Hubungan Paparan Zat Debu Besi Terhadap Gangguan Transportasi Mukosiliar Hidung pada Pekerja Pabrik PT. GGS Medan Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan
design study potong lintang (crossectional study).
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. GGS Medan dan dilakukan dalam waktu 1
bulan sejak proposal ini disetujui. Peneliti memilih tempat ini karena PT.
GGS Medan merupakan perusahan yang bergerak di bidang peleburan
besi. Dan peneliti juga menjadwalkan pengambilan sampel dalam kurun 2
minggu dikarenakan dalam pengambilan sampel tidak bisa melibatkan
seluruh karyawan secara bersamaan, dikarenakan dapat mengganggu
rotasi kerja para karyawan (sampel).
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja pabrik yang bekerja
pada proses peleburan besi berjumlah 322 orang (sumber : data
karyawan PT. GGS Medan).
3.3.2 Sampel dan teknik pengambilan sampel
Sampel penelitian adalah pekerja pabrik yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi. Dimana bagian dari inklusi didasarkan pada teori tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi transportasi mukosiliar hidung, Dengan
demikian besarnya jumlah sampel sebanyak yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :
Kriteria inklusi:
1. Pekerja pada pabrik PT. GGS Medan yang akan dibagi menjadi 2
kategori berdasarkan lokasi bekerja.
21
Universitas Sumatera Utara

22

2. Pekerja pada pabrik PT. GGS Medan yang akan dibagi menjadi 3
kategori berdasarkan lokasi bekerja.
-

Kategori 1

: Paparan dekat (di tempat peleburan)


-

Kategori 2

: Paparan jauh (kantor administrasi, sekuriti,

dan gudang).
3. Usia kerja 18 - 58 tahun (UU No. 13 tahun 2003)
4. Tidak merokok
5. Tidak sedang mengalami penyakit infeksi saluran pernafasan atas
(common cold, rhinosinusitis) saat di lakukan anamnesa dan bawah
(Penyakit Paru Obstruktif Kronik).
6. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tidak dijumpai kelainan
anatomis hidung yang mengganggu fungsi hidung.
7. Tidak Memiliki riwayat menderita penyakit rhinitis alergi.
8. Tidak Memiliki riwayat pemakaian obat beta 2 agonist.
9. Tidak memiliki kelainan kongenital (sindroma kartagener dan
fibrosis kistik)
Kriteria eksklusi :
1. Tidak bersedia ikut dalam penelitian

Untuk mengetahui jumlah atau besar sampel minimal pada penelitian
ini dilakukan perhitungan menggunakan rumus proporsi sebagai berikut:

z
n

1

n



p0 1  p0   Z1 Pa 1  Pa 

Pa  P0 2

2

= Besar sampel


Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu, Level of
significance pada α 5% = 1,96
Z1-β

= Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β tertentu, Power
of the test (80 %) = 0,842

Universitas Sumatera Utara

23

P0

= Perkiraan proporsi di populasi (subjek yang mengalami
gangguan transportasi mukosiliar pada kelompok yang
terpapar faktor risiko), sebesar 13,6%

Pa

= Perkiraan proporsi yang diteliti (subjek yang mengalami

gangguan transportasi mukosiliar pada kelompok yang tidak
terpapar faktor risiko), sebesar 31,8%

Pa-P0 = Perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di
populasi

1,96
n



13,61  18,2  0,842 31,81  31,8

31,8  13,62

2

n  34,2
Berdasarkan rumus sampling proporsi di atas diperoleh besar sampel
minimal sebanyak 34,2 digenapkan menjadi 34 orang. Dengan syarat

inklusi dan eksklusi diperoleh sampel sebanyak 97 orang pada saat
penelitian, dengan demikian sampel tersebut layak karena lebih besar dari
sampel minimal.
3.4. Variabel Penelitian
Variabel independen : usia, jenis kelamin, lama bekerja, tempat kerja.
Variabel dependen : waktu transportasi mukosiliar.
3.5. Definisi Operasional
1. Waktu transportasi mukosiliar adalah waktu yang dibutuhkan oleh silia
untuk bergerak dari cavum nasi ke arah faring untuk membuang
partikel-partikel yang terperangkap pada palut lendir diatasnya
sehingga saluran napas tetap bersih. Waktu transportasi mukosiliar
normal pada orang dewasa adalah 17 menit dan pada anak-anak
adalah 11 menit.

Universitas Sumatera Utara

24

2. Usia kerja seseorang yang dianggap sebagai tenaga kerja menurut
UU ketenagakerjaan No 13 tahun 2003 sampai usia pensiun adalah

18-58 tahun.
3. Jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan.
4. Lama kerja adalah lamanya waktu yang digunakan untuk bekerja
terhitung dari mulainya karyawan bekerja di bagian proses sampai
pada penelitian ini dilakukan yang dinyatakan dalam satuan tahun,
pada penelitian ini dikategorikan berdasarkan rerata masa kerja
seluruh sampel terpilih dalam satuan tahun.
5. Tempat kerja menurut UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber atau sumber-sumber bahaya
3.6. Bahan dan Alat Penelitian
1. Tablet sakarin
2. Stop watch
3. Pinset bayonet.
4. Spekulum hidung
5. Lampu kepala
3.7. Cara Penelitian dan Pengukuran
Cara penelitian dan pengukuran yang akan dilakukan pada sampel

adalah sebagai berikut :
1. Sampel diperiksa dalam posisi duduk dan diminta untuk meminum air
putih serta dikumur-kumur untuk menghilangkan rasa sisa makanan di
mulut.
2. Sampel dianjurkan untuk menghembuskan udara dari hidung untuk
mengeluarkan atau menyisihkan sekret-sekret di hidung.

Universitas Sumatera Utara

25

3. Sampel dianjurkan untuk tidak menghirup, makan atau minum, batuk
dan bersin saat tablet sakarin sudah diletakkan.
4. Sebuah tablet sakarin dengan diameter sekitar 0,5 cm diletakkan 1 cm
dibelakang batas anterior konka inferior.
5. Kemudian

sampel

diminta


untuk

menelan

secara

periodikdan

stopwatch di hidupkan, sampel dianjurkan untuk menelan tiap ½ - 1
menit sampai penderita merasakan manis.
6. Waktu dinilai sejak tablet sakarin diletakkan dibelakang konka inferior
hingga sampel pertama sekali merasakan rasa manis. Waktu ini
disebut waktu transportasi mukosilliar (Deborah dan Prathibha, 2014 ;
Balengger JJ, 2009).
3.8. Kerangka Kerja
Pekerja Pabrik

Anamnesa, Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan
hidung


Inklusi

Eksklusi

Test Sakarin

Pengumpulan Data

Analisa Data

Gambar 3.1. Kerangka Kerja

Universitas Sumatera Utara

26

3.9. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari
pengukuran langsung waktu transportasi mukosiliar hidung pada pekerja

PT. GGS Medan. Data primer meliputi : umur,jenis kelamin, masa kerja
yang ditanyakan kepada pekerja yang terpilih sebagai sampel, serta waktu
transportasi mukosiliar yang dilakukan melalui tes sakarin yang dilakukan
pada saat waktu istirahat atau pertukaran shift.
Proses pengumpulan data melalui wawancara serta pelaksanaan tes
sakarin dilakukan oleh peneliti dibantu oleh petugas medis (perawat) yang
telah diberikan pengarahan/penjelasan tentang prosedur penelitian.
3.10. Analisa Data Statistik
Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik untuk mengetahui waktu
transportasi sistem transportasi mukosiliar hidung pada pekerja PT. GGS
Medan. Data yang diperoleh akan diolah dengan program komputer.
3.11. Jadwal Penelitian
No

JenisKegiatan

1.
2.
3.
4.

Persiapan proposal
Presentasi proposal
Pengumpulan data
Pengolahan data dan
pembuatan laporan
Laporan hasil

5.

November
2016

Waktu
Desember Januari
2016
2017

Juni
2017

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Proses Penelitian
Perusahaan PT. GGS berlokasi di Jalan Medan Belawan Km 9,5 Kota
Medan. Perusahaan ini termasuk dalam kelompok Industri penggilingan
baja (steel rolling) dengan komoditas yang dihasilkan adalah besi beton.
Pada saat penelitian, jumlah karyawan di PT. GGS berjumlah 322
orang yang bekerja pada tempat peleburan, gudang, bagian administrasi
serta bagian pengamanan (satpam). Jumlah pekerja yang menjadi sampel
setelah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 97
orang. Sedangkan 225 orang tidak memenuhi kriteria, seperti pada tabel
berikut.
Persentase karyawan yang memenuhi syarat sebagai sampel sekitar
30,1% (97 orang), sedangkan 69,9% (225 orang) karyawan lainnya
sedang mengalami infeksi saluran nafas atas seperti batuk, pilek dan
demam, kemudian pernah atau sedang mengalami penyakit infeksi pada
sinus yang ditandai dengan gejala hidung tersumbat, pilek atau lendir
mengalir ditenggorokan, dan atau rasa nyeri di wajah atau rasa tertekan di
wajah. Sebagian besar karyawan yang laki-laki tidak memenuhi
persyaratan menjadi sampel karena memiliki riwayat merokok yang aktif.
Beberapa karyawan lainnya yang sebenarnya memenuhi syarat menjadi
sampel, tetapi tidak bersedia dilakukan wawancara dan pemeriksaan
mukosiliar hidung, sehingga tidak ikut menjadi sampel penelitian.
Dari 97 orang sampel penelitian sebagian besar adalah bekerja pada
bidang administrasi, sekuriti, dan gudang yang dikategorikan pada
paparan rendah

yaitu sebanyak 75 orang (77,3%), sedangkan pada

bagian peleburan yang dikategorikan pada paparan tinggi sebanyak 22
orang (22,7%).

27
Universitas Sumatera Utara

28

4.2 Identitas sampel
Identitas pekerja pabrik sebagai rsampel meliputi usia, jenis kelamin,
lama kerja dan tempat kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Deskriptif Usia Sampel

Usia

Jumlah
(orang)

Usia
Minimum
(tahun)

Usia
Maximum
(tahun)

Rata-rata
Usia
(tahun)

Standar
Deviasi

97

19

45

30,63

5,946

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa semakin dari 97
sampel diketahui usia paling rendah (minimum) adalah 19 tahun, usia
paling tinggi (maksimum) adalah 45 tahun, rata-rata keseluruhan usia
sampel adalah 30,63 tahun dengan standar deviasi sebesar 5,946, artinya
sebaran data dalam sampel dan kedekatan titik data individu ke rata-rata
usia sampel sebesar 5,946.
Berdasarkan uraian deskriptif tentang usia sampel diatas, maka
pengelompokan usia dibuat berdasarkan nilai rata-rata umur yaitu 30,63
tahun (31 tahun).
Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Pekerja Berdasarkan Kelompok Usia
Kelompok Usia

Jumlah (orang)

%

≤ 31 tahun

56

57,7

> 31 tahun

41

42,3

Total

97

100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari seluruh sampel
diketahui bahwa usia ≤ 31 tahun merupakan kelompok terbesar yaitu
sebanyak 56 orang (57,7%), sedangkan yang berusia > 31 tahun
merupakan kelompok terkecil yaitu sebanyak 41 orang (42,3%).

Universitas Sumatera Utara

29

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Jumlah (orang)

%

Perempuan

26

26,8

Laki - laki

71

73,2

Total

97

100,0

Sampel

yang

berjenis

kelamin

laki-laki

jauh

lebih

banyak

dibandingkan sampel dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
71 orang (73,2%) pada laki-laki sedangkan pada perempuan hanya 26
orang (26,8%).
Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Pekerja Berdasarkan Lama Bekerja
Lama bekerja
1 - 10 tahun

Jumlah (orang)
84

%
86,6

11 – 20 tahun

13

13,4

Total

97

100,0

Lama kerja sampel dikelompokkan berdasarkan lama kerja tertinggi
dan terendah, dimana sampel yang lama kerjanya 1-10 tahun sebanyak
84 orang (86,60%), sedangkan yang lama kerjanya 11-20 tahun sebanyak
13 orang (13,4%).
Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Pekerja Berdasarkan Tempat Kerja
(Lokasi Paparan)
No
Lokasi Paparan
1
Paparan Dekat
2
Paparan Jauh
Jumlah

Jumlah (Orang)
22

%
22.7

75

77.3

97

100,0

Dari 97 orang sampel penelitian sebagian besar bekerja pada bagian
administrasi, sekuriti dan gudang yang dikategorikan pada paparan jauh
yaitu sebanyak 75 orang (77,3%), sedangkan yang bekerja pada bagian

