Pertumbuhan Bibit Buah Naga Merah (Hylocereuscostaricensis (Web) Britton & Rose) Pada Berbagai Komposisi Media Tanam dan Panjang Setek

17

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Klasifikasi tanaman buah naga menurut Samadi (2013) adalah sebagai
berikut;Kingdom : Plantae; Divisi : Spermatophyta; Subdivisi : Angiospermae; Kelas
: Dicotyledonae; Ordo : Cactales;Famili : Cactaceae;Genus : Hylocereus;Spesies:
Hylocereus costaricensis (Web.) Britton & Ross.

Tanaman buah naga mempunyai akar serabut yang menyebar di permukaan
tanah (30 cm).Akar tersebut berfungsi untuk menyerap unsur hara dan air untuk
kebutuhan hidupnya.Disamping itu, dibagian batangnya juga tumbuh akar yang
berfungsi sebagai alat pelekat papapohon panjatan atau tiang penyangga
(Samadi,2013).
Batang tanaman ini memiliki kandungan air berbentuk lendir seperti lidah
buaya dan apabila dewasa memiliki lapisan lilin.Warna batangnya hijau kebiru-biruan
sedikit ungu, dengan bentuk seperti siku dan segitiga yang memanjang. Batang dan
cabang tersebut yang berfungsi sebagai daun dalam terjadinya asimilasi. Bentuknya
serupa dengan kaktus, lengkap dengan duri dan sulur yang memanjang bak lidah
naga. Pada tepi siku siku batang dan cabang, terdapat 4-5 buah duri setiap titik
tumbuhnya (Rahayu,2014)

Bunga tanaman buah naga berbentuk seperti terompet, mahkota bunga bagian
luar berwarna krem dan mahkota bunga bagian dalam berwarna putih bersih sehingga
pada saat bunga mekar tampak mahkota bunga berwarna krem bercampur
putih.Bunga memiliki sejumlah benang sari (sel kelamin jantan) yang berwarna
kuning.Bunga buah naga tergolong bunga hermaprodit, yaitu dalam satu bunga

Universitas Sumatera Utara

18

terdapat benangsari (sel kelamin jantan) dan putik (sel kelamin betina).Bunga muncul
atau tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung sirip yang berduri. Sehingga
dengan demikian, pada satu ruas batang tumbuh bunga yang berjumlah banyak dan
tangkai bunga yang sangat pendek (Renasari, 2010)
Buah naga tergolong buah batu yang berdaging dan berair.Bentuknya bulat
memanjang atau bulat sedikit lonjong.Kulitnya ada yang berwarna merah menyala,
merah gelap dan kuning.Semua tergantung pada jenisnya dengan ketebalan mencapai
3 mm – 4 mm dan jumbai-jumbai yang mirip seperti sisik naga. Itulah sebabnya buah
ini disebut buah naga (Rahayu, 2014)
Daging buah berserat sangat halus dan di dalam daging buah bertebaran bijibiji hitam yang sangat banyak dan berukuran sangat kecil.Daging buah ada yang

berwarna merah, putih, dan hitam, tergantung dari jenisnya. Daging buah bertekstur
lunak dan rasanya manis sedikit asam (Renasari, 2010).
Biji

buah naga

ini

dapat

digunakan untuk

perbanyakan tanaman

generatif.Kelemahan, pembiakan dengan menggunakan biji memakan waktu yang
cukup lama, sehingga jarang sekali pembudidaya yang menerapkannya.Setiap satu
buah naga mengandung biji hampir 1.000 biji (Rahayu, 2014).
Syarat Tumbuh
Iklim
Buah naga dapat tumbuh subur pada daerah yang mendapatkan sinar matahari

tinggi.Tanamana ini tergolong tanaman gurun yang tahan terhadap kekeringan dan
membutuhkan sinar matahari yang tinggi.Indonesia sebagai Negara beriklim tropis

