Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kubis di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Karo yang terletak di Sumatera Utara, terbentang pada ketinggian
600 – 1.400 meter diatas permukaan laut. Kawasan berhawa sejuk dengan suhu
berkisar 140 – 260 C dan kelembaban rata-rata 89. Dengan topografi itu, dataran
tinggi Karo sangat potensial sebagai daerah penghasil komoditas hortikultura.
Letak Karo sangat menguntungkan bagi pendistribusian produk pertanian karena
berada pada jalur lintas dari beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara
(Sinuhaji, 2013).
Tabel 1. Produksi Sayur – Sayuran Menurut Kecamatan (Ton) di Kabupaten
Karo Tahun 2014.
Kentan
g
Mardingding
0
0
0
Laubeleng
0
0

0
Tigabinanga
503
0
0
Juhar
20
0
0
Munte
556
875
18
Kutabuluh
1.535
0
0
Payung
403
90

0
Tigandreket
163
150
0
Simpang Empat
2.817
13.300
3.363
Naman Teran
3.362
3.210
3.630
Merdeka
5.136
6.940
6.940
Kabanjahe
7.249
12.970

4.594
Brastagi
4.503
8.529
2.333
Tigapanah
1.130
3.883
1.520
Dolat Rayat
2.648
1.959
1.267
Merek
7.420
8.841
5.999
Barusjahe
4.088
3.558

2.791
41.533
32.455
Kabupaten Karo
64.305
74.578
40.420
Tahun 2013
75.712
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2015.
Kecamatan

Tomat

Kubis

Petsai

Bawang
Merah


0
0
0
0
0
0
160
29
6.536
1.704
3.545
2.562
3.817
1.972
846
910
1.599
23.680
34.587


0
0
0
0
0
0
266
107
0
0
0
0
0
0
0
401
0
774
868


Universitas Sumatera Utara

Tabel 1 menunjukkan kubis/kol merupakan jenis sayuran yang paling banyak
diproduksi di Kabupaten Karo dan Kecamatan Kabanjahe menjadi sentra
produksinya. Kubis dari Kabupaten Karo ini juga telah dipasarkan hingga
mancanegara. Kubis menjadi permintaan terbesar setelah kentang. Negara
tujuannya antara lain Malaysia, Singapura dan Taiwan. Salah satu ciri kubis yang
diminta pasar ekspor adalah yang berbentuk pipih atau gepeng. Bentuk kepala
atau crop yang pipih menjadi idola pasar ekspor dan yang lebih penting lagi
bobotnya berkisar antara 1,5 kg - 2 kg atau dalam 20 kilogram dapat berisi 10
hingga 14 buah. Hal tersebut dijelaskan dalam Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Data Realisasi Ekspor Kubis Kabupaten Karo Tahun 2005 – 2014.
Tahun
Volume Ekspor (kg)
2005
34.303.380
2006
46.640.315
2007

49.052.218
2008
51.504.829
2009
48.929.588
2010
50.886.772
2011
53.431.111
2012
56.182.667
2013
44.946.132
2014
42.533.221
Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Karo, 2015.
Tabel diatas menunjukkan data ekspor kubis di Kabupaten Karo. Volume ekspor
tahun 2005 hingga 2012 terus mengalami peningkatan, walaupun pada tahun 2009
mengalami penurunan, namun ekspor kembali meningkat hingga 2012. Namun
diawal 2013 hingga 2014, volume ekspor mengalami penurunan rata-rata sebesar

12,5%.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Produksi Kubis Kabupaten Karo Tahun 2012 – 2014.

