Penerapan Prinsip-Prinsip Community Development Dalam Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan objek dan fenomena
yang diteliti. Termasuk di dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel
penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang
berlangsung (Siagian, 2011: 52).Melalui penelitian penulis ingin membuat gambaran
menyeluruh tentang bagaimanapenerapan prinsip-prinsip community development
(pengembangan masyarakat) dalam pelaksanaan program Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan
3.2 Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di lakukan di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan.
Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena Kecamatan Medan Helvetia
merupakan salah satu daerah peserta program UPPKS yang masyarakatnya turut aktif
dalam pelaksanaan program tersebut khususnya kaum perempuan akseptor KB
sekaligus sebagai anggota dalam kegiatan pemberdayaan.Kecamatan Medan Helvetia
juga merupakan salah satu kecamatan dengan peserta terbanyak untuk pelaksanaan
program UPPKS di Kota Medan dan lokasinya yang mudah di jangkau sehingga
peneliti tertarik untuk mendapatkan secara langsung penerapan prinsip-prinsip
community development (pengembangan masyarakat) dalam peleksanaan program

usaha peningkatan keluarga sejahtera di kecamatan Medan Helvetia Kota Medan.
3.3 Informan

Universitas Sumatera Utara

Informan

adalah

orang-orang

yang

dipilih

untuk

diobservasi

dan


diwawancarai sesuai dengan tujuan peneliti untuk memberikan berbagai informasi
yang diperlukan selama proses penelitian (Suyanto & Sutinah, 2005: 171-172).
Orang-orang yang dapat dijadikan sebagai informan adalah orang-orang yang
memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian.Adapun informan dalam penelitian ini
meliputi informan utama, informan kunci.
3.3.1 Informan Utama
Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam
interaksi sosial dengan memberikan dampak terhadap permasalahan tersebut
(Suyatno & Sutinah, 2005: 171-172). Informan utama dalam penelitian ini adalah
5orang yangmenjadi peserta/anggota kelompok UPPKS di kecamatan Medan
Helvetia kota Medan.

3.3.2 Informan Kunci
Informan kunci adalah orang yang mengetahui dan memiliki informasi
pokok yang diperlukan dalam penelitian (Suyatno & Sutinah, 2005: 171-172).
Informan kunci dalam penelitian ini adalahkoordinator PLKB Program UPPKS yang
mendampingi masyarakat di kecamatan Medan Helvetia kota Medan yang berjumlah
1 orang dan 2 orang PLKB di tingkat kelurahan.


3.3 Teknik Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan
infornasi yang dibutuhkan sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber
data pertama di lapangan. Data primer diperoleh dengan metode sebagai
berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui :
a. Studi kepustakaan, yaitu proses memperoleh data atau informasi yang
menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaah buku, jurnal dan
karya tulis lainnya.
b. Studi lapangan adalah pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan

penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. (Siagian, 2011:206)

3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data deksriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan mengkaji data
yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data

Universitas Sumatera Utara

yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam satu kesatuan, yang
kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta
mendefinisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk
membuat kesimpulan penelitian (Moleong, 2004:247).
Setiap data dari informasi yang telah dikumpulkan dalam penelitian berupa
catatan lapangan berupa data utama dari hasil wawancara maupun data penunjang
lainnya dilakukan analisis data, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan suatu
analisis data yang baik dan dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini.

BAB IV


Universitas Sumatera Utara

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Deskripsi Wilayah
Kecamatan Medan Helvetia adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di
Wilayah Kota Medan memiliki luas ± 1.156.147 Ha dan merupakan pecahan dari
Kecamatan Medan Sunggal.
Sebelum menjadi kecamatan defenitif terlebih dahulu

melalui proses

Kecamatan Perwakilan. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor :
138/402/K/1991 tanggal 05 Pebruari 1991 dan Keputusan Walikota Medan Nomor :
138/595/SK/1991 tanggal 20 Meret 1991 dirubah namanya menjadi Perwakilan
Kecamatan Medan Helvetia dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 50
Tahun 1991 didevinitifkan menjadi kecamatan Medan Helvetia yang diresmikan pada
tanggal 31 Oktober 1991 yang terdiri atas 7 (tujuh) Kelurahan yaitu : Kelurahan
Helvetia, Helvetia Tengah, Helvetia Timur, Dwi Kora, Cinta Damai, Tanjung Gusta

dan Sei Sikambing C-II. Adapun Wilayah-wilayah yang berdekatan yang berbatasan
langsung dengan Kecamatan Medan Helvetia adalah :
-

Sebelah Utara

: Kecamatan Sunggal Kab Deli Serdang

-

Sebelah Selatan

: Kecamatan Medan Sunggal

-

Sebelah Timur

: Kecamatan Medan Barat dan Medan Petisah


-

Sebelah Barat

: Kecamatan Sunggal Kab Deli Serdang

Kecamatan Medan Helvetia terbagi menjadi 7 (tujuh) Kelurahan dan 88
lingkungan dengan status Kelurahan Swasembada. Adapun luas wilayah Kecamatan
Medan Helvetia adalah ± 1.156.147 Ha. Kelurahan yang terluas adalah Kelurahan

Universitas Sumatera Utara

Tanjung Gusta dengan luas 220 Ha disusul Kelurahan Dwi Kora seluas 200 Ha,
Helvetia Timur dengan luas 182,25 Ha, Kelurahan Cinta Damai 180 Ha, Helvetia
Tengah 150 Ha, Kelurahan Helvetia dengan luas 125 Ha,dan sedangkan yang terkecil
adalah Kelurahan Sei Sikambing C-II dengan luas 98.90 Ha.

4.2 Keadaan Demografi
4.2.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk sesuai dengan hasil registrasi penduduk Kelurahan Tahun

2015 ada kenaikan jumlah penduduk di Kecamatan Medan Helvetia dari tahun –
tahun sebelumnya. Pada bulan Desember tahun 215 jumlah penduduk yang teregritasi
berjumlah 163.450 jiwa yang terdiri dari laki-laki 81.2403 jiwa dan perempuan
82.207 jiwa.
Berikut ini tabel perkembangan penduduk Kecamatan Medan Helvetia dari
Tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015.
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2012 - 2015
Tahun
2012
2013
2014
2014

Jumlah Penduduk
161755 jiwa
162379 jiwa
162871 jiwa
163450 jiwa


Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. 2
Keadaan Penduduk Kecamatan Medan Helvetia
Bulan Desember 2015
PRIBUMI

KETURUNAN

L

P

7.737

8.483

52


2 Helvetia Tengah

18.412 18.745

3 Helvetia Timur
4 Tanjung Gusta

NO

L

P

L+P

74

0

0


16.346

64

79

0

0

37.300

12.919 12.580

501

550

0

0

26.550

11.642 11.524

34

83

0

0

23.283

9.355

983

982

0

0

20.449

11.264 11.424

406

308

0

0

23.402

201

290

0

0

16.120

79.002 79.841 2.241 2.366

0

0 163.450

KELURAHAN

1 Helvetia

5 Cinta Damai
6 Dwi Kora

9.129

7 Sei Sikambing C-II
Jumlah

7.899

7.730

L

P

WNA

Sumber : data Kecamatan Medan Helvetia

Berdasarkan data yang tersaji dalam tabel penyebaran penduduk yang paling
banyak itu terdapat di wilayah kelurahan helvetia tengah.
4.2.2

Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil pendataan penduduk Tahun 2015 bahwa jumlah tenaga

kerja (>10 Tahun) mencapai 163.450 orang sedangkan angkatan kerja untuk
Kecamatan Medan Helvetia mencapai 152.761 orang dan bukan angkatan kerja
10.689 orang pada tahun 2015.

