Prosedur Pemberian Izin Pemasangan Reklame Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 tahun 2011 Chapter III V
BAB III
PROSEDUR PEMBERIAN IZIN PEMASANGAN REKLAME
BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11
TAHUN 2011 DI KOTA MEDAN
A. Gambaran Umum Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)
1. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)
Kota Medan
Sesuai dengan undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang menegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi
adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
yang semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi,
keadilan dan pemerataan. Sehingga kualitas layanan aparatur pemerintah
kepada masyarakat merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pemerintah Kota Medan membentuk
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) sesuai dengan Peraturan Daerah
Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.
Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi yang menunjukkan
bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima aparatur pemerintah
kepada masyarakat merupakan suatu keharusan dan tidak dapat diabaikan lagi,
karena hal ini adalah merupakan bagian dari tugas dan fungsi pemerintah.
Pelayanan prima kepada masyarakat tersebut diatas tertuang antara lain dalam :
a. GBHN Republik Indonesia Tahun 1999 Bab III.
b. INPRES
Nomor
1
Tahun
1995
tentang
Kualitas
Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat.
c. Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata
laksana Pelayanan Umum.
d. Surat Edaran Menkoswasbangpan Nomor 56/MK.WASPAN/6/1998,
antara lain menyebutkan bahwa langkah-langkah perbaikan mutu
pelayanan masyarakat diupayakan dengan menerapkan pola pelayanan
terpadu (satu atap dan satu pintu) bagi unit-unit kerja kantor
pelayanan yang terkait dalam proses atau menghasilkan suatu produk
pelayanan.
e. Keputusan Menpan No. KEP/24/M.PAN/2004 tentang Pedoman
Umum Penyusun
Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah.
f. Keputusan Menpan No. KEP/24/M.PAN/2004 tentang Petunjuk
Teknisi Transparansi dan Akuntabilitas Penyelenggara Pelayanan
Publik.
Adapun maksud didirikannya BPPT Kota Medan adalah untuk
menyelenggarakan pelayanan perizinan yang prima dan satu pintu. Hal
tersebut diharapkan dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif
bagi penanaman modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi
masyarakat Kota Medan. Adapun prinsip dari pelayanan prima adalah
sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993,
antara lain : Sederhana, jelas, aman, trasnparan, effisien, ekonomis, adil dan
tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan tujuan didirikannya BPPT Kota Medan antara lain :
a. Mewujudkan pelayanan prima.
b. Melayani kepentingan masyarakat dalam mengurus perizinan dengan
baik yang didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu
responsivitas, kesederhanaan, transparansi, dan kepastian hukum.
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja aparatur Pemerintah Kota
Medan, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat.
d. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang pada
gilirannya masyarakat dapat terdorong untuk ikut berpartisipasi aktif
dalam berbagai kegiatan pembangunan.
Dalam setiap organisasi ataupun instansi memiliki visi dan misi. Adapun
visi dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan adalah
Terwujudnya Pelayanan Prima Perizinan untuk mewujudkan Medan Kota
Metropolitan yang modern, madani dan religius.
Sedangkan, misi dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan,
antara lain :
a. Mewujudkan pelayanan perizinan yang sederhana, transparan, tepat
waktu dan memiliki kepastian hukum.
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang memiliki daya saing dan
berkelanjutan.
Universitas Sumatera Utara
2. Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota
Medan
Berdasarkan peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rincian Tugas Pokok Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)
Kota Medan, dimana di dalamnya salah satunya mengatur Struktur Organisai
Badan Pelayanan Perizinan (BPPT) Kota Medan yaitu pada Bab II pasal 2
dimana Organisasi Badan terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretariat
c.
Bagian Tata Usaha, Membawahkan :
1) Sub Bagian Umum
2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Penyusunan Program
d. Bidang Pelayanan Perizinan I
e. Bidang Pelayanan Perizinan II
f. Bidang Pelayanan Perizinan III
g. Bidang Pelayanan Perizinan IV
h. Tim Teknisi
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Universitas Sumatera Utara
Sumber Badan Pelayanan Perizinan terpadu Kota Medan, 2017
Ketua
Gambar. Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan
32
32
Universitas Sumatera Utara
33
3. Deskripsi Jabatan
a. Sekretariat/Badan
1) Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
2) Badan sebagaimana dimaksud didukung oleh sekretariat
yang dipimpin oleh Kepala.
3) Kepala sekretariat sebagaimana dimaksud karena jabatannya
adalah Kepala Badan.
Sekretariat/Badan
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan
koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang
perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian.
b. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Tugas pokok Bagian Tata Usaha melaksanakan sebagian tugas
Badan
lingkup
ketatausahaan
yang
meliputi
pengelolaan
administrasi umum, keuangan dan penyusunan program :
1) Sub Bagian Umum
Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian
Tata Usaha lingkup administrasi umum.
Universitas Sumatera Utara
34
2) Sub Bagian Keuangan
Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian
Tata Usaha lingkup pengelolaan administrasi keuangan.
3) Sub Bagian Penyusunan Program
Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha lingkup
penyusunan program dan laporan.
c. Bidang Pelayanan Perizinan I
Bidang Pelayanan Perizinan I dipimpin oleh Kepala Bidang yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Bidang
Pelayanan
Perizinan
I
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan sebagain tugas Badan lingkup pelayanan perizinan
yang berkaitan dengan Usaha, Perdagangan, dan Prindustrian.
d. Bidang Pelayanan Perizinan II
Bidang Pelayanan Perizinan II dipimpin oleh Kepala Bidang yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Bidang
Pelayanan
Perizinan
II
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perizinan
yang berkaitan dengan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat.
e. Bidang Pelayanan Perizinan III
Bidang Pelayanan Perizinan III dipimpin oleh Kepala Bidang yang
Universitas Sumatera Utara
35
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Bidang Pelayanan Perizinan
III mempunyai
tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perizinan
yang berkaitan dengan Tata Ruang, Perhubungan dan Lingkup
Hidup.
f. Bidang Pelayanan Perizinan IV
Bidang Pelayanan Perizinan IV dipimpin oleh Kepala Bidang, yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Bidang Pelayanan Perizinan
IV mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perizinan
yang berkaitan dengan Konstruksi, Kesehatan dan Lain-lain.
g. Tim Teknis
Tim Teknis mempunyai tugas :
1) Meneliti permohonan ijin.
2) Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin.
3) Melaksanakan
peninjauan
lokasi/lapangan
terhadap
permohonan izin apabila diperlukan.
4) Melaksanakan proses perizinan, perhitungan retribusi dan
persiapan konsep Surat Keputusan/Perizinan.
5) Memberikan sarana-sarana atau pertimbangan-pertimbangan
kepada Kepala Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan
fungsi Badan.
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan
Universitas Sumatera Utara
36
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
h. Kelompok Jabatan Fungsional
1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah Tenaga
Fungsiaonal yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undang.
2) Setiap kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga
Fungsional Senior yang dihunjuk
3) Jumlah Tenaga Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja
4) Jenis
dan
jenjang
jabatan
fungsional
diatur
berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut
maka
Badan
Pelayanan
Terpadu
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pelayanan Terpadu ;
b. Penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang Pelayanan
Terpadu ;
c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Tujuan dibentuknya Badan Pelayanan Terpadu antara lain :
a. Mewujudkan Pelayanan Prima
b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur pemerintah
kabupaten/kota, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
37
c. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat
terdorong untuk ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan
pembangunan.35
B. Prosedur Pemberian Izin Pemasangan Reklame Di Kota Medan
Proses dan Prosedur perizinan dapat meliputi prosedur pelayanan perizinan,
proses penyelesaian perizinan yang merupakan proses internal yang dilakukan oleh
aparat/petugas. Pada umumnya permohonan izin hars mnempuh prosedur tertentu
yang ditentukan oleh pemerintah, selaku pemeberi izin. Disamping harus
menempuh prosedur perizinan, selaku pemberi izin, pemohon izin juga harus
memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh
pemerintah atau pemberi izin.36
Pemasangan reklame harus memperhatikan aspek estetika kota, pemasangan
reklame juga tidak sembarang memasang atau mendirikan reklame. Perusahaan
iklan ataupun reklame atas nama pribadi harus melalui prosedur-prosedur yang
sudah ditetapkan pemerintah Kota Medan sesuai dengan Peraturan Walikota Medan
Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Penataan Reklame.
Prosedur pelayanan izin reklame di Kota Medan ditangani oleh Dinas yang
ditunjuk dalam Peraturan Walikota Kota Medan dalam hal ini Dinas Kebersihan
dan Pertanaman melakukan pengaturan, pembinaan, pengawasan, pengendalian,
pemasangan dan pemeliharaan terhadap reklame, Dinas TRTB melakukan
35
Profil Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan, Tahun 2017
Anggya Jumeri, Kebijakan Perizinan Pemerintah Kota Pekanbaru : Studi Kasus Izin
Tempat Usaha Reklame Di Kota Pekanbaru Dijalan Pangeran Hidayat Dan Kh.A Dahlan Tahun
2012-2013, Jurnal Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau, hlm 7
36
Universitas Sumatera Utara
38
pengaturan terhadap izin IMB untuk reklame yang menggunakan konstruksi
baja/besi dan BPPT dalam hal pelaksanaan proses administrasi dimulai dari
permohonan/perpanjangan, pemeriksaan berkas, penertiban dan penandatanganan
Izin Penyelenggaraan Reklame.37 Pengelolaan yang dilakukan dapat dilihat dari
unsur perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Prosedur perizinan dan persyaratan pemasangan reklame di Kota Medan,
yakni :38
(1) Setiap orang atau Badan yang menyelenggarakan reklame di daerah wajib
memiliki izin tertulis dari Walikota.
(2) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(1), yang
bersangkutan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan mengisi
surat permohonan izin reklame:
a. reklame papan/billboard/videotron/megatron kepada DTRTB dengan
melampirkan persyaratan:
1) Fotokopi identitas diri/penanggung jawab/penerima kuasa (Kartu
Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM) atau paspor);
2) Fotokopi akte pendirian perusahaan;
3) Surat kuasa apabila pemilik/penanggung jawab berhalangan dengan
disertai fotokopi KTP, SIM, paspor dari pemberi kuasa;
4) Surat perjanjian kontrak pembuatan dan/atau pemasangan reklame,
37
J. P. G, Sianipar. Manajemen Pelayanan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.1997,
38
Peraturan Walikota Medan Nomor 38 tahun 2014 Tentang Penataan Reklame, Pasal 2
hlm 4
ayat 1-8
Universitas Sumatera Utara
39
apabila diselenggarakan pihak ketiga;
5) IMB terhadap objek pajak reklame yang pertama kali dimohonkan
bagi objek pajak reklame yang memiliki konstruksi bangunan dengan
2
luasan 10 M (sepuluh meter bujur sangkar) ke atas;
6) Gambar sketsa titik lokasi penyelenggaraan reklame, gambar rencana
konstruksi, desain, dan tipologi reklame bagi objek pajak reklame
yang dimohonkan untuk objek pajak reklame yang memiliki
konstruksi bangunan;
7) Perhitungan
kekuatan
konstruksi
yang
ditandatangani
oleh
penanggungjawab struktur/konstruksi yang memiliki sertifikasi dari
lembaga yang berwenang;
8) Surat persetujuan dari pemilik tanah dan/atau bangunan dengan
melampirkan surat kepemilikan atas tanah dan/atau bangunan yang
sah, bagi objek pajak reklame yang pertama kali dimohonkan; dan
9) Membuat
pernyataan
akan
menanggung
segala
risiko
yang
ditimbulkan akibat adanya penyelenggaraan reklame.
b. reklame kain berupa umbul-umbul dan spanduk, reklame selebaran,
reklame berjalan termasuk yang dipasang pada kendaraan, reklame
udara, reklame apung, reklame suara, reklame film/slide, dan reklame
peragaan kepada BP2T dengan melampirkan persyaratan:
1) Fotokopi identitas diri/penanggung jawab/penerima kuasa (KTP,
SIM atau paspor);
2) Fotokopi akte pendirian perusahaan;
Universitas Sumatera Utara
40
3) Surat kuasa apabila pemilik/penanggung jawab berhalangan dengan
disertai fotokopi KTP, SIM, paspor dari pemberi kuasa;
4) Surat perjanjian kontrak pembuatan dan/atau pemasangan reklame,
apabila diselenggarakan pihak ketiga
5) Gambar sketsa titik lokasi penyelenggaraan reklame, desain, dan
tipologi reklame; dan
6) Surat persetujuan dari pemilik tanah dan/atau bangunan dengan
melampirkan surat
kepemilikan atas tanah dan/atau bangunan
yang
objek
sah,
bagi
pajak
reklame yang pertama kali
dimohonkan.
c.
reklame melekat/poster/stiker/rombong kepada Dinas Pendapatan dengan
melampirkan persyaratan:
1) Fotokopi identitas diri/penanggung jawab/penerima kuasa (KTP,
SIM atau paspor);
2) Fotokopi akte pendirian perusahaan;
3) Surat kuasa apabila pemilik/penanggung jawab berhalangan dengan
disertai fotokopi KTP, SIM, paspor dari pemberi kuasa;
4) Surat perjanjian kontrak pembuatan dan/atau pemasangan reklame,
apabila diselenggarakan pihak ketiga;
5) Gambar sketsa titik lokasi penyelenggaraan reklame, desain, dan
tipologi reklame; dan
6) Surat persetujuan dari pemilik tanah dan/atau bangunan dengan
melampirkan surat kepemilikan atas tanah dan/atau bangunan yang
Universitas Sumatera Utara
41
sah, bagi objek pajak reklame yang pertama kali dimohonkan.
