Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Agar dari Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus sebagai Media Pertumbuhan Bakteri
Lampiran 1.
Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson)
Papenfus
Gambar 2. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson)
Papenfus
dengan Proses Pemutihan
Gambar 3. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson)
Papenfus
tanpa Proses Pemutihan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4.
Gambar 4. Simplisia Talus Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson)
Papenfus
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5.
1
2
3
Gambar 5. Mikroskopik Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa
(Hudson) Papenfus pada Pembesaran 10 x 40
Keterangan
:
1. Sel parenkim berisi pigmen merah
2. Sel parenkim
3. Sel propagule
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Perhitungan Penetapan Kadar Air Simplisia Rumput Laut
Gracilaria
verrucosa (Hudson) Papenfus
a.
b.
c.
Berat sampel =
5,014 g
Volume air
0,4 ml
=
Berat sampel =
5,045 g
Volume air
0,4 ml
=
Berat sampel =
5,032 g
Volume air
0,5 ml
=
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Perhitungan Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Air Simplisia
Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
a.
b.
c.
Berat simplisia
=
5, 021 g
Berat sari
=
0,039 g
Berat simplisia
=
5,041 g
Berat sari
=
0,033 g
Berat simplisia
=
5,038 g
Berat sari
=
0,031 g
= 3,91 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Perhitungan Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Etanol
Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
a.
b.
c.
Berat simplisia
=
5, 023 g
Berat sari
=
0,013 g
Berat simplisia
=
5,048 g
Berat sari
=
0,007 g
Berat simplisia
=
5,027 g
Berat sari
=
0,008 g
= 0,93 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Simplisia Rumput Laut
Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
a.
b.
Berat simplisia
=
2, 006 g
Berat abu
=
0,158 g
Berat simplisia
=
2,024 g
Berat abu
=
0,165 g
=
2,014 g
=
0,163 g
3. Berat simplisia
Berat abu
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Perhitungan Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut Asam
Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
a.
b.
c.
Berat simplisia
=
2, 006 g
Berat abu
=
0,016 g
Berat simplisia
=
2,024 g
Berat abu
=
0,019 g
Berat simplisia
=
2,014 g
Berat abu
=
0,016 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Bagan Isolasi Agar dengan Proses Pemutihan
200g Rumput laut
Dibersihkan, dicuci dan dikeringkan
Rumput laut kering
Diserbuk dan direndam dalam larutan kalsium
hipoklorit 0,5% diganti 1 jam sekali selama 6 jam
Dicuci dengan air mengalir sampai bau kaporitnya
hilang
Rumput laut sudah diputihkan
Diasamkan dengan larutan asam sulfat 0,25%
selama 1 jam (pH=5)
Dicuci dengan air mengalir sampai pH=7 (netral),
ditiriskan dan dikeringkan selama 2 hari
Ditimbang 10g rumput laut
Dididihkan dengan air suling sebanyak 500 ml
Ditambahkan asam asetat 3% (pH=5) pada saat
suhu mencapai 90-95°C
Diekstraksi selama 45 menit
Disaring dengan kain blacu
Ampas
Filtrat
Dinetralkan dengan larutan natrium
karbonat 3%
Dicek pH
Dipanaskan sampai mendidih
Dituang ke cetakan, didiamkan
Dibekukan ke dalam freezer
Agar beku
Gambar 6. Bagan Isolasi Agar dengan Proses Pemutihan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. (Lanjutan) Bagan Isolasi Agar dengan Proses Pemutihan
Agar beku
Dikeluarkan, didiamkan pada suhu
kamar sampai airnya mencair
Disaring dengan kain blacu
Filtrat
Agar
Dikeringkan pada
suhu 50°C
Digiling halus
Diayak
Serbuk agar
Dikarakterisasi
Kualitatif:
a. Iodium 0,05
M
b. Asam klorida
dan barium
klorida
c. Pendinginan
Penetapan
kadar abu
total
Penetapan
susut
pengeringan
Penetapan
kadar
sulfat
Penetapan
kadar abu tak
larut asam
Viskositas
Gambar 7. (Lanjutan) Bagan Isolasi Agar dengan Proses Pemutihan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Perhitungan Rendemen Agar dengan Proses Pemutihan
I.
