Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Investasi yang Tidak Terdaftar di Bursa Efek

1

BAB I
PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang
Tuntutan globalisasi di sektor perekonomian pada saat ini menggerakkan

agar tujuan perekonomian nasional mampu tumbuh dengan stabil dan
berkelanjutan, menciptakan kesempatan kerja yang luas dan seimbang di semua
sektor perekonomian, serta memberikan kesejahteraan secara adil kepada seluruh
rakyat Indonesia,hal tersebut dilaksanakan secara komprehensif dan mampu
menggerakkan kegiatan perekonomian nasional yang memiliki jangkauan yang
luas dan menyentuh ke seluruh sektor riil dari perekonomian masyarakat
Indonesia. 1
Salah satu kekuatan yang dapat menguatkan pertumbuhan perekonomian
nasional adalah perkembangan di sektor keuangan. Penyelenggaraan fungsi
intermediasi yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga jasa keuangan, dalam
perkembangannya telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam
penyediaan dana untuk pembiayaan pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena

itu, Negara senantiasa memberikan perhatian yang serius terhadap perkembangan
kegiatan sektor jasa keuangan tersebut, dengan mengupayakan terbentuknya
kerangka peraturan dan pengawasan sektor jasa keuangan.
Kemajuan pada sektor usaha dengan sendirinya memerlukan dana
investasi

yang

cukup

besar

dalam

rangka

melakukan

pengembangan-


pengembangan usaha. Pasar modal adalah industri yang sangat dinamis, atraktif,
1

Triandaru Sigit, Budisantoso Totok,Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,
(Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm 3.

Universitas Sumatera Utara

2

selalu berubah dan mempunyai interdepedensi yang sedemikian tinggi dengan
sektor jasa keuangan lainnya di tingkat domestik, regional maupun global.
Karakteristik tersebut membawa konsekuensi terhadap perlunya regulator yang
independen serta siap menghadapi dinamika dari perubahan tersebut.
Dalam sektor keuangan yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan
pesat yakni pasar modal.Dimulai dengan adanya perubahan yang terdapat
didalamnya hingga menghasilkan bursa efek Jakarta di Indonesia.Aktivitas yang
dilakukan sangat banyak, hal tersebut guna membantu para investor dan
perusahaan melakukan transaksi ekonomi.Pada dasarnya setiap pelaku sektor jasa
keuangan haruslah memiliki izin dan terdaftar berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.Khususnya pada perusahaan atau emiten penyedia bursa

efek, suatu keharusan untuk mengurus dan mendapatkan izin dari bursa efek
Jakarta, yang kemudian selalu melaporkan transaksinya secara tranparan dan
akuntabel, hal ini dimaksud agar tidak adanya emiten gelap atau ilegal yang
melakukan transaksi dalam bursa efek. 2
Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya
kemajuan di bidang teknologi informasi serta inovasi finansial telah menciptakan
sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait antarsubsektor keuangan baik dalam hal produk maupun kelembagaan. Di samping itu,
adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan di berbagai
subsektor keuangan (konglomerasi) telah menambah kompleksitas transaksi dan
interaksi antarlembaga jasa keuangan di dalam sistem keuangan.Banyaknya

2

Ibid, hlm. 5.

Universitas Sumatera Utara

3

permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang meliputi tindakan

moral hazard, belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan, dan
terganggunya stabilitas sistem keuangan. 3
Selain pertimbangan-pertimbangan terdahulu, undang-undang lain juga
mengamanatkan pembentukan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang
mencakup perbankan, asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura dan
perusahaan

pembiayaan,serta

badan-badan

lain

yang

menyelenggarakan

pengelolaan dana masyarakat seperti halnya Pasal 34 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, mengamanatkan tentang pembentukan
Lembaga Pengawas Jasa Keuangan terhadap semua Otoritas di Bidang Jasa

