Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dan Tindakan IMD Dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan

desain crossectional yaitu untuk melihat hubungan antara pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif dan tindakan IMD dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Bandar
Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2015.

3.2.

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan oktober 2015 sampai Maret2017.


3.3.

Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian adalah semua ibu yang mempunyai bayi 7-12
bulan di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang, besar populasinya yaitu sebesar 332.

30
Universitas Sumatera Utara

31

3.3.2. Sampel
Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus
lamesshow (1997) :

Dimana

N : Besar keseluruhan populasi
n : Besar sampel
Z : Tingkat kemaknaan 95% (1,96)
P : Proporsi variabel yang dikehendaki 59,1 % (0,59)
D : presisi yang ingin dicapai dinyatakan dalam desimal 0,05
Dengan demikian maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini
adalah sebanyak 73 responden. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling yaitu berdasarkan pertimbangan peneliti memilih
dusun X, dusun XI, dan dusun XII yang ibunya memiliki bayi berumur 7-12 bulan
dengan pertimbangan bahwa dusun tersebut sudah memenuhi jumlah sampel
minimal. Cara pengambilan sampel dimulai dari rumah terdekat dari rumah kepala
dusun. Peneliti akan mendatangi rumah warga hingga jumlah sampel sebanyak 73
terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara

32

3.4.


Metode Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh melalui dua cara yaitu :

a.

Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
menggunakan kuesioner yang ditanyakan kepada responden.

b.

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari puskesmas Bandar Khalipah
dan puskesmas pembantu Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang

3.5.

Defenisi Operasional
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.


Pengetahuan ibu adalah pemahaman yang dimiliki oleh ibu tentang ASI
eksklusif.

2.

Tindakan Inisiasi menyusu dini adalah ibu yang dapat menyusui bayinya
segera dalam waktu kurang dari satu jam setelah persalinan.

3.

Status pemberian ASI eksklusif adalah keberhasilan ibu untuk menyusui
bayinya yaitu dengan memberikan ASI dari ibu tanpa mendapatkan
makanan tambahan padat atau cair sampai usia 6 bulan.

Universitas Sumatera Utara

33

3.6.


Metode Pengukuran
Tabel 3.1 Aspek Pengukuran

No

1

2

3

3.7.

Cara
Pengamatan

Skala
Pengukuran


1. Rendah bila skor 40-55 %
dari total skor tertinggi (skor
1-7 ) dari 14 pertanyaan
2. Sedang bila skor 56-75%
dari skor tertinggi (skor 8-10
) dari 14 pertanyaan
3. Baik bila skor 76-100 %
dari skor tertinggi
(skor 11-14 ) dari 14
pertanyaan

Kuesioner II

Ordinal

1. IMD
0. Tidak IMD

Kuesioner III


nominal

1. ASI eksklusif
0. Tidak ASI eksklusif

Kuesioner IV

Nominal

Variabel

Pengetahuan
ibu

Tindakan
Inisiasi
Menyusu Dini
Status
Pemberian
ASI Ekslusif


Pengukuran

Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpul, diolah dan disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi kemudian dianalisa secara deskriptif. Selanjutnya digunakan uji Chi
Square untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan
tindakan IMD dengan status pemberian ASI eksklusif.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1.

Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Bandar Klippa terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten


Deli Serdang dengan luas wilayah ± 1828,4 Ha. Batas-batas wilayah Desa Bandar
Klippa adalah:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan :

Desa Kolam/Bandar Setia

b) Sebelah Timur berbatasan dengan:

Desa Sei Rotan/Tembung

c) Sebelah Selatan berbatasan dengan: Amplas/Medan
d) Sebelah Barat berbatasan dengan:

Desa Bandar Khalipah

Jumlah penduduk Desa Bandar Klippa sebanyak 36.764 jiwa yang terdiri
dari laki-laki sebanyak 18.621 jiwa dan perempuan sebanyak 18.143 jiwa.
Bidang pendidikan di Desa Bandar Klippa sudah dapat dikatakan baik,
karena sudah sepanjang jalan telah banyak di jumpai sarana dan prasana
pendidikan. Jumlah sarana pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Sarana Pendidikan Di Desa Bandar Klippa Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Sarana Pendidikan
PAUD
TK/TPA
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi

Jumlah
3
6
4
4
4
1

34
Universitas Sumatera Utara


35

Kesehatan adalah faktor terpenting bagi masyarakat dalam menjalani
kehidupan. Salah satunya faktor pendukungnya adalah dengan membangun sarana
dan prasarana kesehatan. Adapun sarana kesehatan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Sarana Kesehatan Di Desa Bandar Klippa Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Sarana Kesehatan
Rumah Sakit
Klinik/ Balai Pengobatan
Puskesmas Pembantu
Rumah Bersalin
Apotek

Jumlah (unit)
1
9
1
2
7

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang
terbanyak adalah klinik/balai pengobatan sebanyak 9 unit.