Universitas Sumatera Utara

19

sangat cocok untuk mengembangkan tanaman buah naga.Tanaman ini juga dapat
tumbuh di wilayah persisir maupun pedalaman (Rahayu,2014).
Tanaman buah naga merupakan tanaman tropis dan sangat mudah beradaptasi
terhadap lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari, angin, dan
curah hujan.Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan tanaman ini adalah sekitar
600 mm/bulan atau 720 mm/tahun. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini
akan lebih baik bila hidup didataran rendah antara 0 – 350 m dpl. Suhu udara yang
ideal bagi tanaman buah naga ini antara 26 – 360C dan kelembaban antara 70 – 90 %
(Renasari, 2010).
Tanaman buah naga mencapai pertumbuhan optimal di dataran rendah dengan
ketinggian 20-500 m diatas permukaan laut, sedangkan tanaman buah naga kuning
dapat tumbuh baik hingga ketinggian 800 mdpl. Tanaman ini membutuhkan
penyinaran cahaya matahari penuh untuk mempercepat proses pembungaan

(Rahayu,2014).
Tanah
Buah naga dapat ditanam dilahan sawah maupun dilahan kering.Yang penting
kondisi tanahnya subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik. Apabila
lahan yang akan ditanam buah naga merupakan tanah yang kurang subur, masih dapat
diperbaiki dengan memberikan pupuk kandang maupun pupuk anorganik
(Samadi,2013).
Tanaman buah naga menyukai kondisi tanah yang gembur, porous, banyak
mengandung bahan organik, dan unsur hara, serta PH tanah 6,5-7. Media tanaman
harus memiliki kandungan air yang cukup tersedia, karena tanaman ini peka terhadap

Universitas Sumatera Utara

20

kekeringan atau cukup rakus air, namun akan busuk apabila kelebihan air
(Rahayu,2014).
Struktur tanah yang gembur juga meningkatkan drainase tanah sehingga dapat
mencegah genangan air.Jika drainase tanah baik, maka seluruh kehidupan yang
berada di dalam tanah berjalan dengan baik dan tanaman dapat tumbuh dengan subur

dan berproduksi baik.Tanaman buah naga tidak tahan terhadap air yang menggenang
lama karena dapat menyebabkan perakaran dan batang membusuk.Di samping itu,
bila tanaman sedang berbunga atau berbuah, maka keadaaan air yang menggenang
dan

berlebihan

dapat

menyebabkan

rontoknya

semua

bunga

dan

buah


(Renasari, 2010).
Setek Tanaman
Pembiakan vegetatif pada awalnya digunakan sebagai salah satu teknik untuk
mengatasi jenis-jenis tanaman yang sulit diperoleh bijinya, tidak dapat berbuah setiap
tahun atau berbuah dalam jumlah yang sangat terbatas serta jenis-jenis yang belum
dikuasai teknik pembiakannya secara generatif (Marni, 2004).
Setek adalah salah satu cara pembiakan vegetatif yang paling umum
digunakan. Penyetekan didefinisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan atau
pelepasan dengan cara memotong bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun,
dan tunas dengan maksud agar bagian-bagian tersebut membentuk akar (Kusuma,
2003).
Tanaman buah naga dapat diperbanyak dengan menggunakan biji maupun
setek.Petani umumnya lebih memilih memperbanyak dengan setek karena
menghasilkan bibit dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan

Universitas Sumatera Utara

21


biji.Penyetekan merupakan cara pembiakan tanaman dengan menggunakan bagianbagian vegetatif yang dipisahkan dari induknya, yang apabila ditanam pada kondisi
menguntungkan akan berkembang menjadi tanaman sempurna dengan sifat yang
sama dengan pohon induk (Febriana, 2009).
Bibit asal cabang harus berasal dari tanaman sehat, tumbuh normal dan telah
berbuah.Bibit yang baik berbatang lebih keras hingga lebih tahan penyakit.Standar
bibit yang baik berukuran 20 – 30 cm agar berpotensi memiliki cabang yang lebih
banyak, cepat besar dan produksi tinggi. Mengingat kebutuhan bibit yang begitu
besar dan dalam batas waktu yang cukup singkat, sedangkan pohon induk yang
terpilih tersebut jumlahnya terbatas, maka perlu diusahakan penggunaan bahan setek
seefisien mungkin (Nurfadilah, et al. 2012)
Batang yang digunakan untuk setek batang atau cabang harus dalam keadaaan
sehat, keras, tua, sudah pernah berbuah 3-4 kali dan batang atau cabang berwarna
hijau tua. Ukuran setek pada tanaman buah naga yang ideal yaitu antara 20-30 cm,
tetapi juga ada yang membuat bibit dengan panjang 40 cm. Digunakan setek dengan
ukuran tersebut karena batang harus mempunyai banyak mata tunas sehingga dapat
membentuk tunas baru dan tunas yang tumbuh akan cepat membesar. Bibit yang baik
yaitu bibit yang mempunyai minimal empat mata tunas atau lebih supaya tanaman
cepat menghasilkan cabang-cabang yang produktif (Renasari, 2010).
Dari hasil penelitian Sparta, et al. (2012) menyatakan bahwa waktu muncul
tunas, jumlah tunas, panjang tunas, dan panjang akar pada setek buah naga