Keuangan. Lembaga pengawasan sektor jasa keuangan tersebut di atas pada
hakikatnya merupakan lembaga bersifat independen dalam menjalankan tugasnya
dan kedudukannya berada di luar pemerintah.Lembaga ini berkewajiban
menyampaikan laporan kepada Badan Pemeriksa Keuangan dan Dewan
Perwakilan Rakyat. 4
Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan, maka pengawasan sektor jasa keuangan dilakukan oleh Otoritas
Jasa Keuangan. Undang-undang tentang Otoritas Jasa Keuangan pada dasarnya
memuat ketentuan tentang organisasi dan tata kelola (governance) dari lembaga
yang memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa
keuangan. Sedangkan ketentuan mengenai jenis-jenis produk jasa keuangan,
3

M.Irsan Nasarudin, Indra Surya,“aspek hukum pasar modal indonesia”,
(Jakarta : PT RajaGrafindo, 2008), hlm. 5.
4
Pasar-modal-definisi-pelaku-jenis-dan.html,
http://jurnalsdm.blogspot.co.id
/2009/06 (diakses pada tanggal 27 Februari 2016), pukul 17.25 wib.


Universitas Sumatera Utara

4

cakupan dan batas-batas kegiatan lembaga jasa keuangan, kualifikasi dan kriteria
lembaga jasa keuangan, tingkat kesehatan dan pengaturan prudensial serta
ketentuan tentang jasa penunjang sektor jasa keuangan dan lain sebagainya yang
menyangkut transaksi jasa keuangan diatur dalam undang-undang sektoral
tersendiri, yaitu undang-undang tentang Perbankan, Pasar Modal, Usaha
Perasuransian, Dana Pensiun, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait
dengan sektor jasa keuangan lainnya. Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan
tujuan agar keseluruhan kegiatan jasa keuangan di dalam sektor jasa keuangan
terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan
mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.Otoritas Jasa
Keuangan dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik,
yang meliputi independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, transparansi, dan
kewajaran (fairness).
Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan
terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, Kegiatan jasa

keuangan di sektor pasar modal, kegiatan jasa keuangan di sektor
perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga keuangan
lainnya. 5
OJK mempunyai kewenangan dalam mengawasi kegiatan jasa keuangan di
sektor pasar modal dalam hal ini yakni bursa efek.Dimana sebelum lahirnya OJK
pengawasan terhadap bursa efek dilakukan oleh Bapepam-LK,setiap perusahaan
yang terdaftar di bursa efek Jakarta berkewajiban tunduk pada aturan yang

5

Pasal 6, Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa
Keuangan.

Universitas Sumatera Utara

5

ditetapkan oleh OJK dan bursa efek Jakarta serta undang-undang terkait seperti
UndangUundangPasar Modal.
Salah satu tujuan dari dibentuknya OJK adalah melindungi kepentingan

konsumen dan masyarakat terhadap pelanggaran atas undang-undang dan
peraturan di sektor keuangan yang berada di bawah kewenangan OJK. 6 Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, OJK menyediakan sarana bagi konsumen dan
masyarakat dalam menyampaikan permintaan informasi atau menyampaikan
pengaduan yang berkaitan dengan produk dan/atau jasa yang dibuat dan
ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan (LJK). 7
Konsumen LJK adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau
memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan, seperti
nasabah di industri Perbankan, pemodal di industri Pasar Modal, pemegang polis
di industri Asuransi, peserta Dana Pensiun namun tidak termasuk pensiunan PNS,
dan nasabah di Industri Pembiayaan dan Penjaminan berdasarkan peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Berdasarkan data yang didapatkan oleh lembaga OJK pada tahun 2014
bahwa terdapat sekitar 265 perusahaan investasi 8yang menghimpun dana dari
investor atau masyarakat untuk berinvestasi tidak memiliki izin atau emiten gelap
yang melakukan transaksi kepada masyarakat tanpa pengawasan oleh lembaga
OJK. Hal ini menggambarkan bahwa masih banyak perusahaan investasi yang
6

Pasal 4, Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2011Tentang Otoritas Jasa

Keuangan.
7
Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Tatanusa, 2006),
hlm. 11.
8
News/ojk-rilis-262-nama-investasi-bodong-ini-daftarnya,
http://investasi.
Kontan.co.id, (diakses pada tanggal 28 Februari 2016), pukul 20.10 wib.

