Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan (Kentang, Brokoli, Sawi) Di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Karo merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang
memiliki potensi besar di bidang pertanian. Di Kabupaten Karo ditemukan sumber
daya alam yang melimpah seperti pegunungan dengan udara yang sejuk dan
berciri khas daerah buah dan sayur. Di daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan
Gunung berapi yang masih aktif dan berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari
permukaan laut dan banyak jenis lahan pertanian yang dikelola oleh masyarakat,
mulai dari lahan pertanian untuk sayur-sayuran, buah-buahan yang sudah terkenal
seperti jeruk, markisa, terong belanda, strawberry, bahkan kebun bunga yang
banyak kita jumpai di daerah dataran tinggi Berastagi.
Produk hortikultura khususnya sayur-mayur di Kabupaten Karo tumbuh
subur. Syarat tumbuh sayur-mayur agar mendapatkan hasil panen yang maksimal
yaitu dengan menanam didataran tinggi. Daerah penanaman yang paling cocok
adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter dpl. Namun
biasanya sayur-mayur dapat dibudidayakan pada daerah yang mempunyai
ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Selain itu, sayur-mayur cocok
ditanam di tanah yang gembur, banyak humus, serta memiliki pembuangan air
yang baik. Derajat keasamannya antara pH6 sampai pH7 (Aninomous, 2014).
Sayur-mayur merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang
mempunyai arti strategis dalam pergizian masyarakat dan agribisnis secara global,
karena hasil panennya yang selain memenuhi kebutuhan lokal juga di ekspor ke
luar negeri. Tingginya permintaan oleh konsumen, akan dapat meningkatkan
gairah petani untuk meningkatkan produksi. Di pihak lain juga dapat memacu
peningkatkan produksi ditinjau dari sudut kualitas agar memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Oleh karena itu, hortikultura merupakan komoditas yang sangat
berpeluang dan prospektif untuk dikembangkan dengan pendekatan agribisnis.
Sayuran adalah bagian tanaman yang dikonsumsi beserta makanan utama.
Bagian tanaman yang dikonsumsi bisa bagian daun, akar, batang, dan buah muda.
Pada daun, komposisi air dan mineral sangat tinggi namun mengandung sedikit
energi. Bagian akar dan biji mengandung energi dan pati yang tinggi. Beberapa
variasi pada sayuran (warna, aroma, rasa, kekrasan dan sebagainya) membuat
peningkatan selera makan. Sayur-mayur merupakan sumber serat, vitamin A dan
C serta mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.
Komposisi sayuran yang beragam dipengaruhi oleh varietas sayuran,
cuaca, pemeliharaan, cara panen, dan sebagainya. Komposisi utama pada sayuran
adalah air dan mineral (70%-90%). Kandungan protein dan lemak sangat sedikit
kecuali pada daun singkong dan daun papaya yang memilki kadar protein 5%-6%.
Kandungan karbohidrat pada sayuran berbentuk pati, selulosa (tidak dapat dicerna
tubuh), dan gula. Pada tanaman kentang, kentang memiliki kandungan pati yang
tinggi dan akan menjadi lebih manis jika ditaruh di suhu rendah (Susanto, 2013).
