Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Pepaya di Empat Lokasi di Wilayah Bogor pada Dua Musim

Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Pepaya Di Empat Lokasi di Wilayah
Bogor pada Dua Musim
(Morphological Performance and Fruit Quality of Papaya on Four Locations at
Bogor Areas in Two Seasons)
Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati
1)

1)

Pusat Kajian Hortikultura Tropika, IPB, Baranangsiang, Bogor, 16144
E-mail:noorrohmah@gmail.com
Abstrak

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu tanaman buah-buahan tropika yang
dibudidayakan di Indonesia.Produksi tanaman pepaya ini berfluktuasi dari waktu ke waktu
dan dari lokasi ke lokasi.Faktor lingkungan berpengaruh pada mekanisme konsistensi hasil
tanaman pada waktu dan tempat yang berbeda.Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi
dan mengelompokkan keragaan morfologi dan kualitas buah pepaya di empat lokasi di
wilayah Bogor pada dua musim.Penelitian ini terdiri dari pengamatan morfologi kondisi
tanaman pepaya di lapang dan pengamatan kualitas buah di laboratorium Pusat Kajian
Hortikultura Tropika, IPB. Sampel tanaman yang digunakan adalah populasi tipe papaya

besar milik petani dari empat lokasi pepaya di wilayah Bogor yaitu di Desa Cibodas; Desa
Cibatok; Desa Cibeuteung; dan Desa Sukaraja dan diambil sebanyak dua kali pada waktu
yang berbeda. Pengambilan sampel berdasarkan metode Purposive Random Sampling,
masing-masing kebun 20 tanaman dan dari masing-masing tanaman diambil dua buah
pepaya hermaprodit. Analisis data menggunakan uji kehomogenan ragam, uji beda nilai
tengah, uji korelasi, dan clustering. Hasil penelitian menunjukkan peubah bobot buah dan
diameter tengah buah stabil di empat lokasi pada dua musim. Berdasarkan tingkat kemiripan
99.71%, terdapat dua cluster yaitu Cibodas, Cibatok, dan Sukaraja (cluster 1) dan
Cibeuteung (cluster 2).
Kata kunci :Carica papaya L, Morfologi, Kualitas buah, Lokasi, Musim.

Abstract
Papaya (Carica papaya L.) is a tropical fruit crop grown in Indonesia. The papaya production
fluctuates with times and locations. Environmental factors affect the consistency mechanism
crop at different times and places. The objective of this study was to evaluate and classify
the morphological performance and fruit quality on four locations at Bogor areas in two
seasons. The research consisted of observations of field of plant morphological and fruit
quality observations in the laboratory of Research Center for Tropical Horticulture, IPB. The
materials were used the population of big papaya type at farmer’s field in four locations at
Bogor areas; that was, at Cibodas, Cibatok, Cibeuteung, and Sukaraja,taken at two

consecutive times. Observed plant and fruit were taken based on Purposive Random
Sampling method. The examples were taken 20 papaya plants in each locations and each
plant was taken two-papaya hermaphrodite. Data were analyzed by using homogenety test,
t-test, correlation test, and cluster variables. The results showed that fruit weight and middle
fruit diameter were stable on four locations at Bogor areas in two seasons. Based on the
similarity level of 99.71%, there were two clusters, that was, Cibodas, Cibatok, and Sukaraja
(cluster 1) and Cibeuteung (cluster 2).
Keywords: Carica papaya L, Morphology, Fruit quality, Locations, Seasons.
Pendahuluan
Pepaya (Carica pepaya L.) merupakan salah satu tanaman buah-buahan tropika
yang dibudidayakan di Indonesia. Produksi tanaman pepaya ini berfluktuasi dari waktu ke
waktu dan dari lokasi ke lokasi. Faktor lingkungan berpengaruh pada mekanisme konsistensi

377

hasil tanaman.Konsistensi hasil yang dimaksud disini adalah kemampuan suatu genotipe
dari satu generasi tanaman untuk menghindari perubahan hasil meskipun ditanam pada
waktu dan tempat yang berbeda.
Penampilan fenotipe tanaman pepaya dipengaruhi oleh lingkungan, genotipe, dan
interaksi keduanya. Interaksi antara genotipe dengan lingkungan menunjukkan adanya

perbedaan tanggapan genotipe yang diuji pada lingkungan yang berbeda. Genotipe yang
mampu mengatasi keadaan yang tidak menguntungkan akan cenderung memiliki stabilitas
yang baik. Tanaman pepaya yang memiliki stabilitas fenotipik yang tinggi, biasanya akan
memiliki daya hasil yang tinggi walaupun ditanam dalam kondisi lingkungan yang berbeda.
Salah satu permasalahan penting pada tanaman pepaya adalah pengaruh
lingkungan seperti kekurangan hara dan air. Kekurangan air pada masa vegetatif akan
menyebabkan tanaman peka terhadap perubahan seks dari hermaprodit menjadi betina atau
jantan. Perubahan seks tersebut kurang menguntungkan dalam sisi ekonomi, sehingga
diperlukan kajian stabilitas seks pepaya hermaprodit pada berbagai lingkungan tumbuh, dan
mengidentifikasi seks pepaya pada fase dini. Kekurangan air dan hara pada masa generatif
dapat menimbulkan kerontokan bunga dan buah sehingga menyebabkan skip dan
menurunkan produksi serta kualitas buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan
mengelompokkan keragaan morfologi dan kualitas buah pepaya di empat lokasi di wilayah
Bogor pada dua musim.
Metodologi
Penelitian dilakukan dalam 2 tahap : pertama dilakukan pada musim kemarau dan
dilanjutkan pada musim penghujan. Pengamatan kondisi tanaman dilakukan di empat lokasi
pepaya di wilayah Bogor, yaitu di Desa Cibodas Kecamatan Bojong Genteng; Desa Cibatok
Kecamatan Cibungbulang; Desa Cibeuteung Kecamatan Parung; dan Desa Sukaraja
Kecamatan Sukaraja.Pengamatan kualitas buah dilaksanakan di Laboratorium Pusat Kajian

