Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Tinjauan Teoritis
2.1.1.

Return saham
Dalam melakukan investasi dalam saham, seorang investor
selalu mengharapkan adanya return atau keuntungan.

Return

merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

Samsul

(2006:291), “Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan
dalam persentase dari modal awal investasi”. Jenis return menurut
Hartono (2008 :195) ada 2 jenis yaitu:
1. Return realisasi (actual return) merupakan return yang telah

terjadi.

Return realisasi dihitung berdasarkan data histori.

Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja dari perusahaan.

Return histori ini juga

berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected
return) dan risiko di masa mendatang.
2. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Berbeda
dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return
ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Gumanti (2011:54) menyatakan bahwa,
Tingkat pengembalian atau return suatu investasi diukur
sebagai total keuntungan atau kerugian yang diterima
investor selama satu periode tertentu. Return seringkali


10
Universitas Sumatera Utara

dinyatakan dalam perubahan dalam nilai aset (capital gain
atau capital loss) ditambah sejumlah penerimaan (cash
distribution) yang dapat berupa dividen atau pembayaran
bunga yang diekspresikan dalam persentase atas nilai
awal periode suatu investasi.
Untuk menghitung return saham dapat dilakukan dengan
rumus sebagai berikut:
�� =

Keterangan:

�� − ��−1
��−1

Rt

= Return Saham


Pt

= Harga Saham Penutupan (Closing Price)

Pt-1

= Harga Saham Pembukaan (Opening Price)
Untuk mendapat return atau keuntungan tertentu seorang

investor

juga

harus

memperhatikan

resiko


yang

ditanggungnya jika ingin memperoleh return tertentu.

akan
Resiko

merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang
diterima dengan return yang diharapkan.

Semakin besar

kemungkinan perbedaan, berarti semakin besar resiko investasi
tersebut.
2.1.2.

Pasar efisien
Pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua
sekuritas yang telah diperdagangkan telah mencerminkan semua
informasi yang tersedia, yang meliputi semua informasi yang

tersedia baik saat ini serta informasi yang bersifat opini rasional

11
Universitas Sumatera Utara

yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga
(Tandelilin, 2010: 219).
Efisien tidaknya suatu pasar sangat tergantung pada
seberapa cepat dampak suatu informasi yang dicerminkan dari
harga surat-surat berharga.

Segala informasi yang berkaitan

dengan surat berharga diterima pasar secara random. Informasi
akan dicerminkan dari surat-surat berharga secara cepat sehingga
tidak ada satu investor pun memiliki kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan yang besar, Keown et.al (2008 : 17-18)
dalam Maria (2013).
Menurut Husnan (2005:265) tiga macam bentuk utama dari
efisien pasar berdasarkan bentuk informasi, yaitu informasi masa

lalu, informasi sekarang yang dipublikasikan, dan informasi privat
sebagai berikut:
1.

Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (weak form)
Pasar dikatakan efisiensi dalam bentuk lemah jika harga dari
sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa
lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah
terjadi.

Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan

dengan teori langkah acak (random walk theory) yang
menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan
nilai sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka
nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi

12
Universitas Sumatera Utara


harga sekarang. Bila ini benar, maka segala bentuk teknikal
analisis tidak berguna sama sekali.
2. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (semi strong form)
Pasar dikatakan efisien setngah kuat jika harga sekuritas secara
penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang
dipublikasikan (all publicy avaiable information) termasuk
informasi

yang

berada

di

laporan-laporan

keuangan

perusahaan. Laporan yang dipublukasikan dapat berupa:



Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi
harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan
informasi tersebut. Informasi ini umumnya berhubungan
dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten
(corporate event) seperti pengumuman laba, pembagian
deviden, pengembangan produk baru, merger dan akuisisi,
pergantian pemimpin perusahaan dan lain sebagainya.



Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga
sekuritas

sejumlah

perusahaan.

Informasi


yang

dipublikasikan dapat berupa peraturan pemerintah atau
peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga
sekuritas perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi
tersebut.


Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga
sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham.

