INCREASING STUDENTS BASIC SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH THE IMPLEMENTATION OF LEARNING CYCLE 5E MODELS OF CLASS VIII G SMP NEGERI 22 SURAKARTA CLASS YEAR 2012 2013 | Baskoro Adi Prayitno | Pendidikan Biologi 7363 15474 1 SM

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI
Volume 7 Nomor 1
Halaman 89-100

Februari 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DASAR SISWA
MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E
DI KELAS VIII G SMP NEGERI 22 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
INCREASING STUDENTS BASIC SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH THE
IMPLEMENTATION OF LEARNING CYCLE 5E MODELS OF CLASS VIII G SMP
NEGERI 22 SURAKARTA
CLASS YEAR 2012/2013
Aditya Hadi Infantri Putra a, Sri Widoretnob, Baskoro Adi
Prayitnoc
a) Pendidikan Biologi FKIP UNS, ,Email: aputra.putra@gmail.com
b) Pendidikan Biologi FKIP UNS,Email: widoretnosri@gmail.com
c) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: baskoro_ap@uns.ac.id
ABSTRACT- The purposes of this research is to increase students basic science
process skills of class VIIIG SMP Negeri 22 Surakarta through the implementation of

Learning Cycle 5E Models.
This research is a Classroom Action Research with 3 cycles of action. Each cycle
consisting of 4 phases which is planning, acting, observing, and reflecting. Observational data
obtained from the observation, interview, and documentation. Technical analysis of data is
technical descriptive both qualitative and quantitative. Data validation is use triangulation
method.
Result of this research show that with the implementation of Learning Cycle 5E
models could increase students basic science process skills and achievement. It’s based on the
result of observation. Average percentage for observation skills aspect increase from the
25,93% in pracycle, 42,31% in first cycle, 64,29 % in second cycle and 85,16% in the last
cycle. Classification skills increase in each cycle from pracycle to the third cycle that are
22,75%, 39, 01%, 50,55%, 75,27%. Measurement skills increase from the 29,10% in
pracycle, 46,15% in first cycle, 62,64% in second cycle, and 80,22% in third cycle.
Prediction skills increase from 23,81% in pracycle, 53,85% in first cycle, 62,64% in second
cycle, and 81,87% in third cycle. Written communication skills increase from 15,87% in
pracycle, 57,14% in first cycle, 69,78% in second cycle, and 81,87% in third cycle. Oral
communication skills increase up from 28,04% in pracycle, 40,66% in first cycle, 67,58% in
second cycle, and 89,56% in third cycle. Making conclusion skills increase from 23,81% in
pracycle, 45,05% in first cycle, 69,23% in second cycle, and 86,26% in last cycle.
According to this result, can be concluded that the implementation of Learning

Cycle 5E models could increase students basic science process skills student in class VIII G
SMP Negeri 22 Surakarta class year 2012/ 2013.
Keywords : Learning Cycle 5E, Basic Science Process Skills

89

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 89-100

sesuai dengan metode ilmiah, yang

PENDAHULUAN
Hasil

observasi

proses

sering terlupakan karena berbagai

pembelajaran di kelas VIII G SMP


hal, yang diperkuat dengan hasil

Negeri 22 Surakarta menunjukkan

observasi yang telah dilakukan.

bahwa keterampilan proses sains

KPS merupakan kemampuan

(KPS) dasar siswa masih belum

atau kecakapan untuk melaksanakan

berkembang

maksimal.

suatu tindakan dalam belajar sains


Keterampilan proses sains dasar

sehingga menghasilkan konsep, teori,

yang belum maksimal diidentifikasi

prinsip,

dari sedikitnya siswa yang mela-

(Widayanto, 2009; Semiawan, 1992).

kukan kegiatan observasi, siswa yang

KPS

bertanya,

merupakan


adaptasi

keterampilan

pengukuran dan kesimpulan. Kete-

ilmuwan

untuk

memperoleh

rampilan siswa yang belum ber-

pengetahuan, pemecahan masalah

kembang secara maksimal dapat

dan


disebabkan beberapa faktor salah

fasilitasi siswa untuk belajar sains,

satunya model pembelajaran yang

menggunakan metode dan teknik

belum dapat memaksimalkan KPS

penelitian, membantu siswa untuk

dasar siswa.

lebih aktif dan membuat pembe-

secara

melakukan


Keterampilan
adalah

metode

mempelajari

sains.

kegiatan

proses

hukum

menurut

Sahin


menyimpulkan.

