EFEK PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT ( MSG )

t a hun

IAI

Seminar Nasional Farmasi Universitas Sumatera Utara 2012:
Peran Farmasi dalam Pembangunan Kesehatan

F19

EFEK PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT ( MSG ) TERHADAP
TERBENTUKNYA MIKRONUKLEUS PADA SEL DARAH MERAH
MENCIT
Riska Handayani Rangkuti, Edy Suwarso dan Poppy Anjelisa Z. Hsb.
Departemen Farmakologi Farmasi, Fakultas Farmasi USU Medan
Email: [email protected]
ABSTRAK

Monosodium glutamat (MSG) adalah garam sodium L Glutamic Acid, yang di pergunakan secara
luas oleh masyarakat sebagai penyedap makanan. Monosodium glutamat, juga dikenal sebagai
sodium glutamat atau MSG, merupakan garam natrium dari asam glutamat yang merupakan salah
satu asam amino non-esensial paling berlimpah yang terbentuk secara alami. Glutamat dalam MSG

memberi rasa umami yang sama seperti glutamat dari makanan lain. Produsen makanan industri
memasarkan dan menggunakan MSG sebagai penguat cita rasa karena zat ini mampu
menyeimbangkan, menyatukan, dan menyempurnakan persepsi total rasa lainnya. Terhadap
Monosodium Glutamat (MSG) dicampurkan dalam makanan mencit berupa pelet. Monosodium
Glutamat (MSG) yang telah dicampurkan ke dalam pelet diberikan dosis masing-masing kelompok
3, 6 dan 9 g/kg BB/hari, selama 14 hari berturut-turut, kemudian hari ke-15 diberi siklofosfamid
dosis tunggal 50 mg/kgBB secara intraperitonial dan 30 jam setelah itu mencit dibunuh dan diambil
sumsum tulang femur dan dibuat preparat apusan. Aktivitas karsinogenik ditunjukkan oleh adanya
peningkatan jumlah mikronukleus dalam setiap 200 sel eritrosit polikromatik pada preparat apusan
sumsum tulang femur mencit. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian Monosodium
Glutamat (MSG) mampu meningkatkan jumlah mikronukleus pada 200 sel eritrosit polikromatik
yang terdapat pada apusan sumsum tulang femur mencit. Pemberian Monosodium Glutamat (MSG)
dosis 9 gram menunjukkan jumlah mikronukleus yang lebih meningkat dibandingkan dosis yang
lain.
Kata Kunci: Monosodium Glutamat (MSG), karsinogenik, mikronukleus.
Monosodium glutamat (MSG) adalah

PENDAHULUAN

garam natrium dari asam glutamat (glutamic


Latar Belakang
Dalam

kehidupan

sehari-hari,

MSG

acid). MSG telah dikonsumsi secara luas di

banyak dipakai dalam makanan sebagai bahan

seluruh

penyedap masakan untuk merangsang selera

makanan dalam bentuk L-glutamic acid


makan. Penggunaan MSG dalam makanan

(Geha, et al., 2000), karena penambahan

biasanya dilakukan dalam jangka waktu

MSG akan membuat rasa makanan menjadi

pemakaian yang cukup lama dan MSG

lebih lezat. Di Indonesia rata-rata konsumsi

diperjual-belikan secara bebas (Sukawan,

MSG diperkirakan sekitar 0,6 g/kg BB

2008).

(Prawirohardjono, 2000).


ISBN 978-602-8892-72-8

dunia

sebagai

penambah

rasa

t a hun

IAI

Seminar Nasional Farmasi Universitas Sumatera Utara 2012:
Peran Farmasi dalam Pembangunan Kesehatan

MSG ditemukan pertama kali oleh dr.

dilakukan karena prosesnya mudah dan tidak


Kikunae Ikeda seorang ahli kimia jepang pada

memerlukan alat dan biaya yang terlalu mahal

tahun 1909, dr. Ikeda mengisolasi asam

dan metode ini paling umum digunakan oleh

glutamat tersebut dari rumput laut ‗kombu‘

peneliti untuk melihat efek genotoksik suatu

yang biasa digunakan dalam masakan Jepang,

senyawa tertentu (Miller, 1973).

kemudian dia menemukan rasa lezat dan
gurih dari MSG yang berbeda dengan rasa
yang pernah dikenalnya oleh karena itu maka


TUJUAN PENELITIAN

dia menyebut rasa itu dengan sebutan

Mengetahui

‗umami‘ yang berasal dari bahasa jepang

bahwa

Monosodium

Glutamat (MSG) dapat bersifat karsinogenik.