13
Universitas Sumatera Utara

Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau
peraturan dari regulator yang berdampak ke semua
perusahaan emiten.
Bila hal ini benar, maka semua bentuk teknikal analisis dan
Fundamental Analisis tidak bisa memberikan nilai tambah.
3. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (strong form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga sekuritas
secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi
yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar
efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada investor yang dapat
memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return)
karena mempunyai informasi privat.
2.1.3.

Anomali Pasar
Dalam praktik perdagangan di pasar saham, dari hasil
berbagai penelitian ditemukan bahwa konsep pasar efisien sering
mengalami penyimpangan, yang disebut sebagai anomali pasar.
Anomali pasar (market anomalies) muncul pada semua bentuk
pasar efisien, baik bentuk lemah, semi-kuat, maupun kuat.
Anomali pasar adalah suatu kejadian/peristiwa yang dapat
diekploitasi untuk mengasilkan abnormal return/profits.
Gumanti (2011:347) “Anomali pasar atau penyimpangan
pasar adalah suatu kondisi di mana kenyataan yang ada di pasar
bertentangan dengan kondisi seharusnya”.


Pada anomali

14
Universitas Sumatera Utara

ditemukan hal-hal yang seharusnya tidak ada bila mana dianggap
bahwa pasar efisien benar-benar ada, artinya, suatu peristiwa
(event) dapat dimanfaatkan untuk memperoleh return.
2.1.4.

The day of the week effect
The day of the week effect adalah suatu fenomena yang
merupakan bentuk anomali dari teori pasar modal yang efisien,
menurut fenomena ini, return harian rata-rata tidak sama untuk
semua hari dalam satu minggu, sementara menurut teori pasar yang
efisien, return saham akan tidak berbeda berdasar perbedaan hari
perdagangan.
Damodaran (1996) dalam Iramani dan Mahdi (2006) “The
day of the week effect merupakan perbedaan return antara hari
Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan”.
Anomali the day of the week efeect dijumpai hampir di semua
pasar modal di dunia.
pengujian

Fenomena ini merupakan bagian dari

prediktabilitas

return

memakai

pola

musiman

(seasonality) yang memperlihatkan adanya return saham yang
lebih tinggi atau lebih rendah pada periode tertentu.

2.2

Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji adanya pengaruh
hari perdagangan terhadap return saham di pasar modal. Prasetyo (2005)
yang melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh Hari Perdagangan
Terhadap Return, Abnormal Return, Dan Volatilitas Return Saham”

15
Universitas Sumatera Utara

menyimpulkan bahwa secara parsial tidak satupun hari perdagangan saham
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham dan abnormal
return perusahaan LQ 45 selama tahun 2005 dan hari perdagangan Jumat
berpengaruh signifikan terhadap volatilitas return saham.
Penelitian yang dilakukan Iramani dan Ansyori (2006) tentang “Studi
Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ”
menunjukkan bahwa hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap
return saham harian pada Bursa Efek Jakarta tahun 2005, membuktikan
bahwa terjadi fenomena the day of week effect di Bursa Efek Jakarta,
dimana return terendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi terjadi
pada hari Selasa. Hasil empiris ini juga memberikan bukti bahwa terjadi
Monday Effect pada Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005. Fenomena week
four effect juga berhasil ditemukan pada Bursa Efek Jakarta pada tahun
2005, dimana return negatif signifikan terjadi pada hari Senin minggu
keempat dan kelima setiap akhir bulan, namun penelitian ini tidak berhasil
menemukan bukti terjadinya adanya Rogalski Effect pada bulan April di
Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005.
Chukwuogor (2007) yang melakukan penelitian tentang “Day of the
Week Effect and Volatility in Stock Returns: Evidence from East Asian
Financial Markets”, yang menemukan bahwa di negara Taiwan, Thailand,
Srilanka, dan Pakistan tidak ditemukan efek hari perdagangan yang
signifikan terhadap return saham di masing-masing negara tersebut tidak
berbeda baik hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis maupun Jumat. Penelitian