KPS

fakta

(2009)

mem-

sains

lajaran menjadi lebih bermakna dan

ilmiah

dalam

konsep yang didapat menjadi lebih


KPS

secara

diingat. KPS dasar dapat dilatihkan

umum dibagi menjadi KPS dasar dan

dengan

KPS terintegrasi. KPS dasar terdiri

Learning Cycle 5E.

dari 6 keterampilan yaitu mengobservasi,

maupun

mengklasifikasi,


mem-

menggunakan

model

Model Learning Cycle 5E
merupakan

salah

satu

model

prediksi, mengukur, menyimpulkan,

pembelajaran konstruktivis. Model

dan mengkomunikasikan (Dimyati


pembelajaran Learning Cycle 5E

dan Mudjiono, 1999). KPS dasar

menurut Wena (2009) terdiri dari

merupakan kemampuan dasar yang

tahap pembangkitan minat (enga-

harus dimiliki siswa untuk bekerja

gement), eksplorasi

(exploration),
90

Nama Mahasiswa- Judul Penelitian

penjelasan (explanation), elaborasi

yang

(elaboration/extention), dan evaluasi

diungkapkan Bybee et al. (2006)

(evaluation).

bahwa pada fase exploration siswa

Fase engagement adalah fase

sejalan

dengan

yang

dituntut untuk melakukan aktivitas
hands

on

yang bertujuan untuk merangsang

konkret

rasa ingin tahu siswa tentang materi

bermanfaat untuk mengembangkan

yang diajarkan, sehingga setelah

konsep

melewati fase engagement siswa

Observasi

diharapkan menjadi semakin antusias

situasi dan kejadian yang diperoleh

untuk mengikuti pembelajaran. Fase

pada fase engagement ditindaklanjuti

engagement

pada

dapat

keterampilan

melatihkan

observasi

yang

dan

keterampilan
objek,

fase

dan

siswa.

permasalahan,

exploration

melalui

siswa

kegiatan percobaan. Kegiatan yang

pernyataan tersebut sesuai dengan

dilakukan pada fase exploration yaitu

Bybee et al.

perencanaan percobaan dan pelak-

engagement

sanaan percobaan. Kegiatan peren-

yang dikemukaan
(2006)

bahwa

membuat

fase

siswa

fokus

terhadap

canaan percobaan meliputi kegiatan

objek, permasalahan, situasi atau

kognitif atau menggunakan pikiran

kejadian tertentu.

dalam pembuatan perencanaan yang

Fase exploration merupakan

termasuk keterampilan proses sains.

kelanjutan dari fase engagement

Kegiatan

yang berisi kegiatan siswa untuk

meliputi kegiatan menentukan alat

mengeksplorasi materi pembelajaran.

dan bahan, menentukan variabel,

Fase exploration dilakukan dengan

menentukan cara kerja Rustaman

kegiatan

perencanaan

(2005). Percobaan yang dilakukan

pelaksanaan

untuk menemukan konsep dapat

pembuatan

percobaan

dan

percobaan

sebagai

mendapatkan

jalan

melatihkan

percobaan

keterampilan

pengu-

yang

kuran, prediksi, dan klasifikasi siswa.

pembelajaran.

Fase explanation merupakan

Kegiatan percobaan yang dilakukan

penjelasan yang diperoleh selama

dapat mengembangkan keterampilan

fase engagement dan exploration.

siswa terutama KPS dasar siswa

Hasil yang didapatkan pada fase

dibutuhkan

informasi

untuk

perencanaan

dalam

91

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 89-100

engagement dan exploration disam-

Fase evaluation yang berisi

paikan pada fase explanation. Pelak-

kegiatan untuk mengevaluasi proses

sanaan fase explanation dilakukan

pembelajaran yang telah dilakukan

dengan presentasi hasil percobaan

dan mengukur konsep pembelajaran

yang melatihkan keterampilan komu-

yang telah dikuasai. Fase evaluation

nikasi baik tertulis maupun lisan dan

dilakukan dengan mengadakan tes

sesuai dengan hasil penelitian yang

kognitif untuk siswa. Fase evaluation

dilakukan Kolis et al. (2011) bahwa

dapat dilakukan dengan mengajukan

pada

explanation

fase

siswa

menyampaikan konsep yang telah

pertanyaan baik secara oral maupun
tertulis (Madu dan Amaechi, 2012).

fase

Model Learning Cycle 5E

engagement dan exploration berda-

dapat meningkatkan KPS dasar yang

sarkan konsep mereka sendiri dengan

didukung hasil penelitian dari Karsli

demikian

dan Ayas (2011), penelitian Yalcin

dimiliki

berdasarkan

siswa

menyampaikan

penjelasan dengan kreativitas dan

dan

cara siswa sendiri sehingga kete-

penelitian Turkmen dan Usta (2007),

rampilan komunikasi siswa dapat

dimana dari ketiga penelitian yang

terlatih.

telah dilakukan menunjukkan hasil

fase

Bayrakceken

(2010),

dan

Fase elaboration merupakan

bahwa KPS siswa dapat meningkat

untuk

dengan

meningkatkan

kete-

menggunakan

model

rampilan dan konsep yang telah

Learning Cycle 5E dalam pembe-

dimiliki siswa pada fase sebelumnya

lajaran di kelas.

sehingga keterampilan dan konsep

Tujuan

penelitian

yang

yang dimiliki menjadi lebih terlatih

dilakukan adalah untuk mening-

dan lebih dikuasai siswa dan sejalan

katkan KPS dasar pada kelas VIII G

dengan pendapat Bybee et al. (2006)

SMP Negeri 22 Surakarta melalui

bahwa

fase

implementasi model pembelajaran

generalisasi

Learning Cycle 5E pada materi

tujuan

elaboration

utama
adalah

dari

konsep, proses dan keterampilan

fotosintesis.

yang didapat dari fase sebelumnya.

92

Nama Mahasiswa- Judul Penelitian

yaitu mencari data dari berbagai

METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di

sumber yang berbeda untuk mencari

SMP Negeri 22 Surakarta pada kelas

informasi yang sama. Analisis data

VIII

tahun

mengacu pada model Miles dan

pelajaran 2012/2013. Penelitian yang

Huberman (1992) yang dilakukan

dilakukan

merupakan

dalam 3 komponen yaitu reduksi

tindakan

kelas

G

semester

genap

penelitian

(PTK)

atau

Classroom Action Research (CAR)

data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.

yang bertujuan untuk memecahkan

Indikator kinerja penelitian di

masalah yang timbul dalam kelas dan

tetapkan berupa indikator keter-

meningkatkan kualitas proses dan

capaian belajar siswa yang diperoleh

hasil pembelajaran di kelas.

dari penjabaran aspek KPS dasar

Data

yang

dikumpulkan

menjadi

indikator.

Pembelajaran

dalam penelitian berupa informasi

dikatakan berhasil dan berkualitas

mengenai KPS dasar siswa yang

apabila seluruhnya atau setidaknya

diperoleh dari data hasil observasi

sebagian besar (75%) peserta didik

KPS dasar siswa. Sumber data

terlibat aktif baik fisik maupun

diperoleh dari: (1) informasi dari

mental

guru dan siswa; (2) tempat dan

penelitian ditetapkan yaitu rata-rata

peristiwa berlangsungnya aktivitas

ketercapaian indikator pada setiap

pembelajaran; dan (3) dokumentasi

aspek KPS dasar mencapai 70%.

(Mulyasa,

2006).

