Pengaruh Pemberian Pupuk NPK pada Media

1

Pengaruh Pemberian Pupuk NPK pada Media Tanah terhadap
Pertumbuhan Semai Binuang Laki (Duabanga moluccana)
Oleh
Amir La Ila1, Napsiah Heluth2 dan Fauzi Febrianto2
1
Sekolah Tinggi Pertanian (STP) Labuha. Alamat Jl. Raya Wayamiga No. 01 Bacan
Timur Telp. 0927-2321573.
2
Departmen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB Gd. Fahutan IPB Dramaga, Bogor
Corresponding author: amirlaila972@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pemupukan merupakan kegiatan menambahkan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman dalam pertumbuhannya dengan tujuan untuk memperbaiki pertumbuhan.
Binuang Laki (Duabanga moluccana) merupakan jenis tanaman unggulan lokal yang
dapat direkomendasikan untuk dikembangkan dalam revegetasi lahan. Penelitian ini
mengevaluasi pertumbuhan semai binuang pada media tanah dengan penambahan
pupuk NPK pada berbagai dosis (0 gram, 2.5 gram, 5 gram, 7.5 gram dan 10 gram).
Variabel yang diamati adalah tinggi, jumlah daun dan luas permukaan daun semai
binuang. Data dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL ) dengan 5

ulangan. Berdasarkan hasil analisis data rata-rata pertumbuhan tinggi, jumlah daun
dan luas permukaan daun semai binuang dengan media tanah, pemberian pupuk NPK
dapat membantu perbaikan pertumbuhan semai binuang. Berdasarkan hasil uji nilai
signifikan, pemberian pupuk NPK memberikan pengaruh yang nyata terhadap
keseluruhan pertumbuhan semai kayu Binuang baik pertambahan tinggi, jumlah daun
dan luas permukaan daun semai binuang. Hasil uji Beda Nyata Jarak Duncan
(BNJD) untuk dosis terbaik ditunjukan oleh dosis 10 gram untuk tinggi semai
binuang, dosis 2.5 gram untuk pertambahan jumlah daun dan dosis 5 gram untuk luas
permukaan daun. Pemberian pupuk NPK 10 gram dalam penelitian memberikan
pertumbuhan terbaik untuk semua variabel yang dimati (tinggi, jumlah daun dan luas
prmukaan daun)
Kata Kunci : Binuang laki, NPK, tanah, dosis, pertumbuhan
PENDAHULUAN
Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Keberadaannya sangat menentukan dalam menjaga keseimbangan alam. Hutan juga
merupakan salah satu kekayaan alam yang cukup potensial baik dalam bentuk kayu
maupun hasil hutan non kayu sehingga menjadi salah satu aset yang turut mendukung
keberhasilan pembangunan.
Pembangunan yang telah dilaksanakan secara sinergis berperan terhadap
peningkatan jumlah penduduk, yang tentunya akan berpengaruh secara nyata


2

terhadap pertambahan jumlah kebutuhan hidup termasuk kayu untuk kebutuhan
rumah tangga maupun industri perkayuan. Kenyataan ini menjadi masalah bagi
ketersediaan bahan baku kayu yang hanya mengandalkan hasil dari hutan alam saja.
Eksploitasi yang berlebihan dan secara terus-menerus akan mengurangi persediaan
kayu dan mengganggu keseimbangan alam. Sebagai konsekuensi logis dari keadaan
tersebut adalah intensifikasi budidaya kayu, pemanfaatan kayu dapat tumbuh dan
jenis-jenis kayu kurang di kenal (Manan. et.al,. 1987 dalam Romdiana, 2001).
Untuk menghindari kemungkinan terburuk dari tindakan eksploitasi yang
berlebihan terhadap kawasan hutan areal bekas loging dan arael lahan bekas
pertambangan maka perlu dilakukan kegiatan penanaman dengan menggunakan
jenis-jenis yang terkenal seperti akasia, eukaliptus dan lain-lain. Namun sejalan
dengan perkembangan istilah baru seperti andalan yang unggul dan jenis andalan
setempat maka Binuang Laki (Duabanga moluccana ) dijadikan sebagai salah satu
alternatif yang diminati, untuk kegiatan tersebut karena kayu Binuang
pertumbuhannya relatif cepat, produksi kayu tinggi dan kayunya dapat dipergunakan
untuk keperluan seperti kayu pertukangan dan kayu serat.
Proses kegiatan penanaman diatas memerlukan tambahan benih.