Universitas Sumatera Utara

4.2.3

Agama
Mayoritas penduduk di Kecamatan Medan Helvetia ini pada tahun 2010

beragama Islam berjumlah 107.014 jiwa (65,47%), sedangkan Protestan 46.592 jiwa
(28,51%), Katolik 5.653 jiwa (3,46%), Hindu 420 jiwa (0,26%), dan Budha 3.771
jiwa (2.31%).
4.2.4 Suku
Penduduk Kecamatan Medan Helvetia cukup heterogen, terbukti dengan
banyaknya suku/etnis yang hidup dan tinggal di wilayah Kecamatan Medan Helvetia
ini. Adapun suku bangsa yang terbesar adalah Suku Jawa dengan jumlah 56.267 jiwa
(34.42 %), disusul Suku dari Tapanuli Utara 42952 jiwa (26,28 %),Mandailing 14813
jiwa (9,06 %), Melayu 12876 jiwa ( 7,88 %), Karo 10511 jiwa (6,43 %), Aceh 8899
jiwa (5,44 %), Minang 8745 jiwa (5,35 %), Dairi 3780 jiwa (2.31 %), dan suku
lainnya sebesar 2.82 %.

4.3 Prasarana dan Fasilitas
Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting untuk pencapaian
suatu kegiatan pembangunan. Suatu rencana yang di susun dengan baik tanpa di
dukung sarana dan prasarana yang baik dan memadai, maka tujuan dari perencanaan
suatu program atau kegiatan kemasyarakatan akan sulit tercapai.

4.3.1 Sarana Pendidikan
Untuk mendukung proses belajar masyarakat di kecamatan Medan Helvetia,
maka disediakan sarana pendidikan berupa Taman kanak-kanak (TK) sebanyak 19
gedung ,36 gedung Sekolah Dasar ( SD ), sekolah Menengah Pertama (SMP)
sebanyak 21 gedung, Sekolah lanjutan Tingkat atas (SLTA) sebanyak 17 gedung ,
Akademi 3 gedung dan Perguruan Tinggi 1 gedung.

Universitas Sumatera Utara

4.3.2. Sarana Kesehatan
Untuk mendukung kesehatan masyarakat Kecamatan Medan Helvetia,maka di
daerah ini terdapat 4 Puskesmas, 5 Poliklinik, dan 7 Rumah sakit.\

4.3.3 Sarana Olahraga
Kecamatan medan Helvetia didukung dengan sarana olahraga yang
memungkinkan masyarakat untuk dapat menikmati fasilitas olahraga seperti :
lapangan sepak bola, kolam renang, lapangan bulu tangkis , dan lapangan vooley.

4.3.4 Sarana Peribadatan
Dalam hal peribadatan, karena mayoritas penduduk Kecamatan Medan
Helvetia memeluk agama Islam, maka terdapat sebanyak 51 mesjid, 20 musholla,
dan 31 gereja.

4.3.5 Sarana Jalan
Untuk menyambung antar kelurahan ke kelurahan lain yang terdapat di
kecamatan Medan Helvetia, maka sangatlah diperlukan sarana jalan yang baik sebab
hal ini akan mempengaruhi kelancaran hubungan antar kelurahan lewat jalur darat.
Seluruh jalan umum yang ada di kecamatan Medan Helvetia ini telah diaspal dengan
baik, namun jalan di gang-gang yang ada di setiap rumah penduduk belum diaspal
dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

4.4 Stuktur Organisasi
Dalam mendukung jalannya pemerintahan perlu struktur organisasi baik
secara internal maupun eksternal. Berikut struktur organisasi yang terdapat di
Kecamatan medan Helvetia Kota Medan.
CAMAT
MEDAN HELVETIA
SEKRETARIS
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KASUBBAG
PENRAM

KASI
PEMERINTAHAN

LURAH
HELVETIA

LURAH
HELVETIA
TENGAH

KASI KESSOS

LURAH
TANJUNG
GUSTA

KASUBBAG
UMUM

KASI TRANTIB

LURAH
CINTA
DAMAI

LURAH
HELVETIA
TIMUR

KASUBBAG
UMUM

KASI PMK

LURAH
DWIKORA

LURAH SEI
SIKAMBING
C II

Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, tidak terlepas dari unsur Muspika
serta instansi vertikal dan lintas sektoral sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 6
Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah,dalam hal ini
meliputi :

Universitas Sumatera Utara



Koramil 07/MT



Kapolsekta Medan Helvetia



Kacabdiknas



Puskesmas/Puskesmas Pembantu



Kantor Urusan Agama



Pengawas PLKB



Mantri Statistik



PPL Pertanian
Dalam pendampingan kelompok-kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan

Keluarga Sejahtera di Kecamatan Medan Helvetia di tangani langsung oleh
pengawas PLKB di tingkat kecamatan dan Pengawas PLKB di tingkat Kelurahan.

4.5 Program Kegiatan Kecamatan
4.5.1 Bidang Pemerintahan
Dalam pelaksanaan tugas Camat sehari-hari yang sangat menonjol dihadapi
adalah di bidang pemerintahan yang meliputi :
1. Pelayanan administrasi kependudukan
Dengan mengacu kepada Keputusan Walikota Medan No.22 Tahun
2002 tanggal 07 Mei 2002 tentang Pembebasan Retribusi Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) di Kota Medan, Pemerintah
Kecamatan. Medan Helvetia telah secara utuh melaksanakannya terhadap

Universitas Sumatera Utara

warga masyarakat khususnya bagi yang telah terdaftar sebagai penduduk di
Kecamatan.Medan Helvetia.
Sebagaimana diprogramkan bahwa pemrosessan KTP dalam jangka
waktu 3 (tiga) hari kerja namun Pemerintah Kecamatan.Medan Helvetia
berupaya untuk mempersingkat waktu dengan mengupayakan dalam waktu 2
(dua) hari kerja dan khusus bagi warga masyarakat yang sangat mendesak
membutuhkan KTP/KK dengan berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan
Kota Medan dapat diselesaikan dalam waktu yang relative singkat.
Kunci keberhasilan Camat dalam menjalankan tugas-tugas yang telah
digariskan oleh Pemerintah Kota yang dalam hal ini Walikota Medan adalah
dilihat dari keberhasilan di bidang Pemerintahan khususnya pelayanan,
administrasi kependudukan.
Disamping pelayanan KTP dan KRT masih banyak lagi jenis
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan antara lain :


Surat Keterangan Pindah Keluar



Surat Keterangan Pindah Datang



Surat Keterangan Kelahiran



Surat Keterangan Kematian



Surat Keterangan Perubahan Status Kewarganegaraan (SKPSK)



Dan Surat-surat keterangan lainnya

Universitas Sumatera Utara

4.5.2

Bidang Pembangunan
Kecamatan Medan Helvetia dengan luas areal kurang lebih 1.156.147 Ha

perlu dikelola dengan manajemen yang baik sehingga pemerataan pembangunan
dapat dirasakan oleh masyarakat setempat. Hal ini telah diprogramkan oleh
Pemerintah Kecamatan Medan Helvetia antara lain : pembangunan jalan secara
berkelanjutan melalui usulan proyek pembangunan pada setiap tahun anggaran.
1.