Target

atau arsip berupa silabus, satuan

Prosedur penelitian tindakan

pembelajaran, rencana pelaksanaan

kelas mengikuti siklus PTK menurut

pembelajaran, dll.

Kemmis dan Mc Taggart dalam

Data
dikumpulkan
proses

pem

pada

penelitian

Sukardi (2001) yang terdiri dari

melalui

observasi

empat tahapan setiap siklusnya yaitu

belajaran

yang

perencanaan (planning), pelaksanaan

berlangsung di kelas, wawancara,

tindakan (action), observasi (obser-

dan dokumentasi. Validitas data diuji

vation), dan refleksi (reflection).

menggunakan

Penelitian dilaksanakan secara kola-

teknik

triangulasi

sumber data menurut Sutopo (2002)
93

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 89-100

boratif dengan guru mata pelajaran

prediksi terus meningkat pada siklus

Biologi.

II dan siklus III yang nilainya
masing-masing sebesar 62,64% dan
81,87%. Aspek keterampilan komu-

HASIL DAN PEMBAHASAN
Persentase capaian skor aspek

nikasi

tertulis

siswa

pada

saat

KPS dasar pada tahap prasiklus,

prasiklus memiliki angka 15,87%,

siklus I, siklus II, dan siklus III

pada siklus I nilai keterampilan

disajikan pada Tabel 1. Tabel 1

komunikasi tertulis naik menjadi

menunjukkan bahwa capaian skor

57,14% dan pada siklus II dan siklus

aspek KPS dasar siswa mengalami

III

peningkatan mulai dari prasiklus

nilai 69,78% dan 81,87%. Aspek

sampai

keterampilan komunikasi lisan juga

pada

siklus

III.

Aspek

masing-masing

menunjukkan

keterampilan observasi mengalami

menunjukkan

peningkatan mulai dari prasiklus

sama mulai dari prasiklus yang

25,93% kemudian siklus I 42,31%

nilainya

dan pada siklus II mencapai 64,29%

menjadi 40,66% pada siklus I dan

yang pada siklus III sudah mencapai

mengalami kenaikan lagi pada siklus

85,16%. Aspek keterampilan klasi-

II yaitu sebesar 67,58% dan pada

fikasi menunjukkan nilai berturut-

siklus III nilainya sudah 89,56%.

turut dari prasiklus hingga siklus III

Aspek

yaitu dengan nilai 22,75%, 39,01%,

kesimpulan pada prasiklus nilainya

50,55%,

kete-

23,81%, pada siklus I nilainya

rampilan pengukuran pada prasiklus

45,05%, pada siklus II mencapai

mencapai 29,10%, pada siklus I

69,23% dan terakhir pada siklus III

46,15%, pada siklus II sebesar

sudah 86,26%.

75,27%.

Aspek

peningkatan

28.04%

kemudian

keterampilan

yang

naik

penarikan

62,64% dan pada siklus III sudah
mencapai

80,22%.

Aspek

kete-

rampilan

prediksi

siswa

pada

prasiklus menunjukkan nilai sebesar
23,81% dan pada siklus I sebesar
53,85% kemudian nilai keterampilan
94

Nama Mahasiswa- Judul Penelitian

Tabel 1. Persentase Capaian Skor Aspek KPS Dasar pada Setiap Siklus
No

Aspek

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Observasi
Klasifikasi
Pengukuran
Prediksi
Komunikasi tertulis
Komunikasi lisan
Kesimpulan
Jumlah total
Rata-rata

Capaian
Prasiklus
25,93%
22,75%
29,10%
23,81%
15,87%
28.04%
23,81%
169,31%
24,19%

Capaian
Siklus I
42,31%
39,01%
46,15%
53,85%
57,14%
40,66%
45,05%
324,18%
46,31%

Capaian
Siklus II
64,29%
50,55%
62,64%
62,64%
69,78%
67,58%
69,23%
446,70%
63,81%

Capaian
Siklus III
85,16%
75,27%
80,22%
81,87%
81,87%
89,56%
86,26%
580,22%
82,89%

Tabel 1 juga menunjukkan

324,18% dan nilai rata-rata 46,31%,

bahwa data jumlah total capaian dan

siklus II memiliki rata-rata 63,81%

rata-rata capaian KPS dasar siswa

dengan jumlah total skor capaian

mengalami peningkatan dari pra-

mencapai 446,70% serta pada siklus

siklus sampai pada siklus III. Jumlah

III jumlah total dan rata-rata capaian

total capaian skor pada prasiklus

menunjukkan angka masing-masing

yaitu

580,22%

169,31%

dengan

rata-rata

dan

82,89%.

24,19%, pada siklus I memiliki nilai

1

2

3

4

5

6

7

Aspek KPS Dasar: (1) Observasi; (2) Klasifikasi; (3) Pengukuran; (4) Prediksi; (5)
Komunikasi Tertulis; (6) Komunikasi Lisan; dan (7) Kesimpulan

Gambar 1. Persentase Capaian KPS Dasar Siswa Keseluruhan
95

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 89-100
Peningkatan terjadi pada aspek
komunikasi

tertulis,

model

siswa sendiri berdasarkan konsep yang

pembelajaran Learning Cycle 5E siswa

sudah didapatkan (Suastika, dkk. 2011).

menuntut

Fase explanation yang mendorong siswa

untuk

karena

pada fase sebelumnya dengan kalimat

mampu

meng-

komunikasikan hasil eksplorasi yang

untuk

telah dilakukan baik secara lisan maupun

melalui

tertulis. Peningkatan tersebut disebabkan

melatihkan

karena

untuk

lisan siswa, karena kegiatan membaca

eksplorasi

grafik, tabel dan diagram data percobaan

melalui pembuatan laporan percobaan,

serta menjelaskan proses dan hasil

yang

percobaan

siswa

dituntut

mengkomunikasikan

didukung

Rustaman

hasil

dengan

(2005)

pernyataan

bahwa

kegiatan

melaporkan
kegiatan

percobaan

presentasi

keterampilan

yang

termasuk

hasil

dapat

komunikasi

telah

dilakukan

berkomunikasi

Rustaman

penyusunan dan.penyampaian laporan

(2005). Aspek keterampilan prediksi

percobaan secara sistematis dan jelas

mengalami peningkatan yang disebabkan

termasuk berkomunikasi, sehingga saat

karena

siswa

observasi

membuat

laporan

percobaan

nilai

aspek

keterampilan

yang tinggi. Pembuatan

tertulis

prediksi dipengaruhi oleh kemampuan

meningkat. Menulis laporan adalah salah

dalam melakukan observasi seperti yang

satu bentuk komunikasi dimana di dalam

diungkapkan (Hibbard, 1998) bahwa

penulisan laporan memuat proses yang

prediksi disusun oleh siswa atas dasar

direncanakan

fakta yang diobservasi. Kemampuan

keterampilan

komunikasi

maupun

hasil

yang

diperoleh siswa dari kegiatan percobaan.

prediksi

Penulisan laporan memungkinkan siswa

pengenalan fenomena yang merupakan

dapat mengkomunikasikan proses inkuiri

bagian

yang nampak dari data yang diperoleh,

sehingga dapat ditarik kesimpulan bila

hasil investigasi, dan bukti-bukti yang

keterampilan observasi sudah tinggi

mendukung kesimpulan Adams et al.

maka keterampilan prediksi juga tinggi.

(2011).

Learning Cycle 5E mampu meningAspek keterampilan komunikasi

sangat

dari

bergantung

keterampilan

pada

observasi,

katkan keterampilan prediksi siswa yaitu
exploration

lisan mengalami peningkatan pada setiap

pada

siklus karena pada fase explanation

membuat hipotesis dan prediksi serta

siswa dituntut untuk mengungkapkan

melakukan

hasil yang diperoleh dari pembelajaran

buktikan melalui kegiatan percobaan,

fase

pengujian

siswa

untuk

dapat

mem-

96

Nama Mahasiswa- Judul Penelitian
selain itu pada fase exploration siswa

telah dilakukan untuk informasi menuju

dapat

diskusi

untuk

ke fase exploration. Menurut Rustaman

permasalahan

dengan

(2005) keterampilan observasi adalah

melakukan

menyelesaikan

siswa lain Bybee et al. (2006).