Hortikultura Tropika, IPB.
Bahan yang digunakan yaitu populasi tipe pepaya besar dari lahan milik petani di
empat lokasi di wilayah Bogor. Alat yang digunakan, yaitu timbangan, hand refraktometer
untuk mengukur Padatan Terlarut Total (PTT), pH meter, pnetrometer untuk mengukur
kekerasan buah, jangka sorong, meteran, timbangan analitik.
Metode pengambilan sampel berdasarkan metode Purposive Random Sampling dari
2

populasi pengamatan yang memenuhi syarat luas lahan minimal 1000 m , tipe kebun
komersial, dan umur tanaman lebih dari satu tahun. Sampel diambil dari empat kebun
petani, masing-masing kebun 20 tanaman dan masing-masing tanaman diambil dua buah
pepaya hermaprodit.
Pengamatan kondisi tanaman papaya berdasarkan Descriptor for Papaya dari
IBPGR terdiri atas pengamatan peubah vegetatif, generatif, dan kualitas buah. Peubah
vegetatif seperti : (1) diameter batang (mm) yang diukur pada ketinggian 15 cm, 50, dan 100
cm dari permukaan tanah; (2) panjang daun (cm) yang diukur dari pusat daun sampai ujung

378

daun; (3) lebar daun (cm) yang diukur pada bagian daun terlebar; (4) panjang tangkai daun

(cm); (5) jumlah daun dengan menghitung seluruh daun yang memiliki kondisi warna 75%
hijau; (6) tinggi batang dari permukaan tanah sampai buah terbawah; (7) warna batang; (8)
warna daun; (9) warna tangkai daun; (10) bentuk daun. Peubah generatif, antara lain : (1)
tipe bunga dengan menghitung jumlah bunga jantan, betina, dan hermaprodit; (2) ukuran
bunga (mm) dengan mengukur panjang dan lebar bunga jantan dan bunga hermaprodit; dan
(3) jumlah buah di pohon.Peubah kualitas buah, antara lain : (1) Bobot buah (g); (2)
kekerasan ujung, tengah, pangkal buah (mm/dtk); (3) padatan terlarut total (% Brix); (4) pH
buah; (5) bobot total biji (g); (6) bobot 100 biji (g); (7) diameter buah (cm) yang diukur pada
ujung, tengah, pangkal buah (cm); (8) warna kulit buah saat buah matang; dan (9) warna
daging buah saat buah matang.
Analisis Data
1. Pengujian kehomogenan ragam
Data dianalisis dengan uji Bartlett untuk mengetahui kehomogenan ragam empat
populasi pepaya. Pada output pengujian ini dihasilkan dua nilai

P-value, apabila

p-value > α maka disimpulkan bahwa ragam homogen. Sebaliknya jika p-value < α
maka disimpulkan bahwa ragam tidak homogen.
2. Uji beda nilai tengah dua musim

3. Uji korelasi
Korelasi merupakan suatu pengukuran derajat keterikatan secara linier antara dua
peubah. Koefisien korelasi (r) berkisar antara -1 sampai +1. Jika r = -1 terdapat
hubungan negatif sempurna pada dua peubah dan jika r = + maka hubungan positif
sempurna.
4. Anaisis cluster
Analisis cluster merupakan teknik multivariat yang mempunyai tujuan utama untuk
mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Analisis
cluster mengklasifikasi objek sehingga setiap objek yang paling dekat kesamaannya
dengan objek lain berada dalam cluster yang sama.
Keempat analisis data ini menggunakan program komputer Minitab 14.
Hasil dan Pembahasan
Karakterisasi Kuantitatif
Berdasarkan hasil uji kehomogenan ragam di empat lokasi pepaya di wilayah Bogor
pada dua musim (Tabel 1) menunjukkan 21 karakter memiliki ragam homogen pada kedua
musim. Peubah yang memiliki ragam tidak homogen diduga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan interaksi faktor genetik dengan lingkungan. Menurut Allard (1960),
keragaman fenotipik terdiri atas keragaman genetik, lingkungan, dan interaksi keduanya.
Keragaman yang diamati dalam populasi merupakan hasil perbedaan lingkungan di
lapangan tempat tanaman tumbuh (Hartana, 1992). Peubah yang memiliki ragam homogen


379

pada kedua musim, dilakukan analisis lebih lanjut yaitu analisis uji beda nilai tengah (Tabel
2).
Tabel 1. Rekapitulasi hasil uji kehomogenan ragam karakter kuantitatif pepaya di empat
lokasi di wilayah bogor pada dua musim.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Karakter
Peubah vegetatif
Diameter batang (15 cm)
Diameter batang (50 cm)