(4) Gambar rencana konstruksi reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a angka 6, terdiri dari:
a. Gambar denah skala 1:100;
b. Gambar tampak depan, samping dan atas skala 1:50
c. Gambar potongan skala 1:10 atau 1:20;
d. Gambar detail rangka bidang reklame skala 1:10 atau 1:20; dan
e. Gambar detail pondasi atau pile skala 1:10 atau 1:20.
(5) IMB reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka5 dapat
dimohonkan secara bersamaan pada saat pengajuan permohonan izin
reklame.
(6) Khusus
permohonan
izin
reklame
pada
jenis
reklame sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf b yang mengggunakan jalan/ruang
milik jalan harus melampirkan izin penggunaan jalan.
(7) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak apabila
tidak
memenuhi
persyaratan
administratif
dan persyaratan
teknis
yang telah ditentukan dalam Peraturan Walikota ini.
(8) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dialihkan kepada pihak
lain.
Persyaratan dan administrasi penyelenggaraan reklame :39
1. Fotokopi Tata Letak Bangunan untuk Bangunan Reklame (TLB Reklame)
39
http://www.hukumcorner.com/bagaimana-mengurus-izin-pemasangan-iklan-reklamedi-jalan/diakses tanggal 1 Februari 2017.
Universitas Sumatera Utara
42
2. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB), jika reklame melekat pada
bangunan
3. Izin Pelaksanaan Teknis Bangunan (IPTB) Penanggung Jawab perencana
Arsitektur
4. Fotokpi Bukti Kepemilikan tanah (Jenis Bukti Kepemilikan tanah yang
bisa diterima di PTPS : Sertifikat Hak Milik, Sertifikat Hak Guna
Bangunan, Sertifikat Hak Pakai, Sertifikat Hak Pengelolaan)
5. Mengajukan Surat Permohonan :
a. Surat Permohonan atau Formulir permohonan
b. Surat Pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6000 tentang
kebenaran data dan keabsahan data
6. Identitas Pemohon :
a. Kartu Tanda Penduduk
b. Kartu Keluarga
c. Nomor Pokok Wajib Pajak
7. Jika yang mengajukan izin adalah Badan Hukum :
a. Akta pendirian (Kantor Pusat dan Kantor Cabang, jik ada) dan SK
Pengesahan yang dikeluarkan oleh :
1. Kemenhunkam, Jika PT dan Yayasan
2. Kementrian/Dinas Koperasi, Jika Koperasi
3. Pengadilan Negeri, Jika CV
b. Akta Perubahan SK dan SK Perubahan yang dikeluarkan oleh
Kemenkunham, Jika Akta Pendirian mengalami perubahan
Universitas Sumatera Utara
43
c. NPWP Badan Hukum
8. Jika Dikuasakan ;
a. Surat Kuasa diatas kertas bermaterai Rp 6.000
b. KTP orang yang diberi kuasa
9. Fotokopi Bukti Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Tahun
Terakhir
10. Surat Pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemohon yang
menyatakan tidak akan mengubah bentuk reklame
11. Proposal Teknis ( download disini pelayanan.jakarta.go.id )
12. Jika Reklame berada pada tanah/bangunan disewa:
a. Perjanjian sewa-menyewa tanah/bangunan
b. Surat pernyataan diatas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemilik
tanah/bangunan yang menyatakan tidak keberatan tanah/bangunan
digunakan
c. Fotokopi KTP Pemilik tanah/bangunan
13. Izin Penyelenggaraan Reklame Kelas B (IMB Reklame Kelas B)
terdahulu, jika perpanjangan
Prosedur Penyelenggaraan Reklame :
1. Pemohon datang ke kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) setempat
dan mengisi formulir pendaftaran wajib pajak/wajib retribusi pribadi atau
badan usaha untuk mendapatkan nomor pokok wajib pajak daerah
(NPWPD)/nomor pokok wajib retribusi daerah (NPWRD)
Universitas Sumatera Utara
44
2. Setelah mendapatkan NPWPD/NPWRD, kemudian pemohon mengisi
surat pemberitahuan pajak daerah, pajak reklame dengan melampirkan
fotokopi surat izin tempat usaha (SITU), formulir permohonan izin
pemasaran reklame dan rekomendasi dari camat
Izin Penyelenggaraan Reklame dapat diberikan kepada Penyelenggara
Reklame atau Jasa Periklanan/Biro Reklame apabila :
1. Melengkapi Persyaratan dan Administrasi
2. Membayar Pajak Reklame terutang sebesar 25% dari tarif pajak
3. Membayar sewa titik lokasi, khusus untuk penyelenggaraan reklame di
dalam sarana dan prasarana kota
4. Membayar nilai strategis reklame untuk penyelenggaraan reklame di luar
sarana dan prasarana kota
5. Membayar biaya jaminan bongkar sebesar 15% dari jumlah pajak reklame
terutang untuk 1 (satu) kali penyelenggaraan reklame.
Setelah semua berkas persyaratan serta administrasi masuk dan diperiksa,
izin penyelenggaraan reklame sudah bisa didapatkan kurang lebih dalam jangka
waktu 60 hari kerja
C. Hambatan dalam Pemberian izin Pemasangan Reklame
Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan
bersifat pengendalian yang dimiliki oleh Pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh masyarakat40 Dalam pengaturan perizinan investasi di
Indonesia ini ditemukan proses atau prosedur perizinan berbelit-belit dan berlapis,
40
Adrian Sutedi, Op.Cit, hlm 168
Universitas Sumatera Utara
45
sehingga terkesan tidak efektif dan efisien. Walaupun beberapa instansi sudah
memperkenalkan sistem pelayan perizinan yang mutakhir oleh unit BPPT.
Dewasa ini jenis dan prosedur perizinan di Indonesia masih beraneka ragam,
rumit dan sukar ditelusuri, sehingga sering merupakan hambatan bagi kegiatan
dunia usaha. Jenis perizinan di Negara Indonesia sedemikian banyaknya. Namun,
bukan berarti dengan wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat atau daerah
dapat memberikan izin sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan aspek lain41
Hambatan dalam pemberian izin pemasangan reklame, yaitu berasal dari
1. Internal
a. Pengawasan. Belum adanya koordinasi yang pasti berkaitan dengan tim
teknis salah satunya adalah Satpol PP. “kelemahan negara berkembang
dalam
menyelenggarakan
pembangunan
terutama
terletak
pada
SDM”42Berdampak akan terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang ada
dilapangan.
b. Batas jumlah reklame
Belum adanya peraturan yang membahas tentang batas jumlah reklame
yang dapat izin dalam satu tempat maupun dalam batas jumlah ijin yang
dikeluarkan, sehingga banyaknya masyarakat untuk membuat pemohonan
agar mendapatkan surat rekomendasi perizinan reklame. Karena semakin
cepatnya pengaruh globalisasi yang ada di Kota Medan. Pemerintah harus
cepat dan tegas dalam membuat sebuah peraturan yang membatasi jumlah
reklame yang mendapatkan.
41
Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup , Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm 79
Kartasasmita, Ginandjar. Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan
Praktiknya di Indonesia. Jakarta: Pustaka LP3ES, 1997, hlm 53-54
42
Universitas Sumatera Utara
46
c. Lokasi pemasangan reklame
Lokasi
adalah
titik
tempat
atau
konstruksi
dimana
reklame
diselenggarakan. Lokasi terbagi atas kelas jalan I, kelas jalan II, kelas jalan
III, dalam ruang berjalan, megatron dan Jembatan Penyebrangan Orang
(JPO) atau bando jalan. Pembagian klasifikasi kelas jalan dijelaskan dalam
Lampiran III peraturan walikota. Banyaknya jumlah pemohon untuk
mendapatkan izin reklame di Kota Medan, tidak diimbangi dengan
fasilitas atau tempat untuk memasang reklame, berdampak pemasangan
reklame yang tidak teratur dan berantakan. Pemerintah memang harus
benar-benar siap memfasilitasi tempat pemasangan untuk pemohon agar
tidak terjadinya pelanggaran pada pemasang reklame.
d. Adanya pelanggaran oleh pemohon reklame terhadap tempat yang dilarang
oleh pemerintah daerah untuk didirikan reklame, banyak pemohon yang
memasang reklame terlebih dahulu kemudian baru mengajukan izin
pemasangan, keterlambatan perpanjangan izin reklame oleh pemohon
yang berasal dari luar kota, penertiban yang sedikit susah karena banyak
pemohon yang tidak memasang reklame sesuai izin yang diajukan, akibat
sosialisasi yang tidak merata.
e. Birokrasi yang tercerminkan oleh antara lain prosedur administrasi dalam
mengurus investasi (seperti perizinan, peraturan atau persyaratan, dan
lainnya) yang berbelit-belit dan langkah-langkah prosedurnya yang tidak
jelas.
Universitas Sumatera Utara
47
f. Kurang responsif, kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur
pelayanan publik, mulai dari tingkatan petugas sampai pada tingkatan
pertanggungjawaban instansi.
g. Kurang inovatif, berbagai macam informasi yang seharusnya disampaikan
kepada masyarakat menjadi terlambat atau bahkan tidak sampai.
h. Kurang mengakses (accessible), berbagai unit pelaksana pelayanan jauh
dari jangkauan masyarakat.
i. Kurang mau mendengar keluhan, saran, dan aspirasi masyakat
j. Kurangnya kesadaran penyelenggara reklame untuk mengurus perizinan
pemasangan reklamenya. Permasalahan seperti ini disebabkan karena
kurangnya kedisiplinan masyarakat dan dalam prakteknya sering terjadi
pemasangan reklame dilakukan tanpa memiliki surat izin pemasangan
reklame. Selain itu faktor yang menjadikan penyelenggara reklame tidak
mengurus perizinan reklame adalah karena mereka tidak berkenan untuk
mengeluarkan uang untuk biaya perizinan. Padahal secara logika, justru
penyelenggara reklame seperti ini akan mengalami kerugian apabila
reklame yang mereka buat dengan jumlah dan biaya tertentu akan disita
bahkan dimusnahkan oleh petugas. Apabila ditemukan kasus seperti ini,
maka jika reklame yang melanggar adalah reklame liar/tidak ada izinnya,
petugas akan langsung mencopotnya sedangkan untuk reklame yang
melanggar surat izin pemasangan reklame petugas akan memberikan
peringatan.
Universitas Sumatera Utara
48
2. Eksternal
a. Kurangnya pengawasan dari
eksternal aparatur pemerintah yang
mengakibatkan adanya pelanggaran-pelanggaran reklame. Pelanggaran ini
adanya ketidaksesuaian pemasangan reklame yang dilakukan masyarakat.
Masyarakat yang diposisikan sebagai yang bertanggung jawab atas
pemasangan reklame. Aparatur pelayanan tidak mengetahui keadaan
lapangan, sehingga adanya pembatas komunikasi antara aparatur
pelayanan dengan masyarakat. maka dari itu mudah terciptanya
pelanggaran
reklame.
Partisipasi
adalah
mempertemukan
seluruh
kepentingan yang sama dan berbeda dalam suatu proses dan penetapan
secara proporsional untuk semua pihak.43 Pengawasan merupakan fungsi
organik dari manajemen, yang saling terkait dengan perencanaan.
Pengawasan dilakukan untuk dapat mengevaluasi dari hasil pelaksanaan
pekerjaan diperoleh secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya pengawasan maka dapat
meminimalisir adanya kemungkinan penyalahgunaan atau menghindari
penyimpangan yang terjadi. Adapun jenis pengawasan yang dilakukan
dalam pengelolaan pajak reklame oleh BP2T Kota Medan yaitu
pengawasan secara langsung dan pengawasan tidak langsung.
b. Pihak pemohon perizinan reklame yaitu pemasangan reklame pada tempat
yang sulit untuk dijangkau biasanya agak lama. Biasanya kalau ada pejabat
yang penting dalam proses perizinan sedang keluar, sehingga waktu yang
43
Sinambela, Lijan Poltak. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta : Bumi Aksara, 2006,
hlm 37
Universitas Sumatera Utara
49
harus ditunggu oleh pemohon terlalu lama. Perizinan penyelenggaraan
reklame di lokasi yang tanahnya merupakan milik pemerintah daerah
biasanya prosesnya agak lama sehingga pemohon memasang langsung
sebelum izin keluar.
c. Mengertinya
akan
prosedur
pelayanan
perijinan
reklame
dapat
mempercepat proses izin yang dikeluarkan, karena jika terjadinya
kesalahan persyaratan maupun prosedur untuk mendapatkan izin
pemasangan reklame akan mempersulit aparatur pemerintah untuk
melakukan proses pelayanan.
