PEREMAJAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERKOTAAN MELALUI PENGGUSURAN DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA DI KOTA SURABAYA (Rejuvenation and Development of Urban Areas through Eviction Viewed from Human
PEREMAJAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERKOTAAN MELALUI PENGGUSURAN DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA DI KOTA SURABAYA
( Rejuvenation and Development of Urban Areas through Eviction Viewed from Human
Rights Perspective in Surabaya City)
Yuliana Primawardani
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
Jalan H.R. Rasuna Said Kavling 4-5 Kuningan – Jakarta Selatan 12940
Email: ima_dephum@yahoo.com Tulisan Diterima: 21-05-2018; Direvisi: 05-07-2018: Disetujui Diterbitkan: 18-07-2018
DOI: http://dx.doi.org/10.30641/ham.2018.9.51-58
ABSTRACT
Rejuvenation and development of city areas are one of the efforts by the Regional Government to rectify, structure and beutify the city. However, the realization sometimes leads to Human Rights violation due to the evictions involved, depriving the people from their title to their dwelling houses. This research employs qualitative method with some interviews. The result of the research demonstrates that there has been no policy in the forms of regional regulation that specifically regulates the rejuvenation and development of urban areas. Amid the fact, the Regional Government has attempted to implement policies by using the existing regional regulation in a more humanist means that give more considerations to the Human Rights aspects. However, not all residents have their entitlements to proper dwelling places been fulfilled due to the requirement of producing the Surabaya ID Card they must own. Consequently, it is recommended to the Administration of Surabaya City to consider the required Surabaya ID card as a condition to get a flat unit in view of the fact that all evicted residents have similar right to proper dwelling place. In addition, it is necessary to correct the methods in demolition of wild temporary constructions.
Keywords: City Rejuvenation, Eviction, Human Rights
ABSTRAK
Peremajaan dan pengembangan kawasan perkotaan menjadi salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah untuk dapat melakukan perbaikan, penataan dan memperindah kota. Akan tetapi pelaksanaannya seringkali melakukan pelanggaran HAM sebagai akibat adanya penggusuran, sehingga masyarakat kehilangan hak atas tempat tinggal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum ada kebijakan berupa peraturan daerah yang secara khusus mengatur akan Peremajaan dan Pengembangan Wilayah Perkotaan. Walaupun demikian Pemerintah Daerah telah berupaya melaksanakan kebijakan berupa perda yang ada secara humanis dengan mempertimbangkan aspek hak asasi manusia. Akan tetapi belum semua warga yang terpenuhi hak-haknya atas tempat tinggal yang layak karena adanya persyaratan berupa KTP Surabaya yang harus dimiliki. Oleh karena itu direkomendasikan agar Pemerintah Kota Surabaya perlu mempertimbangkan kepemilikan KTP Surabaya sebagai persyaratan mendapatkan rusun mengingat setiap warga yang tergusur memiliki hak yang sama atas perumahan yang layak. Selain itu juga perlu melakukan upaya koreksi dalam melakukan penertiban bangunan liar.
Kata Kunci: Peremajaan Kota, Penggusuran, Hak Asasi Manusia
Jurnal HAM Vol. 9 No. 1, Juli 2018: 51-68 51
PENDAHULUAN 2 berkelanjutan.
Undang-Undang Nomor Perkotaan menjadi salah satu tujuan bagi
Selaras
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, para pendatang untuk tinggal dan bekerja demi
pengawasan kawasan terpadu dipusat-pusat kota penghidupan yang lebih baik. Pengembangan
akan memangkas besar, waktu, biaya dan tenaga kawasan perkotaan dilakukan secara berkelanjutan
yang terbuang percuma akibat kemacetan lalu agar menjadi kawasan yang lebih baik, bersih dan
lintas. Konsentrasi penduduk di satu kawasan tertib, sehingga memberikan kenyamanan bagi
dengan kepadatan lebih tinggi, pertumbuhan masyarakatnya. Akan tetapi dikawasan perkotaan
dan perubahan kegiatan beragam dan terpadu, tersebut masih terdapat permasalahan yang
hemat lahan pengadaan sarana dan prasarana, masih memerlukan perhatian, diantaranya yaitu
kemudahan aksesibilitas dan transportasi publik kemiskinan dan masalah lingkungan. sehingga mereduksi utiliras dan infrastruktur
Mengurangi kemiskinan merupakan adalah tawaran bagi kawasan terpadu. 3 masalah kemauan politik (political will).
Penghuni tinggal berjalan kaki atau Diperlukan kebijakan banting stir dari ideologi
bersepeda ke berbagai tempat tujuan (kantor, yang berorientasi keserakahan ke arah ideologi
sekolah, pasar dan taman). Pembangunan kawasan yang bertumpu pada kerakyatan dan keadilan.
terpadu hunian vertikal ramah lingkungan dapat Kebijakan dan institusi yang memihak kelompok
mulai dilakukan di lokasi-lokasi langganan dan elite perlu diganti dengan kebijakan yang
rawan banjir, rob, dan kebakaran di perkampungan memihak rakyat kecil. Begitupula dengan
padat penduduk yang kumuh, sebagai bagian permasalahan lingkungan, banyak pihak yang
program perbaikan kampung atau peremajaan berpendapat bahwa demokratisasi, hak asasi 4 kota.
manusia dan lingkungan hidup merupakan tolok Salah satu upaya yang dilakukan adalah ukur kemajuan pembangunan. 1 penataan dengan memindahkan permukiman Berkenaan
warga yang lokasinya sering terkena dampak Pemerintah dan Pemerintah Daerah telah
banjir ke rusun yang telah disediakan. Begitu berupaya mengatasi permasalahan lingkungan
juga warga miskin yang tinggal di area yang dan kemiskinan di perkotaan antara lain dengan
dianggap kurang memenuhi unsur kesehatan bagi melakukan peningkatan dan perbaikan kualitas
anak-anak mereka juga tak terlepas dari program lingkungan perkotaan dengan pendekatan
penggusuran yang diakukan Pemerintah agar peremajaan kota. mereka mendapatkan tempat yang lebih layak.
