Sistem endokrin pada materi manusia

ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA MANUSIA

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia
Oleh

MUZAKIRUDDIN
1206103010048

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk hidup yang kompleks. Baik dari morfologi,
anatomi hingga fisiologinya. Semua itu bertujuan untuk keseimbangan kerja dari
sistem organ tersebut. Meninjau balik dari organisasi kehidupan sistem organ

merupakan gabungan dari beberapa organ yang saling mendukung dan sinergis
dalam melakukan kerjanya.
Anatomi dan fisiologi adalah ilmu dalam bidang kesehatan/kedokteran yang
mempelajari di dalamnya anatomi dan fisiologi metabolisme tubuh, anatomi dan
fisiologi sistem saraf, anatomi dan fisiologi sistem digestif, anatomi dan fisiologi
payudara, otak, panggul, dan bagian tubuh lainnya. ilmu anatomi tubuh manusia ini
wajib dikuasi oleh mahasiswa bidang kedokteran khususnya, keperatan serta
kebidanan. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan hubungan antara
bagian-bagian tubuh. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi bagian-bagian
tubuh dan tubuh secara keseluruhan. Beberapa pengkhususan di dalam setiap ilmu ini
adalah sebagai berikut.
Sistem organ akan menuyusun organisme, satu sistem organ dapat bekerja
dengan sistem organ lainnya sehingga terciptanya hemoistasis tubuh. Sistem organ
yang menyusun manusia tersusun atas sistem Muskuloskeletal, sistem respirasi,
sistem sirkulasi, sistem pencernaan, sistem saraf, sistem hormone, sistem reproduksi,
sistem integument, sistem urinaria. Namun, pada makalah ini hanya dibahas tentang
sistem Endokrin yang akan dibahas mulai dari struktur, fungsi, dan mekanisme.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah

1. Bagaimana struktur sistem Endokrin pada manusia ?
2. Bagaimana fungsi dari sistem Endokrin pada manusia ?
3. Bagaimana mekanisme sistem Endokrin pada manusia ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana struktur sistem Endokrin pada manusia ?
2. Untuk mengetahui bagaimana fungsi dari sistem Endokrin pada manusia ?
3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme sistem Endokrin pada manusia ?

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini manjadi rujukan bagi mahasiswa, memberikan
informasi kepada berbagai elemen, masyarakat, siswa dan lain-lain sehingga lebih
memahami tentang sistem tubuh dan cara kerja sistem tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin merupkan suatu sistem yang bekerja dengan perantara zatzat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin atau
yang lebih sering dikenal dengan kelenjar buntu (sekresi secara internal) akan

mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah dan cairan limfe. Hasil sekresi
tersebut beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati saluran (duktus). Adapun
hasil dari sekresi disebut dengan hormon. Sistem endokrin terdiri dari kelenjarkelenjar endokrin. Sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf yang
mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh. Oleh
karena itu, kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon
(Syarifuddin, 2002:200).
Sisrtem endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar, seperti tiroid,
tapi juga terdiri atas kelenjar yang ada di dalam suatu organ tertentu, seperti testis,
ovarium, dan jantung. Sistem endokrin menggunakan hormon untuk mengendalikan
dan mengatur fungsi tubuh (Parker.2009: 104).
1. KELENJAR HIPOFISA
Kelenjar hipofisis merupakan suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar
tengkorak fossa pituitari os sfenoid, besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan beratnya
sekitar 0,5 gram. Fungsi hipofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui
hipotalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan hipotalamus
akibat rangsangan susunan saraf pusat . hormon-hormon yang mengatur fungsi
hipofase disebut hormon hipofisitropik. Kelenjar hipofisis disebut juga dengan
kepala kelenjar di karenakan mengendalikan sebagian besar kelenjar endokrin
(Parker.2009: 104).
Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel neurosekretoris yang terdapat dalam

hipotalamus. Kelenjar hipofise ini sebenarnya adalah dua kelenjar berbeda yang
menjadi satu, yaitu lobus anterior dan lobus posterior (Parker.2009: 106).
1. Lobus anterior
Berasal dari kantong rathke yang menempel pada jarigan otak lobus posterior
dan menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai pengendali produksi
dari semua organ endokrin yang lain (Syarifuddin, 2002:202).