‘umai‘ yang berarti enak dan lezat (Geha,
2000), rasa umami ini dapat bertahan lama, di

TINJAUAN PUSTAKA


dalamnya terdapat komponen L-glutamat dan

Monosodium Glutamat

2000).

MSG ditemukan pertama kali oleh dr.

Rangsangan selera dari makanan yang diberi

Kikunae Ikeda seorang ahli kimia jepang pada

MSG disebabkan oleh kombinasi rasa yang

tahun 1909, dr. Ikeda mengisolasi asam

khas dari efek sinergis MSG dengan 5-

glutamat tersebut dari rumput laut ‗kombu‘


ribonukleotida

dalam

yang biasa digunakan dalam masakan Jepang,

makanan, yang bekerja pada membran sel

kemudian dia menemukan rasa lezat dan

reseptor kecap atau lidah (Sukawan, 2008).

gurih dari MSG yang berbeda dengan rasa

5-

ribonukleotida

(Yamaguchi,


yang

terdapat

di

MSG sendiri sebenarnya sama sekali

yang pernah dikenalnya oleh karena itu maka

tidak menghadirkan rasa yang enak, bahkan

dia menyebut rasa itu dengan sebutan

sering menghadirkan rasa yang dideskripsikan

‗umami‘ yang berasal dari bahasa jepang

sebagai rasa pahit, dan asin. Akan tetapi


‘umai‘ yang berarti enak dan lezat (Geha,

ketika MSG ditambahkan dengan konsentrasi

2000), rasa umami ini dapat bertahan lama, di

rendah pada makanan yang sesuai maka rasa,

dalamnya terdapat komponen L-glutamat dan

kenikmatan

5-

dan

penerimaan

terhadap


ribonukleotida

(Yamaguchi,

2000).

makanan tersebut akan meningkat (Halpern,

Rangsangan selera dari makanan yang diberi

2002).

MSG disebabkan oleh kombinasi rasa yang
Berdasarkan uraian di atas peneliti

tertarik untuk melakukan pengujian efek
karsinogenik MSG (Monosodium Glutamat)
secara

in

vivo

pada

mencit

dengan

terbentuknya mikronukleus. Sebagai mutagen
digunakan

siklofosfamid.

ISBN 978-602-8892-72-8

Metode

ini

khas dari efek sinergis MSG dengan 5ribonukleotida

yang

terdapat

di

dalam

makanan, yang bekerja pada membran sel
reseptor kecap atau lidah (Sukawan, 2008)
Asam glutamat, asam bebas dari
MSG, adalah unsur pokok dari protein yang

Seminar Nasional Farmasi Universitas Sumatera Utara 2012:

t a hun

IAI

Peran Farmasi dalam Pembangunan Kesehatan

terdapat pada bermacam-macam sayuran

akan menimbulkan mutasi (Stansfield, et al.,

daging, seafood, dan air susu ibu. Asam

2003).

glutamat digolongkan pada asam amino non
essensial karena tubuh manusia sendiri dapat

Mutagen

menghasilkan asam glutamat. Asam glutamat

Mutagen dapat menimbulkan kerusakan

terdiri dari 5 atom karbon dengan 2 gugus

DNA sel, seperti sel telur atau sperma

karboksil yang pada salah satu karbonnya

manusia yang dapat menurunkan kesuburan,

berkaitan dengan NH2 yang menjadi ciri pada

aborsi spontan, cacat lahir, dan penyakit

asam amino. Struktur kimia MSG sebenarnya

keturunan, selain itu mutagen juga dapat

tidak banyak berbeda dengan asam glutamat,

menyebabkan

hanya pada salah satu gugus karboksil yang

maupun manusia (Macdonald, et al., 2004).

mengandung

hidrogen

diganti

dengan

tumor

Karsinogen

baik

kimia

pada

dapat

hewan

dibedakan

natrium. Gugus karboksil setelah diionisasi

menjadi beberapa kategori di antaranya

dapat mengaktifkan stimulasi rasa pada alat

karsinogen

pengecap. (Sukawan, 2008).

prokarsinogen.

Mutasi

secara langsung memiliki sifat elekrofilik

Mutasi merupakan perubahan turun
temurun

pada

materi

genetik

yang

bekerja

Karsinogen

langsung
yang

dan

bekerja

alami yang dapat bereaksi secara nukleofilik

yang

dengan residu protein pada sel dan asam inti

menimbulkan berbagai bentuk kelainan gen.

(RNA dan DNA) membentuk ikatan kovalen

Secara garis besar terdapat dua tipe mutasi

dengan karsinogen. Contoh karsinogen kimia

yaitu yang mempengaruhi gen dan seluruh

yang bekerja langsung adalah siklofosfamid

kromosom

(Franco dan Rohan, 2002).

(menyebabkan

kerusakan

kromosom). Mutasi dapat terjadi secara
spontan maupun melalui induksi (Gardner dan
Snustad, 1984). Mutasi sebenarnya terjadi
pada sel secara terus menerus, namun
frekuensinya sangat rendah dalam kondisi
normal, dan banyak mutasi yang berbahaya
namun

beberapa

tidak

menyebabkan

pengaruh apa-apa pada sel (Postlethwait dan
Hopson, 2006). Kesalahan pada saat replikasi
gen pada molekul deoxyribonucleic acid
(DNA) dapat menyebabkan terjadinya insersi
(penyisipan),

delesi

(penghapusan),

dan

substitusi (penggantian) satu atau lebih basa

ISBN 978-602-8892-72-8

Mikronukleus

adalah

badan-badan

kromatin halus yang terbentuk di sitoplasma
karena terjadinya kondensasi pada fragmen
kromosom asentrik atau seluruh kromosom
(Shahrim

et

al.,

2006).

Mikronukleus

memiliki ukuran sekitar 1/20 - 1/6 diameter
sel itu sendiri, dan dapat jelas terlihat pada
mikroskop cahaya. adanya mikronukleus ini
menjadi salah satu indikator terjadinya mutasi
(Sofyan et al, 2005; Schmid, 1975). Uji
mikronukleus dikembangkan oleh Schamid
(1975) dan Heddle (1973) merupakan suatu
metode

pemeriksaan

yang

secara

luas

Seminar Nasional Farmasi Universitas Sumatera Utara 2012:

t a hun

IAI

Peran Farmasi dalam Pembangunan Kesehatan

digunakan untuk mendeteksi efek genotoksik

modifikasi. Hewan percobaan dikelompokkan

dalam waktu singkat secara in vivo dan in

menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri

vitro (Saleh dan Ahmad, 2010).

dari 6 ekor hewan percobaan. Kelompok
tersebut adalah:

METODOLOGI PENELITIAN
Metode

percobaan

pengumpulan

dan

ini

meliputi

pengolahan

sampel,

-

Kelompok I

menggunakan

program

normal,

per oral l0 g/ hari,
selama 14 hari.

Data dianalisis secara ANOVA (analisis

Tukey

Kontrol

diberikan pelet secara

penyiapan hewan uji, dan pengolahan data.

variansi) dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc

:

-

Kelompok II

: Perlakuan, diberikan
pelet 7 g/hari

SPSS

dicampurkan

(Statistical Product and Service Solution)

yang
dengan

MSG 3 g/hari selama

versi 18.

14 hari.

ALAT-ALAT

-

Alat-alat
penelitian

yang

ini

digunakan

meliputi

alat-alat

Kelompok III

dalam

: Perlakuan, diberikan
pelet 4 g/hari

gelas

dicampurkan

yang
dengan

laboratorium, neraca kasar (ohaus), neraca

MSG 6 g/hari selama

digital (Vibra), stopwatch, mortir dan stamfer,

14 hari.

neraca hewan (Presica), spuit ukuran 1 ml,
alat

bedah

(Boeco,

(Wells
BM-180,

sentrifugator

spencer),

Kelompok IV

mikroskop

Halogen

(Dynamica,

-

pelet 1 g/hari

Lamp),

dicampurkan

Velocity 18R),

yang
dengan

MSG 9 g/hari selama

politube, mikrotube, kamera digital MDCE5A.

: Perlakuan, diberikan

14 hari.
-

Kelompok V

:

Kontrol

diberikan

BAHAN-BAHAN

positif,
pelet

10

Bahan-bahan yang digunakan adalah

g/hari selama 14 hari,

Monosodium Glutamat (MSG), makanan

dan pada hari ke-15 di

hewan berupa pelet, metanol, larutan giemsa,

induksi

minyak emersi, NaCl 0,9%, serum darah sapi

50mg/kgBB

dan siklofosfamid (Cyclovid®, Novell).
PENGUJIAN EFEK KARSINOGENIK

i.p.

semua mencit penelitian dibunuh dengan cara

PADA MENCIT

dislokasi leher dan diambil sumsum tulang

Pengujian efek karsinogenik dilakukan
dengan

cara

uji

ISBN 978-602-8892-72-8

mikronukleus

dengan

dengan

LS
secara

Setelah 30 jam pemberian siklofosfamid,

femurnya

dengan

cara

diaspirasi

menggunakan spuit yang berisi SDS sebanyak

Seminar Nasional Farmasi Universitas Sumatera Utara 2012:

t a hun

IAI

Peran Farmasi dalam Pembangunan Kesehatan

0,3 ml dan ditampung di dalam mikrotube

PENGUJIAN EFEK KARSINOGENIK

(Khrisna dan Hayashi, 2000; Purwadiwarsa
dkk, 2000; Khumphant et al., 2002).

Pengujian efek karsinogenik pada
penelitian ini dilakukan secara in vivo pada
mencit jantan dan betina dengan metode uji

PEMBUATAN

PREPARAT

APUSAN

mikronukleus menggunakan siklofosfamid
(50 mg/kg BB) yang diberikan secara

SUMSUM TULANG FEMUR
Campuran sumsum tulang dan SDS

intraperitonial

sebagai

dalam mikrotub diputar (di-sintrifuge) dengan

genotoksik

kecepatan

menit,

penelitian terhadap Monosodium Glutamat

dibuang.

(MSG) yang dicampurkan dengan makanan

Endapannya disuspensikan kembali dengan

hewan berupa pelet dengan dosis 3, 6, dan 9

dua tetes SDS, kemudian satu tetes suspensi

g/kg BB. Aktivitas karsinogenik ditunjukkan

sel diambil dan diletakkan ke atas objek glas,

oleh

dengan menggunakan objek glas yang lain,

mikronukleus dalam setiap 200 sel eritrosit

sel dihapuskan menjadi preparat apusan.

polikromatik pada preparat apusan sumsum

Kemudian slide dikeringkan, difiksasi dengan

tulang femur mencit.

1200

kemudian

metanol

rpm

selama

supernatannya

selama

10

menit.

5

30

adanya

Berdasarkan

peningkatan

jumlah

Indonesia rata-rata konsumsi MSG

Kemudian

diberikan pewarna giemsa dibiarkan

karsinogenik.

penginduksi

diperkirakan

sekitar

0,6

2000).

g/kg

BB

menit, dibuang zat warna dengan dibilas

(Prawirohardjono,

Berdasarkan

dengan air yang mengalir kemudian apusan

penelitian yang dilakukan terhadap mencit,

dikeringkan (Khrisna dan Hayashi, 2000;

MSG dengan dosis 3 g dan 6 g tidak

sofyan, 2005).

menyebabkan genotoksisitas,tetapi pada dosis
9 g menimbulkan genotoksisitas dimana dapat
dilihat dengan terbentuknya mikronukleus

PENGAMATAN APUSAN
Data

pengamatan

masing-masing

yang

merupakan

gejala-gejala

penyebab

hewan harus dipresentasikan dalam bentuk

kanker. Dari hasil pengamatan rata-rata

tabel.