Peremajaan kota (Urban Renewal ) Akan tetapi upaya yang dilakukan Pemerintah dikenal sebagai peremajaan kawasan terbangun
tersebut, justru menimbulkan permasalahan baru kota yang berupaya untuk menata kembali
karena banyak diantara mereka yang tidak mau kawasan tertentu dengan tujuan mendapatkan
pindah ke rusun yang telah disediakan dengan nilai tambah yang memadai sekaligus dapat
beberapa alasan seperti ganti rugi penggusuran mempertahankan kelestarian fungsi dan kualitas
yang mereka terima dianggap kurang memadai, lingkungannya (Danisworo, 1988). Peremajaan
harga sewa rusun yang terlalu mahal dan kota bukanlah sesuatu yang baru karena sudah
sebagainya, sehingga upaya penggusuran warga mulai dikenalkan adalah penggusuran atas sarana
pun dilakukan dengan membongkar secara paksa dan prasarana lama, kerusakan lingkungan serta
bangunan tempat tinggal warga. Hal inilah yang kerusakan sosial bagi masyarakat penghuninya.
menyebabkan warga merasa cemas, ketakutan Di Indonesia belajar dari pengalaman kegagalan
dan kehilangan hak-haknya yang dimiliki negara-negara lain yang telah terlebih dahulu
Salah satu contoh kasus yang dapat menerapkan peremajaan kota, sebaiknya lebih
dikemukakan adalah kasus penggusuran rumah berhati-hati. Perlu dicari dan ditemukan strategi
warga stren Kali Jagir Surabaya oleh Satuan pendekatan yang tepat, efektif dan efisien dalam
2 semangat tercapainya lingkungan kota yang Jacobus Samidjo, Peremajaan Kota sebagai alternatif
upaya Perlindungan Lingkungan Perkotaan Berkelanjutan, MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN, Vol : XXI, No : 2,
OKTOBER 2014, hal 93 3 Nirwono Yoga dan Yori Antar, Bahasa Pohon Selamatkan
1 Josef P. Widyatmadja, Kebangsaan dan Globalisasi dalam Bumi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009, Hal 142
Diplomasi, Yogyakarta, Kanisius, 2005, Hal 57 4 Ibid.,
52 Peremajaan dan Pengembangan Wilayah Perkotaan... (Yuliana Primawardani)
Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah Kota masalah sensitif. Dalam hal ini hanya sekitar 40 Surabaya pada 12Agusutus 2016. Mereka dianggap
kepala keluarga yang bertahan dari sekitar 363 melanggar aturan dan mengganggu saluran air.
KK yang tinggal di wilayah itu, dan selebihnya Bahkan, kabar terakhir, lokasi ini diduga kerap
bersedia dipindahkan ke rumah susun sederhana dijadikan sebagai tempat prostitusi. Penggusuran
sewa Rawa Bebek di Cakung, namun bukan ini dilakukan Satpol PP dengan didampingi
berarti warga ikhlas. Mereka mengaku tidak bisa pihak kepolisian sekitar pukul 07.30. Tidak ada
menolak program pemerintah karena terpaksa perlawanan dari warga. Mereka hanya terdiam dan
dan takut. 7 Kasus tersebut akhirnya berlanjut ke pasrah saat petugas Satpol PP mulai mengeluarkan
pengadilan.
barang-barang milik warga. Selanjutnya Satpol Kasus lainnya terdapat pada penggusuran PP merobohkan bangunan rumah semi permanen
paksa tanpa putusan Pengadilan Negeri hingga dan permanen menggunakan alat berat. Sekitar
terjadi pelanggaran HAM oleh PT Kereta Api pukul 11.30, Satpol PP dan Polisi meninggalkan
Indonesia (PT. KAI). Pelaksanaan proyek PT. lokasi karena penggusuran sudah selesai. Pemkot
KAI didukung oknum Pemerintah Daerah yang Surabaya tidak menyediakan tempat relokasi
justru ikut mendukung perampasan lahan milik untuk mereka 5 . warga baik yang mempunyai Sertifikat Hak Milik
Kasus tersebut menarik perhatian banyak (SHM) maupun yang tidak. Meski proses hukum pihak mengingat penggusuran disepanjang Kali
sengketa lahan warga Kebonharjo, Tanjung Emas Jagir telah dilakukan selama beberapa tahun dan
Semarang belum selesai namun pihak PT. Kereta belum terselesaikan sampai saat ini karena banyak
Api Indonesia (KAI) Daop IV Semarang, Jawa warga yang tergusur tidak memiliki tempat tinggal
Tengah, tetap memaksakan pembangunan proyek yang layak untuk dihuni. Padahal pada tahun 2017,
reaktifasi jalur rel KA dari Stasiun Tawang- Semakin banyak warga akan tergusur karena ada
Pelabuhan Tanjung Emas terus berjalan. 8 normalisasi di kawasan sepanjang pinggiran Kali
Dari ketiga contoh kasus yang telah Jagir, sehingga kebutuhan rumah susun (rusun)
dikemukakan, dapat diketahui bahwa tindakan alias flat terus meningkat. Menurut catatan Dinas
penggusuran yang dilakukan telah melanggar Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT), hanya
Pasal 28H ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara ada tiga kegiatan penambahan flat yang dilakukan
RI Tahun 1945 yang menyatakan, “Setiap orang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak Rakyat (PUPR) di Surabaya pada tahun 2017.
milik tersebut tidak boleh diambil alih secara Sampai saat ini , sudah ada 3 ribu penduduk yang
sewenang-wenang oleh siapa pun. Hal yang antre menghuni rusun. Jika normalisasi sungai
sama pun dikemukakan dalam Pasal 36 ayat (2) digencarkan, akan semakin banyak warga yang
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang terkena relokasi. 6 Hak Asasi Manusia.