Universitas Sumatera Utara

6

sama sekali tidak terdaftar di OJK dan bursa efek Jakarta, dapat dikatakan
kegiatan transaksi perusahaan tersebut indentik dengan penipuan investasi dan
kerugian materill serta kegiatan yang seharusnya dilakukan berdasarkan undangundang pasar modal tidak diterapkan. Dalam hal ini sebagai lembaga Negara yang
telah dijamin oleh undang-undang maka OJK berkewajiban untuk melakukan
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan terkait Investasi yang tidak
terdaftar dalam Bursa Efek tersebut.


J.

Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dapat diajukan dalam menyikapi masalah

kewenangan OJK dalam mengawasi kegiatan investasi yang tidak terdaftar dalam
bursa efek adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk-bentuk perusahaan yang bergerakdalam Bursa Efek ?
2. Bagaimana

pengaturankegiataninvestasidalam

Bursa

Efekuntukmencegahterjadinyapenipuaninvestasi ?
3. Bagaimana

pengawasanOtoritasJasaKeuanganterhadapkegiataninvestasi

yang tidakterdaftardalam Bursa Efek ?


K.

Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini

adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perusahaan yang bergerak dalam bursa
efek dan kaitannya dengan keabsahan suatu perusahaan bursa efek di
Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

7

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan terkait investasi yang dilakukan
dalam bursa efek di Indonesia sehingga dapat meminimalisir adanya
penipuan investasi.
3. Untuk mengetahui bagaimana kewenangan lembaga Otoritas Jasa
Keuangan dalam mengawasi kegiatan investasi dalam bursa efek.

L.

Manfaat Penulisan
1. Manfaat secara teoritis, dimana penulisan skripsi ini dapat bermafaat
memberikan kontribusi baik dalam bentuk masukan, pemikiran serta
menambah khasanah ilmu pengetahuan dan literatur dalam dunia
akademis, khususnya yang berhubungan dengan investasi dalam bursa
efek dan kewenangan lembaga Otoritas Jasa Keuangan dalam mengawasi
kegiatan perusahaan bursa efek di Indonesia, yang mana akhir-akhir ini
sering terjadi penipuan investasi dalam bursa efek, dan hal tersebut
dilakukan oleh emiten yang tidak terdaftar dalam bursa efek Jakarta,
dengan pembahasan ini kiranya dapat menjadi bahan kajian yang lebih
lanjut untuk melahirkan konsep ilmiah dalam rangka upaya supermasi
hukum yang mana semata mata agar tercapainya dasar tujuan hukum yang
meliputi keadilan hukum, kepastian hukum dan kemanfaatan hukum.
2. Manfaat secara praktis, secara praktis penulisan skripsi ini dapat
memberikan pengetahuan tentang bentu-bentuk perusahan dalam bursa
efek, bagaimana aturan-aturan yang berlaku bagi perusahaan bursa efek
dan bagaimana kewenangan lembaga OJK dalam mengawasi kegiatankegiatan investasi dalam bursa efek, sehingga dapat meminimalisir

Universitas Sumatera Utara

8

penipuan yang berkedok investasi dalam bursa efek. Pembahasan ini
dapat dijadikan pedoman bagi aparat penegak hukum maupun masyarakat
umum sebagai pelaku investasi dalam menentukan sikap dan mosi kehatiahatian.

M.

Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian Investasi
Menurut Jack Clark Francis, Investasiadalah penanaman modal yang

diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang. 9
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK),Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan
untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil
investasi seperti, bunga, royalti, deviden dan uang sewa, untuk apresiasi nilai
investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti
manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. 10
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Investasi adalah
penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memperoleh keuntungan. 11

99

Pengertian dan definisi investasi menurut ahli, https://www.linkedin.com
/pulse/10,(diakses pada tanggal 29 Februari 2016), pukul 14.30 wib.
10
Tjiptono D, & Hendy M, Pasar modal di Indonesia, (Jakarta: Salemba, 2001),
EdisiPertama, hlm. 16.
11
Investasi, http://kbbi.web.id, (diakses pada tanggal 29 Februari 2016), pukul
15.45 wib.

