Prosedur Pemberian Izin Pemasangan Reklame Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 tahun 2011

BAB II
PENGATURAN PEMBERIAN IZIN PEMASANGAN
REKLAMEDI KOTA MEDAN

A. Tujuan dan Fungsi Pemberian Izin Reklame
Secara etimologis, Reklame berasal dari bahasa latin yaitu re yang memilki
arti berulang-ulang dan clamo yang artinya berseru.21 Jika diterjemahkan secara
bebas, reklame berarti menyerukan berulang-ulang. Seruan itu dimaksudkan untuk
menarik perhatian massa setempat. Reklame adalah benda, alat, atau perbuatan
yang menurut bentuk susunan dan atau corak ragamnya dengan maksud untuk
mencari keuntungan (Sales Promotion), digunakan untuk memperkenalkan,
menganjurkan, atau memujikan suatu barang, jasa, atau seseorang yang
ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat
oleh umum.22
Reklame yaitu sebagai pernyataan yang secara sadar ditujukan kepada
publik dalam bentuk apapun juga yang dilakukan oleh seorang peserta lalulintas
perniagaan, yang diarahkan ke arah sasaran memperbesar penjualan barang-barang
atau jasa-jasa yang dimasukkan, oleh pihak yang berkepentingan dalam lalu-lintas
perniagaan. Reklame pada dasarnya adalah salah satu cara yang dilakukan untuk
dapatmemperkenalkan produk yang dimiliki perusahan kepada konsumen
dalam perdagangan.


21

Tohar, M. Membuka Usaha Kecil. Kanisius: Yogyakarta, 2000, hlm 70
Siswosoediro, Henry. S. Mengurus Surat-Surat Perizinan. Visimedia, Jakarta Selatan,
2008, hlm 67.
22

Universitas Sumatera Utara

Reklame dibuat agar dapat menarik perhatian bagi orang yangmembaca atau
melihat sehingga dapat tertarik dengan apa yang dimuat dalam reklame tersebut. 23
Berbicara mengenai reklame apabila dilihat dari istilahnya, reklame berasal dari
bahasa Belanda yaitu reclame yang di ambil atau dikutip dari bahasa Perancis, yaitu
reclamire yang berarti berteriak berulang-ulang. Mungkin pada masa lalu seorang
pejabat atau pengusaha ingin memperkenalkan suatu pengumuman atau peluncuran
produk baru maka dipergunakan alat mirip corong untuk meneriakkan secara
berulang-ulang agar menarik perhatian pendengarnya. Tetapi yang membedakannya
adalah peralatan atau sarana media reklame pada zaman sekarang lebih canggih dan
lebih luas jangkauannya, baik menggunakan media massa elektronik maupun media

cetak.24
Reklame adalah izin yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk
penyelenggaraan reklame.25 Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media
yang

bentuk

dan

corak

ragamnya

dirancang

untuk

tujuan

komersial,


memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian
umum terhadap barang, jasa orang atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar,
dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.26

23

Arsa Bandi, Implementasi Pasal 12 Peraturan Daerah Nomor 16tahun 2008 Terkait
Pelanggaran Izin Pemasanganreklame Di Kabupaten Sampang (Studi di Kantor Pelayanan
Perizinan dan Penanaman Modal,Satpol PP Kabupaten Sampang ), 2012, hlm 7
24
Muhammad Jaiz, 2001, Dasar-Dasar Periklanan, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm. 15
25
Marihot P. Siahaan. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2005, hlm.324
26
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011, Op. Cit, Pasal 1 angka 10.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Spelt dan ten Berge mengatakan bahwa motif-motif untuk
menggunakan sistem izin dapat berupa:27
1. Keinginan untuk mengarahkan (mengendalikan/sturen) aktivitas-aktivitas
tertentu;
2. Mencegah bahaya bagi lingkungan.
3. Keinginan melindungi objek-objek tertentu.
4. Hendak membagi benda-benda yang sedikit.
5. Mengarahkan dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas, yang harus
memenuhi syarat tertentu
Reklame mempunyai fungsi, sebagai aktivitas total yang menyebabkan
dicapainya barang-barang dan jasa-jasa oleh para konsumen dari para produsen
yang dapat dinyatakan sebagai distribusi maka reklame merupakan bagian
daripadanya. Hal tersebut perlu ditekankan oleh karena kalangan tertentu
mengaitkan misi kulturil dengan istilah reklame. Memang perlu diakui bahwa ada
segi kultural pada segala sesuatu yang mempunyai bentuk dan bertujuan untuk
dijangkau oleh telinga dan mata manusia. Selain itu, menurut Mataja, tugas reklame
berkaitan dengan bidang perniagaan, yaitu penjualan.28
Adapun tujuan dari adanya perizinan