Universitas Sumatera Utara

30

peleburan

yang

dikategorikan

pada

paparan

dekat

sebanyak

22 orang (22,7%).
Tabel

4.6

Distribusi

Proporsi

Pekerja

Berdasarkan

Waktu

Transportasi Mukosiliar Hidung
No Waktu Transportasi Mukosiliar
Hidung
1
≤ 17 menit
2
>17 menit
Jumlah

Jumlah (Orang)
48
49
97

%
49.5
50.5
100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sampel yang waktu
transportasi nya ≤ 17 menit maupun yang > 17 menit hampir sama yaitu
masing-masing 48 orang (49,5%) dan 49 orang (50,5%). Sebagaimana
proses pengukuran waktu transportasi mukosiliar yang telah disusun pada
rencana penelitian, dilakukan dengan prosedur baku serta diperoleh hasil
waktu transportasi mukosiliar hidung paling rendah adalah 13 menit dan
yang tertinggi 27 menit dengan titik pengukuran adalah saat

sampel

pertama sekali merasakan rasa manis sebagai waktu transportasi
mukosilliar hidung.
Tabel 4.7 Deskriptif Waktu Transportasi Mukosiliar Sampel
Waktu
Waktu
Rata-rata
Waktu

Jumlah

Transportasi (orang)
Mukosiliar

Transportasi Transportasi
Mukosiliar

Mukosiliar

Transportasi

Minimum

Maximum

Mukosiliar

(menit)

(menit)

(menit)

7

21

15.87

97
Berdasarkan

tabel

Waktu

di

atas

menunjukan

bahwa

Standar
Deviasi

3.931

semakin

dari

97 sampel diketahui waktu transportasi mukosiliar paling rendah
(minimum) adalah 7 menit, waktu transportasi mukosiliar paling tinggi
(maksimum) adalah 21 menit, rata-rata keseluruhan waktu transportasi
mukosiliar sampel adalah 15,87 menit dengan standar deviasi sebesar

Universitas Sumatera Utara

31

3,931, artinya sebaran data dalam sampel dan kedekatan titik data
individu ke rata-rata waktu transportasi mukosiliar sampel sebesar 3,931.
4.3 Hasil Analisis Statistik
Analisis statistik

untuk menjelaskan hubungan antara usia, jenis

kelamin, lama kerja dan tempat kerja dengan waktu transportasi
mukosiliar hidung dilakukan dengan uji chi square yang ditampilkan dalam
tabel silang (cross-tab), dengan hasil seperti pada tabel dan uraian berikut
berikut.
4.3.1 Hubungan usia dengan waktu transportasi mukosiliar hidung.
Hasil analisis statistik untuk menjelaskan hubungan antara usia
karyawan dengan waktu transportasi mukosiliar hidung dapat dilihat dan
dijelaskan berdasarkan tabel silang seperti berikut ini :
Tabel 4.8 Hubungan Usia dengan Waktu Transportasi Mukosiliar
Hidung
Usia
≤ 31 tahun

Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung
Total
> 17 menit
≤ 17 menit
n
%
n
%
n
%
21

37,5

35

62,5

56

Nilai
p

100,0
0,004

> 31 tahun

28

68,3

13

31,7

41

100,0

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa pekerja pabrik di PT. GGS
Medan yang usianya ≤ 31 tahun lebih banyak memiliki waktu transportasi
mukosiliar hidung ≤ 17 menit, sedangkan karyawan yang berusia > 31
tahun lebih banyak memiliki waktu transportasi mukosiliar hidung > 17
menit. Berdasarkan tabulasi silang tersebut dapat dijelaskan bahwa
semakin bertambah usia karyawan maka semakin lama waktu transportasi
mukosiliar hidung.

