Kejadian Hipotensi pada Pasien Sesar dengan Anestesi Spinal Tahun 2014 di RSUP Haji Adam Malik Medan

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Indikasi seksio sesarea semakin luas akibat kemajuan dalam teknologi
dan anestesi serta obat-obat antibiotik menyebabkan peningkatan kejadian
seksio sesarea dari waktu ke waktu (Sofian, 2012). Hal tersebut dapat dilihat
di Amerika Serikat sejak tahun 1970 hingga 2007 terjadi peningkatan dari
4,5% menjadi 31,8%. (MacDorman et al, 2008 ; Hamilton et al, 2009 dalam
Cunningham, 2009). WHO menetapkan angka indikator sectio caesarea
sebesar 5-15% di setiap negara. Sumatera Utara sendiri memiliki prevalensi
seksio 13,33% (RISKESDAS, 2013).
Setiap seksio sesarea membutuhkan tindakan anestesi. Anestesi dibagi
menjadi dua kelompok yaitu anestesi umum dan anestesi regional/lokal
(Mansjoer et al, 2000). Anestesi umum berhubungan dengan depresi
neonatus yang kerap memerlukan tindakan resusitasi sementara anstesi
regional memberikan beberapa keuntungan, antara lain adalah ibu akan
tetap dalam keadaan sadar, mengurangi kemungkinan terjadi aspirasi dan
menghindari depresi neonatus (Stoelting dan Miller, 2006). Secara

internasional, Obstetric Anaesthesia Guidelines merekomendasikan teknik
anestesi spinal ataupun epidural dibandingkan anestesi umum untuk
sebagian besar seksio sesarea.
Anestesi spinal mudah dan murah untuk dilakukan, tetapi resiko yang
mungkin dapat ditimbulkan juga tidak sedikit, antara lain penurunan
tekanan darah (hipotensi), blok tinggi (spinal), radikulopati, abses,
hematom, malformasi arterivenosa, sindrom arteri spinal anterior, sindrom
horner, nyeri punggung, pusing, serta defisit neurologis (Morgan et al,
2008).
Komplikasi anestesi spinal berupa perubahan tekananan darah yaitu
hipotensi maternal merupakan masalah serius. Hal ini disebabkan karena
hipotensi berhubungan dengan penurunan perfusi uteroplasental yang
berefek pada skor APGAR (Datta, 2004 ; Lahida et al, 2013). Sementara

Universitas Sumatera Utara

2

efeknya pada ibu menyebakan penurunan kesadaran, apnoe, bronkoaspirasi
lambung, aspirasi pneumoni, dan henti jantung (Burns et al, 2001).

Komplikasi hipotensi akibat anestesi spinal tersebut dapat diperparah oleh
penekanan aortocaval oleh uterus gravida atau disebut dengan keadaan
supine-hypotension syndrome (Finucane, 2007).

Terdapat insidens hipotensi pada pasien sesar teknik spinal yang
berbeda-beda pada penelitian sebelumnya, menurut Brown (2000) mencapai
8-33%. Pada penelitian Brenck et al (2009) menunjukkan angka 56,7%.
Selain itu banyak studi yang berhubungan dengan hipotensi, seperti
profilaksis (Rosita et al, 2009 ; Sari, 2012) dan terapi hipotensi setelah
anestesi spinal atau epidural (Sumardi et al, 2015). Pada penelitian ini saya
akan membahas kejadian hipotensi pada pasien sesar dengan anestesi spinal
di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.2. Rumusan Masalah
Apakah terjadi hipotensi pada ibu hamil yang melahirkan secara sesar
dengan teknik anestesi spinal ?

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian hipotensi

pada pasien sesar dengan anestesi spinal.

1.3.2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui kejadian hipotensi dengan membandingkan tekanan
darah pasien sesar sebelum dan setelah tindakan anestesi
spinal,dan
2) Mengetahui waktu paling signifikan terjadinya hipotensi
3) Mengetahui insidensi hipotensi pascaanestesi pada pasien sesar

Universitas Sumatera Utara

3

1.4. Manfaat Penelitian
1) Mengetahui penurunan tekanan darah dengan mengukur sebelum,
selama, dan setelah tindakananestesi spinal pada ibu yang menjalani
operasi sesar,
2) Hasil penelitian diharapkan dapat memperkuat teori tentang efek
anestesi spinal terhadap penurunan tekanan darah khususnya pada
pasien sesar,

3) Hasil penelitian dapat membantu praktisi dalam mengevaluasi dan
merencanakan profilaksis dan terapi hipotensi pada pasien sesar
dengan anestesi spinal, dan
4) Memberikan sumbangan teoritis dalam lingkup perubahan tekanan
darah sebagai bahan penelitian lebih lanjut bagi penulis lain.

Universitas Sumatera Utara