Menurut data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, jumlah produksi
sayur-mayur menurut jenisnya di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.1
berikut ini:
Tabel 1. Jumlah Produksi Sayur-mayur Menurut Jenisnya (Ton) di
Sumatera Utara Tahun 2009-2013
Jumlah Produksi Tahun (Ton)
2009
2010
2011
2012
1 Bawang Merah
12.654
9.413
12.449
14.158
2 Bawang Putih
285
218
255
200
3 Kentang
129.587
126.203
123.078
128.966
4 Kubis
210.239
196.718
173.565
180.162
5 Brokoli
18.696
22.855
19.585
22.823
6 Petsai/Sawi
63.911
87.757
60.472
65.215
7 Wortel
32.248
44.285
28.180
29.995
8 Lobak
7.883
10.992
6.115
8.633
9 Kacang Merah
1.422
2.585
2.847
2.861
10 Kacang Panjang
34.628
41.628
47.612
50.593
11 Cabe Besar
124.423
154.694
197.809
197.411
12 Cabe Rawit
30.379
41.653
35.449
48.362
13 Tomat
90.147
84.353
93.386
112.391
14 Terung
35.009
49.675
67.830
76.012
15 Buncis
38.634
55.965
51.046
47.113
16 Ketimun
39.768
36.426
45.976
43.431
17 Labu Siam
4.620
10.069
15.209
26.985
18 Kangkung
14.447
15.425
22.940
21.192
19 Bayam
13.706
14.466
13.703
13.864
20 Melinjo
5.055
5.717
3.858
4.214
Jumlah
907.741 1.011.097 1.021.364 1.094.851
Sumber:Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2014
No
Jenis Tanaman
2013
8.305
109
100.736
165.859
28.764
69.820
37.275
7.894
3.063
40.653
161.933
39.945
114.168
67.259
36.482
34.225
20.797
22.094
13.462
5.117
977.960
Tabel 1. Menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah produksi sayurmayur di Sumatera Utara dari tahun 2010 karena pada saat itu terjadi letusan
terbesar Gunung Sinabung, namun pada tahun 2011- 2012 jumlah produksi sayurmayur mengalami peningkatan karena keadaan Gunung yang sudah normal, lalu
kembali menurun lagi tahun 2013 karena terjadi letusan besar yang kedua. Maka
dari itu, saya ingin meneliti dampak erupsi Gunung Sinabung yang kedua yaitu
pada tahun 2013.
Tabel 2. Jumlah Produksi Sayur-Mayur Menurut Kecamatan (Ton) di Kabupaten
Karo Tahun 2013
Cabai
Buncis
Wortel
Lobak
190
0
0
0
Labu
Siam
0
0
Brokol
i
0
811
0
0
0
0
0
0
0
0
2.123
0
0
0
0
61
0
0
0
298
0
0
0
0
0
0
0
0
Munte
1.113
51
0
0
0
5
443
0
0
6
Kutabuluh
2.165
0
0
0
0
784
0
0
0
7
Payung
9.819
73
0
0
0
16.305
0
0
2.700
8
Tiganderket
4.309
476
0
0
0
9.365
0
0
930
9
Simpang
Empat
1.387
3.415
4.042
646
0
1.179
8.128
2.925
4.744
10
Naman Teran
6.352
2.198
404
0
737
17.459
13.225
13.351
10.946
11
Merdeka
878
283
10.420
0
110
3.268
5.124
4.826
2.622
12
Kabanjahe
2.207
11.855
5.355
670
1.572
7.261
17.240
5.800
4.350
13
Berastagi
1.255
1.387
5.100
499
235
3.124
7.920
2.754
3.131
14
Tigapanah
3.342
1.509
2.468
0
1.617
730
10.976
3.579
2.353
15
Dolat Rayat
715
696
1.284
40
401
2.483
2.434
1.304
1.481
16
Merek
2.222
498
420
100
0
10.625
5.688
3.598
467
17
Barusjahe
4.926
385
1.200
0
1.102
1.930
4.534
2.284
862
44.111
23.481
30.693
1. 955
5.774
74.578
75.712
40.420
34.587
No
Kecamatan
1
2
Mardingding
Laubaleng
3
Tigabinanga
4
Juhar
5
Jumlah
Tomat
Kentang
Sawi
0
0
Sumber:Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2014
Dari Tabel 2 diperoleh jumlah produksi kentang di Kecamatan Simpang
Empat tahun 2013 sebanyak 2.925 ton, brokoli sebanyak 8.128, dan sawi
sebanyak 4.744 ton.
