa
: Banjar/Indonesia
Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: honorer
Alamat
: Jl. Kenanga Martapura
SMK
swasta
2. Keluhan Utama
Ibu hamil cukup bulan (aterm) pada kehamilan kedua mengeluh perut mules disertai rasa
sakit yang menjalar sampai kepinggang dan keluar lender darah sejak pukul 22.00 WITA dari
vaginanya.
3. Riwayat Haid
Menarche
: + 12 tahun
Siklus
: 28-30 hari
Lamanya
: 6 hari
Banyaknya
: 2 kali ganti pembalut perhari
Dismenorrhoe
: tidak ada
4. Riwayat Sosial Ekonomi
a) Status perkawinan
Kawin
: ya
Usia kawin
: 19 tahun
Lama perkawinan
: + 8 tahun
Dengan suami sekarang
: ya
Isteri ke
: 1 (pertama)
b) Riwayat kontrasepsi
Jenis
: suntik 3 bulan
Lamanya
: + 5 tahun
Masalah
: tidak ada
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
no
1
2
Kehamilan
Tahun
2007
2013
uk
Aterm
Aterm
Persalinan
peny
sungsang
JP
Sptbk
-
pnlong
Bidan
-
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT
: 15-08-2012
TP
: 22-05-2013
Hamil ke-
: 2 (kedua)
Mulai ada gerakan janin
: Umur kehamilan 20 minggu
ANC
a) Trimester I
Frekuensi
: 1 kali (14-10-2012)
Tempat periksa
: Bidan Prakter Mandiri
Pemeriksa
: Bidan
UK
: 7 minggu
Nifas
tmpt
Klinik
-
peny
-
peny
-
30
Keluhan
: tidak ada
:- B6 3x1 (memproduksi zat kimia yang berperan pembuatan protein)
- B Complex 3x1 ( mencegah anemia)
Imunisasi
an
: lengkap sampai TT V
: - Menganjurkan untuk mengkonsumsi makan yang bergizi seperti sayur-sayuran, buah-buahan,
ikan dan susu.
-
Menganjurkan ibu untuk minum obat-obatan yang diberikan secara teratur dan sesuai dosis.
-
Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering
b) Trimester II
Frekuensi
: 2 kali (10-12-2013 dan 14-01-2013)
Tempat periksa
: Bidan Praktek Mandiri
Pemeriksa
: Bidan
UK
: 16 minggu dan 21-22 minggu
Keluhan
: Tidak ada
: - Vit C (untuk daya tahan tubuh dan membantu penyerapan zat besi)
-
Kalk ( untuk kalsium dan tulnag janin)
-
SF 1x1 (pembentukkan sel darah merah)
Imunisasi
an
:-
: - menganjurkan ibu untuk tetap makan-makanan bergizi..
-
Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan kemudian.
-
Menganjurkan ibu untuk ikut senam hamil
-
Menganjurakan ibu untuk istirahat cukup
c) Trimester III
Frekuensi
: 3 kali (02-03-2013, 22-03-2013 dan 14-04-2013)
Tempat periksa
: Bidan Praktek Mandiri
Pemeriksa
: Bidan
UK
: 28 minggu, 32 minggu dan 35-36 minggu
Keluhan
: sering kencing
Obat
: - SF (pembentukkan sel darah merah)
- Kalk (untuk pertumbuhan tulang dan gigi)
- Vitamin C (membantu penyerapan zat besi).
Imunisasi
:-
: - menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
- Menganjrkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilannya. Menganjurkan ibu untuk
mengkomsumsi makanan bergizi dan seimbang.
- Memberitahukan kepada ibu tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : Muka dan kaki bengkak,
Penglihatan kabur, Pergerakan janin berkurang, Sakit kepala yang hebat, Keluarnya darah di
bagian kewanitaan, Sakit perut bagian bawah.
- Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda persalinan yaitu perut terasa mules-mules yang semakin
lama semakin sering, sakit perut menjalar sampai ke pinggang serta keluar lendir darah
- Menganjurkan ibu untuk memeprsiapkan persalinanannya.