Kasus lain yang menarik perhatian Hasil “penggusuran dapat dilihat dalam
adalah penggusuran warga Bukit Duri, bentuk lahir yang mengesankan, tetapi jarang yang Jakarta Selatan. Pemerintah provinsi berupaya
bersedia memperhatikan nasib bekas pemegang melakukan penertiban kawasan perumahan din
hak. Tampaknya lebih mudah untuk menyerahkan wilayah Bukit Duri karena menganggap wilayah
nasib mereka kepada takdir ketimbang berupaya tersebut merupakan bagian dari normalisasi Kali
untuk memikirkannya apalagi berempati dengan mereka. Ciliwung untuk penanganan banjir. Warga yang 9 Dalam hal ini tanah yang warga jadikan
digusur terutama adalah warga RT 11, 12, dan tempat tinggal memang bukan milik mereka.
15 di RW 10 Bukit Duri, Kecamatan Tebet, yang Akan tetapi penggusuran harus dilakukan secara tak memiliki sertifikat dan rumahnya berada di
hati-hati karena bisa merampas ketenteraman dan bantaran. Akan tetapi penggusuran merupakan kedamaian warga. Oleh karena itu penggusuran
dengan cara membongkar paksa bangunan juga
5 http://surabaya.tribunnews.com/2016/08/12/satpol-pp-
https://www.tempo.co/read/ surabaya-gusur-48-rumah-liar-di-stren-kali-jagir-tak-ada-
7 Diakses
melalui
opiniKT/2016/09/30/13052/penggusuran-bukit-duri relokasi 8 http://www.beritaekspres.com/2017/04/13/proses-hukum-
6 Banyak Penggusuran, Surabaya Butuh Flat Baru Lagi, JPPN. belum-kelar-pt-kai-paksakan-bangun-proyek-reaktifasi/ com tanggal 9 Januari 2017, diakses melalui http://www.
9 Maria S.W.. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan:Antara jpnn.com/news/banyak-penggusuran-surabaya-butuh-
Regulasi dan Implementasi, Penerbit Buku Kompas, flat-baru-lagi Jakarta, 2005, Hal 35
Jurnal HAM Vol. 9 No. 1, Juli 2018: 51-68 53 Jurnal HAM Vol. 9 No. 1, Juli 2018: 51-68 53
hasil wawancara terhadap para narasumber. Data Tentang HAM yaitu : sekunder berupa peraturan perundangan yang
- Pasal 30 : Setiap orang berhak atas rasa aman terkait dengan permasalahan yang dibahas, studi dan tenteram serta perlindungan terhadap
dokumen berbasis dokumen kebijakan lokal, ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
data statistik, laporan penelitian terdahulu, dan berbuat sesuatu. beberapa dokumen yang terkait.
Pasal 31 :
(1) Tempat kediaman siapapun tidak boleh
PEMBAHASAN
diganggu.
A. Kebijakan Pemerintah dalam upaya
(2) Menginjak atau memasuki suatu
pekarangan tempat kediaman atau
peremajaan dan pengembangan wilayah
memasuki suatu rumah bertentangan
Peremajaan kota pada awalnya merupakan tanggapan terhadap tekanan
mendiaminya, hanya diperbolehkan perubahan sosial dan ekonomi yang berakibat dalam hal-hal yang telah ditetapkan pada pengembangan fisik kota (Chopin, oleh undang-undang. 1965). Dalam perkembangannya peremajaan
Pencabutan hak milikhanya diperbolehkan kota atau lebih dikenal dengan urbanfenewel dengan mengganti kerugian yang wajar dan
adalah satu cara untuk mengakomodasi segera. Kenyataannya walaupun ada Undang-
pertumbuhan kota (urban growth) melalui undang yang berkenaan dengan penggusuran
upaya regenerasi terencana pada kawasan yaitu Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
terbangun bermasalah dengan program Undang No. 51 Tahun 1960 Tentang : Larangan
yang bersiklus, terdiri dari : pembangunan Pemakaian Tanah Tanpa Ijin Yang Berhak Atau
kembali, rehabilitasi dan konservasi Kuasanya dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
(Chapin, 1965). 11 Dengan demikian inti 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Kepentingan
persoalan peremajaan kota bukan pada upaya Umum, namun pelaksanaannya tetap dilakukan
menciptakan perubahan kawasan kota dengan secara melanggar HAM. perluasan atau pembangunan baru tetapi
lebih menekankan pada upaya, menciptakan dikemukakan, permasalahan yang dikaji dalam
perubahan kawasan kota dengan menata penelitian ini meliputi pertama, Bagaimana
kembali, memanfaatkan kembali potensi kebijakan pemerintah dalam upaya peremajaan
dan fungsi yang ada termasuk lingkungan, dan pengembangan wilayah perkotaan?. Kedua,
dengan tujuan untuk memperoleh nilai Apakah implementasi kebijakan Pemerintah telah
tambah yang lebih memadai dari kawasan berbasis HAM? Dari permasalahan tersebut,
kota yang diremajakan. 12 maka tujuan penelitian adalah untuk Mengetahui
Berkenaan dengan hal tersebut, kebijakan pemerintah dalam upaya peremajaan
Markus Zahnd mengemukakan mengenai dan pengembangan wilayah perkotaan dan
urban renewal yang bila diterjemahkan ke mengetahui apakah implementasi kebijakan
dalam bahasa Indonesia sebagai “pembaruan Pemerintah telah berbasis Hak Asasi Manusia. kawasan kota” atau peremajaan kota”.