Diameter batang (100 cm)
Panjang daun
Lebar daun
Panjang tangkai daun
Jumlah daun
Tinggi batang ke buah terbawah
Peubah generatif
Jumlah bunga jantan
Jumlah bunga betina
Jumlah bunga hermaprodit
Panjang bunga jantan
Panjang bunga hermaprodit
Lebar bunga jantan
Lebar bunga hermaprodit
Jumlah buah
Peubah kualitas buah
Bobot buah
Kekerasan ujung buah
Kekerasan tengah buah
Kekerasan pangkal buah

Padatan Terlarut Total (PTT)
pH buah
Bobot total biji
Bobot 100 biji
Diameter ujung buah
Diameter tengah buah
Diameter pangkal buah

P-Value Musim I

P-Value Musim II

0.037
0.281
0.423
0.124
0.671
0.076
0.085
0.516


0.011
0.019
0.243
0.044
0.045
0.044
0.921
0.893

0.000**
0.890
0.000**
0.190
0.000**
0.158
0.000**
0.343

0.237
0.580
0.175
0.066
0.000**
0.005**
0.005**
0.041

0.434
0.018
0.486
0.600
0.099
0.229
0.154
0.008**
0.958
0.421
0.017

0.824
0.996
0.476
0.801
0.047
0.904
0.676
0.335
0.372
0.845
0.647

Keterangan : **Berbeda nyata pada taraf 1%

Berdasarkan Tabel 2, nilai tengah peubah bobot buah dan diameter tengah buah
menunjukkan nilai tidak beda nyata pada kedua musim. Peubah lebar daun memiliki nilai
koefisien keragaman yang cenderung stabil pada kedua musim. Nilai koefisien keragaman
menurut Gomez dan Gomez (1995), menunjukkan tingkat ketepatan dengan perlakuan yang
diperbandingkan. Menurut Francis dan Kennenberg (1978) dalam Adie et al.(2004) bahwa
kestabilan genetik dinilai dengan melihat nilai tengah hasil dari setiap genotype dengan
koefisien keragaman yang relatif kecil.

380

Tabel 2. Rekapitulasi hasil uji beda nilai tengah karakter kuantitatif papaya empat lokasi di
wilayah Bogor pada dua musim.
Karakter

No

Peubah vegetatif
Diameter batang (15 cm)
Diameter batang (50 cm)
Diameter batang (100 cm)
Panjang daun (cm)
Lebar daun (cm)
Panjang tangkai daun (cm)
Jumlah daun
Tinggi batang ke buah terbawah (cm)
Peubah generatif
Jumlah bunga betina
Panjang bunga jantan (cm)
Jumlah buah
Peubah kualitas buah
Bobot buah
Kekerasan ujung buah (mm/dtk)
Kekerasan tengah buah (mm/dtk)
Kekerasan pangkal buah (mm/dtk)
Padatan Terlarut Total (%Brix)
pH buah
Bobot total biji
Diameter ujung buah (cm)
Diameter tengah buah (cm)
Diameter pangkal buah (cm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Musim I
Rataan KK (%)

Musim II
Rataan KK (%)

p-value

121.00
104.00
89.90
50.96
70.77
80.95
28.90
184.10

12.80
9.80
11.60
8.70
9.50
8.70
22.80
19.30

143.10
123.10
108.40
51.18
73.16
78.05
20.81
322.70

13.70
13.30
14.90
12.70
9.80
10.80
16.00
9.30

**
**
**
tn
tn
tn
**
**

2.55
3.83
18.16

9.20
14.10
35.30

2.62
3.20
9.65

5.90
9.30
5.70

tn
**
**

2264.00
0.77
0.75
0.77
8.93
6.17
9.72
11.01
12.73
9.27

26.80
8.30
7.80
7.10
11.80
2.20
39.10
13.90
9.80
10.20

2154.00
0.68
0.66
0.65
10.16
5.60
9.69
11.85
12.65
10.29

27.90
14.20
14.00
16.80
10.00
3.00
39.00
15.50
13.50
14.90

tn
**
**
**
**
**
tn
**
tn
**

Keterangan : **Berbeda nyata pada taraf 1%, tn (tidak nyata pada taraf 1%)

Hasil uji korelasi menunjukkan semakin besar panjang daun maka diameter tengah
buah dan bobot buah akan semakin besar (Tabel 3). Hal sama juga diungkapkan oleh
Muttaqin (2003) dan Rosa (2004) bahwa karakter panjang dan lebar daun berpengaruh
nyata terhadap produksi buah. Hai ini diduga semakin besar panjang dan lebar daun,
asimilat yang dihasilkan akan semakin besar terkait dengan proses fotosintesis. Karakter
yang memiliki nilai koefisien korelasi negatif pada dua musim pertama, kedua, dan
gabungan kedua musim, yaitu jumlah buah dengan bobot buah.
Tabel 3. Rekapitulasi hasil uji korelasi antar karakter kuantitatif pepaya di empat lokasi di
wilayah Bogor pada dua musim
No.
1
2
3
4
5
6

Karakter
Jumlah buah dengan panjang tangkai buah
Diameter tengah buah dengan panjang daun
Diameter tengah buah dengan lebar daun
Bobot buah dengan panjang daun
Bobot buah dengan lebar daun
Diameter ujung buah dengan panjang daun

