Peran Yayasan Sada Ahmo Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Dairi (1990 – 2004 )

(1)

92

DAFTAR INFORMAN

Nama : Ramida Katharina Sinaga

Pekerjaan : Direktur Eksekutif Perkumpulan Sada Ahmo Alamat : Jln. Empat Lima, Sidikalang

Usia : 50 tahun

Nama : Dinta Solin

Pekerjaan : Deputy Direktur Perkumpulan Sada Ahmo Alamat : Jln. Empat Lima, Sidikalang

Usia : 52 tahun

Nama : Maringan Pardede

Pekerjaan : Koordinator Divisi Umum Perkumpulan Sada Ahmo Alamat : Jln. Pakpak, Sidikalang

Usia : 48 tahun

Nama : Riana Padang

Pekerjaan : Staf Perkumpulan Sada Ahmo Alamat : Jln. Batu Kapur, Sidikalang Usia : 45 tahun

Nama : Jojor Habeahan

Pekerjaan : Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Juma togu, Kecamatan Siempat Nempu Usia : 78 tahun


(2)

93 Nama : Kholida Lubis

Pekerjaan : Supervisor Perkumpulan Sada Ahmo Alamat : jln. Parluasan, Sidikalang

Usia : 45 tahun

Nama : Sarma Sigalingging

Pekerjaan : Staf Perkumpulan Sada Ahmo Alamat : Kalang Simbara, Sidikalang Usia : 43 tahun

Nama : Elpina Sipayung

Pekerjaan : Staf Perkumpulan Sada Ahmo Alamat : jln. Salak

Usia :50 tahun

Nama : Dian Katika Sari

Pekerjaan : Staf Perkumpulan Sada Ahmo Alamat : Jln. Sisingamangaraja

Usia : 42 tahun

Nama : Rista Maruli Saragih

Pekerjaan : Staf Perkumpulan Sada Ahmo Alamat : Jln. Nusantara Sidikalang Usia : 47 tahun


(3)

94 Nama : Roulina manurung

Pekerjaan : Staf Perkumpulan Sada Ahmo Alamat : Jln. Batang Beruh, Sidikalang Usia : 40 tahun

Nama : Tiba Boang Manalu

Pekerjaan : Ketua Dewan Pimpinan CU PESADA Perempuan Alamat : Desa Binanga, Kecamatan Kerajaan

Usia : 55 tahun

Nama : Lolo Ujung Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln. Pakpak, Sidikalang Usia : 59 tahun

Nama : Arkemo Pekerjaan : Pengusaha

Alamat : jln. Nusantara, Sidikalang Usia : 65 tahun

Nama : Panri Kudadiri Pekerjaan : Pengusaha Alamat : Jln. Sitinjo Usia : 60 tahun


(4)

95

LAMPIRAN

Lampiran 1


(5)

96 Lampiran 2


(6)

97 Lampiran 3


(7)

98 Lampiran 4


(8)

99 Lampiran 5


(9)

100 Lampiran 6

Foto : orasi salah seorang dari Perkumpulan Sada Ahmo dalam aksi demonstrasi ke gedung DPRD Kabupaten Dairi.


(10)

101 Lampiran 7

Kantor pusat Perkumpulan Sada Ahmo Jl. Empat Lima No.24 E Sidikalang Kabupaten Dairi- 22212 Sumatera Utara.


(11)

102 Lampiran 8

Kantor pusat Perkumpulan Sada Ahmo Jl. Empat Lima No.24 E Sidikalang Kabupaten Dairi- 22212 Sumatera Utara.


(12)

103 Lampiran 9


(13)

104 Lampiran 10

Foto : pendidikan anak usia dini dalam ruangan Taman Bina Asuh Anak/TBAA.


(14)

105 Lampiran 11


(15)

106

Foto : Partisipasi perempuan dalam aksi penguatan perempuan desa di Kabupaten Dairi.


(16)

107 Lampiran 12


(17)

108 Lampiran 13


(18)

109 Lampiran 14


(19)

110 Lampiran 15


(20)

90

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Anto, J.,15 Tahun Perkumpulan Sada Ahmo(PESADA) Ketulusan dan Kesederhanaan, Medan: PESADA ,2006.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Kabupaten Dairi Dalam Angka 2004.

Bonnie Setiawan, Perjuangan Demokrasi dan Masyarakat Sipil, Jakarta: International NGO Forum on Indonesia Development, 2000.

Erlina Ch. D. Pardede, Menelusuru Bentuk-bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan di Masyarakat Adat, Medan: PESADA, 2010.

Fakih, Mansour, Masyarakat sipil untuk Transformasi Sosial, Pergolakan Ideologi LSM Indonesia, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 1996.

Flores, Tanjung, dkk, Dairi Dalam Kilatan Sejarah, Medan: Perdana Publising, 2011. Gafar, Affan, Politik Indonesia, Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2006.

Hadiwinata, Bob S. dkk, Wacana Masyarakat Sipil, INSIST, Yogyakarta, 1999. Hikam, M.A.S, Demokrasi dan Civil Society,Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia,

1997.

Hariyono. Mempelajari Sejarah Secara Efektif, Jakarta : Pustaka Jaya, 1995. J. Anto dan Dina lumban Tobing, Labirin Politik, Medan: PESADA, 2004.

Muhammad budairi, SH.,M.Hum, Masyarakat Sipil dan Demokrasi,Jakarta:E-law Indonesia, 2002.

Poerwartana, P.K.,dan Hugiono, Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: P.T Bina Aksara, 1987.


(21)

91

Zulkarnain Djamin, Pembangunan Ekonomi Indonesia Sejak Repelita Pertama, Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1993.


(22)

43

BAB III

SEJARAH YAYASAN SADA AHMO (1990-2004 )

3.1 Berdirinya Perkumpulan Sada Ahmo

Jika dilihat dari perspektif sejarah terbentuknya atau berdirinya Yayasan Sada Ahmo sangat menarik perhatian untuk mengatahui kembali bagaimana kehidupan masyarakat yang tinggal di Kabupaten Dairi yang penduduk aslinya merupakan Orang Pakpak. Meskipun penduduk asli orang Pakpak namun masih sangat banyak penduduk asli yang termarjinalisasi dalam segala hal atau pun terpinggirkan karena terbatasnya beberapa kebutuhan penduduk diantaranya dalam bidang pendidikan dan ekonomi. Setelah penjajahan Belanda sudah berakhir tentu sangat banyak membawa pengaruh terhadap kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang diberapa wilayah di Indonesia. Oleh sebab itu menimbulkan semangat orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk membentuk elemen-elemen perlawanan rakyat dalam konsep pemberdayaan masyarakat dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan yang lebih baik.

Melihat kembali perjalanan YSA sejak didirikan dengan nama Yayasan Sada Ahmo, adalah mengingat sebuah desa kecil di Kabupaten Dairi, bernama desa Tinada. Bersama kelompok kecil ibu-ibu disana, Yayasan Sada Ahmo memulai kegiatan beternak ayam di rumah-rumah. Pengalaman kecil dan sederhana bersama-sama ibu-ibu tersebut adalah awal perjalanan panjang YSA18. Dengan pengalaman sederhana

18


(23)

44

yang dilakukan oleh kelompok ibu-ibu tersebut Yayasan Sada Ahmo banyak belajar mengenali dan terbuka dalam merespon kebutuhan masyarakat serta memahami dinamika masyarakat di tanah Dairi.

Yayasan Sada Ahmo dibentuk dan berfungsi sebagai wadah yang berperan penting dalam pendampingan masyarakat yang bekerja keras dalam melaksanakan aktivitasnya. Jika dilihat dari perjalanan sepanjang sejarah yang berpusat di Kabupaten Dairi. Yasasan Sada Ahmo menjadi sebuah organisasi masyarakat yang benar berjalan sesuai dengan peran lembaga swadaya masyarakat yang sesungguhnya menjadi harapan bangsa Indonesia. Kehadirannya sangat berlaku untuk masyarakat yang memang membutuhkan dampingan yang tulus dari orang memiliki jiwa-jiwa sosialis yang tinggi. Sehingga ketimpangan-ketimpangan dapat dibenahi kembali dalam masyarakat juga membangkitkan semangat orang-orang termasuk kaum yang banyak termajinalisasi untuk mengembangkan usaha agar mampu meningkatkan kehidupan sekaligus mampu mendapatkan kebutuhan hidup yang lebih layak, penggolongan di dalam masyarakat tidak menjadi ajeng perbedaan yang menjadi konfilk yang pada ahkirnya berakhir buruk dalam kehidupan sosial masyarakat. Dalam upaya penguatan dan pembenahan masyarakat dapat dikembangkan dari beberapa potensi yang dimiliki masyarakat sehingga tercermin masyarakat sejahtera di tengah-tengah masyarakat yang terhegemoni oleh para penduduk pendatang yang datang dari berbagai daerah menuju Kabupaten Dairi.


(24)

45

Pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat oleh Yayasan, dengan membuat kegiatan-kegiatan agar menarik perhatian masyarakat19. Pendekatan itu dilakukan langsung oleh anggota yang memang niat untuk campur tangan dalam menangani penanganan masalah dalam masyarakat. Pendekatan yang dilakukan membutuhkan proses yang tidak mudah, karena tantangannya sangat tidak mudah untuk berhadapan dengan masyarakat desa yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya tradisional. Mereka yang bekerja dalam menjalakan aktivitasnya untuk memberdayakan sekalis melakukan penguatan langsung terjun kepada masyarakat yang memang sangat termarjinalisasi oleh masyarakat yang terhegemoni penduduk pendatang sekaligus untuk tinggal diwilayah pemukiman orang pakpak.

Orang-orang yang hadir ke tengah-tengah masyarakat Pakpak dalam proses pendekatannya, pada awalnya dilakukan dengan mengadakan perkumpulan terhadap masyarakat agar lebih mudah bersosialisasi. Namun hal itu tidak dengan mudah melancarkan pendekatan yang dilakukan, mereka mendapatkan tantangan yang sangat susah untuk mengajak masyarakat Pakpak. Pada saat itu memang merupakan masyarakat tradisional yang menikmati kehidupannya secara tradisional bahkan karena spritualitas mereka terhadap budaya yang menganggap kehidupan mereka merupakan takdir yang maha kuasa, dari hal tersebut membuat masyarakat sulit untuk berkembang dan selalu pasrah dengan keadaan mereka. Tetapi karena mereka yang mempunyai semangat untuk melakukan penelitian terhadap masyarakat yang termarjinalisasi dan dengan tujuan untuk melayani sekaligus mendampingi suku yang termarjinalisasi. Orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi ini kemudian

19


(25)

46

membuat suatu hal yang menarik perhatian kepada mereka. Membuat sebuah kegiatan yang memang menguntungkan masyarakat yang ada di Kabupaten Dairi khususnya masyarakat yang termarjinalisasi. Kegiatan itu berupa pembudidayaan dengan cara berternak ayam yang dilakukan di rumah-rumah masyarakat20.

Berangkat dari pendekatan yang dilakukan oleh PESADA terhadap masyarakat, seiring perjalanan yang dilakukan membuat PESADA menemukan banyak hal yang memang masih membuat masyarakat sulit untuk mendapatkan kesejahteraan dalam masyarakat itu sendiri, khusunya bagi masyarakat Pakpak yang sangat banyak kehilangan identitas kesukuannya. Setelah pendekatan yang dilakukan ini berhasil dilakukan oleh mereka yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, itulah alat mereka untuk membentuk kelompok-kelompok terhadap warga agar lebih giat untuk berkumpul dalam mengikuti kegiatan berdiskusi, maka cara tersebut masyarakat marjinal khususnya perempuan Pakpak semakin lebih giat untuk datang dalam menghadiri kegiatan yang mereka lakukan.