a. Somatotropik hormon (growth hormon/GH)
Hormon pertumbuhan yang berfungsi merangsang pertumbuhan tulang,
jaringan lemak dan veisera penting pada individu yang masih muda untuk
pertumbuhan. Growth hormon (gambar 2) mempengaruhi berbagai
metabolisme dalam tubuh seperti berikut:
 Metabolisme protein merangsang pembentukan kolagen.
 Metabolisme elektrolit menahan N, P, Ca, K dan Na dengan cara
meningkatkan absorbsi ion Ca diseluruh pencernaan, menurunkan


eksresi ion ca dan ion K lewat ginjal.
Metabolisme karbohidrat memilikiefek


diabetogenik

karena

meningkatkan pengelepasan glukosa dari sel hati dan menurunkan


kepekaan sel terhadap insulin.
Metabolisme lemak menimbulkan kadar asam lemak bebas dalam

plasma darah.
b. Hormon tirotropik (thyroid stimulating hormon/TSH)
Mengendalikan kelenjar tiroid (gambar 2) dalam menghasilkan tiroksin.
Fugsinya menstimulus pembesaran tiroid, menambah ambilan yaodium dan
menambah sintesis trioglobulin (Syarifuddin, 2002:204).
c. Hormon adrenokortikotropik (ACTH)
Mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang
berasal dari korteks kelenjar suprarenal (Syarifuddin, 2002:204).
d. Hormon gonadotropin
Hormon gonadrotropin (gambar 2) menghasilkan :

 Follicle stimulating hormone (FSH), merangsang perkembangan folikel
de Graf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa pada testes


meragsang gametogenesis pria (Syarifuddin, 2002:205).
Luitizing hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan
progesteron dalam ovarium yang mempengaruhi luteinisasi pada wanita
dan pada pria disebut sebagai interestisial stimulating (ICSH) yang
mempengaruhi

produksi

testosteron

dalam

testis

(Syarifuddin,


2002:205).
e. Prolaktin
Memulai dan mempertahankan laktasi dengan mempengaruhi langsung
kelenjar-kelenjar susu di mamae. Akibat pengaruh estrogen, kadar prolaktin
pada perempuan akan meningkat lebih tinggi sesudah dewasa. Selama
kehamilan kadar prolaktin akan terus meningkat sejak dini sampai mendekati

lahir, setelah persalinan kadar prolaktin mulai menurun. Sekresi prolaktin
(gambar 2) diatur dan diawasi oleh hipotalamus (Syarifuddin, 2002:205).
f. Melancyte stimulating hormone (MSH)
Dihasilkan oleh hipofise pars intermedius dan didapati pada manusia dalam
fase kihidupan fetus. MSH (gambar 2) dan proses fisiologinya berperan
terhadap kulit (Syarifuddin, 2002:205).

Gambar 2 Hormon pada lobus anterior
Sumber: Sloane, 2003:205
2. Lobus Posterior
Menghasilkan ADH dan oksitosin yang disintesis oleh sel-sel saraf dalam
hipotalamus, dibawa di sepanjang akson dan disimpan dalam neurohipofisis
untuk dilepas ke ujung akson. Masing-masing hormon disekresi oleh

sekelompok neuron yang terpisah (Sloane, 2003:208).
1. ADH atau vasopresin, disintesis dalam neuron nukleus supraoptik
hipotalamus.
a. Efek fisiologis
 Meningkatkan retensi air