7. Riwayat Persalinan sekarang
Kala I (Pukul 09.00 wita) tanggal 25-05-2013
a. Cairan Vagina
Perdarahan vagina
: Tidak ada
Lendir bercampur darah
: Ada
Aliran/semburan darah
: Ada
Aliran/semburan ketuban
: Tidak ada
b. Gerakan janin
: Ibu merasakan gerakan janin
30 wita tanggal 25-05-2013
00 wita tanggal 25-05-2013
00 wita tanggal 24-05-2013
00 wita tanggal 25-05-2013
Pasien G2P1A0 hamil cukup bulan (aterm) mengeluh mules-mules dan sakit perut menjalar
ke pinggang. Palpasi dilakukan dengan hasil 3 jari dibawah prx (29 cm) PU-KA, presentasi
bokong, DJJ 144 x/menit.
8. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan Ibu
Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan
Jantung dan penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS
b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari pihak keluarga ibu ataupun suami tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
Diabetes Melitus, Hipertensi, dan Jantung, dan penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dan
HIV/AIDS.
9. Data Biologis
a) Pola nutrisi
Jenis
: nasi, lauk-pauk, sayur-mayur dan buah-buahan
Frekuensi
: + 3 kali
Porsi
: 1 piring
Pantangan
: tidak ada
Masalah
: tidak ada
b) Personal hygene
Frekuensi mandi
: 2 kali sehari
Frekuensi gosok gigi
: 3 kali sehari
Frekuensi ganti pakaian
: 2 kali sehari
Kebersihan vulva
: setiap sehabis mandi, BAK dan BAB
c) Pola eliminasi
BAB
Frekuensi
: 1 kali sehari
Warna
: kecoklatan
Konsistensi : lembek
Masalah
: tidak ada
BAK
Frekuensi
: sering
Warna
: kekuningan
Bau
: amoniak (pesing)
Masalah
: sering kencing
d) Pola aktivitas
Ibu mengatakan mulai tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari semenjak perutnya sakit
10. Data Spiritual
Ibu selalu berdoa untuk keselamatan dirinya dan bayinya dan mendapatkan kelancaran saat
persalinan.
11. Data Psikologi
Ibu,suami dan keluarga sangat bahagia dan antusias dengan proses kehamilan dan persalinan
ini. Terbukti dengan didampinginya ibu oleh suami dan keluarganya
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Kesadaran emosional
: Cemas/gelisah
b) Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 120/100 mmHg
Nadi
: 84 kali permenit
Pernapasan
: 26 kali permenit
Suhu
: 36
2. Pemeriksaan Kebidanan
a) Inspeksi
-
Kepala/muka
Rambut terlihat hitam, lurus, bersih, tidak rontok, muka tidak terlihat oedem dan tidak ada
cloasma gravidarum.
-
Mata
Bentuk mata terlihat simetris, konjungtiva tidak anemis, dan sclera tidak anemis serta fungsi
penglihatan baik.
-
Telinga
Bentuk telinga terlihat simetris, bersih, dan tidak ada serumen yang keluar.
-
Mulut
Bibit terlihat tidak sianosis, lidah tidak kotor, dan tidak terdapat caries dentis.
-
Leher
Terlihat tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada pembesaran vena jugularis.
-
Mammae
Kedua mammae terlihat simetris, papilla mammae terlihat menonjol dan pada daerah areola
terlihat berwarna hitam kecoklatan.
-
Abdomen
Tidak ada terlihat luka bekas operasi, dan terdapat linea nigra
-
Ekstremitas
Atas
: tidak tampak odem, kuku, dan jari tampak bersih.
bawah
: tidak tampak odem, kuku, dan jari tampak bersih.
b) Palpasi
-
Leher
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, ataupun pembesaran vena jugularis.
-
Dada/mammae
Tidak teraba adanya benjolan abnormal, dan tidak ada nyeri tekan.