Beberapa hambatan lain yang juga dapat diidentifikasi adalah pada sisi
kelembagaan dimana hambatan utama terletak pada sisi organisasi yang tidak
dirancang khusus dalam rangka pemberian pelayanan publik, penuh dengan
hirarki yang membuat birokrasi menjadi berbelit- belit dan tidak terkoordinasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL BAGI
PEMEGANG IZIN REKLAME
A. Hak yang diperoleh Pemegang Izin Reklame
Dalam peraturan tersebut sesungguhnya penyelenggara reklame hanya
diberi hak dan kewajiban serta larangan. Tidak ada sanksi tegas yang mengatur
apabila terjadi pelanggaran terhadap larangan dalam penyelenggaraan reklame
tersebut. Tindakan yang dilakukan hanya berupa penertiban yang dilakukan
terhadap setiap penyelenggaraan reklame apabila :tanpa izin; telah berakhir masa
berlakunya izin dan tidak diperpanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
tanpa peneng dan pelunasan pajak; terdapat perubahan, sehingga tidak sesuai lagi
dengan izin yang telah diterbitkan; dan tidak terawat dengan baik.44
Pemegang
izin
reklame
berhak
untuk
melakukan
kegiatan
penyelenggaraan/pemasangan reklame sesuai dengan izin yang diberikan.
Pemegang izin reklame wajib dan bertanggung jawab secara penuh untuk
memelihara konstruksi reklame yang dipasang dalam rangka menjaga kebersihan,
ketertiban dan keindahan reklame, dan lingkungan, serta mencegah akibat yang
timbul dari penyelenggaraan/pemasangan reklame terhadap keselamatan orang dan
barang pihak lain. Pemegang izin bertanggung jawab secara penuh terhadap segala
akibat yang ditimbulkan baik terhadap keselamatan orang maupun barang dari
penyelenggaraan/pemasangan reklame. Setiap pemegang izin reklame diwajibkan
44
I Made Ksema Dharma Yogata, dkk. Pengaturan Penyelenggaraan Reklame Dalam
Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 29 Tahun 2001 Tentang Pajak Reklame, Artikel Fakultas
Hukum Universitas Udayana, 2013, hal 5.
50
Universitas Sumatera Utara
51
membayar pajak reklame sesuai Peraturan Daerah yang berlaku. Pemegang izin
reklame berhak untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan/pemasangan reklame
sesuai dengan izin yang diberikan.
Pemegang Izin wajib mematuhi dan melaksanakan ketentuan sebagai
berikut :
a. Melaksanakan penyelenggaraan reklame sesuai dengan gambar konstruksi dan
denah lokasi yang telah disetujui ;
b. Tidak mengubah atau mengganti bentuk dan isi reklame serta tidak
melimpahkan hak penyelenggaraan reklame kepada pihak lain ;
c. Melaksanakan kewajiban membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan ;
d. Pemegang izin diwajibkan untuk membayar uang jaminan pembongkaran
sebesar Rp. ............................... ;
e. Memelihara bangunan, papan dan isi reklame sehingga tidak membahayakan
keselamatan umum dan mengganggu keindahan dan estetika kota. Apabila
terjadi suatu hal akibat dari penyelenggaraan reklame sehingga mengakibatkan
kerugian pihak lain, sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab pemegang izin ;
Melaksanakan
dan
mentaati
ketentuan-ketentuan
yang
telah
direkomendasikan oleh dinas/instansi terkait serta yang tertuang dalam surat
pernyataan/perjanjian.
Apabila Izin Penyelenggaraan Reklame tidak diperpanjang, maka Pemegang
Izin diwajibkan untuk membongkar konstruksi dan papan reklame dalam waktu
paling lambat 15 (lima belas) hari setelah izin berakhir Apabila akan melakukan
Universitas Sumatera Utara
52
perpanjangan, maka 60 (enam puluh) hari sebelum habis masa berlaku izin harus
menyampaikan permohonan.
Pelanggaran atas semua ketentuan dalam izin ini dapat mengakibatkan
pencabutan izin meskipun jangka waktu izin belum berakhir dan segala biaya yang
telah dikeluarkan oleh pemegang izin sehubungan dengan penyelenggaraan reklame
termasuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tidak dapat ditagihkan atau
dimintakan kepada Pemerintah Kota Medan.
B. Kewajiban yang harus di penuhi oleh Pemegang Izin Reklame
Sesuai dengan Pasal 19 ayat (1) dan (2) Peraturan Walikota Medan Nomor
38 Tahun 2014 Tentang Penataan Reklame
(1) Penyelenggara reklame wajib:
a. memasang plat izin atau stempel masa berlaku izin dan ukuran bidang
reklame yang dapat terlihat jelas oleh umum;
b. memelihara benda-benda dan alat-alat yang dipergunakan untuk reklame
agar selalu dapat berfungsi dan dalam kondisi baik;
c. menanggung segala akibat jika penyelenggara reklame yang bersangkutan
menimbulkan kerugian kepada pihak lain;
d. menyusun naskah reklame dalam bahasa Indonesia dengan mempergunakan
huruf cetak dan apabila dipandang perlu dapat menambah naskah dengan
bahasa asing disamping atau di bawah naskah bahasa Indonesia;
e. memasang reklame pada titik atau lokasi dalam kawasan/zona yang telah
ditentukan oleh instansi yang berwenang;
Universitas Sumatera Utara
53
f. menempatkan tanda berupa penning, stiker, plat dan/atau tanda-tanda lain
yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang; dan
g. menghapus atau menghilangkan dan meniadakan reklame paling lambat 7
(tujuh) hari setelah jangka waktunya berakhir atau setelah izinnya dicabut.
(2) Penyelenggaraan reklame harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. tidak menutup pandangan rambu, lampu pengatur, dan kamera lalu lintas;
b. konstruksi reklame dapat dipertanggungjawabkan menurut persyaratan
teknis sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c. lampu reklame yang dipasang diarahkan ke bidang reklame sehingga tidak
menyilaukan pandangan pemakai jalan;
d. instalasi listrik yang dipasang harus memenuhi persyaratan teknis sehingga
tidak membahayakan keselamatan umum;
e. tidak menutup/mengganggu pandangan perlintasan kereta api;
f. jarak jaringan kabel listrik tegangan menengah ke atas harus mendapat
rekomendasi dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero);
g. tidak mengganggu fungsi atau merusak sarana dan prasarana kota serta tidak
menggangu pemeliharaannya;
h. kaki konstruksi tidak boleh berada di saluran air, sungai atau badan jalan;
dan
i. jarak dari as rel kereta api sampai bidang/konstruksi reklame terdekat harus
mendapat rekomendasi dari PT Kereta Api Indonesia.
Pemegang izin reklame wajib dan bertanggung jawab secara penuh untuk
memelihara konstruksi reklame yang dipasang dalam rangka menjaga kebersihan,
Universitas Sumatera Utara
54
ketertiban dan keindahan reklame, dan lingkungan, serta mencegah akibat yang
timbul dari penyelenggaraan/pemasangan reklame terhadap keselamatan orang dan
barang pihak lain. emegang izin bertanggung jawab secara penuh terhadap segala
akibat yang ditimbulkan baik terhadap keselamatan orang maupun barang dari
penyelenggaraan/pemasangan reklame. Setiap pemegang izin reklame diwajibkan
membayar pajak reklame sesuai Peraturan Daerah yang berlaku.
Pemegang izin pemasangan reklame berkewajiban untuk :
a. Memenuhi ketentuan-ketentuan yang diwajibkan untuk pemasangan reklame
dan memenuhi pembayaran pajak terhutang yang besarnya ditetapkan dalam
Peraturan Daerah tentang ketentuan-ketentuan pemungutan pajak reklame ;
b. Memelihara supaya benda-benda dan alat-alat yang dipergunakan untuk
reklame selalu dalam keadaan baik ;
c. Meniadakan reklame secepatnya setelah jangka waktunya berakhir atau ijinya
telah dicabut.
Sesuai dengan Pasal 17 materi reklame harus
(1) Materi reklame harus sesuai dengan kepribadian dan budaya bangsa serta tidak
boleh bertentangan dengan norma agama, norma kesopanan, norma kesusilaan,
norma hukum, ketertiban, dan keamanan serta kesehatan.
(2) Dalam rangka pengawasan maka perubahan materi reklame harus diberitahukan
terlebih dahulu secara tertulis kepada
instansi
pemberi
izin sesuai
kewenangannya berdasarkan jenis izin reklame yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Universitas Sumatera Utara
55
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Pajak Reklame.
(3) Perubahan materi reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
hanya dapat dilakukan:
b. dalam masa pajak berjalan;
c. untuk kategori materi yang sama, misalnya materi non rokok tidak boleh
diubah menjadi materi rokok; dan
d. apabila tidak ada perubahan pada bentuk dan ukuran bangunan/media
reklame.
(4) Perubahan materi reklame dalam masa pajak berjalan dari non rokok menjadi
rokok atau sebaliknya, maka nilai pajak reklame terhitung penuh sebagai pajak
baru melalui permohonan perubahan izin reklame.
(5) Penentuan masa berlaku izin yang telah ditetapkan oleh Dinas/Badan pemberi
izin tidak dapat dilakukan perubahan.
(6) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), harus
diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum materi reklame diubah.
(7) Pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada
ayat
(1),
paling sedikit
melampirkan:
a. identitas Wajib Pajak;
b. surat izin reklame; dan
c. rencana perubahan materi reklame.
Universitas Sumatera Utara
56
6. Sanksi Terhadap Penyalahgunaan Izin yang diberikan
Hukum merupakan suatu peraturan atau kaidah-kaidah dalam suatu
kehidupan manusia yang mempunyai fungsi untuk melindungi kepentingan
masyarakat. Agar peraturan atau ketentuan dapat berjalan dengan efektif maka
diperlukan adanya sebuah penegakan hukum. Dengan adanya penegakan hukum
maka hukum menjadi harus dilaksanakan dan menjadi kenyataan.45
Izin adalah persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau
Peraturan Pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari larangan
umum
tersebut.
Izin
adalah
instrumen
pemerintah
dalam
rangka
menyelenggarakan pemerintahan dalam mengatur kepentingan umum. Izin adalah
seperangkat peraturan yang berisi tentang perkenaan atau izin. Wewenang lahir
karena adanya hukum yang tertulis.
Sanksi terhadap penyalagunaan izin Reklame, yang diberikan Pemerintah
Kota Medan itu sendiri dilakukan oleh beberapa instansi pemerintahan dan
masing-masing memliki tugas dan wewenangnya sendiri. Instansi yang
berwenang tersebut adalah Kantor Pelayanan Perizinan sebagai pengurusan
administrasi (front offic e), Dinas BPPT Kota Medan sebagai instansi teknis yang
mengurus mengenai reklame yang berkonstruksi, Dinas Pendapatan Daerah
sebagai instansi yang berkaitan pengurusan pajak dari reklame itu sendiri, dan
yang terakhkir adalah Satuan Polisi Pamong Praja sebagai pelaksana perda.
Izin dapat dicabut atau dinyatakan tidak berlaku serta tidak mempunyai
kekuatan hukum apabila: pemegang izin tidak memenuhi kewajiban-kewajiban
45
Nivo Christitaria, Efektivitas Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran Izin Reklame
Di Kabupaten Slema, Jurnal Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Hukum, hlm 4
Universitas Sumatera Utara
57
dan ketentuan penyelenggaraan reklame sebagaimana diatur dengan Peraturan
Walikota ini. penyelenggaraan reklame yang dipasang tidak sesuai dengan izin
yang diberikan karena ditemukan adanya perubahan materi, ukuran, ketinggian,
titik, dan konstruksi bangunan reklame; naskah reklame tidak dipenuhi
sebagaimana mestinya; menurut pertimbangan Walikota ternyata pada saat
berlangsungnya penyelenggaraan, materi reklame tidak memenuhi ketentuan
seperti yang telah diatur dalam Peraturan Walikota ini; dan masa berlaku izin
telah berakhir.46 Sebelum pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, Dinas Pendapatan, dan Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu terlebih dahulu menerbitkan surat peringatan kepada
penyelenggara reklame. (3) Terhadap pencabutan izin sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), maka atas pajak dan retribusi yang sudah dibayar tidak boleh
dilakukan kompensasi atau restitusi. Apabila izin telah dicabut sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka perizinan lainnya yang berkaitan dengan
penyelenggaraan reklame dinyatakan tidak berlaku. Walikota dapat melimpahkan
kewenangan pencabutan izin, pemberian sanksi tanda silang dan publikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Dinas dan/atau pimpinan unit kerja
terkait.