II.
III.
IV.
V.
Bobot sampel mula-mula
=
10,013 g
Bobot hasil ekstraksi
=
2,609 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,003 g
Bobot hasil ekstraksi
=
2,987 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,026 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,066 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,002 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,085 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,005 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,096 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (Lanjutan) Perhitungan Rendemen Agar dengan Proses Pemutihan
VI.
VII.
Bobot sampel mula-mula
=
10,011 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,339 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,026 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,352 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Bagan Isolasi Agar tanpa Proses Pemutihan
200g Rumput laut
Dibersihkan, dicuci dan dikeringkan
Diserbuk, diasamkan dengan larutan asam sulfat
0,25% selama 1 jam (pH=5)
Dicuci dengan air mengalir sampai pH=7 (netral),
ditiriskan dan dikeringkan selama 2 hari
Ditimbang 10g rumput laut
Dididihkan dengan air suling sebanyak 500 ml
Ditambahkan asam asetat 3% (pH=5) pada saat
suhu mencapai 90-95°C
Diekstraksi selama 45 menit
Disaring dengan kain blacu
Ampas
Filtrat
Dinetralkan dengan larutan natrium
karbonat 3%
Dicek pH
Dipanaskan sampai mendidih
Dituang ke cetakan, didiamkan
Dibekukan ke dalam freezer
Agar beku
Gambar 8. Bagan Isolasi Agar tanpa Proses Pemutihan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (Lanjutan) Bagan Isolasi Agar tanpa Proses Pemutihan
Agar beku
Dikeluarkan, didiamkan pada suhu
kamar sampai airnya mencair
Disaring dengan kain blacu
Filtrat
Agar
Dikeringkan pada
suhu 50°C
Digiling halus
Diayak
Serbuk agar
Dikarakterisasi
Kualitatif:
a. Iodium 0,05
M
b.Asam klorida
dan barium
klorida
c. Pendinginan
Penetapan
kadar abu
total
Penetapan
susut
pengeringan
Penetapan
kadar
sulfat
Penetapan
kadar abu tak
larut asam
Viskositas
Gambar 9. (Lanjutan) Bagan Isolasi Agar tanpa Proses Pemutihan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Perhitungan Rendemen Agar tanpa Proses Pemutihan
I.
II.
III.
IV.
V.
Bobot sampel mula-mula
=
10,001 g
Bobot hasil ekstraksi
=
2,656 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,002 g
Bobot hasil ekstraksi
=
2,950 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,001 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,069 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,004 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,072 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,070 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,119 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (Lanjutan) Perhitungan Rendemen Agar tanpa Proses Pemutihan
VI.
VII.
Bobot sampel mula-mula
=
10,009 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,318 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,017 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,417 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Serbuk Agar Hasil Isolasi
Gambar 10. Serbuk Agar Hasil Isolasi dengan Proses Pemutihan
Gambar 11. Serbuk Agar Hasil Isolasi tanpa Proses Pemutihan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. Hasil Identifikasi Agar Hasil Isolasi
I. Menggunakan Pereaksi Iodium 0,05 M
a. Agar dengan Proses Pemutihan
A
B
b. Agar Tanpa Proses Pemutihan
C
Keterangan
:
D
A dan C: Warna ungu coklat diantara kedua lapisan cairan
setelah penambahan pereaksi Iodium 0,05 M
B dan D: Warna kuning pucat jika larutan A dikocok
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (Lanjutan) Hasil Identifikasi Agar Hasil Isolasi
II. Menggunakan Pereaksi Asam Klorida dan Barium Klorida
a.
Agar dengan Proses Pemutihan
A
b.
B
Agar Tanpa Proses Pemutihan
C
Keterangan :
D
A dan C: Sebelum pemberian pereaksi asam klorida dan
barium klorida
B dan D: Sesudah pemberian pereaksi asam klorida dan
barium klorida terjadi kekeruhan warna putih
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (Lanjutan) Hasil Identifikasi Agar Hasil Isolasi
III. Metode Pendinginan
a. Agar dengan Proses Pemutihan
A
b. Agar Tanpa Proses Pemutihan
Keterangan : A dan B: Bila setelah dipanaskan kemudian didinginkan antara
30º sampai 35ºC dapat membentuk gel.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17. Perhitungan Penetapan Susut Pengeringan Agar Hasil Isolasi
dengan Proses Pemutihan
Keterangan:
W1 = Bobot botol timbang dan sampel sebelum pengeringan dikurangi bobot
botol timbang
W2 = Bobot botol timbang dan sampel setelah pengeringan dikurangi bobot botol
timbang
I.
