Peran Yayasan Sada Ahmo Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Dairi (1990 – 2004 )

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1

Letak Geografis Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten dari 18 kabupaten yang ada

di Provinsi Sumatera Utara9. Wilayah Kabupaten Dairi yang beribukotakan Sidikalang
memiliki luas wilayah 3.146, 10 km2 yaitu sekitar 4,39 % dari luas Provinsi Sumatera
Utara

(7.160.000 ha). Kabupaten Dairi terletak disebelah Barat Laut Provinsi

Sumatera Utara10. Jalan menanjak berliku dihiasi oleh pepohonan, kabut meliputi
puncak-puncak gunung, hamparan sawah serta hutan membentang, menjadi
pemandangan memesona bagi para penikmat alam untuk sampai ke kota Sidikalang
ibukota Kabupaten dairi manakala kita bertolak dari Medan, Ibukota Provinsi
SumateraUtara. Sebagai ibukota Kabupaten Dairi, Sidikalang merupakan pusat
pemerintahan, pusat pasar, pusat pendidikan, pusat kesehatan dan pusat aktivitas
lainya.

Kabupaten Dairi berada di lintangan Bukit Barisan konsekuensinya adalah
kedudukannya didataran tinggi dan berbukit-bukit yang menempati titik koordinat
antara 98000‟ – 98030‟ BT dan 2015‟ – 3000‟ LU dengan posisi dekat dengan pantai
barat. Beratmosfer pegunungan itulah Dairi konturnya bertekik-tekik disejumlah
kawasan bahkan ektrim sehingga dingding-dingding bukit terjal dan jurang menjadi

9

18 Kabupaten yaitu Kabupaten Nias, mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara,
Tapanuli Tengah, Toba Samosir, Labuhan Batu, Asahan, Simalungun, Dairi, Karo, Deli Serdang, Nias
Selatan, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Samosir, dan Serdang bedagai.
10
Bappeda Kabupaten Dairi,2004.

27

pemandangan yang dominan rata-rata. Rata-rata ketinggian kawasan ini 700-1.250
meter di atas permukaan laut (dpl). Sebagian kecil kawasan sampai ketinggian 16.000
meter dpl. Iklim dairi mudah ditebak. Bukan berhawa panas dan lembab alias tropis,
melainkan di bawahnya, bisa disebut subtropis. Hasil alamnya yang khas pun bercorak

produk hutan pegunungan: kaburbarus, kemenyan, nilam, dan kopi, itu yang paling
mansyur sejak dulu. Belakangan ada gambir, kemiri, dan jagung11
Pegunungan Bukit Barisan melintang di sepanjang Pulau Sumatera dengan
posisi yang jauh lebih dekat ke pantai barat. Kabupaten dairi terletak di lintangan ini.
Kedudukannya :
1. Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi Nanggroe
Darussalam) dan Kabupaten Tanah Karo,
2. Sebelah Timur dengan Kabupaten Toba Samosir,
3. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pakpak Bharat,
4. Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Selatan ( Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam)12.
Kabupaten Dairi merupakan wilayah yang cukup luas untuk digunakan
menjadi lahan pertanian. Namun Kabupaten Dairi tidak sepenuhnya menjadi wilayah
yang menghasilkan tanaman pertanian yang sama. Hal itu karena kabupaten dairi
memiliki kemiringan wilayah yang bervariasi sangat banyak ditemukan gununggunung dan bukit-bukit yang bergelombang sehingga sangat berpengaruh terhadap
penghasilan masyarakat di Kabupaten dairi.
11

Flores Tanjung, dkk., Dairi Dalam Kilatan Sejarah , Cetakan pertama: Perdana
Publishing, 2011, hal. 2

12
Bappeda Kabupaten Dairi,2004.

28

Luas lahan potensial di Kabupaten Dairi mencapai 182.780 hektar, yang terdiri
dari tanah sawah 10.225 hektar ( pengairan setengah teknis 6.036 hektar, pengairan
sederhana PU 2.756 hektar dan pengairan non-PU 1.433 hektar) ; tanah kering
172.555 hektar( tegal/kebun 30.908 hektar, ladang huma 18.641 hektar, padang
rumput 3.833 hektar, kolam empang 87 hektar dan perkebunan 32.270 hektar).
Di Kabupaten Dairi banyak ditemukan sungai-sungai yang dimanfaatkan
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dengan
diantaranya

tujuan keperluan masyarakat,

dipergunakan untuk irigasi teknis, di mana sebagian besar sudah

dimanfaatkan menjadi pengairan sawah, perikanan, dan kebutuhan air minum.


