PENGEMBANGAN RENCANA STRATEGIS SISTEM IN
PENGEMBANGAN RENCANA STRATEGIS
SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI
Ita Ernala Kaban1
ABSTRACT
One of the steps to accomplish usiness transformation program and to minimize
threates from other competitors is by utilizing information system and information
technology as maximum as possible. The utilization of technology in a good and correct
manner is expected to be able to give optimal value and benefit for an enterprise.
Therefore, a strategic plan to realize the information system and information technology
is essential in order that the mission and vision of the enterprise can be accomplished.
Keywords: strategic plan, information system, information technology
ABSTRAK
Salah satu cara untuk menjelaskan program transformasi bisnis dan sekaligus
meminimasi adanya ancaman dari pesaing lainnya adalah dengan memanfaatkan sistem
informasi dan teknologi informasi secara maksimall. Pemanfaatan teknologi secara baik
dan benar diharapkan akan dapat memberikan manfaat dan nilai yang optimal bagi
perusahaan. Untuk itu diperlukan adanya rencana strategis penerapan sistem informasi
dan teknologi informasi di perusahaan. Tujuannya agar kegiatan penerapan sistem
informasi dan teknologi informasi di perusahaan selaras dengan visi dan misi
perusahaan.
Kata kunci: rencana strategis, sistem informasi, teknologi informasi
1
Staf Pengajar Program Studi Komputerisasi Akuntansi UBINUS, Jakarta
Pe ng e mb a ng a n Re nc a na Stra te g is... (Ita Erna la Ka b a n)
1
PENDAHULUAN
Abad ke-21 merupakan sebuah masa yang penuh dengan perubahan, persaingan,
dan kompleksitas. Masa ini merupakan suatu masa yang membentuk masyarakat industri
berteknologi modern yang menekankan pada kemampuan dalam memanfaatkan
informasi, globalisasi, infrastruktur yang terintegrasi, dan sumber daya yang kreatif dan
inovatif. Sistem informasi/Teknologi Informasi diyakini sebagai pendukung utama
tercapainya tujuan perusahaan di abad ke-21 ini. Dengan pesatnya perkembangan
teknologi komputer, baik hardware maupun software, jaringan, komunikasi, maka
perusahaan perlu untuk membuat atau mengubah strategi sistem informasi dan teknologi
informasi yang disesuaikan dengan perubahan bisnis dan kebutuhan organisasi,
disesuaikan dengan strategi bisnis, sehingga organisasi memperoleh keuntungan
kompetitif dari SI/TI.
Dalam rangka memberikan pelayanan jasa terbaik untuk mencapai kepuasan
pelanggan melalui profesionalisme, perusahaan kemudian menyusun rencana
pengembangan yang difokuskan kepada pendekatan pasar melalui upaya penajaman
strategi perusahaan dengan fokus ‘satu pengelola pelanggan’ dan ‘total solusi’. Rencana
pengembangan ini disebut sebagai Pengembangan Rencana Strategis Sistem
Informasi/Teknologi Informasi (SI/TI).
PEMBAHASAN
Penerapan rencana strategis sistem informasi dan teknologi informasi dapat
memberikan kesuksesan bagi perusahaan yang mengembangkannya. Beberapa faktor
penting yang mendukung kesuksesan tersebut sebagai berikut.
1. Fokus terhadap eksternal bukan internal; Dengan cara melihat kepada pelanggan,
pesaing, supplier, dan bahkan pada industri lain yang memiliki hubungan serta
kemiripan dengan usaha yang dijalankan perusahaan di negara lain.
2. Menghasilkan nilai tambah, bukan pengurangan biaya; Meskipun muncul dampak
pengurangan biaya dalam menjalankan bisnis perusahaan, prinsip ‘doing it better, not
cheaper’ merupakan hal utama dalam perusahaan. Hal itu konsisten dengan
kebutuhan perusahaan untuk membedakan dirinya dengan para pesaing dalam hal
‘produk yang lebih baik dan layanan yang lebih baik’.
3. Memanfaatkan bersama (share) manfaat yang dihasilkan; Dalam organisasi, dengan
supplier, pelanggan, konsumen, dan bahkan para pesaing. Pada masa lalu, manfaat
sistem tidak digunakan secara bersama di dalam organisasi karena sering kali
digunakan untuk meningkatkan (leverage) fungsi atau departemen tertentu dalam
organisasi. Hampir seluruh contoh pemanfaatan bersama sistem lebih ditujukan untuk
meningkatkan penghalang (barriers to entry) ke dalam industri.
2
Jurna l CompAc t Vo l. 3 No . 1 Me i 2006: 1-12
4. Memahami pelanggan dan mengetahui apa yang pelanggan lakukan atas produk atau
jasa; Bagaimana mereka memperoleh value dari produk/jasa tersebut dan masalah
yang dihadapinya dalam mendapatkan value tersebut.
5. Inovasi berdasarkan bisnis, bukan berdasar teknologi; Tekanan yang dihadapi
perusahaan sering mendorong adanya perubahan dalam perusahaan tersebut.
Pendorong utama perubahan tersebut harus didasarkan atas bisnis yang dilakukan
perusahaan, bukan berdasar adanya teknologi. Kegagalan utama dalam
memanfaatkan teknologi informasi karena pimpinan lebih memahami teknologi dan
memiliki visi bisnis yang tidak baik. Kesuksesan didasarkan atas pemahaman
teknologi yang cukup dan pemahaman yang baik tentang pelanggan.
6. Pengembangan secara bertahap, bukan implementasi aplikasi total secara sekaligus.
Banyak contoh menunjukkan bahwa keberhasilan pemanfaatan teknologi informasi
dilakukan secara bertahap. Jika suatu pengembangan telah berhasil dilakukan maka
langkah berikutnya adalah melaksanakan kegiatan selanjutnya yang telah
direncanakan.
7. Menggunakan informasi yang diperoleh dari sistem untuk mengembangkan bisnis
perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian dan studi kasus yang pernah dilakukan mengenai
rencana strategis sistem informasi dan teknologi informasi, dampak pemanfaatan sistem
informasi dan teknologi informasi terhadap perusahaan akan menghasilkan sistem
strategis yang dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) jenis sebagai berikut.