Tabel 3. Jumlah Produksi, Luas Panen, dan Rata-Rata Produksi Sayurmayur di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun
2012 (Sebelum Erupsi)
No
Jenis
Sayuran
Jumlah Produksi
Luas Panen
(Kg)
(Ha)
Rata-Rata
Produksi
(Ton/Ha)
1
Cabai
11.240
1.124
110,00
2
Buncis
14.685
977
150,31
3
Wortel
17.478
600
291,30
4
Lobak
14.438
456
316,58
5
Labu Siam
0
0
0
6
Tomat
12.420
562
221,00
7
Brokoli
30.921
1.193
259,92
8
Kentang
11.585
833
139,08
9
Sawi
24.858
1.033
240,64
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2010
Tabel 4. Jumlah Produksi, Luas Panen, dan Rata-Rata Produksi Sayurmayur di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun
2013 (Erupsi Gunung Sinabung)
No
Jenis
Sayuran
Jumlah Produksi
Luas Panen
(Kg)
(Ha)
Rata-Rata
Produksi
(Ton/Ha)
1
Cabai
1.387
184
7,53
2
Buncis
3.415
190
17,97
3
Wortel
4.042
175
23,09
4
Lobak
646
26
24,84
5
Labu Siam
0
0
0
6
Tomat
1.179
36
32,75
7
Brokoli
8.128
269
30,21
8
Kentang
2.925
205
14,26
9
Sawi
4.744
245
19,36
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2014
Dari Tabel 3 dan 4 diperoleh jenis, jumlah produksi, luas panen, dan ratarata produksi sayur-mayur di Kecamatan Simpang Empat. Kecamatan Simpang
Empat dikenal sebagai salah satu kecamatan penghasil sayur-mayur terbesar di
Kabupaten Karo. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa produksi, luas lahan dan ratarata produktivitas yang tinggi. Namun kondisi ini telah berubah sejak beberapa
waktu yang lalu Gunung Sinabung kembali aktif dan menimbulkan dampak bagi
lahan pertanian di Kabupaten Karo khususnya Kecamatan Simpang Empat.
Produksi, luas lahan dan rata-rata produksi turun secara signifikan setelah erupsi
Gunung Sinabung yaitu pada tabel 4.
Gunung Sinabung mengeluarkan bahan material vulkanik seperti debu dan
awan panas yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan dapat jatuh
di wilayah hingga mencapai≥25 km dari kawah ke arah timur karena pengaruh
hembusan angin. Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan, salah satu desa
yang terkena dampak langsung letusan Gunung Sinabung di Kecamatan Simpang
Empat adalah Desa Jeraya.
Desa Jeraya berada dalam radius ± 5 km dari kaki Gunung Sinabung.
Dampak negatif langsung yang dirasakan oleh masyarakat di Desa Jeraya yakni
bangunan rumah, jalanan, dan tanaman mereka diselimuti oleh debu vulkanik.
Lahan pertanian yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat sekitar juga
tidak luput dari tutupan debu vulkanik. Ini mengakibatkan pendapatan petani di
Desa Jeraya menurun.
Keberadaan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo sangat mempengaruhi
kondisi pertanian di daerah tersebut. Gunung Sinabung yang masih aktif dan
belakangan ini masih mengalami erupsi yang cukup panjang, menimbulkan
dampak yang besar bagi industri pertanian di daerah sekitar. Hal ini tentu akan
berdampak pada jumlah sayur-mayur yang ditawarkan dan petani di Desa Jeraya
karena produksinya menurun secara drastis akibat lahan pertanian milik warga
banyak mengalami kerusakan yang diperkirakan hingga ribuan hektar sehingga
menyebabkan harga sayur-mayur di sejumlah pasar tradisional menjadi tinggi.
Secara kasat mata, kondisi tanaman yang terkena dampak debu vulkanik
masih tumbuh baik, namun dibeberapa tempat yang terkena penutupan debu
vulkanik yang tebal menunjukkan gejala kelayuan sampai kematian dengan
pembagian luasan yang berbeda-beda, yakni tanaman pangan (jagung, padi, ubi
jalar, kacang tanah) seluas 2.639 ha, tanaman sayuran (cabe, tomat, kubis,
kentang, petsai, dan lain-lain) seluas 2.368 ha, tanaman buah-buahan (jeruk,
pisang, alpukat, dan lain-lain) seluas 828 ha, serta tanaman perkebunan (kopi,
kakao, dan lain-lain) seluas 1.126 ha. Dengan demikian luas keseluruhan yang
tertutup debu adalah 6.961 ha (Dinas Pertanian, 2010).