Adapun sungai terbesar dan terpanjang di Dairi antara lain adalah :
1. Sungai Lae Renun terbentang dari Kecamatan Parbuluan sampai Kecamatan
Tanah Pinem yang selanjutnya menuju Aceh Tenggara.
2. Sungai Lae Kombih terbentang di Kecamatanan Kerajaan dan Kecamatan
Salak yang selanjtnya mengalir menuju Aceh Selatan.
3. Sungai Lae Sinendang yang terletak dengan Kecamatan Sumbul dan bermuara
ke Lae Renun
4. Sungai Lae Ordi terbentang mengalir menuju Aceh Selatan
5. Sungai Lae Simbelin yang terbentang dari Kecamatan Sidikalang Menuju
perbatasan Kecamatan Siempat Nempu dan Kecamtan Silima Pungga-Pungga
yang kemudian mengalir ke Provinsi Aceh13.

13

Ibid

29

Dalam hal ini Kabupaten Dairi memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan
berkembang lebih baik lagi jika dilihat dari letak geografisnya yang merupakan

pertemuan jalur lalulintas bagi masyarakat dalam mengembangkan perekonomian
yang didukung wilayah yang cocok dalam mengelola usaha-usaha masyarakat. Dari
hal tersebut sehingga di Kabupaten Dairi terdapat berbagai macam corak kehidupan
masyarakat dalam melengkapi dan memenuhi kebutuhan hidup.

2.2

Keadaan Penduduk
Keanekaragaman penduduk Kabupaten Dairi terdiri dari berbagai suku etnis,

diantaranya suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Nias, Jawa,
Minangkabau, dan WNI keturunan Tionghoa. Keseluruhannya menyebar tidak merata
di 12 kecamatan definitif, sampai ke daerah pegunungan dan hidup dari pertanian.
Penduduk asli Dairi adalah Suku Pakpak, yang pada umumnya mendiami daerah
pedalaman.
Wilayah Kabupaten Dairi hingga tahun 2004 bertambah dalam jumlah
pemekaran terbagi hingga menjadi 15 Kecamatan yaitu Kecamatan Sidikalang,
Kecamatan Berampu, Kecamatan Parbuluan, Kecamatan Sumbul, Kecamatan
Gunung Sitember, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kecamatan Nempu,
Kecamatan Nempu Hulu, Kecamatan Nempu Hilir, Kecamatan Tiga Lingga,

Kecamatan Pegagan Hilir, Kecamatan Lae Parira, Kecamatan Tanah Pinem,
Kecamatan Silahisabungan, Kecamatan Sitinjo.
Penduduk merupakan persyaratan utama bagi terbentuknya suatu daerah
pemerintahan yang berbentuk sebuah Kabupaten. Sehingga pemerintah Kabupaten
30

menjadi wadah bagi masyarakat dalam mendapatkan akses dari pemerintah pusat
yang bekerja dalam menjalankan tugasnya sebagai perpanjangan tangan pemerintah
pusat. Adapun jumlah penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Dairi dapat dilihat
dari tabel di bawah ini :

31

Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Dairi 200414
No

Kecamatan

Desa / Kelurahan


Jumlah Penduduk

1

Sidikalang

13

54.684

2

Berampu

5

7.979

3


Parbuluan

8

18.663

4

Sumbul

19

38.026

5

Lae Parira

9


15.290

6

Silima Pungga-Pungga

16

15.013

7

Siempat Nempu

11

20.931

8


Siempat Nempu Hulu

12

19.973

9

Siempat Nempu Hilir

9

12.255

10

Tigalingga

14


23.129

11

Pegagan Hilir

8

15.543

12

Tanah Pinem

12

20.638

13

Gunung Sitember

8

9.626

14

Silahisabungan

4

4.379

15

Sitinjo

-

-

148

276.489

Jumlah/total

14

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Kabupaten Dairi Dalam Angka, 2004.