Dari segala kelemahan orang Pakpak yang membuat mereka mendapatkan marjinalisasi. Suatu kajian yang sangat penting bagi orang-orang yang mendirikan Yayasan Sada Ahmo dalam memahami masyarakat Pakpak. Kajian yang dilakukan Yayasan Sada Ahmo dalam mengetahui tentang bagaimana kehidupan suku Pakpak di dalam ruang lingkup masyarakat yang terhegemoni oleh masyarakat pendatang, hal itu mendorong semangat mereka untuk mengubah pandangan masyarakat agar memahami tentang kehidupan sosial yang sangat berpengaruh dalam pengembangan kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan itu berdasarkan pengakuan untuk memperkenalkan

20


(26)

47

pendidikan supaya mereka memahami betapa pentingnya pendidikan kepada masyarakat.

Perkumpulan Sada Ahmo (PESADA) yang dulu disebut Yayasan Sada Ahmo (YSA) merupakan organisasi Non Pemerintah/ORNOP lokal di Provinsi Sumatera Utara21. YSA didirikan pada Oktober 1990 oleh 15 orang yang sangat konsern terhadap situasi sosial politik di Indonesia dan sebagai respon terhadap kecenderungan „hilangnya‟ suku Pakpak sebagai suku asli di Kabupaten Dairi22

. Orang-orang yang mendirikan Yayasan Sada Ahmo diantaranya Pdt.Bonar Lumban Tobing, Pdt.Marudut Manalu, Erlina C D Pardede, Jhonson Sumbayak, Dina Lumbantobing, Nelly Hutagalung, Berlin Gultom, Rista Saragih, S P Siregar, Bishop H Doloksaribu, Ramlan Sinaga, Risma Sitorus, Jadasrih Saragih, Emy Aritonang23. Masyarakat Pakpak dipilih sebagai wilayah pelayanan memang karena dalam pandangan para pendiri Yayasan, bahwa wilayah tersebut merupakan cerminan dari perlakuan rezim Orde Baru yang banyak mengabaikan pembangunan wilayah pedesaan yang belum sepenuhnya tuntas ditangani oleh pemerintah sampai kepelosok Indonesia. Kelemahan pemerintah dalam menuntaskan segala bentuk pembangunan memang bukan sepenuhnya menjadi kesalahan pemerintah, akan tetapi hal tersebut sangat tidak adil dipandang mereka yang peduli sesama, mereka merupakan orang-orang yang bekerja secara suka rela yang percaya bahwa dalam masyarakat perlu mengubah pola pikir. Mereka tidak membutuhkan bantuan pemerintah untuk memulihkan masyarakat

21

Wawancara : Maringan Pardede, 31 Agustus 2015.

22 Astanaria Ginting, Pesada menulis di usia 20 tahun melayani dan menguatkan dengan semboyan “ Sinceritas et simplicitas” Cetakan pertama: Restu printing-Indonesia, 2010, hal. 9

23


(27)

48

marjinal yang banyak mengalami ketertinggalan serta ketimpangan. Meskipun mereka tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah, mereka bukan berarti memiliki modal dalam bentuk materi untuk diberikan kepada masyarakat. Yang mereka lakukan kepada masyarakat yang banyak mengalami ketertinggalan hanya membangkitkan segala potensi yang dimiliki masyarakat agar mampu membangkitkan orang-orang yang termajinalisasi. Dalam spirit pelayanan mereka percaya mampu untuk membangkitkan masyarakat Pakpak melepaskan diri dari segala bentuk marjinalisasi.

Pada waktu mereka berdiskusi dari sana timbul rencana untuk memberikan nama kelompok. Karena memang pada saat itu wilayah hunian suku Pakpak menjadi tempat penelitian juga ada beberapa orang yang pada saat itu yang berasal dari keturunan nenek moyang suku Pakpak. Maka mereka yang mengadakan diskusi, menarik kesimpulan dengan kesepakatan para kelompok yang pada saat itu tinggal diwilayah tanah Pakpak. Yayasan itu sendiri diberi nama Sada Ahmo. Sada artinya satu, sedangkan Ahmo artinya persaudaraan. Jadi Sada Ahmo artinya satu persaudaraan24. Nama yang diberikan pada saat itu menjadi makna tersendiri dalam tubuh Yayasan yang memang memiliki tekat sebagai solidaritas yang tinggi dalam upaya mengembangkan masyarakat.

Istilah nama yang dibuat untuk Yayasan itu dalam bahasa Pakpak menggunakan partisipasi orang Pakpak yang memang mengerti bahasa sukunya sendiri, agar mereka bangga akan nama Yayasan yang didirikan untuk keperluan masyarakat khususnya dalam pengembangan kapasitas masyarakat Pakpak dilingkungan sosial. Selain partisipasi masyarakat dalam membuat nama Yayasan

24


(28)

49

dalam bahasa Pakpak juga dibantu dengan kamus bahasa Pakpak yang dimiliki oleh masyarakat suku asli Kabupaten Dairi.

Dalam proses yang dilakukan oleh inisiatif ke lima belas orang yang terlibat aktif dalam berdiskusi dalam mendirikan Yayasan Sada Ahmo yang pada akhirnya berhasil didirikan pada bulan Oktober 1990, namun pada saat itu Yayasan itu sendiri belum memiliki akte-notaris mereka masih menunggu selama satu tahun, yang secara formal kemudian baru di-akte-notariskan pada 1 February 199125. Pada tahun itulah Yayasan Sada Ahmo memiliki Aktenotaris yang pertama kali sewaktu didirikannya untuk masyarakat yang tinggal diwilayah Kabupaten Dairi yang merupakan tanah nenek moyang suku Pakpak.

Berdirinya Yayasan Sada Ahmo memang sudah jauh terencana oleh orang yang peduli dengan situasi politik dilingkungan Kabupaten Dairi. Mereka merupakan orang yang sudah mempunyai pendidikan dan wawasan yang cukup bagus dalam program pengembangan masyarakat. Awalnya ada beberapa orang seperti Siparani Payungbarani Siregar, Bonar Hasudungan Lumbantobing , Tiominar Hotmaulina Ujung yang aktif terlibat dalam aktivis penguatan masyarakat marjinal pada progaram latihan penelitian dan pengembangan (PLPP) di kampus26. Jauh sebelum Yayasan Sada Ahmo didirikan mereka melakukan penelitian pengkajian terhadap masyarakat diwilayah Kabupaten Dairi. Ternyata banyak kejanggalan- kejanggalan dan ketimpangan yang ditemukan oleh peneliti dari program penelitian pengkajian yang mereka lakukan yang mendorong semangat mereka untuk melakukan pengembangan.

25 Wawancara : Dinta Solin, 31 Agustus 2015. 26 Wawancara : Maringan Pardede, 31 Agustus 2015.


(29)

50

Dari situlah timbul niat yang sangat besar untuk masuk ke tengah-tengah masyarakat Kabupaten Dairi sebagai pengabdian mereka yang memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap masyarakat, termasuk suku yang memang terlihat jelas termarjinalisasi. Setelah ditelusuri secara rinci ke dalam masyarakat ternyata menjadi subuah pusat perhatian kepada masyarakat, sangat menarik sekali untuk mengetahui lagi tentang masyarakat marjinal. Mereka yang termarjinalisasi merupakan suku Pakpak yang kebetulan dalam topik pengkajian terhadap masyarakat yang berada di wilayah pedalaman hunian suku Pakpak.

Pada awalnya pembentukan Yayasan mereka memang benar-benar memiliki semangat untuk melayani masyarakat. Waktu itu Yayasan tidak memeliki dana operasional, pengurus juga tidak memperoleh gaji tetap. Semua bekerja karena idealisme dan pemihakan mereka terhadap masyarakat yang mengalami marjinalitas tersebut. Sejak awal, spirit pelayanan Pesada memang bertumbuh pada tiga nilai yang menjadi basis pelayanan ke masyarakat: ketaatan, kemiskinan, dan kemurnian hati. Bagi mereka melayani masyarakat yang banyak mengalami marjinalisasi merupakan cerminan dari spritualitas pendiri Yayasan dalam memelihara semangat “ Biara” di berbagai pelayanan yang ada27. Namun semangat orang-orang miskin yang termarjinalkan itulah yang menjadi spirit utama roh dari kehadiran “Biara” diberbagai pelayanan yang ada. Pelayanan yang dilakukan kemudian berkembang meluas oleh karena dirasakan sangat perlu untuk melembagakan nilai-nilai semangat dari biara, nilai-nilai Sinceritas dan Simplicitas ditemukan dan diadopsi.

27 J. Anto, 15 Tahun Perkumpulan Sada Ahmo (PESADA) Ketulusan dan Kesederhanaan, Cetakan pertama, Perkumpulan Sada Ahmo (PESADA), Sidikalang, 2006, hal. 9


(30)

51

Spritualitas mereka yang mendirikan Yayasan Sada Ahmo juga sangat mendukung orang-orang yang bersedia sebagai sukarelawan dalam pelayanan mereka terhadap masyarakat. Hal tersebut tidak terlepas dari latarbelakang mereka yang pernah menyelesaikan pendidikan theologia yang terlibat aktif dalam aktivitas penguatan masyarakat marjinal. Sehingga pelayanan mereka tidak terlepas dari dorongan kepercayaan mereka dalam mengangkat kaum marjinal. Pelayanan terhadap masyarakat bagi mereka merupakan panggilan kenabian dalam aliran spritualitas yang dimiliki oleh pendiri Yayasan Sada Ahmo.

Dari sekian lama Yayasan Sada Ahmo yang didirikan di wilayah Kabupaten Dairi dengan tujuan pengembangan kapasitas masyarakat termasuk penguatan perempuan, anak dan masyarakat marjinalisasi lainya, mereka orang-orang yang pada awalnya bekerja keras dalam pengembangan masyarakat kemudian banyak yang pensiun dan bahkan mengundurkan diri sebagai anggota dalam Yayasan. Mereka mengundurkan diri karena mereka punya tanggung jawab lain dalam aktivitas mereka dalam keluarga, sebagian mereka yang mengundurkan diri karena tidak sanggup lagi menjalankan tugasnya karena sudah cukup tua . setelah berjalan selama belasan tahun mereka banyak pengalihan tugas dalam pelaksanaannya, dalam menjalankan aktivitas pelaksanaan penguatan dan pengembangan kapasitas masyarakat.

Pada tahun 2003, terjadi perubahan anggaran dasar Yayasan Sada Ahmo menjada Perkumpulan Sada Ahmo28. Perubahan anggaran dasar itu merupakan kesepakatan para kordinator yang mendirikan Yayayasan Sada Ahmo yang pertama kalinya melakukan pelayanan terhadap masyarakat di Kabupaten Dairi. Perubahan

28


(31)

52

anggaran dasar menjadi Perkumpulan Sada Ahmo dihadiri oleh beberapa orang yang memang masih dapat menghadiri rapat dan sebagian lagi yang tidak dapat mengahadiri rapat itu dilakukan melalui komunikasi lewat telepon atau pun jejaring sosial lainya. Kesepakatan melakukan perubahan anggaran dasar itu dibuat karena memang mereka yang sudah bekerja dalam pengembangan masyarakat termasuk anggota yang memiliki tugas-tugas penting sampai pada bawahan sudah mempelajari beberapa undang-undang agar tidak menimbulkan berbagai masalah maka dalam aktenotaris yang baru Yayasan Sada Ahmo sah berubah anggaran dasar menjadi Perkumpulan Sada Ahmo. Pelaksanaan pelayanan dan pendampingan kepada masyarakat tetap sebagai idealis bagi mereka yang masi bekerja keras dalam pengabdian terhadap masyarakat untuk mengangkat kapasitas masyarakat yang termarjinalisasi juga untuk mengambangkan potensi masyarakat agar mampu mencapai kehidupan yang lebih sejahtera.