Strategi ini sering dipakai di pusat kota atau METODE PENELITIAN di daerah, dimana kebanyakan kawasan
Penelitian ini menggunakan pendekatan sudah dibangun dan tidak dapat dibongkar kualitatif. Pendekatan kualitatif sebenarnya
secara langsung atau secara leseluruhannya merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan
sehingga fokus lebih cenderung pada suatu data deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh
renovasi kawasan (khususnya di pusat). responden (informan) secara tertulis atau lisan,
Pendekatan tersebut lebih berfokus pada dan perilaku nyata. 10 proses pembangunan yang agak lama (sekitar
10 Sukanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan 11 Jacobus Samidjo, op.cit. hal 95 3, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986, hlm. 32. 12 Ibid., hal 95
54 Peremajaan dan Pengembangan Wilayah Perkotaan... (Yuliana Primawardani)
5 dampai 15 tahun), dimana tidak semua akan dipakai dalam proses gentrifikasi dan dirancang dan dibangun secara bersamaan.
konservasi
Melalui sebuah masterplan priorotas- - Preservasi, yakni upaya memelihara prioritas sudah ditentukan sesuai dengan
dan melestarikan monumen, bangunan kekurangan dan kelebihan kualitas kawasan
atau lingkungan pada kondisinya dan itu sehingga seandainya ada suatu proyek baru
mencegah terjadinya proses kerusakan\ yang mengikuti masterplan ini, maka akan
- Renovasi, yakni upaya untuk mengubah mendapat dukungan dari pemerintah daerah.
sebagian atau beberapa bagian dari Sebagian besar investor dan developer lebih
bangunan/kompleks tua dengan tunuan bersedia memperhatikan masterplan pada
agar bangunan/kompleks tersebut dapat kawasannya karena pembangunan proyek
diadaptasikan untuk menampung fungsi akan berlangsung dengan lebih cepat karena
baruataupun fungsi yang sama dengan dukungan pemerintah, 13 persyaratan-persyaratan yang sesuai
Dalam proses pembaruan suatu kebutuhan baru/modern. kota, dikenal beberapa pendekatan atau metode perencanaan yang disesuaikan
Dalam berbagai pengalaman memang dengan kondisi atau sifat permasalahan
langkah-langkah peremajaan kota yang telah yang dihadapi kawasan tersebut. Etikawati
dilakukan tidak selalu mencapai sasaran Triyosoputri dalam Markus Zahnd dalam
atau seringkali menemui kegagalan, dalam buku Perancangan Kota secara Terpadu,
arti hasil dari upaya perbaikan lingkungan mengamati pendekatan tersebut 14 : kawasantersebutmenghasilkanpermasalahan
- Pembangunan kembali (redevelopment) baru yang sering lebih kompleks dari kualitas atau peremajaan menyeluruh, yakni
lingkungan kota yang sudah diremajakan. upaya penataan kembali suatu kawasan
Kegagalan atau tidak tercapainya sasaran kota dengan terlebih dahulu melakukan
tersebut lebih disebabkan karena pendekatan pembongkaran sarana atau prasarana
terlalu bersifat dari sebagian atau seluruh kawasan kota
yang
dipergunakan
rasionalistik dan utopis. Nampaknya langkah tersebut peremajaan kota apabila akan menjadi
- Gentrifikasi (urban infill), yakni upaya salah satu alternatif untuk melindungi dan peningkatan vitalitas suatu kawasan
melestarikan lingkungan perkotaan, perlu kota melalui upaya peningkatan kualitas
dilakukan pendekatan yang lebih konseptual, lingkungannya
dan menjadikan semua fasilitas dan sumber perubahan yang berarti dari struktur fisik
tanpa menimbulkan
daya kota menjadi aset bagi perkembangan kawasan tersebut kota yang berkelanjutan. 15 - Konservasi,
Provinsi Jawa Timur menjadi salah memelihara suatu tempat (lahan, kawasan satu provinsi yang telah melakukan upaya , gedung, atau kelompok gedumg beserta
peremajaan dan pengembangan wilayah lingkungannya sedemikian rupa sehingga
perkotaan. Adapun kota yang melakukan makna (arti sejarah, budaya tradisi,
upaya peremajaan dan pengembangan ekologidan
sebagainya)dari
tempat
wilayah perkotaan pada provinsi Jawa tersebut dapat dipertahankan Timur dapat terlihat pada kota Surabaya
- Rehabilitasi,n yakni upaya untuk sebagai ibukota provinsi yang saat ini telah mengembalikan kondisisuatu bangunan
mengalami perubahan dan perkembangan atau unsur-unsur kawasan kota yang telah
yang lebih baik pada setiap tahunnya. mengalami kerusakan, kemunduran atau
Hal ini tidak terlepas dari peran serta degradasi kepada kondisi aslinya sehingga
Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah dapat berfungsi kembali sebagaimana
Kota Surabaya yang berupaya melakukan mestinya. Bentuk kegiatan ini banyak perbaikan dan penataan lingkungan dalam rangka peremajaan dan pengembangan
13 Markus Zahnd, Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori
wilayah perkotaan. Dalam hal ini Pemerintah
perancangan kota dan penerapannya, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta, 2006
14 Ibid. 236 15 Jacobus Samidjo, op.cit. hal 97
Jurnal HAM Vol. 9 No. 1, Juli 2018: 51-68 55
Kota Surabaya telah memiliki rencana tata Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang ruang kota surabaya yang tertuang dalam
Wilayah Kota Surabaya Tahun 2014-2034 Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 sebagai berikut:
Tabel 1 Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2014-2034
NO Komponen Program Lokasi
POLA RUANG KOTA Kawasan Lindung
1 Perlindungan
Kota Surabaya Kawasan
Penetapan dan perlindungan kawasan sempadan
pantai Lindung Pengembangan sempadan pantai yang
Kawasan Pesisir Kota
terintegrasi dengan ekosistem pesisir dan wisata
Surabaya
pantai Penetapan dan Perlindungan kawasan sempadan
Kota Surabaya
sungai Perlindungan kawasan dengan pengembangan
Kota Surabaya