32

Dari tabel diatas terlihat bahwa Kabupaten Dairi memiliki 15 kecamatan dari
148 desa/ kelurahan15. Masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi
memiliki jumlah penduduk yang berbeda. Di Kecamatan Sidikalang misalnya terdiri
13 desa/kelurahan yaitu 56.684 jiwa memiliki jumlah penduduk terbanyak,
sedangkan di Kecamatan Sitinjo untuk jumlah penduduknya masih belum dapat
dipastikan karena daerah itu baru dimekarkan tahun 2005 hingga menjadi sebuah
Kecamatan.
Perkembangan jumlah penduduk tidak terlepas dari tingkat kelahiran dan
tingkat migrasi penduduk yang masuk ke Kabupaten yang datang dari wilayah yang
berbeda termasuk wilayah yang berdekatan. Penduduk Kabupaten Dairi terdiri dari
beraneka ragam etnik, setiap tahun jumlahnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dilihat dari tabel jumlah penduduk dibawah ini :
Tabel 1.2
Jumlah Penduduk Di Kabupaten Dairi Tahun 1971, 1985, 2000, dan 2004
NO
Tahun
Jumlah
1

1971

179.247 jiwa

2

1985

271.888 jiwa

3

2000

307.766 jiwa

4

2004

276.489 jiwa

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Kabupaten Dairi Dalam angka
1985, 2000, 2004

15

Binjamin Tibalan : Statistik Tahunan, Kabupaten Dairi Dalam Angka 1985, 2000, 2004.

33

Berdasarkan tabel diatas terlihat jelas bahwa hasil sensus yang dilakukan pada
tahun 1971, 1985, 2000 dan 2004 terjadi perubahan jumlah penduduk di Kabupaten
Dairi. Di tahun 1971 jumlah penduduk hanya berkisar 179.247 jiwa jika
dibandingkan dengan tahun 2000 jumlah penduduk meningkat hingga 307.766 jiwa.
Hal ini karenakan pada tahun 1971 jumlah kecamatan di Kabupaten Dairi sebanyak 8
Kecamatan. Tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 276.489 jiwa akibat dari
jumlah kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kelahiran, meskipun
jumlah Kecamatan sebanyak 15 Kecamatan.
Kabupaten Dairi terdapat keberagaman suku bisa dilihat dari antara 15
wilayah yang dibentuk melalui proses pemekaran hingga menjadi sebuah kecamatan.
Keberagaman suku diantaranya Pakpak, Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Aceh,
Jawa, dan nias. Kemudian bisa dilihat secara gegrafis dan admistratif pemerintahan
Kabupaten Dairi tampak dihuni oleh kelompok suku yang seolah-olah membentuk
kelompok masyarakatnya sendiri atau pun stratifikasi sosial.
Pengelompokan masyarakat ini dapat terlihat jelas di beberapa wilayah
diantaranya suku Karo yang dulu mayoritas penduduknya berdiam didaerah Tanah
Pinem dan Tiga Lingga, atau sekarang bisa disebut dengan Kampung Karo dan Suku
lain misalnya sebagai suku asli orang Pakpak terlihat jelas banyak ditemui di daerah
Vasi. Kemudian banyak juga ditemui suku Batak Toba di kecamatan Siempat
Nempu. Namun banyak juga suku lain yang belum dapat dilihat karena faktor
wilayah tersebut wilayah yang sangat akministratif untuk mengundang masuknya
penduduk pendatang untuk tinggal dan menetap karena tuntutan ekonomi dan lain
sebagainya.
34

