Cemilan Jepang di Empat Musim

BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Pengertian Cemilan Jepang
Cemilan, makanan ringan ataukudapan adalah istilah bagi makanan yang
bukan merupakan menu utama (makan pagi, makan siang atau makan
malam).Makanan yang dianggap makanan ringan merupakan makanan untuk
menghilangkan rasa laparsementara waktu, memberi sedikit pasokan tenaga ke
tubuh, atau sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya.Di Jepang sendiri
terdapat waktu khusus untuk menyantap cemilan yang disebut dengan
oyatsu.Oyatsu merupakan suatu tradisi kebiasaan masyarakat Jepang yang masih
dilaksanakan hingga saat ini.Oyatsu sendiri berasal dari kata yatsu yaitu empat.
Dapat diartikan pula bahwa oyatsu adalah cemilan sore yang dihidangkan sekitar
jam 4 atau kira-kira jam 3. Jenis oyatsu yang dihidangkan biasanya berupa
cemilan khas Jepang seperti taiyaki, takoyaki ataupun kue mochi.
Selain yang telah disebutkan diatas, di Jepang terdapat pula cemilan kue
tradisional

yang

disebut


wagashi.Wagashiadalahistilah bahasaJepang untuk kue dan permen tradisional Je
pang. Istilah ini digunakan untuk membedakan kue tradisional Jepang dengan kue
dan permen dari Barat yang diperkenalkan orang Eropa ke Jepang sejak zaman
Meiji. Kue dariTiongkok yang diperkenalkan duta kaisar ke Dinasti Tang, dan kue
yang

disebut namban-gashi yang

diperkenalkan

misionarisdari Eropa juga

digolongkan ke dalam wagashi.Kue tradisional Jepang yang digolongkan ke
dalam wagashi umumnya adalah seperti mochi, manju, dangodan buah kering.

4
Universitas Sumatera Utara

Wagashi juga mempunyai lima jenis rasa dan sensasi yang berbeda satu dengan
yang lainnya, rasa yang berbeda tersebut seperti rasa manis, asam, asin, pahit dan

rasa rempah. Sensasi rasa yang berbeda-beda tersebut bertujuan agar sensasi
perubahan musim dan gambaran keindahan alam empat musim di Jepang dapat
dirasakan oleh orang yang menikmati wagashi tersebut.Di musimpanas, misalnya,
bentuk dan warna wagashi harus mencerminkan kesejukan bagi orang
yangmelihat. Wagashi musim panas sedapat mungkin terlihat sejuk atau
transparan. Wagashi musiman hanya dapatdinikmati pada musim tertentu. Agaragar mizu

yōkan misalnya,

hanya

tersedia

pada

musim

panas,

atau sakuramochi yang dimakan pada musim semi. Kemudian, kelima rasa yang

terdapat pada wagashi juga mencerminkanlima panca indra, dimana ada sensasi
penglihatan, sensasi pengecapan dengan menikmati rasanya, sensasi pencium
dengan menikmati aroma wagashi yang khas, sensasi indra perasa dengan
merasakan tekstur dari wagashi tersebut, serta ada lagi sensasi pendengaran
dengan cara mendengar sensasi suara yang keluar tatkala menikmati wagashi
tersebut.
Sebagian

besar

wagashi

dibuat

dari

bahan

baku


seperti beras, gandum, kedelai, atau tepung yang dihasilkan dari bahan-bahan
tersebut. Sebelum gula pasir dikenal di Jepang, pembuatan wagashi hingga abad
ke-19 masih menggunakan gula yang tidak dimurnikan dan berwarna cokelat
(brown sugar). Sebelum adanya gula, wagashi hanya berupa buah kering yang
rasanya manis, misalnya buah kesemek kering. Setelah teknik pengolahan
berkembang, masyarakat Jepang mulai mengenal cemilan dari beras yang
ditumbuk seperti mochi dan dango.

5
Universitas Sumatera Utara

Duta kaisar Jepang yang dikirim ke Dinasti Tang membawa pulang kue
dari Tiongkok.Kue-kue tersebut dikenal di Jepang sebagai karagashi (kue Dinasti
Tang). Kue-kue tersebutdibuat dari adonan tepung yang diulen dengan air, dan
digoreng di dalam minyak goreng. Setelah upacara minum teh dikenal di Jepang,
jenis kue wagashi semakin beragam dan teknik pembuatan kue juga semakin
berkembang. Misionaris dari Portugal ikut memperkenalkan kue dari Barat
seperti castella, bolu,
produksi Kyoto yang


dan

permen kompeito.Pada

disebut

kyōgashi

zaman

bersaing

Edo,

dengan

wagashi
wagashi

produksi Edo yang disebut kamigashi. Persaingan di antara keduanya memajukan

seni pembuatan wagashi. Dalam hal bentuk dan rasa, wagashi dari zaman Edo
tidak jauh berbeda dari zaman sekarang.

2.2 Jenis Cemilan Jepang di Empat Musim
Diawali dengan musim semi, sejak era zaman Edo musim semi merupakan
musim dimana masyarakat Jepang sering menyantap oyatsu.Masyarakat Jepang
masih menjalankan tradisi makan cemilan ini bahkan sampai sekarang. Cemilan
manis yang sering mereka santap pada saat musim semi di saat ini dikenal dengan
sakura mochi. Aroma manis pada kue ini datang dari bunga sakura yang dibalur
diatas adonan tepung beras yang diisi selai kacang di dalamnya. Selain itu mereka
juga sering menyantap umeboshi onigiri, ichigo daifuku, sakura mocha taiyaki,
hanami dango, dan lain- lain.
Memasuki musim panas, cemilan yang disantap akan berbeda. Salah satu yang
sangat sering dinikmati pada musim ini adalah es serut (kakigori) dan salah satu

6
Universitas Sumatera Utara

yang sangat direkomendasikan adalah uji kintoki, es serut ini diberi pasta kacang
didasarnya lalu diberi serutan es dan terakhir disirami dengan sirup teh hijau yang

segar. Kemudian ada juga ringo ame, choco banana, jaga bata dan wata-ame
yang sering dinikmati di musim panas.
Pada saat musim gugur tiba, itu berarti waktunya untuk menikmati kastanye,
salah satu varian kastanye adalah kuri kanoko yaitu pasta kacang yang dibentuk
seperti bola dan di baluri dengan manisan kastanye.Lalu ada juga kue dorayaki
dan buah kesemek yang biasa disebut dengan kaki.Musim buah kaki biasanya
dimulai dari akhir musim gugur hingga musim dingin.

Dan di musim terakhir yaitu musim dingin, ada oshiruko yang merupakan
makanan tradisional yang sering disantap masyarakat Jepang.Oshiruko adalah sup
kacang dengan mochi di permukaaannya. Selain itu ada juga taiyaki, yaki imo dan
kabocha no nimono.Cemilan ini sangat nikmat dinikmati untuk menghangatkan
badan di musim dingin.

7
Universitas Sumatera Utara