Universitas Sumatera Utara

9

Menurut James C. Van Horn, Investasi adalahkegiatan yang dilangsungkan
dengan memanfaatkan kas pada masa sekarang ini, dengan tujuan untuk
menghasilkan barang di masa yang akan datang. 12
Menurut Henry Simamora, Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan
oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil
investasi, untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan
yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang. 13
Menurut Downes dan Goodman, Investasi adalah Investasi keuangan
dimana seorang investor menanamkan uangnya dalam bentuk usaha dalam waktu
tertentu dari setiap orang yang ingin memperoleh laba dari keberhasilan
pekerjaannya. 14
Menurut Sadono Sukirno, Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran
atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli
barang-barangmodaldan

perlengkapan-perlengkapan

produksi

untuk

menambahkemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia
dalam perekonomian. 15
Pada kegiatannya investasi memiliki dua jenis yakni,PertamaInvestasi
Langsung (Direct Investment) dimana investor dapat langsung berinvestasi
dengan membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan.
Investasi ini merupakan aset-aset riil (real assets) yang melibatkan aset berwujud,
12

ZakiBaridwan, Intermediate Accounting edisi delapan, (Yogyakarta : Edisi 8
Fakultas Ekonomi UGM, 2004), hlm 5.
13
Ibid, hlm 6.
14
Sutrisno Budi dan HS Salim, Hukum Investasi di Indonesia cetakan
pertama,(Jakarta : Rajawali Pers, 2007), hlm 4.
15
Tjiptono D, & Hendy M,Op cit, hlm. 18.

Universitas Sumatera Utara

10

misalkan pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan, dan lainnya. Investasi secara langsung selalu dikaitkan
adanya keterlibatan secara langsung dari pemilik modal dalam kegiatan
pengelolaan modal. Dalam penanaman modal secara langsung, pihak investor
langsung terlibat dalam kegiatan pengelolaan usaha dan bertanggung jawab secara
langsung apabila terjadi suatu kerugian.Kedua ialah Investasi Tidak Langsung
(Portfolio Investment) dimana investor dapat melakukan investasi namun tidak
terlibat secara langsung dan cukup dengan memegangnya dalam bentuk saham
dan obligasi. Investasi tidak langsung pada umumnya merupakan investasi jangka
pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang.
Investasi ini disebut sebagai investasi jangka pendek karena pada umumnya
mereka melakukan jual saham dan atau mata uang dalam jangka waktu yang
relatif singkat, tergantung kepada fluktuasi nilai saham dan atau mata uang yang
hendak mereka perjual-belikan. 16
2. Pengertian Bursa Efek
Menurut Undang-Undang Pasar Modal,Bursa Efek adalah pihak yang
menyelenggarakan

dan

menyediakan

sistem

dan

atau

sarana

untuk

mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak yang lain dengan
tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. 17
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Reprublik Indonesia Nomor
1548/KMK/1990 tentang peraturan pasar modal, bahwa Pengertian Bursa Efek
16

Direct Investment,2014/03/http://resumehukum.blogspot.co.id/25.html(diakses
pada tanggal 28 Februari 2016), pukul 22.20 wib.
17
Pasal 1 ayat 4, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

Universitas Sumatera Utara

11

atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisir yang mempertemukan
antara penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun
melalui wakil-wakilnya. Bursa efek ini berfungsi untuk menjaga kontinuitas pasar
dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan
penawaran.
Menurut Marzuki Usman, bursa efek adalah wadah tempat bertemunya
para broker dan dealer untuk melakukan jual beli efek (saham dan obligasi).
Karena itu umumnya diluar negeri Bursa Efek itu diselenggarakan oleh swasta,
bahkan pemiliknya adalah para broker dan dealer itu sendiri. Sedangkan menurut
Husnan, bahwa Bursa Efek adalah perusahaan yang jasa utamanya adalah
mneyelanggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder. 18
Dari uraian diatas dapat kita uraikan unsur-unsur yang ada dalam bursa
efek yakni, adanya sistem dan sarana/ wadah bertemunya broker dan dealer,
adanya penjual dan pembeli efek, adanya penawaran atau perdagangan jual/ beli
efek/ securitas, adanya pembeli langsung ataupun dengan perwakilan.
3. Pengertian Emiten
Emiten adalah perusahaan yang menjual pemilikannya kepada masyarakat
(gopublic)dengan tujuan untuk memperoleh tambahan dana yang digunakan
dalam perluasan usaha, mengubah atau memperbaiki komposisi modal, dan
melakukan pengalihan pemegang saham.
Pasal 1 angka 6 undang-undang pasar modal mendefinisikan Emiten
sebagai Pihak yang melakukan Penawaran Umum.Selanjutnya definisi Emiten
18