Pada dasarnya penduduk asli di Kabupaten Dairi adalah suku Pakpak,
sedangkan suku-suku pendatang seperti Toba, Karo, Simalungun dan suku-suku
lainya merupakan penduduk yang pindah dari Berastagi, Samosir, dan daerah
Simalungun. Akan tetapi meskipun suku Pakpak merupakan suku asli di Kabupaten
Dairi peduduk ini terlihat menoritas jika dibandingkan dengan suku-suku pendatang
lainya, dapat diketahui bahwa suku Batak Toba merupakan penduduk yang mayoritas
mendiami Kabupaten Dairi. Hal ini disebabkan oleh adanya migrasi orang Batak
Toba keberbagai wilayah dan mau bersaing untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
termasuk Kabupaten Dairi.
Pertambahan jumlah penduduk pendatang yang terus berkembang di
Kabupaten Dairi mampu menggeser penduduk asli hingga membentuk Kabupaten
baru. Penduduk pendatang seperti Batak Toba tentu membawa pengaruh yang sangat
banyak terhadap penduduk asli, dimana penduduk pendatang bahkan lebih banyak
berkerja di birokrasi pemerintahan Kabupaten Dairi. Akan tetapi pengaruh yang
muncul dari penduduk pendatang hanya untuk membawa persaingan dalam upaya
mendapatkan pekerjaan dalam birokrasasi sekaligus membangun wilayah Kabupaten
Dairi sehingga lebih maju dan jauh dari ketertinggalan. Selain itu juga penduduk
pendatang tentu membawa pengaruh terhadap persaingan ekonomi dalam masyarakat.
Persaingan ini muncul dikarenakan tuntutan bagi setiap masyarakat dalam upaya
meningkatkan taraf hidup. Tabel dibawah ini sebagai presentase dari jumlah
penduduk berdasarkan suku:

35

Tabel 1.3
Presentase Penduduk Menurut Suku di Kabupaten Dairi, Tahun 200416.
No

Suku

Keterangan

1

Karo

15,11

2

Batak Toba

30,15

3

Pakapak

18,42

4

Simalungun

9,53

5

Mandailing

9,10

6

Jawa

8,22

7

Aceh

6,09

8

Nias

3,38

Jumlah/Total

100,00

Berdasarkan presentase penduduk menurut suku di Kabupaten Dairi. Dari
tabel di atas dapat dilihat bahwa suku Batak Toba memiliki tingkat presentase yang
lebih tinggi dibandingkan dengan suku-suku yang lainya yaitu 30,15%, meskipun
suku asli dari Kabupaten Dairi adalah suku Pakpak. Sedangkan suku nias memiliki
tingkat presentase yang lebih rendah dibandingkan suku-suku yang lainnya yaitu
3,38%. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hal ini dipengaruhi banyaknya suku
Batak Toba yang bermigrasi dan tinggal menetap mendiami wilayah Kabupaten
16

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Kabupaten Dairi Dalam Angka, Tahun

2004.

36

Dairi. Penyebaran suku Batak Toba yang berkembang dan pada akhirnya terlihat
sangat jelas mayoritas penduduk wilayah Kabupaten Dairi.

2.3. Mata Pencaharian
Segala kegiatan yang dilakukan manusia dalam sebuah aspek kehidupan guna
untuk memenuhi segala kebutuhannya masing-masing itu sudah berlangsung sejak
manusia itu ada. Namun cara yang dilakukan manusia itu tidak seutuhnya sama
karena memang pada umumnya kemampuan yang dimiliki setiap orang diciptakan
dengan talenta yang berbeda-beda. Meskipun segala cara yang berbeda dilakukan
sebenarnya tujan mereka bekerja untuk mendapatkan kebutuhan yang lebih baik
dalam kelangsungan hidup manusia.
Banyak hal yang menjadi pendorong terhadap usaha memenuhi kebutuhan
manusia baik itu secara kelompok maupun secara individu. Beberapa diantaranya
dorongan yang bersifat alamiah, baik untuk mempertahankan diri, mengembangkan
diri juga mempertahankan kelompok. Selain dari pada itu dorongan yang bersifat
sosial juga ikut berperan karena manusia itu merupakan makluk sosial yang ingin
hidup berkelompok.
Pada umumnya wilayah Kabupaten Dairi memiliki potensi dibidang
pertanian. Areal tanah yang cukup luas untuk dikembangkan sehingga tidak menutup
kemungkinan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagi petani. Di
samping itu, keadaan geografis dan iklimnya, menyebabkan daerah ini cocok di
kembangkan sebagai daerah pertanian. Baik itu pertanian yang di kembangkan di
persawahan maupun pertanian yang di kembangkan di tanah berbukit-bukit.
37