16
Universitas Sumatera Utara

yang dilakukan Widodo (2008) tentang “Studi Tentang Pengaruh Hari
Perdagangan Terhadap Return IHSG Periode Januari 1997 Sampai Dengan
Mei 2008” menyimpulkan bahwa hari perdagangan berpengaruh signifikan
terhadap return saham harian IHSG pada Bursa Efek Jakarta periode Januari
1995 sampai dengan Mei 2008, dimana return terendah terjadi pada hari
Senin dan return tertinggi terjadi pada hari Jumat, namun penelitian ini
tidak mampu untuk melihat adanya fenomena week four effect dan Rogalski
Effect.
Rita (2009) dalam penelitiannya tentang “ Pengaruh Hari Perdagangan
Terhadap Return Saham: Pengujian Day Of The Week Effect, Week-Four
Effect Dan Rogalski Effect Di BEI, menyimpulkan bahwa Hari perdagangan
memiliki pengaruh terhadap return saham harian, yang ditunjukkan dengan
adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata return selama 5 hari
perdagangan di bursa, ditemukan juga adanya Monday effect, yaitu rata-rata
return hari Senin negatif dan paling rendah dibandingkan hari lainnya.
Suryaningsih (2010) dalam penelitiannya tentang “Pengaruh Hari
Perdagangan dan Terhadap Return Saham LQ-45 Di Bursa Efek Jakarta
menyimpulkan bahwa hari perdagangan tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap return saham harian dan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada return saham harian di Bursa Efek Jakarta. Maria (2013)
dalam penelitiannya tentang “Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return
Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia” bahwa Hari perdagangan (Senin,
Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at) berpengaruh signifikan terhadap return saham

17
Universitas Sumatera Utara

LQ-45 di Bursa Efek Indonesia dan hari Senin minggu keempat dan kelima
tidak berpengaruh terhadap return saham LQ-45 yang terendah pada hari
Senin di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1.

2.

3.

4.

Nama Peneliti, Tahun, Judul
Penelitian
Prasetyo (2005),
“Analisis Pengaruh Hari
Perdagangan Terhadap
Return, Abnormal Return,
Dan Volatilitas Return
Saham”
Iramani dan Ansyori (2006),
“Studi Tentang Pengaruh
Hari Perdagangan Terhadap
Return Saham pada BEJ”

Chukwuogor Ndu (2007),
“Day of the Week Effect and
Volatility in Stock Returns:
Evidence from East Asian
Financial Markets”
Purwanto (2008),
“Studi Tentang Pengaruh
Hari Perdagangan Terhadap
Return
IHSG
Periode
Januari
1997
Sampai
Dengan Mei 2008”

Hasil Penelitian
Secara parsial tidak satupun hari perdagangan
saham memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return saham dan abnormal return
perusahaan LQ 45 selama tahun 2005 dan hari
perdagangan Jumat berpengaruh signifikan
terhadap volatilitas return saham.
hari perdagangan berpengaruh signifikan
terhadap return saham harian pada Bursa Efek
Jakarta tahun 2005, membuktikan bahwa terjadi
fenomena the day of week effect di Bursa Efek
Jakarta, dimana return terendah terjadi pada hari
Senin dan return tertinggi terjadi pada hari
Selasa. Hasil empiris ini juga memberikan bukti
bahwa terjadi Monday Effect pada Bursa Efek
Jakarta pada tahun 2005. Fenomena week four
effect juga berhasil ditemukan pada Bursa Efek
Jakarta pada tahun 2005, dimana return negatif
signifikan terjadi pada hari Senin minggu
keempat dan kelima setiap akhir bulan. Namun
penelitian ini tidak berhasil menemukan bukti
terjadinya adanya Rogalski Effect pada bulan
April di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005.
Negara Taiwan, Thailand, Srilanka, dan Pakistan
tidak ditemukan efek hari perdagangan yang
signifikan terhadap Return saham di masingmasing negara tersebut tidak berbeda baik hari
Senin, Selasa, Rabu, Kamis maupun Jumat.
hari perdagangan berpengaruh signifikan
terhadap return saham harian IHSG pada Bursa
Efek Jakarta periode Januari 1995 sampai
dengan Mei 2008, dimana return terendah terjadi
pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada
hari Jumat. Namun penelitian ini tidak mampu
untuk melihat adanya fenomena week four effect
dan Rogalski Effect.