Dalam penelitian yang dilakukan penulis di BPPT Kota Medan penulis
mendapatkan data bahwa pemerintah Kota Medan melalui BPPT mengeluarkan
larangan untuk pemasangan reklame di beberapa tempat, yaitu:
46
Peraturan walikota Medan, No. 38 Tahun 2014, Op.Cit, Pasal 29
Universitas Sumatera Utara
58
(1) Dilarang memasang reklame di depan kantor pemerintah, gedung sekolah,
rumah ibadah, dan gedung bersejarah yang tidak dipergunakan untuk
komersial.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dikecualikan terhadap:
d. gedung sekolah yang melaksanakan acara yang bersifat pendidikan dan
bersifat temporer;
e. rumah ibadah yang melaksanakan upacara-upacara keagamaan dan
bersifat temporer; dan
f.
gedung bersejarah yang dipergunakan untuk kegiatan usaha bersifat
sementara dan dalam jangka waktu tertentu/insidentil.
(3) Dilarang menempatkan reklame pada:
a. badan jalan;
b. bantaran dan/atau badan sungai/irigasi;
c. rambu lalu lintas;
d. pohon; dan
e. taman kota dan hutan kota.
Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa terdapat larangan-larangan
khusus dalam penyelenggaraan reklame. Salah satu penyebab utamanya adalah
karena reklame merupakan salah satu fasilitas yang berhubungan langsung dengan
masyarakat banyak. Jika penyelenggaraannya tidak teratur, maka dapat
berdampak langsung pada masyarakat Kota Medan. Misalnya jika konstruksi
reklame tidak sesuai peraturan yang ada, maka dapat membahayakan bagi
Universitas Sumatera Utara
59
masyarakat yang berada di sekitar reklame tersebut. Jika lokasi pemasangan
reklame yang dapat mengganggu atau merusak keindahan tata kota Medan.
Pembongkaran reklame oleh dinas terhadap:
2. reklame yang tidak memiliki izin/menyimpang dari izin;
3. reklame yang telah dicabut izinnya dan belum dibongkar oleh penyelenggara
reklame; dan
4. reklame yang berakhir masa berlakunya dan tidak diperpanjang izinnya
(1) Pembongkaran reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dilakukan oleh
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan.
(2) Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dalam melakukan pembongkaran
reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu atau menunjuk
pihak lain untuk melaksanakan pembongkaran reklame.
(3) Mekanisme pembongkaran reklame oleh Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut:
g. Instansi pemberi izin menyampaikan daftar reklame yang tidak
memiliki/menyimpang dari izin, reklame yang telah dicabut izinnya atau
reklame yang berakhir masa berlakunya kepada Dinas Tata Ruang dan
Tata Bangunan;
h. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan melakukan pembongkaran terhadap
reklame yang tidak memiliki/ meyimpang dari izin setelah menerima
daftar reklame dari instansi pemberi izin;
i.
Sebelum melakukan pembongkaran terhadap reklame yang telah dicabut
izinnya atau reklame yang berakhir masa berlakunya dan belum dibongkar
Universitas Sumatera Utara
60
oleh penyelenggara reklame, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
menyampaikan surat pemberitahuan kepada penyelenggara reklame
mengenai pelaksanaan pembongkaran oleh Pemerintah Daerah;
j.
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan melakukan pembongkaran reklame
yang telah berakhir masa berlakunya dan belum dibongkar oleh
penyelenggara reklame sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan
k. Setelah melakukan pembongkaran reklame, Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan menyampaikan data reklame yang telah dibongkar kepada
dinas pemberi izin dan melaporkan hasil pelaksanaan pembongkaran
reklame kepada Walikota47
Sanksi denda pada pelanggaran perizinan penyelenggaraan reklame adalah
sebagai bentuk dari sanksi administrasi yang dilakukan aparatur pemerintah dalam
fungsinya sebagai pemberi izin dikarenakan penyelenggara reklame dalam hal ini
pelaku usaha tidak memberikan laporan tentang perkembangan penyelenggaran
reklame yang mereka lakukan berkaitan dengan salah satu bentuk sanksi
administrasi yaitu sanksi denda. Denda adalah sanksi administrasi yang dikenakan
terhadap pelanggaran yang berkitan dengan kewajiban pelaporan. Selama ini
Pemerintah Kota dalam hal ini BP2T Kota Medan dalam memberikan Izin
Penyelenggaraan Reklame di Kota sudah sesuai Peraturan yang berlaku dalm hal
ini adalah sudah sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Penataan Reklame, namun apabila dikemudian hari terdapat pelanggaran
yang dilakukan oleh staff BP2T Kota Medan semisal ada kesalahan prosedur
47
Peraturan Walikota Medan Nomor 38 Tahun 2014, Op.Cit, Pasal 34
Universitas Sumatera Utara
61
dalam pemberian izin penyelenggaraan reklame, maka BP2T akan memberikan
sanksi disiplin PNS terhadap staf tersebut.
Dalam penyelenggaraan reklame sendiri ada beberapa sanksi yang akan
diberikan pada badan atau orang pribadi jika melanggar aturan. Pemberian sanksi
tidak hanya di berikan untuk pelanggaran penggunaan tapi juga pada badan atau
orang pribadi yang izin reklamenya telah di cabut dan tidak berlaku lagi. Izin
penyelenggaraan reklame di cabut dan di nyatakan tidak berlaku lagi apabila pada
reklame tersebut terdapat perubahan jenis, ukuran, ketinggian, titik dan konstruksi
sehingga tidak sesuai dengan izin yang diberikan. Penyelenggara reklame tidak
mengasuransikan reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (7), 3 (tiga)
bulan setelah izin diterbitkan. Sebelum pencabutan izin, Kepala Daerah terlebih
dahulu menerbitkan Surat Peringatan kepada penyelenggara reklame. Terhadap
pencabutan izin maka atas pajak dan retribusi yang sudah dibayar tidak boleh
dilakukan kompensasi atau restitusi. Apabila izin telah dicabut maka perizinan
lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan reklame dinyatakan tidak
berlaku.
Reklame yang telah dicabut izinnya atau yang telah berakhir masa izinnya
harus sudah dibongkar oleh penyelenggara dalam jangka waku 7 (tujuh) hari
setelah izin dicabut atau setelah masa izinnya berakhir. Jika dalam hal
penyelenggara reklame tidak melaksanakan pembongkaran sedangkan izinnya
sudah berakhir maka Kepala Daerah berwenang untuk melakukan pembongkaran
yang dimaksud. Kepala Daerah juga berwenang untuk membongkar reklame yang
tidak memiliki izin.
Universitas Sumatera Utara
62
Proses penetapan sanksi administrasi berupa bestuurdwang harus didahului
dengan surat peringatan tertulis yang dituang kan dalam surat keputusan tata
usaha Negara (KTUN). Surat peringatan tersebut harus memuat hal-hal sebagai
berikut :48
1. Peringatan harus definitive pada surat peringatan harus secara jelas dan
tegas tertulis tindakan Pemerintah.
2. Organ yang berwenang harus disebut Surat peringatan harus memberikan
informasi yang jelas tentang organ/instansi yang berwenang menerapkan
sanksi.
3. Peringatan harus ditujukan kepada orang yang tepat Peringatan harus
ditujukan kepada orang/badan hukum yang memang telah atau sedang
melakukan pelangggaran terhadap ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Orang/badan hukum yang telah atau sedang
melakukan pelangggaran terhadap ketentuan peraturan perundangundangan yang ber-laku harus mempunyai kemampuan untuk mengakhiri
keadaan yang terlarang tersebut.
4. Ketentuan yang dilanggar jelas Ketentuan peraturan perundang- undangan
yang sedang atau telah dilangggar harus tercantum secara jelas dalam surat
peringatan.
5. Pelanggaran nyata harus digambarkan dengan jelas Fakta keadaan yang
sedang atau telah dilangggar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku harus diungkapkan atau diuraikan secara jelas.
48
Ivan Fauzani Raharja, dkk. Penegakan Hukum Sanksi Administrasi Terhadap
Pelanggaran Perizinan, Fakultas Hukum Universitas Jambi, 2013. Volume 15, Nomor 2,hlm. 3140
Universitas Sumatera Utara
63
6. Peringatan harus memuatinstansi yang mengeluarkan izin) artinya
keputusan yang dikeluarkan tersebut ternyata keliru atau mengandung
cacat lainnya dan diketahui dengan jelas. Jika demi- kian maka keputusan
(izin) tersebut dapat dicabut dengan memperhatikan ketentuan dalam
hukum administrasi negara, baik tertulis maupun berupa asas- asas hukum.
suatu keputusan yang secara jelas dan diketahui mengandung kesalahan
atau kekeliruan sedah barang tentu tidak akan dibiarkan, tanpa dilakukan
perubahan
atau
pencabutan,
hanya
karena
keingi-
nan
untuk
mengedepankan asas kepastian hukum. Pengenaan uang paksa oleh
Pemerintah (dwangsom) dianggap sebagai sanksi yang reparatoir. Sanksi
ini diterapkan jika warga negara melakukan pelanggaran.
Pembongkaran reklame karena telah dicabut izinnya atau karena masa
izinnya, berakhir dilakukan oleh Kepala Daerah dengan menggunakan Biaya
Jaminan Bongkar. Reklame yang dibongkar oleh Kepala Daerah harus diambil
oleh penyelenggara reklame paling lambat dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak
tanggal pembongkaran. Apabila batas waktu, telah terlampaui, maka reklame
tersebut menjadi milik Pemerintah Daerah.
Pasal 32 (1) Pemegang izin/penyelenggara reklame diharuskan melakukan
pembongkaran dan pembersihan reklame paling lama 7 (tujuh) hari terhitung
sejak tanggal berakhir dan/atau dicabut izinnya. (2) Apabila dalam waktu yang
telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pembongkaran dan
pembersihan tidak dilakukan oleh pemegang izin/penyelenggara reklame, maka
Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan sesuai dengan kewenangannya atas
Universitas Sumatera Utara
64
nama Walikota akan melaksanakan pembongkaran serta pembersihan dan biaya
yang telah ditimbulkan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kota Medan dan material hasil pembongkaran menjadi milik Pemeritah
Daerah. (3) Walikota berwenang untuk membongkar reklame yang tidak
memiliki/menyimpang dari izin. (4) Walikota dapat bekerja sama dengan pihak
ketiga untuk melakukan pembongkaran reklame. (5) Walikota melimpahkan
kewenangan kepada Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan/instansi
pemberi izin untuk melelang material hasil pembongkaran reklame sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.49
Kendala yang dialami pemanggilan terhadap pemohon terkait pelanggaran
izin yang telah dilakukan oleh Penyelenggara Reklame namun tidak ditanggapi
oleh penyelenggara reklame tersebut. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan tersebut yaitu mengeluarkan Surat Keputusan Pencabutan Izin Reklame
kepada Penyelenggara Reklame dan membuat surat kepada Satuan Polisi Pamong
Praja (selanjutnya disebut Satpol PP) terkait dengan pelanggaran izin reklame
untuk dilakukan penindakan Satpol PP sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Adanya
kendala
dalam
penerapan
sanksi-sanksi
administrasi
terhadap
penyelenggaraan reklame tentu saja tak lepas dari tidak berfungsinya salah satu
komponen-komponen model sistem implementasi sanksi administrasi yaitu ada
pada unsur pelaksana yaitu BP2T dan Satpol PP belum ada ketegasan terhadap
para pemegang izin agar mereka mau untuk hadir pada saat dilakukannya
49
Peraturan Walikota Medan Nomor 38 Tahun 2014, Op.Cit, Pasal 32
Universitas Sumatera Utara
65
pemanggilan.
Keberhasilan
implementasi
kebijakan
itu
tergantung
dari
terlaksananya komponen-komponen model sistem implementasi kebijakan publik.
Komponen-komponen model sistem implementasi kebijakan publik terdiri
atas :
(1) kebijakan yang dilaksanakan;
(2) target groups, yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran, dan
diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut, perubahan atau
peningkatan;
(3) unsur pelaksana, baik organisasi atau perorangan, yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan, pelaksanaan dan pengawasan dari proses implementasi
tersebut; dan
(4) faktor lingkungan (fisik, sosial, budaya dan politik). Selain itu adanya kendala
pada dalam penerapan sanksi-sanksi administrasi terhadap penyelenggaraan
reklame terletak pada kegagalan faktor sistem organisasi pelaksana karena
ketidakjelasan jaringan sistem, model monitoring yang biasa dipakai, serta
evaluasi yang dipilih antara BP2T dan Satpol PP.
Faktor yang dapat menentukan kegagalan dan keberhasilan dalam
implementasi kebijakan, yaitu:
1. Faktor yang terletak pada rumusan kebijakan yang telah dibuat oleh para
pengambil keputusan, menyangkut kalimatnya jelas atau tidak, sasarannya
tepat atau tidak, mudah dipahami atau tidak, mudah diinterpretasikan atau
tidak, dan terlalu sulit dilaksanakan atau tidak;
Universitas
PROSEDUR PEMBERIAN IZIN PEMASANGAN REKLAME
BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11
TAHUN 2011 DI KOTA MEDAN
A. Gambaran Umum Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)
1. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)
Kota Medan
Sesuai dengan undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang menegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi
adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
yang semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi,
keadilan dan pemerataan. Sehingga kualitas layanan aparatur pemerintah
kepada masyarakat merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pemerintah Kota Medan membentuk
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) sesuai dengan Peraturan Daerah
Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.
Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi yang menunjukkan
bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima aparatur pemerintah
kepada masyarakat merupakan suatu keharusan dan tidak dapat diabaikan lagi,
karena hal ini adalah merupakan bagian dari tugas dan fungsi pemerintah.
Pelayanan prima kepada masyarakat tersebut diatas tertuang antara lain dalam :
a. GBHN Republik Indonesia Tahun 1999 Bab III.
b. INPRES
Nomor
1
Tahun
1995
tentang
Kualitas
Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat.
c. Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata
laksana Pelayanan Umum.
d. Surat Edaran Menkoswasbangpan Nomor 56/MK.WASPAN/6/1998,
antara lain menyebutkan bahwa langkah-langkah perbaikan mutu
pelayanan masyarakat diupayakan dengan menerapkan pola pelayanan
terpadu (satu atap dan satu pintu) bagi unit-unit kerja kantor
pelayanan yang terkait dalam proses atau menghasilkan suatu produk
pelayanan.
e. Keputusan Menpan No. KEP/24/M.PAN/2004 tentang Pedoman
Umum Penyusun
Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah.
f. Keputusan Menpan No. KEP/24/M.PAN/2004 tentang Petunjuk
Teknisi Transparansi dan Akuntabilitas Penyelenggara Pelayanan
Publik.
Adapun maksud didirikannya BPPT Kota Medan adalah untuk
menyelenggarakan pelayanan perizinan yang prima dan satu pintu. Hal
tersebut diharapkan dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif
bagi penanaman modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi
masyarakat Kota Medan. Adapun prinsip dari pelayanan prima adalah
sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993,
antara lain : Sederhana, jelas, aman, trasnparan, effisien, ekonomis, adil dan
tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan tujuan didirikannya BPPT Kota Medan antara lain :
a. Mewujudkan pelayanan prima.
b. Melayani kepentingan masyarakat dalam mengurus perizinan dengan
baik yang didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu
responsivitas, kesederhanaan, transparansi, dan kepastian hukum.
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja aparatur Pemerintah Kota
Medan, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat.
d. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang pada
gilirannya masyarakat dapat terdorong untuk ikut berpartisipasi aktif
dalam berbagai kegiatan pembangunan.
Dalam setiap organisasi ataupun instansi memiliki visi dan misi. Adapun
visi dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan adalah
Terwujudnya Pelayanan Prima Perizinan untuk mewujudkan Medan Kota
Metropolitan yang modern, madani dan religius.
Sedangkan, misi dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan,
antara lain :
a. Mewujudkan pelayanan perizinan yang sederhana, transparan, tepat
waktu dan memiliki kepastian hukum.
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang memiliki daya saing dan
berkelanjutan.
Universitas Sumatera Utara
2. Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota
Medan
Berdasarkan peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rincian Tugas Pokok Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)
Kota Medan, dimana di dalamnya salah satunya mengatur Struktur Organisai
Badan Pelayanan Perizinan (BPPT) Kota Medan yaitu pada Bab II pasal 2
dimana Organisasi Badan terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretariat
c.
Bagian Tata Usaha, Membawahkan :
1) Sub Bagian Umum
2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Penyusunan Program
d. Bidang Pelayanan Perizinan I
e. Bidang Pelayanan Perizinan II
f. Bidang Pelayanan Perizinan III
g. Bidang Pelayanan Perizinan IV
h. Tim Teknisi
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Universitas Sumatera Utara
Sumber Badan Pelayanan Perizinan terpadu Kota Medan, 2017
Ketua
Gambar. Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan
32
32
Universitas Sumatera Utara
33
3. Deskripsi Jabatan
a. Sekretariat/Badan
1) Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
2) Badan sebagaimana dimaksud didukung oleh sekretariat
yang dipimpin oleh Kepala.
3) Kepala sekretariat sebagaimana dimaksud karena jabatannya
adalah Kepala Badan.
Sekretariat/Badan
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan
koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang
perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian.
b. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Tugas pokok Bagian Tata Usaha melaksanakan sebagian tugas
Badan
lingkup
ketatausahaan
yang
meliputi
pengelolaan
administrasi umum, keuangan dan penyusunan program :
1) Sub Bagian Umum
Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian
Tata Usaha lingkup administrasi umum.
Universitas Sumatera Utara
34
2) Sub Bagian Keuangan
Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian
Tata Usaha lingkup pengelolaan administrasi keuangan.
3) Sub Bagian Penyusunan Program
Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha lingkup
penyusunan program dan laporan.
c. Bidang Pelayanan Perizinan I
Bidang Pelayanan Perizinan I dipimpin oleh Kepala Bidang yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Bidang
Pelayanan
Perizinan
I
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan sebagain tugas Badan lingkup pelayanan perizinan
yang berkaitan dengan Usaha, Perdagangan, dan Prindustrian.
d. Bidang Pelayanan Perizinan II
Bidang Pelayanan Perizinan II dipimpin oleh Kepala Bidang yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Bidang
Pelayanan
Perizinan
II
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perizinan
yang berkaitan dengan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat.
e. Bidang Pelayanan Perizinan III
Bidang Pelayanan Perizinan III dipimpin oleh Kepala Bidang yang
Universitas Sumatera Utara
35
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Bidang Pelayanan Perizinan
III mempunyai
tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perizinan
yang berkaitan dengan Tata Ruang, Perhubungan dan Lingkup
Hidup.
f. Bidang Pelayanan Perizinan IV
Bidang Pelayanan Perizinan IV dipimpin oleh Kepala Bidang, yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Bidang Pelayanan Perizinan
IV mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perizinan
yang berkaitan dengan Konstruksi, Kesehatan dan Lain-lain.
g. Tim Teknis
Tim Teknis mempunyai tugas :
1) Meneliti permohonan ijin.
2) Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin.
3) Melaksanakan
peninjauan
lokasi/lapangan
terhadap
permohonan izin apabila diperlukan.
4) Melaksanakan proses perizinan, perhitungan retribusi dan
persiapan konsep Surat Keputusan/Perizinan.
5) Memberikan sarana-sarana atau pertimbangan-pertimbangan
kepada Kepala Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan
fungsi Badan.
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan
Universitas Sumatera Utara
36
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
h. Kelompok Jabatan Fungsional
1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah Tenaga
Fungsiaonal yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undang.
2) Setiap kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga
Fungsional Senior yang dihunjuk
3) Jumlah Tenaga Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja
4) Jenis
dan
jenjang
jabatan
fungsional
diatur
berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut
maka
Badan
Pelayanan
Terpadu
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pelayanan Terpadu ;
b. Penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang Pelayanan
Terpadu ;
c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Tujuan dibentuknya Badan Pelayanan Terpadu antara lain :
a. Mewujudkan Pelayanan Prima
b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur pemerintah
kabupaten/kota, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
37
c. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat
terdorong untuk ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan
pembangunan.35
B. Prosedur Pemberian Izin Pemasangan Reklame Di Kota Medan
Proses dan Prosedur perizinan dapat meliputi prosedur pelayanan perizinan,
proses penyelesaian perizinan yang merupakan proses internal yang dilakukan oleh
aparat/petugas. Pada umumnya permohonan izin hars mnempuh prosedur tertentu
yang ditentukan oleh pemerintah, selaku pemeberi izin. Disamping harus
menempuh prosedur perizinan, selaku pemberi izin, pemohon izin juga harus
memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh
pemerintah atau pemberi izin.36
Pemasangan reklame harus memperhatikan aspek estetika kota, pemasangan
reklame juga tidak sembarang memasang atau mendirikan reklame. Perusahaan
iklan ataupun reklame atas nama pribadi harus melalui prosedur-prosedur yang
sudah ditetapkan pemerintah Kota Medan sesuai dengan Peraturan Walikota Medan
Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Penataan Reklame.
Prosedur pelayanan izin reklame di Kota Medan ditangani oleh Dinas yang
ditunjuk dalam Peraturan Walikota Kota Medan dalam hal ini Dinas Kebersihan
dan Pertanaman melakukan pengaturan, pembinaan, pengawasan, pengendalian,
pemasangan dan pemeliharaan terhadap reklame, Dinas TRTB melakukan
35
Profil Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan, Tahun 2017
Anggya Jumeri, Kebijakan Perizinan Pemerintah Kota Pekanbaru : Studi Kasus Izin
Tempat Usaha Reklame Di Kota Pekanbaru Dijalan Pangeran Hidayat Dan Kh.A Dahlan Tahun
2012-2013, Jurnal Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau, hlm 7
36
Universitas Sumatera Utara
38
pengaturan terhadap izin IMB untuk reklame yang menggunakan konstruksi
baja/besi dan BPPT dalam hal pelaksanaan proses administrasi dimulai dari
permohonan/perpanjangan, pemeriksaan berkas, penertiban dan penandatanganan
Izin Penyelenggaraan Reklame.37 Pengelolaan yang dilakukan dapat dilihat dari
unsur perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Prosedur perizinan dan persyaratan pemasangan reklame di Kota Medan,
yakni :38
(1) Setiap orang atau Badan yang menyelenggarakan reklame di daerah wajib
memiliki izin tertulis dari Walikota.
(2) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(1), yang
bersangkutan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan mengisi
surat permohonan izin reklame:
a. reklame papan/billboard/videotron/megatron kepada DTRTB dengan
melampirkan persyaratan:
1) Fotokopi identitas diri/penanggung jawab/penerima kuasa (Kartu
Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM) atau paspor);
2) Fotokopi akte pendirian perusahaan;
3) Surat kuasa apabila pemilik/penanggung jawab berhalangan dengan
disertai fotokopi KTP, SIM, paspor dari pemberi kuasa;
4) Surat perjanjian kontrak pembuatan dan/atau pemasangan reklame,
37
J. P. G, Sianipar. Manajemen Pelayanan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.1997,
38
Peraturan Walikota Medan Nomor 38 tahun 2014 Tentang Penataan Reklame, Pasal 2
hlm 4
ayat 1-8
Universitas Sumatera Utara
39
apabila diselenggarakan pihak ketiga;
5) IMB terhadap objek pajak reklame yang pertama kali dimohonkan
bagi objek pajak reklame yang memiliki konstruksi bangunan dengan
2
luasan 10 M (sepuluh meter bujur sangkar) ke atas;
6) Gambar sketsa titik lokasi penyelenggaraan reklame, gambar rencana
konstruksi, desain, dan tipologi reklame bagi objek pajak reklame
yang dimohonkan untuk objek pajak reklame yang memiliki
konstruksi bangunan;
7) Perhitungan
kekuatan
konstruksi
yang
ditandatangani
oleh
penanggungjawab struktur/konstruksi yang memiliki sertifikasi dari
lembaga yang berwenang;
8) Surat persetujuan dari pemilik tanah dan/atau bangunan dengan
melampirkan surat kepemilikan atas tanah dan/atau bangunan yang
sah, bagi objek pajak reklame yang pertama kali dimohonkan; dan
9) Membuat
pernyataan
akan
menanggung
segala
risiko
yang
ditimbulkan akibat adanya penyelenggaraan reklame.
b. reklame kain berupa umbul-umbul dan spanduk, reklame selebaran,
reklame berjalan termasuk yang dipasang pada kendaraan, reklame
udara, reklame apung, reklame suara, reklame film/slide, dan reklame
peragaan kepada BP2T dengan melampirkan persyaratan:
1) Fotokopi identitas diri/penanggung jawab/penerima kuasa (KTP,
SIM atau paspor);
2) Fotokopi akte pendirian perusahaan;
Universitas Sumatera Utara
40
3) Surat kuasa apabila pemilik/penanggung jawab berhalangan dengan
disertai fotokopi KTP, SIM, paspor dari pemberi kuasa;
4) Surat perjanjian kontrak pembuatan dan/atau pemasangan reklame,
apabila diselenggarakan pihak ketiga
5) Gambar sketsa titik lokasi penyelenggaraan reklame, desain, dan
tipologi reklame; dan
6) Surat persetujuan dari pemilik tanah dan/atau bangunan dengan
melampirkan surat
kepemilikan atas tanah dan/atau bangunan
yang
objek
sah,
bagi
pajak
reklame yang pertama kali
dimohonkan.
c.
reklame melekat/poster/stiker/rombong kepada Dinas Pendapatan dengan
melampirkan persyaratan:
1) Fotokopi identitas diri/penanggung jawab/penerima kuasa (KTP,
SIM atau paspor);
2) Fotokopi akte pendirian perusahaan;
3) Surat kuasa apabila pemilik/penanggung jawab berhalangan dengan
disertai fotokopi KTP, SIM, paspor dari pemberi kuasa;
4) Surat perjanjian kontrak pembuatan dan/atau pemasangan reklame,
apabila diselenggarakan pihak ketiga;
5) Gambar sketsa titik lokasi penyelenggaraan reklame, desain, dan
tipologi reklame; dan
6) Surat persetujuan dari pemilik tanah dan/atau bangunan dengan
melampirkan surat kepemilikan atas tanah dan/atau bangunan yang
Universitas Sumatera Utara
41
sah, bagi objek pajak reklame yang pertama kali dimohonkan.