Berapa besar dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap jumlah
penawaran sayur-mayur khususnya komoditas brokoli, kentang, dan sawi sampai
saat ini belum diketahui hasilnya, untuk tujuan tersebut maka peneliti tertarik
untuk meneliti secara ilmiah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1) Bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap produktivitas sayurmayur (kentang, brokoli, dan sawi) di lokasi penelitian sebelum dan sesudah
erupsi Gunung Sinabung?
2) Bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap jumlahsayur-mayur
(kentang, brokoli, dan sawi) yang ditawarkan di lokasi penelitian sebelum dan
sesudah erupsi Gunung Sinabung?
3) Bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap pendapatan petani
sayur-mayur (kentang, brokoli, dan sawi) di lokasi penelitian sebelum dan
sesudah erupsi Gunung Sinabung?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1) Untuk menganalisis dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap produktivitas
sayur-mayur (kentang, brokoli, dan sawi) di lokasi penelitian sebelum dan
sesudah erupsi Gunung Sinabung.
2) Untuk menganalisis dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap jumlahsayurmayur (kentang, brokoli, dan sawi) yang ditawarkan di lokasi penelitian
sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
3) Untuk menganalisis dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap pendapatan
petani sayur-mayur (kentang, brokoli, dan sawi) di lokasi penelitian sebelum
dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka kegunaan
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1) Sebagai bahan informasi bagi petani sayur-mayur untuk mengetahui hal yang
berkaitan dengan dampak erupsi Gunung Sinabung.
2) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah untuk membuat
kebijakan untuk menyusun program pertanian di masa mendatang, khususnya
di daerah sekitar Gunung Sinabung.
3) Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin
memperluas atau memperdalam penelitian ini.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Karo merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang
memiliki potensi besar di bidang pertanian. Di Kabupaten Karo ditemukan sumber
daya alam yang melimpah seperti pegunungan dengan udara yang sejuk dan
berciri khas daerah buah dan sayur. Di daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan
Gunung berapi yang masih aktif dan berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari
permukaan laut dan banyak jenis lahan pertanian yang dikelola oleh masyarakat,
mulai dari lahan pertanian untuk sayur-sayuran, buah-buahan yang sudah terkenal
seperti jeruk, markisa, terong belanda, strawberry, bahkan kebun bunga yang
banyak kita jumpai di daerah dataran tinggi Berastagi.
Produk hortikultura khususnya sayur-mayur di Kabupaten Karo tumbuh
subur. Syarat tumbuh sayur-mayur agar mendapatkan hasil panen yang maksimal
yaitu dengan menanam didataran tinggi. Daerah penanaman yang paling cocok
adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter dpl. Namun
biasanya sayur-mayur dapat dibudidayakan pada daerah yang mempunyai
ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Selain itu, sayur-mayur cocok
ditanam di tanah yang gembur, banyak humus, serta memiliki pembuangan air
yang baik. Derajat keasamannya antara pH6 sampai pH7 (Aninomous, 2014).
Sayur-mayur merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang
mempunyai arti strategis dalam pergizian masyarakat dan agribisnis secara global,
karena hasil panennya yang selain memenuhi kebutuhan lokal juga di ekspor ke
luar negeri. Tingginya permintaan oleh konsumen, akan dapat meningkatkan
gairah petani untuk meningkatkan produksi. Di pihak lain juga dapat memacu
peningkatkan produksi ditinjau dari sudut kualitas agar memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Oleh karena itu, hortikultura merupakan komoditas yang sangat
berpeluang dan prospektif untuk dikembangkan dengan pendekatan agribisnis.
Sayuran adalah bagian tanaman yang dikonsumsi beserta makanan utama.