18
Universitas Sumatera Utara

Nama Peneliti, Tahun, Judul
Penelitian

Hasil Penelitian

5.

Rita (2009),
“Pengaruh
Hari
Perdagangan
Terhadap
Return Saham: Pengujian
Day Of The Week Effect,
Week-Four Effect Dan
Rogalski Effect Di BEI”

Hari perdagangan memiliki pengaruh terhadap
return saham harian, yang ditunjukkan dengan
adanya perbedaan yang signifikan antara ratarata return selama 5 hari perdagangan di bursa.
Ditemukan juga adanya Monday effect, yaitu
rata-rata return hari Senin negatif dan paling
rendah dibandingkan hari lainnya.

6.

Suryaningsih (2010),
“Pengaruh
Hari
Perdagangan
Terhadap
Return Saham Lq-45 Di
Bursa Efek Jakarta”
Maria (2013),
“Pengaruh
Hari
Perdagangan
Terhadap
Return Saham Lq-45 Di
Bursa Efek Indonesia”

Hari perdagangan tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap return saham harian
dan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada return saham harian di Bursa Efek Jakarta.

No

7.

2.3

Hari perdagangan (Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
Jum’at) berpengaruh signifikan terhadap return
saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia dan hari
Senin minggu keempat dan kelima tidak
berpengaruh terhadap return saham LQ-45 yang
terendah pada hari Senin di Bursa Efek
Indonesia

Kerangka Konseptual
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Hari Perdagangan
(X) yang terdiri dari hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu Return Saham (Y). Return saham
akan dianalisis setiap hari untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh hari
perdagangan (Senin-Jumat) terhadap return saham LQ-45 dan apakah
terdapat perbedaan return saham setiap hari perdagangan.
Untuk memudahkan dalam memahami konseptual dalam penelitian
ini, maka digambarkan dalam kerangka konseptual yang dapat menguraikan
secara sistematis permasalahan yang akan diteliti. Kerangka konseptual
penelitian digambarkan sebagai berikut:

19
Universitas Sumatera Utara

HARI PERDAGANGAN (X)

SENIN (X1)

SELASA (X2)
RETURN
SAHAM (Y)

RABU (X3)
KAMIS (X4)
JUMAT (X5)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Keterangan:
X = Hari perdagangan
X1 = Senin
X2 = Selasa
X3 = Rabu
X4 = Kammis
X5 = Jumat
Y = Return Saham
2.4

Hipotesis Penelitian
Pengaruh hari perdagangan terhadap return saham menyebabkan
return saham setiap harinya mengalami perubahan, dan tidak akan sama
untuk semua hari perdagangan (Cahyaningdyah 2005).

Fenomena ini

merupakan bagian dari anomali teori pasar efisien. Pada teori pasar efisien
menyatakan bahwa return saham tidak berbeda pada setiap hari

20
Universitas Sumatera Utara

perdagangan, namun fenomena the day of the week effect menyatakan
bahwa terdapat perbedaan return untuk setiap hari perdagangan.
Perbedaan karakteristik informasi yang masuk ke pasar dan juga
faktor psikologi menyebabkan adanya perilaku kurang rasional dan
keputusan ekonomi yang dilakukan investor dalam melakukan aktifitas di
bursa di setiap hari perdagangan sehingga akan berpengaruh terhadap pola
return saham harian. Senin dianggap sebagai hari yang terburuk dibanding
hari lain sepanjang minggu karena merupakan hari pertama kerja dan
sebaliknya, Jumat adalah hari terbaik karena merupakan hari kerja terakhir
sebelum hari libur.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh hari perdagangan (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan
Jumat) terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
H2: Terdapat perbedaan return saham yang terjadi pada hari Senin sampai
dengan hari Jumat pada saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

21
Universitas Sumatera Utara