(4) Gambar rencana konstruksi reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a angka 6, terdiri dari:
a. Gambar denah skala 1:100;
b. Gambar tampak depan, samping dan atas skala 1:50
c. Gambar potongan skala 1:10 atau 1:20;
d. Gambar detail rangka bidang reklame skala 1:10 atau 1:20; dan
e. Gambar detail pondasi atau pile skala 1:10 atau 1:20.
(5) IMB reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka5 dapat
dimohonkan secara bersamaan pada saat pengajuan permohonan izin
reklame.
(6) Khusus
permohonan
izin
reklame
pada
jenis
reklame sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf b yang mengggunakan jalan/ruang
milik jalan harus melampirkan izin penggunaan jalan.
(7) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak apabila
tidak
memenuhi
persyaratan
administratif
dan persyaratan
teknis
yang telah ditentukan dalam Peraturan Walikota ini.
(8) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dialihkan kepada pihak
lain.
Persyaratan dan administrasi penyelenggaraan reklame :39
1. Fotokopi Tata Letak Bangunan untuk Bangunan Reklame (TLB Reklame)
39
http://www.hukumcorner.com/bagaimana-mengurus-izin-pemasangan-iklan-reklamedi-jalan/diakses tanggal 1 Februari 2017.
Universitas Sumatera Utara
42
2. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB), jika reklame melekat pada
bangunan
3. Izin Pelaksanaan Teknis Bangunan (IPTB) Penanggung Jawab perencana
Arsitektur
4. Fotokpi Bukti Kepemilikan tanah (Jenis Bukti Kepemilikan tanah yang
bisa diterima di PTPS : Sertifikat Hak Milik, Sertifikat Hak Guna
Bangunan, Sertifikat Hak Pakai, Sertifikat Hak Pengelolaan)
5. Mengajukan Surat Permohonan :
a. Surat Permohonan atau Formulir permohonan
b. Surat Pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6000 tentang
kebenaran data dan keabsahan data
6. Identitas Pemohon :
a. Kartu Tanda Penduduk
b. Kartu Keluarga
c. Nomor Pokok Wajib Pajak
7. Jika yang mengajukan izin adalah Badan Hukum :
a. Akta pendirian (Kantor Pusat dan Kantor Cabang, jik ada) dan SK
Pengesahan yang dikeluarkan oleh :
1. Kemenhunkam, Jika PT dan Yayasan
2. Kementrian/Dinas Koperasi, Jika Koperasi
3. Pengadilan Negeri, Jika CV
b. Akta Perubahan SK dan SK Perubahan yang dikeluarkan oleh
Kemenkunham, Jika Akta Pendirian mengalami perubahan
Universitas Sumatera Utara
43
c. NPWP Badan Hukum
8. Jika Dikuasakan ;
a. Surat Kuasa diatas kertas bermaterai Rp 6.000
b. KTP orang yang diberi kuasa
9. Fotokopi Bukti Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Tahun
Terakhir
10. Surat Pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemohon yang
menyatakan tidak akan mengubah bentuk reklame
11. Proposal Teknis ( download disini pelayanan.jakarta.go.id )
12. Jika Reklame berada pada tanah/bangunan disewa:
a. Perjanjian sewa-menyewa tanah/bangunan
b. Surat pernyataan diatas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemilik
tanah/bangunan yang menyatakan tidak keberatan tanah/bangunan
digunakan
c. Fotokopi KTP Pemilik tanah/bangunan
13. Izin Penyelenggaraan Reklame Kelas B (IMB Reklame Kelas B)
terdahulu, jika perpanjangan
Prosedur Penyelenggaraan Reklame :
1. Pemohon datang ke kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) setempat
dan mengisi formulir pendaftaran wajib pajak/wajib retribusi pribadi atau
badan usaha untuk mendapatkan nomor pokok wajib pajak daerah
(NPWPD)/nomor pokok wajib retribusi daerah (NPWRD)
Universitas Sumatera Utara
44
2. Setelah mendapatkan NPWPD/NPWRD, kemudian pemohon mengisi
surat pemberitahuan pajak daerah, pajak reklame dengan melampirkan
fotokopi surat izin tempat usaha (SITU), formulir permohonan izin
pemasaran reklame dan rekomendasi dari camat
Izin Penyelenggaraan Reklame dapat diberikan kepada Penyelenggara
Reklame atau Jasa Periklanan/Biro Reklame apabila :
1. Melengkapi Persyaratan dan Administrasi
2. Membayar Pajak Reklame terutang sebesar 25% dari tarif pajak
3. Membayar sewa titik lokasi, khusus untuk penyelenggaraan reklame di
dalam sarana dan prasarana kota
4. Membayar nilai strategis reklame untuk penyelenggaraan reklame di luar
sarana dan prasarana kota
5. Membayar biaya jaminan bongkar sebesar 15% dari jumlah pajak reklame
terutang untuk 1 (satu) kali penyelenggaraan reklame.
Setelah semua berkas persyaratan serta administrasi masuk dan diperiksa,
izin penyelenggaraan reklame sudah bisa didapatkan kurang lebih dalam jangka
waktu 60 hari kerja
C. Hambatan dalam Pemberian izin Pemasangan Reklame
Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan
bersifat pengendalian yang dimiliki oleh Pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh masyarakat40 Dalam pengaturan perizinan investasi di
Indonesia ini ditemukan proses atau prosedur perizinan berbelit-belit dan berlapis,
40
Adrian Sutedi, Op.Cit, hlm 168
Universitas Sumatera Utara
45
sehingga terkesan tidak efektif dan efisien. Walaupun beberapa instansi sudah
memperkenalkan sistem pelayan perizinan yang mutakhir oleh unit BPPT.
Dewasa ini jenis dan prosedur perizinan di Indonesia masih beraneka ragam,
rumit dan sukar ditelusuri, sehingga sering merupakan hambatan bagi kegiatan
dunia usaha. Jenis perizinan di Negara Indonesia sedemikian banyaknya. Namun,
bukan berarti dengan wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat atau daerah
dapat memberikan izin sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan aspek lain41
Hambatan dalam pemberian izin pemasangan reklame, yaitu berasal dari
1. Internal
a. Pengawasan. Belum adanya koordinasi yang pasti berkaitan dengan tim
teknis salah satunya adalah Satpol PP. “kelemahan negara berkembang
dalam
menyelenggarakan
pembangunan
terutama
terletak
pada
SDM”42Berdampak akan terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang ada
dilapangan.
b. Batas jumlah reklame
Belum adanya peraturan yang membahas tentang batas jumlah reklame
yang dapat izin dalam satu tempat maupun dalam batas jumlah ijin yang
dikeluarkan, sehingga banyaknya masyarakat untuk membuat pemohonan
agar mendapatkan surat rekomendasi perizinan reklame. Karena semakin
cepatnya pengaruh globalisasi yang ada di Kota Medan. Pemerintah harus
cepat dan tegas dalam membuat sebuah peraturan yang membatasi jumlah
reklame yang mendapatkan.
41
Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup , Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm 79
Kartasasmita, Ginandjar. Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan
Praktiknya di Indonesia. Jakarta: Pustaka LP3ES, 1997, hlm 53-54
42
Universitas Sumatera Utara
46
c. Lokasi pemasangan reklame
Lokasi
adalah
titik
tempat
atau
konstruksi
dimana
reklame
diselenggarakan. Lokasi terbagi atas kelas jalan I, kelas jalan II, kelas jalan
III, dalam ruang berjalan, megatron dan Jembatan Penyebrangan Orang
(JPO) atau bando jalan. Pembagian klasifikasi kelas jalan dijelaskan dalam
Lampiran III peraturan walikota. Banyaknya jumlah pemohon untuk
mendapatkan izin reklame di Kota Medan, tidak diimbangi dengan
fasilitas atau tempat untuk memasang reklame, berdampak pemasangan
reklame yang tidak teratur dan berantakan. Pemerintah memang harus
benar-benar siap memfasilitasi tempat pemasangan untuk pemohon agar
tidak terjadinya pelanggaran pada pemasang reklame.
d. Adanya pelanggaran oleh pemohon reklame terhadap tempat yang dilarang
oleh pemerintah daerah untuk didirikan reklame, banyak pemohon yang
memasang reklame terlebih dahulu kemudian baru mengajukan izin
pemasangan, keterlambatan perpanjangan izin reklame oleh pemohon
yang berasal dari luar kota, penertiban yang sedikit susah karena banyak
pemohon yang tidak memasang reklame sesuai izin yang diajukan, akibat
sosialisasi yang tidak merata.
e. Birokrasi yang tercerminkan oleh antara lain prosedur administrasi dalam
mengurus investasi (seperti perizinan, peraturan atau persyaratan, dan
lainnya) yang berbelit-belit dan langkah-langkah prosedurnya yang tidak
jelas.
Universitas Sumatera Utara
47
f. Kurang responsif, kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur
pelayanan publik, mulai dari tingkatan petugas sampai pada tingkatan
pertanggungjawaban instansi.
g. Kurang inovatif, berbagai macam informasi yang seharusnya disampaikan
kepada masyarakat menjadi terlambat atau bahkan tidak sampai.
h. Kurang mengakses (accessible), berbagai unit pelaksana pelayanan jauh
dari jangkauan masyarakat.
i. Kurang mau mendengar keluhan, saran, dan aspirasi masyakat
j. Kurangnya kesadaran penyelenggara reklame untuk mengurus perizinan
pemasangan reklamenya. Permasalahan seperti ini disebabkan karena
kurangnya kedisiplinan masyarakat dan dalam prakteknya sering terjadi
pemasangan reklame dilakukan tanpa memiliki surat izin pemasangan
reklame. Selain itu faktor yang menjadikan penyelenggara reklame tidak
mengurus perizinan reklame adalah karena mereka tidak berkenan untuk
mengeluarkan uang untuk biaya perizinan. Padahal secara logika, justru
penyelenggara reklame seperti ini akan mengalami kerugian apabila
reklame yang mereka buat dengan jumlah dan biaya tertentu akan disita
bahkan dimusnahkan oleh petugas. Apabila ditemukan kasus seperti ini,
maka jika reklame yang melanggar adalah reklame liar/tidak ada izinnya,
petugas akan langsung mencopotnya sedangkan untuk reklame yang
melanggar surat izin pemasangan reklame petugas akan memberikan
peringatan.
Universitas Sumatera Utara
48
2. Eksternal
a. Kurangnya pengawasan dari
eksternal aparatur pemerintah yang
mengakibatkan adanya pelanggaran-pelanggaran reklame. Pelanggaran ini
adanya ketidaksesuaian pemasangan reklame yang dilakukan masyarakat.
Masyarakat yang diposisikan sebagai yang bertanggung jawab atas
pemasangan reklame. Aparatur pelayanan tidak mengetahui keadaan
lapangan, sehingga adanya pembatas komunikasi antara aparatur
pelayanan dengan masyarakat. maka dari itu mudah terciptanya
pelanggaran
reklame.
Partisipasi
adalah
mempertemukan
seluruh
kepentingan yang sama dan berbeda dalam suatu proses dan penetapan
secara proporsional untuk semua pihak.43 Pengawasan merupakan fungsi
organik dari manajemen, yang saling terkait dengan perencanaan.
Pengawasan dilakukan untuk dapat mengevaluasi dari hasil pelaksanaan
pekerjaan diperoleh secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya pengawasan maka dapat
meminimalisir adanya kemungkinan penyalahgunaan atau menghindari
penyimpangan yang terjadi. Adapun jenis pengawasan yang dilakukan
dalam pengelolaan pajak reklame oleh BP2T Kota Medan yaitu
pengawasan secara langsung dan pengawasan tidak langsung.
b. Pihak pemohon perizinan reklame yaitu pemasangan reklame pada tempat
yang sulit untuk dijangkau biasanya agak lama. Biasanya kalau ada pejabat
yang penting dalam proses perizinan sedang keluar, sehingga waktu yang
43
Sinambela, Lijan Poltak. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta : Bumi Aksara, 2006,
hlm 37
Universitas Sumatera Utara
49
harus ditunggu oleh pemohon terlalu lama. Perizinan penyelenggaraan
reklame di lokasi yang tanahnya merupakan milik pemerintah daerah
biasanya prosesnya agak lama sehingga pemohon memasang langsung
sebelum izin keluar.
c. Mengertinya
akan
prosedur
pelayanan
perijinan
reklame
dapat
mempercepat proses izin yang dikeluarkan, karena jika terjadinya
kesalahan persyaratan maupun prosedur untuk mendapatkan izin
pemasangan reklame akan mempersulit aparatur pemerintah untuk
melakukan proses pelayanan.