Bagian tanaman yang dikonsumsi bisa bagian daun, akar, batang, dan buah muda.
Pada daun, komposisi air dan mineral sangat tinggi namun mengandung sedikit
energi. Bagian akar dan biji mengandung energi dan pati yang tinggi. Beberapa
variasi pada sayuran (warna, aroma, rasa, kekrasan dan sebagainya) membuat
peningkatan selera makan. Sayur-mayur merupakan sumber serat, vitamin A dan
C serta mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.
Komposisi sayuran yang beragam dipengaruhi oleh varietas sayuran,
cuaca, pemeliharaan, cara panen, dan sebagainya. Komposisi utama pada sayuran
adalah air dan mineral (70%-90%). Kandungan protein dan lemak sangat sedikit
kecuali pada daun singkong dan daun papaya yang memilki kadar protein 5%-6%.
Kandungan karbohidrat pada sayuran berbentuk pati, selulosa (tidak dapat dicerna
tubuh), dan gula. Pada tanaman kentang, kentang memiliki kandungan pati yang
tinggi dan akan menjadi lebih manis jika ditaruh di suhu rendah (Susanto, 2013).
Menurut data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, jumlah produksi
sayur-mayur menurut jenisnya di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.1
berikut ini:
Tabel 1. Jumlah Produksi Sayur-mayur Menurut Jenisnya (Ton) di
Sumatera Utara Tahun 2009-2013
Jumlah Produksi Tahun (Ton)
2009
2010
2011
2012
1 Bawang Merah
12.654
9.413
12.449
14.158
2 Bawang Putih
285
218
255
200
3 Kentang
129.587
126.203
123.078
128.966
4 Kubis
210.239
196.718
173.565
180.162
5 Brokoli
18.696
22.855
19.585
22.823
6 Petsai/Sawi
63.911
87.757
60.472
65.215
7 Wortel
32.248
44.285
28.180
29.995
8 Lobak
7.883
10.992
6.115
8.633
9 Kacang Merah
1.422
2.585
2.847
2.861
10 Kacang Panjang
34.628
41.628
47.612
50.593
11 Cabe Besar
124.423
154.694
197.809
197.411
12 Cabe Rawit
30.379
41.653
35.449
48.362
13 Tomat
90.147
84.353
93.386
112.391
14 Terung
35.009
49.675
67.830
76.012
15 Buncis
38.634
55.965
51.046
47.113
16 Ketimun
39.768
36.426
45.976
43.431
17 Labu Siam
4.620
10.069
15.209
26.985
18 Kangkung
14.447
15.425
22.940
21.192
19 Bayam
13.706
14.466
13.703
13.864
20 Melinjo
5.055
5.717
3.858
4.214
Jumlah
907.741 1.011.097 1.021.364 1.094.851
Sumber:Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2014
No
Jenis Tanaman
2013
8.305
109
100.736
165.859
28.764
69.820
37.275
7.894
3.063
40.653
161.933
39.945
114.168
67.259
36.482
34.225
20.797
22.094
13.462
5.117
977.960
Tabel 1. Menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah produksi sayurmayur di Sumatera Utara dari tahun 2010 karena pada saat itu terjadi letusan
terbesar Gunung Sinabung, namun pada tahun 2011- 2012 jumlah produksi sayurmayur mengalami peningkatan karena keadaan Gunung yang sudah normal, lalu
kembali menurun lagi tahun 2013 karena terjadi letusan besar yang kedua. Maka
dari itu, saya ingin meneliti dampak erupsi Gunung Sinabung yang kedua yaitu
pada tahun 2013.