Universitas Sumatera Utara

32

Hasil uji Fisher's Exact test diperoleh nilai p = 0,004 < 0,05, hal
tersebut menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara usia
karyawan dengan waktu transportasi mukosiliar hidung karyawan di PT
GGS Medan.
Nilai risk estimate pada 95% Confidence Interval untuk usia adalah
sebesar 0,549 kali lebih besar mengalami gangguan mukosiliar pada usia
> 31 tahun dibandingkan usia ≤ 31 tahun yang ditandai dengan
perlambatan waktu transportasi mukosiliar dengan batas bawah (lower)
=0,369 dan batas atas (upper) = 0,817.
4.3.2 Hubungan jenis kelamin dengan waktu transportasi mukosiliar
hidung.
Hasil analisis statistik untuk menjelaskan hubungan antara jenis
kelamin karyawan dengan waktu transportasi mukosiliar hidung dapat
dilihat dan dijelaskan berdasarkan tabel silang seperti berikut ini :
Tabel 4.9 Hubungan Jenis Kelamin dengan Waktu Transportasi
Mukosiliar hidung.
Jenis
Kelamin
Laki-laki

Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung
Total
> 17 menit
≤ 17 menit
n
%
n
%
n
%
49
69,0
22
31,0
71
100,0

Nilai
p

< 0,001
Perempuan
Berdasarkan

0
tabel

0,0
4.9

26
diketahui

100,0
bahwa

26

100,0

pekerja

pabrik

di

PT GGS Medan yang perempuan seluruhnya memiliki waktu transportasi
mukosiliar hidung ≤ 17 menit, sedangkan karyawan yang laki-laki lebih
banyak memiliki waktu transportasi mukosiliar hidung > 17 menit.
Berdasarkan tabulasi silang tersebut dapat dijelaskan bahwa karyawan
yang laki-laki lebih lama waktu transportasi hidungnya dibandingkan
karyawan yang perempuan.

Universitas Sumatera Utara

33

Hasil uji Fisher's Exact diperoleh nilai p < 0,001, nilai p < 0,05, hal
tersebut menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
karyawan dengan waktu transportasi mukosiliar hidung karyawan di PT
GGS Medan.
Nilai risk estimate pada 95% Confidence Interval untuk faktor jenis
kelamin adalah sebesar 3,227 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan
perempuan dalam perlambatan waktu transportasi mukosiliar dengan
batas bawah (lower) =2,281 dan batas atas (upper) = 4,567.
4.3.3 Hubungan lama kerja dengan waktu transportasi mukosiliar
hidung.
Hasil analisis statistik untuk menjelaskan hubungan antara lama kerja
dengan waktu transportasi mukosiliar hidung dapat dilihat dan dijelaskan
berdasarkan tabel silang seperti berikut ini :
Tabel 4.10 Hubungan Lama Kerja dengan Waktu Transportasi
Mukosiliar Hidung.
Lama Kerja
1-10 tahun
11-20 tahun

Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung
Total
> 17 menit
≤ 17 menit
n
%
n
%
n
%
38
45,2
46
54,8
84
100,0
11
84,6
2
15,4
13
100,0

Nilai
p
0,015

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa pekerja pabrik di
PT GGS Medan yang lama kerjanya 1-10 tahun lebih banyak memiliki
waktu transportasi mukosiliar hidung ≤ 17 menit, sedangkan karyawan
yang telah bekerja 11-20 tahun lebih banyak memiliki waktu transportasi
mukosiliar hidung > 17 menit. Berdasarkan tabulasi silang tersebut dapat
dijelaskan bahwa semakin bertambah lama kerja karyawan maka semakin
lama waktu transportasi mukosiliar hidung.
Hasil uji Fisher's Exact test diperoleh nilai p = 0,015, nilai p < 0,05, hal
tersebut menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara lama kerja

Universitas Sumatera Utara

34

karyawan dengan waktu transportasi mukosiliar hidung karyawan di PT.
GGS Medan.
Nilai risk estimate pada 95% Confidence Interval untuk usia adalah
sebesar 0,535 kali lebih besar mengalami gangguan mukosiliar pada
masa kerja 11-20 tahun dibandingkan masa kerja 1-10 tahun yang
ditandai dengan perlambatan waktu transportasi mukosiliar dengan batas
bawah (lower) =0,384 dan batas atas (upper) = 0,744.
4.3.4

Hubungan

lokasi

paparan

dengan

waktu

transportasi

mukosiliar hidung.
Hasil analisis statistik untuk menjelaskan hubungan antara lokasi
paparan dengan waktu transportasi mukosiliar hidung dapat dilihat dan
dijelaskan berdasarkan tabel silang seperti berikut ini
Tabel 4.11 Hubungan Lokasi Paparan dengan Waktu Transportasi
Mukosiliar.
Lokasi
Paparan
Paparan Jauh
Paparan Dekat

Waktu Transportasi Mukosiliar
Total
> 17 menit
≤ 17 menit
n
%
n
%
n
%
33
44,0
42
56,0
75
100,0
16
72,7
6
27,3
22
100,0

Nilai
p
0,018

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa pekerja pabrik di PT.
GGS Medan yang bekerja pada lokasi dengan kategori paparan dekat
lebih banyak memiliki waktu transportasi mukosiliar > 17 menit,
sedangkan karyawan yang bekerja pada lokasi dengan kategori paparan
jauh lebih banyak memiliki waktu transportasi mukosiliar ≤ 17 menit.
Berdasarkan tabulasi silang tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin
dekat lokasi kerja karyawan dengan paparan maka semakin lama waktu
transportasi mukosiliar hidung.
Hasil uji Fisher's Exact test diperoleh nilai p = 0,028, nilai p < 0,05, hal
tersebut menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara lokasi

Universitas Sumatera Utara

35

paparan dengan waktu transportasi mukosiliar karyawan di PT. GGS
Medan.
Nilai risk estimate pada 95% Confidence Interval untuk usia adalah
sebesar 1,653 kali lebih besar mengalami gangguan mukosiliar pada
paparan dekat dibandingkan paparan jauh yang ditandai dengan
perlambatan waktu transportasi mukosiliar dengan batas bawah (lower) =
1,151 dan batas atas (upper) = 2,373.
Secara keseluruhan faktor usia, jenis kelamin, lama kerja dan tempat
kerja berhubungan secara signifikan dengan waktu transportasi mukosiliar
hidung karyawan di PT. GGS Medan.
Dengan demikian waktu transportasi mukosiliar hidung karyawan akan
menurun atau semakin lama seiring dengan bertambahnya usia dan lama
kerja, dan waktu transportasi mukosiliar hidung pada karyawan laki-laki
lebih lama dibandingkan pada perempuan. Tempat kerja (lokasi paparan)
juga berpengaruh secara signifikan memperlambat transportasi mukosiliar
hidung.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Usia dengan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase sampel yang
berusia antara ≤ 31 tahun merupakan persentase tertinggi yaitu sebanyak
57,7%, sedangkan karyawan yang berusia antara > 31 tahun sebesar
42,3%.
Berdasarkan data usia karyawan PT. GGS tersebut menunjukkan
sebagian besar berada pada usia yang produktif, serta waktu transportasi
mukosiliar hidung yang diperoleh dari pemeriksaan juga menunjukkan
hubungan yang signifikan dengan usia karyawan, dimana analisa statistik
menggunakan uji Fisher's Exact dengan nilai p = 0,004.
Hasil penelitian ini mendukung teori yang menyatakan bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi waktu transportasi mukosiliar adalah usia.
Waktu

transportasi

mukosiliar

hidung

meningkat

seiring

dengan

bertambahnya usia. Transportasi mukosiliar hidung melambat dengan
bertambahnya usia. Melambatnya transportasi mukosiliar hidung terlihat
sangat signifikan pada usia diatas 60 tahun (Valia, 2007; Paul P, 2013).
Pada periode usia dekade ke 6 dan 7 mukosa hidung akan berubah.
Dengan bertambahnya usia, mukosa hidung menjadi atropi dan mulai
kehilangan kelenjar serosa submukosa dan sel goblet serta menurunnya
aliran

mikrovaskular.

Hal

ini

akan

mengakibatkan

melambatnya

transportasi mukosiliar hidung (Chan TV, 2014).
5.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Waktu Transportasi Mukosiliar
Hidung
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase sampel yang
laki-laki

merupakan

persentase

tertinggi

yaitu

sebanyak

73,2%,

sedangkan karyawan yang perempuan hanya sebanyak 26,8%.

36
Universitas Sumatera Utara

37

Berdasarkan data jenis kelamin karyawan PT. GGS tersebut
menunjukkan sebagian besar laki-laki, hal ini terkait dengan pekerjaan
pada PT. GGS yang melakukan proses peleburan sehingga lebih sesuai
dilakukan laki-laki. Hasil analisis menunjukkan waktu transportasi
mukosiliar hidung yang diperoleh dari pemeriksaan juga menunjukkan
hubungan yang signifikan dengan jenis kelamin karyawan, dimana analisa
statistik menggunakan uji Fisher's Exact dengan nilai p =