Bertambahnya kebutuhan benih ini harus disertai dengan peningkatan kualitas benih
tersebut. Pada pengembangan melalui biji harus memperhatikan kualitas benih,
meliputi kualitas genetik maupun kualitas fisik-fisiologisnya. Semakin baik kualitas
benih maka akan mempercepat proses tumbuhnya tanaman yang akan berpengaruh
pada hasil dan kualitas kayu. Untuk tanaman binuang informasi demikian masih
sangat kurang sehingga penelitian ini diharapkan dapat mendukung program
pengembangan hutan bekas tambang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
pertumbuhan tinggi, jumlah daun dan luas permukaan daun semai Binuang pada
berbagai dosis NPK yang terbaik.
METODE PENELITIAN
1. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian ini dilakssemai selama empat bulan
mulai dari bulan April sampai Agustus tahun 2012, bertempat di Sekolah Tinggi
Pertanian (STP) Labuha.
2. Bahan dan Alat. Bahan yang digunakan meliputi benih binuang, media tumbuh,,
pupuk NPK dan polybag. Sedangkan Alat yang digunakan meliputi, sekop, cangkul,
kalkulator, alat penyiraman, bedengan persemaian, bak kecambah, alat pencatat,
timbangan analitik dan kamera.
3. Pelaksanaan Penelitian
a. Penyiapan bahan benih. Benih diambil dari pohon induk yang berdiameter 11,25 meter. Penyiapan benih yang berkualitas untuk menentukan keberhasilan suatu
persemaian.

b. Penyiapan bedengan. Bedengan dibuat sebanyak dua buah dengan menggunakan
papan yang masing-masing bedengan berukuran 4x1 meter. Satu bedengan untuk

3

petak semai yang dibagi berdasarkan banyaknya perlakuan dan satu bedengan lagi
untuk persiapan bedeng sapih.
c. Penyiapan media tanam. Media yang dipergunakan pada penelitian ini adalah
media tanah (Top Soil ) dengan berat tanah masing-masing polybag 1,5 Kg.
d. Penyiapan pupuk NPK. NPK yang digunakan untuk tiap-tiap perlakuan adalah 0
gram/media, 2,5 gram/media, 5 gram/media, 7,5 gram/media dan 10 gram/media.
Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik.
e. Penanaman Benih. Penanaman benih binuang laki (Duabanga moluccana)
dilakukan selang beberapa hari setelah persiapan media tanam. Ini dimaksudkan agar
pupuk NPK dapat menyatu dengan media tanah. Proses penanaman benih binuang
laki (Duabanga moluccana) dilakukan dengan cara ditaburkan atau ditebarkan di atas
permukaan media tanam. Sebab, selain pengamatannya mudah, penggunaan benih
lebih dapat dihemat dan kualitas semai akan lebih baik sehingga dapat menjamin
keberhasilan pada saat penanaman di lapangan. Benih Binuang Laki (Duabanga
moluccana) akan mulai berkecambah pada umur 15 hari setelah tanam. Proses

perkecambahan akan berhentia bila telah mencapai umur antara 30-45 hari setelah
perkecambahan dimulai.
f. Pemberian pupuk NPK. Pada masing-masing petak semai diberikan NPK dengan
dosis yang berbeda yaitu: 0 gram,2,5 gram, 5 gram, 7,5 gram dan 10 gram. NPK ini
dicampurkan sekaligus dengan tanah yang telah dipersiapkan sebelum kegiatan semai
biji dilakukan.
g. Penyapihan. Penyapihan semai Binuang dilakssemai pada sore hari. Semai
Binuang yang disapih berasal dari biji binuang yang sengaja disemaikan pada bak
kecambah yang terdapat di rumah kaca sementara kampus STP Labuha, proses
penyapihan semai binuang dilakukan setelah semai berumur 60 hari (2 bulan) setelah
tanam dan telah mencapai tinggi 10 cm atau telah memiliki 3 – 4 daun yang
kemudian disapih kedalam media dan pupuk NPK, masing-masing satu semai.
h. Pemeliharan. Pemeliharaan meliputi penyiraman yang dilakukan dua kali sehari
yaitu pagi dan sore hari, pencabutan rumput dan pemeliharaan dari gangguan hama
dan penyakit, terutama jamur dan belalang.
j. Parameter yang diukur. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah: a).
Pertambahan tinggi dilakukan setiap minggu sampai akhir penelitian, b) Pertambahan
jumlah daun, dilakukan setiap minggu sampai akhir penelitian, dan c) Luas
permukaan daun.
k. Rancangan percobaan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) dengan perlakuan. Varietas dosis
pupuk NPK dengan 5 taraf yaitu 0 (kontrol), 2.5 gram, 5 gram, 7.5 gram dan 10 gram.