Proyek-proyek yang bersumber dari Anggaran Pemerintah Kota
Pembinaan masyarakat di bidang usaha ekonomi kecil dan menengah,
kebersihan lingkungan yang selalu mengacu kepada Program Pemerintah
Kota Medan, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dengan meningkatkan
pendapatan

perkapita

penduduk

lebih

dahulu,

mengurangi

angka

pengangguran, meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat (SDM) melalui
penyuluhan-penyuluhan,

mengurangi

kenakalan

remaja

dan

lain-lain

tujuannya adalah pembangunan masyarakat Kecamatan Medan Helvetia
seutuhnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk lebih jelasnya pembangunan yang telah dilaksanakan selama
Tahun 2010 yang merupakan realisasi usulan proyek pembangunan pada
tahun 2009 sumber dana APBD Kota Medan serta partisipasi masyarakat
Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2010.
2. Proyek-proyek yang bersumber dari swadaya masyarakat
Untuk tahun 2010 disamping proyek yang bersumber dari APBD juga
terdapat proyek yang bersumber dari dana masyarakat di Kelurahan. Se-

Universitas Sumatera Utara

Kecamatan

Medan

Helvetiayang

tertuang

dalam

berbagai

proyek/

pembangunan.
4.5.3

Bidang Kemasyarakatan
Adapun program pembinaan kemasyarakatan yang dilakukan pihak

Pemerintah Kecamatan Medan Helvetia adalah sebagai berikut :
1.Kesehatan
a. Bekerjasama dengan pimpinan puskesmas untuk mengaktifkan posyanduposyandu yang ada di lingkungan
b. Kemudian melakukan pelatihan terhadap siswa-siswi sekolah dari berbagai
tingkatan untuk menjadi dokter kecil dan dokter remaja serta meningkatkan
pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
c. Pengobatan gratis di puskesmas-puskesmas bagi masyarakat yang kurang
mampu hanya dengan menunjukkan Kartu Keluarga atau KTP Medan
Helvetia dan juga Kartu Sehat yang telah diterbitkan oleh Dinas Kesehatan
Kota Medan dan diketahui oleh Lurah dan Camat.
d. Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi memfasilitasi pengobatanpengobatan gratis dan khitanan massal baik melalui individu maupun
lembaga-lembaga kesehatan seperti klinik, praktek-praktek dokter dan lainlain.
e. Mengadakan sosialisasi pencegahan terhadap penyakit HIV – AIDS,
Demam Berdarah Dengue dan Penyakit Menular lainnya.
f. Dalam rangka mengantisipasi berjangkitnya penyakit menular, diare,
munmen yang diakibatkan oleh banjir yang melanda beberapa wilayah di

Universitas Sumatera Utara

Kecamatan Medan Helvetia pada bulan September-Desember 2004, telah
dibentuk Posko Banjir mulai dari tingkat lingkungan, kelurahan dan
kecamatan, yang melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Medan
dan disiagakannya satu unit ambulans agar dapat segera melakukan langkahlangkah pertolongan lebih cepat di lapangan. Akibat dari timbulnya banjir ini
telah disalurkan bantuan berupa beras, telur, mie instan dan uang.
Khusus untuk menghadapi wabah demam berdarah, melalui koordinasi
dengan Dinas Kesehatan dalam hal ini Puskesmas yang ada di Kecamatan Medan
Helvetia, Muspika Medan Helvetia dan bekerjasama dengan masyarakat dan instansi
lainnya melalui Gerakan Kebersihan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di
seluruh lingkungan dan di kantor-kantor pemerintah serta sekolah-sekolah di wilayah
Kecamatan Medan Helvetia yang dilaksanakan secara bergiliran seperti kegiatan
pemogingan/penyemprotan serta gotong royong khususnya di setiap lokasi endemik
2. Keagamaan
Suksesnya pelaksanaan MTQ Nasional ke 43 Tahun 2010 Tingkat
Kota Medan adalah berkat peran serta masyarakat Instansi Pemerintah/
Swasta serta lembaga pengembangan Tilawatil Qur’an Kecamatan Medan
Helvetia.
Guna lebih mendekatkan diri ke tengah-tengah masyarakat selalu
menghadiri setiap kegiatan keagamaan yang diadakan oleh masyarakat
dengan menyampaikan program-program Pemerintah Kota Medan dan pesanpesan yang menyejukkan hati, demi tercapainya masyarakat yang harmonis
dan dinamis dalam pembangunan.

Universitas Sumatera Utara

3. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan secara intern Camat Medan Helvetia selalu
memacu setiap pegawai kecamatan dan kelurahan untuk terus meningkatkan
pengetahuan baik formal maupun informal, serta mendorong untuk mengikuti
kursus maupun pelatihan yang diadakan Pemerintah Kota Medan guna
peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia.
Fungsi pengawasan terhadap penyaluran bantuan BP3 Terarah
dilaksanakan dengan menghadiri upacara bendera hari Senin di sekolahsekolah secara bergiliran, seklaigus melakukan pendekatan agar sekolahsekolah turut berperan aktif dalam menjaga kebersihan.
4. Kebersihan dan Gotong Royong
Program kebersihan di Kecamatan Medan Helvetia diarahkan untuk
menyadarkan masyarakat berperan serta aktif dalam menjaga kebersihan
lingkungan/halaman masing-masing, yang dilakukan melalui penyuluhan,
spanduk dan brosur.
Gotong royong juga tetap dilakukan secara berkala di setiap
lingkungan guna mengantisipasi penyebaran penyakit, banjir dengan
membersihkan parit yang tersumbatnya got dan mengadakan penyuluhan
tentang pentingnya kebersihan bekerjasama dengan instansi terkait dan
Lembaga Swadaya Masyarakat lainnya.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
ANALISI DATA

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan melalui teknik
wawancara mendalam dengan informan.Peneliti berhasil mengumpulkan informan
sebanyak 8 informan. Dari wawancara tersebut diperoleh latar belakang, data umum
tentang latar belakang informan melalui nama, jenis usaha yang ditekuni, beserta
pandangan ataupun pendapat informan mengenai perumusan masalah yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara mendalam dan observasi
langsung ke lapangan itu juga diperoleh berbagai data-data untuk dapat dianalisi
melalui pendekatan kualitatif.Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dari data
yang telah terkumpul, penulis coba membagi dalam beberapa bagian point-point
terkait isu yang ingin diuraikan dengan memasukkan petikan wawancara dari
informan serta narasi penulis tentang data-data tersebut.
5.1 Semangat lahirnya Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
Kecamatan Medan Helvetia
Kelahiran program