1. Sistem strategis yang men-sharing informasi yang dimilikinya kepada para pelanggan
dan supplier perusahaan melalui sistem berbasis teknologi informasi dan sekaligus
mengubah pola hubungan antara perusahaan dengan mereka.
2. Sistem strategis yang menghasilkan pemanfaatan informasi terintegrasi secara lebih
efektif dalam proses organisasi yang bernilai tambah.
3. Sistem strategis yang memungkinkan organisasi untuk mengembangkan,
menghasilkan, memasarkan, dan mendistribusikan produk atau jasa yang
dihasilkannya berdasarkan informasi yang dimilikinya.
4. Sistem strategis yang memberikan informasi kepada pihak eksekutif perusahaan
untuk keperluan pengembangan dan penerapan strategi perusahaan.
Masing-masing jenis strategi sistem informasi dan teknologi informasi tersebut
memiliki karakteristik yang berbeda dalam proses identifikasi, perencanaan, dan
implementasinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi dan kajian di perusahaan dalam
memilih dan menerapkan jenis rencana strategis sistem informasi dan teknologi informasi
mana yang akan dipilih. Berdasarkan keperluan tersebut, usulan pelaksanaan kegiatan
‘Pengembangan Rencana Strategis Sistem Informasi/Teknologi Informasi’ dengan rincian
kegiatan, seperti diuraikan berikut ini. Pekerjaan penyusunan rencana strategis sistem
informasi dan teknologi informasi Perusahaan, meliputi hal berikut.
Pe ng e mb a ng a n Re nc a na Stra te g is... (Ita Erna la Ka b a n)
3
1. Pendefinisian peran strategis sistem informasi dan teknologi informasi di perusahaan
sesuai visi, misi, dan values perusahaan.
2. Rencana pengembangan program kerja pengembangan sistem informasi dan
teknologi informasi, termasuk di dalamnya inovasi bisnis perusahaan yang dapat
dikembangkan dengan pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi.
3. Rencana pengembangan tata kelola sistem informasi dan teknologi informasi
(Information Technology Governance).
4. Rencana pembangunan institusi serta pengorganisasian yang dibutuhkan dalam
membangun, mengembangkan, dan menjalankan sistem informasi dan teknologi
informasi di perusahaan.
5. Perencanaan application architecture, information architecture, database
architecture, hardware, and infrastructure platform, termasuk di dalamnya
perencanaan Information Technology Security dan Disaster Recovery.
6. Rencana pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dalam
konteks pendayagunaan sistem informasi dan teknologi informasi.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan rencana strategis sistem informasi
dan teknologi informasi adalah sebagai berikut.
1. Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture)
Enterprise Architecture (EA) yang merupakan salah satu disiplin dalam bidang
Sistem Informasi yang memiliki definisi, seperti berikut.
1. Deskripsi misi para stakeholder yang mencakup parameter informasi,
fungsionalitas, lokasi, organisasi, dan kinerja. Arsitektur enterprise menjelaskan
rencana untuk membangun sistem atau sekumpulan sistem.
2. Pendekatan logis, komprehensif, dan holistik untuk merancang dan
mengimplementasikan sistem dan komponen sistem yang bersama.
3. Basis aset informasi strategis yang menentukan misi, informasi, dan teknologi
yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi dan proses transisi untuk
mengimplementasikan teknologi baru sebagai tanggapan terhadap perubahan
kebutuhan misi.
Arsitektur enterprise memiliki empat komponen utama, yaitu arsitektur bisnis,
arsitektur informasi (data), arsitektur teknologi, dan arsitektur aplikasi. Sehubungan
dengan keempat komponen itu, produk arsitektur enterprise adalah berupa grafik,
model, dan/atau narasi yang menjelaskan lingkungan dan rancangan enterprise.
Arsitektur enterprise mempunyai arti penting bagi organisasi sebab salah satu
hasilnya adalah keselarasan antara teknologi informasi dan kebutuhan bisnis.
Arsitektur enterprise menjadi semakin populer dengan alasan berikut.
4
Jurna l CompAc t Vo l. 3 No . 1 Me i 2006: 1-12
1. Dengan datangnya era e-bisnis, dengan aplikasi front-end yang berorientasi ke
pelanggan, terdapat kebutuhan untuk menghubungkan sistem tersebut ke
sejumlah sistem back-end. Hal itu menimbulkan kebutuhan bagi arsitektur
enterprise untuk menetapkan bagaimana mencapai integrasi aplikasi ini.
2. Arsitektur enterprise dapat dimanfaatkan untuk menghindari aplikasi yang
berfokus ke organisasi dan menyediakan kemampuan serta layanan dalam cara
yang lebih seragam dan ekonomis. Peranan arsitektur enterprise dalam
perencanaan teknologi strategis dapat memberikan manfaat untuk sisi bisnis
dalam organisasi, bukan hanya sisi teknologi.
2. EA Framework dan EA Proses
EA Framework mengidentifikasikan jenis informasi yang dibutuhkan untuk
mendeskripsikan arsitektur enterprise, mengorganisasikan jenis informasi dalam
struktur logis, dan mendeskripsikan hubungan antara jenis informasi tersebut.
Informasi dalam arsitektur enterprise sering dikategorikan dalam model atau sudut
pandang arsitektural.
Dalam mengembangkan arsitektur enterprise, perlu diadopsi atau dikembangkan
sendiri suatu EA framework untuk arsitektur enterprise. Terdapat berbagai macam
framework yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan arsitektur enterprise,
seperti: Zachman Framework, Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF),
DoD Architecture Framework (DoDAF), Treasury Enterprise Architecture
Framework (TEAF), The Open Group Architectural Framework (TOGAF), dan lainlain.
Dalam pengembangan atau pengelolaan produk arsitektur enterprise, terdapat
berbagai proses/metodologi yang dapat diadopsi. Contoh EA Proses, misalnya:
DODAF Six Step Process, Enterprise Architecture Planning (EAP) oleh Steven
Spewak yang berbasis pada Zachman Framework, Building Enterprise Information
Architecture: Reengineering Information Systems oleh Melissa A. Cook yang juga
berbasis pada Zachman Framework, Practical Guide to the Federal Enterprise
Architecture yang berbasis pada Federal Enterprise Architecture Framework
(FEAF), dan TOGAF Architecture Development Method (ADM).
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, EA Framework yang digunakan adalah Zachman
Framework sedangkan EA Prosesnya adalah Enterprise Architecture Planning
(EAP).