reklame oleh Pemerintah Kota


Medan, yaitu
1) Melakukan penataan, penggunaan, pengendalian, dan penerbitan terhadap
usaha penyelenggaraan reklame.

27

Pudyatmoko, Y. Sri. Perizinan. Problem dan Upaya Pembenahan. Grasindo, Jakarta,
2009, hlm. 11
28
Winardi, Promosi dan Reklame, Bandar Maju, Bandung, 2002, hlm. 2

Universitas Sumatera Utara

2) Melakukan pemungutan pajak daerah dalam rangka peningkatan pendapatan
daerah.
Pembagian reklame, yaitu :29
a. Menurut tujuan dan keperluan
1. Reklame Komersial: bertujuan memperkenalkan atau menawarkan barang
atau jasa kepada masyarakat.

2. Reklame Sosial: bertujuan untuk memberitahukan atau himbauan kepada
masyarakat agar berbuat sesuatu.
b. Menurut cara atau media penyampaiannya
1. Reklame Audio: reklame yang disampaikan lewat suara yang diterima
dengan indra pendengaran.
2. Reklame Visual: reklame yang disampaiakan lewat tulisan, gambar, atau
tulisan dan gambar, yang dapat diterima dengan indra penglihatan.
3. Reklame Audio Visual: reklame yang disampaikan lewat tulisan, gambar
dan suara.
c. Menurut tempat pemasangannya
1. Reklame Dalam yaitu reklame yang terdapat di dalam ruangan, seperti di
dalam toko-toko dan gedung-gedung. Reklame ini dapat berbentuk: buku,
televisi, brosur dan majalah.
2. Reklame Luar yaitu reklame yang operasinya di luar ruangan, misalnya:
baliho, poster, pamflet, spanduk dan lain-lain.

29

http://123nadiamunasalma.blogspot.co.id/2013/06/reklame.html, diakses tanggal 1
Februari 2017.


Universitas Sumatera Utara

Jenis-Jenis Reklame Visual, yaitu :30
Reklame visual memiliki jenis yang bermacam-macam seperti:
1. Iklan atau Advertensi
Iklan atau advertensi adalah jenis reklame visual yang berfungsi untuk
memberitahukan kepada masyarakat mengenai barang atau jasa yang dicetak di
media massa seperti surat kabar dan majalah.
2. Poster
Poster adalah jenis reklame visual, berbentuk gambar dan tuliasan yang
berukuran agak besar sehingga memudahkan untuk dibaca pesan reklamenya.
Poster biasanya dipasang di tempat umum yang mudah dilihat orang.
3. Baliho
Baliho adalah jenis reklame visual yang berukuran sangat besar dengan tujuan
agar lebih menarik perhatian masyarakat. Baliho biasanya dipasang di tempat
yang ramai.
4. Spanduk
Spanduk adalah jenis reklame visual terbuat dari kain yang memanjang,
dipasang melintang di atas jalan atau diantara dua tiang. Spanduk dapat berisi

informasi atau pemberitahuan, himbauan, ajakan, atau propaganda hasil produk.
5. Embalase
Embalase adalah jenis reklame visual yang terdapat pada kemasan atau
pembungkus hasil produk yang diperdagangkan. Kemasan suatu produk