Tabel 2. Jumlah Produksi Sayur-Mayur Menurut Kecamatan (Ton) di Kabupaten
Karo Tahun 2013
Cabai
Buncis
Wortel
Lobak
190
0
0
0
Labu
Siam
0
0
Brokol
i
0
811
0
0
0
0
0
0
0
0
2.123
0
0
0
0
61
0
0
0
298
0
0
0
0
0
0
0
0
Munte
1.113
51
0
0
0
5
443
0
0
6
Kutabuluh
2.165
0
0
0
0
784
0
0
0
7
Payung
9.819
73
0
0
0
16.305
0
0
2.700
8
Tiganderket
4.309
476
0
0
0
9.365
0
0
930
9
Simpang
Empat
1.387
3.415
4.042
646
0
1.179
8.128
2.925
4.744
10
Naman Teran
6.352
2.198
404
0
737
17.459
13.225
13.351
10.946
11
Merdeka
878
283
10.420
0
110
3.268
5.124
4.826
2.622
12
Kabanjahe
2.207
11.855
5.355
670
1.572
7.261
17.240
5.800
4.350
13
Berastagi
1.255
1.387
5.100
499
235
3.124
7.920
2.754
3.131
14
Tigapanah
3.342
1.509
2.468
0
1.617
730
10.976
3.579
2.353
15
Dolat Rayat
715
696
1.284
40
401
2.483
2.434
1.304
1.481
16
Merek
2.222
498
420
100
0
10.625
5.688
3.598
467
17
Barusjahe
4.926
385
1.200
0
1.102
1.930
4.534
2.284
862
44.111
23.481
30.693
1. 955
5.774
74.578
75.712
40.420
34.587
No
Kecamatan
1
2
Mardingding
Laubaleng
3
Tigabinanga
4
Juhar
5
Jumlah
Tomat
Kentang
Sawi
0
0
Sumber:Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2014
Dari Tabel 2 diperoleh jumlah produksi kentang di Kecamatan Simpang
Empat tahun 2013 sebanyak 2.925 ton, brokoli sebanyak 8.128, dan sawi
sebanyak 4.744 ton.
Tabel 3. Jumlah Produksi, Luas Panen, dan Rata-Rata Produksi Sayurmayur di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun
2012 (Sebelum Erupsi)
No
Jenis
Sayuran
Jumlah Produksi
Luas Panen
(Kg)
(Ha)
Rata-Rata
Produksi
(Ton/Ha)
1
Cabai
11.240
1.124
110,00
2
Buncis
14.685
977
150,31
3
Wortel
17.478
600
291,30
4
Lobak
14.438
456
316,58
5
Labu Siam
0
0
0
6
Tomat
12.420
562
221,00
7
Brokoli
30.921
1.193
259,92
8
Kentang
11.585
833
139,08
9
Sawi
24.858
1.033
240,64
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2010
Tabel 4. Jumlah Produksi, Luas Panen, dan Rata-Rata Produksi Sayurmayur di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun
2013 (Erupsi Gunung Sinabung)
No
Jenis
Sayuran
Jumlah Produksi
Luas Panen
(Kg)
(Ha)
Rata-Rata
Produksi
(Ton/Ha)
1
Cabai
1.387
184
7,53
2
Buncis
3.415
190
17,97
3
Wortel
4.042
175
23,09
4
Lobak
646
26
24,84
5
Labu Siam
0
0
0
6
Tomat
1.179
36
32,75
7
Brokoli
8.128
269
30,21
8
Kentang
2.925
205
14,26
9
Sawi
4.744
245
19,36
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2014
Dari Tabel 3 dan 4 diperoleh jenis, jumlah produksi, luas panen, dan ratarata produksi sayur-mayur di Kecamatan Simpang Empat. Kecamatan Simpang
Empat dikenal sebagai salah satu kecamatan penghasil sayur-mayur terbesar di
Kabupaten Karo. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa produksi, luas lahan dan ratarata produktivitas yang tinggi. Namun kondisi ini telah berubah sejak beberapa
waktu yang lalu Gunung Sinabung kembali aktif dan menimbulkan dampak bagi
lahan pertanian di Kabupaten Karo khususnya Kecamatan Simpang Empat.
Produksi, luas lahan dan rata-rata produksi turun secara signifikan setelah erupsi
Gunung Sinabung yaitu pada tabel 4.