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

Kecamatan Medan Helvetia yang resmi terbentuk pada 1 Januri 2010, pada dasarnya
berawal dari respon para masyarakat pemilik usaha kecil dan beberapa masyarakat
yang berkeinginan membuat usaha rumah tangga di Kecamatan Medan Helvetia
untuk

menjawab

persoalan-persoalan

yang

sangat

kompleks

didalam

hal

meningkatkan mutu dan kualitas usaha serta modal usaha. Hal ini tercermin dari

Universitas Sumatera Utara

masih banyaknya masyarakat kecil yang kekurangan modal usaha untuk
mempertahankan usaha atau meningkatkan usaha yang sudah ada untuk dapat
bersaing dengan usaha-usaha yang lebih besar yang memiliki modal lebih besar, baik
dalam hal tenaga kerja, hasil produksi serta peralatan yang lebih memadai dan
canggih.
Kondisi masyarakat yang khususnya bertempat tinggal didaerah Kecamatan
Medan Helvetia yang masi banyak terdapat warga dengan perekonomian dibawah
berkecukupan serta memiliki banyak jumlah penduduk karena merupakan daerah
padat penduduk dan berada pada usia produktif untuk bekerja. Maka Kartika Eka Sari
yang pada saat ini menjadi ketua kelompok UPPKS Kartika, dahulu melakukan
pengorganisiran masyarakat sekitar Kecamatan Medan Helvetia yang sebelumnya
tidak memiliki pekerjaan tetap dan modal usaha untuk meningkatkan usaha rumahan
ataupun yang ingin membuat usaha rumahan. Seperti juga yang disampaikan oleh
Kartika Eka Sari ( Ketua Kelompok UPPKS Kartika medan Helvetia ), yaitu :
“Kelompok UPPKS Kartika 5 Maret 2010. Pada awalnya kelompok
ini kita bentuk atas dasar kesulitan ekonomi yang kami rasakan warga
Kecamatan Medan Helvetia Kelurahan Helvetia dalam hal modal usaha,
Maka

dengan

ada

nya

program

pemerintah

melalui

Badan

Pemberdayaan Wanita dan Keluarga Berencana Kota Medan yang
disosialisasikan oleh Kecamatan Medan Helvetia mengenai bantuan
modal usaha dengan tidak memiliki bunga pinjaman , dengan itu kami
sepakat membentuk kelompok UPPKS Kartika dengan haraopan

Universitas Sumatera Utara

mendapatkan bantuan modal usaha untuk mengembangkan usaha rumah
tangga yang kami geluti. Kami sepakat mengajak teman-teman kami
untuk gabung dan membentuk pengurus kelompok UPPKS Kartika.”
Atas dasar kesamaan permasalahan dalam mengembangkan usaha atau pun
membuat usaha baru dimasyarakat Kecamatan Medan Helvetia, maka membawa
tujuan yang sama oleh para masyarakat di Kecamatan Medan Helvetia lainnya untuk
membuat kelompok-kelompok UPPKS lainnya . Hal ini menjelaskan bahwa telah
terjadi proses pengorganisasian masyarakat atau sering juga disebut dengan
Community Organizing didalam proses terbentuknya kelompok UPPKS Di
Kecamatan Medan Helvetia. Selain itu, tujuan bersama yang lahir tersebut merupakan
buah kesadaran baru yang terlahir atas dasar pentingnya memiliki informasi tentang
usaha yang digeluti, baik dari cara meningkatkan produksi, tempat pemasaran hasil
usaha serta mengetahui alternafif usaha yang lebih menjanjikan hasil yang maksimal.
Berdasarkan kesadaran baru tersebut juga yang membawa beberapa rumah
tangga yang tergabung dalam kelompok UPPKS di Kecamatan Medan Helvetia,
dengan begitu banyak anggota kelompok UPPKS yang mencoba mengembangkan
usaha yang sudah ada ataupun membuat usaha baru dalam rangka meningkat
pendapat ekonomi keluarga, seperti apa yang disampaikan oleh Hairina ( Ketua
kelompok UPPKS Mawar VI ), yaitu :
“ Sebelum saya bergabung dengan program Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera dan membentuk kelompok UPPKS

Universitas Sumatera Utara

Mawar VI, usaha saya tidak berkembang karena kesulitan modal dan
informasi mengenai cara meningkatkan produksi serta pemasaran yang
lebih menguntungkan . Setelah saya mendapatkan sosialisasi dari
Kecamatan dengan adanya bantuan untuk usaha kecil saya tertarik dan
ingin ikut serta , oleh karena itu saya membentuk kelompok yang
beranggotakan tetangga sekitar lingkungan tempat tinggal saya dengan
harapan mendapat bantuan dari pemerintah. Sekarang saya telah
merasakan manfaat dari program UPPKS dengan majunya usaha yang
saya geluti, demikian juga dengan teman satu kelompok saya juga
merasakan perkembangan yang lebih baik dari sebelum mengikuti
program UPPKS ini”.
5.2 Penerapan Prinsip-Prinsip Community Development (Pengembangan
Masyarakat) Dalam Mencapai Tujuan Program Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera
5.2 1 Pemberdayaan Berbasis Kelompok Usaha.
Pada era kekinian, modal merupakan faktor yang sangat menentukan dalam
menjalankan suatu usaha serta dibarengi dengan memiliki keterampilan dan
pengetahuan dan kekuasaaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan
kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya ( Parson dalam Suharto, 2009:58 ).
Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang terpinggirkan,
termasuk kaum perempuan, demikian pula masyarakat lain yang terabaikan. Hal ini

Universitas Sumatera Utara

tidak menutupi kemungkinan bagi orang lain untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat meningkatkan untuk menganalisis kondisi
dan potensi serta masalah-masalah yang perlu diatasi dalam menjalankan suatu usaha.
Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan proses keputusan mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan dan sampai tahap penilaian kegiatan yang
dikembangkan oleh dan untuk mereka. Seperti apa yang disampaikan oleh Lister
Pasaribu ( Kordinator

Pendamping Lapangan Keluarga Berencana UPPKS

Kecamatan Medan Helvetia ), yaitu :
“Kecamatan Medan Helvetia merupakan kawasan padat penduduk dan
memiliki sumber daya manusia yang berada pada usia produktif untuk
bekerja, oleh karena itu perlu kiranya masyarakat mendapat arahan dan
bantuan dari pemerintah untuk mengembangkat usaha rumah tangga
dalam rangka meningkatkan perekonomian keluarga.Hal ini tentu
kiranya perlu bantuan semua pihak terkait untuk mewujutkan
pengembangan

masyarakat

perekonomian

dengan

yang

berorientasi

usaha-usaha

yang

pada

peningkatan

digeluti

masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat merupakan pekerjaan yang membutuhkan
waktu, energi dan komitmen serta hasilnya belum tentu memuaskan, oleh
karena itu tidak bisa dalam waktu yang singkat , akan tetapi diperlukan
koordinasi dari pihak yang terlibat aktif dalam proses perdayaan itu
sendiri. Sejauh ini kelompok UPPKS di Kecamatan Helvetia mengalami
peningkatan dari tahun ketahun, hal ini ditandai dengan perekonomian