3.2.Yayasan Sada Ahmo Sebagai Organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat

Yayasan Sada Ahmo sebagai organisasi LSM dapat dilihat sebagai bukti dari segala hal yang dilakukan untuk kepentingan masyarakat. Ada pun beberapa misi dan visi Yayasan Sada Ahmo yaitu menciptakan masyarakat yang memiliki semangat kesederhanaan, disiplin, ketulusan, solidaritas, pengapdian, kesetaraan dan keadialan gender. Agar seluruh personil dapat melaksanakan secara praktis seluruh visi ini dalam gerak sehari-hari, visi tersebut diletakkan secara praktis menjadi slogan „Ketulusan dan kesederhanan‟. Maka dengan hal itu seluruh anggota melakukan pergerakannya


(32)

53

berdasarkan apa yang menjadi visi sehingga terwujud keinginan dalam menangani masalah dalam masyarakat.

Kemudian untuk mencapai misi dalam Yayasan Sada Ahmo maka dibuat lagi misi supaya lebih independen, transparan, demokratis, dan partisipatif yang di bentuk berlandaskan badan hukum yang sah sebagai LSM, maka misi PESADA adalah:

1. Penyadaran hak perempuan, anak, kelompok masyarakat marjinal

2. Penguatan ekonomi, sosial, budaya dan politik perempuan dan kelompok marjinal

3. Advokasi dan pembelaan perempuan, anak dan kelompok marjianal 4. Kajian dan pengutan kapasitas29.

Yayasan Sada Ahmo sebagai sebuah organisasi yang independen berjuang dengan bekerja keras dalam melaksanakan aktivitasnya untuk mencapai terwujudnya masyarakat yang adil juga adanya kesetaraan di tengah-tengah masyarakat. Menjadi sebuah institusi yang menamakan diri menjadi organisasi Non-Pemerintah (terjemahan dari Non-Governmental Organizatio/NGO), pada dasarnya menunjukkan sikap bahwa Yayasan didirikan dengan maksud untuk menguatkan (empower) rakyat terutama perempuan dan anak serta kelompok marjinal lainya, dalam arti luas. Kata “non”(bukan anti) dengan jelas menunjukkan bahwa PESADA bukanlah organisasi yang berafiliasi dengan pemerintah30.

29 Astanaria Ginting, Pesada menulis di usia 20 tahun melayani dan menguatkan dengan semboyan “ Sinceritas et simplicitas” Cetakan pertama: Restu printing-Indonesia, 2010, hal. 10


(33)

54

Istilah Lembaga Swadaya Masyarakat, tetap digunakan secara simultan oleh PESADA mengingat pemahaman umum yang lebih mengenal LSM daripada ORNOP, dan karena salah satu prinsip yang dipergunakan oleh Yayasan adalah keswadayaan. Yayasan Sada Ahmo merupakan nama dari sebuah LSM yang diberikan nama oleh kelompok masyarakat yang memiliki semangat untuk melayani masyarakat. Jadi dalam Yayasan ini memang memiliki tujuan untuk memberdayakan masyakarat dalam meraih kesejahteraan dan bekerja berdasarkan prinsip yang dilakukan LSM yang sebenarnya.

Dalam sebuah organisasi tentu memiliki kebijakan supaya menghindari berbagai masalah yang menimbulkan konflik antara kelompok ataupun individu, oleh kerena itu Yayasan memiliki kebijakan. Kebijakan itu dikeluarkan langsung atas kesepakatan tubuh lembaga, karena pada dasarnya seringkali terjadi dalam sebuah lembaga yang merusak tubuh lembaga itu adalah orang-orang yang memang bekerja didalamnya. Sehingga kebijakan itu ditujukan langsung pada seluruh anggota Yayasan Sada Ahmo. Beberapa kebijakan diantaranya :

1. Personil YSA bukanlah pegawai negeri dan seluruh staf penuh waktu tidak diizinkan merangkap atau pun melamar sebagai PNS

2. Seluruh anggota perkumpulan, pengurus dan pengawas YSA bukanlah pengurus PARPOL, kecuali perempuan yang memegang jabatan dibidang penguatan/pemberdayaan perempuan.

3. Personil YSA harus mengundurkan diri apabila pada suatu saat ingin menjadi pejabat publik/negara. Khusus untuk mendukung partisipasi


(34)

55

politik perempuan, peremuan yang mundur akan memperoleh dukungan melalui program YSA, CU besar dan jaringan aktivis perempuan.

4. YSA tidak meminta atau menggunakan dana anggaran belanja negara/pemerintah Indonesia.

5. YSA tidak menjadi pelaksana dari proyek pemerintah Indonesia31

Kebijakan yang dilakukan memang jelas untuk menghindari timbulnya berbagai masalah yang dapat mengganggu posisi Yayasan sebagai lembaga swadaya masyarakat, menghindari masalah kepentingan, menjaga kemandirian politik serta kooptasi yang sangat mungkin timbul dalam proses. Karena memang sangat banyak pihak dalam golongan masyarakat yang memang selalu ingin merusak apa yang berhubungan dengan masyarakat apalagi suatu lembaga yang didirikan sangat berpengaruh bahkan sangat menguntungkan. Demi menjaga keutuhan sebuah lembaga itu agar kuat ditengah-tengah masyarakat, maka mereka mempunyai inisiatif untuk membuat kebijakan dengan kesepakatan bersama dalam kelompok yang diberikan nama Yayasan Sada Ahmo.

Kebijakan yang dibentuk dengan tetap mengingat bahwa Yayasan Sada Ahmo dan seluruh dampingannya terletak di dalam lingkup negara Republik Indonesia, merupakan warga negara Indonesia, dan harus melakukan kewajibannya sebagai warga negara. Bahkan sebagai warga negara Indonesia di harapkan supaya berpartisipasi kepada negara secara politis. Yayasan Ahmo yang memiliki prinsip

31


(35)

56

keswadayaan bekerja bersama pemerintah untuk mewujudkan tercapainya Negara RI yang adil dan makmur.

3.3. Respon Masyarakat Terhadap Yayasan Sada Ahmo

Mendirikan sebuah organisasi di dalam masyarakat sebenarnya bukan pekerjaan yang sangat mudah, apalagi organisasi tersebut dibentuk di lingkungan masyarakat benar-benar masih terpinggirkan bahkan masyarakat tradisional yang banyak mengalami ketertinggalan. Oleh karena kurangnya ilmu dan pengetahuan dilingkungan masyarakat sehingga mereka memiliki pandangan bahwa kehadiran sebuah organisasi LSM membuat pengaruh terhadap masyarakat di Kabupaten Dairi membawa dampak kurang baik terhadap masyarakat itu sendiri.

Kehadiran Yayasan Sada Ahmo di tengah-tengah masyarakat yang tinggal di Kabupaten Dairi yang penduduk aslinya Suku Pakpak minimbulkan banyak pertanyaan atas terbentuknya organisasi ini. Sehingga Yayasan ini banyak menerima tantangan berupa penolakan dari masyarakat karena dianggap tidak menguntungkan masyarakat itu sendiri. Karena pada dasarnya masyarakat tradisional ataupun masyarakat yang termarjinalisasi selalu mengaharapkan bantuan dari lembaga atau kelompok orang yang datang ke wilayah tanah Pakpak32.

Dari beberapa pandangan masyarakat yang benar termarjinalisasi ketika melihat suatu pengorganisasian berupa kelompok usaha yang dilakukan untuk menuntaskan kemiskinan dibentuk dalam masyarakat menjadi sebuah pengalaman

32


(36)

57

tersendiri. Karena banyak proyek-proyek penuntasan kemiskinan yang pada akhirnya hanya menghasilkan penyalagunaan kewenangan dan korupsi para pengurus. Penyalah gunaan yang dilakukan terhadap masyarakat menjadi manfaat untuk mendapatkan keuntungan bagi para sebagian orang yang melakukan pengelompokan. Masyarakat dimanfaatkan bahkan banyak sekali kejadian yang memanipulasi masyarakat tradisional. Masyarakat biasa dijadikan ajeng mendapatkan keuntungan. Tidak jarang sekali terjadi kejadian pemanfaatan yang terhadap masyarakat terutama dilingkungan wilayah Kabupaten Dairi. Pada hal mereka mengaku sebuah lembaga yang mendamping masyarakat dalam penuntasan masalah yang ternyata semua hanyalah omong kosong. Akibatnya kepercayaan warga terhadap setiap upaya pihak lain membangun kelompok ditanggapi secara pasif. Apalagi jika upaya pembentukan kelompok itu dikaitkan dengan kewajiban keuangan warga33.

Meskipun Yayasan Sada Ahmo tidak mudah diterima di tengah-tengah masyarakat, akan tetapi anggota Yayasan Sada Ahmo ini tidak langsung menyerah. Hal itu karena mereka punya landasan yang kuat untuk mengangangkat hak masyarakat kaum marjinal agar mendapatkan nilai-nilai kehidupan yang memiki keadilan dan kesejahteraan, perempuan dan anak supaya lebih berkembang dan menemukan jati diri mereka di masyarakat. Kemudian Yayasan Sada Ahmo ini bergerak memulai kegiatan pengembangan kapasitas kelompok melalui penyadaran akan hak perempuan di dalam lingkungan masyarakat sampai ke lingkungan keluarga. Karena biasanya perempuan sering tertindas di dalam keluarga di karenakan budaya yang patut terhadap laki-laki. Jarang sekali perempuan bisa campur tangan dalam

33


(37)

58

mengambil keputusan dalam keluarga sehingga terbawa efek sampai kepada kegiatan yang ada di masyarakat.

Yayasan Sada Ahmo memiliki strategi untuk mengajak masyarakat supaya mengikuti kelompok dengan cara membentuk beberapa kegitan di dalam masyarakat. Dengan tujuan supaya kelompok yang di bentuk dapat terbuka merespon dan menerima setiap kebutuhan dilingkungan masyarakat yang termarjinaliasi juga memahami dinamika kehidupan di Kabupaten Dairi.

Strategi pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat yaitu dengan membentuk kegiatan beternak ayam bersama ibu-ibu yang tinggal di Kabupaten dairi yang merupakan tanah Pakpak. Strategi pendekatan ini berupa kelompok ibu-ibu yang memulai kegiatan pengembangan ternak ayam yang di sarankan oleh YSA terhadap anggota yang sudah masuk di dalam kelompok. Pendekatan yang dilakukan dengan beternak ayam berhasil bahkan dari pendekatan itu menjadi sejarah panjang bagi YSA yang melakukan pendekatan terhadap masyarakat di Kabupaten Dairi Khusunya ibu-ibu,anak dan masyarakat lain yang termarjinalisasi . Dari kegiatan beternak ayam ini Yayasan mempelajari kelemahan dan sekaligus membentuk pengembangan kapasitas Ibu-ibu, anak dan masyarakat marjinal lainya.34

Pada awal terbuntuknya Yayasan Sada Ahmo pertama kali tidak langsung instan diterima masyarakat. Tapi karena kegigihan orang yang mendirikan organisasi masyarakat itu berusaha ingin mengubah dan mengembangkan kapasitas masyarakat yang termajinalisasi perempuan dan anak. Maka sampai pada ahkirnya bisa terwujud di Kabupaten Dairi meskipun belum sepenuhnya terlaksana. Yayasan Sada Ahmo

34


(38)

59

terus bergerak untuk melakukan pelayanannya terhadap masyarakat agar mereka yang termarjinalisasi mendapatkan keadailan dan mampu melepaskan diri dari marjinalisasi yang dialami. Yayasan Sada Ahmo membawa masyarakat untuk mendapatkan apa yang menjadi hak marsyarakat, dan tidak melepaskan diri untuk mendampingi masyarakat sebagai bukti bahwa mereka terus menjalankan aktivitasnya dalam memberdayakan masyarakat.