Meningkatkan

tekanan

darah

dengan

merangsang

kontraksi


pembuluh darah perifer.
b. Kendali sekresi
Pelepasan ADH diatur melalui perubahan osmolaritas darah dan
perubahan volume serta tekanan darah.
 Peningkatan konsentrasi cairan tubuh atau penurunan volume darah


menyebabkan sekresi ADH.
Penurunan konsentrasi cairan tubuh atau peningkatan volume darah




menyebabkan inhibisi ADH.
Pelepasan ADH diinhibisi (kehilangan air) oleh alkohol dan kafein.
Pelepasan ADH distiulus oleh nyeri, kecemasan dan trauma selain
itu juga disebabkan oleh obat-obatan sepert nikotin, morfin dan

barbiturat.
c. Sekresi abnormal ADH

 Hiposekresi mengakibatkan diabetes insipidus.
 Hipersekresi terjadi setelah hipotalamus mengalami cidera atau
karena tumor.
2. Oksitosin, disintesis dalam sel neuron pada nukleus paraventrikular
hipotalamus.
a. Efek fisiologis
 Menstimulasi kotraksi sel-selotot polos uterus selama senggama dan


saat persalinan serta kelahiran pada ibu hamil.
Menyebabkan keluarnya air susu dari kelenjar mamae pada ibu
menyusui dengan menstimulus sel-sel mioepitelial disekitar alveoli

kelenjar mame
b. Kendali sekresi
 Pengisapan payudara, desahan napas atau suara seorang bayi atau
stimulus puting atau areola pada iu yang menyusuimengakibatkan
stimulus saraf hipotalamus yang mengsekresi oksitosin dan



keluarnya air susu (refleksi keluar air susu).
Penghambatan pelepasan oksitosin dan air susu oleh stres emosional.

2. KELENJAR TIROID DAN KELENJAR PARATIROID

Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan dengan keempat kelenjar kecil
paratiroid menempel di “sayap” sisi paling belakang. Hormon yang dihasilkan tiroid
memiliki berbagai efek pada proses kimia tubuh, meliputi pengaturan berat tubuh,
tingkat penggunaan energiglukosa darah, dan frekuensi denyut jantung (Parker.2009:
107).

1. KELENJAR TIROID
A. Morfologi
Menurut Sloane (2003:208) kelenjar tiroid:
1. Terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan melalui sebuah ismus yang
sempit.
2. Folikel merupakan unit fungsional kelenjar tiroid
3. Rongga folikel berisi koloid, tersusun dari protein globular troglobulin
(bentuk cadangan hormon tiroid yang berfungsi dalam sintesis hormon
tiroid).
4. Sel parafolikular yang berjumlah sedikit yang mensekresi kalsitonin.

B. Pembentukan, penyimpanan dan pelepasan hormon tiroid
1. Sekresi kelenjar tiroid (Sloane, 2003:209):
a. Tiroksin atau tetraiodotironin (T4), mencapai 90% dari seluruh sekresi
kelenjar tiroid.
b. Triioditironin (T3) disekresikan dalam jumlah yang sedikit.