Universitas Sumatera Utara

mereka yang semangkin baik serta usaha mereka semangkin berkembang
, hal ini tidak lepas dari hasil pantauan dari kami selaku pendamping
mereka yang dengan sabar membimbing dan mendengarkan keluh kesah
yang mereka hadapi dalam meningkatkan usaha mereka, akan tetapi ada
juga anggota dari beberapa kelompok yang usahanya tidak berkembang ,
hal ini disebabkan oleh kesalahan dalam mengelola usaha seperti
menggunakan modal untuk kebutuhan sehari-hari dan tidak memiliki
pandangan yang maju untuk meningkatkan usaha yang digeluti”.
Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan tentang
keberadaan nya sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi lebih
baik. Proses pemberdayaan ini bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar
dapat meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya setempat sebaik
mungkin, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Melalui proses
pemberdayaan masyarakat diharapkan akan dikembangkan lebih jauh pola pikir yang
kritis dan sistematis.
Pemberdayaan dalam aspek ekonomi dimaksutkan untuk memperkuat akses
dan pengendalian atas pendapatan bagi perempuan, upaya ini perlu dilakukan
mengingat akses dan pengendalian atas pendapatan bagi perempuan merupakan hal
yang sangat penting.Sebagai ungkapan Friedmannyang dikutip Onny S Priyono
(1996:2011) bahwa seseorang yang mendapat gaji memiliki kewenangan,
keistimewaan lebih besar dan kebebasan untuk bertindak lebih besar.Pemberdayaan
ekonomi bagi kaum perempuan hingga kini masi belum berjalan sesuai dengan yang

Universitas Sumatera Utara

diharapkan.Hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi, pertama, perempuan
dalam bekerja sering terganggu karena mengalami masalah kehamilan atau
menghadapi keadaan darurat yang menuntut kehadirannya dirumah, misalnya ketika
anak-anak sedang sakit.Kedua, banyak pekerjaan yang memprioritaskan laki-laki
yang memperoleh bayaran tinggi sehingga perempuan hanya memperoleh bayaran
kerja yang lebih rendah.Dapat disimpulkan bahwa perempuan didalam keluarga juga
sudah memiliki peran sentral untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, baik
bekerja ataupun membuat usaha sendiri sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Seperti
apa yang disampaikan oleh Lisbet Sitinjak ( Ketua kelompok UPPKS Sintia Karya
Kecamatan Medan Helvetia ), yaitu :
“Kami perempuan juga sudah memiliki tanggungjawab untuk mencari
nafkah agar keluarga dapat terpenuhi kebutuhannya, kami perempuan
dapat membuat usaha rumahan seperti yang saya lakukan bersama
teman-teman satu kelompok saya ini yaitu kami membuka usaha menjahit
dan bordir .kami merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan dari
pemerintah melalui program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera karena kami dapat mengembangkan usaha kami dan
meningkatkan taraf hidup keluarga anggota kelompok UPPKS Sintia
Karya. Akan tetapi tidak sedikit juga kendala yang kami hadapi dalam
menjalankan usaha menjahit kelompok UPPKS Sintia Karya ini,
diantaranya larangan dari suami-suami para anggota untuk mengikuti
usaha menjahit ini dengan alasan kesibukan yang terlalu padat sehingga

Universitas Sumatera Utara

anak-anak dan rumah tangga tidak dapat terurus dengan baik, namun hal
ini tidak mengganggu kinerja kelompok kami karena kami sudah mencari
jalan keluar dengan menentukan jam kerja sehingga tidak mengganggu
aktivitas rumah tangga”
Sejalan dengan Lisbet Sitinjak, apa yang dijelaskan ibu Nursani Saragih (
Pendamping Lapangan Keluarga Berencana Kelurahan Tanjung Gusta), yaitu ibu-ibu
yang menjadi anggota kelompok UPPKS Sintia Karya sudah mengalami peningkatan
kehidupan, hal ini ditandai dengan membaiknya perekonomian keluarga karena
banyaknya pesanan yang diterima kelompok UPPKS Sintia Karya, namun terkadang
ada juga saat pesanan sepi, namun mereka tidak merasa khawatir untuk
mengembalikan pinjaman, karena keuntungan setiap bulan sudah disisihkan untuk
melunasi angsuran pinjaman yang diberikan oleh pemerintah.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari beberapa informan tentang
prinsip pemberdayaan masyarakat yang terdapat dalam pelaksanaan program UPPKS
di Kecamatan Medan Helvetia berjalan dengan baik , hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan perekonomian keluarga para anggota kelompok UPPKS dan
berkembangnya usaha yang dijalani oleh para anggota kelompok UPPKS di
Kecamatan Medan Helvetia.
5.2.2 Kemandirian Dalam Menjalankan Usaha
Suatu kemandirian adalah salah satu syarat adanya kemerdekaan.Hal tersebut
merupakan suatu hal yang dimiliki dari suatu bangsa.Tidak berbeda jauh dengan

Universitas Sumatera Utara

konsep

pengembangan

masyarakat,

disini

masyarakat

diharapkan

mampu

memanfaatkan dan mengelola setiap aspek yang dimiliki untuk kemajuan usaha
dengan berinovasi dan menggabungkan setiap kelebihan yang dimiliki dan menutupi
setiap kekurangan yang dihadapi dengan maksut agar dapat menghasilkan usaha yang
kuat dan sukses.
Masyarak hendaknya mencoba memanfaatkan secara mandiri terhadap
sumber daya yang dimiliki, seperti : keuangan, teknis, sumber daya manusia dan
sumber daya alam dari pada menggantungkan diri terhadap bantuan dari luar. Melalui
Program Pengembangan Masyarakat diupayakan agar para warga mampu
mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam masyarakat
semaksimal mungkin. Kemandirian masyarakat secara total diera industri tidak akan
dapat terwujut tampa adanya kepercayaan diri semaksimal mungkin. Kemandirian ini
merupakan arah yang realistis yang perlu diwujutkan.
Kemandirian tumbuh dan berkembang karena ada 2 faktor yang menjadi
prasyarat bagi kemandirian, yaitu disiplin dan komitmen terhadap kelompok. Oleh
sebab itu individu yang mandiri adalah individu yang berani mengambil keputusan
yang dilandasi oleh pemahaman akan segala konsekwensi dari tindakannya sehingga
kemandirian merupakan suatu kekuatan internal individu yang diperoleh melalui
proses individualisasi

yaitu proses

realisasi kedirian dan proses menuju

kesempurnaan ( Bahara,2008). Seperti juga yang disampaikan oleh Sumina ( Ketua
Kelompok UPPKS Loundry 24 hours ), yaitu :