Kabupaten Dairi bahkan menghasilkan produk penghasilan yang bercorak hutan
pegunungan.
Jika dilihat dari kegiatan manusia yang tinggal di Kabupaten Dairi sejak
Zaman dulu. Aktivitas nenek moyang dalam usaha mengelola tanah merupakan salah
satu yang diwariskan secara turun-temurun. Warisan yang ditinggalkan nenek
moyang ini merupakan salah satu modal bagi mereka yang bertani dapat memberikan
keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Usaha mengelola tanah ini dalam
mengembangkan pertanian bahkan menjadi sebuah warisan yang sangat berharga
bagi masyarat yang mendiami wilayah Kabupaten Dairi hinga sampai sekarang.
Ada bebera usaha pertanian yang dikembangkan masyarakat Kabupaten Dairi
dalam memperoleh keuntungan untuk demi memenuhi kebutuhan bahkan untuk
meningkatkan taraf hidup.
1. Tanaman perdangan ekspor serperti kopi, kelapa, kemenyan, cengkeh,
tembakau, jahe dan nilam, dikembangkan oleh masyarakat yang mendiami
Kabupaten Dairi mampu meningkatkan perekonomian. Tanaman ini bahkan
berhasil dan menjadi khas penghasilan yang dikenal dan di nikmati penduduk
indonesia bahkan sampai ke luar negeri.
2. Tanaman bahan pangan/makanan yaitu padi, jagung, ubi rambat, ketela
pohon, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau. Beberapa jenis
tanaman pangan ini di tanami dalam bentuk sistim perladangan tanah kering
dengan sintim perladangan tanah basah.
3. Tanaman buah-buahan, yang menonjol di Kabupaten Dairi yaitu durian. Hasil
pertanian ini merupakan hasil dari tanaman tua, buah durian kemudian
38

dipasarkan keluar wilayah Kabupaten. Pertama dikirim kepusat pasar ataupun
melalui agen yang menjemput dari masyarakat hingga dikirim lagi untuk
dipasararkan ke daerah-daerah lain terutama kota Medan. Daerah pemasok
durian di Kabupaten Dairi berada di kecamatan Parongil, Tigalingga.
Tanaman buah lainnya yang di kelola petani yaitu pisang, nenas, pepaya,
jambu air, alpokat, dan belakangan muncul tanaman jeruk.
4. Tanaman sayur-sayuran seperti kentang, tomat, cabe, buncis, terung, bayam,
dan sayur-sayuran lainnya berkembang sangat baik di Kabupaten Dairi.
Tanaman bawang merah dan bawang putih dapat berkembang dengan baik di
kawasan Kecamatan sumbul tepatnya tepatnya di Desa Silalahi II dan Desa
Paropo yang terletak dipinggiran Danau Toba. Tanaman ini dapat berkembang
karena kondisi tanah dan alamnya yang dingin sangat mendukung untuk
penanaman bawang.
Mata pencaharian masyakat yang tinggal di Kabupaten Dairi tidak hanya
bertani. Ada juga masyakat di Kabupaten Dairi bertenak dalam mendapatkan
keuntungan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka biasanya berternak
dilingkungan pekarangan rumah, membudidayakan ikan biasanya dilingkungan
persawahan, sebagian lagi kusus berternak di ladang. Biasanya hasil dari peternakan
itu dijual di pasar-pasar pada hari pekan, ada juga yang menjualnya kepada individu
yang membutuhkannya. Kegiatan itu secara tidak langsung sudah melakukan
perdagangan dalam mendapatkan keuntungan.
Selain usaha yang dilakukan masyarakat di atas, sebagian masyakat di
Kabupaten Dairi juga memiliki mata pencaharian lain seperti usaha jasa dan menjadi
39

