Studi Evaluasi: Pelaksanaan Terapi Percutaneous Nephrolithotomy di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013 - 2014

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) merupakan salah satu tindakan

minimal invasif di bidang urologi yang bertujuan mengangkat batu ginjal dengan
menggunakan akses perkutan untuk mencapai sistem pelviokalises. Prosedur ini
sudah diterima secara luas sebagai suatu prosedur untuk mengangkat batu ginjal
karena relatif aman, efektif, murah, nyaman dan memiliki morbiditas yang rendah,
terutama bila dibandingkan dengan operasi terbuka (Nugroho dkk, 2011).
PCNL pertama kali ditemukan sekitar lebih dari tiga dekade yang lalu,
tepatnya pada tahun 1976 dimana Fernstrom dan Johansson pertama kali
memperkenalkan sebuah jalur secara perkutan untuk mengeluarkan batu yang
berada di ginjal (Wong, 2009). Pada awal dekade 1980-an, prosedur PCNL sangat
populer sebagai terapi batu ginjal, namun sejak ditemukannya Extracorporeal
Shock Wave Lithotripsy (ESWL), penggunaannya menurun. Dalam perkembangan

selanjutnya ditemukan beberapa kelemahan tindakan ESWL, sehingga PCNL
kembali populer digunakan sebagai penanganan batu ginjal (Nugroho dkk, 2011).
Menurut Abdelhafez (2013) yang melakukan penelitian di suatu rumah
sakit di negara Jerman, PCNL itu efektif dengan angka bebas batu rata-ratanya
berkisar 76-84% dan bahkan bisa lebih tinggi lagi.
Dalam penelitian yang dilakukan Srivastava dan Chipde (2013) di India,
angka bebas batu atau Stone Free Rates (SFR) pada pasien non lower polar caliceal
calculi mencapai 94% dan pada pasien lower polar caliceal stones mencapai
86,2%.
Angka bebas batu PCNL di Indonesia sendiri pada kasus batu staghorn
mencapai angka 84,2%. Pada kasus batu ginjal berukuran 10-20 mm, angka bebas
batu PCNL mencapai 85-89% (Nugroho, 2011).
Komplikasi PCNL menurut Vorrakitpokatorn dkk (2006) terbagi dua yaitu
intraoperasi dan pascaoperasi. Komplikasi intraoperasi dapat berupa hipotermi
(56,2%), perubahan sistem kardiovaskular (57,1%) dan perdarahan sedangkan

Universitas Sumatera Utara

2


komplikasi pascaoperasi berupa perubahan status elektrolit (tetapi tidak signifikan),
infeksi dan perdarahan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
pelaksanaan Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) di Medan, terutama di RSUP
H. Adam Malik Medan.

1.2

Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan peneliti

sebagai berikut: Bagaimana pelaksanaan terapi Percutaneous Nephrolitothomy di
RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2013-2014?

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang pelaksanaan terapi

PCNL yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2013-2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus pada penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan terapi PCNL di RSUP H.
Adam Malik Medan.
2. Untuk mengetahui jumlah pasien yang menjalani terapi PCNL di RSUP
H. Adam Malik Medan.
3. Untuk mengetahui perlu tidaknya transfusi pasca pelaksanaan PCNL di
RSUP H. Adam Malik Medan.
4. Untuk mengetahui angka keberhasilan pelaksanaan terapi PCNL di
RSUP H. Adam Malik Medan.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Tenaga Medis
Sebagai evaluasi dan bahan referensi terhadap pelaksanaan PCNL di
RSUP H. Adam Malik Medan.


Universitas Sumatera Utara

3

1.4.2 Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang pelaksanaan terapi PCNL di RSUP H.
Adam Malik Medan.
1.4.3 Bagi Peneliti
Adapun manfaat bagi peneliti adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam penulisan karya tulis ilmiah,
2. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menelaah suatu karya tulis
ilmiah, dan
3. Meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai terapi PCNL.

Universitas Sumatera Utara