ruang terbuka hijau dan/atau ruang terbuka non hijau di sepanjang sempadan waduk/boezem Perlindungan kawasan sepanjang sempadan
Kota Surabaya
SUTT/ SUTET Perlindungan kawasan sepanjang sempadan rel
Kota Surabaya
Kereta Api dari pelaksanaan pembangunan
2 Pengelolaan Pembangunan Hutan Kota Kota Surabaya dan Pengembangan kawasan lindung di Pamurbaya Pamurbaya
Pengembangan Revitalisasi Kota Lama Surabaya Kawasan Kota Lama Kawasan Surabaya
Lindung Revitalisasi dan Pemeliharaan Kawasan dan
Kawasan Kota Lama Bangunan Cagar Budaya Surabaya Perlindungan dari alihfungsi Kota Surabaya
ruang terbuka hijau Penetapan kawasan pantai
Pantai Timur Surabaya
berhutan mangrove dengan fungsi utama sebagai kawasan lindung Pelestarian dan Pengendalian
Kawasan Kota Lama
pembangunan di kawasan yang terdapat lingkungan dan/atau bangunan cagar budaya Pengembangan dan pengendalian kawasan
Sempadan Sungai sempadan sungai Kota Surabaya
Pengembangan dan pengendalian kawasan Sempadan Waduk sempadan waduk/bozem Kota Surabaya
Pengembangan dan Sempadan Pantai Kota
pengendalian kawasan
Surabaya
sempadan pantai
Penertiban dan pengendalian Sempadan Sungai kawasan sempadan Rel KA Kota Surabaya
Penertiban dan pengendalian
Sempadan kawasan sempadan SUTT/SUTET SUTT/SUTET Kota
Surabaya
3. Kawasan Penerapan Green Building Kota Surabaya Ruang Terbuka Penyediaan RTH skala Kota Surabaya
Hijau lingkungan
Penyediaan taman-taman skala kota Kota Surabaya Kawasan Budidaya
56 Peremajaan dan Pengembangan Wilayah Perkotaan... (Yuliana Primawardani)
1 Kawasan Pengembangan kawasan Kota Permukiman perumahan dan permukiman kepadatan tinggi, sedang dan Surabaya
rendah yang dilakukan secara proporsional Pembangunan Perumahan dan Permukiman layak huni
Kota bagi masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Surabaya
Pengembangan perumahan dan permukiman vertikal yang
Kota dilakukan secara terpadu dengan Surabaya
lingkungan sekitarnya pada kawasan perumahan dan permukiman baru, kawasan padat hunian dan pusat – pusat pelayanan kota
Revitalisasi dan perbaikan kampung Kampung- lampung
2. Kawasan Pengembangan dan revitalisasi pasar tradisional Kota Perdagangan
Surabaya
dan Jasa Pengembangan pusat
Kawasan perbelanjaan yang terpadu CBD
dengan pusat jasa melalui konsep wisata belanja
Pengembangan kawasan Kawasan
perdagangan dan jasa dengan konsep super blok dan/atau
CBD
multi fungsi
3. Kawasan
Peningkatan kualitas lingkungan dengan menyediakan
Kota Ruang Terbuka perabot jalan dan penyediaan tanaman Surabaya Non Hijau Penyediaan dan penataan ruang terbuka non hijau Kota Surabaya
4. Kawasan Pengembangan sentra Pedagang Kaki Lima dengan konsep Kota Kegiatan Usaha wisata kuliner yang terintegrasi dengan kawasan budidaya Surabaya bagi Sektor
Penataan kawasan peruntukan sektor usaha informal
Kota
Informal melalui pembangunan sentra Pedagang Kaki Lima yang
Surabaya
memperhatikan nilai estetika lingkungan Penyediaan sarana prasarana pendukung di kawasan
Kota peruntukan sektor usaha informal Surabaya
Sumber : Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2014
Adapun upaya yang telah dilakukan
Daerah antara lain:
oleh Pemerintah Daerah dalam menerapkan
1. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor Perda Kota Surabaya Nomor 12 Tahun
6 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor Kota Surabaya Tahun 2014-2034 adalah
7 Tahun 2009 Tentang Bangunan. dengan melakukan normalisasi saluran dan
Salah satu pasal yang menyatakan revitalisasi sungai seperti stren kali jagir,
bahwa suatu bangunan bukan termasuk Sungai Kalisari dan sebagainya. Selain itu
bangunan liar dapat terlihat dalam Pasal Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah
3 yang menyatakan:
Kota Surabaya melakukan penertiban (1) Setiap bangunan yang berada berbagai bangunan baik bangunan tempat
di Daerah wajib memenuhi tinggal maupun lapak kaki lima yang berdiri
administratif diatas saluran, disepadan jalan ataupun
persyaratan
dan persyaratan teknis sesuai dibantaran sungai yang dianggap menjadi
dengan fungsi bangunan serta salah satu penyebab masalah lingkungan,
memperhatikan peraturan baik masalah banjir maupun kemacetan lalu
perundang-undangan. lintas. Oleh karena itu penataan terhadap
(2) Persyaratan administratif bangunan bangunan liar yang berfungsi sebagai tempat
meliputi:
tinggal ataupun usaha pun dilakukan karena
a. status hak atas tanah dan/ dianggap telah melanggar beberapa Peraturan atau izin pemanfaatan dari
Jurnal HAM Vol. 9 No. 1, Juli 2018: 51-68 57 Jurnal HAM Vol. 9 No. 1, Juli 2018: 51-68 57
b. izin mendirikan bangunan; Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2013,
c. surat bukti kepemilikan maka Pemerintah Daerah pun berupaya bangunan khusus untuk
melakukan penataan berbagai bangunan bangunan gedung; di kota Surabaya dengan memperhatikan
d. sertifikat laik fungsi khusus berbagai hal seperti jarak bebas bangunan untuk bangunan gedung. sebagaimana tercantum dalam Pasal 13
(3) Persyaratan teknis bangunan ayat (4) yang meliputi: meliputi persyaratan tata bangunan
a. jarak bangunan dengan tepi rencana dan persyaratan keandalan
jalan (GSP), tepi sungai, tepi saluran bangunan. air, tepi pantai, jalan kereta api, dan/ atau jaringan tegangan tinggi;
b. jarak bangunan dengan batas persil atas tanah dan izin mendirikan bangunan
Berkenaaan dengan status hak
samping dan belakang; sebagaimana yang dikemukakan dalam
c. jarak antar bangunan dalam satu persil Pasal 3 ayat (2) tersebut dapat terlihat
dan/atau jarak antar bangunan dengan dalam Pasal 4 dan Pasal 5 sebagai berikut: bangunan pada persil bersebelahan.
