Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Pertumbuhan Indigofera zollingeriana

TINJAUAN PUSTAKA

Kompos
Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan,
jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota dan sebagainya.
Proses pelapukan bahan-bahan tersebut dapat dipercepat melalui bantuan
manusia. Secara garis besar, membuat kompos berarti merangsang perkembangan
bakteri (jasad-jasad renik) untuk menghancurkan atau menguraikan bahanbahan yang dikomposkan hingga terurai menjadi senyawa lain. Proses
penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik
sukar larut menjadi senyawa organik larut sehingga berguna bagi tanaman
(Marsono dan Lingga, 2004).
Kandungan zat hara dalam kompos terdiri dari karbon 8,2%, nitrogen
0,09%, fosfor 0,36%, kalium 0,81%, komponen kompos terdiri dari cairan 41%
dan bahan kering 59%. Kadar C/N dalam kompos umumnya 23. C/N merupakan
perbandingan karbon dan nitrogen. Pupuk dengan C/N yang tinggi kurang baik
diberikan ke tanaman karena proses peruraian selanjutnya akan terjadi di dalam
tanah. CO2 yang dihasilkan dari peruraian tersebut akan berpengaruh kurang baik
terhadap pertumbuhan tanaman (Prihmantoro, 2003).
Kualitas kompos sangat ditentukan oleh tingkat kematangan kompos,
disamping kandungan logam beratnya. Bahan organik yang tidak terdekomposisi
secara sempurna akan menimbulkan efek yang merugikan bagi pertumbuhan

tanaman. Penambahan kompos yang belum matang ke dalam tanah dapat
menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrien antara tanaman dan

Universitas Sumatera Utara

mikroorganisme tanah. Keadaan ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
(Sutanto, 2002).
Pengomposan

merupakan

proses

perombakan

(dekomposisi)

dan

stabilisasi bahan organik oleh mikroorganisme dalam keadaan lingkungan

yang terkendali (terkontrol) dengan hasil akhir berupa humus dan kompos
(Simamora dan Salundik, 2006).
Prinsip pengomposan adalah menurunkan nilai nisbah C/N bahan organik
menjadi sama dengan nisbah C/N tanah. Nisbah C/N adalah hasil perbandingan
antara karbohidrat dan nitrogen yang terkandung di dalam suatu bahan. Nilai
nisbah C/N tanah adalah 10-12. Bahan organik yang memiliki nisbah C/N sama
dengan tanah memungkinkan bahan tersebut dapat diserap oleh tanaman
(Djuarnani et al, 20005).
Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa organisme
hidup. Pupuk organik yang sering digunakan adalah pupuk kandang dan kompos.
Rachman Sutanto (2002) mengemukakan bahwa secara garis besar keuntungan yang
diperoleh dengan memanfaatkan pupuk organik adalah mempengaruhi sifat fisik,
kimia dan biologis tanah.

Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relatif lebih
tinggi dari pupuk kandang lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis
konsentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur
sisa-sisa makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat
menyumbangkan tambahan hara ke dalam pupuk kandang terhadap sayuran.

Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang ayam selalu memberikan respon
tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pupuk kandang

Universitas Sumatera Utara

ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup
pula dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya (Hartatik
dan Widowati, 2008).
Pupuk organik dapat menambah kandungan bahan organik tanah dan
memperbaiki sifat fisik maupun biologi tanah. Terhadap tanah, bahan organik
dapat meningkatkaan kemantapan agregat, infiltrasi, daya menahan air,
meningkatkan jumlah pori makro dan mikro serta merupakan sumber energi bagi
kegiatan biologis tanah (Sarief, 1986). Lebih lanjut, pengaruh pupuk tersebut akan
lebih berhasil bagi tanaman apabila memperhatikan dosis, macam, dan waktu
pemberian.
Tiap jenis tanaman mempunyai kebutuhan unsur hara yang berrbeda.
Tanaman keras (tahunan) lebih banyak mengambil unsur hara yang berbeda.
Tanaman keras lebih banyak mengambil unsur hara dibanding tanaman semusim
(legum maupun rumputan). Tanaman legum dapat memfiksasi N melalui
simbiosis dengan bakteri Rhizobium, sedangkan rerumputan menyerap N dari

dalam tanah. Unsur utama yang dibutuhkan tanaman adalah N, P, dan K.
Tanaman yang kekurangan ketiga unsur ini akan mengalami gejala defisiensi yang
terlihat pada organ tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Pemupukan dengan pupuk organik hendaknya dilakukan bersamaan pada
saat pengolahan tanah itu dikerjakan, yakni satu minggu sebelum tanaman
ditanam. Pupuk organik sangat bermanfaat dalam perbaikan tekstur tanah, dan
memperbaiki kemampuan menahan air. Pada umumnya, leguminosa memerlukan
unsur P, sedangkan rumput tropis lebih peka terhadap pemupukan unsur N. Untuk

Universitas Sumatera Utara

bisa memperoleh pemupukan yang optimal perlu diketahui unsur hara dalam
tanah, keasaman, tekstur tanah, sifat tanah (AAK, 1992).
Kualitas pupuk organik harus memenuhi standar mutu atau persyaratan
teknis minimal pupuk organik. Persyaratan teknis minimal pupuk organik dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Persyaratan teknis minimal pupuk organik
No.
1.
2.

3.
4.
5.

Kandungan

Parameter

Padat
>12%
12-25%
4-8

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Pertumbuhan Indigofera zollingeriana

0 3 55

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Pertumbuhan Indigofera zollingeriana

0 0 11

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Pertumbuhan Indigofera zollingeriana

0 0 2

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Pertumbuhan Indigofera zollingeriana

0 0 4

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Pertumbuhan Indigofera zollingeriana

0 0 3

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Pertumbuhan Indigofera zollingeriana

0 0 3

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Kualitas Indigoferazollingeriana

0 1 11

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Kualitas Indigoferazollingeriana

0 0 2

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Kualitas Indigoferazollingeriana

0 0 3

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Kualitas Indigoferazollingeriana

0 2 19