melakukan

Aspek keterampilan observasi

pengamatan

dengan

menggunakan alat indera pada saat

mengalami peningkatan pada siklus II.

mengamati

Observasi menurut Adams et al. (2011)

makhluk hidup. Berdasarkan pernyataan

merupakan keterampilan proses sains

tersebut kegiatan yang dilakukan pada

yang sangat penting karena keterampilan

fase engagement dalam model Learning

observasi

untuk

Cycle 5E dapat melatihkan keterampilan

memiliki keterampilan proses sains yang

observasi dengan baik sehingga nilai

lain. Keterampilan observasi yang baik

untuk aspek observasi mengalami pe-

dan diimbangi dengan penguasaan kosa

ningkatan.

merupakan

dasar

kata dan bahasa yang baik membuat
siswa

mampu

proses

sains

melatih

keterampilan

objek

misalnya

ciri-ciri

Aspek keterampilan klasifikasi
dapat

ditingkatkan

dengan

model

seperti

pembelajaran Learning Cycle 5E sesuai

melakukan

dengan pernyataan Spencer dan Walker

review. Siswa yang telah memiliki

(2010) yaitu pada fase elaboration

keterampilan observasi yang baik dapat

aktivitas

melatihkan

siswa

komunikasi

yang

tertulis

lain
dan

keterampilan

untuk

yang
yaitu

dapat

dikembangkan

penyelesaian

masalah,

mengetahui pola, informasi klasifikasi

pembuatan keputusan dan kemampuan

dan

berpikir

keterampilan

untuk

membuat

prediksi. Penerapan model pembelajaran

observasi

dan

Peningkatan aspek keterampilan

yang

klasifikasi didukung dengan tingginya

didukung oleh pernyataan Bybee et al.

peningkatan yang terjadi pada aspek

(2006) yang menyatakan bahwa pada

keterampilan

fase engagement siswa dapat melakukan

keterampilan

kegiatan

atau

keterampilan dasar yang harus dimiliki

fenomena yang merupakan stimulan

untuk melakukan klasifikasi. Keteram-

untuk membawa siswa menuju materi

pilan observasi merupakan dasar untuk

dan pada fase exploration siswa dapat

memiliki keterampilan proses sains yang

mencatat semua hasil observasi yang

lain.

pengamatan

siswa

klasifikasi

membandingkan.

Learning Cycle 5E dapat meningkatkan
keterampilan

seperti

objek

observasi.
observasi

Aspek
merupakan

97

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 89-100
Aspek keterampilan pengukuran

keterampilan

penarikan

kesimpulan.

mengalami peningkatan pada siklus III

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil

yang

penelitian yang menunjukkan bahwa

disebabkan

karena

penerapan

model pembelajaran Learning Cycle 5E

aspek

yang

kesimpulan

dilakukan

dilengkapi

dengan

keterampilan
mengalami

penarikan
peningkatan

kegiatan percobaan yang terdapat pada

pada setiap siklus. Peningkatan terjadi

fase exploration. Kegiatan percobaan

karena model Learning Cycle 5E yang

yang

melibatkan

digunakan

dalam

penelitian

keterampilan siswa dalam melakukan

akomodasi

siswa

dalam

pengukuran variabel yang digunakan

kegiatan percobaan yang pada akhir dari

dalam percobaan, dengan demikian kete-

kegiatan

rampilan

kesimpulan

dilakukan

siswa

pengukuran

tentu

dalam

dapat

melakukan

terlatih

melalui

penerapan model Learning Cycle 5E.

Learning

melatihkan

Cycle

5E

keterampilan

yang

melakukan

pasti

memiliki

dapat

diambil

berdasarkan fase-fase yang dilakukan
sebelumnya.