Pasal 4 Isi dari Pasal 13 ayat (4) Peraturan (1) Setiap
Daerah Kota Surabaya Nomor 6 Tahun didirikan pada tanah yang status
bangunan
harus
2013 menunjukkan bahwa terdapat kepemilikannya jelas baik milik
larangan bagi setiap bangunan ada harus sendiri maupun pihak lain. memperhatikan jarak bebas bangunan
(2) Dalam hal tanahnya milik seperti jarak bangunan dengan dengan pihak lain, bangunan hanya
tepi rencana jalan, tepi sungai, tepi saluran dapat didirikan dengan izin
air dan sebagainya. pemanfaatan
2. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor pemegang hak atas tanah atau
tanah
dari
10 Tahun 2000 Tentang Ketentuan pemilik tanah dalam bentuk
Penggunaan Jalan.
perjanjian
Upaya peremajaan dan pengembangan pemegang hak atas tanah atau
tertulis
antara
wilayah perkotaan juga dilakukan pemilik tanah dengan pemilik
Pemerintah daerah kota Surabaya dengan bangunan. memperhatikan Pasal 7 ayat (1) butir f
(3) Perjanjian tertulis sebagaimana dan butir h yang mengemukakan bahwa dimaksud pada ayat (2) memuat
Kecuali atas izin Kepala Daerah, setiap paling sedikit hak dan kewajiban
orang atau badan dilarang ; para pihak, luas, letak dan
- Butir f: Menggunakan bahu jalan, batas-batas tanah, serta fungsi
median jalan, jalur pemisah bangunan dan jangka waktu
jalan, trotoar dan bangunan pemanfaatan tanah. perlengkapan
lainnya yang tidak sesuai dengan
Pasal 5 fungsinya ; (1) Setiap orang atau badan yang
- Butir h : Mengubah fungsi jalan ; akan
mendirikan
bangunan
wajib memiliki Izin Mendirikan Berdasarkan isi dari Pasal 7 ayat (1) Bangunan. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor (2) Izin
10 Tahun 2000, maka penertiban terhadap sebagaimana dimaksud pada ayat bangunan semi permanen dan lapak (1) diberikan oleh Kepala Daerah,
Mendirikan
Bangunan
pedagang kaki lima yang berdiri di bahu kecuali bangunan fungsi khusus
jalan, trotoar ataupun bagian lainnya yang oleh Pemerintah. mengubah fungsi jalan pun dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah yang selama ini
58 Peremajaan dan Pengembangan Wilayah Perkotaan... (Yuliana Primawardani) 58 Peremajaan dan Pengembangan Wilayah Perkotaan... (Yuliana Primawardani)
untuk menempati rumah susun bagi liar untuk tempat tinggal ataupun tempat
masyarakat dengan biaya yang terjangkau usaha tersebut, pihak Bagian Hukum
bagi warga korban penggusuran yang Pemerintah Kota Surabaya tidak sependapat
memiliki KTP Surabaya. Sedangkan bagi bila menggunaakan istilah “penggusuran”.
korban penggusuran yang tidak berKTP Hal ini dikarenakan telah dikomunikasikan
Surabaya, maka akan diberikan fasilitas terlebih dahulu sebelumnya dalam melakukan
untuk kembali ke daerah asalnya walaupun
lokasinya sangat jauh. 18 Kebijakan lainnya tahun 2017 telah dilakukan berbagai jenis
penertiban bangunan liar tersebut. 16 Pada
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah penertiban diantaranya 17 : adalah adanya pemberian subsidi dalam
1. Para Pemilik Bangunan Liar di bentuk dana kerohiman atau talikasih Sepanjang Sungai Kalibokor Sisi Barat
bagi para pemilik Bangunan Liar yang Wilayah Kel. Pucang Sewu, Kec.
terkena penggusuran agar dapat segera Gubeng memindahkan barang-barang yang dimiliki,
sehingga memudahkan aparat setempat
2. Pemilik Warung
maupun
PKL
dalam melakukan pembongkaran. 19 disepanjang Jl. Jemursari Selatan IV
3. Pemilik Bangunan yang berada di
B. Implementasi kebijakan Pemerintah
Kalisari Timur RT 003 RW 005 Jel.
