Cemilan Jepang di Empat Musim

BAB I
PENDAHULUAN
1.5 Alasan Pemilihan Judul
Negara Jepang adalah salah satu negara maju di kawasan Asia yang kaya akan
berbagai macam tradisi dan budaya. Walaupun saat ini modernisasi di Jepang
mengalami perkembangan dan kemajuan di setiap detiknya, namun sisi sejarah
dan tradisionalnya masih sangat dilestarikan oleh masyarakat Jepang.Kuliner
merupakan

salah

satu

kekhasan

Jepang didalam

mempertahankan

sisi


tradisionalnya, salah satu faktor yang mempengaruhi kuliner ini juga adalah
musim. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa Jepang merupakan salah satu
negara yang mempunyai empat musim. Setiap musim memiliki jangka waktu
sekitar tiga bulan. Musim-musim di Jepang antara lain, musim semi (春,), musim
panas (夏), musim gugur (秋) dan musim dingin (冬). Perubahan musim-musim
inilah yang mempengaruhi kuliner di Jepang didalam penyajian berbagai jenis
makanan untuk dikonsumsi. Karena pengaruh musim, ada beberapa jenis bahan
makanan yang tersedia pada musim tertentu atau ada juga beberapa jenis makanan
yang lebih lezat bila dimakan pada musim tertentu.Menunggu suatu musim datang
bisa pula berarti menunggu saat terbaik untuk bisa makan sesuatu.

Dari sekian banyak makanan khas Jepang, mungkin kita lebih mengenal
makanan seperti sushi, sashimi, shabu-shabu ataupun yakiniku.Makanan tersebut
biasanya tersaji sebagai hidangan makan besar di malam ataupun siang hari, atau
terkenal juga sebagai hidangan mewah untuk meyambut tamu.Sedangkan untuk

1
Universitas Sumatera Utara

acara santai di sore hari ataupun menemani acara minum teh, Jepang mengenal

makanan khas dengan sebutan oyatsu.Arti dari oyatsu sendiri adalah cemilan.Jenis
dan rasa cemilan ini terdapat dalam berbagai macam dan dengan bentuk yang
unik.
Tidak hanya itu, di Jepang juga terkenal dengan kue-kue tradisional yang
disebut wagashi.Istilah wagashi digunakan untuk membedakan kue tradisional
Jepang dengan kue dan permen dari Barat (Yōgashi) yang diperkenalkan orang
Eropa ke Jepang sejak zaman Meiji.Walaupun sekedar cemilan, ternyata cemilan
ini tidak bisa dipandang sebagai makanan biasa. Menurut tradisi Jepang, wagashi
tradisional harus mampu memanjakan lima macam indra manusia dan harus
menggambarkan keindahan alam empat musim di Jepang. Oleh karena itu, ada
cemilan khas Jepang musiman yang hanya dapat dinikmati di waktu
tertentu.Agar-agar mizu yokan misalnya, hanya tersedia pada musim panas, atau
sakura mochi yang dimakan pada musim semi.
Begitu banyaknya ragam dan jenis cemilan di Jepang membuat para pecinta
kuliner tentu ingin mencicipinya.Cemilan inijuga dihidangkan dengan bentuk
berbeda serta pada musim yang berbeda pula.Hal tersebutlah yang membuat
penulis menjadi sangat tertarik untuk membahasnya sekaligus menjadikan
cemilan Jepang di empat musimsebagai judul kertas karya ini.

1.6 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulis memilih judul “Cemilan Jepang di Empat Musim"
dalam penyusunan kertas karya ini adalah:

2
Universitas Sumatera Utara

1. Untuk memahami asal-usul cemilan Jepang di empat musim.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis cemilan Jepang di empat musim.
3. Untuk menambah pengetahuan tentang cemilan Jepang yang ada di empat
musim.
4. Sebagai salah satu syarat kelulusan dari program studi D-3 Bahasa Jepang
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.7 Batasan Masalah
Dalam penulisan kertas karya ini, penulis akan memfokuskan pembahasan
hanya pada cemilan Jepang di empat musim. Untuk mendukung pembahasan akan
dikemukakan tentang cemilan Jepang secara umum yang meliputi asal usul dan
jenis masing-masing cemilan Jepang di empat musim.

1.8 Metode Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan
(Library Research), yakni dengan cara memanfaatkan sumber-sumber bacaan
yang ada yaitu berupa buku sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok
permasalahan kemudian dirangkum dan dideskripsikan kedalam kertas karya ini.
Selain itu, penulis juga memanfaatkan informasi teknologi internet sebagai
referensi tambahan agar data yang didapatkan menjadi lebih jelas dan akurat.

3
Universitas Sumatera Utara