3. Framework Zachman
Framework Zachman pertama kali dipublikasikan oleh John Zachman pada tahun
1987 dalam tulisannya yang berjudul ”A Framework for Information Systems
Architecture” di IBM Systems Journal. Framework itu awalnya berupa struktur
Pe ng e mb a ng a n Re nc a na Stra te g is... (Ita Erna la Ka b a n)
5
matriks enam baris dan tiga kolom. Framework itu kemudian diperluas dan
diformalisasi oleh Sowa dan Zachman pada tahun 1992 dalam tulisannya yang
berjudul ”Extending and Formalizing the Framework for Information Systems
Architecture” di IBM Systems Journal. Perluasan yang dilakukan berupa penambahan
tiga kolom. Framework Zachman untuk arsitektur enterprise dapat diilustrasikan,
seperti pada Gambar 1.
(Sumber: http://www.zifa.com)
Gambar 1 Framework Zachman untuk Arsitektur Enterprise
Keenam baris pada Gambar 1 menyajikan enam perspektif, sebagaimana yang
dipandang oleh perencana, pemilik, perancang, pembangun, dan functioning
enterprise. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Perencana: yang menetapkan objek dalam pembahasan; latar belakang, lingkup,
dan tujuan enterprise.
2. Pemilik: penerima atau pemakai produk/jasa akhir dari enterprise.
6
Jurna l CompAc t Vo l. 3 No . 1 Me i 2006: 1-12
3. Perancang: perantara antara apa yang diinginkan (pemilik) dan apa yang dapat
dicapai secara teknis dan fisik.
4. Pembangun: pengawas/pengatur dalam menghasilkan produk/jasa akhir.
5. Subkontraktor: bertanggung jawab membangun dan merakit bagian dari
produk/jasa akhir.
6. Functioning enterprise: wujud nyata dari produk/jasa akhir.
Keenam kolom pada Gambar 1 menyajikan fokus (abstraksi atau topik) dari arsitektur
enterprise, yaitu data, fungsi, jaringan, manusia, waktu, dan motivasi. Enam fokus itu
masing-masing berkaitan dengan pertanyaan dasar: apa, bagaimana, di mana, siapa,
kapan, dan mengapa. Pertemuan antara baris dan kolom pada Gambar 1 disebut
sebagai sel. Isi dari setiap sel dapat berupa satu atau beberapa artefak (objek atau
deskripsi penyajian arsitektural) yang berhubungan dengan baris dan kolom yang
terkait.
Framework Zachman adalah pendekatan klasifikasi artefak arsitektur enterprise yang
diterima sebagai standar de-facto. Framework Zachman sendiri bukanlah metodologi
untuk mengembangkan arsitektur enterprise (meskipun banyak yang cenderung
memandangnya sebagai metodologi). Framework Zachman hanyalah framework
untuk mengategorikan artefak arsitektur enterprise. Framework Zachman dapat
dimanfaatkan untuk menentukan apakah suatu metodologi meliputi semua aspek
dalam arsitektur enterprise atau aspek apa saja yang dicakup oleh suatu metodologi.
4. Perencanaan Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture Planning)
Enterprise Architecture Planning (EAP) adalah proses pendefinisian arsitektur dalam
penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan rencana untuk
mengimplementasikan arsitektur tersebut. EAP merupakan proses pendefinisian dua
baris teratas pada kolom data, fungsi, dan jaringan dalam Framework Zachman (lihat
Gambar 2). Hasil EAP adalah cetak biru tingkat tinggi untuk data, aplikasi, dan
teknologi untuk keseluruhan enterprise yang akan digunakan pada proses
perancangan dan implementasi selanjutnya.
Pe ng e mb a ng a n Re nc a na Stra te g is... (Ita Erna la Ka b a n)
7
(Sumber: http://www.zifa.com)
Gambar 2 Cakupan EAP dalam Framework Zachman
Framework Zachman, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak menjelaskan
bagaimana mendefinisikan dan mengimplementasikan arsitektur yang ada di
dalamnya. Sehubungan dengan itu, EAP dengan tujuh komponen utamanya
menunjukkan bagaimana menentukan dan merencanakan implementasi arsitektur
Sistem Informasi. Tujuh komponen utama itu dapat dikelompokkan menjadi empat
lapisan. Gambar 3 berikut mengilustrasikan ketujuh komponen dan empat lapisan
dalam EAP.
8
Jurna l CompAc t Vo l. 3 No . 1 Me i 2006: 1-12
Perm ulaan
Perencanaan
Pem odelan
Bisnis
Arsit ekt ur
Dat a
Lapisan 1
Sist em &
Teknologi Saat
I ni
Arsit ekt ur
Aplikasi
Arsit ekt ur
Teknologi
Rencana I m plem ent asi
Lapisan 2
Lapisan 3
Lapisan 4
Gambar 3 Komponen dan Lapisan EAP
Penjelasan Gambar 3:
1. Lapisan 1 ( Di mana kita memulainya)
a. Inisiasi perencanaan: mempersiapkan pelaksanaan proyek EAP (seperti:
membuat rencana kerja, memastikan komitmen manajemen, dan lain-lain).
2. Lapisan 2 (Di mana kita sekarang)
a. Pemodelan bisnis: menghimpun pengetahuan mengenai bisnis dan informasi
yang digunakan dalam melangsungkan bisnis.
b. Sistem dan teknologi saat ini: mendefinisikan sistem dan teknologi yang ada
saat ini sebagai dasar untuk rencana migrasi jangka panjang
3. Lapisan 3 (Di mana kita ingin berada di masa mendatang)
a. Arsitektur data: mendefinisikan jenis data utama yang dibutuhkan untuk
melangsungkan bisnis.
b. Arsitektur aplikasi: mendefinisikan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan
untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis.
c. Arsitektur teknologi: mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan
untuk menyediakan lingkungan untuk aplikasi yang mengelola data dan
mendukung fungsi bisnis.
Ketiga arsitektur itu didefinisikan secara berurutan dimulai dari arsitektur data
kemudian arsitektur aplikasi, dan terakhir arsitektur teknologi.
4. Lapisan 4 (Bagaimana kita mencapainya)
a. Rencana implementasi: menentukan tahapan implementasi aplikasi, jadwal
implementasi, dan mengajukan jalur yang jelas untuk bermigrasi dari posisi
kita saat ini ke posisi yang diinginkan di masa mendatang.