4

Data yang diolah dianalisis ragam dan uji jarak Duncan (Gasperz, 1991
Hanafiah, 2010).

dan

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tinggi Tanaman
Berdasarkan hasil pengamatan tinggi tanaman terdapat perbedaan tinggi
antara pengamatan I, pengamatan II, pengamatan III dan pengamatan IV. Pengamatan
tertinggi baik pada pemberian dosis 2.5 gram, 5 gram, 7,5 gram, 10 gram maupun
control terdapat pada pengamatan ke Iv yaitu 1 bulan setelah pemberian pupuk seperti
terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perkembangan Tinggi Semai Binuang Laki (Duabanga Moluccana) pada
Setiap Perlakuan Mulai dari Minggu Pertama hingga Minggu ke Empat

Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan pertumbuhan Binuang tertinggi
sampai terendah yang diperoleh selama penelitian yaitu pada pemberian dosis pupuk
10 gram yaitu 20.82, selanjutnya diikuti dosis pupuk 7.5 gram sebesar 17.70, dosis
pupuk 2.5 gram sebesar 15.78, dosis pupuk 5 gram sebesar 14.64 dan 0 gram
(kontrol) sebesar 13.94. Pada Gambar 2, juga terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan
Binuang tertinggi terdapat pada perlakuan E yaitu 10 gram pupuk dan terendah
terdapat pada perlakuan A yaitu tanpa ada perlakuan (Kontrol ) yaitu 0 gram. Hal ini
dapat disebabkan karena dengan dosis pupuk 10 gram ketersediaan unsur N, P dan K
lebih banyak dibandingkan dengan dosis pupuk yang lain, terutama unsur K yang
sangat berperan dalam mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik yaitu

5

pertambahan tinggi pada pucuk tanaman dan pertambahan panjang pada akar
tanaman sehingga penyerapan unsur-unsur hara dalam tanah lebih maksimal yang
dapat membantu tanaman tumbuh optimal (Soetrisno. 1996). Gambar 2
memperlihatkan tinggi rata-rata semai Binuang pada akhir pengamatan

Gambar 2. Grafik Rata – Rata Tinggi Tanaman
Berdasarkan Analisis sidik ragam Tabel 2 Pengaruh Pemberian Pupuk NPK

terhadap tinggi tanaman Binuang Laki ( Duabanga moluccana ) menunjukan
pengaruh sangat nyata baik pada taraf Signifikansi 5% dan 1% FHiting = 13.19 >
FTabel 0.05 =2.87 dan FTabel 0.01 = 4.43.
Tabel 1. Analisis Sidik Ragam ( ANOVA ) Pengaruh Pemberiian Pupuk NPK
terhadap Tiggi Tanaman Binuang Laki ( Duabanga moluccana )
SK
db
JK
KT
Perlakuan 4
153.03
38.26
Galat
20
58.00
2.90
Total
24
211.03
Keterangan ** Berbeda sangat nyata


FHitung
13.19 **

F5%
2.87

F1%
4.43

Berdasarkan hasil Uji Beda Nyata Jarak Duncan ( BNJD ) ternyata antara
perlakuan E dengan pemberian dosis 10 gram dengan perlakuan lainnya berbeda
nyata ( p < 0.05 ). Sedangkan pada pemberian dosis 7.5 gram D dengan dosis 2.5
gram B dan kontrol A tidak berbeda nyata ( P > 0.05 ).