W1 = 0,516 g
W2 = 0,471 g
II.
W1 = 0,509 g
W2 = 0,465 g
III.
W1 = 0,501 g
W2 = 0,457 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18. Perhitungan Penetapan Susut Pengeringan Agar Hasil Isolasi tanpa
Proses Pemutihan
Keterangan:
W1 = Bobot botol timbang dan sampel sebelum pengeringan dikurangi bobot
botol timbang
W2 = Bobot botol timbang dan sampel setelah pengeringan dikurangi bobot botol
timbang
I.
W1 = 0,523 g
W2 = 0,477 g
II.
W1 = 0,526 g
W2 = 0,483 g
III.
W1 = 0,528 g
W2 = 0,484 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Agar Hasil Isolasi dengan
Proses Pemutihan
I.
II.
III.
Berat abu
=
0,026g
Berat sampel =
0,554g
Berat abu
=
0,025 g
Berat sampel
=
0,550g
Berat abu
=
0,026g
Berat sampel
=
0,0536g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Agar Hasil Isolasi tanpa
Proses Pemutihan
I.
II.
III.
Berat abu
=
0,025g
Berat sampel
=
0,531g
Berat abu
=
0,023g
Berat sampel
=
0,511g
Berat abu
=
0,026g
Berat sampel
=
0,0521g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20 . Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tak Larut Asam Agar Hasil
Isolasi dengan Proses Pemutihan
I.
II.
III.
Berat abu
=
0,003g
Berat sampel
=
0,554g
Berat abu
=
0,002g
Berat sampel
=
0,550g
Berat abu
=
0,003g
Berat sampel
=
0,536g
= 0,49%
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 21. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tak Larut Asam Agar Hasil
Isolasi tanpa Proses Pemutihan
I.
II.
III.
Berat abu
=
0,003g
Berat sampel
=
0,532g
Berat abu
=
0,003g
Berat sampel
=
0,550g
Berat abu
=
0,003g
Berat sampel
=
0,557g
= 0,56%
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 22. Perhitungan Penetapan Kadar Sulfat Agar Hasil Isolasi dengan
Proses Pemutihan
I.
II.
III.
Berat abu
=
0,024g
Berat sampel
=
1,007g
Berat abu
=
0,024g
Berat sampel
=
1,010g
Berat abu
=
0,025g
Berat sampel
=
1,019g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 23. Perhitungan Penetapan Kadar Sulfat Agar Hasil Isolasi tanpa
Proses Pemutihan
I.
II.
III.
Berat abu
=
0,025g
Berat sampel
=
1,026g
Berat abu
=
0,028g
Berat sampel
=
1,043g
Berat abu
=
0,027g
Berat sampel
=
1,040g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 24. Perhitungan Viskositas Agar Hasil Isolasi dengan Proses
Pemutihan
Nomor spindel
=
1 atau 61
Kecepatan
=
12
Faktor
=
5
Viskositas (dalam centipoise (Cps)) =
I.
II.
III.
Pembacaan
=
2
Faktor
=
5
Viskositas
=
2 x 5 = 10 Cps
Pembacaan
=
2
Faktor
=
5
Viskositas
=
2 x 5 = 10 Cps
Pembacaan
=
2
Faktor
=
5
Viskositas
=
2 x 5 = 10 Cps
Pembacaan x Faktor
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 25. Perhitungan Viskositas Agar Hasil Isolasi tanpa Proses Pemutihan
Nomor spindel
=
1 atau 61
Kecepatan
=
12
Faktor
=
5
Viskositas (dalam centipoise (Cps)) =
I.
II.
III.