Pe ng e mb a ng a n Re nc a na Stra te g is... (Ita Erna la Ka b a n)
9
Dalam pelaksanaan EAP, Spewak memberikan pedoman untuk berpegang pada
prinsip 80/20. Prinsip 80/20 artinya tidak ada rencana yang sempurna; kelengkapan
dan akurasi sebesar 80% dalam setiap fase EAP dapat dianggap cukup baik untuk
menghasilkan arsitektur dan rencana yang memadai. Dengan demikian, EAP
terhindar dari tingkat kedetailan yang berlebihan yang tidak bermanfaat untuk
perencanaan dan menghabiskan waktu.
Tahapan Pelaksanaan
Secara skematis, tahapan pelaksanaan dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
Zachman
Framework
Enterprise
Architecture
Planning
Potret sumber
daya informasi
perusahaan
Gap Analysis
Rencana
strategis SI/TI
Implementasi Rencana
Strategis SI/TI
-Pembangunan institusi
-Pengembangan SDM
-Prakiraan kebutuhan biaya
Gambar 4 Tahapan Pelaksanaan
Berdasarkan Gambar 4, tahapan pelaksanaan yang perlu dilakukan sebagai
berikut.
1. Desk study, berupa kajian atas pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi
untuk keperluan strategis perusahaan. Kegiatan desk-study ini dilakukan secara
paralel yang meliputi:
a. Studi atas Zachman Framework dan Enterprise Architecture Planning.
b. Studi tentang rencana strategis bisnis perusahaan.
10
Jurna l CompAc t Vo l. 3 No . 1 Me i 2006: 1-12
2. Survey dan Interview, terhadap kegiatan dan proses bisnis di lingkungan perusahaan.
3. Observasi, terhadap pemanfaatan sumber daya informasi (data, sistem aplikasi,
teknologi, personel, dan fasilitas) di perusahaan.
4. Gap Analysis, berupa penilaian dan pembandingan antara status sumber daya
informasi saat ini dengan arsitektur ideal yang telah dikembangkan.
5. Pengembangan Rencana Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi selama
jangka waktu 3 (tiga) hingga 5 (lima) tahun ke depan.
6. Pengembangan rencana implementasi yang meliputi:
a. Penentuan prioritas pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi
yang akan diimplementasikan di perusahaan.
b. Pembangunan institusi yang menjadi bertanggung jawab atas tata kelola
teknologi informasi di perusahaan.
c. Pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan konteks
pendayagunaan sistem dan teknologi informasi.
d. Penetapan prakiraan kebutuhan biaya untuk keperluan investasi pengembangan
sumber daya informasi perusahaan.
PENUTUP
Pada dasarnya, manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan Rencana Strategis
Sistem Informasi/Teknologi Informasi perusahaan adalah sebagai berikut.
Manfaat Internal
1. Diperolehnya suatu rumusan rencana strategis sistem informasi dan teknologi
informasi yang sesuai dengan visi, misi, dan strategi bisnis perusahaan yang dapat
digunakan untuk kegiatan pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi
secara menyeluruh dan terpadu di lingkungan perusahaan yang sesuai dengan
kebutuhan.
2. Adanya prioritas pengembangan program kerja sistem informasi/teknologi informasi
secara lebih tepat dan berdaya guna yang disertai dengan penyiapan dukungan
infrastruktur teknologi, sumber daya manusia, dan manajemen organisasi yang tepat,
termasuk di dalamnya inovasi bisnis perusahaan yang dapat dikembangkan melalui
pemanfaatan SI/TI.
3. Diperolehnya hasil pemetaan sumber daya SI/TI yang menggambarkan kemampuan
dan posisi sumber daya informasi yang ada dan posisi perannya dalam mendukung
strategi bisnis perusahaan.
4. Diperolehnya suatu rumusan tentang rencana pengembangan tata kelola sistem
informasi dan teknologi informasi (IT Governance) yang mengarah pada
terbentuknya sistem pengelolaan sumber daya informasi perusahaan secara efektif
dan efisien.
Pe ng e mb a ng a n Re nc a na Stra te g is... (Ita Erna la Ka b a n)
11
5. Diperolehnya suatu rencana pengembangan institusi pengelola SI/TI di perusahaan
yang akan menjadi penanggung jawab dalam kegiatan pembangunan, pengembangan,
dan pengoperasian sistem dan teknologi informasi di perusahaan.
6. Diperolehnya suatu rencana pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki
perusahaan dalam konteks pendayagunaan sistem dan teknologi informasi.
Manfaat Eksternal
1. Memungkinkan para pelanggan dan konsumen perusahaan untuk mendapatkan
layanan data dan informasi yang mereka perlukan secara lebih baik dan lebih cepat.
Kemungkinan itu muncul karena rencana Arsitektur Informasi perusahaan didasarkan
atas proses bisnis perusahaan secara utuh dan terpadu yang mengutamakan pada
meningkatnya value yang diterima oleh pelanggan dan konsumen tersebut.
2. Memungkinkan perusahaan yang menjadi partner perusahaan untuk ikut
memanfaatkan infrastruktur teknologi informasi yang akan dikembangkan oleh
perusahaan. Sehingga aliansi bisnis yang terjadi antara perusahaan dan perusahaan
partner akan semakin lebih kokoh dan kuat.
3. Memungkinkan perusahaan yang menjadi supplier perusahaan untuk ikut
memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi perusahaan sehingga
kebutuhan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan dapat dipenuhi oleh para
supplier secara lebih cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. http://www.zifa.com, diakses tanggal 7 Desember 2005.
Cassidy, Anita. 1998. A Practical Guide to Information Systems Strategic Planning.
St. Lucie Press.
Harmon, Paul. 2004. “Enterprise Architecture.” Business Process Trends. Vol. 2 No. 1,
Januari.
IBM. 1981. Business System Planning: Information Systems Planning Guide. New York:
IBM Corporation.
Spewak, Steven H. 1992. Enterprise Architecture Planning (Developing a Blueprint for
Data, Applications and Technology). John Wiley & Sons, Inc.
Ward, John. 2002. Strategic Planning for Information Systems. 4th Edition. AddisonWesley.