Keterbukaan masyarakat terhadap kelompok Yayasan Sada Ahmo merupakan respon masyarakat terhadap segala kegiatan yang dibentuk oleh organisasi ini. Mereka bahkan tertarik dengan beberapa kegiatan yang dilakukan oleh YSA. Berangkat dari kegiatan yang di bentuk oleh masyarakat yang ingin mengubah pola pikir masyarakat, maka mereka bahkan menjadi kelompok yang dijadikan anggota dari lembaga dan mengikuti segala kegiatan yang diarahkan YSA sebagai lembaga swadaya masyarakat tersebut dalam mengangkat masyarakat yang terpinggirkan dan termarjinalisasi diberbagai bidang.

Masyarakat yang tinggal di Kabupaten Dairi sebenarnya bukan termasuk orang yang gampang untuk diubah dalam bentuk pola pikir, akan tetapi kemampuan atau cara yang dimiliki YSA masuk ke dalam masyarat sangat terlatih dalam membuat strategi pendekatan. Dalam memasuki suatu wilayah pedesaan, kecamatan sampai ke kota Kabupaten mereka mendatangi bahkan meminta dukungan terhadap orang yang berpengaruh di setiap wilayah35. Dukungan yang di harapakan dari orang yang berpengaruh bukan merupakan hal yang memanipulasi masyarakat, melainkan mereka menunjukkan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan masyarakat agar

35


(39)

60

didukung orang yang berpengaruh tersebut. Setelah melakukan sosialisasi terhadap orang yang berpengaruh dan memberikan dukungannya untuk pengembangan masyarakat, hal tersebut dilakukan untuk mempermudah kelancaran kegiatan YSA, dengan cara itu Yayasan Sada Ahmo dengan mudah mengajak masyarakat bersosialisasi. Orang yang berpengaruh yang didatangi oleh orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi itu yang menjadi keyakinan bagi penduduk yang termarjinalisasi. Orang yang berpengaruh itu pada dasarnya dekat dengan masyarakat yang banyak mengalami ketertinggalan. Sehingga strategi pendekatan yang dilakukan kepada mereka tidak menjadi keraguan lagi untuk membuka hati dalam merespon segala bentuk kegiatan yang dibuat Yayasan Sada Ahmo.

Pada akhirnya masyarakat sadar dengan kegiatan pendekatan yang dilakukan oleh anggota YSA. Bahkan mereka sangat merasa terbantu oleh kehadiran lembaga masyarakat ini dalam mengangkat perempuan, anak dan masyarakat marjinal lainnya. Dengan berbagai penyadaran pengembangan masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan YSA, maka masyarakat pun lebih aktif dan lebih rajin mengikuti kegiatan kelompok. Mereka tidak takut lagi untuk mengikuti kegiatan kelompok yang di bentuk lembaga tersebut.

Dalam berbagai proses pendakatan Yayasan Sada Ahmo terhadap masyarakat dengan segala upaya dan susah payah. Proses itu kemudian dapat terwujud dari usaha orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk membentuk kelompok di dalam masyarakat. Bahkan kelompok itu pun menyebar luas di wilayah Kabupaten Dairi. Sudah tidak pertanyaan lagi bagi masyarakat kehadiran YSA karena mereka dapat memahi pergerakan yang dilakukan lembaga tersebut ke dalam masyarakat.


(40)

61

Mereka memahami segala upaya yang dilakukan bertujuan untuk mengangkat mereka dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki masyarakat itu sendiri.

Jika kehadiran YSA pada awalnya mengundang banyak pertanyaan terhadap masyarakat. Hal tersebut memang menunjukkan bahwa masyarakat memiliki potensi tetapi tidak dapat dikembangakan karena faktor wilayah tradisional yang sangat mempengaruhi perkembangan masyarakat yang tinggal di Kabupaten Dairi. Sehingga tidak langsung menerima kehadiran YSA di tengah-tengah masyarakat. Bahkan sangat banyak tantangan yang sudah dilalui dan berhasil sampai titik puncak penyadaran masyarakat. Kemudian dapat kita ketahui bahwa kegiatan yang sudah dilakukan masyarakat dengan aktif dalam kelompok. Itu menunjukkan kalau respon masyarakat terhadap YSA tidak lagi seperti pada awal pembentukannya lagi.

Masyarakat tidak sungkan lagi mengadakan diskusi dan meminta pendampingan terhadap YSA. Dukungan YSA terhadap pengutan perempuan, anak, dan masyarakat yang termarjinalisasi lainnya dengan segala upaya pendekatan kini menjadi respon yang baik dari masyarakat sehingga lembaga ini menjadi pengaduan yang dapat mendampingi masyarakat untuk mengatasi berbagai masalah dalam menjaga setiap hak dalam masyarakat terutama masyarakat yang termarjinalisasi36. Kegitan penguatan masyarakat menjadi respon yang sangat baik terhadap YSA sampai keseluruh wilayah Kabupaten Dairi mengenal Yayasan Sada Ahmo sebagai organisasi yang mendampingi dan memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan nilai-nilai kehidupan yang lebih baik.

36


(41)

62

Mereka mengenal lembaga ini sebagai organisasi masyarakat yang memang hadir di tengah-tengah masyarakat merubah segala bentuk ketimpangan yang di alami masyarakat. Lembaga ini berjalan dengan baik karena mereka memang bekerja secara mandiri tanpa adanya bantuan pemerintah, tanpa mengharapkan imbalan materi dari golongan masyarakat. Bekerja keras dalam upaya penguatan masyarakat marjinal dilakukan secara mandiri oleh orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Sehingga masyarakat mengenal serta mengakui Yayasan Sada Ahmo sebagai lembaga yang mandiri, dalam hal keuangan mereka bersifat sukarela dan menjadikan LSM dapat bergerak secara luas tanpa dibatasi ikatan motif politik dan ekonomi.

3.4 Kepengurusan Yayasan Sada Ahmo

Kepengurusan Yayasan Sada Ahmo terdiri dari dewan pengurus, dewan pengawas, dan badan pelaksanaan harian. Dewan pengurus terdiri dari : ketua, sekretaris, bendahara. Dewan pengawas terdiri dari : ketua, sekretaris, bendahara yang melaksakan pengawasannya dalam melaksanakan tugasnya. Badan pelaksanaan harian yaitu Direktur Eksekutif dan Deputy Direktur37. Pengurus organisasi Yayasan Sada Ahmo dipilih melalui cara musyawarah untuk mufakat oleh seluruh anggota Yayasan Sada Ahmo. Yayasan Sada Ahmo Sebagai organisasi masyarakat bertugas untuk memberikan pelayanan dalam melakukan aktivitasnya di tengah masyarakat.

Badan pelaksanan harian memiliki tugas dan wewenang diantaranya sebagai berikut :

37


(42)

63

1. Badan pelaksaan haria bertugas untuk melaksanakan seluruh program 4 (empat) tahunan yang telah ditetapkan oleh rapat umum dan program tahunan yang telah dibuat oleh dewan pengurus.

2. Melaksanakan kebijakan umum, strategi program, keputusan, dan semua peraturan yang ditetapkan oleh rapat umum.

3. Menyusun rancangan program tahunan dan anggaran yang akan disahkan rapat umum.

4. Menyelenggarakan rapat umum dan mengundang anggota sekurang-kurangnya (14) hari sebelum diadakan rapat umum berdasarkan tanggal bukti pengiriman surat. 5. Melakukan segala upaya dalam rangka melaksanakan program.

6. Memelihara kekayaan perkumpulan sebaik-baiknya dengan mengindahkan segala peraturan dalam Anggaran Dasar dan Aggaran Rumah Tangga.38

Kepengurusan Yayasan Sada Ahmo dipilih dalam munyawarah besar oleh anggota Yayasan Sada ahmo untuk masa jabatan yang sudah ditentukan oleh Yayasan itu sendiri. Pada saat musyawarah pemilihan kepengurusan Yayasan Sada Ahmo dihadiri oleh para pendiri Yayasan Sada Ahmo sebagai penasehat pengurus yang baru. Pemilihan kepengurusan itu harus diketahui oleh para pendiri Yayasan Sada Ahmo sekaligus menghargai jasa mereka sebagai pendiri Yayasan Sada Ahmo di Kabupaten Dairi. Kepengurusan Yayasan Sada Ahmo beserta tugas pokok dan fungsinya adalah sebagai berikut.

1. Ketua

38


(43)

64

Ketua merupakan pimpinan tertinggi yang menguasai dan mengkoordinir setiap anggota-anggota yang berada didalamnya. Dalam pemilihan ketua ini, harus disepakati seluruh anggota yang sudah mengetahui kemampuan ketua umum dalam melaksanakan tugas nantinya. Dalam setiap pengangkatan ketua, diutamakan anggota yang sudah lama menjadi anggota dalam Yayasan Sada Ahmo. Hal itu dianggap karena, sudah memberikan niat untuk melakukan pelayanan dari tubuh organisasi Yayasan Sada Ahmo serta menghormati kerja keras dalam melakukan ativitas pelayanannya.

Fungsi dan tugas dari ketua ialah :

- Pemegang kekuasaan tertinggi dalam memimpin Yayasan Sada Ahmo.

- Merumuskan kebijakan umum yang bersifat internal dan eksternal dalam Yayasan Sada Ahmo.

- Mengoordinasikan penyelenggaraan dan pengembangan masyarakat secara profesional, sistematis, dan terarah.

- Bertindak untuk dan atas nama Yayasan Sada Ahmo baik di dalam maupun di luar organisasi.

- Bertanggung jawab dan mengusahakan agar aktivitas anggota Yayasan Sada Ahmo senantiasa dapat dijalankan sesuai dengan visi dan misinya.

- Dalam menjalankan tugasnya harus bertanggung jawab terhadap organisasi Yayasan Sada Ahmo dan dibantu oleh, sekretaris, bendahara dan wakil bendahara.


(44)

65

Sama seperti organisasi lain, organisasi Yayasan Sada Ahmo ini juga memiliki seorang sekretaris. Sekretaris juga diangkat dalam musyawarah yang telah disepakati oleh seluruh anggota perkumpulan Sada Ahmo.

Tugas dan tanggung jawab sekretaris : - Mewakili ketua apabila berhalangan.

- Mengoordinasikan, mengarahkan, dan bertanggung jawab atas kegiatan kerja sekretaris Yayasan Sada Ahmo.

- Mengoordinasikan dan mengarahkan kegiatan rekomendasi dan perizinan, bagian hubungan masyarakat.

- Mengelola seluruh kebutuhan fasilitas dan perlengkapan di lingkungan sekretariat.

- Melaksanakan ketatausahaan, pembinaan personil, pembianaan material, perlengkapan, dan kegiatan pembinanaan kerumahtanggaanYayasan Sada Ahmo.

- Mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat- rapat pengurus Yayasan Sada Ahmo.

- Mengoordinasi persiapan dan penyelenggaraan mubes dan rapat kerja. - Mengoordinasi penyusunan laporan sekretariat secara periodik.

- Menjadi pendamping dan narasumber pada setiap mubes dan rapat kerja. - Melaksanakan tugas lain yang diberikan ketua.

- Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab pada ketua dan Yayasan Sada Ahmo.


(45)

66

Bendahara ini dipilih langsung oleh ketua yang sedang menjabat sebagai pimpinanan tertinggi pada Yayasan Sada Ahmo. Bendahara tersebut harus merupakan anggota dari Yayasan Sada Ahmo.