Pembacaan
=
2
Faktor
=
5
Viskositas
=
2 x 5 = 10 Cps
Pembacaan
=
2
Faktor
=
5
Viskositas
=
2 x 5 = 10 Cps
Pembacaan
=
2
Faktor
=
5
Viskositas
=
2 x 5 = 10 Cps
Pembacaan x Faktor
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 26. Bagan Pengujian Pertumbuhan Bakteri
Stok kultur
Diambil dengan jarum ose
Disuspensikan dalam 10 ml larutan Nutrient Broth
Diukur kekeruhan larutan pada panjang gelombang
580 nm sampai diperoleh transmitan 25%
Suspensi bakteri
Dipipet 0,1 ml ke dalam cawan petri
Dituang 15 ml NA steril cair (±45°C), dihomogenkan,
dibiarkan memadat
Diinkubasi pada suhu 35° C selama 18-24 jam
Hasil inkubasi
Diamati homogenitas pertumbuhannya pada cawan
petri
Dicuci kaca objek dengan alkohol 70%, difiksasi
Diteteskan 1 tetes akuades pada kaca objek
Diambil koloni bakteri hasil inkubasi dari cawan
petri dengan jarum ose steril, disuspensikan,
difiksasi
Ditambahkan 1 tetes gentian violet
Ditambahkan 1 tetes larutan lugol, diratakan,
difiksasi
Dicuci kaca objek dengan alkohol 70% sampai
tetesan terakhir tidak berwarna, dikeringkan
Ditetesi 1 tetes safranin, biarkan 15-30 detik, dicuci
larutan safranin dengan akuades steril, difiksasi
Ditetesi dengan 1 tetes minyak imersi
Diamati di bawah mikroskop pada pembesaran 100x
Warna ungu
(+) Gram positif
Warna merah muda
(+) Gram negatif
Gambar 12. Bagan Pengujian Pertumbuhan Bakteri
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 27. Hasil Pengujian Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
A
B
C
D
E
F
Keterangan : A & B :
C&D:
E&F:
Media Nutrient Agar Standar
Media agar dengan proses pemutihan dan nutrient
broth (F1 )
Media agar dengan proses pemutihan dan beef
powderserta peptone (F2 )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 27. (Lanjutan) Hasil Pengujian Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
aureus
G
H
I
J
Keterangan : G & H :
I&J :
Media agar tanpa proses pemutihan dan nutrient
broth (F3 )
Media agar tanpa proses pemutihan dan beef
powder serta peptone (F4 )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 28. Hasil Pengujian Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli
A
B
C
D
E
F
Keterangan : A & B :
C&D:
E&F:
Media Nutrient Agar Standar
Media agar dengan proses pemutihan dan nutrient
broth (F1 )
Media agar dengan proses pemutihan dan beef
powder serta peptone (F2 )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 28. (Lanjutan) Hasil Pengujian Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli
G
H
I
J
Keterangan : G & H :
I&J :
Media agar tanpa proses pemutihan dan nutrient
broth (F3 )
Media agar tanpa proses pemutihan dan beef
powder serta peptone (F4 )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 29. Hasil Pewarnaan Gram dan Pengamatan Bakteri Staphylococcus
aureus secara Mikroskopik
A
B
C
D
E
F
Keterangan : A & B :
C&D:
E&F:
Media Nutrient Agar Standar
Media agar dengan proses pemutihan dan nutrient
Broth (F1 )
Media agar dengan proses pemutihan dan beef
powder serta peptone (F2 )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 29. (Lanjutan) Hasil Pewarnaan Gram dan Pengamatan Bakteri
Staphylococcus aureus secara Mikroskopik
G
H
I
J
Keterangan : G & H :
I&J :
Media agar tanpa proses pemutihan dan nutrient
broth (F3 )
Media agar tanpa proses pemutihan dan beef
powder serta peptone (F4 )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 30. Hasil Pewarnaan Gram dan Pengamatan Bakteri Eschericia coli
secara Mikroskopik
A
B
C
D
E
Keterangan : A & B :
C&D:
E&F:
F
Media Nutrient Agar Standar
Media agar dengan proses pemutihan dan nutrient
broth (F1 )
Media agar dengan proses pemutihan dan beef
powder serta peptone (F2 )
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson)
Papenfus
Gambar 2. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson)
Papenfus
dengan Proses Pemutihan
Gambar 3. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson)
Papenfus
tanpa Proses Pemutihan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4.