Universitas Sumatera Utara

“Program UPPKS ini memang sangat membantu kehidupan kami , hal
ini tidak dapat dipungkiri memiliki peranan yang sangat vital
dikehidupan kami, akan tetapi hal ini dapat terwujud oleh karena jerih
payah kami dalam mengelola dana yang diberikan untuk kemajuan usaha
yang kami jalani, dengan adanya kreaktivitas dari kami dalam
mengembangkan usaha loundry ini mengakibatkan perputaran uang yang
kami dapatkan terus mengalami peningkatan, dengan banyaknya anggota
sehingga setiap cucian dapat terselesaikan dengan tepat waktu sehingga
para pelanggan merasa puas , hal ini juga terbantu dengan sumber daya
alam yang kami miliki yaitu air yang gratis , karena kami menggunakan
pompa air yang kualitas airnya jernih dan bersih . Dalam pembagian
tugas kami juga menerapkan sistem yang sudah disepakati, sehingga
semua anggota memiliki tugas dan peran yang saling melengkapi”
Berdasarkan kutipan diatas, dapat diketahui bahwa tampa kemandirian dari
setiap anggota UPPKS dalam mengelola dana pinjaman, usaha yang digeluti tidak
akan mengalami peningkatan, justru malah mengalami kemunduran . Jadi dapat
dipastikan sangat penting adanya kerja sama oleh setiap anggota kelompok dalam
memanfaatkan setiap sumber daya alam maupun sumber daya manusia serta modal
yang dimiliki setiap kelompok dengan memiliki peraturan yang jelas serta komitmen
yang kuat dari setiap anggotanya. Seperti yang dikatakan oleh ibu Desmi Hutapea ,
Pendamping Lapangan Keluarga Berancana Kelurahan Helvetia bahwa :

Universitas Sumatera Utara

“setiap anggota kelompok UPPKS memiliki tanggung jawab yang
sama terhadap pengelolaan dana bantuan yang diberikan pemerintah,
jadi ketua maupun anggota memiliki tanggung jawab yang sama
mengenai dana pinjaman, bukan berarti bila ada masalah hanya ketua
yang bertanggungjawab, akan tetapi seluruh anggota kelompok harus
melunasi dana pinjaman yang diberikan pemerintah sesuai dengan waktu
yang telah disepakati. Oleh karena itu diharapkan setiap anggota
memiliki peran yang maksimal agar dana yang dikelola dapat
berkembang dan membantu perekonomian seluruh anggota untuk
menjalani kehidupan yang baik dengan tercukupinya kebutuhan hidup
anggota keluarga”.
Ciri-ciri sikap mandiri salah satunya adalah mampu mengambil inisiatif,
dalam hal ini diharapkan setiap kelompok mampu mengambil inisiatif untuk
kemajuan usaha yang digeluti agar lebih maju lagi dan mampu bersaing dengan
usaha-usaha lainnya mengingat ketatnya persaingan dalam dunia usaha yang
menuntut setiap pelaku usaha untuk memberikan yang terbaik dibidangnya.Oleh
karena itu setiap kelompok dituntut untuk memiliki keterampilan diatas rata-rata agar
dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya yang memiliki modal lebih besar dan
jumlah tenaga kerja yang lebih banyak. Seperti apa yang disampaikan ibu Kartika
Eka Sari ( Ketua Kelompok UPPKS Kartika ) yaitu :
“Produk kami sudah tersebar diberbagai wilayah , baik pusat
perbelanjaan modern maupun pusat perbelanjaan tradisional, hal ini

Universitas Sumatera Utara

dapat dicapai karena produk keripik olahan kami memiliki cita rasa yang
khas, yaitu pedas manis . Produk olahan ini tentunya memiliki resep yang
kami ciptakan sendiri sehingga tidak sama dengan keripik yang ada
dipasaran sehingga kami percaya produk yang kami hasilkan dapat
bertahan dan digemari oleh konsumen”
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa kelompok UPPKS
dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya dalam menjalankan usahanya, setiap
anggota mengalami peningkatan taraf hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya .
Perlu kiranya kemandirian dapat lebih ditonjolkan dalam setiap usaha yang digeluti
agar tidak mengalami ketergantungan kepada bantuan saja, tetapi sudah dapat
membiayai usaha sendiri agar lebih berkembang lagi tampa harus mendapatkan
bantuan.
5.2.3 Proses dan hasil dalam kegiatan Kelompok.
Kesejahteraan keluarga merupakan tujuan dari setiap usaha yang dilakukan,
hal ini merupakan hasil yang ingin dicapai oleh setiap individu dalam menjalankan
suatu usaha. Tentunya memiliki proses yang diharapkan berjalan sesuai dengan
rencana , hal ini tentunya harus memiliki persiapan dan komitmen dalam
menjalankannya. Oleh sebab itu proses yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam
hal ini hasil harus menyesuaikan dengan pengharapan dari hasil yang berkenaan
dengan isu kesinambungan, keadilan sosial dan lain-lain. Jika pengembangan
masyarakat bisa menggunakan proses yang didalamnya mencerminkan cita-cita ini,

Universitas Sumatera Utara

maka lebih memungkinkan untuk dapat mewujudkan hasil yang lebih berjangka
panjang.
Dengan demikian proses pekerjaan masyarakat selalu membutuhkan
penelitian secara lebih dekat untuk menjamin bahwa integritas proses tetap
terpelihara, mereka perlu menjadi subjek yang menekankan prinsip-prinsip keadilan
sosial dan lingkungan. Penelitian tentu berarti pengalaman yang berulang-ulang
tentang usaha yang digeluti, harus pandai membaca pasar dan permintaan pasar agar
tidak mengalami kerugian. Hal sesuai dengan penyataan ibu Lister Pasaribu (
Kordinator Pendamping Lapangan Keluarga Berencana Kecamatan Medan Helvetia
), yaitu :
“Dalam Menjalankan Usaha, setiap kelompok diharapkan mampu
menghasilkan produk atau jasa yang dapat bersaing dipasaran, karena
tingkat kepuasan konsumen selalu meningkat dan tidak pernah
mengalami kepuasan, oleh karena itu para pelaku usaha dalam hal ini
kelompok UPPKS diharapkan mampu meningkatkan setiap kinerjanya
agar dapat menghasilkan kepuasan konsumen yang secara langsung
dapat meningkatkan perekonomian setiap anggota kelompok., dalam
menjalankan usahanya kami selaku pendamping terus mengawasi usaha
setiap kelompok UPPKS agar hasil yang mereka capai semangkin baik
dari bulan ke bulan dan kendala-kendala yang mereka hadapi dapat kami
pecahkan bersama-sama sehingga masalah tersebut tidak mengganggu

