Pertumbuhan Bibit Buah Naga Merah (Hylocereuscostaricensis (Web) Britton & Rose) Pada Berbagai Komposisi Media Tanam dan Panjang Setek

14

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman buah naga (Hylocereus costaricensis(Web) Britton & Ross)belum
lama dikenal, dibudidayakan, dan diusahakan di Indonesia.Tanaman dengan buah
berwarna merah dan bersisik hijau ini merupakan pendatang baru bagi dunia
pertanian di Indonesia.Membudidayakan tanaman buah naga merupakan salah satu
peluang usaha yang menjanjikan karena pengembangannya sangat bagus di daerah
tropis seperti di Indonesia (Putra, 2011).Buah naga merupakan salah satu komoditi
hortikultura yang mempunyai potensi pasar cukup cerah.Hal ini dapat dilihat dari segi
tingginya peminat buah naga tersebut.Tercatat kebutuhan buah naga di Indonesia
mencapai 200-400 ton per tahun, namun kebutuhan buah naga yang dapat dipenuhi
masih kurang dari 50% (Winarsih, 2007).
Pengembangan agribisnis buah naga mulai muncul di Indonesia pada tahun
2003.Sejak itu, pengusaha agrobisnis di Indonesia sudah banyak yang berminat
terhadap komoditas ini, karena membudidayakan buah naga relatif mudah dan
prospeknya sangat cerah dibandingkan dengan buah lainnya (Purwati, 2013).
Peningkatan usaha pengembangan buah naga, mengakibatkan permintaan
bibit buah naga ini semakin tinggi. Bibit tanaman buah naga dapat dihasilkan melalui
cara generatif dan vegetatif. Cara generatif sangat jarang dilakukan karena perlu

waktu yang relatif lama hingga bibit siap tanam di lapangan. Perbanyakan buah naga
yang paling banyak dilakukan adalah dengan cara vegetatif(Nurfadilah,et al. 2012).
Menurut Marni (2004) pembiakan vegetatif pada awalnya digunakan sebagai salah
satu teknik untuk mengatasi jenis-jenis tanaman yang sulit diperoleh bijinya, tidak

Universitas Sumatera Utara

15

dapat berbuah setiap tahun atau berbuah dalam jumlah yang sangat terbatas serta
jenis-jenis yang belum dikuasai teknik pembiakannya secara generatif.Perbanyakan
vegetatif yang dilakukan pada buah naga yaitu dengan menggunakan setek
batang.Salah satu keuntungan perbanyakan buah nagadengan setek ini adalah bibit
yang dihasilkan seragam.Setek yang biasanya digunakan berukuran 30 cm yang
berasal dari cabang yang produktif.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan setek berakar dan tumbuh baik
adalah sumber bahan setek dan perlakuan terhadap bahan setek.Hal yang perlu
diperhatikan dalam perlakuan terhadap bahan setek adalah penggunaan jenis
media.Berdasarkan penelitian Sofyan dan Muslimin(2007), pasir merupakan jenis
media yang cocok bagi pertumbuhan awal setek.Pasir memiliki tekstur dan aerasi

yang cocok bagi pertumbuhan akar, namun pasir tidak memiliki kandungan unsur
hara yang diperlukan bagi pertumbuhan lanjutan sehingga harus dilakukan
penyapihan sampai bibit siap tanam. Untuk itu perlu dicari media lain sebagai
pengganti pasir yang memiliki aerasi yang baik juga mengandung unsur hara yang
dibutuhkan bibit.
Media tanam merupakan media tumbuh yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.Media yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah tanah
yang mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang baik serta tidak beracun dan
mengandung bahan organik yang tinggi (Purwanto, 2008).
Selama ini bibit buah naga menggunakan setek dengan panjang 25 - 30 cm
yang ditanam dalam polibeg dengan media tanam berupa campuran tanah, pasir dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Perkembangan akar dan tunas setek

Universitas Sumatera Utara

16

dipengaruhi oleh kondisi bahan setek terutama persediaan karbohidrat dan nitrogen
(Sparta,2012).
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai

pertumbuhan bibit buah naga merahpada berbagai komposisi media tanam dan
panjang setek.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan bibit buah naga
merahpada berbagai komposisi media tanam dan panjang setek.
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh nyata padapertumbuhan bibit buah naga merahpada berbagai
komposisi media tanam dan panjang setek.
Kegunaan Penelitian
Untuk mengetahui pertumbuhan bibit tanaman buah naga merahpada berbagai
komposisi media tanam dan panjang setek serta sebagai salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Universitas Sumatera Utara