Gambar 4. Simplisia Talus Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson)
Papenfus
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5.
1
2
3
Gambar 5. Mikroskopik Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa
(Hudson) Papenfus pada Pembesaran 10 x 40
Keterangan
:
1. Sel parenkim berisi pigmen merah
2. Sel parenkim
3. Sel propagule
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Perhitungan Penetapan Kadar Air Simplisia Rumput Laut
Gracilaria
verrucosa (Hudson) Papenfus
a.
b.
c.
Berat sampel =
5,014 g
Volume air
0,4 ml
=
Berat sampel =
5,045 g
Volume air
0,4 ml
=
Berat sampel =
5,032 g
Volume air
0,5 ml
=
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Perhitungan Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Air Simplisia
Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
a.
b.
c.
Berat simplisia
=
5, 021 g
Berat sari
=
0,039 g
Berat simplisia
=
5,041 g
Berat sari
=
0,033 g
Berat simplisia
=
5,038 g
Berat sari
=
0,031 g
= 3,91 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Perhitungan Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Etanol
Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
a.
b.
c.
Berat simplisia
=
5, 023 g
Berat sari
=
0,013 g
Berat simplisia
=
5,048 g
Berat sari
=
0,007 g
Berat simplisia
=
5,027 g
Berat sari
=
0,008 g
= 0,93 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Simplisia Rumput Laut
Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
a.
b.
Berat simplisia
=
2, 006 g
Berat abu
=
0,158 g
Berat simplisia
=
2,024 g
Berat abu
=
0,165 g
=
2,014 g
=
0,163 g
3. Berat simplisia
Berat abu
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Perhitungan Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut Asam
Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
a.
b.
c.
Berat simplisia
=
2, 006 g
Berat abu
=
0,016 g
Berat simplisia
=
2,024 g
Berat abu
=
0,019 g
Berat simplisia
=
2,014 g
Berat abu
=
0,016 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Bagan Isolasi Agar dengan Proses Pemutihan
200g Rumput laut
Dibersihkan, dicuci dan dikeringkan
Rumput laut kering
Diserbuk dan direndam dalam larutan kalsium
hipoklorit 0,5% diganti 1 jam sekali selama 6 jam
Dicuci dengan air mengalir sampai bau kaporitnya
hilang
Rumput laut sudah diputihkan
Diasamkan dengan larutan asam sulfat 0,25%
selama 1 jam (pH=5)
Dicuci dengan air mengalir sampai pH=7 (netral),
ditiriskan dan dikeringkan selama 2 hari
Ditimbang 10g rumput laut
Dididihkan dengan air suling sebanyak 500 ml
Ditambahkan asam asetat 3% (pH=5) pada saat
suhu mencapai 90-95°C
Diekstraksi selama 45 menit
Disaring dengan kain blacu
Ampas
Filtrat
Dinetralkan dengan larutan natrium
karbonat 3%
Dicek pH
Dipanaskan sampai mendidih
Dituang ke cetakan, didiamkan
Dibekukan ke dalam freezer
Agar beku
Gambar 6. Bagan Isolasi Agar dengan Proses Pemutihan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. (Lanjutan) Bagan Isolasi Agar dengan Proses Pemutihan
Agar beku
Dikeluarkan, didiamkan pada suhu
kamar sampai airnya mencair
Disaring dengan kain blacu
Filtrat
Agar
Dikeringkan pada
suhu 50°C
Digiling halus
Diayak
Serbuk agar
Dikarakterisasi
Kualitatif:
a. Iodium 0,05
M
b. Asam klorida
dan barium
klorida
c. Pendinginan
Penetapan
kadar abu
total
Penetapan
susut
pengeringan
Penetapan
kadar
sulfat
Penetapan
kadar abu tak
larut asam
Viskositas
Gambar 7. (Lanjutan) Bagan Isolasi Agar dengan Proses Pemutihan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Perhitungan Rendemen Agar dengan Proses Pemutihan
I.
II.
III.
IV.
V.