12
Jurna l CompAc t Vo l. 3 No . 1 Me i 2006: 1-12
SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI
Ita Ernala Kaban1
ABSTRACT
One of the steps to accomplish usiness transformation program and to minimize
threates from other competitors is by utilizing information system and information
technology as maximum as possible. The utilization of technology in a good and correct
manner is expected to be able to give optimal value and benefit for an enterprise.
Therefore, a strategic plan to realize the information system and information technology
is essential in order that the mission and vision of the enterprise can be accomplished.
Keywords: strategic plan, information system, information technology
ABSTRAK
Salah satu cara untuk menjelaskan program transformasi bisnis dan sekaligus
meminimasi adanya ancaman dari pesaing lainnya adalah dengan memanfaatkan sistem
informasi dan teknologi informasi secara maksimall. Pemanfaatan teknologi secara baik
dan benar diharapkan akan dapat memberikan manfaat dan nilai yang optimal bagi
perusahaan. Untuk itu diperlukan adanya rencana strategis penerapan sistem informasi
dan teknologi informasi di perusahaan. Tujuannya agar kegiatan penerapan sistem
informasi dan teknologi informasi di perusahaan selaras dengan visi dan misi
perusahaan.
Kata kunci: rencana strategis, sistem informasi, teknologi informasi
1
Staf Pengajar Program Studi Komputerisasi Akuntansi UBINUS, Jakarta
Pe ng e mb a ng a n Re nc a na Stra te g is... (Ita Erna la Ka b a n)
1
PENDAHULUAN
Abad ke-21 merupakan sebuah masa yang penuh dengan perubahan, persaingan,
dan kompleksitas. Masa ini merupakan suatu masa yang membentuk masyarakat industri
berteknologi modern yang menekankan pada kemampuan dalam memanfaatkan
informasi, globalisasi, infrastruktur yang terintegrasi, dan sumber daya yang kreatif dan
inovatif. Sistem informasi/Teknologi Informasi diyakini sebagai pendukung utama
tercapainya tujuan perusahaan di abad ke-21 ini. Dengan pesatnya perkembangan
teknologi komputer, baik hardware maupun software, jaringan, komunikasi, maka
perusahaan perlu untuk membuat atau mengubah strategi sistem informasi dan teknologi
informasi yang disesuaikan dengan perubahan bisnis dan kebutuhan organisasi,
disesuaikan dengan strategi bisnis, sehingga organisasi memperoleh keuntungan
kompetitif dari SI/TI.
Dalam rangka memberikan pelayanan jasa terbaik untuk mencapai kepuasan
pelanggan melalui profesionalisme, perusahaan kemudian menyusun rencana
pengembangan yang difokuskan kepada pendekatan pasar melalui upaya penajaman
strategi perusahaan dengan fokus ‘satu pengelola pelanggan’ dan ‘total solusi’. Rencana
pengembangan ini disebut sebagai Pengembangan Rencana Strategis Sistem
Informasi/Teknologi Informasi (SI/TI).
PEMBAHASAN
Penerapan rencana strategis sistem informasi dan teknologi informasi dapat
memberikan kesuksesan bagi perusahaan yang mengembangkannya. Beberapa faktor
penting yang mendukung kesuksesan tersebut sebagai berikut.
1. Fokus terhadap eksternal bukan internal; Dengan cara melihat kepada pelanggan,
pesaing, supplier, dan bahkan pada industri lain yang memiliki hubungan serta
kemiripan dengan usaha yang dijalankan perusahaan di negara lain.
2. Menghasilkan nilai tambah, bukan pengurangan biaya; Meskipun muncul dampak
pengurangan biaya dalam menjalankan bisnis perusahaan, prinsip ‘doing it better, not
cheaper’ merupakan hal utama dalam perusahaan. Hal itu konsisten dengan
kebutuhan perusahaan untuk membedakan dirinya dengan para pesaing dalam hal
‘produk yang lebih baik dan layanan yang lebih baik’.
3. Memanfaatkan bersama (share) manfaat yang dihasilkan; Dalam organisasi, dengan
supplier, pelanggan, konsumen, dan bahkan para pesaing. Pada masa lalu, manfaat
sistem tidak digunakan secara bersama di dalam organisasi karena sering kali
digunakan untuk meningkatkan (leverage) fungsi atau departemen tertentu dalam
organisasi. Hampir seluruh contoh pemanfaatan bersama sistem lebih ditujukan untuk
meningkatkan penghalang (barriers to entry) ke dalam industri.
2
Jurna l CompAc t Vo l. 3 No . 1 Me i 2006: 1-12
4. Memahami pelanggan dan mengetahui apa yang pelanggan lakukan atas produk atau
jasa; Bagaimana mereka memperoleh value dari produk/jasa tersebut dan masalah
yang dihadapinya dalam mendapatkan value tersebut.
5. Inovasi berdasarkan bisnis, bukan berdasar teknologi; Tekanan yang dihadapi
perusahaan sering mendorong adanya perubahan dalam perusahaan tersebut.
Pendorong utama perubahan tersebut harus didasarkan atas bisnis yang dilakukan
perusahaan, bukan berdasar adanya teknologi. Kegagalan utama dalam
memanfaatkan teknologi informasi karena pimpinan lebih memahami teknologi dan
memiliki visi bisnis yang tidak baik. Kesuksesan didasarkan atas pemahaman
teknologi yang cukup dan pemahaman yang baik tentang pelanggan.
6. Pengembangan secara bertahap, bukan implementasi aplikasi total secara sekaligus.
Banyak contoh menunjukkan bahwa keberhasilan pemanfaatan teknologi informasi
dilakukan secara bertahap. Jika suatu pengembangan telah berhasil dilakukan maka
langkah berikutnya adalah melaksanakan kegiatan selanjutnya yang telah
direncanakan.
7. Menggunakan informasi yang diperoleh dari sistem untuk mengembangkan bisnis
perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian dan studi kasus yang pernah dilakukan mengenai
rencana strategis sistem informasi dan teknologi informasi, dampak pemanfaatan sistem
informasi dan teknologi informasi terhadap perusahaan akan menghasilkan sistem
strategis yang dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) jenis sebagai berikut.
1. Sistem strategis yang men-sharing informasi yang dimilikinya kepada para pelanggan
dan supplier perusahaan melalui sistem berbasis teknologi informasi dan sekaligus
mengubah pola hubungan antara perusahaan dengan mereka.