M1
0.225**
0.136
0.184
0.327**
0.244*
0.276*

Korelasi
M2
0.505**
0.402**
0.001
0.564**
0.087
0.612**

Gab. 2 Musim
0.395**
0.499**
0.113
0.455**
0.144
0.400**

381

7
8
9
10

Diameter ujung buah dengan lebar daun
Diameter pangkal buah dengan panjang daun
Diameter pangkal buah dengan lebar daun
Jumlah buah dengan bobot buah

Keterangan:

*)

Berkolerasi nyata pada taraf 5%,

**)

1.171
0.350**
1.48
-0.53**

0.088
0.509**
0.02
-0.15

0.195*
0.306**
0.125
-0.239**

berkolerasi nyata pada taraf 1%

Dendogram di bawah ini (Gambar 1) memperlihatkan bahwa pada tingkat kemiripan
99.71% atau tingkat keragaman genetik 0.29%, terbentuk dua cluster besar yaitu Cibatok,
Cibodas, Sukaraja (cluster 1) dan Cibeuteung (cluster 2). Hal ini menunjukkan bahwa
populasi pepaya wilayah Bogor diduga berasal dari satu induk.

Gambar 1. Dendogram keragaman morfologi papaya di empat lokasi di wilayah Bogor pada
dua musim.
Karakterisasi Kualitatif
Secara keseluruhan karakter warna daging buah pada saat buah matang sudah
sama untuk kedua musim tersebut, kecuali di lokasi Cibodas (Tabel 4). Pepaya di lokasi
Cibeuteung memiliki warna daging buah orange-merah untuk kedua musim. Persamaan
penampilan fenotipik untuk karakter kualitatif pada dua musim, menandakan bahwa karakter
kualitatif tersebut dikendalikan oleh gen mayor sehingga pengaruh lingkungan kecil.

382

Tabel 4. Rekapitulasi hasil pengamatan karakter kualitatif pepaya di empat lokasi di wilayah
Bogor pada dua musim
No.

Karakter

1

2

3

4

5

Lokasi
Cibodas

Cibatok

Cibeuteung

Sukaraja

Warna batang
M1

Coklat keabuan

Coklat keabuan

M2

Coklat keabuan

Coklat
keabuan
Coklat
keabuan

Coklat
keabuan
Coklat
keabuan

Coklat keabuan

Warna daun
M1

Hijau

Hijau

Hijau muda

Hijau tua

M2
Warna tangkai
daun
M1

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau tua

Hijau dengan
bayangan merah

Hijau

Hijau

M2

Hijau dengan
bayangan merah

Hijau

Hijau dengan
bayangan
merah
Hijau dengan
bayangan
merah

Warna kulit
buah
M1

Hijau kekuningan

Kuning tua

Kunig tua

M2

Hijau kekuningan

Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan

Hijau
kekuningan

Hijau
kekuningan

Hijau

Warna daging
buah
M1

Kuning-orange

Jingga

Merah-orange

Jingga

M2

Merah-orange

Jingga

Merah-orange

Jingga

Kesimpulan
Nilai tengah karakter papaya yang diamati di empat lokasi pada kedua musim
menunjukkan bahwa karakter jumlah buah, Padatan Terlarut Total, diameter ujung dan
pangkal buah menunjukkan ketidakstabilan hasil. Nilai karakter bobot buah dan diameter
tengah buah menunjukkan nilai yang stabil. Pada tingkat kemiripan 99.71% terdapat dua
cluster besar yaitu Cibodas, Cibatok, dan Sukaraja (cluster 1) dan Cibeuteung (cluster 2).
Ucapan Terima Kasih
Penelitian ini dibiayai oleh Pusat Kajian Hortikultura, IPB.Saya ucapkan banyak
terimakasih kepada para petani pepaya di Cibodas, Cibatok, Cibeuteung, dan Sukaraja atas
kesediaan dan kerjasamanya dalam penelitian ini.

383

Daftar Pustaka
Adie, M.M, G.W.A. Susanto, dan Suyamto. 2004. Stabilitas hasil beberapa galur harapan
kedelai di lahan sawah. J. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 23(1) : 44-48.
Allard, R.W. 1960. Principles of Plant Breeding. John Wiley & Sons, NewYork.
Gomez, K.A dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur statistika untuk penelitian pertanian. Edisi
Kedua. UI Press. Jakarta. 698 hal.
Hartana, A. 1992. Genetika tumbuhan.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dikti,
Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, IPB. Bogor. 141 hal
IBPGRI. 1998. Descriptor for papaya international board for plant genetic resource. Rome.
Muttaqin, T. 2003. Evaluasi beberapa karakter morfologi 19 genotipe pepaya (Carica papaya
L.) hasil pemuliaan balitbu solok. Skripsi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Rosa, M. 2004. Keragaan morfologi dan kualitas buah pepaya dari empat lokasi di wilayah
bogor. Skripsi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.