Sekolah-saham/jenis-jenis-pasar-bursa-saham.htm,
(diakses pada tanggal 28 Februari 2016), pukul 21.55 wib.

http://belajarinvestasi.com

Universitas Sumatera Utara

12

pada Pasal 1 angka 23 undang-undang pasar modal mendefinisikan Pihak sebagai
orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang
terorganisasi.
Pasal 1 angka 15 undang-undang pasar modal menerangkan bahwa
Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten
untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam
Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
Dari definisi yang diberikan oleh ketiga ayat pada Pasal 1 undang-undang
pasar modal tersebut tercermin bahwa Emiten dapat berupa orang perseorangan,
perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi. Emiten
adalah pihak yang melakukan kegiatan penawaran efek kepada masyarakat untuk
menjual efek berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang pasar modal
dan peraturan pelaksanaannya. 19
4. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan
Menurut Undang-Undang No 21 Tahun 2011 pasal 1 angka 1 Otoritas Jasa
Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan
bebas dari campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, wewenang,
pengaturan, pengawasan, pemerikasaan dan penyidikan sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini. 20

19
20

Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2011, TentangOtoritas Jasa Keuangan.

Universitas Sumatera Utara

13

N.

Keaslian Penulisan
Berdasarkan pengamatan dan penelusuran penulis yang telah dilakukan

bahwa pembahasan tentang OJK sebelumnya telah ada, antara lain berjudul
Independensi Lembaga Otoritas Jasa Keuangan dalam melakukan Pengawasan
Jasa Keuangan, Pengaturan Perbankan oleh OJK, Regulator OJK dalam
mengawasi Perbankan. Pembahasan dari judul tersebut diatas memiliki perbedaan
yang signifikan

dengan

pembahasan

skripsi

ini

yang mana

berfokus

padapembahasan tentang Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap kegiatan
Investasi yang tidak terdaftar di Bursa Efek, dimana pembahasan tersebut
mengulas tentang bagaimana pengawasan yang dilakukan dan dasar hukum yang
dimiliki oleh OJK dalam mengawasi kegiatan investasi yang tidak terdaftar dalam
bursa efek sedangkan pembahasan yang pernah dibahas hanya membahas tentang
kewenangan OJK secara umum, tentang pengawasan perbankan dan sebagainya.
Dari hasil pengamatan dan pemeriksaan data base perpustakaan bahwa
pembahasan judul skripsi ini belum pernah dilakukan dalam topik dan
pembahasan yang sama di lingkungan Universitas Sumatera Utara, dan kalaupun
ada tulisan yang hampir sama, semua itu akan menambah kazanah dan wawasan
untuk memperdalam dan memperluas penulisan.
Penulisan dan pembahasanini merupakan karya asli penulis sesuai dengan
asas keilmuan yang jujur, rasioanl, objektif serta terbuka. Guna menghindari
adanya duplikasi penulisan terhadap masalah yang sama maka penulisan ini
disusun berdasarkan literatur yang telah ada, baik dari literatur perpustakaan,
media cetak atapun media elektronik.

Universitas Sumatera Utara

14

O.

Metode Penelitian
Dalam skripsi ini untuk membahas masalah sangat membutuhkan adanya

data dari keterangan yang dapat dijadikan bahan analitis. Untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data dan keterangan tersebut penulis menggunakan metode
sebagai berikut :
1. Spesifikasi Penelitian
Tipe penelitian yang dilakukan adalah yuridis normatif

dengan

mempertimbangkan titik tolak penelitian analisis terhadap peraturan
perundang-undangan tentang pengawas Otoritas Jasa Keuangan baik
dalam investasi maupun dalam bursa efek. Maka tipe penelitian yang
digunakan adalah penelitian juridis normatif, yakni penelitian yang
difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma
dalam hukum positif mengenai pengawasan OJK terhadap investasi yang
ridak terdaftar di bursa efek. Oleh karena tipe penelitian yang digunakan
adalah yuridis normative maka pendekatan yangdigunakan adalah
pendekatan

perundang-undangan.Pendekatan

tersebut

melakukan

pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan
dengan kegiatan pengawasan otoritas jasa keuangan. 21
2. Data Penelitian
Materi dalam skripsi ini diambil dari data seperti dimaksud dibawah ini :
a. Bahan hukum primer, yaitu :

21

Hadi, Syamsul, Metedologi Penelitian Kuantitatif, Ekonisia, (Jakarta : 2006),

hlm. 38.