dipengaruhi secara nyata oleh panjang setek. Sedangkan persentase setek tumbuh dan

Universitas Sumatera Utara

22

persentase setek bertunas pada setek buah naga tidak dipengaruhi oleh panjang
setek.Pertumbuhan setek yang terbaik dapat terlihat pada panjang setek di atas 20 cm.
Dari hasil penelitian Nuryana, et al. (2012) menyatakan panjang setek bibit
buah naga berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, pertambahan bobot segar bibit
dan bobot kering bibit. Panjang setek terbaik adalah stek dengan panjang 30 cm.
Komposisi media memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter waktu
muncul tunas, panjang tunas, jumlah tunas, dan pertambahan bobot segar bibit.
Media Tanam
Media tanam berperan di dalam pembibitan tanaman sebagai tempat tumbuh
dan berakar.Pemilihan media tanam harus disesuaikan dengan tujuannya sebagai
media semai dan perbanyakan bahkan sampai tanaman tersebut berproduksi
(Setiabudi, 2010).
Mutu bibit dipersemaian diantaranya dipengaruhi secara langsung oleh
kondisi media tempat tumbuhnya. Media tumbuh mempunyai peranan penting dalam

memenuhi berbagai kebutuhan hidup tanaman yaitu memberi dukungan mekanik
menjadi tempat berjangkarnya akar, menyediakan ruang untuk partumbuhan dan
perkembangan akar, serta menyediakan udara untuk respirasi, air dan hara yang
dibutuhkan oleh tanaman (Putri dan Djam’an, 2004).
Bahan-bahan untuk media tanam sebaiknya dipilih dan disesuaikan dengan
jenis tanaman dan teknik budidaya.Media tanam yang biasanya digunakan dapat
berupa pupuk kandang, arang sekam dan pasir.Media tanam tersebut berfungsi untuk
menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga tanaman dapat
tumbuh dan berkembang (Setiabudi, 2010).

Universitas Sumatera Utara

23

Keberhasilan setek tanaman sebagai sumber bibit di lapang dapat dipengaruhi
oleh media yang digunakan.Media tanam yang umum digunakan yaitu media tanah
yang dicampur arang sekam yang berfungsi untuk mempermudah drainasedan media
tanah yang dicampur pupuk kandang yang memiliki fungsi untuk memperbaiki
struktur fisik dan biologi tanah, meningkatkan daya serap tanah terhadap air
(Simanungkalit et al. 2006).

Tanah sebagai media pertumbuhan tanaman memberikan pengaruh bagi
kelangsungan hidup tanaman.Media yang biasa digunakan pertumbuhan adalah
pupuk kandang, arang sekam dan juga serbuk gergaji.Semua bahan media ini
merupakan media organik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
(Purwowidodo, 1983).
Dalam

pertumbuhan

dan

perkembangannya

tanaman

secara

terus-

menerusmenyerap unsur hara sehingga ketersediaan unsur hara dalam tanah

berkurang.Oleh karenanya tanah memerlukan tambahan unsur hara dari luar.Caranya
dengan pemberian pupuk. Jenis pupuk yang diberikan antara lain pupuk kandang
(Setiabudi, 2010).
Pupuk Kandang Sapi
Pupuk organik sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan tanah dan
meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik akan
mengembalikan bahan organik kedalam tanah yang akan berpengaruh pada kesuburan
tanah sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman. Pupuk organik yang dapat
digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah ialah pupuk kandang. Pupuk kandang