384

:

Bukittinggi 23-25 September 2014

Tema

:“Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam
Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika
Berkelanjutan”

Diselenggarakan Oleh:

BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH TROPIKA
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2015

ISBN : 978-979-1465-43-4

PROSIDING
Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II
Bukittinggi, 23 – 25 September 2014

X, 1270 halaman, 2015
Penyunting Pelaksana

:

Dr. A. Soemargono
Dr. Muryati, MP.
Ir. Sri Hadiati, MP.
Dr. Martias, MP.
Dr. Agus Sutanto, MSc.
Ir. NLP. Indriyani, MP.
Dra. Jumjunidang, M.Si

Setting Layout

:

M. Nufur, AM.d
Ismuharti, AM.d

Diterbitkan oleh

:

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika
Jl. Raya Solok–Aripan Km 8, Kotak Pos 5 Solok
Sumatera Barat 27301
Telphon : 0755-20137, Faximili : 0755-20592,
Website: www.balitbu.litbang.pertanian.go.id,
E-mail: balitbu@litbang.pertanian.go.id

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang Maha Kuasa, Prosiding Seminar Nasional Buah Tropika
Nusantara II telah dapat diselesaikan dengan baik. Seminar
Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 23-25 September
2014 di hotel The Hills Bukittingi dengan tema:“Dukungan
Teknologi

dan

Hasil

Penelitian

dalam

Membangun

Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan” bertujuan untuk: (1)
Menginformasikan

hasil-hasil

penelitian

tanaman

buah

tropika,

(2)

Mensosialisasikan dan mengkomunikasikan isu-isu terbaru dalam perbuahan
nasional, (3) Mengidentifikasi peluang konservasi, perbenihan, pengolahan dan
pemasaran buah tropika dalam mewujudkan pertanian bio-industri berkelanjutan, (4)
Mendapatkan umpan balik, masukan, tindak lanjut dari pengguna terhadap
penerapan science, innovation, and networks dalam pengembangan buah tropika
dan (5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Karya Tulis Ilmiah (KTI) komoditas
tanaman buah pada jurnal Nasional dan Internasional.
Beberapa rumusan yang telah dihasilkan dalam Seminar Nasional tersebut, berupa
rangkuman inovasi dan teknologi buah-buahan yang dihasilkan oleh berbagai
lembaga penelitian, dapat ditingkatkan aplikasinya guna membangun pertanian Bioindustri buah tropika secara berkelanjutan.
Makalah yang disampaikan dalam seminar ini disusun dalam Prosiding Seminar
Nasional Buah Tropika Nusantara II yang terdiri dari dua bundel. Semua naskah
dalam prosiding telah dipresentasikan dalam seminar tersebut, baik secara oral
maupun poster dan telah melalui proses evaluasi dan editing oleh tim penyunting.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan Prosiding Seminar Nasional Buah
Tropika Nusantara II ini. Semoga prosiding ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
yang membutuhkan.
Jakarta, April 2015
Kepala Pusat,
Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc.
NIP.: 19591010 198603 1 002

i

ii

SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Dalam
SEMINAR BUAH TROPIKA NUSANTARA KEDUA
BUKITTINGGI, 23-25 SEPTEMBER 2014
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati,


Direktur Jenderal Hortikultura,



Para pejabat yang mewakili eselon I lingkup Kementan,



Kepala Dinas Propinsi Sumatera Barat



Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam



Dekan Fakultas Pertanian UNAND, UMMY, Politani



Para Narasumber



Kepala Pusat/Puslitbang dan Balai Besar lingkup Badan Litbang Pertanian;



Serta Para Kepala BPTP, Balai Penelitian, Peneliti, Perekayasa, Penyuluh dan Hadirin
yang berbahagia,

Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan kesehatan kepada kita semua sehingga dapat berkumpul pada
acara “Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II” dengan tema “Dukungan teknologi dan
hasil penelitian dalam membangun pertanian bio-industri buah tropika berkelanjutan”. Juga
tidak lupa disampaikan salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membimbing umat manusia menuju jalan yang terang.
Hadirin yang saya hormati,
Pada pagi hari ini kita menghadiri seminar buah tropika nusantara yang kedua yang
merupakan salah satu rangkaian dari Pekan Bakti Agroinovasi dalam rangka hari ulang
tahun Badan Litbang Pertanian ke 40. Topik Bio-industri pertanian memang sengaja
diangkat pada seminar ini dengan tujuan untuk menghimpun informasi sejauh mana hasilhasil penelitian bio industri tanaman buah tropika telah dilakukan. Hal ini penting untuk
dilakukan guna mendukung program Kementerian Pertanian tahun-tahun berikutnya yang
menekankan pada pertanian bio-industri berkelanjutan.
Para hadirin sekalian,
Bidang pertanian saat ini sedang menghadapi permasalahan dan tantangan yang cukup
berat, yaitu berkurangnya areal pertanian, berkurangnya sumberdaya air, pemanasan
global, pencemaran lingkungan, dan pertumbuhan penduduk. FAO memperkirakan bahwa