4.2.

Karakteristik Ibu

4.2.1. Umur Ibu
Pengelompokkan umur ibu dalam kehamilan (Raharja,2013) dibagi
menjadi 3 kategori yaitu 35 tahun. distribusi
frekuensi kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Kelompok Umur Ibu Di Desa Bandar
Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2015
Umur
Frekuensi (f)
Persentase (%)
35 tahun
Total

19
46
8
73

26,0
63,0
11,0
100,0

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat berdasarkan umur, proporsi
umur ibu 35 tahun sebanyak 8
orang (11,0%) .

4.2.2.

Pendidikan Ibu
Pengelompokkan ibu berdasarkan kategori tingkat pendidikan dapat dilihat

pada tabel 4.4 dibawah ini :
Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan pendidikan Ibu Di Desa Bandar Klippa
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Pendididkan
Frekuensi (f)
Persentase (%)
SD
3
4,1
SMP
7
9,6
SMA
57
78,1
Akademi/perguruan tinggi
6
8,2
Total
73
100,0
Latar belakang pendidikan terakhir responden, mayoritas pendidikan ibu
adalah SMA sebanyak 57 orang(78,1%) disusul lulusan tingkat SMP sebanyak 7
orang (9,6%), lulusan Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 6 orang (8,2%) dan
lulusan SD sebanyak 3 orang (4,1%) .
4.2.3. Pekerjaan Ibu
Pengelompokkan ibu berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel
4.5 dibawah ini :
Tabel 4.5 Distribusi Berdasarkan pekerjaan Ibu Di Desa Bandar Klippa
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Pekerjaan
Frekuensi(f)
Persentase (%)
Ibu rumah tangga
41
56,2
Wirasawasta
9
12,3
Buruh
16
21,9
PNS
7
9,6
Total
73
100,0
Berdasarkan tabel mayoritas pekerjaan ibu adalah ibu rumah tangga
sebanyak 41 orang (56,2%). Selanjutnya wiraswasta sebanyak 9 orang (12,3%),

Universitas Sumatera Utara

37

buruh sebanyak 16 orang (21,9%) dan Pegawai Negeri Sipi (PNS) sebanyak 7
orang (9,6%).
4.3.

Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif
Pengetahuan dalam penelitian ini mencakup segala sesuatu yang diketahui

ibu tentang ASI eksklusif yang diperoleh dari 14 pertanyaan dalam kuesioner.
Pengetahuan dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang, dan baik.
Distribusi pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini :
Tabel 4.6 Distribusi pengetahuan Ibu Di Desa Bandar Klippa Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Pengetahuan
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Rendah
11
15,1
Sedang
11
15,1
Baik
51
69,8
Total
73
100,0
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa Pengetahuan responden tentang
ASI eksklusif yang termasuk kategori rendah sebanyak 11 orang (15,1%),
kategori sedang sebanyak 11 orang (15,1%), dan untuk kategori baik sebanyak 51
orang (69,8%).

4.4.

Tindakan IMD
Pengelompokkan berdasarkan kategori tindakan IMD dapat dilihat pada

tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Tindakan IMD Di Desa Bandar Klippa
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Tindakan IMD
Frekuensi (f)
Persentase (%)
IMD
17
23,3
Tidak IMD
56
76,7
Total
73
100

Universitas Sumatera Utara

38

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa yang melaksanakan IMD
sebanyak 17 orang (23,3%) dan yang tidak melaksankan IMD sebanyak 56 orang
(76,7%). Dengan demikian ibu yang tidak melaksanakan IMD lebih banyak
dibandingkan dengan yang melaksanakan IMD.

4.5.