Universitas Sumatera Utara

hasil yang dicapai oleh setiap kelompok UPPKS di Kecamatan Medan
Helvetia”.
Begitu juga yang disampaikan oleh ibu Hairina ( Ketua Kelompok UPPKS
Mawar VI ), yaitu :
“Dalam Setiap permasalahan yang dihadapi oleh kelompok usaha , semua
anggota dimintai pendapatnya, jadi tidak hanya ketua yang mengambil keputusan,
proses ini menggunakan musyawarah dalam mencari setiap solusi dari
permasalahan yang dihadapati oleh kelompok usaha, diharapkan dengan
demikian dapat menjaga kekompakan seluruh anggota kelompok sehingga hasil
yang disepakati maksimal dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada .
tidak mudah menjalankan usaha secara bersama-sama, karena setiap anggota
memiliki ego masing-masing, disini peran saya sebagai ketua untuk dapat
menanpung setiap inspirasi dari anggota, dan jika ada masalah bersama-sama
dengan anggota lainnya untuk memecahkannya sehingga hasil yang dicapai bisa
maksimal.
Berdasarkan pernyataan tersebut, bahwa secara garis besar pendekatan
pragmatis cenderung menekankan kepada hasil. Dalam pendekatan ini apa yang
sangat penting adalah hasil yang apa yang sebenarnya dicapai. Adapun, terhadap
pertanyaan bagaimana suatu dicapai ( proses ) bagaimana persoalan yang kurang
penting, hanya tujuan yang benar-benar penting dan alasan satu-satunya dalam
memikirkan sarana berhubungan dengan sejauh mana efektivitas dalam mencapai

Universitas Sumatera Utara

tujuan yang diinginkan, persoalan etika dan mengenai orientasi proses menjadi tidak
relevan. Proses itu sendiri penting dalam menentukan hasil. Cara-cara kekerasan atau
tidak berprinsip akan merusak tujuan. Proses harus merepleksikan tujuan
sebagaimana hasil akan merefleksikan proses tertentu. Persoalan etika dan moral
dalam proses menjadi penting.
5.2.4 Partisipasi Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga Sejahtera
Pembangunan Masyarakat harus selalu mencoba memaksimalkan partisipasi,
dengan tujuan agar setiap orang dalam masyarakat bisa dan terlibat aktif dalam proses
dan kegiatan masyarakat. Lebih banyak anggota masyarakat yang berpartisipasi aktif
lebih banyak cita-cita yang dimiliki masyarakat dan proses yang melibatkan
masyarakat akan dapat direalisasikan. Hal ini tidak menekankan bahwa setiap orang
harus perpartisipasi dengan cara yang sama, masyarakat berbeda-beda karena mereka
memiliki keterampilan, keinginan dan kemampuan yang berbeda-beda. Kerja
kemasyarakatan yang baik akan memberikan rangkaian kegiatan parsipatori yang
seluas mungkin dan akan membenarkan persamaan bagi semua anggota masyarakat
yang secara aktif terlibat.
Setiap kelompok harus memiliki partisipasi seluruh anggota kelompoknya, hal
ini penting karena hasil yang bisa dicapai akan lebih maksimal, sebaliknya jika ada
anggota yang tidak melakukan perannya dengan baik, maka akan menciptakan
ketimpangan, sehingga proses tidak berjalan dengan maksimal dan hasil yang dicapai

Universitas Sumatera Utara

juga tidak akan seperti yang diharapkan. Penting kiranya setiap anggota saling
membantu dalam meningkatkan kualitas yang ingin dicapai, dalam hal ini usaha yang
dijalankan agar bisa memenuhi setiap kebutuhan para anggota dan melunasi pinjaman
yang diperoleh dari pemerintah.
Partisipasi masyarakat sering kali dianggap sebagai bagian yang tidak lepas
dalam upaya pengembangan masyarakat, dengan melihat partisipasi sebagai kesatuan
dalam proses pemberdayaan masyarakat akan dapat diketahui bahwa akar
perkembangan pemikiran tentang partisipatif dalam pembangunan akan terkait
dengan diskursus komunitas, dimana salah satu dikursus komunitas adalah asumsi
bahwa masyarakat bukanlah sekumpulan orang yang bodoh yang hanya bisa maju
kalau mereka mendapatkan perintah belaka, partisipasi masyarakat adalah
keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang
ada dimasyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi
untuk menangani masalah pelaksanaan upaya mengatasi masalah keterlibatan
masyayarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi, setiap usaha yang
digeluti oleh anggota UPPKS harus mendapatkan partisipasi dari seluruh anggotanya,
jadi setiap anggota mengetahui peran masing-masing tampa harus diberi perintah,
agar dapat tercapai hasil yang memuaskan dan mumutus rantai kemiskinan. Seperti
apa yang diungkapkan ibu Sri Musliha ( Ketua Kelompok UPPKS Seroja ), yaitu :
“ Untuk keikutsertaan anggota kelompok Seroja dalam membuat
Jamu, kami masih menggunakan cara tradisional, sehingga memakan
banyak tenaga dan waktu, oleh karena itu setiap anggota kelompok

Universitas Sumatera Utara

memiliki tugas masing-masing agar jamu dapat selesai sesuai waktunya
dan dapat terus dijual . Oleh karena bahan baku jamu yang mudah
kadaluarsa,

dibutuhkan

pengolahan

yang

teratur,

karena

jamu

tradisional kami tidak menggunakan bahan pengawet, sehingga produksi
yang dihasilkan sesuai dengan pesanan”.
Hal ini selaras dengan pernyataan ibu Nursani Saragih ( Pendamping
Kelurahan Keluarga Berencana Kelurahan Tanjung Gusta ),yaitu :
“Jika melihat partisipasi masyarakat untuk mengikuti program
UPPKS ini tergolong cukup baik, hal ini ditunjukan dengan banyaknya
kelompok UPPKS yang berada dikecamatan Medan Helvetia. Dengan
standarisasi setiap kelompok itu diisi maksimal oleh sepuluh orang yang
target utama kita adalah ibu rumah tangga yang menjadi aksebtor KB ,
akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga ibu rumah tangga yang non
absebtor KB ikut bergabung atau bahkan membuat kelompoknya sendiri.
Kalau dilihat dari partisipasi masyarakat setelah menjadi anggota sejauh
ini saya melihat dikelompok yang saya dampingi mereka berpartisipasi
aktif untuk mencapai tujuan-tujuan dari program ini sendiri.Diharapkan
melalui program ini bukan hanya kelompok yang sudah ada sekarang
saja yang dapat sejahtera kehidupan keluarganya tetapi juga dengan
adanya kelompok UPPKS yang sudah terbentuk saat ini bisa
memunculkan kelompok-kelompok baru lagi yang nantinya akan
menghentikan kesenjangan sosial yang ada”.