6

2. Jumlah Daun
Berdasarkan hasil pengamatan jumlah daun terdapat perbedaan antara
pengamatan I, pengamatan II, pengamatan III dan pengamatan IV. Pengamatan

tertinggi baik pada pemberian dosis 2.5 gram, 5 gram, 7,5 gram, 10 gram maupun
kontrol terdapat pada pengamatan ke Iv yaitu 1 bulan setelah pemberian pupuk
seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 4 menunjukan rata-rata jumlah daun semai
Binuang pada akhir pengamatan

Gambar 3. Perkembangan Jumlah Daun Semai Binuang Laki (Duabanga molucana)
pada Setiap Perlakuan Mulai dari Minggu Pertama hingga Minggu ke
Empat
Dari Gambar 4 bahwa rataan pertambahan jumlah daun Binuang tertinggi
sampai terendah yang diperoleh selama penelitian yaitu tanpa pemberian dosis
(kontrol) sebesar 8.2, selanjutnya diikuti dosis pupuk 2.5 gram sebesar 7.2, dosis
pupuk 10 gram sebesar 6.8, dosis pupuk 5 gram sebesar 5.2, dan dosis pupuk 7.5
gram sebesar 5.2. Pada Gambar 4, juga terlihat bahwa rata-rata pertambahan Jumlah
Daun pada Binuang tertinggi terdapat pada perlakuan A yaitu tanpa ada perlakuan
(Kontrol ) 0 gram, sedangkan terendah terdapat pada perlakuan C yaitu 5 gram pupuk
dan D yaitu 7.5 gram pupuk. Ini dikarenakan sebelum pengamatan jumlah daun
terbanyak pada perlakuan A (kontrol) telah lebih banyak dibandingkan perlakuan lain,
sehingga pada akhir pengamatanpun jumlah daun perlakuan A tetap lebih banyak.
Hanya saja, pertumbuhan pada perlakuan ini akan lebih lambat (lebih kecil)
dibandingkan dengan perlakuan lain yang mendapatkan tambahan unsur hara dengan

pemberian pupuk NPK (Soetrisno. 1996).

7

Gambar 4. Grafik Rata-Rata Jumlah Daun
Berdasarkan Analisis Sidik Ragam Tabei 3, Pengaruh Pemberian Pupuk NPK
terhadap Junlah Daun tanaman Binuang Laki ( Duabanga moluccana ) menunjukan
berbeda nyata pada taraf Signifikansi 5% dimana FHiting 3.29 > FTabel 0.05 = 2.87.
Tabel 2. Analisis Sidik Ragam ( ANOVA ) Pengaruh Pemberiian Pupuk NPK
terhadap Jumlah Daun Binuang Laki ( Duabanga moluccana )
SK
db
JK
Perlakuan 4
34.24
Galat
20
52.00
Total
24
86.24
Keterangan * Berbeda nyata

KT
8.56
2.60

FHitung
3.29 *

F5%
2.87

F1%
4.43

Berdasarkan hasil Uji Beda Nyata Jarak Duncan ( BNJD ) ternyata antara
perlakuan A (kontrol) dengan perlakuan B dosis 2.5 gram,E dosis 10 gram dan
perlakuan C dosis 5 gram dan D dosis 7.5 gram tidak berbeda nyata ( P > 0.05 ).
Sedangkan pada perlakuan A (kontrol) dengan C dosis 5 gram, D dosis 7.5 gram
berbeda nyata ( P < 0.05 ).
3. Luas Permukaan Daun
Hasil pengamatan jumlah daun terdapat perbedaan antara pengamatan I,
pengamatan II, pengamatan III dan pengamatan IV. Pengamatan tertinggi baik pada
pemberian dosis 2.5 gram, 5 gram, 7,5 gram, 10 gram maupun kontrol terdapat pada
pengamatan ke Iv yaitu 1 bulan setelah pemberian pupuk seperti terlihat pada Gambar
5. Gambar 6 menunjukan rata-rata luas permukaan daun semai Binuang pada akhir
pengamatan