iii

produktivitas pertanian harus dua kali lipat pada tahun 2025 untuk memenuhi peningkatan
permintaan pangan akibat pertumbuhan populasi penduduk dan penurunan sumberdaya
pertanian. Oleh karena itu tantangan terbesar adalah bagaimana menghasilkan pangan
dengan efisiensi tinggi namun dengan dampak lingkungan minimal.
Para hadirin sekalian,
Terkait dengan buah-buahan, daya saing buah tropika Indonesia masih rendah terutama
untuk pasar ekspor. Hal ini dikarenakan belum optimalnya (1) kuantitas produksi sehingga
berpengaruh pada pemenuhan kuota permintaan dan kontinyuitas suplai, (2) kualitas
produksi yang berpengaruh pada tingkat kesukaan konsumen, (3) penanganan pascapanen
yang terutama berkaitan dengan daya simpan buah. Kesemua ini terjadi karena sebagian
besar buah tropika Indonesia dihasilkan dari lahan pekarangan atau hutan yang umumnya
belum menerapkan teknologi rekomendasi. Tanaman biasanya dirawat dengan teknologi
sekedarnya dan beragam sehingga menghasilkan kuantitas dan kualitas produksi yang
beragam pula. Sehingga bila dihubungkan dengan persyaratan pasar biasanya hanya sedikit
yang memenuhi syarat terutama untuk pasar ekspor, yaitu hanya sekitar 10-15%.
Rendahnya daya saing buah tropika terlihat dari data ekspor impor tahun 2012, dimana
volume ekspor sebesar 216.752 ton dengan nilai U$ 227.403.266 sedangkan volume impor
sebesar 885.174 ton dengan nilai U$ 963.684.451. Kondisi ini menjadi tantangan bagi kita
semua untuk meningkatkan daya saing buah tropika Indonesia sehingga mampu bersaing
dengan buah dari negara lain.
Para hadirin yang berbahagia,
Arah kebijakan dan strategi pembangunan hortikultura, termasuk buah-buahan, mengacu
pada arah visi, misi, dan sasaran utama pembangunan pertanian dalam SIPP 2013-2045.
Pembangunan hortikultura ke depan diarahkan untuk mewujudkan sistem hortikultura yang
mandiri, maju, adil dan makmur. Pembangunan hortikultura harus mengarah pada
terwujudnya sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam produk
bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati tropika. Program dan kegiatan utama litbang
pertanian adalah melaksanakan penelitian untuk menjawab berbagai permasalahan yang
dihadapi, sehingga porsi utama alokasi sumberdaya harus difokuskan untuk melaksanakan
kegiatan penelitian yang menghasilkan invensi dan inovasi terobosan. Keunggulan
pembangunan hortikultura di dalam negeri dalam era persaingan global haruslah didasarkan
pada potensi sumberdaya tropika untuk menghasilkan biomassa dan dijadikan sebagai basis
keunggulan kompetitif dalam bioekonomi. Pembangunan hortikultra dilandasi oleh
keunggulan kawasan tropika yang secara alami merupakan kawasan yang efektivitas dan
produktivitas dalam pemanfaatan energi matahari melalui proses budidaya dan bioenjinering
hayati untuk menghasilkan biomassa dan energi yang siap pakai. Pembangunan subsektor
hortikultura harus diarahkan pada terwujudnya sistem pertanian yang berdaya saing global
serta mampu memberi kontribusi nyata terhadap peningkatan pendapatan petani, nilai

iv

ekspor dan mendorong berkembangnya pusat pertumbuhan ekonomi berbasis bioindustri di
daerah.
Para hadirin sekalian,
Memasuki periode pembangunan tahun 2015 – 2019, Badan Litbang Pertanian menempuh
pendekatan 9 sistem inovasi sesuai dengan segmentasi sistem agribisnis, yaitu (1)
Pengelolaan Sumber Daya, (2) Sistem Produksi, (3) Pasca Panen/Pengolahan, (4)
Logistik/Distribusi, (5) Pengelolaan Lingkungan, (6) Pemasaran hasil, (7) Inovasi
Kelembagaan, (8) Dukungan Manajemen, dan (9) Blok Program. Sistem inovasi tersebut
diselaraskan dengan konsep bioekonomi yang bertumpu pada bidang bioteknologi dan
bioenjinering. Di dalam menerapkan 9 sistem inovasi tersebut, Badan Litbang Pertanian
mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai instansi terkait di dalam maupun luar
negeri. Hal ini sejalan dengan tagline Badan Litbang Pertanian yaitu Science, Innovation,
dan Network yang mengimplementasikan keterpaduan hulu – hilir dalam penciptaan invensi
dan pengembangan inovasi melalui sinergi sistem litkajibangdiklatluhrap.
Para hadirin yang saya hormati,
Demikian sambutan yang bisa saya sampaikan pada hari ini. Mudah-mudahan dari kegiatan
seminar dapat dihimpun semua teknologi inovasi mendukung pertanian bio-industri
sekaligus masukan/saran/pendapat agar pertanian bio-industri berkelanjutan terutama untuk
perbuahan

dapat

diwujudkan.

Dengan

mengucap

Bismilahirrohmanirrohim

seminar

“Dukungan teknologi dan hasil penelitian dalam membangun pertanian bio-industri buah
tropika berkelanjutan” dengan ini secara resmi dibuka.

Wabillahi taufiq Walhidayah,
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,

Bukittinggi, 23 September 2014
Kepala Badan Litbang Pertanian
Dr. Haryono, MSc

v

vi

DAFTAR ISI

Hal

1.

2.
3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.
16.