Universitas Sumatera Utara

Sering kali partisipasi dilihat dalam kaitan dengan partisipasi dalam yang
mungkin dihargai sebagai arus utama proses masyarakat seperti pertemuan umum,
bidang management, peran-peran pelayanan sosial. Partisipasi seperti jelas penting,
namun partisipasi bisa mengambil berbagai bentuk yang lain : memasak,
berorganisasi, bermain musik, terlibat dalam olahraga, berkunjung pada orang lain,
berkebun, dan lain-lain. Semuanya bisa memberikan sumbangan pada kehidupan
masyarakat dan semua bentuk partisipasi perlu didorong dan dilihat sebagai sesuatu
berharga. Partisipasi dari setiap elemen kelompok sangat penting untuk menciptakan
keharmonisan didalam kelompok UPPKS , karena semangkin sering bersama akan
semangkin mengetahui setiap tingkah laku dan pola pokir sehingga dapat
menghasilkan suatu hubungan yang harmonis dalam bentuk kekeluargaan.
5.2.5 Menentukan Kebutuhan Dalam Pelaksanaan Program
Setiap Manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, oleh karena itu
manusia harus bekerja . Manusia tidak pernah merasa puas, selalu merasa
kekuarangan , oleh karena itu setiap manusia harus memiliki prioritas kebutuhan yang
harus dipenuhi. Ada 2 prinsip pekerjaan masyarakat yang penting berkaitan dengan
kebutuhan.Pertama,

pengembangan

masyarakat

harus

berupaya

membuat

kesepakatan antara berbagai pihak yang menentukan kebutuhan.Ada persepsi yang
berbeda-beda terhadap pihak-pihak yang menentukan kebutuhan.Oleh karena itu,
kerja masyarakat berusaha membangun dialog efektif antara pihak-pihak yang
menentukan kebutuhan yang masing-masing pihak memiliki peranan penting untuk
bermain

dan

mengembangkan

konsensus

terhadap

kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

mawsyarakat.Sebenarnya kebanyakan dengan dari pada penentu kebutuhan ini jarang
berkomunikasi dengan efektif dengan orang lain tentang masalah kebutuhan
masyarakat. Prinsip yang kedua adalah, meskipun para penentu kebutuhan yang lain
penting, anggota masyarakat sendirilah yang memegang hak lebih tinggi dalam
menentukan kebutuhan, sepanjang prinsip keadilan sosial dengan cara ini tidak
dikorbankan. Adalah pentng jika praktik kerja masyarakat menjadi pembebasan dan
pemberdayaan, bukan sebaliknya. Seperti yang dikatakan oleh ibu Lisbet Sitinjak (
Ketua Kelompok UPPKS Sintia Karya ), yaitu :
“Dengan dana yang terbatas, kami diharapkan mampu menghasilkan
produk yang mampu bersaing dipasaran dan memiliki nilai jual tinggi
untuk mempercepat perputaran modal, karena modal yang diberikan
pemerintah ditambah dengan modal pribadi kami tidak mampu untuk
menyetok bahan yang banyak untuk menjahit, jadi kami harus dapat
pandai-pandai memutar modal yang ada untuk dapat melakukan kegiatan
usaha . kami selalu melihat tren apa yang sedang diminati dipasaran,
kami memproduksi lebih . dahulu dengan motif yang biasa kami
menghasilkan kurang lebih tujuh juta perbulan, dengan kami membuat
motif yang sedang tren dipasaran, kami bisa mendapkan keuntungan
sampai sepuluh juta rupiah, dengan kebutuhan yang kami prioritaskan
kami bisa mendapatkan keuntungan tiga juta rupiah perbulannya.
Suatu Aspek yang bisa digaris bawahi adalah betapa perlunya kita
mengedepankan pola pikir secara garis besar dalam pengembangan masyarakat,

Universitas Sumatera Utara

seorang pekerja sosial dalam konteks ini perlu berpikir tentang hubungan erat antar
struktur dengan proses bukan berpikir mengisolasi hubungan antara struktur dan
proses, oleh karena itu pengembangan masyarakat membutuhkan orang-orang yang
selalu memikirkan koneksi (hubungan) .

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil penelitian,
Kesimpulan yang terdapat pada bab ini adalah merupakan hasil yang dicapai dari
analisis data dalam penelitian tentang penerapan prinsip-prinsip pengembangan
masyarakat dalam pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Informan dalam penelitian ini
adalah 5 ketua kelompok yang terdapat di Kecamatan Medan Helvetia dan 3
Pendamping Lapangan Keluarga Berencana Kecamatan Medan Helvetia.
6.1 Kesimpulan
Berdasaran analisis data yang dilakukan dilapangan mengenai penerapan
prinsip-prinsip community development dalam pelaksanaan program usaha
peningkatan pendapatan keluarga sejahtera dikecamatan Medan Helvetia Kota Medan
dapat diperoleh :
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa program UPPKS yang
dijalankan oleh anggota di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan
Merupakan suatu model program pengembangan masyarakat.
2. Dari penelitian ini dapat juga diketahui bahwa program ini merupakan
program pengembangan dan pembinaan tenaga terampil, mulai dari upaya
yang dilaksanakan peningkatan jaminan kemitraan dan penyediaan modal

Universitas Sumatera Utara

pelatihan keterampilan yang menimbulkan niat masyarakat untuk berkembang
dan berbuat lebih bermanfaat lagi bagi lingkungan sekitar semakin tumbuh.

3. Program UPPKS juga merupakan pengembangan kelompok-kelompok sosial
dengan muatan ekonomi dimana masyarakat diberikan pinjaman modal untuk
dapat memulai usahanya.

4. Dari proses pelaksanaannya program UPPKS ini sendiri banyak dari pada
anggota-anggota yang terbantu dengan ada nya program semacam ini dilihat
dari antusias nya para kelompok-kelompok mengembangkan jenis usahanya
masing-masing.
6.2 Saran
Berdasarkan ksimpulan, ada beberapa hal yang menjadi saran yang ditujukan
kepada semua pihak yang berkepentingan.
Dalam hal ini peneliti memberikan saran antara lain :
1. Kepada para mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial untuk dapat
mengembangkan lagi kajian atas masyarakat secara luas yang diantaranya
juga kajian sosial ekonomi dalam kelompok pemberdayaan masyarakat agar
ilmu tersebut dapat berguna untuk masyarakat secara luas.
2. Kepada seluruh kelompok usaha UPPKS di Kecamatan Medan Helvetia Kota
Medan agar dapat lebih mampu menghasilkan inovasi-inovasi baru yang bisa

Universitas Sumatera Utara

mendongkrak pendapatan dan nantinya pendapatan itu sendiri akan berimbah
pula pada kesejahteraan kel

Dokumen yang terkait

Penerapan Prinsip-Prinsip Community Development Dalam Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 14 97

Efektivitas Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Desa Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deliserdang

0 0 16

Efektivitas Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Desa Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deliserdang

0 0 2

Penerapan Prinsip-Prinsip Community Development Dalam Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 0 9

Penerapan Prinsip-Prinsip Community Development Dalam Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 0 2

Penerapan Prinsip-Prinsip Community Development Dalam Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 0 11

Penerapan Prinsip-Prinsip Community Development Dalam Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 0 28

Penerapan Prinsip-Prinsip Community Development Dalam Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 0 2

Penerapan Prinsip-Prinsip Community Development Dalam Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 0 6

Evaluasi Pelaksanaan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Dan Sejahtera (PT-P2WKSS) Di Kelurahan Sempakata, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan Chapter III VI

0 0 44