Status Pemberian ASI Eksklusif
Pengelompokkan berdasarkan kategori Status pemberian ASI eksklusif

dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini :
Tabel 4.8 Distribusi Proporsi status pemberian ASI Eksklusif Di Desa
Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2015
Status Pemberian ASI
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Eksklusif
Ya
42
57,5
Tidak
31
42,5
Total
73
100,0
Berdasarkan tabel dilihat dari status ibu dalam pemberian ASI Eksklusif,
responden yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 42 orang (57,5%) dan yang
tidak memberikan ASI Eksklusif hanya 31 orang ( 42,5%).

Universitas Sumatera Utara

39

4.6.

Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Status Pemberian ASI Eksklusif
Hasil pengujian untuk pengetahuan ibu dengan status pemberian ASI

Ekslusif adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Status Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan Pengetahuan Ibu
tentang ASI Eksklusif Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut
Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Status pemberian ASI eksklusif
Pengetahuan
Total
P
Ya
tidak
Kurang

f
2

%
18,2

f
9

%
81,8

F
11

%
100

Sedang

8

72,7

3

27,3

11

100

Baik

32

62,7

19

37,3

51

100

0,014

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 51 ibu yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 32 orang (62,7%) yang memberikan ASI eksklusif
dan 19 orang (37,3%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Sedangkan dari 11
ibu yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 8 orang (72,7%) yang
memberikan ASI eksklusif dan 3 orang (27,3%) yang tidak memberikan ASI
eksklusif dan dari 11 ibu yang memiliki pengetahuan rendah terdapat 2 orang
(18,2%) yang memberikan ASI eksklusif dan 9 orang (81,8%) tidak memberikan
ASI eksklusif.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square
diperoleh nilai p sebesar 0,014. Dengan demikian p= 0,014 < 0,05, maka terdapat
hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan status pemberian
ASI eksklusif di Desa Bandar Klippa.

Universitas Sumatera Utara

40

4.7.

Hubungan Tindakan IMD Dengan Status Pemberian ASI Eksklusif
Hasil pengujian untuk tindakan IMD dengan status pemberian ASI

Ekslusif adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10 Status Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan Tindakan IMD Di
Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2015
Status Pemberian ASI Eksklusif
Tindakan
Total
P
Ya
Tidak
IMD
IMD

f
6

%
35,3

f
11

%
64,7

F
17

%
100
0,034

Tidak IMD

36

64,3

20

35,7

56

100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 17 ibu yang melakukan
IMD yang memberikan ASI Ekskusif sebanyak 6 orang (35,3%) dan 11 orang
(64,7%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Sedangkan dari 56 responden
yang tidak melakukan IMD, 36 orang(64,3%) yang memberikan ASI eksklusif
dan 20 orang (35,7%) yang tidak memberikan ASI eksklusif.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai
p sebesar 0,034. Dengan demikian nilai p= 0,034 < 0,05, maka terdapat hubungan
antara tindakan IMD dengan status pemberian ASI eksklusif di Desa Bandar
Klippa.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PEMBAHASAN

5.1.

Pemberian ASI Eksklusif
Menurut Kemenkes RI (2014), cakupan pemberian ASI eksklusif pada

bayi 0-6 bulan pada tahun 2013 di Indonesia sebesar 54,3%. Angka ini masih jauh
dari yang ditargetkan yaitu sebesar 80%. Pemberian ASI merupakan salah satu
bentuk perilaku kesehatan yang dilakukan oleh ibu. Perilaku tersebut termasuk
dalam perilaku dalam menjaga kesehatan yang diwujudkan dalam pola pemberian
dan pemenuhan kebutuhan gizi bayi dengan memberikan ASI secara eksklusif.
Berdasarkan hasil penelitian, ibu yang memberikan ASI Eksklusif
sebanyak 42 orang (57,5%) dan yang tidak memberikan ASI Eksklusif hanya 31
orang ( 42,5%). Pada umumnya sebagian responden telah melaksanakan tindakan
ASI Ekslusif walaupun cakupannya belum terlalu banyak. Penelitian ini sejalan
dengan Rosyana (2011) di Desa Kramat Penawangan diketahui bahwa dari 60
responden, 47 orang (78,3%) responden memberikan ASI ekslusif kepada
bayinya. Salah satu masalah yang berkaitan dengan pencapaian cakupan ASI
eksklusif adalah pemberian susu formula, air putih, bubur bayi instan dan pisang.
Bayi rata-rata sudah diberikan makanan tambahan sejak umur 4 bulan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian ASI meliputi pendidikan,
pengetahuan, pekerjaan, psikologis, dan penyakit yang diderita ibu. Dilihat dari
pendidikan ibu sebagian besar berpendidikan SMA (78,1%). Tingkat pendidikan
yang tinggi akan meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan yang lebih baik. Ibu