Beberapa hambatan lain yang juga dapat diidentifikasi adalah pada sisi
kelembagaan dimana hambatan utama terletak pada sisi organisasi yang tidak
dirancang khusus dalam rangka pemberian pelayanan publik, penuh dengan
hirarki yang membuat birokrasi menjadi berbelit- belit dan tidak terkoordinasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL BAGI
PEMEGANG IZIN REKLAME
A. Hak yang diperoleh Pemegang Izin Reklame
Dalam peraturan tersebut sesungguhnya penyelenggara reklame hanya
diberi hak dan kewajiban serta larangan. Tidak ada sanksi tegas yang mengatur
apabila terjadi pelanggaran terhadap larangan dalam penyelenggaraan reklame
tersebut. Tindakan yang dilakukan hanya berupa penertiban yang dilakukan
terhadap setiap penyelenggaraan reklame apabila :tanpa izin; telah berakhir masa
berlakunya izin dan tidak diperpanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
tanpa peneng dan pelunasan pajak; terdapat perubahan, sehingga tidak sesuai lagi
dengan izin yang telah diterbitkan; dan tidak terawat dengan baik.44
Pemegang
izin
reklame
berhak
untuk
melakukan
kegiatan
penyelenggaraan/pemasangan reklame sesuai dengan izin yang diberikan.
Pemegang izin reklame wajib dan bertanggung jawab secara penuh untuk
memelihara konstruksi reklame yang dipasang dalam rangka menjaga kebersihan,
ketertiban dan keindahan reklame, dan lingkungan, serta mencegah akibat yang
timbul dari penyelenggaraan/pemasangan reklame terhadap keselamatan orang dan
barang pihak lain. Pemegang izin bertanggung jawab secara penuh terhadap segala
akibat yang ditimbulkan baik terhadap keselamatan orang maupun barang dari
penyelenggaraan/pemasangan reklame. Setiap pemegang izin reklame diwajibkan
44
I Made Ksema Dharma Yogata, dkk. Pengaturan Penyelenggaraan Reklame Dalam
Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 29 Tahun 2001 Tentang Pajak Reklame, Artikel Fakultas
Hukum Universitas Udayana, 2013, hal 5.
50
Universitas Sumatera Utara
51
membayar pajak reklame sesuai Peraturan Daerah yang berlaku. Pemegang izin
reklame berhak untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan/pemasangan reklame
sesuai dengan izin yang diberikan.
Pemegang Izin wajib mematuhi dan melaksanakan ketentuan sebagai
berikut :
a. Melaksanakan penyelenggaraan reklame sesuai dengan gambar konstruksi dan
denah lokasi yang telah disetujui ;
b. Tidak mengubah atau mengganti bentuk dan isi reklame serta tidak
melimpahkan hak penyelenggaraan reklame kepada pihak lain ;
c. Melaksanakan kewajiban membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan ;
d. Pemegang izin diwajibkan untuk membayar uang jaminan pembongkaran
sebesar Rp. ............................... ;
e. Memelihara bangunan, papan dan isi reklame sehingga tidak membahayakan
keselamatan umum dan mengganggu keindahan dan estetika kota. Apabila
terjadi suatu hal akibat dari penyelenggaraan reklame sehingga mengakibatkan
kerugian pihak lain, sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab pemegang izin ;
Melaksanakan
dan
mentaati
ketentuan-ketentuan
yang
telah
direkomendasikan oleh dinas/instansi terkait serta yang tertuang dalam surat
pernyataan/perjanjian.
Apabila Izin Penyelenggaraan Reklame tidak diperpanjang, maka Pemegang
Izin diwajibkan untuk membongkar konstruksi dan papan reklame dalam waktu
paling lambat 15 (lima belas) hari setelah izin berakhir Apabila akan melakukan
Universitas Sumatera Utara
52
perpanjangan, maka 60 (enam puluh) hari sebelum habis masa berlaku izin harus
menyampaikan permohonan.
Pelanggaran atas semua ketentuan dalam izin ini dapat mengakibatkan
pencabutan izin meskipun jangka waktu izin belum berakhir dan segala biaya yang
telah dikeluarkan oleh pemegang izin sehubungan dengan penyelenggaraan reklame
termasuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tidak dapat ditagihkan atau
dimintakan kepada Pemerintah Kota Medan.
B. Kewajiban yang harus di penuhi oleh Pemegang Izin Reklame
Sesuai dengan Pasal 19 ayat (1) dan (2) Peraturan Walikota Medan Nomor
38 Tahun 2014 Tentang Penataan Reklame
(1) Penyelenggara reklame wajib:
a. memasang plat izin atau stempel masa berlaku izin dan ukuran bidang
reklame yang dapat terlihat jelas oleh umum;
b. memelihara benda-benda dan alat-alat yang dipergunakan untuk reklame
agar selalu dapat berfungsi dan dalam kondisi baik;
c. menanggung segala akibat jika penyelenggara reklame yang bersangkutan
menimbulkan kerugian kepada pihak lain;
d. menyusun naskah reklame dalam bahasa Indonesia dengan mempergunakan
huruf cetak dan apabila dipandang perlu dapat menambah naskah dengan
bahasa asing disamping atau di bawah naskah bahasa Indonesia;
e. memasang reklame pada titik atau lokasi dalam kawasan/zona yang telah
ditentukan oleh instansi yang berwenang;
Universitas Sumatera Utara
53
f. menempatkan tanda berupa penning, stiker, plat dan/atau tanda-tanda lain
yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang; dan
g. menghapus atau menghilangkan dan meniadakan reklame paling lambat 7
(tujuh) hari setelah jangka waktunya berakhir atau setelah izinnya dicabut.
(2) Penyelenggaraan reklame harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. tidak menutup pandangan rambu, lampu pengatur, dan kamera lalu lintas;
b. konstruksi reklame dapat dipertanggungjawabkan menurut persyaratan
teknis sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c. lampu reklame yang dipasang diarahkan ke bidang reklame sehingga tidak
menyilaukan pandangan pemakai jalan;
d. instalasi listrik yang dipasang harus memenuhi persyaratan teknis sehingga
tidak membahayakan keselamatan umum;
e. tidak menutup/mengganggu pandangan perlintasan kereta api;
f. jarak jaringan kabel listrik tegangan menengah ke atas harus mendapat
rekomendasi dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero);
g. tidak mengganggu fungsi atau merusak sarana dan prasarana kota serta tidak
menggangu pemeliharaannya;
h. kaki konstruksi tidak boleh berada di saluran air, sungai atau badan jalan;
dan
i. jarak dari as rel kereta api sampai bidang/konstruksi reklame terdekat harus
mendapat rekomendasi dari PT Kereta Api Indonesia.
Pemegang izin reklame wajib dan bertanggung jawab secara penuh untuk
memelihara konstruksi reklame yang dipasang dalam rangka menjaga kebersihan,
Universitas Sumatera Utara
54
ketertiban dan keindahan reklame, dan lingkungan, serta mencegah akibat yang
timbul dari penyelenggaraan/pemasangan reklame terhadap keselamatan orang dan
barang pihak lain. emegang izin bertanggung jawab secara penuh terhadap segala
akibat yang ditimbulkan baik terhadap keselamatan orang maupun barang dari
penyelenggaraan/pemasangan reklame. Setiap pemegang izin reklame diwajibkan
membayar pajak reklame sesuai Peraturan Daerah yang berlaku.
Pemegang izin pemasangan reklame berkewajiban untuk :
a. Memenuhi ketentuan-ketentuan yang diwajibkan untuk pemasangan reklame
dan memenuhi pembayaran pajak terhutang yang besarnya ditetapkan dalam
Peraturan Daerah tentang ketentuan-ketentuan pemungutan pajak reklame ;
b. Memelihara supaya benda-benda dan alat-alat yang dipergunakan untuk
reklame selalu dalam keadaan baik ;
c. Meniadakan reklame secepatnya setelah jangka waktunya berakhir atau ijinya
telah dicabut.
Sesuai dengan Pasal 17 materi reklame harus
(1) Materi reklame harus sesuai dengan kepribadian dan budaya bangsa serta tidak
boleh bertentangan dengan norma agama, norma kesopanan, norma kesusilaan,
norma hukum, ketertiban, dan keamanan serta kesehatan.
(2) Dalam rangka pengawasan maka perubahan materi reklame harus diberitahukan
terlebih dahulu secara tertulis kepada
instansi
pemberi
izin sesuai
kewenangannya berdasarkan jenis izin reklame yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Universitas Sumatera Utara
55
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Pajak Reklame.
(3) Perubahan materi reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
hanya dapat dilakukan:
b. dalam masa pajak berjalan;
c. untuk kategori materi yang sama, misalnya materi non rokok tidak boleh
diubah menjadi materi rokok; dan
d. apabila tidak ada perubahan pada bentuk dan ukuran bangunan/media
reklame.
(4) Perubahan materi reklame dalam masa pajak berjalan dari non rokok menjadi
rokok atau sebaliknya, maka nilai pajak reklame terhitung penuh sebagai pajak
baru melalui permohonan perubahan izin reklame.
(5) Penentuan masa berlaku izin yang telah ditetapkan oleh Dinas/Badan pemberi
izin tidak dapat dilakukan perubahan.
(6) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), harus
diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum materi reklame diubah.
(7) Pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada
ayat
(1),
paling sedikit
melampirkan:
a. identitas Wajib Pajak;
b. surat izin reklame; dan
c. rencana perubahan materi reklame.
Universitas Sumatera Utara
56
6. Sanksi Terhadap Penyalahgunaan Izin yang diberikan
Hukum merupakan suatu peraturan atau kaidah-kaidah dalam suatu
kehidupan manusia yang mempunyai fungsi untuk melindungi kepentingan
masyarakat. Agar peraturan atau ketentuan dapat berjalan dengan efektif maka
diperlukan adanya sebuah penegakan hukum. Dengan adanya penegakan hukum
maka hukum menjadi harus dilaksanakan dan menjadi kenyataan.45
Izin adalah persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau
Peraturan Pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari larangan
umum
tersebut.
Izin
adalah
instrumen
pemerintah
dalam
rangka
menyelenggarakan pemerintahan dalam mengatur kepentingan umum. Izin adalah
seperangkat peraturan yang berisi tentang perkenaan atau izin. Wewenang lahir
karena adanya hukum yang tertulis.
Sanksi terhadap penyalagunaan izin Reklame, yang diberikan Pemerintah
Kota Medan itu sendiri dilakukan oleh beberapa instansi pemerintahan dan
masing-masing memliki tugas dan wewenangnya sendiri. Instansi yang
berwenang tersebut adalah Kantor Pelayanan Perizinan sebagai pengurusan
administrasi (front offic e), Dinas BPPT Kota Medan sebagai instansi teknis yang
mengurus mengenai reklame yang berkonstruksi, Dinas Pendapatan Daerah
sebagai instansi yang berkaitan pengurusan pajak dari reklame itu sendiri, dan
yang terakhkir adalah Satuan Polisi Pamong Praja sebagai pelaksana perda.
Izin dapat dicabut atau dinyatakan tidak berlaku serta tidak mempunyai
kekuatan hukum apabila: pemegang izin tidak memenuhi kewajiban-kewajiban
45
Nivo Christitaria, Efektivitas Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran Izin Reklame
Di Kabupaten Slema, Jurnal Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Hukum, hlm 4
Universitas Sumatera Utara
57
dan ketentuan penyelenggaraan reklame sebagaimana diatur dengan Peraturan
Walikota ini. penyelenggaraan reklame yang dipasang tidak sesuai dengan izin
yang diberikan karena ditemukan adanya perubahan materi, ukuran, ketinggian,
titik, dan konstruksi bangunan reklame; naskah reklame tidak dipenuhi
sebagaimana mestinya; menurut pertimbangan Walikota ternyata pada saat
berlangsungnya penyelenggaraan, materi reklame tidak memenuhi ketentuan
seperti yang telah diatur dalam Peraturan Walikota ini; dan masa berlaku izin
telah berakhir.46 Sebelum pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, Dinas Pendapatan, dan Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu terlebih dahulu menerbitkan surat peringatan kepada
penyelenggara reklame. (3) Terhadap pencabutan izin sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), maka atas pajak dan retribusi yang sudah dibayar tidak boleh
dilakukan kompensasi atau restitusi. Apabila izin telah dicabut sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka perizinan lainnya yang berkaitan dengan
penyelenggaraan reklame dinyatakan tidak berlaku. Walikota dapat melimpahkan
kewenangan pencabutan izin, pemberian sanksi tanda silang dan publikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Dinas dan/atau pimpinan unit kerja
terkait.