KATA PENGANTAR
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN
DAFTAR ISI
MAKALAH UTAMA
System Approach Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan
Sekretaris Badan Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian
Dr. Agung Hendriadi
Konsep Dan Penerapan Sistem Pertanian-bioindustri Berkelanjutan
Prof. Dr. Pantjar Simatupang
Penelitian Tanaman Buah Menuju Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc.
Status Dan Arah Pengembangan Kawasan Buah-buahan Di Indonesia
Direktur Budidaya dan Pasca Panen Buah
Ir. Rahman Pinem, MM
Inovasi Alat dan Mesin Pertanian Dalam Meningkatkan Mutu dan Nilai
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
Dr. Astu Unadi, M.Eng
Dukungan Teknologi Pascapanen Dalam Meningkatkan Nilai Tambah Produk
Buah Tropika Dan Pertanian Bio-industri
Balai Besar Pasca PanenPertanian
Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT
Peranan PKHT-IPB dalam Pengembangan Tanaman Buah
Pusat Kajian Hortikultura Tropika
Dr. Darda Efendi
Peluang, Tantangan dan Upaya Mendorong Pengembangan Bio-Industri
Tanaman Buah Indonesia Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN
Prof. Dr. Roedhy Poerwanto
Model Pembangunan Pertanian Bio-industri Berbasis Pertanian
PT. Great Giant Pineapple
Ruslan Krisno dan Supriyono Loekito
Potensi Pasar dan Daya Saing Buah Indonesia pada Era Pasar Global
ASEIBSSINDO
SDG dan Pemuliaan
Konservasi Jangka Pendek Secara In Vitro Sumber Daya Genetik Pisang
Menggunakan Media dengan Berbagai Tekanan Osmotik dan Penyimapanan
Suhu Rendah
Wiwik Hardaningsih dan Muzakkir
Diversitas Tanaman Buah di Lahan Pekarangan Sumatera Barat (Diversity of
Fruit Crops in Home Garden of West Sumatera)
Hardiyanto dan Nirmala Friyanti Devy
Penerapan Konsep Community Based Biodiversity Management (CBM) dalam
Konservasi Sumber Daya Genetik Garcinia sp Mendukung Pertanian
Bioindustri
Idha Widi Arsanti dan Ellina Mansyah
Karakterisasi 25 Klon Mangga untuk Perbaikan Varietas Mangga Gedong
Gincu
Karsinah, Rebin, Sri Hadiati, Kusrini Setyowati, dan M. Jawal Anwaruddin Syah
Aegle marmelos (L.) Corr.: Peningkatan Potensi Buah Lokal Indonesia
Fitri Fatma Wardani, Frisca Damayanti, dan Inggit Puji Astuti
Mangifera pajang Kostermann: Mangga Liar Endemik Borneo yang Kritis di
Alam dan Persebarannya di Kalimantan
Inggit Puji Astuti dan Reni Lestari

i
iii
vii

1
9

37

71

83

103

137

165

183
191

199

209

221

231
239

245

vii

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.
24.
25.

26.
27.
28.

29.

30.

31.
32.

33.

34.

35.

36.

37.

viii

Inventarisasi dan Karakterisasi Morfologi Tanaman Durian (Durio zibethinus)
di Langkahan dan Sawang Kabupaten Aceh Utara.
Rd. Selvy Handayani dan Ismadi
Analisis Keragaman Sumber daya Genetik Buah-Buahan di Kabupaten
Karimun Provinsi Kepulauan Riau melalui Pendekatan Indeks Shanon dan
Koofisien Sorenson
Dahono, Yayu Zurriyati dan Lutfi Izhar
Keanekaragaman Gandaria (Bouea oppositifolia (Roxb.) Adelb.,
Anacardiaceae) Asal Sumatra dan Kebun Raya Bogor
Tri Harsono, Nursahara Pasaribu, Sobir, Fitmawati, Yusron E. Ritonga
Karakterisasi dan evaluasi Koleksi Plasma Nutfah Durian Berdasarkan
Karakter Morfologi Buah
Sri Hadiati, S., F. Nasution dan D. Sunarwati
Pendugaan Keragaman Garcinia sp dan Nephelium sp di Propinsi Sumatera
Barat dan Jambi serta Potensi Pemanfaatannya dalam Pertanian Bioindustri,
Ellina Mansyah dan Edison Hs
Karakterisasi Beberapa Aksesi Indigenous Durian di Kabupaten Katingan
Provinsi Kalimantan Tengah
Ni Luh Putu Indriyani dan Sri Hadiati
Seleksi Karakter Agronomis beberapa Hasil Persilangan Pepaya,
Sunyoto, Tri Budiyanti, Liza Octriana, dan Dewi Fatria
Karakterisasi Buah Galur Melon Generasi Lanjut
Makful, Hendri, Sunyoto dan Sahlan
Performa Beberapa Galur Harapan Melon Serta Prospeknya Sebagai Calon
Kultivar Unggul Baru
Suharyon Mayunar dan Busyra
Teknologi Genomika Untuk Akselerasi Pemuliaan Tanaman Buah Tahunan
I Made Tasma dan Puji Lestari
Analisis Sidik Jari DNA pada Mangga (Mangifera indica L.)
Puji Lestari, Reflinur dan I Made Tasma
Konservasi In Vitro Tanaman Jeruk (Citrus sp.) dan Pengaruhnya Terhadap
Stabilitas Genetik
Farida Yulianti, F. Devy
Sebaran dan Keragaman Plasma Nutfah Jenis Buah-buahan di Kalimantan
Selatan
Aidi Noor dan Rina Dirgahayu Ningsih
Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Pepaya Di Empat Lokasi di Wilayah
Bogor pada Dua Musim
Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati
Morfogenesis Aksis Bunga Pisang Kepok Kuning dan Kluthuk Awu
Ika Roostika, Suci Rahayu, Edison, Agus Sutanto
Kajian Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Lokal Tanaman
Buah-Buahan di Bali
I Gusti Komang Dana Arsana
Eksplorasi dan Karakterisasi Duku (Lansium sp.) Unggulan Lokal Kabupaten
Dharmasraya
Edison, HS, Catur Hermanto, dan Titin Purnama
Pemanfaatan SNP berbasis Gen Spesifik sebagai Marka Molekuler yang
Menunjang Program Pemuliaan Tanaman Buah Tropika
Agus Sutanto
Studi Keragaman Genetik Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.)
Berdasarkan Marka Morfologi
Sulassih, Sobir, Santosa E, Tirtawinata MR
Keanekaragaman Spesies Tanaman Pekarangan di Wilayah Pedesaan di
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur)
Noor Roufiq Ahmadi dan Farid R. Abadi
Potensi dan Konservasi Durian Hutan Kalimantan (Durio kutejensis)
Tri Atmoko

253

263

271

279

289

301
307
319

331
341
351

361

367

377
385

393

401

407

417

425
437

38.