Tugas dan tanggungjawab bendahara ialah :

- Melaksankan kebijakan umum serta kebijakan ketua dalam urusan keuangan perbendaharaan keuangan dan anggaran berdasarkan peraturan yang telah ditentukan.

- Menyusun rencana anggaran dan belanja serta bekerja sama dengan seksi-seksi organisasi.

- Mengoordinasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja yang telah disetujui.

- Bertanggung jawab terhadap pengadaan pendanaan.

- Bertanggung jawab terhadap pembukuan, verifikasi dan pengeluaran sesuai dengan peraturan yang berlaku.

- Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan keuangan secara periodik. - Menjadi pendamping dan narasumber pada setiap mubes dan rapat kerja. - Di dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh wakil bendahara.

- Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua dan Yayasan Sada Ahmo.

3.5 Aset

Dalam pelaksanaan sistem organisasi sebuah lembaga pada umumnya harus memiliki yang namanya bangunan atau tempat bekerja, guna memaksimalkan kinerja lembaga tersebut, begitu juga dengan Yayasan Sada Ahmo dalam melaksanakan


(46)

67

kinerjanya, sangat didukung oleh adanya lokasi atau tempat bekerja para anggota Yayasan Sada Ahmo. Pada awalnya, Yayasan Sada Ahmo ini berlokasi di rumah-rumah. Dimana rumah-rumah tersebut merupakan rumah salah satu dari anggota Yayasan Sada Ahmo. Seiring berjalannya waktu Yayasan Sada Ahmo mulai mengotrak rumah yang digunakan sebagai tempat atau digunakan sebagai kantor bagi Yayasan Sada Ahmo. Alhasil dari kerja keras anggota Yayasan Sada Ahmo yang berjalan selama puluhan tahun kemudian mereka sanggup memiliki gedung sebagai kantor pusat Yayasan Sada Ahmo yang digunakan sampai sekarang ini.

Hal tersebut dibuat agar memaksimalkan kinerja dalam mengurus sistem organisasi dan tanggung jawab dalam menjalankan aktivitas mereka di tengah masyarakat. Bangunan tersebut terletak di jalan Empatlima. Bangunan tersebut sudah permanen dan menjadi hak milik organisasi Yayasan Sada Ahmo. Dalam bangunan tersebut terdapat ruangan yang didalamnya terdapat meja dengan kursi, memiliki ruangan bagi setiap anggota sperti ketua, bendahara dan sekretaris dan sebagainya. Selain itu terdapat ruangan rapat anggota-anggota Yayasan Sada Ahmo tersebut, guna memantapkan hasil kinerja para anggota dalam segala pelaksanaannya yang ditumpahkan dalam berupa laporan-laporan.

3.6 Anggota Badan Pengurus

Perkembangan organisasi ini berdasarkan keanggotaan cukup baik. Hal itu karena masyarakat yang berdiam di Kabupaten Dairi yang telah merespon segala aktivitas dari Yayasan Sada Ahmo. Faktor program kerja dan perananya turut berpengaruh terhadap perkembangan secara keanggotaan sehingga sangat banyak


(47)

68

masyarakat yang melibatkan diri sebagai anggota dalam Yayasan Sada Ahmo. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kehadiran Yayasan Sada Ahmo di tengah masyarakat di Kabupaten Dairi yang pada awalnya banyak melakukan penolakan terhadap kehadiran Yayasan Sada Ahmo kini tidak terlihat lagi di wajah masyarakat bahkan masyarakat sendiri pun sudah mulai mendekatkan diri pada Yayasan ini agar ditetapkan menjadi anggota Yayasan Sada Ahmo. Beberapa anggota badan pengurus yaitu : Bonar Lumbantobing, Erlina Cristina Dinaria Pardede, Dina Lumbantobing, Rouli Manurung, Rista Maruli Saragih, Jadasri Dosdo Saragih, Dinta Widarma Solin, Maringan S Pardede, Ramida Katharina Sinaga, Dian kartika sari, Riana Padang, Elpina Sipayung, Kholida Lubis, Ronald Silalahi, Frans Toegimin, Berliana Purba, Sarma Sigalingging.


(48)

69

BAB IV

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH YAYASAN SADA AHMO

4.1 Perberdayaan Masyarakat melalui Taman Bina Asuh Anak/TBAA

Pendidikan merupakan suatu alat yang dapat mengubah pola pikir setiap manusia. Dengan pendidikan yang baik, kualitas kehidupan manusia juga akan semakin membaik. Sehingga pendidikan layak dijadikan sebuah landasan utama yang dijadikan modal untuk hidup. Karena pentingnya pendidikan kemudian YSA memulai mendampingi anak usia dini melalui Taman Bina Asuh Anak/TBAA upaya memajukan masyarakat Pakpak yang termarjinalisasi di daerahnya sendiri.

Suku Pakpak merupakan salah satu dari 5 sub etnik dari batak. Tetapi tidak banyak orang tahu soal keberadaan suku ini. Dapat kita lihat di Kabupaten Dairi yang terdiri dari masyarakat yang heterogen membuat suku asli termarjinalisasi karena faktor perkembangan penduduk pendatang yang sangat berpengaruh besar terhadap penduduk asli. Di Kabupaten Dairi seharusnya orang Pakpaklah yang menjadi tuan dan nyonya tanah, bahasa Pakpaklah yang seharusnya digunakan sebagai bahasa sehari-hari di masyarakat. Akan tetapi terlihat jelas yang terjadi malah yang sebaliknya, suku Pakpak semakin terpinggirkan. Banyak lahan yang dikuasai oleh suku pendatang. Bahasa yang digunakan sehari-hari di wilayah tanah suku penduduk asli tidak lagi bahasa Pakpak. Melainkan bahasa yang digunakan suku pendatang yaitu Batak Toba39.


(49)

70

Persoalan yang dihadapi adalah soal krisis kepercayaan terhadap suku Pakpak oleh masyarakatnya sendiri. Berangkat dari hal ini juga YSA bergerak mendampingi masyarakat Pakpak, YSA merasa perlu membenahi soal percaya diri terhadap suku pakpak. Kegiatan tersebut dilakukan supaya masyarakat yang termarjinalisasi dapat menemukan jadi diri di tengah-tengah masyarakat yang banyak didatangi oleh penduduk kaum migran yang tinggal dan menetap di wilayah Kabupaten Dairi.

Selain persoalan krisis kepercayaan terhadap suku asli penduduk yang tinggal di Kabupaten Dairi, ada juga anggapan yang timbul dalam pemikiran masyarakat bahwa pendidikan anak usia dini tidaklah penting karena pada saat itu masyarakat masih sangat dekat dengan kehidupan yang tradisional . Hal ini jugalah yang membuat masyarakat Pakpak mengalami banyak ketertinggalan dalam bidang pendidikan. Mereka merasa lebih baik membawa anak mereka ke ladang bersama orang tua meskipun anak-anak mereka tidak bisa mengerjakan sesuatu di ladang. Pada saat itu juga pemerintah daerah juga belum menyediakan sarana untuk pendidikan anak usia dini di Kecamatan. Yang ada hanya ditemukan di ibukota Kabupaten dan mayoritas diakses oleh anak-anak golongan menengah ke atas. Termasuk anak-anak dari pegawai pemerintah dan anak dari pegawai swasta, jarang sekali anak dari petani mengenal pendidikan pada pendidikan anak usia dini.

Anak usia dini yang tinggal di lingkungan pedesaan tidak mendapatkan akses sarana pendidikan dari pemerintah Kabupaten. Hal ini juga salah satu bukti bahwa masyarakat yang tinggal di pedesaan semakin terpinggirkan dan banyak mengalami ketinggalan jika dibandingkan dengan anak usia dini yang tinggal di ibukota Kabupaten. Mereka tidak menikmati sarana pendidikan pada saat usia dini, selain itu


(50)

71

juga masyarakat yang termarjinalisasi karena kemiskinan tidak mampu untuk mengikuti sarana pendidikan yang dibangun oleh pemerintah terhadap pendidikan anak40. Untuk kebutuhan hidup saja mereka udah sangat berkerja keras, bahkan kerja keras yang mereka lakukan tidak sepenuhnya bisa membiayai kebutuhan hidup apalagi untuk bersekolah juga membutuhkan uang yang cukup banyak. Keadaan tersebut membuat masyarakat khususnya orang Pakpak pasrah untuk menjalakan kehidupannya, masyarakat Pakpak menikmati kehidupan yang termarjinalisasi membuat mereka sangat sulit untuk berkembang bahkan mereka juga sangat tidak mengenal nilai-nilai kehidupan yang mencerminkan keadilan bagi seluruh masyarakat. Yang mereka pikirkan hanya tahu bagaimana caranya bisa bertahan hidup, mampu membiayai kebutuhan mereka dengan cara bekerja keras di ladang, bagi mereka tidak masalah bekerja keras di ladang orang asalkan mendapatkan upah dari orang yang menggaji mereka.

Kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak usia dini di lembaga pendidikan sangatlah rendah disebabkan oleh beberapa faktor. Dapat dilihat ketika Yayasan mulai membentuk sebuah sarana pendidikan terhadap masyarakat yang belum menikmati sarana pendidikan yang disediakan oleh pemerintah untuk masyarakat yang tinggal dilingkungan pedesaan. Mereka tidak mempersiapkan anak mereka untuk mengikuti pendidikan pada anak usia dini ke TBAA. Anak-anak harus diantar jemput pengasuh ke lokasi TBAA. Karena tingkat kesadaran masyarakat dalam memperoleh pendidikan sangat rendah, tentu kepedulian mereka dalam membayar uang asuhan terhadap lembaga pendidikan ini sangat memprihatinkan. Pada hal uang

40


(51)

72

bayaran untuk pengasuh pada saat itu hanyalah Rp 3.000 setiap bulan. Pembayaran yang dilakukan orangtua anak yang bersekolah dalam lembaga pendidikan yang didampinggi oleh Yayasan bisa dalam bentuk natura seperti sayur, tomat, dan hasil pertanian lainya41. Biaya yang dipungut oleh Yayasan Sada Ahmo terhadap masyarakat tidak sepenuhnya menjadi upah mereka. Uang yang dikumpulkan juga sebagaian untuk keperluan anak dalam perbaikan giji anak-anak yang bersekolah di TBAA. Supaya kesehatan dan kecerdasan anak dapat mengalami peningkatan.

Pengenalan pendidikan anak usia dini kepada masyarakat yang termarjinalisasi dalam prosesnya tidaklah sebuah pekerjaan yang sangat mudah. Apalagi jika dilihat dari segala upaya pendampingan YSA terhadap lembaga pendidikan TBAA dalam mengasuh anak-anak yang tinggal di daerah wilayah suku Pakpak. Dengan segala upaya yang dilakukan terhadap pendampingan TBAA, maka dari sana juga mulai mempengaruhi masyarakat dan mampu memahami betapa pentinggnya pendidikan. YSA berusaha memberikan kesadaran kepada masyarakat agar mereka dengan penuh semangat dalam mendorong anak-anak yang tinggal dilingkungan pedesaan untuk tetap memasuki pendidikan di TBAA.