30

Ibid

Universitas Sumatera Utara

mempunyai dua fungsi: sebagai pembungkus atau pelindung barang produk dan
sebagai daya tarik dan pemberitahuan kepada konsumen.
6. Etiket atau Label
Etiket atau Label adalah jenis reklame visual yang umumnya terbuat dari
kertas berukuran kecil dan biasanya ditempelkan pada tube atau kemasan produk
seperti vitamin, obat-obatan dan lain-lain. Etiket berisi tentang keterangan atau
identitas produk tersebut.
7. Pamflet
Pamflet adalah jenis reklame visual yang berbentuk gambar dan tulisan pada

lembar kertas berukuran relatif kecil, disebarkan melalui pesawat terbang atau
kendaraan darat dan diberikan kepada setiap orang yang lewat. Pamflet pada
umumnya berisi informasi tentang suatu kegiatan, hiburan dan lain-lain.
8. Plakat
Plakat adalah jenis reklame visual, bentuknya seperti poster tetapi ukurannya
lebih kecil. Plakat biasanya dipasang atau ditempel pada dinding-dinding, pagar
beton, pohon dan sebagainya.
9. Booklet
Booklet adalah jenis reklame visual yang berbentuk buku kecil dangan jumlah
halaman lebih dari dua halaman atau berupa lembaran panjang yang dilipat-lipat.
Booklet dapat berisi informasi tentang suatu kegiatan pameran karya seni rupa,
pendaftaran ke suatu lembaga pendidikan atau informasi lamaran pekerjaan dan
sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

10. Papan Nama
Papan nama adalah jenis reklame visual terbuat dari papan kayu, lembaran
logam seperti seng atau aluminium, atau bahan keras lainnya, yang pada
umumnya bertuliskan nama instansi atau perusahaan, alamat, logo dan

sebagainya. Papan nama biasanya dipasang di depan kantor/instansi atau
perusahaan.
11. Mobile
Mobile adalah jenis reklame visual yang dipasang dengan cara digantungkan
sehingga mudah bergerak bila tertiup angin atau sengaja digerakkan tenaga listrik
atau mesin.
12. Neon Box
Neon Box adalah jenis reklame visual yang terbuat dari sinar lampu yang
tersusun berwarna-warni.
Adapun mengenai pemasangan reklame di Kota Medan sudah diatur
mengenai tempat, jenis, dan ukuran. Hal ini untuk memberikan kenyamanan bagi
masyarakat Kota Medan yang ada di sekitar reklame tersebut, seperti pejalan kaki
dan pedangang.

B. Peraturan yang Mengatur Pemberian Izin Pemasangan Reklame di Kota
Medan
Wewenang merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum
administrasi, karena pemerintahan baru dapat menjalankan fungsinya atas dasar
wewenang yang diperolehnya. Kewenangan adalah kemampuan untuk melakukan


Universitas Sumatera Utara

tindakan hukum tertentu (yaitu tindakan-tindakan yang dimaksud untuk
menimbulkan akibat hukum, yang mencakup timbul lenyapnya akibat hukum
tertentu). Hak berisi kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan
tertentu atau menuntut pihak lain untuk melakukan tindakan tertentu, sedangkan
kewajiban memuat keharusan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan
tertentu.31
Ketentuan perizinan dan penyelenggaraan reklame di Kota Medan diatur
dalam beberapa Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota. Di dalam Peraturan
Walikota Medan No.38 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Penataan reklame adalah
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam rangka
menata reklame yang meliputi perencanaan tata reklame, perizinan reklame,
pengawasan, dan penindakan penyelenggaraan reklame.
Perizinan Reklame yang di dahului dengan Ijin reklame diartikan sebagai
izin yang diperlukan untuk memasang atau mendirikan reklame-reklame. Setiap
penyelenggaraan reklame harus mendapatkan ijin pada pemerintah baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah.
Pengaturan hukum pemberian izin pemasangan reklame di Kota Medan
adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame

31

Ridwan HR, Op.Cit, hlm 102

Universitas Sumatera Utara

4. Peraturan Walikota Medan Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Penataan Reklame
Berdasarkan peraturan-peraturan perundang-undangan tersebut, maka
pemerintah Kota Medan menetapkan tata cara penyelenggaraan reklame mulai dari
proses perizinan sampai pemasangan reklame di lapangan dan ketentuan- ketentuan
serta sanksi atas pelanggaran penyelenggaraan reklame.