Dalam
Upaya
Peremajaan dan
Kali sari, Kec. Mulyorejo Pengembangan Kawasan Perkotaan
4. Pemilik Bangunan yang berada di Jl. Upaya peremajaan dan pengembangan Nyamplungan No. 139 dan No. 173 kawasan perkotaan di Surabaya tidak
terlepas dari peran serta berbagai pihak, baik
5. Para Pemilik Bangunan di atas saluran Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah di wilayah RT 02 RW III Bulak,
Kota Surabaya dalam melakukan koordinasi Kenjeran antar instansi terkait dalam pelaksanaan
6. Pemilik Bangli, Pemilik Warung berbagai kebijakan sesuai dengan tugas dan maupun yang menempatkan barang di
tanggung jawab instansi terkait tersebut. atas tanah aset Pemkot Surabaya yang
Hal ini dapat terlihat dari pelaksanaan berada di Jl. Bulak Cumpat Utara Gang
penertiban berbagai bangunan liar yang
2 dan 3 berada dibantaran sungai. Dalam hal ini sungai
berada dibawah kewenangan
7. Para PKL dan Bangunan Liar yang Pemerintah Provinsi, seperti Sungai Stren berada di Jl. Pati Unus (sisi timur Kali Jagir, yang mana kewenangan yang
Petekan) melakukan penertiban atau pengamanan
8. Para pedagang Kaki Lima di Sepanjang terhadap obyek aset provinsi seharusnya Jl. Pendegiling (Sisis Barat) dilakukan oleh Pemerintah Provinsi. Akan
9. Para PKL yang berada di atas saluran tetapi pelaksanaannya tidak seperti itu di di sepanjang jl. Wiratno (Komplek
Surabaya karena Pemerintah Provinsi Perumahan TNI AL) melakukan koordinasi Pemerintah Kota
Surabaya dalam melakukan penertiban dan
10. Pemilik Bekupon yang berada di pengamanan mengingat berkaitan dengan wilayah RT X dan RW XI Kel. Ploso,
penataan Kota Surabaya. 20 Keca. Tambaksari Dengan adanya kerjasama tersebut,
Selain kebijakan dalam bentuk peraturan banyak pihak yang seringkali tidak daerah, Pemerintah Daerah mengeluarkan
kebijakan lain bagi warga yang terkena 18 Wawancara dengan pejabat pada Bagian Hukum
Pemerintah Kota Surabaya pada tanggal 26 Juli 2017 16 Wawancara dengan pejabat pada Bagian Hukum
19 Wawancara dengan pejabat pada Satpol PP pada tanggal
Pemerintah Kota Surabaya pada tanggal 26 Juli 2017 27 Juli 2017
17 Wawancara dengan pejabat pada Satpol PP pada tanggal 20 Wawancara dengan pejabat pada Bagian Hukum 27 Juli 2017 Pemerintah Kota Surabaya pada tanggal 26 Juli 2017
Jurnal HAM Vol. 9 No. 1, Juli 2018: 51-68 59 Jurnal HAM Vol. 9 No. 1, Juli 2018: 51-68 59
bersama jajaran terkait seperti kejaksaan, atau Pemerintah Kota Surabaya, sehingga
pengadilan dan kepolisian, dan LSM saat terjadi permasalahan, Pemerintah
bekerjasama dalam upaya pengembalian Kota Surabaya yang terkena
fungsi jalan berdasarkan peraturan daerah Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi
gugatan.
yang sudah ada. Pada kasus ini sebenarnya masalah karena Pemerintah Kota Surabaya
semua aturannya sudah ada, tetapi pada memiliki Perda IMB, sehingga masih ada
pelaksanaannya banyak hambatan yang jalur aturan regulasinya. Gugatan mereka
dihadapi, baik dari mereka yang memberikan pun kandas walaupun mereka didukung
perlindungan (membekingi) maupun dari oleh LSM bahkan DPRD. Pelaksanaan
paguyuban. Dalam hal ini Pemerintah Daerah tugas yang dilakukan sudah sesuai dengan
dapat saja menggunakan “tangan besi dan peraturan yang ada sehingga pengadilan
tangan baja” dalam melakukan penertiban pun mempertimbangkan bahwa hal tersebut
para pedagang. Akan tetapi dari sisi HAM sudah melanggar peraturan daerah. Dengan
masih menjadi pertimbangan walaupun demikian hal yang dilakukan Pemerintah
mendapatkan kritikan dari masyarakat, Kota Surabaya sama sekali tidak bernuansa
khususnya pengguna jalan karena terkesan yang konotasinya
tidak memiliki kuasa untuk mengembalikan fungsi jalan. Humanis” atau tanpa memperhatikan sisi 23 kemanusiaan, termasuk hak asasi manusia. 21 Pertimbangan akan sisi hak asasimanusia Berbagai permasalahan tidak hanya
“menggusur tanpa
ini yang menyebabkan Pemerintah Daerah terjadi pada bangunan liar, tetapi pada
Kota Surabaya selalu melakukan pendekatan Pedagang Kaki Lima (PKL). Hal ini dapat
secara humanis dalam melakukan penertiban terlihat saat penertiban di Pasar Keputren,
dalam upaya peremajaan dan pengembangan yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak
wilayah perkotaan tersebut. Hal ini sesuai terealisasi dan tidak terjamah. Segala upaya
yang dikemukakan pihak Bagian Hukum dilakukan mulai dari pimpinan walikota
Pemerintah Kota Surabaya bahwa pada yang terdahulu sampai saat ini. Dalam kasus
saat akan melakukan penertiban, tahapan- tersebut, Pasar Keputren pun harus digugat
tahapan sudah dilakukan yaitu setelah di pengadilan karena PD Pasarnya ada, tetapi
dilakukan pemeriksaan mengenai perijinan tidak mau masuk ke dalam pasar. Mereka
bangunan ataupun keberadaan bangunan melakukan aktivitas perdagangan dipinggir
oleh Dinas Teknis seperti Dinas Perumahan jalan karena mempermudah orang yang lewat
Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta agar langsung membeli dan akhirnya muncul
Karya dan Tata Ruang, Dinas Pengelolaan paguyuban-paguyuban yang
Bangunan dan Tanah dan sebagainya yang oleh pihak tertentu, sehingga Pemerintah
dilindungi
menyatakan bahwa telah melanggar perda Kota selalu kandas dalam upaya melakukan yang ada, maka hal pertama yang dilakukan penertiban. 22 adalah melakukan pemanggilan sampai
Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya tiga kali. Selang waktu antara Panggilan agar dapat menegakkan aturan yang ada
pertama dan panggilan kedua adalah 7 hari, karena mengganggu jalan, dengan mengacu
yang kemudian diberi peringatan sebanyak 3 pada Perda Kota Surabaya Nomor 10 Tahun
kali. Setelah diberi peringatan, mereka masih 2000 Ketentuan Penggunaan Jalan. Hal ini
diupayakan untuk diajak berkomunikasi dan mengingat masyarakat tidak dapat melewati
sosialisasikan agar mereka bersedia untuk akses tersebut karena tertutup oleh pedagang,
pindah. Tahapan berikutnya adalah adanya sehingga jalan yang di pandigiring keputren
pemberitahuan lagi. Dalam hal pengenaan tersebut menjadi jalan padat karena alternatif
sanksi administratif dalam bentuk penertiban yang lain dipakai pedagang sepanjang hari. ada di Satpol PP, yang sebelumnya dikomunikasikan di Dinas Tehnisnya terlebih
21 Wawancara dengan pejabat pada Bagian Hukum
dahulu. Hal tersebut sesuai dalam ketentuan
Pemerintah Kota Surabaya pada tanggal 26 Juli 2017 22 Wawancara dengan pejabat pada Bagian Hukum
Pemerintah Kota Surabaya pada tanggal 26 Juli 2017 23 Ibid
60 Peremajaan dan Pengembangan Wilayah Perkotaan... (Yuliana Primawardani) 60 Peremajaan dan Pengembangan Wilayah Perkotaan... (Yuliana Primawardani)
pengecekan lokasi untuk administratif dalam arti memberi ijin, maka
dilakukan
menentukan kebenaran pengaduan mengenai sanksi administratif dari Dinas Teknisnya.