Dalam penelitian yang dilakukan penulis di BPPT Kota Medan penulis
mendapatkan data bahwa pemerintah Kota Medan melalui BPPT mengeluarkan
larangan untuk pemasangan reklame di beberapa tempat, yaitu:
46
Peraturan walikota Medan, No. 38 Tahun 2014, Op.Cit, Pasal 29
Universitas Sumatera Utara
58
(1) Dilarang memasang reklame di depan kantor pemerintah, gedung sekolah,
rumah ibadah, dan gedung bersejarah yang tidak dipergunakan untuk
komersial.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dikecualikan terhadap:
d. gedung sekolah yang melaksanakan acara yang bersifat pendidikan dan
bersifat temporer;
e. rumah ibadah yang melaksanakan upacara-upacara keagamaan dan
bersifat temporer; dan
f.
gedung bersejarah yang dipergunakan untuk kegiatan usaha bersifat
sementara dan dalam jangka waktu tertentu/insidentil.
(3) Dilarang menempatkan reklame pada:
a. badan jalan;
b. bantaran dan/atau badan sungai/irigasi;
c. rambu lalu lintas;
d. pohon; dan
e. taman kota dan hutan kota.
Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa terdapat larangan-larangan
khusus dalam penyelenggaraan reklame. Salah satu penyebab utamanya adalah
karena reklame merupakan salah satu fasilitas yang berhubungan langsung dengan
masyarakat banyak. Jika penyelenggaraannya tidak teratur, maka dapat
berdampak langsung pada masyarakat Kota Medan. Misalnya jika konstruksi
reklame tidak sesuai peraturan yang ada, maka dapat membahayakan bagi
Universitas Sumatera Utara
59
masyarakat yang berada di sekitar reklame tersebut. Jika lokasi pemasangan
reklame yang dapat mengganggu atau merusak keindahan tata kota Medan.
Pembongkaran reklame oleh dinas terhadap:
2. reklame yang tidak memiliki izin/menyimpang dari izin;
3. reklame yang telah dicabut izinnya dan belum dibongkar oleh penyelenggara
reklame; dan
4. reklame yang berakhir masa berlakunya dan tidak diperpanjang izinnya
(1) Pembongkaran reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dilakukan oleh
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan.
(2) Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dalam melakukan pembongkaran
reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu atau menunjuk
pihak lain untuk melaksanakan pembongkaran reklame.
(3) Mekanisme pembongkaran reklame oleh Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut:
g. Instansi pemberi izin menyampaikan daftar reklame yang tidak
memiliki/menyimpang dari izin, reklame yang telah dicabut izinnya atau
reklame yang berakhir masa berlakunya kepada Dinas Tata Ruang dan
Tata Bangunan;
h. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan melakukan pembongkaran terhadap
reklame yang tidak memiliki/ meyimpang dari izin setelah menerima
daftar reklame dari instansi pemberi izin;
i.
Sebelum melakukan pembongkaran terhadap reklame yang telah dicabut
izinnya atau reklame yang berakhir masa berlakunya dan belum dibongkar
Universitas Sumatera Utara
60
oleh penyelenggara reklame, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
menyampaikan surat pemberitahuan kepada penyelenggara reklame
mengenai pelaksanaan pembongkaran oleh Pemerintah Daerah;
j.
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan melakukan pembongkaran reklame
yang telah berakhir masa berlakunya dan belum dibongkar oleh
penyelenggara reklame sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan
k. Setelah melakukan pembongkaran reklame, Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan menyampaikan data reklame yang telah dibongkar kepada
dinas pemberi izin dan melaporkan hasil pelaksanaan pembongkaran
reklame kepada Walikota47
Sanksi denda pada pelanggaran perizinan penyelenggaraan reklame adalah
sebagai bentuk dari sanksi administrasi yang dilakukan aparatur pemerintah dalam
fungsinya sebagai pemberi izin dikarenakan penyelenggara reklame dalam hal ini
pelaku usaha tidak memberikan laporan tentang perkembangan penyelenggaran
reklame yang mereka lakukan berkaitan dengan salah satu bentuk sanksi
administrasi yaitu sanksi denda. Denda adalah sanksi administrasi yang dikenakan
terhadap pelanggaran yang berkitan dengan kewajiban pelaporan. Selama ini
Pemerintah Kota dalam hal ini BP2T Kota Medan dalam memberikan Izin
Penyelenggaraan Reklame di Kota sudah sesuai Peraturan yang berlaku dalm hal
ini adalah sudah sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Penataan Reklame, namun apabila dikemudian hari terdapat pelanggaran
yang dilakukan oleh staff BP2T Kota Medan semisal ada kesalahan prosedur
47
Peraturan Walikota Medan Nomor 38 Tahun 2014, Op.Cit, Pasal 34
Universitas Sumatera Utara
61
dalam pemberian izin penyelenggaraan reklame, maka BP2T akan memberikan
sanksi disiplin PNS terhadap staf tersebut.
Dalam penyelenggaraan reklame sendiri ada beberapa sanksi yang akan
diberikan pada badan atau orang pribadi jika melanggar aturan. Pemberian sanksi
tidak hanya di berikan untuk pelanggaran penggunaan tapi juga pada badan atau
orang pribadi yang izin reklamenya telah di cabut dan tidak berlaku lagi. Izin
penyelenggaraan reklame di cabut dan di nyatakan tidak berlaku lagi apabila pada
reklame tersebut terdapat perubahan jenis, ukuran, ketinggian, titik dan konstruksi
sehingga tidak sesuai dengan izin yang diberikan. Penyelenggara reklame tidak
mengasuransikan reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (7), 3 (tiga)
bulan setelah izin diterbitkan. Sebelum pencabutan izin, Kepala Daerah terlebih
dahulu menerbitkan Surat Peringatan kepada penyelenggara reklame. Terhadap
pencabutan izin maka atas pajak dan retribusi yang sudah dibayar tidak boleh
dilakukan kompensasi atau restitusi. Apabila izin telah dicabut maka perizinan
lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan reklame dinyatakan tidak
berlaku.
Reklame yang telah dicabut izinnya atau yang telah berakhir masa izinnya
harus sudah dibongkar oleh penyelenggara dalam jangka waku 7 (tujuh) hari
setelah izin dicabut atau setelah masa izinnya berakhir. Jika dalam hal
penyelenggara reklame tidak melaksanakan pembongkaran sedangkan izinnya
sudah berakhir maka Kepala Daerah berwenang untuk melakukan pembongkaran
yang dimaksud. Kepala Daerah juga berwenang untuk membongkar reklame yang
tidak memiliki izin.
Universitas Sumatera Utara
62
Proses penetapan sanksi administrasi berupa bestuurdwang harus didahului
dengan surat peringatan tertulis yang dituang kan dalam surat keputusan tata
usaha Negara (KTUN). Surat peringatan tersebut harus memuat hal-hal sebagai
berikut :48
1. Peringatan harus definitive pada surat peringatan harus secara jelas dan
tegas tertulis tindakan Pemerintah.
2. Organ yang berwenang harus disebut Surat peringatan harus memberikan
informasi yang jelas tentang organ/instansi yang berwenang menerapkan
sanksi.
3. Peringatan harus ditujukan kepada orang yang tepat Peringatan harus
ditujukan kepada orang/badan hukum yang memang telah atau sedang
melakukan pelangggaran terhadap ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Orang/badan hukum yang telah atau sedang
melakukan pelangggaran terhadap ketentuan peraturan perundangundangan yang ber-laku harus mempunyai kemampuan untuk mengakhiri
keadaan yang terlarang tersebut.
4. Ketentuan yang dilanggar jelas Ketentuan peraturan perundang- undangan
yang sedang atau telah dilangggar harus tercantum secara jelas dalam surat
peringatan.
5. Pelanggaran nyata harus digambarkan dengan jelas Fakta keadaan yang
sedang atau telah dilangggar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku harus diungkapkan atau diuraikan secara jelas.
48
Ivan Fauzani Raharja, dkk. Penegakan Hukum Sanksi Administrasi Terhadap
Pelanggaran Perizinan, Fakultas Hukum Universitas Jambi, 2013. Volume 15, Nomor 2,hlm. 3140
Universitas Sumatera Utara
63
6. Peringatan harus memuatinstansi yang mengeluarkan izin) artinya
keputusan yang dikeluarkan tersebut ternyata keliru atau mengandung
cacat lainnya dan diketahui dengan jelas. Jika demi- kian maka keputusan
(izin) tersebut dapat dicabut dengan memperhatikan ketentuan dalam
hukum administrasi negara, baik tertulis maupun berupa asas- asas hukum.
suatu keputusan yang secara jelas dan diketahui mengandung kesalahan
atau kekeliruan sedah barang tentu tidak akan dibiarkan, tanpa dilakukan
perubahan
atau
pencabutan,
hanya
karena
keingi-
nan
untuk
mengedepankan asas kepastian hukum. Pengenaan uang paksa oleh
Pemerintah (dwangsom) dianggap sebagai sanksi yang reparatoir. Sanksi
ini diterapkan jika warga negara melakukan pelanggaran.
Pembongkaran reklame karena telah dicabut izinnya atau karena masa
izinnya, berakhir dilakukan oleh Kepala Daerah dengan menggunakan Biaya
Jaminan Bongkar. Reklame yang dibongkar oleh Kepala Daerah harus diambil
oleh penyelenggara reklame paling lambat dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak
tanggal pembongkaran. Apabila batas waktu, telah terlampaui, maka reklame
tersebut menjadi milik Pemerintah Daerah.
Pasal 32 (1) Pemegang izin/penyelenggara reklame diharuskan melakukan
pembongkaran dan pembersihan reklame paling lama 7 (tujuh) hari terhitung
sejak tanggal berakhir dan/atau dicabut izinnya. (2) Apabila dalam waktu yang
telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pembongkaran dan
pembersihan tidak dilakukan oleh pemegang izin/penyelenggara reklame, maka
Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan sesuai dengan kewenangannya atas
Universitas Sumatera Utara
64
nama Walikota akan melaksanakan pembongkaran serta pembersihan dan biaya
yang telah ditimbulkan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kota Medan dan material hasil pembongkaran menjadi milik Pemeritah
Daerah. (3) Walikota berwenang untuk membongkar reklame yang tidak
memiliki/menyimpang dari izin. (4) Walikota dapat bekerja sama dengan pihak
ketiga untuk melakukan pembongkaran reklame. (5) Walikota melimpahkan
kewenangan kepada Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan/instansi
pemberi izin untuk melelang material hasil pembongkaran reklame sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.49
Kendala yang dialami pemanggilan terhadap pemohon terkait pelanggaran
izin yang telah dilakukan oleh Penyelenggara Reklame namun tidak ditanggapi
oleh penyelenggara reklame tersebut. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan tersebut yaitu mengeluarkan Surat Keputusan Pencabutan Izin Reklame
kepada Penyelenggara Reklame dan membuat surat kepada Satuan Polisi Pamong
Praja (selanjutnya disebut Satpol PP) terkait dengan pelanggaran izin reklame
untuk dilakukan penindakan Satpol PP sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Adanya
kendala
dalam
penerapan
sanksi-sanksi
administrasi
terhadap
penyelenggaraan reklame tentu saja tak lepas dari tidak berfungsinya salah satu
komponen-komponen model sistem implementasi sanksi administrasi yaitu ada
pada unsur pelaksana yaitu BP2T dan Satpol PP belum ada ketegasan terhadap
para pemegang izin agar mereka mau untuk hadir pada saat dilakukannya
49
Peraturan Walikota Medan Nomor 38 Tahun 2014, Op.Cit, Pasal 32
Universitas Sumatera Utara
65
pemanggilan.
Keberhasilan
implementasi
kebijakan
itu
tergantung
dari
terlaksananya komponen-komponen model sistem implementasi kebijakan publik.
Komponen-komponen model sistem implementasi kebijakan publik terdiri
atas :
(1) kebijakan yang dilaksanakan;
(2) target groups, yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran, dan
diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut, perubahan atau
peningkatan;
(3) unsur pelaksana, baik organisasi atau perorangan, yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan, pelaksanaan dan pengawasan dari proses implementasi
tersebut; dan
(4) faktor lingkungan (fisik, sosial, budaya dan politik). Selain itu adanya kendala
pada dalam penerapan sanksi-sanksi administrasi terhadap penyelenggaraan
reklame terletak pada kegagalan faktor sistem organisasi pelaksana karena
ketidakjelasan jaringan sistem, model monitoring yang biasa dipakai, serta
evaluasi yang dipilih antara BP2T dan Satpol PP.
Faktor yang dapat menentukan kegagalan dan keberhasilan dalam
implementasi kebijakan, yaitu:
1. Faktor yang terletak pada rumusan kebijakan yang telah dibuat oleh para
pengambil keputusan, menyangkut kalimatnya jelas atau tidak, sasarannya
tepat atau tidak, mudah dipahami atau tidak, mudah diinterpretasikan atau
tidak, dan terlalu sulit dilaksanakan atau tidak;
Universitas