Turkmen dan Usta (2007) menyatakan
bahwa

percobaan

meng-

Model

Learning

Cycle

5E

dapat

memiliki banyak kelebihan seperti yang

dalam

diungkapkan

oleh

(Budiasih

dan

laboratorium antara lain pengumpulan

Widarti; Fajaroh dan Dasna dalam

data, pengujian hipotesis, interpretasi

Simatupang, 2008) bahwa penggunaan

data

model

dan

penarikan

Berdasarkan

kesimpulan.

pernyataan

tersebut

Learning

Cycle

5E

dapat

meningkatkan kualitas proses dan hasil
Learning

Cycle

5E

keterampilan pengukuran siswa dapat

belajar.

terlatihkan

proses

membuat konsep dapat diingat siswa

pasti

lebih mendalam atau dalam waktu yang

memerlukan keterampilan pengukuran

lama (Nohoglu dan Yalcin, 2006). Hasil

untuk mendapatkan dat yang diinginkan,

penelitian Jirna (dalam Wena, 2009)

sehingga

menyimpulkan

karena

pengumpulan

pada

data

dengan

sudah

penerapan

model

bahwa

dapat

metode

pembelajaran Learning Cycle 5E dapat

pembelajaran

meningkatkan keterampilan pengukuran

katkan kualitas proses pembelajaran

siswa.

yang tampak dalam peningkatan hasil
Penerapan model pembelajaran

belajar,

siklus

motivasi

dapat

belajar,

mening-

keaktifan

Learning Cycle 5E menurut Turkmen

mahasiswa dan interaksi mahasiswa

dan Usta (2007) dapat meningkatkan

dengan dosen.
98

Nama Mahasiswa- Judul Penelitian
Analisis data persentase hasil
observasi siswa pada setiap aspek KPS
dasar menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan
Learning

model

Cycle

5E

pembelajaran
memberikan

pengaruh positif terhadap KPS dasar
siswa yang didukung oleh beberapa
penelitian lain yaitu Karsli dan Ayas
(2011), Yalcin dan Bayrakceken (2010),
dan Turkmen dan Usta (2007) yang
menyatakan bahwa penerapan model
pembelajaran Learning Cycle 5E dapat
membantu siswa dalam meningkatkan
keterampilan proses sains yang dimiliki.

SIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian
dan pembahasan menunjukkan bahwa
KPS dasar pada siswa kelas VIII G SMP
Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran
2012/2013 dapat ditingkatkan melalui
penerapan model pembelajaran Learning
Cycle 5E.

DAFTAR PUSTAKA
Adams, T., Digweed, B., Dodds, J.,
Fletcher, C., Goyette, L.,
Honsinger, B., et al. (2011).
Smarter Science: Introducing
The Framework. Canada: Youth
Science Canada.
Bybee, R. W., Taylor, A.J., Gardner, A.,
Van Scotter P., Powell, J.P.,
Westbrook, A., & Landes, N.
(2006). The BSCS 5E
Instructional Model: Origin,

Effectiveness. Colorado Springs :
BSCS.
Dimyati & Mudjiono. (1999). Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Hibbard, K. M. (2008). Performance
Assessment: in the Science
Classroom. New York: The
MvGraw-Hill Companies, Inc.
Karsli, F., & Ayas, A. (2011).
Devoleping a Laboratory
Activity on Electrochemical Cell
by Using 5E Learning Model for
Teaching and Improving Science
Process Skill. Western Anatolia
Journal of Educational Science ,
121-130.
Kolis, M., Krusack, E., Stombaugh, A.,
Stow, R., & Brenner, G. H.
(2011). Designing Learning
Lessons for University
Classroom. Wisconsin:
University of Wisconsin-Eau
Claire.
Madu, B. C., & Amaechi, C. C. (2012).
Effect of Five-Step Learning
Cycle Model on Students'
Understanding of Concepts to
Elasticity. Journal of Education
and Practice, 173-181.
Miles & Huberman. (1992). Data
Kualitatif. Jakarta: UI Press
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Bandung: Rosda
Karya.
Nuhoglu, H., & Yalcin, N. (2006). The
Effectiveness of The Learning
Cycle Model to Increase
Students' Achievement In The
Physics Laboratory. Journal of
Turkish Science Education, 2830.
99

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 89-100
Rustaman, N. Y. (2005). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Malang: UM
Press.