2. Iodium yang tertelan bersama makanan dibawa aliran darah menuju kelenjar
tiroid. Oleh sel folikular iodium dipisahkan dari darah serta mengubahnya
menjadi molekul iodium dengan tirosin untuk membentuk monoiodotirosi
dan diioditirosin (Sloane 2003:209).
a. Dua molekul diioditirosin membentuk T4.
b. Satu molekul monoiodotirosi dan datu molekul diioditirosin membentuk
T3.
3. T3 dan T4 disimpan dalam bentuk tiroglobulin selama berminggu-minggu.
Hormon tiroid dilepas karena dipengaruhi TSH, enzim proteolisis
memisahkan hormon dari tiroglobulin selanjutnya hormon berdifusi dan
masuk ke dalam pembuluh darah (Sloane 2003:209).
C. Efek Fisiologis
Menurut Sloane (2003:209), efek fisiologis dari tiroid, yaitu:
1. Meningkatkan laju metabolik
2. Pertumbhan dan maturasi normal tulang, gigi, jaringan ikat dan jarigan saraf.
D. Kendali sekresi
1. Tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, dibawah
kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus (Sloane 2003:209).
2. Faktor yang mempengaruhi laju TRH dan TSH yaitu kadar hormon tiroid
yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh (Sloane 2003:209).
E. Abnormalitas sekresi
1. Hipotiroidisme, pada orang dewasa menyebabkan miksedema dan pada anak
kecil menyebabkan kretinisme (Sloane 2003:210).
2. Hipertiroidisme dapat menyebabkan penyakit Grave.
3. Pembesaran kelenjar tiroid sampai dua atau tiga kali lipat mengakibatkan
gondok (Sloane 2003:210).
2. KELENJAR PARATIROID
A. Morfologi
Terdapat dua jenis sel dalam kelenjat paratiroid: sel utama (mensekresi hormon
paratiroid (PTH)) dan sel oksifilik (tahapperkembangan sel chief) (Sloane
2003:210).
B. Efek fisiologis

1. PTH mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat melalui peningkatan
kalsium dalam darah dan menurunkan fosfat dalam darah (Sloane 2003:210)
2. PTH meningkatkan mekanisme kalsium darah melalui tiga mekanisme, yaitu
(Sloane 2003:210):
a. PTH menstimulus osteoklas menyebabkan pengeluaran kalsium dari
tualang ke cairan ekstraseluler.
b. PTH secara tidak langsung meningkatkan absorbsi kalsium intestinal dan
menguarangi kalsium dalam feses.
c. PTH menstimulus reansorpsi kalsium

dari

tubulus

ginjaluntuk

menggantikan fosfor, sehingga menurunkan kalsium dalam urine dan
meningkatkan kalsium dalam darah.
C. Pengendali sekresi
1. Penurunan kalsium dalam darah menyebabkan meningkatnya sekresi PTH.
2. Alsitoninberantagonis langsung dengan PTH dan menurunkan kalsium
darah.
D. Abnormalitas sekresi
1. Hipersekresi, mengakibatkan peningkatan aktivitas osteoklas, resorpsi tulang
dan deklasifikasi dan pelemahan tulang (Sloane 2003:211).
2. Hiposekresi,mengakibatkan penurunan kalsiun dalam

darah (Sloane

2003:211).
3. KELENJAR ADRENAL
Medula didalam dan korteks di luar kelenjar adrenalin masing-masing
mensekresi hormon yang berbeda. Hormon kortikal merupakan steroid dan meliputi
glukokortikoid,

seperti

kortisol,

yang

mempengaruhi

metabolisme;

mineralokortikoid, seperti aldoseteron, yang mempengaruhi keseimbangan garam
dan mineral; dan gonadokortikoid yang bekerja pada ovarium dan testis. Medula
didalam berfungsi sebagai kelenjar terpisah. Serat serat medula terhubung dengan
sistem saraf simpatis dan medula menghasilkan hormon “tempur dan kabur”, seperti
adrenalin (Parker.2009: 107).

A. Morfologi
Masig-masing kelenjar adrenal terdiri dari (Sloane 2003:211):
1. Korteks mensekresikan steroid
2. Medula mensekresihormon medular
B. Hormon
1. Hormon medular, meliputi (Sloane 2003:211):
a. Epinefrin, menyebabkan frekuensi jantung, metabolisme

dan

konsumsioksigen meningkat serta kadar gula darah menigkat melalui
stimulus glikogenolisis pada hati dan simpanan glikogen otot.
b. Norepinefrin, menigkatkan terkanan darah dan menstimulus otot jantung.
2. Horon kortikal adrenal
a. Mineralokortikoid
Aldosteron,

mengatur

keseibangan

air

dan

elektrolit

melalui

pengemdalian kadar natrium dan kalium darah (Sloane 2003:211).
b. Glukokortikoid, hormon yang terpenting adalah kortisol (Sloane
2003:211)
1) Glukokortikoid mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan
lemak untuk cadangan molekul, meningkatkan sintesis glukosa,
meningkatkan penguraian lemak dan protein.
2) Sekresi glukokortikoid melalui kendali ACTHdalam mekanisme
umpan balik negatif. Stimulus dapat berupa stres fisik atau
emosional.
c. Gonadokortikoid (steroid kelamin) berfungsi untuk prekursor pengubah
testosterondan estrogen (Sloane 2003:211).