2. Sistem strategis yang menghasilkan pemanfaatan informasi terintegrasi secara lebih
efektif dalam proses organisasi yang bernilai tambah.
3. Sistem strategis yang memungkinkan organisasi untuk mengembangkan,
menghasilkan, memasarkan, dan mendistribusikan produk atau jasa yang
dihasilkannya berdasarkan informasi yang dimilikinya.
4. Sistem strategis yang memberikan informasi kepada pihak eksekutif perusahaan
untuk keperluan pengembangan dan penerapan strategi perusahaan.
Masing-masing jenis strategi sistem informasi dan teknologi informasi tersebut
memiliki karakteristik yang berbeda dalam proses identifikasi, perencanaan, dan
implementasinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi dan kajian di perusahaan dalam
memilih dan menerapkan jenis rencana strategis sistem informasi dan teknologi informasi
mana yang akan dipilih. Berdasarkan keperluan tersebut, usulan pelaksanaan kegiatan
‘Pengembangan Rencana Strategis Sistem Informasi/Teknologi Informasi’ dengan rincian
kegiatan, seperti diuraikan berikut ini. Pekerjaan penyusunan rencana strategis sistem
informasi dan teknologi informasi Perusahaan, meliputi hal berikut.
Pe ng e mb a ng a n Re nc a na Stra te g is... (Ita Erna la Ka b a n)
3
1. Pendefinisian peran strategis sistem informasi dan teknologi informasi di perusahaan
sesuai visi, misi, dan values perusahaan.
2. Rencana pengembangan program kerja pengembangan sistem informasi dan
teknologi informasi, termasuk di dalamnya inovasi bisnis perusahaan yang dapat
dikembangkan dengan pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi.
3. Rencana pengembangan tata kelola sistem informasi dan teknologi informasi
(Information Technology Governance).
4. Rencana pembangunan institusi serta pengorganisasian yang dibutuhkan dalam
membangun, mengembangkan, dan menjalankan sistem informasi dan teknologi
informasi di perusahaan.
5. Perencanaan application architecture, information architecture, database
architecture, hardware, and infrastructure platform, termasuk di dalamnya
perencanaan Information Technology Security dan Disaster Recovery.
6. Rencana pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dalam
konteks pendayagunaan sistem informasi dan teknologi informasi.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan rencana strategis sistem informasi
dan teknologi informasi adalah sebagai berikut.
1. Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture)
Enterprise Architecture (EA) yang merupakan salah satu disiplin dalam bidang
Sistem Informasi yang memiliki definisi, seperti berikut.
1. Deskripsi misi para stakeholder yang mencakup parameter informasi,
fungsionalitas, lokasi, organisasi, dan kinerja. Arsitektur enterprise menjelaskan
rencana untuk membangun sistem atau sekumpulan sistem.
2. Pendekatan logis, komprehensif, dan holistik untuk merancang dan
mengimplementasikan sistem dan komponen sistem yang bersama.
3. Basis aset informasi strategis yang menentukan misi, informasi, dan teknologi
yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi dan proses transisi untuk
mengimplementasikan teknologi baru sebagai tanggapan terhadap perubahan
kebutuhan misi.
Arsitektur enterprise memiliki empat komponen utama, yaitu arsitektur bisnis,
arsitektur informasi (data), arsitektur teknologi, dan arsitektur aplikasi. Sehubungan
dengan keempat komponen itu, produk arsitektur enterprise adalah berupa grafik,
model, dan/atau narasi yang menjelaskan lingkungan dan rancangan enterprise.
Arsitektur enterprise mempunyai arti penting bagi organisasi sebab salah satu
hasilnya adalah keselarasan antara teknologi informasi dan kebutuhan bisnis.
Arsitektur enterprise menjadi semakin populer dengan alasan berikut.
4
Jurna l CompAc t Vo l. 3 No . 1 Me i 2006: 1-12
1. Dengan datangnya era e-bisnis, dengan aplikasi front-end yang berorientasi ke
pelanggan, terdapat kebutuhan untuk menghubungkan sistem tersebut ke
sejumlah sistem back-end. Hal itu menimbulkan kebutuhan bagi arsitektur
enterprise untuk menetapkan bagaimana mencapai integrasi aplikasi ini.
2. Arsitektur enterprise dapat dimanfaatkan untuk menghindari aplikasi yang
berfokus ke organisasi dan menyediakan kemampuan serta layanan dalam cara
yang lebih seragam dan ekonomis. Peranan arsitektur enterprise dalam
perencanaan teknologi strategis dapat memberikan manfaat untuk sisi bisnis
dalam organisasi, bukan hanya sisi teknologi.
2. EA Framework dan EA Proses
EA Framework mengidentifikasikan jenis informasi yang dibutuhkan untuk
mendeskripsikan arsitektur enterprise, mengorganisasikan jenis informasi dalam
struktur logis, dan mendeskripsikan hubungan antara jenis informasi tersebut.
Informasi dalam arsitektur enterprise sering dikategorikan dalam model atau sudut
pandang arsitektural.
Dalam mengembangkan arsitektur enterprise, perlu diadopsi atau dikembangkan
sendiri suatu EA framework untuk arsitektur enterprise. Terdapat berbagai macam
framework yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan arsitektur enterprise,
seperti: Zachman Framework, Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF),
DoD Architecture Framework (DoDAF), Treasury Enterprise Architecture
Framework (TEAF), The Open Group Architectural Framework (TOGAF), dan lainlain.
Dalam pengembangan atau pengelolaan produk arsitektur enterprise, terdapat
berbagai proses/metodologi yang dapat diadopsi. Contoh EA Proses, misalnya:
DODAF Six Step Process, Enterprise Architecture Planning (EAP) oleh Steven
Spewak yang berbasis pada Zachman Framework, Building Enterprise Information
Architecture: Reengineering Information Systems oleh Melissa A. Cook yang juga
berbasis pada Zachman Framework, Practical Guide to the Federal Enterprise
Architecture yang berbasis pada Federal Enterprise Architecture Framework
(FEAF), dan TOGAF Architecture Development Method (ADM).
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, EA Framework yang digunakan adalah Zachman
Framework sedangkan EA Prosesnya adalah Enterprise Architecture Planning
(EAP).