-
Abdomen
opold I
: TFU 3 jari dibawah prx (29cm) pada puncak fundus teraba keras, bulat, dan melenting.
opold II
: Bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang (PU-KA), bagian kiri perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin.
opold III
: Bagian bawah teraba bulat, lembek, dan tidak melenting (Pres-Bok).
opold IV
: Bagian terbawah sudah masuk PAP, TBJ : (29-11) x 155 = 2.790 gram.
c) Auskultasi
DJJ
: Positif (+)
Frekuensi
: 144 kali permenit
d) Perkusi
Tidak dilakukan pemeriksaan
e) Kontraksi uterus
His 3 kali dalam 10 menit selama 30-40 detik.
C. Assesment
Ibu G2P1A0 hamil aterm inpartu kala 1 fase aktif dengan persalinan sungsang.
D. Planning
1. Membangun hubungan baik antara ibu dengan bidan dengan cara menyambut dan menyapa
ibu dengan ramah dan hangat.
Ev: Antara ibu dengan bidan sudah terjalin hubungan baik
2. Menginformasikan atau memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa:
a. Ibu sudah memasuki masa awal dari proses persalinan, yaitu pembukaan 8 cm, portio
menipis.
b. Keadaaan ibu baik, tanda vital :
Tekanan darah
: 120/100 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernapasan
: 26 x/menit
Temp
: 36oC
Pembukaan Serviks
: 8 cm
Pendataran Serviks
: Positif(+) dan adanya penipisan
TFU
: 3 jari dibawah prx
c. Keadaan janin baik, dengan DJJ normal 144x/menit, posisi janin sungsang dan bagian
terbawah sudah masuk PAP, his 3 kali dalam 10 menit lamanya 30-40 detik, TBJ 2.790 gram
Ev: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa sakit atau mules merupakan hal yang wajar pada saat
persalinan dikarenakan kontraksi uterus yang membantu proses kelahiran bayi.
Ev: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4. Menganjurkan ibu untuk posisi miring kiri saat berbaring agar membantu proses penurunan
kepala dan supaya janin mendapat pasokan oksigen dari peredaran darah ibu.
Ev: Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang diberikan
5. Melakukan asuhan sayang ibu dengan cata:
-
Memberikan dukungan emosional baikdari pihak suami,keluarga maupun penolong
persalinan, seperti mendampingi selama proses persalinan, memberikan semangat untuk tetap
tenang agar proses kelahiran berjalan lancer.
-
Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum saat tidak ada his agar menambah kekuatan
saat mengedan.
Ev: asuhan sudah dilakukan
6. Menganjurkan ibu untuk memberitahukan penolong jika ada perasaan ingin BAB karena ini
merupakan salah satu tanda kelahiran.
Ev: Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan
7. Menyarankan ibu untuk tidak mengedan jika pembukaan belum lengkap dan mengajarkan
cara mengedan yang benar, yaitu :
-
meletakkan kedua telapak tangan di bawah paha
-
Menempelkan dagu di dada dan mata melihat ke perut tanpa menutup mata
-
Tidak mengangkat bokong saat mengedan
-
Tidak mengeluarkan suara saat mengedan
Ev: ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
8. Memasang infus RL 20 tpm untuk menambah tenaga ibu untuk meneran dalam proses
persalinan nanti.
Ev: Infus RL 20 tpm sudah terpasang
9. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan persalinan serta kebutuhan Ibud an bayi,seperti :
-
Partus set:
2 buah klem tali pusat, 1 buah ½ kocher, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah gunting
episiotomi, 2 buah bengkok, 1 buah bak instrumen
-
Heacting set:
Nalfoeder, Pinset anatomis, Gunting benang, Jarum otot / kulit, Inodin cup, catgut dan Bak
instrumen
-
Perlengkapan:
Spuit 1/3/5/10 cc, Handscon 1 pasang, Penjepit tali pusat, Kasa steril, Kateter
-
Obat-obatan:
Oksitosin 1 ampul berfungsi untuk merangsang kontraksi, Lidocain 1 ampul berfungsi untuk
menghilangkan nyeri/ anastesi, Neo K 1 ampul berfungsi sebagai pencegah perdarahan pada
bayi terutama perdarahan pada otak, Metilergometrin 1 ampul berfungsi mengurangi
perdarahan
-
Kebutuhan ibu dan bayi:
Ibu (Baju ibu, Gurita , Softex,Underpad, Kain sarung,Pakaian dalam)
Bayi (baju bayi,kaos kaki dan tangan, popok, gurita, topi, lampin, minyak telon, bedak.
