Pengaruh BMT Pradesa Mitra Mandiri Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Kota Binjai

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Keinginan manusia dalam hal kesejahteraan ekonomi adalah sebagaimana

diakui dalam islam yaitu memberikan hak-hak yang pasti kepada manusia dan
menyediakannya sebagai tata-tertib sosial yang menjamin kesejahteraan sosial
bersama dan menghapus kemiskinan. Kondisi perekonomian yang terpuruk akhirakhir ini sudah mengarah pada kondisi yang semakin tidak menentu. Pertumbuhan
ekonomi yang digunakan pada masa lalu justru menciptakan kesenjangan sosial
yang cukup mencolok antara golongan kaya dan miskin, menurut M. Nejatullah
(dalam eka :2010).
Pengembangan usaha kecil dan menengah merupakan bagian dari upaya
memperkokoh struktur penggerak perekonomian nasional yang selama ini lebih
menekankan pertumbuhan daripada pemerataan telah melahirkan struktur
masyarakat minoritas kelas atas yang menguasai sebagian besar aset negara,
sementara masyarakat mayoritas kelas menengah kebawah hanya mendapat
sebagian kecil (Eka 2010:8).
Baitul Maal Wa Tamwil hadir memberikan solusi bagi kesenjangan diatas,

yaitu dengan memberi bantuan dalam bentuk permodalan dengan sistem bagi hasil
guna menambah modal dan demi peningkatan usaha yang sekaligus meningkatkan
pendapatan ekonomi masyarakat tersebut.
Pada tahun 1992 lahirlah sebuah lembaga keuangan kecil yang beroperasi
dengan menggunakan gabungan konsep Baitul Maal dan Baitul Tamwil, yang

1

bergerak pada sektor usaha mikro. Lembaga tersebut “memberanikan diri” dengan
memberi nama Baitul Mal wa Tamwil yang disingkat BMT. Dengan semakin
banyaknya orang-orang yang memiliki perhatian kepada lembaga kecil ini, tetapi
juga dibutuhkan adanya perantara untuk terjalin komunikassi dan jaringan antar
BMT ataupun penghubung BMT kepada lembaga ekonomi milik pemerintah
maupun swasta. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan BMT dimasa depan,
maka berdiri pula lembaga Pembina BMT yang berupa Lembaga Pengembangan
Swadaya Masyarakat (LPSM), ada juga yang bernama Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Usaha kecil (P3UK) atau Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
(PINBUK) (Jamal 2009:7).
Baitul Mal wa Tamwil merupakan lembaga ekonomi atau lembaga
keuangan syariah nonperbankan yang sifatnya informal. Disebut bersifat informal

karena lembaga keuangan ini didirikan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) merupakan hasil prakarsa dari Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil dan
Menengah (PINBUK) yang merupakan badan pekerja yang dibentuk oleh
Yayasan Inkubasi Usaha Kecil dan Menengah (YINBUK), (Andri 2010:451).
BMT pada masa Nabi Muhammad SAW, Khulafa Ar-Rasyidin dan Umar
bin Khattab merupakan khalifah yang mendirikan bayt al-mal dan saat itupernah
berkembang dari mengadopsi dari institusi bayt al-mal. Untuk pertama kalinya di
Ibu Kota negara dan membangun cabang-cabangnya di kota provinsi (Ibid 2010).
Setalah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk
mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasional BMI kurang

2

menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk
mendirikan Bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR syariah dan BMT.
BMT Center adalah Perhimpunan BMT di Indonesia yang didirikan tanggal
14 Juni 2005 pada tahun tersebut BMT diperkirakan melayani lebih dari 3 juta
nasabah yang bergerak dibidang usaha mikro dengan jumlah 142 BMT. Pada
tahun 2010 terdapat sekitar 4000 BMT yang beroperasi di indonesia sebanyak 206
bergabung dalam asosiasi BMT center diseluruh indonesia.

Munculnya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) yang memfokuskan kegiatan
usahanya kepada pengusaha mikro, kecil dan menengah termasuk sektor pertanian
diduga dapat memberikan dampak yang positif bagi para pengusaha, misalnya
dengan peningkatan kesejahteraan keluarga pengusaha tersebut yang diakibatkan
dari terpenuhinya modal usaha, sehingga usaha dapat berjalan dengan lancar
seperti yang diharapkan. Sistem bagi hasil yang ditawarkannya mengakibatkan
para pengusaha kecil menjadi leluasa bergerak karena tidak terbebani akan adanya
bunga yang terus bertambah. BMT dipandang sebagai salah satu alternatif
sehubungan dengan usaha untuk memperjuangkan nasib pengusaha kecil.
Dari uraian diatas yang sudah di jelaskan, maka penulis akan mengkaji
“Pengaruh BMT Pradesa Mitra Mandiri Terhadap Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Kota Binjai”.
1.2

Perumuan Masalah
Berdasarkan uraian dan paparan dalam latar belakang diatas maka

permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:

3


1) Bagaimana persepsi masyarakat terhadap penggunaan dana BMT Pradesa
Mitra Mandiri.
2) Bagaimana dampak pengoperasian BMT Pradesa Mitra Mandiri terhadap
pendapatan masyarakat
3) Bagaimana manfaat bagi masyarakat terhadap penggunaa dana BMT Pradesa
Mitra Mandiri.
1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1) Untuk menganalisis persepsi masyarakat terhadap penggunaan dana
BMT Pradesa Mitra Mandiri.
2) Untuk mengetahui seberapa besar dampak pengoperasian BMT Pradesa
Mitra Mandiri terhadap pendapatan masyarakat.
3) Untuk mengetahui manfaat bagi masyarakat terhadap penggunaa dana
BMT Pradesa Mitra Mandiri.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1) Secara akademis, peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuana yang
diperoleh selama perkulihan dan penelitian ini dapat menjadi bahan

bacaan dan referensi bagi mahasiswa Ekonomi Pembangunan.
2) Dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam
melakukan penelitian khususnya mengenai apakah ada peningkatan
ekonomi setelah menggunakan BMT tersebut.

4