C. Abnormal sekresi
a. Hiposekresi dapat menyebabkan penyakit addison.
b. Hipersekresi, bergantung pada jenis sel dalam korteks adrenal yang
mensekresi hormon dalam julah yang besar.

4. KELENJAR PINEAL

A. Morfologi
1. Kelenjar epifisis terbentuk dari jaringan saraf dan terletak dilangit-langit
ventrikel ketiga otak (Sloane 2003:214).
2. Seiring bertambahnya usia, kelenjar mengakumulasi cadangan kalsium
(Sloane 2003:214).
B. Sekresi
Kelenjar pinela (epifisis) berupa melatonin, yang memiliki efek (Sloane
2003:214):
a. Pada binatang mempengaruhi fungsi kelenjar endokrin, korteks adrenaldan
gonad.
b. Pada manusia melatonin memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan
gonadotropin dan menghambat produksi melanin.
C. Pengendali
1. Intensitas dan durasi cahaya lingkungan (Sloane 2003:214).
2. Siklus alami produksi melatonin mungkin berkaitan dengan irama beberapa
proses fisiologis harian (Sloane 2003:214).

5. Kelenjar Timus
A. Morfologi
Terletak dibagian posterior toraks terhadap sternumdan melapisi bagian atas
jantung. Seiring pertambahan usia kelenjar ini mengecil (Sloane 2003:214).
B. Hormon
Hormon yang dihasilkan timosin (Sloane 2003:214).
C. Fungsi timosin
1. Mengendalikan

sistem

imun

dependen

timus

dengan

menstimulus

diferensiasi dan poliferasi sel limfosit T (Sloane 2003:214).
Berperan dalam penyakit immunodefisiensi kongentalyaitu letidak mampuan total
dalam memproduksi anti bodi (Sloane 2003:214).
6. PANKREAS
Pankreas merupakan kelenjar yang berfungsi ganda. Pankreas menghasilkan
enzim pencernaan didalam sel yang disebut asini, tapi juga mempunyai fungsi
endokrin. Diantara jaringan asini terdapat sekitar satu juta kumpulan yang disebut
pulau Langerhans. Pulau langerhans sel penghasil hormon yang terlibat dalam
kendali glukosa (gula darah), sumber energi dalam tubuh. Sel beta menghasilkan
hormon insulin, yang memacu pengambilan glukosa oleh sel dan mempercepat
perubahan glukosa menjadi glikogen untuk disimpan didalam hati. Dengan cara ini
insulin menurunkan kadar glukosa darah.hormon lain, glukagon , dihasilkan di sel
alfa yang bekerja berlawanan, yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Sel delta
membentuk somastostatin, yang mengatur sel alfa dan beta (Parker.2009: 107).
HORMON
Hormon merupakan penghantar kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus ke
dalam aliran aliran darah dan selanjutnya dibawa sel-sel tanggap ditempat terjadinya
khasiat itu. Secara khusus hormon dikaitkan dengan kimia organik yang mempunyai
aktivitas tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sedikit. Hormon yang