polikromatik

mencit mengkonsumsi makanan 0,9 g/hari

tidak

dari 10 g/hari makanan yang diberikan. Hal

tidak

ini

Jumlah

eritrosit

bermikronukleus
bermikronukleus

maupun
dihitung

paling

menunjukkan

bahwa

mencit

sebanyak 200 sel (EPA, 1998). Pengamatan

mengkonsumsi MSG sekitar 1 g/hari. Dari

dilakukan menggunakan mikroskop dengan

hasil tersebut,dikonversikan kepada manusia

perbesaran 10 × 100 dengan bantuan minyak

dengan berat badan 70 kg/BB,maka MSG

immersi (Khrisna dan Hayashi, 2000).

yang dikonsumsi manusia sekitar 387,9 g.
Dari hasil tesebut,jika perhari nya manusia

HASIL DAN PEMBAHASAN

ISBN 978-602-8892-72-8

mengkonsumsi 4,2 g/hari maka pada hari ke

t a hun

IAI

Seminar Nasional Farmasi Universitas Sumatera Utara 2012:
Peran Farmasi dalam Pembangunan Kesehatan

92 akan menimbulkan genotoksisitas dengan

yang pada akhirnya akan menyebabkan

terbentuknya mikronukleus yang merupakan

terjadinya patahan kromosom dan dapat

gejala-gejala penyebab kanker pada manusia.

terlihat sebagai mikronukleus (Santella, 2002;

Siklofosfamid merupakan salah satu

Purwadiwarsa, dkk., 2000).

agen kemoterapi yang bersifat sitotoksik yang

Gambar pengamatan sel pada apusan

akan bekerja langsung pada ribosanucleic

sumsum tulang femur mencit pada mikroskop

acid

(RNA) atau deoxyribonucleic acid

cahaya

dengan

pewarna

Giemsa

dan

(DNA) dan menyebabkan terjadinya peristiwa

perbesaran 400 x dapat dilihat pada Gambar

pengikatan silang (cross-linking) pada DNA,

3.1

Gambar 3.1 Sel-sel yang diamati pada apusan sumsum tulang femur mencit
Keterangan gambar :
A : Sel eritrosit polikromatik tidak bermikronukleus
B : Sel eritrosit polikromatik bermikronukleus
C : Sel eritrosit dewasa

Sel eritrosit adalah salah satu jenis sel
yang

paling

pengukuran

cocok
pada

untuk

polikromatik pada kelompok kontrol positif

dilakukan

(diinduksi siklofosfamid) memberikan hasil

penginduksian

yang paling banyak dibandingkan dengan

mikronukleus, karena hilangnya inti utama sel
tersebut selama pematangan eritroblas, selain

empat perlakuan lainnya.
Grafik

jumlah

rata-rata

jumlah

itu, pada sumsum eritrosit dibentuk terus-

mikronukleus dalam kelompok perlakuan

menerus dari eritroblas (Durling, 2008).

dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Jumlah

mikronukleus

ISBN 978-602-8892-72-8

sel-sel

eritosit

t a hun

IAI

Seminar Nasional Farmasi Universitas Sumatera Utara 2012:
Peran Farmasi dalam Pembangunan Kesehatan

Gambar 3.2 Grafik hasil pengukuran jumlah rata-rata mikronukleus pada 200 sel eritrosit
polikromatik

Pada Gambar 3.2 dapat dilihat jumlah

polikromatik

mikronukleus pada sel eritrosit polikromatik

dosis 9 gram.

kelompok control positif tidak jauh berbeda
dengan jumlah mikronukleus pada sel eritrosit

kelompok pemberian

Berikut ini Tabel 3.3 hasil analisis
Post Hoc Tukey data penelitian ini.

Tabel 3.3 Hasil analisis Post Hoc Tukey menggunakan SPSS 18
1.Mencit jantan
Perlakuan
N
kontrol negatif
MSG (3 gram)
MSG (6 gram)
MSG (9 gram)
kontrol positif
Sig.

2.Mencit betina

ISBN 978-602-8892-72-8

3
3
3
3
3

MSG

Subset for alpha = 0.05
1
2
3
.00
176.67
190.33
247.67
263.33
1.000
.818
.738

t a hun

IAI

Seminar Nasional Farmasi Universitas Sumatera Utara 2012:
Peran Farmasi dalam Pembangunan Kesehatan

Perlakuan
N
di
m
en
si
on
1

kontrol negatif
MSG (3 gram)
MSG (6 gram)
MSG (9 gram)
kontrol positif
Sig.