Universitas Sumatera Utara

15

Ketentuan peraturan perundang-undangan dalam kerangka hukum
nasional Indonesia yakni UUPM, dan diikuti UU OJK.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu :
Bahan-bahan yang berkaitan erat dengan bahan hukum primer dan
dapat digunakan untuk menganalisis dan memahami bahan hukum
primer yang ada. Semua dokumen yang dapat menjadi sumber
informasi mengenai pengawasan otoritas jasa keuangan terhadap
investasi yang tidak terdaftar di bursa efek, seperti seminar atau
makalah dari pakar hukum, koran, majalah, artikel, dan juga sumbersumber lainnya yakni internet yang memiliki kaitan erat dengan
permasalahn yang dibahas.
c. Bahan hukum sekunder, yaitu :
Mencakup kamus bahasa untuk pembenahan tata Bahasa Indonesia dan
juga sebagai alat bantu pengalih bahasa beberapa istilah asingyang
digunakan dalam skripsi ini. 22
3. Teknik Pengumpulan Data
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dikumpulkan dengan
melakukan penelitian kepustakaan atau yang lebih dikenal dengan studi
kepustakaan.

Penelitian

kepustakaan

dilakukan

dengan

cara

mengumpulkan data yang terdapat dalam buku-bukuliteratur, peraturan
perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, hasil seminar, dan
sumber-sumber lain yang terkait masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

22

Ibid, hlm. 39.

Universitas Sumatera Utara

16

4. Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan, dianalisis dengan
deskriptif kualitatif. Metode deskriptif yaitu menggambarkan secara
menyeluruh tentang apa yang menjadi pokok permasalahan. Kualitatif
yaitu metode yang diperoleh menurut kualitas kebenarannya kemudian
dihubungkan dengan teori yang diperoleh dari penelitian kepustakaan
sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan. 23
P.

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terbagi dalam beberapa bab antara lain,

Bab I merupakan bab pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan secara umum
keadaan-keadaan berhubungan dengan objek penelitian seperti Latar Belakang
Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian
Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metodologi Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
Bab II berjudul Bentuk-Bentuk Perusahaan Yang Bergerak dalam Bursa
Efek. Bab ini akan menguraikan mengenai Bentuk-bentuk Perusahaan Yang
Bergerak dalam Bursa Efek, kemudian memaparkan tentang Bursa Efek
Indonesia, kegiatan perusahaan bursa dalam hukum Pasar Modal, dan bentukbentuk perusahaan yang bergerak dalam Bursa Efek.
Bab III berjudul Pengaturan Kegiatan Investasi dalam Bursa Efek untuk
Mencegah terjadinya Penipuan Investasi, pada bab ini akan diuraikan metode
pencegahan investasi yang terindikasi adanya penipuan, pengaturan kegiatan
23

Soekanto Soejono,Pengantar Penelitian Hukum,(Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia, 2007), hlm. 13.

Universitas Sumatera Utara

17

investasi dalam Bursa Efek untuk mencegah terjadinya penipuan investasi, dan
bagaimana pelaksanaan fungsi perlindungan konsumen dalam Bursa Efek.
Bab IV berjudul Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Kegiatan
Investasi yang tidak Terdaftar dalam Bursa Efek, pada bab ini akan disajikan
mengenai Tujuan, Fungsi, Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan, serta
Kedudukan perusahaan yang memperdagangkan produk investasi yang tidak
terdaftar di bursa efek, dan pelaksaan pengawasan OJK terhadap kegiatan
investasi yang tidak terdaftar dalam bursa efek.
Bab V berisi kesimpulan terhadap bab-bab sebelumnya yang telah
diuraikan yang ditutup dengan mencoba memberikan saran-saran yang dianggap
perlu dari kesimpulanyang diuraikan tersebut.

Universitas Sumatera Utara