dihasilkan langsung disekresikan ke pembuluh darah ke organ tujuan. Hormon
melakukan kegiatan yang spesifik, yakni mengatur proses metabolisme dari organ
tujuan (Syarifuddin, 2002:200).
Struktur Kimiawi Hormon
Struktur kimiawi hormon dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Derivat asam amino
Dikeluarkan oleh kelenjar buntu yang berasal dari jarigan nervus medula
supraren dan neurohipofisis, adapun yang tergolong dalam hormon ini yaitu
epiferin dan norepinefrin hasil modifikasi dari asam aminotriosin (Syarifuddin,
2002:201).
2. Peptida/derivat peptida
Dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan pencernaan. Peptida
bersirkulasi bebas dalam lebih kurang 2-10 menit (Syarifuddin, 2002:201).
3. Steroid
Mempunyai inti cyclo-pentano perihidro phenantren yang dibuat oleh kelenjar
buntu yang berasal dari mesotelium (Syarifuddin, 2002:201).
4. Asam lemak
Hormon prostaglandin merupakan satu-satunya hormon yang termasuk kategori
ini yang merupakan bio sintesis dari dua asam lemak, yaitu asam lemak
arachidonic dan di-homo-gama-linoletik (Syarifuddin, 2002:202).
5. Hormon perkembangan
Hormon yang memegang peranan penting dalam perkembangan dan
pertumbuhan biologi reproduksi, mulai dari kandungan sampai usia remaja.
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad (Syarifuddin, 2002:202).
6. Hormon metabolisme
Proses hemeostatis gula dalam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon
seperti glukagon dan katekolamin (Syarifuddin, 2002:202).
7. Hormon trofik
Hormon yang dihasilkan struktur khusus dalam pengaturan fungsi kelenjar
endokrin, yaitu kelenjar hipofisis (Syarifuddin, 2002:202).
8. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral
Kalsitonin yang dihasilkan kelenjar tiroid unuk mengatuk kalsium dan fosfor.
Bila kalsitonin meningkat menyebabkan menurunnya kalsium dan fosfor dalam

darah dan meningkatnya sekresi kalsium, fosfor, natrium, kalium dan
magnesium melalui ginja (Syarifuddin, 2002:202).
9. Hormon pengatur sistem kardiovaskuler
Epinefrin yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal bagi medula. Pada jantung
mengakibatkan peningkatan konduksi dan kontraksi jantug (Syarifuddin,
2002:202).

Gambar 1. Sistem endokrin
Sumber: googleimage.com
KERJA HORMON
1. PEMICU HORMON
Rangsangan penyebab kelenjar endokrin melepas lebih banyak hormonnya
bisa berbeda-beda. Dalam beberapa kasus, kelenjar bereaksi langsung terhadap kadar
zat tertentu dalam darah, menggunakan sistem umpan balik. Dalam kasus lain,
terdapat mekanisme perantara didalam sistem umpan balik seperti kompleks
hipotalamus – hipofisis (Parker.2009: 108).

2. MEKANISME KENDALI HORMON
Dari sifat kimianya, ada dua jenis utama hormon, yang terdiri atas molekul
protein dan amino dan yang terdiri atas molekul steroid. Kedua kelompok ini secara
keseluruhan bekerja dengan cara serupa. Mereka berperan secara biokimiawi untuk
mengubah tingkat pembentukkan zat tertentu, biasanya dengan meninggalkan atau
memproduksi enzim yang mempercepat pertumbuhan zat tertentu (Parker.2009:
108).
3. MEKANISMA UMPAN BALIK
Kadar hormon di dalam darah dikendalikan oleh mekanisme umpan balik,
atau siklus. Mekanisme ini bekerja seperti termostat yang mengendalikan sistem
pemanas pusat. Jumlah hormon tertentu yang beredar atau sedang disekresi ke dalam
aliran darah dideteksi dan dikirim ke unit pengendalian. Adapun yang menjadi
kompleks pengendaliannya ialah hipotalamus-hipofisis- di dalam otak (Parker.2009:
108).

DAFTAR PUSTAKA
Parker. Steve. 2009. Ensklopedia Tubuh Manusia. Jakarta: Erlangga.
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Syaifuddin. H. 2004. Struktur dan Komponen Tubuh Manusia. Jakarta: Widiya
Medika.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22