41
Universitas Sumatera Utara

42

yang berpendidikan SMA mempunyai pola pikir yang baik yang terbentuk dari
proses pendidikan formal yang dijalaninya sehingga mempengaruhi perilaku yang
salah satunya diwujudkan dengan memberikan ASI
Pemberian ASI eksklusif merupakan cara pemberian makanan bayi yang
alamiah dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi serta meningkatkan
kekebalan

tubuh

bayi

sehingga

dapat

mendukung

pertumbuhan

dan

perkembangan bayi. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan
pemberian ASI Ekslusif diantaranya adalah dengan meningkatkan pemahaman ibu
mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif. Selain itu dukungan tenaga
kesehatan melalui penyuluhan maupun konseling juga sangat penting untuk
memberikan dorongan pada ibu untuk memberikan ASI saja kepada bayinya.
5.2.

Pengetahuan Ibu
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan tentang ASI
berupa apa saja yang diketahui responden tentang ASI seperti pengertian ASI,
kandungan yang terdapat dalam ASI, manfaat pemberian ASI bagi ibu maupun
bayinya, serta manfaat memberikan ASI eksklusif pada bayinya (Arini, 2012).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 73 ibu, sebagian besar ibu
memiliki pengetahuan kategori baik sebanyak 51 orang (69,8%). Pengetahuan
mempunyai kaitan erat dengan perilaku seseorang, dimana perilaku akan bertahan
lama apabila tindakan tersebut didasari oleh pengetahuan. Sebelum seseorang
mengadopsi perilaku ia harus tahu terlebih dahulu apa arti dan manfaat perilaku
tersebut bagi diri dan keluarganya.

Universitas Sumatera Utara

43

Menurut

penelitian

Rohani

(2010),

menunjukkan

bahwa

faktor

pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian ASI ekslusif akan meningkat jika disertai dengan
peningkatan pengetahuan tentang ASI ekslusif. Artinya semakin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang tentang ASI maka akan mempengaruhi pola pikir dan
sikap seseorang sehingga akan menimbulkan perilaku positif dalam memberikan
ASI eksklusif. Menurut Budiman (2013), faktor-faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan antara lain: (1) pendidikan, (2) informasi media massa, (3) sosial,
budaya, dan ekonomi, (4) lingkungan, (5) pengalaman, (6) usia.
Umur ibu dapat mempengaruhi pengetahuan, dimana ketika seseorang
memasuki usia dewasa maka pengetahuan yang dapat diserap akan semakin baik
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar ibu berumur 20-35 tahun
terdapat 46 orang (63%). Umur ibu menentukan kesehatan maternal karena
berkaitan dengan kondisi kehamilan. Ibu yang berumur 35 tahun dianggap beresiko, sebab baik alat

Universitas Sumatera Utara

44

reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh berkurang dan menurun, selain itu bisa
terjadi risiko bawaan pada bayinya dan juga dapat meningkatkan kesulitan pada
kehamilan, persalinan dan nifas (Arini, 2012).
Selain itu pendidikan juga berkaitan dengan tingkat pengetahuan ibu
dalam memberikan ASI eksklusif. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi akan cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas
dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang rendah (Arini, 2012). Tingkat
pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam
menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI eksklusif. Ibu yang
memiliki pendidikan lebih tinggi akan terbuka dalam menerima perubahanperubahan baru yang berguna dalam pemeliharaan kesehatannya.
Berdasarkan

hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar tingkat

pendidikan terakhir responden adalah tamat SMA yaitu sebanyak 57 orang
(78,1%). Tingkat pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan dan
sikap seseorang terhadap informasi baru yang diperkenalkan, sebaliknya dengan
tingkatan pendidikan yang lebih tinggi, kecenderungan seseorang untuk
mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa akan
semakin baik sehingga nantinya dapat mengubah perilaku ibu dalam pemberian
ASI eksklusif dan pada akhirnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama 6
bulan dapat tercapai dengan optimal (Widiyanto, 2012).
Dilihat dari pekerjaan ibu diketahui sebagian besar responden bekerja
sebagai ibu rumah tangga (56,2%). Ibu yang menghabiskan sebagian waktunya
dirumah tanpa terikat dengan pekerjaan di luar rumah akan memiliki waktu luang