Ev: peralatan,perlengkapan dan segala kebutuhan sudah siap.
10. Observasi kemajuan persalinan
Ev: pukul 13.00 WITAibu merasa sakitnya semakin sering, pembukaan lengkap 10 cm, portio
tidak teraba, ketuban (-), bokong berada di hodge IV, his 4 kali dalam 10 menit lamanya lebih
dari 40 detik.
11. Mendokumentasikan asuhan dengan metode SOAP
Ev: pendokumentasian asuhan dengan metode SOAP sudah dilakukan
CATATAN PERKEMBANGAN
No
1
Hari/Tanggal/jam
Sabtu,
Keterangan
S : Ibu merasa perutnya mules – mules semakin sering dan kuat, dan
25 Mei 2013
13.00 wita
ada keluar air – air dari vagina.
O : VT pembukaan lengkap (10cm) portio tidak teraba, ketuban (-), bok
A : Kala II (pengeluaran bayi)
P:
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa ia akan segera melahirkan.
Ev: Ibu telah mengetahui bahwa ia akan melahirkan.
2. Mendekatkan alat-alat penolong persalinan yang sudah disiapkan.
Ev: Alat penolong persalinan sudah disiapkan dan didekatkan.
3. Memberikan asuhan kala II :
a.
Memberikan dukungan kepada ibu dan menyuruh ibu berdoa
b. Memimpin persalinan :
Mengatur posisi ibu dorsal recumben (ibu berbaring terlentang d
direnggangkan).
Membersihkan vulva ibu dengan kapas lubrikan steril.
Memimpin mengedan setiap kali ada his dengan cara tarik n
meneran seperti mau BAB.
Menganjurkan ibu istirahat bila tidak ada his.
Memberikan asupan cairan bergula pada ibu diantara his.
Menyiapkan kain bersih untuk persiapan pertolongan janin dan ha
Ev: Asuhan kala II sudah dilakukan
4. Melakukan pertolongan persalinan sungsang:
Cara Bracht
-
Penolong berada disamping kanan ibu , tunggu hingga bokong me
agar tidak terjadi laserasi.
-
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (ke
panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul)
-
Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
-
melonggarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sdebagian dada
-
Lakukan hiperlordosisjanin pada saat angulus skapula inferio
mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatk
disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
-
menggerakkan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan
“Bayi lahir pada jam 13.45 wita dengan jenis kelamin Laki-la
panjang badan 47 cm, menangis spontan, APGAR score 7, 8, 9, LK
-
Meletakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat
-
Potong tali pusat dengan cara meletakkan klem 2 cm dari permuka
kedua 2-3 cm dari klem pertama kemudian potong tali pusat dianta
-
Melakukan IMD
Ev: bayi sudah lahir
S : Ibu merasa perutnya nyeri dan mules-mules karena ada kontraksi.
O : Tinggi fundus uteri sepusat teraba keras, uterus menjadi bundar, ta
secara mendadak.
A : Kala III (kala uri)
P : Melakukan manajemen kala III :
1. Melakukan pemeriksaan fundus uteri untuk memastikan janin tung
2. Memberikan injeksi oksitoxin 10 unit secara IM segera 1 menit
fundus uteri berkontraksi dengan efektif sehingga membantu
perdarahan.
3. Melahirkan plasenta dengan PTT :
Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm didepan vu
Pada saat uterus berkontraksi meregangkan tali pusat dengan
mendorong uterus dengan hati – hati kearah dorsokranial.
Apabila