Bobot sampel mula-mula
=
10,013 g
Bobot hasil ekstraksi
=
2,609 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,003 g
Bobot hasil ekstraksi
=
2,987 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,026 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,066 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,002 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,085 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,005 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,096 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (Lanjutan) Perhitungan Rendemen Agar dengan Proses Pemutihan
VI.
VII.
Bobot sampel mula-mula
=
10,011 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,339 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,026 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,352 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Bagan Isolasi Agar tanpa Proses Pemutihan
200g Rumput laut
Dibersihkan, dicuci dan dikeringkan
Diserbuk, diasamkan dengan larutan asam sulfat
0,25% selama 1 jam (pH=5)
Dicuci dengan air mengalir sampai pH=7 (netral),
ditiriskan dan dikeringkan selama 2 hari
Ditimbang 10g rumput laut
Dididihkan dengan air suling sebanyak 500 ml
Ditambahkan asam asetat 3% (pH=5) pada saat
suhu mencapai 90-95°C
Diekstraksi selama 45 menit
Disaring dengan kain blacu
Ampas
Filtrat
Dinetralkan dengan larutan natrium
karbonat 3%
Dicek pH
Dipanaskan sampai mendidih
Dituang ke cetakan, didiamkan
Dibekukan ke dalam freezer
Agar beku
Gambar 8. Bagan Isolasi Agar tanpa Proses Pemutihan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (Lanjutan) Bagan Isolasi Agar tanpa Proses Pemutihan
Agar beku
Dikeluarkan, didiamkan pada suhu
kamar sampai airnya mencair
Disaring dengan kain blacu
Filtrat
Agar
Dikeringkan pada
suhu 50°C
Digiling halus
Diayak
Serbuk agar
Dikarakterisasi
Kualitatif:
a. Iodium 0,05
M
b.Asam klorida
dan barium
klorida
c. Pendinginan
Penetapan
kadar abu
total
Penetapan
susut
pengeringan
Penetapan
kadar
sulfat
Penetapan
kadar abu tak
larut asam
Viskositas
Gambar 9. (Lanjutan) Bagan Isolasi Agar tanpa Proses Pemutihan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Perhitungan Rendemen Agar tanpa Proses Pemutihan
I.
II.
III.
IV.
V.
Bobot sampel mula-mula
=
10,001 g
Bobot hasil ekstraksi
=
2,656 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,002 g
Bobot hasil ekstraksi
=
2,950 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,001 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,069 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,004 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,072 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,070 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,119 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (Lanjutan) Perhitungan Rendemen Agar tanpa Proses Pemutihan
VI.
VII.
Bobot sampel mula-mula
=
10,009 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,318 g
Bobot sampel mula-mula
=
10,017 g
Bobot hasil ekstraksi
=
3,417 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Serbuk Agar Hasil Isolasi
Gambar 10. Serbuk Agar Hasil Isolasi dengan Proses Pemutihan
Gambar 11. Serbuk Agar Hasil Isolasi tanpa Proses Pemutihan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. Hasil Identifikasi Agar Hasil Isolasi
I. Menggunakan Pereaksi Iodium 0,05 M
a. Agar dengan Proses Pemutihan
A
B
b. Agar Tanpa Proses Pemutihan
C
Keterangan
:
D
A dan C: Warna ungu coklat diantara kedua lapisan cairan
setelah penambahan pereaksi Iodium 0,05 M
B dan D: Warna kuning pucat jika larutan A dikocok
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (Lanjutan) Hasil Identifikasi Agar Hasil Isolasi
II. Menggunakan Pereaksi Asam Klorida dan Barium Klorida
a.
Agar dengan Proses Pemutihan
A
b.
B
Agar Tanpa Proses Pemutihan
C
Keterangan :
D
A dan C: Sebelum pemberian pereaksi asam klorida dan
barium klorida
B dan D: Sesudah pemberian pereaksi asam klorida dan
barium klorida terjadi kekeruhan warna putih
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (Lanjutan) Hasil Identifikasi Agar Hasil Isolasi
III. Metode Pendinginan
a. Agar dengan Proses Pemutihan
A
b. Agar Tanpa Proses Pemutihan
Keterangan : A dan B: Bila setelah dipanaskan kemudian didinginkan antara
30º sampai 35ºC dapat membentuk gel.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17. Perhitungan Penetapan Susut Pengeringan Agar Hasil Isolasi
dengan Proses Pemutihan
Keterangan:
W1 = Bobot botol timbang dan sampel sebelum pengeringan dikurangi bobot
botol timbang
W2 = Bobot botol timbang dan sampel setelah pengeringan dikurangi bobot botol
timbang
I.