Budaya masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak usia dini. Karena banyak anggapan masyarakat bahwa pendidikan pada anak usia dini bukanlah hal yang terpenting dalam pembentukan karakter dan pola pikir anak-anak. Orangtua dari anak usia dini tinggal di beberapa wilayah Dairi yang termasuk termarjinalisasi dalam beberapa bidang lebih mengutamakan pendidikan remaja

41


(52)

73

(SD,SMP) daripada pendidikan anak usia dini42. Hal ini juga menunjukkan keterbatasan pendidikan orangtua sehingga membawa pengaruh terhadap anak, mereka tidak mengetahui pengembangan kecerdasan dan kreatifitas terbentuk pada usia 0-6 tahun. Dalam usia dini ini peningkatan kecerdasan jika memperoleh pendidikan akan menjadi penentu hingga usia anak sampai remaja nantinya. Maka dasar pendidikan akan menjadi sebuah fondasi yang kuat dalam diri anak, menjadi sebuah landasan dalam pembentukan kepribadian. Hal ini akan merubah segala bentuk marjinalisasii yang dialami masyarakat baik itu dalam suku ataupun dalam bidang lainnya. Pendidikan yang dimulai dari anak usia dini dilakukan supaya lebih mudah untuk membentuk karakter dan jati diri mereka setelah remaja. Dengan dasar pendidikan anak usia dini yang bersekolah di TBAA akan membuat mereka bangga akan suku Pakpak dan tidak menghilangkan identitas kesukan anak setelah anak bertumbuh besar. Menjadi kebanggaan di tengah-tengah masyarakat suku Pakpak yang tinggal didaerah lingkungan pedesaan yang banyak mengalami ketertinggalan.

Keterbatasan pendidikan yang dialami oleh suku Pakpak yang tinggal di Kabupaten Dairi yang merupakan suku asli yang termarjinalisasi ini di daerahnya sendiri, membuat YSA untuk bergerak mendampingi TBAA dalam mengubah nasib mereka. Supaya masyarakat Pakpak sebagai suku asli tidak termarjinalisasi lagi maka Yayasan melalui TBAA mendidik anak-anak usia dini. YSA dalam penuntasannya mulai memupuk anak agar menemukan rasa percaya diri pada anak. Memberikan pendidikan kepada anak merupakan salah satu usaha pendampingan YSA terhadap masyarakat yang mengalami marjinalasi dalam bidang pendidikan.

42


(53)

74

Pentingnya pendidikan anak usia dini dan keinginan untuk meningkatkan kualitas generasi baru masyarakat Pakpak agar tidak menghilangkan sukunya sendiri sebagai jati diri mereka. Inisiatif Yayasan untuk menjalankan pengembangan anak di Kabupaten Dairi, pembentukan pertama TBAA dilaksanakan pada tahun 1992 di Desa Tinada Kecamatan Salak dengan Nama TBAA tersebut adalah Arkemo, yang secara harfiah artinya kesini, mengajak orang agar masuk ke TBAA. YSA mengajak masyarakat supaya membawa anaknya bersekolah. Kemudian masyarakat Pakpak membawa anak-anaknya untuk bersekolah ke TBAA yang di bentuk. Pada awalnya memang tidak banyak orangtua membawa anaknya untuk bersekolah, seiring berjalannya waktu dengan segala proses yang dilakukan kemudian muncul kesadaran orangtua karena kegigihan YSA untuk memberikan pendampingan yang bagus kepada masyarakat Pakpak yang tinggal dilingkungan pedesaan Kabupaten Dairi43.

Kemudian perkembangan sarana pendidikan yang di bentuk untuk masyarakat Pakpak dalam menjaga kelestarian suku aslinya dengan cepat menyebar luas. Tercatat dari tahun 1994-2004 di 7 TBAA bentukan Yayasan Sada Ahmo alumni TBAA yang terdata mencapai 502 murid, terdiri dari 236 anak perempuan dan 269 anak laki-laki. Meski data penduduk mengenai jumlah anak perempuan pada umumnya selalu lebih tinggi dari anak laki-laki, tetapi isu gender juga mewarnai TBAA. Anak perempuan tidak selalu masuk karena selalu bertugas membantu ibu untuk menjaga adik atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Perkembangan sarana pendidikan ini sangat membantu masyarakat terutama masyatakat Pakpak yang hampir termarjinalisasi dalam berbagai bidang. TBAA adalah

43


(54)

75

salah satu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak usia Pra-sekolah 3-6 tahun dengan tujuan agar anak tumbuh sehat, cerdas,kreatif dan bangga akan sukunya. Pengaruh terhadap anak sangat terlihat jelas menunjukkan pola hidup yang sehat jika dibandingkan dengan anak yang tidak bersekolah di TBAA. Jika anak masuk TBAA maka anak akan semakin banyak mengalami perkembangan, hal ini dilihat dari segi fisik kulit tubuh bersih, kuku bersih, kulit halus dan perut tidak besar/cacingan.

Segala pendekatan yang dilakukan YSA terhadap masyarakat, dengan melakukan pendekatan membuat kegiatan dilingkungan masyarakat Kabupaten Dairi sehingga menjadi salah satu upaya yang saling berhungan. Dengan beberapa sarana atau metode bertani dan berternak sangat membatu peningkatan kesadaran dalam mengenal nilai-nilai kehidupan. Hal tersebut menunjukkan keberhasilan YSA sampai kepada bidang pendidikan. Usaha peningkatan mutu dari anak-anak yang bersekolah di TBAA, yakni dengan memberikan beberapa kegiatan penambahan makanan sehat, seperti pemeriksaan kesehatan anak, memberikan obat cacing, memberikan vitamin, susu, bubur kacang ijo. Anak yang sehat membuat mereka berani berbicara dan bersosialisasi dengan orang baru, lebih kreatif dan ketika masuk ke sekolah dasar (SD) lebih unggul dibandingkan yang tidak masuk TBAA44. Usaha pendampingan YSA kepada anak berhasil hal tersebut merupakan salah satu cara untuk melepaskan diri mereka dari cengkraman yang disebut marjinalisasi yang dialami oleh masyarakat Pakpak. Pendampingan yang dilakukan kepada anak tidak menjadi pekerjaan yang sia-sia dalam memberikan pendidikan, sangat membantu perkembangan anak usia-sia dini masyarakat Pakpak yang tinggal dilingkungan pedesaan wilayah Kabupaten Dairi.

44


(55)

76

Pada perkembangan sarana pendidikan untuk anak usia dini tentu mendapatkan beberapa tantangan. Akan tetapi tantangan bisa menjadi motivasi bagi sebagaian orang ataupun sekelompok orang termasuk pendampingan yang diberikan oleh YSA kepada anak usia dini. Pada metode pembelajaran TBAA sering menjadi pro kontra bagi orangtua murid. Pro-kontra terjadi kepada orangtua murid karena mereka kurang pemahaman tentang bagaimana caranya untuk memberikan pendidikan anak usia dini. Mereka menganggap ketika sekolah di TBAA proses belajarnya untuk bisa membaca dan menulis yang sebenarnya tidak dilakukan oleh pengasuh kepada anak usia dini. Pada hal anggapan orangtau anak dari TBAA salah, yang diterapakan tenaga pengasuh pada pendidikan anak usia dini dengan metode belajar dengan permainan. Sejalan dengan tujuan dasar TBAA yaitu untuk melatih kecerdasan anak dengan keceriaan dan kreatifitas45. Kumudian pengasuh dari TBAA dalam perayaan anak nasional memberikan beberapa kegiatan bagi anak usia dini, mereka banyak mengadakan perlombaan antar anak-anak TBAA yang disaksikan oleh orangtua dan masyarakat bersama pemerintah setempat. Tujuan dari beberapa kegiatan itu juga untuk mengundang para orangtua sekaligus untuk mengetahui sejauh mana orangtua murid dari TBAA untuk memberikan motivasi kepada anaknya dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi anaknya. Kegiatan yang dilakukan oleh pengasuh yang didampingi oleh Yayasan membuat keceriaan bagi anak sehingga tambah semangat dan senang untuk bersekolah di TBAA.

Setelah perkembangan TBAA sudah diketahui oleh masyarakat Pakpak yang tinggal di wilayah pedesaan Kabupaten Dairi. Pada awalnya, TBAA selalu

45


(56)

77

ketergantungan pada pendanaan YSA yang selama ini mendampingi pelayanan pendidikan melalui pengasuh. Akan tetapi karena perkembangannya sangat melaju cepat dan diterima masyarakat sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya pendidikan anak usia dini. Hal tersebut berubah menjadi bayang-bayang TBAA. Beberapa TBAA yang sudah mampu mengelola sekolah itu, kemudian melepaskan diri dari ketergantungan pendanaan YSA. TBAA dimandirikan oleh Yayasan Sada Ahmo karena sudah mampu mengelola kelancaran yang mendapatkan sumber pendanaan dari masyarakat dan pemerintah yang ada disetiap lingkungan masyarakat Pakpak46. Peningkatan TBAA yang sudah mampu berjalan dengan sendirinya oleh pengasuh yang memberikan pelayanan sehingga membuat YSA untuk untuk membuat TBAA bergerak sendiri. Tanggung jawab dalam bidang pendanaan yang selama ini di pegang YSA sudah tidak menjadi pekerjaan YSA semuanya diserahkan kepada penggerak yang memberikan pelayanan sebagai pengasuh di TBAA. Segala pengelolaan dana yang ada dalam program TBAA tidak sampai lagi kepada PESADA itulah caranya untuk memandirikan TBAA sebagai peningkatan pendidikan bagi anak usia dini.

Pendampingan Yayasan Sada Ahmo dalam mencapai tujuan dengan berbagai kegiatan berkelompok dan berdiskusi dengan rutin bersama orangtua. Sekarang sudah menjadi manfaat yang sangat besar karena dalam kegiatan ini aktif maka menambah wawasan setiap masyarakat dalam mengetahui kondisi masyarakat terutama dalam menjaga pelestarian suku Pakpak yang merupakan penduduk asli Dairi. Memupuk generasi-generasi agar kembali menemukan jati diri di tengah-tengah masyarakat.

46


(57)

78

Pendampingan YSA dalam pengembangan progaram Taman Bina Asuh Anak/TBAA terlaksana di Kabupaten Dairi tidak terlepas dari kemauan masyarakat yang sudah menyadari bahwa selama ini kelemahan mereka sangat rentan dengan pendidikan. mereka sudah mau bergabung dan mendorong anak mereka untuk masuk mengenal betapa pentingnya pendidikan bagi mereka. Bahkan yang membuat masyarakat banyak mengalami marjinalisai itu disebabkan oleh minimnya pengetahuan masyarakat Pakpak yang tinggal di pedesaan. Pengembangan program TBAA sudah sangat membantu banyak anak untuk meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan anak-anak. Pengembangan program TBAA di wilayah masyarakat Pakpak merupakan pergerakan Yayasan Sada Ahmo yang sebagai penuntasan segala bentuk marjinalisasi dalam mengangkat masyarakat Pakpak pada kehidupan yang mempu mengenal nilai-nilai kehidupan yang baik. Sehingga tercermin masyarakat yang sejahtera dan sanggup menjadikan masyarakat yang termarjinalisasi sebagai kebanggaan.

Masyarakat Pakpak yang tinggal dilingkungan pedesaan mendapatkan akses dari lembaga yang membentuk program Taman Bina Asuh Anak. Sehingga pendidikan anak usia dini yang tinggal dipedesaan dapat besaing dengan anak usia dini yang tinggal di lingkungan perkotaan yang merupakan anak-anak dari masyarakat golongan menengah ke atas. Akses yang dibentuk oleh Perkumpulan Sada Ahmo yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi sebagai upaya memberdayakan masyarakat dalam mengangkat potensi yang mereka miliki. Jadi masyarakat Pakpak mampu membuat peningkatan yang selama ini terpinggirkan, juga


(58)

79

timbul sebuah keinginan untuk merubah kehidupan masyarakat supaya lebih baik dan sanggup bersaing sehat kepada penduduk pendatang.