Misconceptions in Science.
Kastamonu Education Journal,
491-500.

Sahin, C. (2009). Developing Worksheet
Based on Science Process Skills:
Factor Affecting Solubility. AsiaPasific on Science Learning and
Teaching, 1-12.

Wena, Made (2009). Strategi
Pembelajaran Inovatif
Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.

Semiawan, C.; Tangyong, A.F.; &
Belen. (1992). Pendekatan
Keterampilan Proses. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana
Indonesia.

Widayanto. (2009. Pengembangan
Keterampilan Proses dan
Pemahaman Siswa Kelas X
Melalui Kit Optik. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia 5,
1-7.

Simatupang, D. (2008). Pembelajaran
Model Siklus Belajar. Jurnal
Kewarganegaraan, 62-70.
Spencer, T. L., & Walker, T. M. (n.d.).
Creating a Love for Science for
Elementary Student through
Inquiry-based Learning . Journal
of Virginia Science Education,
18-25.

Yalcin, F. A., & Bayrakceken, S. (2010).
The Effect of 5E Learning Model
on Pre-Servise Science Teachers'
Achievement of Acids-Based
Subject. International Online
Journal of Educational Science,
508-531.

Suastika, K. G., Utami, T., & Meriana.
(2011). Implementasi Model
Pembelajaran Siklus (Learning
Cycle) pada Pembelajaan Fisika
Materi Dinamika Partikel di
Kelas X Semester 1 SMA Negeri
1 Palangka Raya Tahun Ajaran
2010/2011. Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan, dan
Penerapan MIPA (pp. F63-F68).
Yogyakarta: Fakultas MIPA,
UNY.
Sukardi. (2001). Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sutopo, H. B. (2002). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Surakarta:
UNS Press.
Turkmen, H., & Usta, E. (2007). The
Role of Learning Cycle
Approach Overcoming
100

Dokumen yang terkait

INCREASING STUDENTS’ MICRO SKILLS OF LISTENING THROUGH DRILLS AT THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG

0 3 48

THE IMPLEMENTATION OF ENGLISH TEACHING-LEARNING PROCESS FOR THE ELEVENTH GRADE STUDENTS BY USING MOVING CLASS The Implementation Of English Teaching-Learning Process For The Eleventh Grade Students By Using Moving Class At SMK Negeri 1 Klego In 2012/201

0 2 12

INTRODUCTION The Implementation Of English Teaching-Learning Process For The Eleventh Grade Students By Using Moving Class At SMK Negeri 1 Klego In 2012/2013 Academic Year.

0 1 5

THE IMPLEMENTATION OF ENGLISH TEACHING-LEARNING PROCESS FOR THE ELEVENTH GRADE STUDENTS BY USING MOVING CLASS The Implementation Of English Teaching-Learning Process For The Eleventh Grade Students By Using Moving Class At SMK Negeri 1 Klego In 2012/201

0 1 12

Students` perception of the implementation of cooperative learning in class.

0 2 123

Increasing the participation of class XF students of SMA Bopkri I Yogyakarta in English class through active learning method.

0 1 170

Students` perception of the implementation of cooperative learning in class

0 1 121

The Improvement of Science Process Skill and Learning Achievement Through the Application of Guided Inquiry Strategy of Student in SMP Negeri 26 Surakarta Class VIII-B Class Year 2011/2012 Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Mela

0 0 13

EFFORTS TO IMPROVE STUDENTS FIGURAL CREATIVITY THROUGH THE USE OF 5E LEARNING CYCLE WITH INTERRELATIONSHIP DIAGRAM ON REVIEW OF VERMES CLASS X-8 SMA NEGERI 3 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2012 2013 | Joko Ariyanto | Pendidikan Biologi 7381 15510 1 SM

0 0 10

Increasing the participation of class XF students of SMA Bopkri I Yogyakarta in English class through active learning method - USD Repository

0 2 168