3
3
3
3
3

Subset for alpha = 0.05
1
2
3
.00
156.33
183.00
221.33
234.33
1.000
.076
.599

Berdasarkan Gambar 3.3 dapat dilihat

efek karsinogenik. Pemberian Monosodium

bahwa peningkatan jumlah mikronukleus sel

Glutamat (MSG) dosis 9 gram/ kg BB

eritrosit

memberikan

polikromatik

bertambah

seiring

dengan meningkatnya dosis MSG yang

efek

peningkatan

jumlah

mikronukleus yang paling kuat.

diberikan. Pemberian MSG dosis 9 g/kg BB
memberikan

efek

peningkatan

jumlah

mikronukleus yang paling kuat (jumlahnya
278), ditunjukkan dalam tabel 3.3, bahwa
kontrol positif dan pemberian MSG 9 g/kg
BB terdapat dalam satu kolom yang sama,
sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan
secara

statistik

jumlah

mikronukleusnya

dengan kontrol positif (jumlahnya 271).
Berdasarkan

hasil

uji

analisis

ditunjukkan bahwa Monosodium Glutamat
(MSG)

berpotensi

sebagai

karsinogenik,

karena pemberian MSG pada dosis 9 g/kg BB
mampu meningkatkan jumlah mikronukleus
secara signifikan dibanding dengan kontrol
negatif dan peningkatan jumlah mikronukleus
tersebut bisa mendekati jumlah mikronukleus
pada kontrol positif.

Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian
adalah:

Hasil

pemeriksaan

terhadap

Monosodium Glutamat (MSG) mempunyai

ISBN 978-602-8892-72-8

Durling, L. (2008). The Effect on
Chromosomal Stability of some
Dietary Constituents. Dissertation.
Uppsala:
Uppsala
Universited.
Halaman 21, 23.
Franco, E.L., dan Rohan, T.E. (2002). Cancer
Precursors: Epidemiology, Detection,
and Prevention. New York: Springer.
Halaman 23.
Halpern, B. (β00β). What‘s in a name? Are
MSG and Umami the Same ?
Chemical Senses.
Krishna, G., dan Makoto, H. (2000). In vivo
Rodent Micronucleus Assay: Protocol,
Conduct and Data Interpretation.
Mutation Res. 455: 155-166.
Macdonald, F., Ford, C.H.J., Casson, A.G.
(2004). Molecular Biology of Cancer .
Edisi Kedua. London: Garland
Science/BIOS Scientific Publishers.
Halaman 1.
Miller, R.C. (1973). The Micronucleus Test
as an in Vivo Cytogenetic Method.
Environmental Health Perspectives .
Halaman 167.

KESIMPULAN

ini

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjono, W., Dwiprahasto, I. (2000).
The administration to Indonesians of
monosodium
L-glutamat
in
Indonesian foods: An assessment of

t a hun

IAI

Seminar Nasional Farmasi Universitas Sumatera Utara 2012:
Peran Farmasi dalam Pembangunan Kesehatan

adverse reactions in a randomized.
Jurnal Of Nutrition. 130, 1074-1076
Ruddon R.W. ( 2007). Cancer Biology. Edisi
Keempat.
New
York:
Oxford
University Press, Inc. Halaman 62, 82,
92, 493.
Saleh J., dan Ahmad K. (2010). Clastogenic
Studies on Tandaha Dam water in
Asser. J. Black Sea/ Mediterranean
Environment. 16(1): 33.

ISBN 978-602-8892-72-8

Santella, R.M. (2002).Mechanisms and
Biological Markers of Carcinogenesis.
Dalam: Cancer Precursors. Editor:
Eduardo L. Franco dan Thomas E.
Rohan.
Berlin:
Springer-Verlag.
Halaman 7.
Sukawan, U. Y. (2008). Efek Toksik MSG
Pada Binatang Percobaan. Sutisning,
Volume 3. Tahun II. Januari 2008.
Hal. 307, 308, 312