pegawai di kantor-kantor baik itu milik swasta ataupun pemerintah. Usaha jasa yang
dilakukan masyarakat di Kabupaten Dairi seperti supir, kuli bangunan, tukang jahit,
bengkel, tukang penggiling kopi, membajak sawah dengan kerbau, dan lain
sebaginya. Jasa yang dilakukan oleh masyarakat biasanya karena mereka tidak
memiliki

kemampuan

untuk

bertani

dan

ada

juga

masyarakat

memang

mengembangkan bakatnya kemudian bisa mendapat keuntungan dari jasa-jasa yang
dilakukan.

2.4. Agama Masyarakat
Keberagaman suku yang mendiami Kabupaten Dairi tentu menggambarkan
beragamnya agama yang dianut oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat di Kabupaten Dairi merupakan masyarakat yang terbuka dan mempunyai
toleransi yang tinggi terhadap suku-suku yang bermigrasi dan menetap di Kabupaten
Dairi. Setiap penduduk pendatang tentu miliki agama dan aliran kepercayaan yang
berbeda-beda yang di bawak dari suku ataupun wilayah dimana sebelum penduduk
berpindah dari wilayah atau suku aslinya menuju Kabupaten Dairi.
Keanekaragaman Agama dan aliran kepercayaan tidak membuat masyarakat
Kabupaten Dairi terpecah satu sama lain. Mereka saling menghargai sesama tanpa
menimbulkan persoalan yang berkaitan dengan aliran kepercayaan. Persaingan yang
di muncul malah lebih dominan terhadap persaingan masyarakat dalam usaha
mempertahankan hidup dan mendapatkan keuntungan.
Ada beberapa agama dan aliran kepercayaan yang dianut masyarakat yang
tinggal di Kabupaten dairi seperti agama Islam, agama Kristen Protestan, agama
40

Katolik, dan agama Budha. Keragaman agama masyarakat yang datang bermigrasi
ataupun agama yang dianut penduduk asli jarang sekali terdengar memunculkan
masalah. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk pendatang disambut dan di terima
penduduk asli untuk tinggal dan menetap untuk mempertahankan hidup di tanah
Pakpak. Adapun presentase penduduk yang menganut agama tersebut, agar terlihat
jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.4
Presentase Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Dairi Tahun 2004
No

Agama

Keterangan (%)

1

Kristen Protestan

64,53

2

Katolik

15,07

3

Islam

20,28

4

Budha

0,12

Jumlah/Total

100,00

Tabel di atas menunjukkan bahwa presentase penduduk menurut agama di
Kabupaten Dairi Tahun 2004, menunjukkan bahwa agama Kristen Protestan memiliki
tingkat presentase yang jauh lebih tinggi yaitu 64,53%17. Berarti dengan jelas bahwa
masyarakat yang mendiami wilayah Kabupaten Dairi mayoritas memeluk agama
Kristen Protestan. Sedangkan agama Budha memiliki tingkat presentase yang lebih

17

Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Kabupaten Dairi Dalam Angka, 2004

41

rendah yaitu 0,12%. Hal tersebut dapat menjelaskan bahwa masyarakat yang
mendiami Kabupaten Dairi minoritas memeluk agama Budha.
Aliran agama yang dianut oleh masyarakat di Kabupaten Dairi jika dilihat dari
presentase penduduk memang sangat berbeda jumlahnya. Akan tetapi perbedaan yang
terjadi antara suku dan agama yang muncul di wilayah ini menimbulkan warna-warni
kehidupan di setiap kelompok masyarakat. Perbedaan yang dalam setiap kelompok
masyarakat menunjukkan bahwa bangsa Indonesia kaya akan keberagaman suku dan
agamanya tetapi tetap menjungjung tinggi nilai satu kesatuan Negara republik
Indonesia.

42