3. Framework Zachman
Framework Zachman pertama kali dipublikasikan oleh John Zachman pada tahun
1987 dalam tulisannya yang berjudul ”A Framework for Information Systems
Architecture” di IBM Systems Journal. Framework itu awalnya berupa struktur
Pe ng e mb a ng a n Re nc a na Stra te g is... (Ita Erna la Ka b a n)
5
matriks enam baris dan tiga kolom. Framework itu kemudian diperluas dan
diformalisasi oleh Sowa dan Zachman pada tahun 1992 dalam tulisannya yang
berjudul ”Extending and Formalizing the Framework for Information Systems
Architecture” di IBM Systems Journal. Perluasan yang dilakukan berupa penambahan
tiga kolom. Framework Zachman untuk arsitektur enterprise dapat diilustrasikan,
seperti pada Gambar 1.
(Sumber: http://www.zifa.com)
Gambar 1 Framework Zachman untuk Arsitektur Enterprise
Keenam baris pada Gambar 1 menyajikan enam perspektif, sebagaimana yang
dipandang oleh perencana, pemilik, perancang, pembangun, dan functioning
enterprise. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Perencana: yang menetapkan objek dalam pembahasan; latar belakang, lingkup,
dan tujuan enterprise.
2. Pemilik: penerima atau pemakai produk/jasa akhir dari enterprise.
6
Jurna l CompAc t Vo l. 3 No . 1 Me i 2006: 1-12
3. Perancang: perantara antara apa yang diinginkan (pemilik) dan apa yang dapat
dicapai secara teknis dan fisik.
4. Pembangun: pengawas/pengatur dalam menghasilkan produk/jasa akhir.
5. Subkontraktor: bertanggung jawab membangun dan merakit bagian dari
produk/jasa akhir.
6. Functioning enterprise: wujud nyata dari produk/jasa akhir.
Keenam kolom pada Gambar 1 menyajikan fokus (abstraksi atau topik) dari arsitektur
enterprise, yaitu data, fungsi, jaringan, manusia, waktu, dan motivasi. Enam fokus itu
masing-masing berkaitan dengan pertanyaan dasar: apa, bagaimana, di mana, siapa,
kapan, dan mengapa. Pertemuan antara baris dan kolom pada Gambar 1 disebut
sebagai sel. Isi dari setiap sel dapat berupa satu atau beberapa artefak (objek atau
deskripsi penyajian arsitektural) yang berhubungan dengan baris dan kolom yang
terkait.
Framework Zachman adalah pendekatan klasifikasi artefak arsitektur enterprise yang
diterima sebagai standar de-facto. Framework Zachman sendiri bukanlah metodologi
untuk mengembangkan arsitektur enterprise (meskipun banyak yang cenderung
memandangnya sebagai metodologi). Framework Zachman hanyalah framework
untuk mengategorikan artefak arsitektur enterprise. Framework Zachman dapat
dimanfaatkan untuk menentukan apakah suatu metodologi meliputi semua aspek
dalam arsitektur enterprise atau aspek apa saja yang dicakup oleh suatu metodologi.
4. Perencanaan Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture Planning)
Enterprise Architecture Planning (EAP) adalah proses pendefinisian arsitektur dalam
penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan rencana untuk
mengimplementasikan arsitektur tersebut. EAP merupakan proses pendefinisian dua
baris teratas pada kolom data, fungsi, dan jaringan dalam Framework Zachman (lihat
Gambar 2). Hasil EAP adalah cetak biru tingkat tinggi untuk data, aplikasi, dan
teknologi untuk keseluruhan enterprise yang akan digunakan pada proses
perancangan dan implementasi selanjutnya.
Pe ng e mb a ng a n Re nc a na Stra te g is... (Ita Erna la Ka b a n)
7
(Sumber: http://www.zifa.com)
Gambar 2 Cakupan EAP dalam Framework Zachman
Framework Zachman, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak menjelaskan
bagaimana mendefinisikan dan mengimplementasikan arsitektur yang ada di
dalamnya. Sehubungan dengan itu, EAP dengan tujuh komponen utamanya
menunjukkan bagaimana menentukan dan merencanakan implementasi arsitektur
Sistem Informasi. Tujuh komponen utama itu dapat dikelompokkan menjadi empat
lapisan. Gambar 3 berikut mengilustrasikan ketujuh komponen dan empat lapisan
dalam EAP.
8
Jurna l CompAc t Vo l. 3 No . 1 Me i 2006: 1-12
Perm ulaan
Perencanaan
Pem odelan
Bisnis
Arsit ekt ur
Dat a
Lapisan 1
Sist em &
Teknologi Saat
I ni
Arsit ekt ur
Aplikasi
Arsit ekt ur
Teknologi
Rencana I m plem ent asi
Lapisan 2
Lapisan 3
Lapisan 4
Gambar 3 Komponen dan Lapisan EAP
Penjelasan Gambar 3:
1. Lapisan 1 ( Di mana kita memulainya)
a. Inisiasi perencanaan: mempersiapkan pelaksanaan proyek EAP (seperti:
membuat rencana kerja, memastikan komitmen manajemen, dan lain-lain).
2. Lapisan 2 (Di mana kita sekarang)
a. Pemodelan bisnis: menghimpun pengetahuan mengenai bisnis dan informasi
yang digunakan dalam melangsungkan bisnis.
b. Sistem dan teknologi saat ini: mendefinisikan sistem dan teknologi yang ada
saat ini sebagai dasar untuk rencana migrasi jangka panjang
3. Lapisan 3 (Di mana kita ingin berada di masa mendatang)
a. Arsitektur data: mendefinisikan jenis data utama yang dibutuhkan untuk
melangsungkan bisnis.
b. Arsitektur aplikasi: mendefinisikan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan
untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis.
c. Arsitektur teknologi: mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan
untuk menyediakan lingkungan untuk aplikasi yang mengelola data dan
mendukung fungsi bisnis.
Ketiga arsitektur itu didefinisikan secara berurutan dimulai dari arsitektur data
kemudian arsitektur aplikasi, dan terakhir arsitektur teknologi.
4. Lapisan 4 (Bagaimana kita mencapainya)
a. Rencana implementasi: menentukan tahapan implementasi aplikasi, jadwal
implementasi, dan mengajukan jalur yang jelas untuk bermigrasi dari posisi
kita saat ini ke posisi yang diinginkan di masa mendatang.