Universitas Sumatera Utara

24

diberikan kedalam tanah untuk menambah bahan organik, memperbaiki struktur
tanah, meningkatkan daya ikat air dan memacu aktivitas mikroorganisme
(Kartikawat,et al. 2011).
Pupuk kandang adalah salah satu bahan organik yang merupakan campuran
kotoran padat dan cair ternak yang tercampur dengan sisa makanannya, pupuk
kandang dikatakan siap dipakai untuk memupuk tanah bila sudah tidak terjadi
penguraian oleh mikroorganisme dan tidak tercium lagi bau tajam sepeti bau amoniak
yang kurang enak. Bentuknya sudah berupa tanah gembur kalau diremas akan
nampak kering dan berwarna coklat tua (Purwanto, 2008).
Pupuk kandang tidak hanya mengandung unsur makro seperti nitrogen (N),
fosfat (P) dan kalium (K), namun pupuk kandang juga mengandung unsur mikro
seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan mangan (Mn) yang dibutuhkan tanaman
serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah, karena pupuk
kandang berpengaruh untuk jangka waktu yang lama dan merupakan gudang
makanan bagi tanaman (Andayani dan La Sarido, 2013).
Pupuk kandang mempunyaikandungan unsur hara berbeda-beda karena
masing-masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri yang ditentukan oleh jenis
makanan dan usia ternak tersebut. Seperti unsur hara yang terdapat pada pupuk
kandang sapi yakni N 2,33 %, P2O5 0,61 %, K2O 1,58 %, Ca 1,04 %, Mg 0,33 %,
Mn 179 ppm dan Zn 70,5 ppm. Pada pupuk kandang ayam unsur haranya N 3,21 %,
P2O5 3,21 %, K2O 1,57 %, Ca 1,57 %, Mg 1,44 %, Mn 250 ppm dan Zn 315 ppm
(Andayani dan La Sarido, 2013).

Universitas Sumatera Utara

25

Pupuk Kandang Ayam
Kotoran ayam merupakan jenis pupuk organik yang berasal dari bahan-bahan
organik.Pupuk ini biasanya digunkan sebagai pupuk dasar yaitu dicampurkan dengan
tanah pada saat masa tanam, meskipun hanya menyediakan unsur-unsur dalam jumlah
sedikit tetapi pupuk ini sangat baik untuk memperbaiki sifat tanah menjadi tanah dan
dapat ditembus akar dengan mudah serta dapat menyimpan air dan udara dengan
cukup (Anisa, 2011).
Pupuk kandang kotoran ayam mengandung unsur hara makro (N,P,K) yang
cukup tinggi sehingga mampu meningkatkan kesuburan dengan memperbaiki sifat
fisik, kimia danbiologi tanah serta pertumbuhan perakaran tanaman akan menjadi
lebih baik sehingga dapat meningkatkan absorbsi unsur hara oleh akar (Hakim et al.
1986).
Kriteria pupuk kandang yang baik adalah jika perbandingan C dan N kurang
dari 15 dengan kadar C organic lebih dari 10 % kandungan unsur hara berbagai jenis
pupuk kandangan sangat bervariasi tergantung dari jenis ternak dan makanannya.
Pupuk kandang ayam mempunyai kandungan unsur hara N, P, dan K lebih tinggi di
banding dengan pupuk kendang lain (Purwanto, 2008)
Kotoran ayam mengandung 29 % senyawa organik, 1,0 – 2,1 % N, 8,9 –
10,01 % P, dan 0,4 % K. Melihat kandungan hara yang dimiliki oleh kotoran ayam
tersebut dinilai sangat berpotensi sebagai bahan baku pupuk organik (Zulkifli, et al.
2009).