39.

40.

41.

42.

43.

Inventarisasi dan Prospek pengembangan Sumber Daya Genetik Tanaman
Buah spesifik Kabupaten Muaro Jambi Propinsi Jambi
Julistia B, Desi Hernita dan Endrizal
Kajian Dampak Deforestasi terhadap Ancaman Kepunahan Sumber Daya
Genetik Buah-Buahan Tropika Nasional
Dian Kurniasih
Pendugaan Nilai Heterosis dan Heterobeltiosis Pepaya Koleksi Balitbu
Tropika di Kebun Percobaan Subang
Noflindawati dan Dewi Fatria
BUDIDAYA
Pengaruh Sumber Eksplan dan Teknik Sterilisasi pada Perbanyakan Tin
(Ficus carica) melalui Kultur Jaringan
Agustina E. Marpaung , Rina C. Hutabarat dan Liza Octriana
Pengaruh Kombinasi Benzil Amino Purin (BAP) dan Napthalene Acetic Acid
(NAA) terhadap Pertumbuhan Kultur Tunas Manggis (Garcinia mangostana L.)
Andre Sparta dan Rahayu Triatminingsih
Induksi dan Pendewasaan Embrio Somatik Asal Eksplan Tangkai Benang Sari
Durian

Rahayu Triatminingsih, Yosi Zendra Joni dan Ida Fitrianingsih
44.
45.

46.

Regenerasi Manggis (Garcinia mangostana L.) Melalui Embriogenesis Somatik
Yosi Zendra Joni, Darda Efendi, dan Ika Roostika
Evaluasi Aplikasi Perbanyakan Bibit Jeruk Melalui Embriogenesis Somatik
(SE) Secara In Vitro
Nirmala Friyanti Devy dan Hardiyanto
Induksi Kalus Embriogenik Jeruk Siam Medan Triploid Sebagai Eksplan dalam
Transformasi Gen Ap1 dan Lfy untuk Memperpendek Fase Juvenil

Mia Kosmiatin, Diani Damayanti, Ali Husni
47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.
55.

56.
57.

Studi Pendahuluan : Perkembangan Jaringan Endosperma dan Induksi
Pembentukan Kalus dari Endosperma Jeruk Siam (Citrus nobilis L)
M. Kosmiatin, A. Husni dan A. Purwito
Efek Pemberian Kapur Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pisang pada
Lahan Marjinal di Kalimantan Timur
Irwan Muas, Jumjunidang, Hendri, D.Emilda dan D. Fatria
Keragaman Pertumbuhan Beberapa Varietas Manggis (Garcinia mangostana
L.)
Djoko Mulyono, M. Jawal Anwarudin Syah, Adhitya Marendra Kiloes
Perencanaan Kebun Buah Tropika di Kawasan Pusat Inovasi Agroteknologi
(Piat) Ugm Mangunan Girirejo Kabupaten Bantul Yogyakarta
Siti Nurul Rofiqo Irwan, Taryono, Susilo, ErlinaAmbarwati, Sri Trisnowati, Rohlan
Rogomulyo, Dyah Wenny Respatie
Status Budidaya dan Harapan Pelaku Usaha Durian Terhadap Idiotipe Durian
Nasional
Panca J. Santoso dan Fitriana Nasution
Pengaruh Jenis Pembungkus dan Saat Pembungkusan Terhadap Kehilangan
Hasil dan Kualitas Buah Mangga Arumanis
Rebin, Karsinah, A. Soemargono, Djoko Sudarso dan Kusrini Setyowati
Aktivitas Fotosintesis Bibit Durian (Durio zibethinus Murr.) ’Monthong’ yang
disemprot Giberelin
Nursuhud, Liferdi, dan Andina Sukmabudiarto
Induksi Pembungaan Hylocereus undatus di Luar Musim dengan Penyinaran
Palupi, ER, dan Farida, S
Kalender Budidaya Durian TM: Panduan Budidaya Durian Masa Produksi
Selama Satu Tahun
Panca Jarot Santoso
Efek Pembungkusan terhadap Kandungan Nutrisi Buah Mangga Hibrida
Syarif Husen, Kuswanto, Rebin
Pengaruh Dosis Iradiasi Sinar Gamma terhadap Pertumbuhan Benih
Sambungan Mangga (Mangifera indica L.)
Karsinah, NLP. Indriyani, dan Sukartini

449

457

465

471

479

487
495

505

517

527

535

555

563

571

579

587
593

601
609

619

ix

58.

59.

x

Pengaruh Panjang Entris Terhadap Keberhasilan Penyambungan Benih Sirsak
var. Ratu
Sudjijo
Studi Komparasi Struktur Anatomi Perikarp Durian (Durio zibethinus Murr.)
Tahan Simpan dan Tidak Tahan Simpan Asal Pulau Bengkalis Provinsi Riau
Fitmawati, Liastiana Aisyah, and Dyah Iriani1)

625

631