Pe ng e mb a ng a n Re nc a na Stra te g is... (Ita Erna la Ka b a n)
9
Dalam pelaksanaan EAP, Spewak memberikan pedoman untuk berpegang pada
prinsip 80/20. Prinsip 80/20 artinya tidak ada rencana yang sempurna; kelengkapan
dan akurasi sebesar 80% dalam setiap fase EAP dapat dianggap cukup baik untuk
menghasilkan arsitektur dan rencana yang memadai. Dengan demikian, EAP
terhindar dari tingkat kedetailan yang berlebihan yang tidak bermanfaat untuk
perencanaan dan menghabiskan waktu.
Tahapan Pelaksanaan
Secara skematis, tahapan pelaksanaan dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
Zachman
Framework
Enterprise
Architecture
Planning
Potret sumber
daya informasi
perusahaan
Gap Analysis
Rencana
strategis SI/TI
Implementasi Rencana
Strategis SI/TI
-Pembangunan institusi
-Pengembangan SDM
-Prakiraan kebutuhan biaya
Gambar 4 Tahapan Pelaksanaan
Berdasarkan Gambar 4, tahapan pelaksanaan yang perlu dilakukan sebagai
berikut.
1. Desk study, berupa kajian atas pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi
untuk keperluan strategis perusahaan. Kegiatan desk-study ini dilakukan secara
paralel yang meliputi:
a. Studi atas Zachman Framework dan Enterprise Architecture Planning.
b. Studi tentang rencana strategis bisnis perusahaan.
10
Jurna l CompAc t Vo l. 3 No . 1 Me i 2006: 1-12
2. Survey dan Interview, terhadap kegiatan dan proses bisnis di lingkungan perusahaan.
3. Observasi, terhadap pemanfaatan sumber daya informasi (data, sistem aplikasi,
teknologi, personel, dan fasilitas) di perusahaan.
4. Gap Analysis, berupa penilaian dan pembandingan antara status sumber daya
informasi saat ini dengan arsitektur ideal yang telah dikembangkan.
5. Pengembangan Rencana Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi selama
jangka waktu 3 (tiga) hingga 5 (lima) tahun ke depan.
6. Pengembangan rencana implementasi yang meliputi:
a. Penentuan prioritas pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi
yang akan diimplementasikan di perusahaan.
b. Pembangunan institusi yang menjadi bertanggung jawab atas tata kelola
teknologi informasi di perusahaan.
c. Pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan konteks
pendayagunaan sistem dan teknologi informasi.
d. Penetapan prakiraan kebutuhan biaya untuk keperluan investasi pengembangan
sumber daya informasi perusahaan.
PENUTUP
Pada dasarnya, manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan Rencana Strategis
Sistem Informasi/Teknologi Informasi perusahaan adalah sebagai berikut.
Manfaat Internal
1. Diperolehnya suatu rumusan rencana strategis sistem informasi dan teknologi
informasi yang sesuai dengan visi, misi, dan strategi bisnis perusahaan yang dapat
digunakan untuk kegiatan pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi
secara menyeluruh dan terpadu di lingkungan perusahaan yang sesuai dengan
kebutuhan.
2. Adanya prioritas pengembangan program kerja sistem informasi/teknologi informasi
secara lebih tepat dan berdaya guna yang disertai dengan penyiapan dukungan
infrastruktur teknologi, sumber daya manusia, dan manajemen organisasi yang tepat,
termasuk di dalamnya inovasi bisnis perusahaan yang dapat dikembangkan melalui
pemanfaatan SI/TI.
3. Diperolehnya hasil pemetaan sumber daya SI/TI yang menggambarkan kemampuan
dan posisi sumber daya informasi yang ada dan posisi perannya dalam mendukung
strategi bisnis perusahaan.
4. Diperolehnya suatu rumusan tentang rencana pengembangan tata kelola sistem
informasi dan teknologi informasi (IT Governance) yang mengarah pada
terbentuknya sistem pengelolaan sumber daya informasi perusahaan secara efektif
dan efisien.
Pe ng e mb a ng a n Re nc a na Stra te g is... (Ita Erna la Ka b a n)
11
5. Diperolehnya suatu rencana pengembangan institusi pengelola SI/TI di perusahaan
yang akan menjadi penanggung jawab dalam kegiatan pembangunan, pengembangan,
dan pengoperasian sistem dan teknologi informasi di perusahaan.
6. Diperolehnya suatu rencana pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki
perusahaan dalam konteks pendayagunaan sistem dan teknologi informasi.
Manfaat Eksternal
1. Memungkinkan para pelanggan dan konsumen perusahaan untuk mendapatkan
layanan data dan informasi yang mereka perlukan secara lebih baik dan lebih cepat.
Kemungkinan itu muncul karena rencana Arsitektur Informasi perusahaan didasarkan
atas proses bisnis perusahaan secara utuh dan terpadu yang mengutamakan pada
meningkatnya value yang diterima oleh pelanggan dan konsumen tersebut.
2. Memungkinkan perusahaan yang menjadi partner perusahaan untuk ikut
memanfaatkan infrastruktur teknologi informasi yang akan dikembangkan oleh
perusahaan. Sehingga aliansi bisnis yang terjadi antara perusahaan dan perusahaan
partner akan semakin lebih kokoh dan kuat.
3. Memungkinkan perusahaan yang menjadi supplier perusahaan untuk ikut
memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi perusahaan sehingga
kebutuhan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan dapat dipenuhi oleh para
supplier secara lebih cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. http://www.zifa.com, diakses tanggal 7 Desember 2005.
Cassidy, Anita. 1998. A Practical Guide to Information Systems Strategic Planning.
St. Lucie Press.
Harmon, Paul. 2004. “Enterprise Architecture.” Business Process Trends. Vol. 2 No. 1,
Januari.
IBM. 1981. Business System Planning: Information Systems Planning Guide. New York:
IBM Corporation.
Spewak, Steven H. 1992. Enterprise Architecture Planning (Developing a Blueprint for
Data, Applications and Technology). John Wiley & Sons, Inc.
Ward, John. 2002. Strategic Planning for Information Systems. 4th Edition. AddisonWesley.
12
Jurna l CompAc t Vo l. 3 No . 1 Me i 2006: 1-12