Universitas Sumatera Utara

26

Pupuk Sampah Kota
Pupuk kompos merupakan hasil akhir dari dekomposisi atau fermentasi dari
tumpukan sampah-sampah organik yang berasal dari tumbuhan atau tanaman ataupun
yang berasal dari hewan. Sumber bahan organik untuk dibuat kompos seperti
sampah-sampah kota dan limbah pertanian berupa jerami terdapat dalam jumlah yang
banyak dan mudah diperoleh. Bahan organik dari sampah-sampah kota dan limbah
pertanian lainnya dalam jumlah yang banyak tidak dapat digunakan secara langsung
sebagai pupuk tetapi harus terlebih dahulu didekomposisikan sehingga melapuk
dengan tingkat C/N yang rendah (10-12) (Damanik,et al. 2010).
Bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk organik adalah sampah kota, yang
sebagian besar terdiri dari sampah organik yang secara keseluruhan atau sebagian
mengalami.dekomposisi. Kompos sampah kota mudah didapat dalam jumlah yang
bayak, karena bahan baku kompos sampah kota terdiri dari sampah buangan organik
yang terdapat dikota yang meliputi sampah dari kegiatan rumah tangga (pemukiman),
pertokoan, pasar, perkantoran, dan lain – lain,dimana sampah kota umumnya dikelola
olehinstasi pengelola kebersihan (Evita, 2006)
Secara umum sampah organik padat terdiri dari karbonhidrat (selulosa,
hemiselulosa, lignin, pati, glukosa dan hidrokarbon), protein, lemak serta mineral dan
berpotensi diperoses menjadi kompos.Sampah rumah tangga, sampah restoran, kertas,
kotoran ternak, limbah pertanian dan industry yang bersifat sampah organik. Sampah
dan kotoran sungai mengandung senyawa organik

40-85%, mineral 15-70%,

nitrogen 1-10%, fosfat 1-4,5% dan kalium 0,1-4,5% (Berutu,2009).

Universitas Sumatera Utara

27

Berdasarkan hasil penelitian Evita (2009) Pemberian kompos sampah kota
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang primer, berat kering
pupus tanaman, berat kering akar tanaman, jumlah polong berisi pertanaman, jumlah
biji pertanaman, dan hasil tanaman kacang hijau. Pemberian kompos sampah kota
dosis 8 ton/ha secara keseluruhan telah mampu memberikan pertumbuhan dan hasil
tanaman kacang hijau terbaik.
Kompos sampah kota mempunyai peranan yang besar dalam memperbaiki
sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang selanjutnya akan memperbaiki kesuburan
tanah. Tanah yang subur ditambahkan dengan sedikit pupuk anorganik akan
memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan dan hasil (Lestari, et al.
2010).
Manfaat dan Kegunaan Buah Naga
Kandungan yang terdapat dalam buah naga merah salah satunya adalah
senyawa anthocyanin yang memiliki fungsi sebagai pencegah penuaan diri. Sementara
itu, biji buah naga memiliki kandungan albumen yang bertugas mengumpulkan sisasisa makanan serta mengeluarkan racun dari dalam tubuh (Rahayu, 2014)
Kandungan gizi buah naga berdaging merah per 100 gram : kadar air 82,5 –
83 g, protein 0,159 – 0,229 g, lemak 0,21 – 0,61 g, serat kasar 0,70-0,90 g, karotin
0,005 – 0,012 mg, kalsium 6,3 - 8,8 mg, fosfor 30,2 – 36,1 mg, besi 0,55 – 0,65 mg,
vitamin B1 0,28 – 0,043 mg, vitamin B2 0,043 – 0,045 mg,vitamin B3 0,297 – 0,43
mg, vitamin C 8 – 9 mg, Thiamin 0,28 – 0,30 mg, riboflavin 0,043 – 0,044 mg, niasin
1,297 – 1,30 mg (Samadi, 2013).

Universitas Sumatera Utara

28

Fakta yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Departement of
Applied Chemistry Nation Chinan University, kulit buah naga secara klinis

mengandung sebuah senyawa pentacylic triyepene teraxast 20 ene aol dan teraxast
12,20 (30) dien 3 aol. Senyawa ini berfungsi untuk melindungi dan menjaga
kelenturan pembuluh darah.Selain itu, kandungan yang terkandung dalam kulit buah
naga dapat menghambat sel-sel tumor (Rahayu, 2014).
Menurut hasil riset Agricultural Reasearch Service (ARS) dan United States
Department of Agricultural (USDA), buah naga yang berdaging merah memiliki

aktivitas anti oksidan yang lebih tinggi dibanding buah naga berdaging putih
(Samadi, 2013).
Manfaat buah naga (dragon fruit) bagi kesehatan antara lain : penyeimbangan
kadar gula darah, penguat fungsi ginjal dan tulang, penguat daya kerja otak,
meningkatkan ketajaman mata, pencegahan kanker usus, penyembuhan panas dalam
dan sariawan dan mengurahi keluhan keputihan (Rahayu, 2014).

Universitas Sumatera Utara