Universitas Sumatera Utara

45

untuk mencari berbagi informasi dan akhirnya dapat terbentuk pengetahuan yang
baik. Semakin banyak informasi yang diperoleh ibu maka akan semakin baik
tingkat pengetahuannya.
5.3.

Tindakan IMD
Menurut PP No.33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif, IMD

adalah suatu proses dimana bayi begitu

dilahirkan dari rahim ibu tanpa

dimandikan terlebih dahulu dimana bayi segera diletakkan pada perut dan dada
ibu agar kulit bayi bersentuhan langsung pada kulit ibu. Proses ini dilakukan
sekurangnya selama 1 jam dan/atau sampai dengan bayi berhasil meraih putting
ibu untuk menyusu langsung sesuai lamanya menyusu saat IMD.
Berdasarkan hasil penelitian dari 73 ibu yang menjadi sampel terdapat 17
orang (23,3%) melakukan tindakan IMD dan 56 orang (76,7%) tidak melakukan
IMD. Meskipun informasi tentang IMD sudah mereka terima pada saat kunjungan
kehamilan, tetapi cara-cara melakukan IMD masih jarang dilakukan oleh
penolong persalinan. Menurut sebagian ibu, setelah melahirkan bayi tidak
diletakkan di dada ibu melainkan langsung diberikan kepada ibu untuk disusui.
Hal ini dilakukan karena ibu merasa lelah setelah melahirkan. Sejalan dengan
penelitian Aprilia (2011), menyatakan bahwa masalah yang dapat menghambat
pelaksanaan IMD adalah kurang pentingnya IMD, kurangnya konseling oleh
tenaga kesehatan tentang praktik IMD, masih ada kepercayaan bahwa ibu
memerlukan istirahat yang cukup setelah melahirkan, dan adanya kepercayaan
bahwa kolostrum yang keluar dari payudara ibu pada hari pertama menyusui itu
tidak baik diberikan pada bayi.

Universitas Sumatera Utara

46

Dukungan keluarga terutama suami merupakan salah satu faktor dalam
pengambilan keputusan terhadap perawatan ibu. Suami diperbolehkan untuk
mendampingi istrinya pada saat melahirkan. Hal ini bertujuan agar ibu merasa
nyaman secara psikologis dan keputusan apapun yang akan diambil terhadap
perawatan ibu segera diputuskan. Hal ini didukung oleh Malau, AE (2010), yang
menyatakan bahwa ibu memerlukan dukungan agar dapat termotivasi dalam
melakukan perilaku kesehatan. Hal ini karena suami merupakan keluarga inti yang
paling dekat dengan ibu.
Pendidikan juga berhubungan dengan pelaksanaan IMD. Hal ini sesuai
dengan penelitian oleh Sirajuddin (2012), yang meyatakan bahwa pendidikan
berpengaruh sebesar 5,9 kali lebih besar terhadap pelaksanaan IMD dibandingkan
dengan ibu yang berpendidikan kurang.
5.4.

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dengan Status
Pemberian ASI Eksklusif
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempermudah terjadinya

perubahan perilaku. Pengetahuan tentang ASI yang dimiliki ibu dapat
mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Dengan pengetahuan
yang baik maka diharapkan ibu akan memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki
tingkat pengetahuan yang baik (69,8%) dan analisa statistik dengan menggunakan
uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,014

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

1 48 56

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dengan Tindakan Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Kartasura.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dengan Motivasi Pemberian Asi Eksklusif.

1 2 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI DENGAN TINDAKAN ASI EKSKLUSIF Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Asi dengan Tindakan Asi Eksklusif.

0 3 13

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dan Tindakan IMD Dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 18

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dan Tindakan IMD Dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

1 1 4

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dan Tindakan IMD Dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 20

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dan Tindakan IMD Dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dan Tindakan IMD Dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dan Tindakan IMD Dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 14