Pendidikan Anak Usia Dini membuat anak agar lebih percaya diri ketika anak dari orangtua murid sudah tumbuh remaja. Mereka tidak malu lagi dengan budaya yang selama ini menghilangkan identitas kesukuannya. Anak usia dini yang bersekolah di TBAA ketika bertambah dewasa menjadi lebih percaya diri dan membanggakan segala budaya yang mereka punya termasuk budaya Pakpak sebagai suku asli Kabupaten Dairi47. Mereka yang mengalami marjinalisasi akan bangkit kembali membenahi segala ketimpangan yang dirasakan masyarakat Pakpak. Itulah salah satu tujian dari pengembangan program Taman Bina Asuh Anak bagi masyarakat Pakpak yang tinggal di Kabupaten Dairi. Anak-anak usia dini dipilih agar lebih mudah dibina dan diarahkan dalam mengenal segala bentuk budaya yang dimiliki orang Pakpak dalam. Jadi dengan mudah pengasuh memberikan pengasuhan yang baik dan mudah diterima oleh anak usia dini.

4.2. Pemberdayaan Masyrakat Melalui Credit Union ( CU )

Pada tahun 1990-an merupakan awal didirikan YSA oleh sejumlah orang yang prihatin dengan keberadaan suku Pakpak yang banyak termarjinalisasi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lembaga ini untuk mengetahui seluk beluk masyarakat yang tinggal di Kabupaten Dairi terutama suku yang baru di ketahui banyak ketimpangan dan jarang orang mengetahui soal keberadaanya. Pada hal suku Pakpak

47


(59)

80

ini sebagai suku asli termarjinalisasi di tanahnya sendiri. Kondisisi masyarakat yang sangat memprihatinkan, khusunya perempuan pedesaan, tidak memiliki akses terhadap lembaga keuangan48. Perempuan desa dianggap sangat lemah karena sangat terhalang ruang gerak mereka dalam melakukan aktivitasnya disebabkan budaya yang patut terhadap kaum laki-laki. Inilah yang mempersulit perempuan dalam mendapatkan akses terhadap keuangan dalam memenuhi kebutuhan.

Pendekatan YSA sebagai upaya memasuki masyarakat yang termarjinalisasi sebenarnya tidak hanya untuk memenuhi syarat penelitan saja. Akan tetapi berangkat dari pendekatan yang dilakukan sebenarnya juga ingin mengubah pola pikir masyarakat terutama perempuan yang tinggal dilingkungan pedesaan untuk memenejemen keuangan sebagai usaha penuntasan kemiskinan yang mengakibatkan marjinalisasi. Pendekatan ini dilakukan supaya perempuan mendapatkan kebebasaan dalam melakukan aktivitasnya membangkitkan potensi yang dimilikinya agar menjadi hasil yang bisa meningkatkan keuangan dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Pada awalnya masyarakat khususnya perempuan sangat meragukan YSA yang menggunakan CU sebagai alat untuk melakukan penguatan perempuan dengan program yang dibentuk oleh orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Perempuan menganggap, CU tidak berbeda dengan koperasi lainnya, yang hanya mengumpulkan dana dari masyarakat. Mereka menganggap upaya yang dilakukan YSA tidak jelas pertanggung jawabannya dan jarang sekali CU mengalami perkembangan49. Keraguan yang timbul pada perempuan yang tinggal di pedesaan

48 Wawancara : Riana Padang, 7 September 2014. 49


(60)

81

tidak bisa dipungkiri lagi karena latarbelakang kehidupan mereka sangat memprihatinkan. Banyak pihak yang memperlakukan perempuan desa sangat tidak adil jika diperhatikan banyak kejadian-kejadian yang terjadi di Kabupaten Dairi.

Pandangan perempuan terhadap pengorganisasian yang menggunakan program CU ini sudah buruk, karena memang banyak lembaga atau koperasi yang menggelapkan keuangan dalam kelompok masyarakat yang kemudian terjadi pemutihan tanpa mendapatkan penyelesaian. Dengan kejadian seperti yang diketahui masyarakat, hal itu membuat mereka lebih was-was dengan program yang serupa muncul dilingkungan Kabupaten Dairi. Masyarakat yang tinggal dilingkungan Kabupaten Dairi khusunya bagi perempuan desa ingin menghindari kejadian yang serupa. Mereka sangat teliti untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan masyarakat.

Umumnya perempuan pedesaan sangat kesulitan untuk mendapatkan pinjaman. Ketika keluarga butuh uang mendesak, misalnya ada keluarga yang sakit, perempuan harus mengandalkan pinjaman. Perempuan kurang memiliki budaya menabung karena mereka tidak memiliki pendapatan yang harus ditabung. Dapat diketahui bahwa keterbelakangan perempuan dalam memenejemen keuangan itu juga menunjukkan bahwa penuntasan kemiskinan yang terpinggirkan belum seluruhnya dinikmati bangsa Indonesia. Masih banyak masyarakat pedesaan yang masih sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Perempuan pedesaan dalam mendapatkan uang untuk kepentingan mendesak, perempuan sering terjebak kepada rentenir (pemberi pinjaman) yang membungakan uangnya dengan konsep yang dibuat oleh rentenir itu sendiri. Tetapi karena kebutuhan


(61)

82

itu untuk kepentingan mendesak mau tidak mau peminjaman uang sering dipaksakan oleh perempuan. Pada hal konsep yang di buat rentenir dengan suku bunga yang lumayan tinggi akibatnya perempuan tidak sanggup melunasi pinjamannya kepada rentenir. Dengan kesepakatan antara rentenir yang membungakan uang kemudian akan menyita atau mengambil barang milik perempuan itu untuk melunasi pinjamannya50. Hal itulah yang sering terjadi kepada masyarakat yang masih merasakan kemiskinan menjadi korban para pemilik uang karena perempuan tidak mendapat akses dalam mendapatkan uang secara mendadak.

Pendekatan yang dilakukan sehingga YSA memahami dinamika perempuan dalam keuangan. Pendekatan inilah yang menjadi motor YSA untuk lebih mudah mengajak masyarakat terutama perempuan untuk lebih aktif dalam berdiskusi dalam kelompok yang dibentuk oleh orang-orang yang perduli terhadap masyarakat yang termarjinalisasi. Dalam kegiatan berdiskusi inilah banyak diberikan pemahaman kepada perempuan supaya mereka lebih mudah untuk dikembangkan oleh pendampingan Yayasan Sada Ahmo.

Pendekatan yang dilakukan dapat mengetahui banyak permasalahan masyarakat terutama perempuan. YSA terdorong untuk memprakarsai program pembentukan CU yang diharapkan dapat mengatasi masalah pununtasan kemiskinan yang membuat perempuan tidak dapat mengumpulkan uang dalam melengkapi kebutuhan hidup. Upaya yang dilakukan berupa penguatan perempuan dalam memberdayakan masyarakat dalam bentuk program CU. Harapan YSA kepada

50


(62)

83

perempuan mampu memenejemen keuangan dalam melengkapi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

Pada awalnya Yayasan Sada Ahmo membagun CU untuk perempuan dengan harapan perempuan lebih aktif mengikuti kegiatan kelompok agar lebih memahami tentang CU dan dapat merespon dengan baik. Ketekunan dan kesabaran untuk mendampingi perempuan-perempuan desa yang tidak memahami pentingnya menabung telah dilakukan oleh YSA. Agar kepercayaan mereka dalam pengorganisasian untuk penguatan perempuan melalui CU tidak minim, supaya dengan muda perempuan memperoleh perubahan karena mampu mengembangkan potensi yang selama ini tidak dikembangkan di tengah-tengah masyarakat termasuk dilingkungan keluarga.

Yayasan Sada Ahmo memulai program CU untuk perempuan di Desa Tinada Kecamatan Salak pada tahun 1992. Mereka mengangkat nama dengan CU perempuan berdasarkan penelitian yang dilakukan YSA terhadap masyarakat yang banyak mengalami marjinalisasi karena kemiskinan, perempuan juga sering mengalami ketimpangan yang terjadi di masyarakat dalam relasi sosial antara perempuan dan laki-laki. Ketimpangan ini muncul dalam ketidakadilan gender dalam relasinya dengan laki-laki51.

Penguatan perempuan yang dilakukan juga untuk menghindari segala bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam kelompok masyarakat sampai kepada keluarga. Harapan YSA dengan melakukan penguatan perempuan dibidang ekonomi, perempuan akan memiliki posisi tawar dalam relasinya dengan laki-laki dan keluarga


(63)

84

besarnya. Sehingga menimicu kesetaraan dalam masyarakat. Bahkan dapat memberikan apresiasi di dalam maupun di luar lingkungan keluarga. Penguatan perempuan dalam program CU menunjukkan bahwa perempuan mampu berkreasi, sehingga mereka mendapatkan nilai-nilai kehidupan yang mencerminkan keadialan.

Dalam perjalanan pendampingan Yayasan Sada Ahmo kepercayaan perempuan dalam pengorganisasian mulai berkembang. Hal ini menunjukkan perempuan sudah mengalami peningkatan berdiskusi antar kelompok maupun ke YSA. Semula banyak memiliki keraguan dan hanya di tanggapi sedikit orang dari sekian banyak masyarakat yang termajinalisasi. Tetatap proses itu tidak selamanya dipandang kurang baik oleh perempuan karena sudah mendapatkan penyadaran dan motivasi dari pendampingan Yayasan Sada Ahmo.

Kumudian setelah berjalan kegiatan progaram tersebut seiring berjalannya waktu. Program ini juga berkembang dengan membentuk kelompok CU yang baru dan menyebar ke wilayah pedesaan yang ada di Kabupaten Dairi. Dalam kelompok CU mereka banyak belajar, bukan hanya belajar memenejemen keuangan lagi tetapi wawasan perempuan pun sudah bertambah. Dapat diketahui kebebasan berpendapat sangatlah dihormati di dalam kelompok. Agar setiap perempuan dapat berpartisipasi penuh dalam lingkungan sosial.

Nilai-nilai demokrasi yang mengutamakan mufakat dan untuk kepentingan bersama, benar-benar diterapkan. Proses pengambilan kesimpulan sangat partisipatif, dan mengutamakan kepentingan anggota dan senantiasa bisa di evaluasi setiap tahunnya untuk kepentinggan anggota. Dalam perjalanannya CU sudah diyakini oleh masyarakat sebagai penguatan ekonomi berbasis kerakyatan.


(64)

85

Pendampingan Yayasan Sada Ahmo terhadap CU dalam mengembangkan masyarakat pada dasarnya dilakukan secara terpisah52. Dalam pengelolahannya hanya perdesa. Kelompok dalam desa ini mengelola CU dangan anggota-anggota yang sudah merupakan bagian dari kelompok desa dampingan YSA. Hal ini membuat perputaran uang dalam kelompok minim. CU yang berbasis ekonomi kerakyatan ini mulai bergerak dengan mengubah perputaran uang dalam mayarakat. Pada pembentukan kelompok sebelumnya juga sudah menamkan nilai-nilai demokrasi sehinggi kebebasan dan kesepekatan yang di bentuk CU digabungkan menjadi satu menejemen keuangan. Sehingga diberikan nama CU besar (CUP)

CU besar ( CUP ) berada di sidikalang, yang sekarang ini ibu kota dari Kabupaten Dairi. Penggabungan yang dilakukan juga membuat memenejemen keuangan CU lebih propesional, Karena dalam CU besar ini tidak lagi hanya mengelola keuangan satu desa melainkan seluruh CU dampingan YSA dalam lingkungan Kabupaten. Penggabungan CU ini berhasil dan uang yang dikelola di dalam menejemen keuangan mencapai milyar53. Keberhasilan program CU besar dalam menabungkan uang masyarakat terutama perempuan pedesaan menunjukkan keberhasialan mereka dalam mengembangkan kapasitas yang dimiliki perempuan, mereka juga mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehingga dapat menabung yang secara rinci hasil dari penyimpanan sangat cukup banyak untuk ukuran masyarakat yang hidup dilingkungan desa di Kabupaten Dairi. Jauh berbeda jika

52 Astanaria Ginting, Pesada menulis di usia 20 tahun melayani dan menguatkan dengan semboyan “ Sinceritas et simplicitas” Cetakan pertama: Restu printing-Indonesia, 2010, hal. 28

53


(65)

86

diingat kembali kehidupan perempuan desa yang termarjinalisasi kerena ruang gerang yang dimiliki serba minim.