C. Instansi yang Berwenang Memberikan Izin Pemasangan Reklame
Pihak yang berwenang mengeluarkan izin adalah pemerintah. Hanya saja
dalam hal yang demikian harus dapat dilihat izin yang bagaimanakah yang
dimohonkan oleh publik, sehingga dengan demikian akan dapat diketahui instansi
pemerintah yang berwenang mengeluarkan izin tersebut. Dalam kajian pihakpihak yang berwenang mengeluarkan izin maka dasarnya yang perlu dikaji adalah
kedudukan aparatur pemerintah yang melakukan tugasnya di bidang administrasi
negara pemberian izin kepada masyarakat. Agar aparatur pemerintah sebagai
bagian dari unsur administrasi negara dapat melaksanakan fungsinya, maka
kepadanya harus diberikan keleluasaan. Keleluasaan ini langsung diberikan oleh
undang-undang itu sendiri kepada penguasa setempat. Hal seperti ini biasanya
disebut dengan kekeluasaan delegasi kepada pemerintah seperti Gubemur,
Bupati/Walikota untuk bertindak atas dasar hukum dan atau dasar kebijaksanaan.
Di samping keleluasaan tali, kepada aparatur pemerintah selaku pelaksana
fungsi dalam administrasi negara juga diberikan suatu pembatasan agar
pelaksanaan perbuatan-perbuatannya itu tidak menjadi apa yang disebut sebagai

Universitas Sumatera Utara

"onrechtmatig overheaddaat". Setidaknya perbuatan itu tidak boleh melawan
hukum baik formil maupun materiil.32
Bentuk pertama dari kebijakan publik yaitu peraturan perundangundangan yang terkodifikasi secara formal dan legal. Untuk itu, baik perda
maupun Peraturan Walikota Medan tersebut merupakan peraturan legal yang
sudah disahkan sebelumnya. Di dalam perda dan peraturan walikota tersebut
disebutkan segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan Perizinan
pemasangan reklame.33 Pelaksanaan pemberian perizinan pemasangan reklame
oleh Badan Pelayanan Perizian Terpadu.
Agar aparatur pemerintah sebagai bagian dari unsur administrasi negara
dapat melaksanakan fungsinya, maka kepadanya harus diberikan keleluasaan.
Keleluasaan ini langsung diberikan oleh undang-undang itu sendiri kepada
penguasa setempat. Hal seperti ini biasanya disebut dengan kekeluasaan delegasi
kepada pemerintah seperti Gubemur, Bupati/Walikota untuk bertindak atas dasar
hukum dan atau dasar kebijaksanaan.
Wewenang merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum
Administrasi, karena pemerintahan baru dapat menjalankan fungsinya atas
dasar wewenang yang diperolehnya. Kewenangan adalah kemampuan untuk
melakukan tindakan hukum tertentu yaitu tindakan-tindakan yang dimaksud
untuk menimbulkan akibat hukum, yang mencakup timbul lenyapnya akibat
hukum tertentu.

32

http://ketergantunganantarnegaraperekonomian.blogspot.co.id/2014/01/hukumperizinan.html, Diakses tanggal 11 Januari 2017.
33
Nugroho, Riant. Public Policy.Jakarta, PT Elex Media Komputindo, 2012, hlm 30

Universitas Sumatera Utara

Hak berisi kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan
tertentu atau menuntut pihak lain untuk melakukan tindakan tertentu, sedangkan
kewajiban memuat keharusan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan
tertentu34

34

Ridwan HR, Op.Cit, hal 102

Universitas Sumatera Utara