Kecamatan
Mardingding
Laubeleng
Tigabinanga
Juhar
Munte
Kutabuluh
Payung
Tigandreket
Simpang Empat
Naman Teran
Merdeka
Kabanjahe
Brastagi

Tigapanah
Dolat Rayat
Merek
Barusjahe
Kabupaten Karo

Produktivitas
(Ton/Ha)
2012 2013 2014 2012
2013
2014
2012 2013
2014
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
23
37
70
443
875
17,5
19,2
23,6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
307
269
443
9.098 8.128 13.300 29,6 30,21 30,02
898
640
167 18.922 13.225 3.210 21,07 20,66 19,22
216
238
254
6.153 5.124 6.940 28,48 21,52 27,32
529
480
347 20.308 17.240 11.970 38,38 35,91 34,49
123
226
243
3.898 7.920 8.529 31,69 35,04 35,09
775
691
349 12.957 10.976 3.883 16,71 15,88 11,12
133
108
138
2.789 2.434 1.959 20,96 22,53 14,19
153
168
257
5.355 5.688 8.841
35
33,85
34,4
79
221
174
638
4.534 3.558
8,07 20,51 20,44
3.217 3.064 2.409 80.187 75.712 63.305 247,46 255,3 249,8
Luas Lahan (Ha)

Produksi (Ton)

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2015.
Tabel diatas menunjukkan angka luas lahan, produksi dan produktivitas kubis
di Kabupaten Karo di masing-masing desa tahun 2012 hingga 2014. Dalam kurun
waktu ini terjadi penurunan pada luas lahan, produksi dan produktivitasnya.
Secara keseluruhan untuk Kabupaten Karo, pada tahun 2012 terjadi penurunan
luas lahan kubis sebesar 4,99% dan mengalami penurunan lagi sebesar 27,18%
pada tahun 2014. Begitu pula dengan produksinya, pada tahun 2013 mengalami
penurunan sebesar 5,91% dan menurun lagi sebesar 19,605% pada tahun 2014.
Produktivitas kubis mengalami pengingkatan pada tahun 2013 sebesar 3,07%
namun menurun sebesar 2,20% pada tahun 2014.
Dari Tabel 3 tersebut juga didapatkan informasi bahwa Kecamatan Kabanjahe
merupakan sentra produksi budidaya kubis, dilihat dari jumlah luas lahan dan
produksinya yang terbesar dari seluruh kecamatan di Kabupaten Karo. Petani
kubis di Kecamatan Kabanjahe juga selalu menggunakan bibit unggul. Namun,

Universitas Sumatera Utara

data menunjukkan bahwa kondisi kubis di Kecamatan Kabanjahe ini pun
mengalami penurunan dari segi luas lahan, produksi maupun produktivitasnya.
Pada tahun 2013, luas lahan mengalami penurunan sebesar 10,20% dan menurun
lagi sebesar 27,7% pada tahun 2014. Begitu pula dengan produksinya, pada tahun
2013 mengalami penurunan 5,91% dan menurun lagi sebesar 19,59% pada tahun
2014. Produktivitas kubis mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 6,87%
dan menurun lagi pada tahun 2014 sebesar 4,11%.
Selain penurunan angka luas lahan, turunya produktivitas kubis ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan penggunaan faktor
produksi pada usahatani tersebut. Termasuk pada penggunaan bibit unggul yang
dilakukan oleh petani kubis di Kecamatan Kabanjahe, seharusnya penggunaan
bibit unggul dapat mengatasi penurunan produksi oleh karena penurunan luas
lahannya. Namun sepertinya belum juga menjelaskan secara keseluruhan
penyebab penurunan produksi dan produktivitas kubis di Kecamatan Kabanjahe.
Oleh karena itu, penulis merasa perlu meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
kubis di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Keterbatasan pengetahuan petani
dapat mengakibatkan penggunaan faktor-faktor produksi yang belum tepat,
sehingga mempengaruhi produksi dam produktivitas kubis itu sendiri.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi satu masalah penelitian,
yaitu faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi produktivitas kubis di
Kecamatan Kabanjahe?

Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas kubis di Kecamatan Kabanjahe.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai sumber pengetahuan bagi petani dalam mengukur keadaan
usahataninya, dan menjadi sumber informasi dan pengetahuan baru bagi
petani.
2. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam menyusun kebijakan dalam
meningkatkan produksi kubis di Kecamatan Kabanjahe.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan
penelitian ini.
4. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara