Analisis Coulomb Stress Gempabumi Halmahera Barat Mw=7,2 Terhadap Aktivitas Vulkanik Gunung Soputan dan Gunung Gama

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Secara geografis, kepulauan Indonesia berada di antara 6oLU-11oLS dan
95oBT-141oBT. Indonesia merupakan salah satu negara dimana terdapat
pertemuan tiga lempeng tektonik utama bumi. Lempeng tersebut meliputi
lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng pasifik. Ketiga lempeng
tersebut saling bertubrukan di Laut Maluku sehingga mengakibatkan wilayah
Indonesia rawan gempabumi dan gunung meletus. Lempeng Eurasia dan IndoAustralia bertumbukan dilepas pantai barat pulau Sumatera, lepas pantai selatan
pulau Jawa, lepas pantai selatan kepulauan Nusa Tenggara, dan berbelok ke arah
utara ke perairan Maluku sebelah selatan, sedangkan lempeng Australia dan
Pasifik bertumbukan di sekitar pulau Papua. Apabila ditinjau secara geologis,
kepulauan Indonesia juga berada pada dua jalur gempa di dunia yaitu : jalur
Sirkum Pasifik dan jalur Himalaya & Mediterrania (Alpeide Transasiatic). Oleh
karena itu, mengakibatkan kepulauan Indonesia berada pada daerah yang
mempunyai aktivitas gempabumi cukup tinggi.(Hasibuan, 2012)
Laut Maluku terletak di barat Samudra Pasifik dekat Provinsi Maluku,
Indonesia. Laut ini membatasi Laut Sulawesi di utara dan Laut Banda di selatan.
Pulau yang membatasi laut ini adalah kepulauan Indonesia seperti Halmahera,
Seram, Buru, dan Sulawesi (Celebes). Laut ini merupakan area gempabumi aktif.

Dari penelitian gempa diketahui bahwa ada dua zona kegempaan banioff yang
berpotongan di bawah Laut Maluku bagian barat menunjukkan terjadinya

Universitas Sumatera Utara

tabrakan dari busur busur kepulauan. Salah satu zona benioff miring sedang ke arah
barat di bawah busur Kepulauan Sangihe dan Laut Sulawesi, dan yang lainnya miring
landai ke timur di bawah Halmahera. Karena itu diduga lempeng sangihe
(Eurasia) menunjam ke timur dan menghasilkan mélange di Kep. Talaud dan
busur magmatik di Halmahera barat, sedang lempeng Halmahera menunjam ke
barat menghasilkan mélange di Kep. Talaud dan busur magmatic di Kep.Sangihe.
Sehingga Laut Maluku menjadi area gempabumi aktif.tercatat gempabumi 6,6 mw yang terjadi
26 Agustus 2012 yang berpusat di timur laut Manado. Pada tanggal 29 Desember 2013 terjadi
gempa 5,7 MW. Dan di daerah Laut Maluku juga sering terjadi gempa susulan dengan
kekuatan kisaran 5 MW hingga saat. Fenomena unik juga terjadi di sekitar Laut
Maluku, yaitu terdapat dua buah kemenerusan gunung api yang membentuk busur
yang saling bertolak belakang. Dua kemenerusan gunung api ini berada di lengan
utara pulau Sulawesi dan di Kep. Halmahera. Kenampakan dua buah kemenerusan
gunungapi ini sejalan dengan kajian seismotektonik yang menunjukkan adanya
dua subduksi di daerah tersebut.(Macpherson, 2003)

Gunung Soputan merupakan gunung berapi strato dengan ketinggian
1783,7 m yang terletak di Kec. Tombatu, Minahasa, Sulawesi Utara dengan titik
koordinat 01o06’30”LU dan 124o43’BT. Gunung ini terbentuk pada masa
Kuarterner di tepi selatan kaldera Tondano. Periode letusan gunung Soputan yang
terpanjang adalah 47 tahun dan yang terpendek adalah satu tahun.
Gunung Gamalama juga merupakan salah satu gunung berapi strato tipe A
dengan ketinggian 1715 m dml yang terletak di kepulauan Maluku, Kota Ternate
(Pulau Ternate), Provinsi Maluku Utara. Dengan titik koordinat 0o48'LU dan 127o

Universitas Sumatera Utara

19’30”BT. Gamalama sudah lebih dari 60 kali meletus sejak letusannya pertama
kali tercatat pada tahun 1538.(PVMBG 2016)
Menurut Pande Komang dan I Putu Dedy (2013) Gempabumi Aceh 2013
dengan Mw9.0 dan gempabumi dengan Mw>7 yang menghasilkan perubahan
Coulomb stress positif di daerah gunung Sinabung. Aktifitas tektonik tersebut
menghasilkan perubahan stress positif pada daerah disekitar gunung Sinabung.
Irisan melintang yang membelah gunung Sinabung sepanjang 275 km juga
menunjukkan perubahan coulomb stress positif terdapat pada bagian bawah
Gunung Sinabung hingga mencapai kedalaman 85 km dengan lobus mencapai

5x10-3 bar. Kondisi tekto-vulkanik yang masih labil mengakibatkan ekstrusi
magma yang terus menerus mendapat tekanan yang menyebabkan dapur magma
penuh dan menimbulkan tekanan naik.
Menurut Hermawan (2015), perubahan stress statis yang disebabkan oleh
gempabumi 25 Januari 2014 pada kedalaman 0,5 km; 2,5 km; 8,5 km; dan 10,9
km di bawah puncak Merapi memiliki besar yang relatif sama, yaitu 0,1 kPa.
Sementara yang disebabkan oleh dua gempabumi lainnya adalah mendekati nol.
Perubahan stress dinamis akibat gempabumi 25 Januari 2014 sebesar 14 kPa,
sedangkan yang diakibatkan oleh gempabumi 27 Januari 2014 sebesar 0,3
kPa dan akibat gempabumi 09 Maret 2014 sebesar 0,6 kPa.(Hermawan, 2015)
Dalam penelitian yang akan diteliti, model yang dipakai yaitu Coulomb
Stress Failure dan gempabumi tektonik yang saya analisis berlokasi di Halmahera
Barat sebagai sumber gempa. Sehingga diharapkan dapat memberi pengaruh
aktifitas vulkanik terhadap gunung berapi Soputan dan gunung Gamalama.
Melihat bahwa Laut Maluku terletak di pertemuan tiga lempeng utama dan sering

Universitas Sumatera Utara

terjadi gempabumi, maka peneliti mengambil judul “Analisis Coulomb Stress
Gempabumi Halmahera Barat MW=7,2 terhadap Aktifitas Vulkanik

Gunung Soputan dan Gunung Gamalama” sebagai penelitian.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah adalah :
1.

Bagaimana pengaruh model coulomb stress gempabumi Halmahera
Barat terhadap aktivitas vulkanik gunung Soputan dan gunung
Gamalama.

2.

Bagaimana potensi gempabumi berikutnya dan pengaruhnya terhadap
gunung Soputan dan gunung Gamalama berdasarkan metode Coulomb
Stress.

3.


Bagaimana pengaruh kekuatan dan kedalaman gempa tektonik terhadap
daerah sekitar dan akibat yang ditimbulkan.

1.3

Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.

Gempa yang dianalisis gempa tektonik 15 Nopember 2014 berlokasi di
Halmahera Barat dengan magnitudo 7,2 dengan kedalaman 60 km.

2.

Gunung berapi yang diteliti yaitu gunung Soputan dan gunung
Gamalama.

3.

Metode yang digunakan adalah metode Coulomb Stress.


4.

Software yang dipakai dalam analisis gempa tektonik yaitu MATLAB,
Coulomb 3.4 dan ArcGis.

Universitas Sumatera Utara

1.4

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

Mengetahui pengaruh model coulomb sress gempabumi Halmahera
Barat terhadap aktivitas vulkanik gunung Soputan dan gunung
Gamalama.

2.


Mengetahui potensi gempabumi berikutnya dan pengaruhnya terhadap
gunung Soputan dan gunung Gamalama berdasarkan metode Coulomb
Stress.

3.

Mengetahui pengaruh kekuatan dan kedalaman lokasi gempa tektonik
terhadap daerah sekitar dan akibat yang ditimbulkan.

1.5

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini, antara lain :
1.

Memberikan

informasi

kepada


masyarakat

bahwa

gempabumi

Halmahera Barat memberi pengaruh terhadap aktivitas vulkanik gunung
Soputan dan gunung Gamalama.
2.

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas vulkanik
gunung Soputan dan gunung Gamalama.

3.

Memberikan informasi dan pengetahuan dalam penerapan di bidang
ilmu fisika tentang adanya gempabumi Halmahera Barat memberi
pengaruh terhadap aktivitas vulkanik gunung Soputan dan gunung
Gamalama.


Universitas Sumatera Utara