Penguatan perempuan yang dilakukan dalam masyarakat khususnya perempuan yang tinggal di wilayah Pakpak merupakan upaya Yayasan Sada Ahmo dalam menuntaskan kemiskinan yang memberikan penguatan terhadap masyarakat agar dapat lepas dari marjinalisasi. Perempuan dalam mengelola menejemen keuangan baik dalam keluaga, lingkungan sosial juga dapat berpatisipasi penuh. Sehingga perempuan dalam kelompok CU tidaklah lemah.

Setelah beberapa lama dampingan Yayasan Sada Ahmo berjalan dengan lancar. Program YSA juga dalam mendampingi program CU tidak lagi mengharapkan tunjangan dari YSA, program ini berjalan tanpa campur tangan YSA apalagi yang berhubungan keuangan yang dicapai oleh kegiatan perempuan. Perkembangan yang sangat luar biasa dalam penguatan perempuan dampingan YSA yang hampir mencapai nilai-nilai yang sangat baik dari lembaga lain yang berada di Kabupaten Dairi.

Pembentukan CU besar ( CUP ), hal itu menunjukkan pelepasan dampingan Yayasan Sada Ahmo. Dalam arti CU tersebut dimandirikan oleh YSA, karena dianggap sudah propesional dan kuat. CU besar sudah mendapatkan sumber dana tersendiri, tinggal melanjut operasional dalam pengutan perempuan di dalam masyarakat. Pengelolaan program CU yang sangat propesional dapat mengangkat perempuan sebagai kebanggaan di tengah-tengah masyarakat yang selama ini sangat susah memberikan ruang gerak perempuan pedesaan yang tinggal dilingkungan wilayah Kabupaten Dairi.


(66)

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pada tahun 1990, lembaga pemberdayaan masyarakat yang terdapat di daerah Kabupaten Dairi mulai dikenal dengan nama PESADA (Perkumpalan Sada Ahmo) yang sebelumnya pertama kali bernama YSA (Yayasan Sada Ahmo). Pembentukan Perkumpulan Sada Ahmo merupakan bukti nyata yang timbul dari orang-orang yang peduli terhadap masyarakat yang termarjinalisasi. Mereka berupaya untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan hak dan melepaskan diri dari marjinalisasi yang dialami termasuk marjinalisasi dalam segala bidang. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan masyakat yang sejahtera sehingga tercapai masyarakat yang demokratis.

Pembentukan Yayasan Sada ahmo berawal dari orang-orang yang melakukan penelitian terhadap masyarakat Pakpak. Dengan penelitian itu mereka menemukan suku Pakpak sebagai suku asli di Kabupaten Dairi termarjinalisasi. Oleh karena marjinalisasi masyarakat Pakpak sebagai suku asli Kabupaten Dairi. Berangkat dari hal tersebut melakukan pergerakan terhadap masyarakat untuk mengatasi marjinalisasi melalui peningkatan pendidikan dan penguatan gender khususnya bagi kaum perempuan Pakpak.

Yayasan Sada Ahmo yang berada di Kabupaten Dairi merupakan lembaga masyarakat ataupun elemen-elemen masyarakat yang memberikan pendampingan dan


(67)

88

mengajari masyarakat dengan tujuan untuk melepaskan masyarakat yang mengalami marjinalisasi. Pemberdayaan yang dilakukan orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi di Kabupaten Dairi. Pada awalnya melakukan pendekatan-pendekatan terhadap masyarakat, setelah melakukan pendekatan-pendekatan kemudian mulai bergerak dengan melakukan perberdayaan melalui program yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang mengalami marjinalitas.

Proses pendampingan yang dilakukan oleh YSA dalam masyarakat di daerah Kabupaten Dairi akan menghasilkan bibit-bibit masyarakat yang mampu meningkatkan kemampuannya dalam meningkatkan hidup sampai ke tengah-tengah masyarakat. Akan mendapatkan kemajuan yang diarahkan oleh orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi juga mempengaruhi masyarakat agar mampu merespon segala bentuk ketidakadilan yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah. Sehingga ketidakadilan yang dilakukan oleh orang tidak mudah terjadi dilingkungan masyarakat, dilingkungan keluaga, bahkan orang asing yang datang ke Kabupaten Dairi.

Kehadiran orang-orang yang peduli dengan keadaan sosial di tengah-tengah masyarakat. Kemudian melakukan pengorganisasian terhadap masyarakat guna untuk membentuk kelompok yang memang anggota dari YSA. Keberhasilan dalam pengorganisasian masyarakat memudahkan YSA dalam melancarkan pemberdayaan yang dilakukan. Dalam usaha yang dilakukan oleh YSA kemudian mencapai keberhasilan dalam bidang pendidikan yang kemudian bergerak dalam penguatan gender khususnya bagi kaum perempuan.


(1)

2. Bapak Drs. Edi Sumarno,M.Hum dan Ibu Dra. Nurhabsyah M.Si selaku ketua dan sekretaris Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Budi Agustono,M.S, selaku dosen pembimbing skripsi. Jasa dan bantuan beliau tidak akan pernah penulis lupakan. Terima kasih telah menganggap penulis seperti anak dan sabar dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Edi Sumarno,M.Hum, selaku pembimbing akademik penulis, yang telah memberikan bimbingan akademik bagi penulis dalam menjalani perkuliahan di Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya USU.

5. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Sejarah, yang telah memberi pengalaman dan pengetahuan akademis, sehingga penulis memperoleh banyak wawasan sebagai bekal dikemudian hari.

6. Bang Ampera selaku pegawai di Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU, yang membantu dalam segala urusan akademik hingga urusan administrasai.

7. Seluruh informan penelitian yang bersedia memberikan informasi sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

8. Kepada Ibu Ramida Katharina Sinaga selaku direktur eksekutif dalam Perkumpulan Sada Ahmo, terima kasih telah memberikan buku, dan data informasi yang penulis perlukan.


(2)

9. Sahabat stambuk 2010 (Kisruh) yang mengiringi canda tawa, suka-duka dari awal masuk kuliah sampai sekarang, sahabat-sahabat yang lain yang tidak bisa penlis sebutkan satu persatu.

10.Kepada seluruh rekan-rekan yang berada di Gang Cipta, yang telah memahami dan menemani penulis, kalian semua sangat luar biasa baiknya. 11.Kepada seluruh abang dan kakak alumni Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU,

yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menjalani kehidupan sebagai mahasiswa.

12.Terima kasih buat sahabat-sahabat yang jauh di mata namun tetap di hati khususnya sahabat spesial yang tidak bosan memberi dukungan penuh setiap saat Glory Sinta Tambunan, Saya juga tidak lupa kepada sahabat penulis yang selalu memberikan kegembiraan Jojor, Eva, Dewi, Nasya, Noven, Sardo, Resty Ana, Sukma, yang memberikan kegembiraan dan motivasi kepada penulis.

13.Penulis juga menyapa setiap nama yang tidak dapat penulis cantumkan satu persatu, terima kasih atas doa yang senantiasa mengalir tanpa sepengetahuan penulis.


(3)

ABSTRAK

Secara umum skripsi ini bertujuan untuk mengungkap dan mengetahui sejarah, perkembangan, dan peran Yayasan Sada Ahmo di Kabupaten Dairi, dalam mengembangkan masyarakat yang mampu berpartisipasi dan dapat mengangkat masyarakat yang termarjinalisasi dalam ruang lingkup oleh masyarakat yang terhegemoni oleh suku pendatang. Yayasan Sada Ahmo menjadi sebuah wadah terhadap masyarakat untuk mendapatkan pendampingan di Kabupaten Dairi agar melahirkan masyarakat yang sejahtera. Mereka melaksanakan tugasnya dalam pengutan masyarakat berdasarkan proses yang dikembangkan melalui progam-progam di tengah-tengah masyarakat yang termarjinalisasi

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa sebelum Yayasan Sada Ahmo didirikan sangat banyak masyarakat di Kabupaten Dairi yang termarjinalisasi dalam beberapa bidang diantaranya dalam bidang pendidikan, ekonomi dan bahkan marjinasasi dalam wilayah sukunya sendiri dan sangat banyak ketidakadilan dalam masyarakat yang memang tinggal dalam ruang lingkup Kabupaten Dairi.

Metode yang dipakai pada penulisan ini adalah metode Sejarah yaitu Heuristik ( pengumpulan data), Verifikasi (kritik), Interpretasi, dan Historiografi (penulisan). Pada tahap Heuristik menggunakan dua metode yaitu kepustakan (library research ) dan metode lapangan ( Field reseach). Selain kedua metode tersebut penulis juga melakukan pengumpulan sumber melalui wawancara terhadap informan- informan yang berkaitan dengan penelitian ini.


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPANTERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3.TujuanPenelitian ... 5

1.4.Manfaat Penelitian ... 5

1.5.Tinjauan Pustaka ... 6

1.6.Metode Penelitian ... 11

BAB II. GAMBARAN UMUM 2.1 Letak Geografis Kabupaten Dairi ... 14

2.2 Keadaan Penduduk ... 17

2.3 Mata Pencaharian ... 24

2.4 Agama Masyarakat ... 27

BAB III. SEJARAH YAYASAN SADA AHMO (1990-2004) 3.1. Berdirinya Yayasan Sada Ahmo ... 30

3.2. Yayasan Sada Ahmo Sebagai Organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat ... 39


(5)

3.3. Respon Masyarakat Terhadap Yayasan Sada Ahmo ... 43

3.4. Kepengurusan Yayasan Sada Ahmo...49

3.5. Aset...53

3.6. Anggota Badan Pengurus...54

BAB IV. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH YAYASAN SADA AHMO 4.1. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Taman Bina Asuh Anak/TBAA...56

4.2 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Credit Union ( CU) ... 66

Bab V. Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

DAFTAR INFORMAN ... 79


(6)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Lambang Yayasan Sada Ahmo.

2. Direktur dan Kordinar Anggota Yasasan Sada Ahmo. 3. Lambang Credit Union PESADA Perempuan.

4. Foto diskusi kelompok dalam penguatan perempuan dampingan YSA. 5. Foto diskusi kelompok dalam penguatan perempuan dampingan YSA.

6. Foto orasi salah seorang dari Yayasan Sada Ahmo dalam aksi demonstrasi ke gedung DPRD Kabupaten Dairi.

7. Kantor pusat Yayasan Sada Ahmo Jl. Empat Lima No.24 E Sidikalang Kabupaten Dairi- 22212 Sumatera Utara.

8. Kantor pusat Yayasan Sada Ahmo Jl. Empat Lima No.24 E Sidikalang Kabupaten Dairi- 22212 Sumatera Utara.

9. Kantor CU PESADA perempuan Jl. Empat Lima Sidikalang.

10.Foto lingkungan pendidikan anak usia dini dalam ruangan Taman Bina Asuh Anak/TBAA.

11.Foto pelayanan Yayasan Sada Ahmo dalam pendampingan Taman Bina Asuh Anak/TBAA cabang.

12.Foto kegiatan partisipasi perempuan dalam aksi penguatan perempuan desa di Kabupaten Dairi.

13.Anggaran Dasar/ Aktenotaris Yayasan Sada Ahmo.

14.Peta administrasi Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara. 15.Lambang Kabupaten Dairi.