W1 = 0,516 g
W2 = 0,471 g
II.
W1 = 0,509 g
W2 = 0,465 g
III.
W1 = 0,501 g
W2 = 0,457 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18. Perhitungan Penetapan Susut Pengeringan Agar Hasil Isolasi tanpa
Proses Pemutihan
Keterangan:
W1 = Bobot botol timbang dan sampel sebelum pengeringan dikurangi bobot
botol timbang
W2 = Bobot botol timbang dan sampel setelah pengeringan dikurangi bobot botol
timbang
I.
W1 = 0,523 g
W2 = 0,477 g
II.
W1 = 0,526 g
W2 = 0,483 g
III.
W1 = 0,528 g
W2 = 0,484 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Agar Hasil Isolasi dengan
Proses Pemutihan
I.
II.
III.
Berat abu
=
0,026g
Berat sampel =
0,554g
Berat abu
=
0,025 g
Berat sampel
=
0,550g
Berat abu
=
0,026g
Berat sampel
=
0,0536g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Agar Hasil Isolasi tanpa
Proses Pemutihan
I.
II.
III.
Berat abu
=
0,025g
Berat sampel
=
0,531g
Berat abu
=
0,023g
Berat sampel
=
0,511g
Berat abu
=
0,026g
Berat sampel
=
0,0521g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20 . Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tak Larut Asam Agar Hasil
Isolasi dengan Proses Pemutihan
I.
II.
III.
Berat abu
=
0,003g
Berat sampel
=
0,554g
Berat abu
=
0,002g
Berat sampel
=
0,550g
Berat abu
=
0,003g
Berat sampel
=
0,536g
= 0,49%
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 21. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tak Larut Asam Agar Hasil
Isolasi tanpa Proses Pemutihan
I.
II.
III.
Berat abu
=
0,003g
Berat sampel
=
0,532g
Berat abu
=
0,003g
Berat sampel
=
0,550g
Berat abu
=
0,003g
Berat sampel
=
0,557g
= 0,56%
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 22. Perhitungan Penetapan Kadar Sulfat Agar Hasil Isolasi dengan
Proses Pemutihan
I.
II.
III.
Berat abu
=
0,024g
Berat sampel
=
1,007g
Berat abu
=
0,024g
Berat sampel
=
1,010g
Berat abu
=
0,025g
Berat sampel
=
1,019g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 23. Perhitungan Penetapan Kadar Sulfat Agar Hasil Isolasi tanpa
Proses Pemutihan
I.
II.
III.
Berat abu
=
0,025g
Berat sampel
=
1,026g
Berat abu
=
0,028g
Berat sampel
=
1,043g
Berat abu
=
0,027g
Berat sampel
=
1,040g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 24. Perhitungan Viskositas Agar Hasil Isolasi dengan Proses
Pemutihan
Nomor spindel
=
1 atau 61
Kecepatan
=
12
Faktor
=
5
Viskositas (dalam centipoise (Cps)) =
I.
II.
III.
Pembacaan
=
2
Faktor
=
5
Viskositas
=
2 x 5 = 10 Cps
Pembacaan
=
2
Faktor
=
5
Viskositas
=
2 x 5 = 10 Cps
Pembacaan
=
2
Faktor
=
5
Viskositas
=
2 x 5 = 10 Cps
Pembacaan x Faktor
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 25. Perhitungan Viskositas Agar Hasil Isolasi tanpa Proses Pemutihan
Nomor spindel
=
1 atau 61
Kecepatan
=
12
Faktor
=
5
Viskositas (dalam centipoise (Cps)) =
I.
II.
III.