Gunung Sinabung mengeluarkan bahan material vulkanik seperti debu dan
awan panas yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan dapat jatuh
di wilayah hingga mencapai≥25 km dari kawah ke arah timur karena pengaruh
hembusan angin. Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan, salah satu desa
yang terkena dampak langsung letusan Gunung Sinabung di Kecamatan Simpang
Empat adalah Desa Jeraya.
Desa Jeraya berada dalam radius ± 5 km dari kaki Gunung Sinabung.
Dampak negatif langsung yang dirasakan oleh masyarakat di Desa Jeraya yakni
bangunan rumah, jalanan, dan tanaman mereka diselimuti oleh debu vulkanik.
Lahan pertanian yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat sekitar juga
tidak luput dari tutupan debu vulkanik. Ini mengakibatkan pendapatan petani di
Desa Jeraya menurun.
Keberadaan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo sangat mempengaruhi
kondisi pertanian di daerah tersebut. Gunung Sinabung yang masih aktif dan
belakangan ini masih mengalami erupsi yang cukup panjang, menimbulkan
dampak yang besar bagi industri pertanian di daerah sekitar. Hal ini tentu akan
berdampak pada jumlah sayur-mayur yang ditawarkan dan petani di Desa Jeraya
karena produksinya menurun secara drastis akibat lahan pertanian milik warga
banyak mengalami kerusakan yang diperkirakan hingga ribuan hektar sehingga
menyebabkan harga sayur-mayur di sejumlah pasar tradisional menjadi tinggi.
Secara kasat mata, kondisi tanaman yang terkena dampak debu vulkanik
masih tumbuh baik, namun dibeberapa tempat yang terkena penutupan debu
vulkanik yang tebal menunjukkan gejala kelayuan sampai kematian dengan
pembagian luasan yang berbeda-beda, yakni tanaman pangan (jagung, padi, ubi
jalar, kacang tanah) seluas 2.639 ha, tanaman sayuran (cabe, tomat, kubis,
kentang, petsai, dan lain-lain) seluas 2.368 ha, tanaman buah-buahan (jeruk,
pisang, alpukat, dan lain-lain) seluas 828 ha, serta tanaman perkebunan (kopi,
kakao, dan lain-lain) seluas 1.126 ha. Dengan demikian luas keseluruhan yang
tertutup debu adalah 6.961 ha (Dinas Pertanian, 2010).
Berapa besar dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap jumlah
penawaran sayur-mayur khususnya komoditas brokoli, kentang, dan sawi sampai
saat ini belum diketahui hasilnya, untuk tujuan tersebut maka peneliti tertarik
untuk meneliti secara ilmiah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1) Bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap produktivitas sayurmayur (kentang, brokoli, dan sawi) di lokasi penelitian sebelum dan sesudah
erupsi Gunung Sinabung?
2) Bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap jumlahsayur-mayur
(kentang, brokoli, dan sawi) yang ditawarkan di lokasi penelitian sebelum dan
sesudah erupsi Gunung Sinabung?
3) Bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap pendapatan petani
sayur-mayur (kentang, brokoli, dan sawi) di lokasi penelitian sebelum dan
sesudah erupsi Gunung Sinabung?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1) Untuk menganalisis dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap produktivitas
sayur-mayur (kentang, brokoli, dan sawi) di lokasi penelitian sebelum dan
sesudah erupsi Gunung Sinabung.
2) Untuk menganalisis dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap jumlahsayurmayur (kentang, brokoli, dan sawi) yang ditawarkan di lokasi penelitian
sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
3) Untuk menganalisis dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap pendapatan
petani sayur-mayur (kentang, brokoli, dan sawi) di lokasi penelitian sebelum
dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka kegunaan
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1) Sebagai bahan informasi bagi petani sayur-mayur untuk mengetahui hal yang
berkaitan dengan dampak erupsi Gunung Sinabung.
2) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah untuk membuat
kebijakan untuk menyusun program pertanian di masa mendatang, khususnya
di daerah sekitar Gunung Sinabung.
3) Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin
memperluas atau memperdalam penelitian ini.