8

Gambar 5. Perkembangan Luas Permukaan Daun Semai Binuang Laki (Duabanga
moluccana) pada Setiap Perlakuan Mulai dari Minggu Pertama hingga
Minggu ke Empat
Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa rataan pertambahan luas permukaan
daun Binuang tertinggi sampai terendah yang diperoleh selama penelitian yaitu pada
pemberian dosis 5 gram sebesar 24.42, selanjutnya diikuti dosis 10 gram sebesar
21.94, dosis 7.5 gram sebesar 18.38, dosis 2.5 gram sebesar 15.42, dan A (kontrol)
sebesar 14.31. Pada Gambar 6, juga terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan Luas
Daun pada Binuang tertinggi terdapat pada perlakuan C yaitu 5 gram pupuk dan
terendah terdapat pada perlakuan A yaitu tanpa ada perlakuan (Kontrol ) yaitu 0 gram.
Sebab, dengan pemberian dosis pupuk 5 gram terdapat keseimbangan unsur hara
yang tersedia bagi pertumbuhan tanaman. Ketersediaan unsur hara yang seimbang
dapat membantu mempercepat pertumbuhan dan pertambahan luas permukaan daun.
Semakin luas permukaan daun maka kandungan butir-butir zat hijau daun (klorofil)
akan semakin banyak sehingga proses fotosintesis tanaman menjadi lebih optimal
yang dapat membantu mempercepat pertumbuhan tanaman karena memiliki cadangan
makanan hasil fotosintesis cenderung lebih banyak (Soetrisno 1996).
Berdasarkan Analisis Sidik ragam Tabel 3 Pengaruh Pemberian Pupuk NPK
terhadap Luas Permukaan Daun tanaman Binuang Laki (Duabanga moluccana)
menunjukan berbeda nyata pada taraf Signifikansi 5% dimana FHiting 4.28 >
FTabel 0.05 = 2.87

9

Gambar 6. Rata-Rata Luas Permukaan
Tabel 3. Analisis Sidik Ragam Pengaruh Pemberiian Pupuk NPK terhadap
luas permukaan daun Binuang Laki ( Duabanga moluccana )
SK
Db
JK
Perlakuan 4
365.49
Galat
20
427.24
Total
24
792.73
Keterangan * Berbeda Nyata

KT
91.37
21.36

FHitung
4.28 *

F5%
2.87

F1%
4.43

Berdasarkan hasil Uji Beda Nyata Jarak Duncan ( BNJD ) ternyata antara
perlakuan C dosis 5 gram dengan perlakuan B dosis 2.5 gram dengan A (konrtol) dan
perlakuan E dosis 10 gram dengan A (konrtol) berbeda nyata ( P < 0.05 ).
Sedangkan pada perlakuan C dosis 5 gram dengan E dosis 10 gram,D dosis 7.5 gram
dan B dosis 2.5 gram tidak berbeda nyata ( P > 0.05 ).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari tiga parameter
pertumbuhan yang diamati, yaitu tinggi, jumlah daun dan luas permukaan daun semai
Binuang, pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap keseluruhan
pertumbuhan semai kayu Binuang.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Penambahan Pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap keseluruhan pertumbuhan
semai kayu Binuang Laki (Duabanga moluccana ) baik tinggi, jumlah daun dan
luas permukaan daun.

10

2. Penambahan pupuk NPK dengan dosis yang berbeda pada media tanah
memberikan pengaruh yang beragam terhadap pertumbuhan semai kayu Binuang
Laki (Duabanga moluccana). Adanya keragaman itu tergantung bagaimana
tanaman dapat menyerap unsur-unsur hara yang tersedia di dalam tanah, semakin
banyak unsur hara terserap oleh tanaman tersebut maka semakin baik pula
pertumbuhannya.
3. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dosis pupuk NPK terbaik
yang dapat mempercepat proses pertumbuhan benih binuang laki (Duabanga
moluccana ) terdapat pada perlakuan E dengan dosis pupuk 10 gram.
4. Dengan penambahan pupuk NPK dapat mempercepat serta meningkatkan
pertumbuhan semai kayu Binuang Laki (Duabanga moluccana ).
DAFTAR PUSTAKA
Manan, S. S. Soepangkat dan Rais. 1987. dalam D. Romdiana. 2001. Pengaruh
Pemberian Zat Pengatur Tumbuh dan Jenis Media Terhadap Pertumbuhan
Stek Pucuk Binuang Bini (Octomeles Sumatrana Mig). Bogor.
Gaspers, 1991. Metode Perancangan Percobaan Penerbit CV Armico, Bandung
Hanafiah, K.A. 2010. Perancang Percobaan. Penerbit PT Raja Grafindo Persada
Jakarta.
Soetrisno, K. 1996.
Samarinda.

Silvikultur. Fakultas Kehutanan Unifersitas Mulawarman

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5