Pembacaan
=
2
Faktor
=
5
Viskositas
=
2 x 5 = 10 Cps
Pembacaan
=
2
Faktor
=
5
Viskositas
=
2 x 5 = 10 Cps
Pembacaan
=
2
Faktor
=
5
Viskositas
=
2 x 5 = 10 Cps
Pembacaan x Faktor
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 26. Bagan Pengujian Pertumbuhan Bakteri
Stok kultur
Diambil dengan jarum ose
Disuspensikan dalam 10 ml larutan Nutrient Broth
Diukur kekeruhan larutan pada panjang gelombang
580 nm sampai diperoleh transmitan 25%
Suspensi bakteri
Dipipet 0,1 ml ke dalam cawan petri
Dituang 15 ml NA steril cair (±45°C), dihomogenkan,
dibiarkan memadat
Diinkubasi pada suhu 35° C selama 18-24 jam
Hasil inkubasi
Diamati homogenitas pertumbuhannya pada cawan
petri
Dicuci kaca objek dengan alkohol 70%, difiksasi
Diteteskan 1 tetes akuades pada kaca objek
Diambil koloni bakteri hasil inkubasi dari cawan
petri dengan jarum ose steril, disuspensikan,
difiksasi
Ditambahkan 1 tetes gentian violet
Ditambahkan 1 tetes larutan lugol, diratakan,
difiksasi
Dicuci kaca objek dengan alkohol 70% sampai
tetesan terakhir tidak berwarna, dikeringkan
Ditetesi 1 tetes safranin, biarkan 15-30 detik, dicuci
larutan safranin dengan akuades steril, difiksasi
Ditetesi dengan 1 tetes minyak imersi
Diamati di bawah mikroskop pada pembesaran 100x
Warna ungu
(+) Gram positif
Warna merah muda
(+) Gram negatif
Gambar 12. Bagan Pengujian Pertumbuhan Bakteri
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 27. Hasil Pengujian Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
A
B
C
D
E
F
Keterangan : A & B :
C&D:
E&F:
Media Nutrient Agar Standar
Media agar dengan proses pemutihan dan nutrient
broth (F1 )
Media agar dengan proses pemutihan dan beef
powderserta peptone (F2 )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 27. (Lanjutan) Hasil Pengujian Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
aureus
G
H
I
J
Keterangan : G & H :
I&J :
Media agar tanpa proses pemutihan dan nutrient
broth (F3 )
Media agar tanpa proses pemutihan dan beef
powder serta peptone (F4 )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 28. Hasil Pengujian Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli
A
B
C
D
E
F
Keterangan : A & B :
C&D:
E&F:
Media Nutrient Agar Standar
Media agar dengan proses pemutihan dan nutrient
broth (F1 )
Media agar dengan proses pemutihan dan beef
powder serta peptone (F2 )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 28. (Lanjutan) Hasil Pengujian Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli
G
H
I
J
Keterangan : G & H :
I&J :
Media agar tanpa proses pemutihan dan nutrient
broth (F3 )
Media agar tanpa proses pemutihan dan beef
powder serta peptone (F4 )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 29. Hasil Pewarnaan Gram dan Pengamatan Bakteri Staphylococcus
aureus secara Mikroskopik
A
B
C
D
E
F
Keterangan : A & B :
C&D:
E&F:
Media Nutrient Agar Standar
Media agar dengan proses pemutihan dan nutrient
Broth (F1 )
Media agar dengan proses pemutihan dan beef
powder serta peptone (F2 )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 29. (Lanjutan) Hasil Pewarnaan Gram dan Pengamatan Bakteri
Staphylococcus aureus secara Mikroskopik
G
H
I
J
Keterangan : G & H :
I&J :
Media agar tanpa proses pemutihan dan nutrient
broth (F3 )
Media agar tanpa proses pemutihan dan beef
powder serta peptone (F4 )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 30. Hasil Pewarnaan Gram dan Pengamatan Bakteri Eschericia coli
secara Mikroskopik
A
B
C
D
E
Keterangan : A & B :
C&D:
E&F:
F
Media Nutrient Agar Standar
Media agar dengan proses pemutihan dan nutrient
broth (F1 )
Media agar dengan proses pemutihan dan beef
powder serta peptone (F2 )
Universitas Sumatera Utara