pelanggaran perda yang dimaksud dengan Bila sudah pada tahapan penggusuran dan
melakukan pemotretan untuk mendapatlan mereka tetap tidak bersedia pindah padahal
foto tampak depan dan foto tampak telah diberi peringatan, pemberitahuan
samping. Tahap berikunya adalah melakukan dan sebagainya, maka Satpol PP yang akan
sosialisasi. Dalam hal ini pihak Bagian bertindak. 24 Hukum Pemerintah Kota memperbolehkan
Pihak Bagian Hukum melanjutkan bahwa untuk melakukan 1 (satu) kali sosialisasi bila pelaksanaan tugas Satpol PP sebenarnya
bangunan tidak ada alasan. Akan tetapi pihak berdasarkan Perwali yang ada, cuma tinggal
Satpol PP akan mengupayakan melakukan menindaklanjuti. Akan tetapi kenyataannya
sosialisasi kedua dan ketiga mengingat tidak demikian karena Satpol PP masih harus
Satpol PP memiliki tim Rembug sebagai merundingkan dahulu dan mencari alternatif
negosiator.
terbaik melalui rapat dengan dengan SKPD Setelah sosialisasi kedua dan ketiga terkait, sehingga diupayakan untuk dicari
dilakukan, mereka diberikan waktu jalan tengahnya. Hal ini mengakibatkan
satu minggu dan kembali datang untuk warga diajak bicara lagi dan dilakukan
mengingatkan mengenai surat sosialisai pendataan mengenai KTP daerah mana
yang diberikan, termasuk tanda terima yang dimiliki. Bila mereka memiliki KTP
sosialisasi. Pihak Satpol PP semaksimal Surabaya dan tidak memiliki rumah, maka
mungkin melakukan cara humanis dengan akan diberikan Rusun. Begitu juga dengan
menawarkan kepada pelanggar Perda, pedagang kaki lima yang terkena penertiban,
kemana mereka harus dibantu. Misalnya, akan disediakan tempat pada sentra-sentral
untuk pemilik bangunan diatas saluran PKL di Surabaya, seperti penertiban pasar
yang berasal dari Madura, maka akan ikan diberbagai tempat, makan dibangun
diantar ke Bangkalan sesuai permintaan. sentra pasar ikan. Dalam hal ini mereka akan
Akan tetapi dalam pelaksanaan tugasnya, menempati 2 tahun masa percobaan tanpa
terkadang Satpol PP tidak harus melakukan dipungut biaya. Setelah waktu tersebut, maka
pembongkaran atas bangunan karena adanya akan dikenakan biaya sewa. Oleh karena itu
kesadaran pemilik lapak untuk membongkar tindakan yang dilakukan sangat humanis
bangunannya setelah dilakukan sosialisasi, yang dilakukan karena berbagai pihak selalu
seperti pedagang duren di Widodaren dan terlibat dalam segala hal dan mendampingi
pedagang kayu di Dupak. bila ada persoalan dilapangan. 25 Bilasetelahpemberitahuan,parapelanggar Berkenaan dengan hal tersebut, pihak
tetap tidak bersedia untuk pindah, maka pihak Satpol PP pun mengemukakan hal yang
Satpol PP akan melakukan koordinasi dan sama mengenai perlakuan humanis dalam
kerjasama dengan wilayah seperti kecamatan, pelaksanaan tugas dalam melakukan
kelurahan dan juga Polrestabes, polsek dan penertiban, sehingga pelaksanaan tugas yang
sebagainya. Koordinasi dilakukan sebelum dilakukan pun melalui berbagai tahapan.
dilakukan penggusuran untuk mengetahui Contoh kasus yang dapat dikemukakan
kekuatan para pelanggar perda sehingga adalah bila terdapat pelanggaran terhadap
dapat ditentukan jumlah pendampingan dari Perda tentang ketentuan penggunaan jalan,
aparat setempat agar pelaksanaan penertiban maka tahapan pertama yang dilakukan
dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini adalah mengetahui lokasi yang ada karena
aparat mengupayakan agar warga yang adanya pengaduan mengenai rumah yang
terkena penggusuran dapat pindah ke sentra melanggar Perda Ketentuan Penggunaan
perdagangan bagi para pedagang yang Jalan. Dari pengaduan tersebut akan kios atau lapaknya terkena penertiban dan rumah susun bagi warga yang memiliki KTP
24 Wawancara dengan pejabat pada bagian hukum Pemkot
Surabaya yang tempat tinggalnya tergusur. Surabaya Berbagai Rusun dan sentra perdagangan
25 Wawancara dengan pejabat pada bagian hukum Pemkot
Surabaya yang disediakan dikelola oleh Pemerintah
Jurnal HAM Vol. 9 No. 1, Juli 2018: 51-68 61
62 Peremajaan dan Pengembangan Wilayah Perkotaan... (Yuliana Primawardani)
Provinsi maupun Pemerintah Kota Surabaya. Hal ini dapat terlihat pada salah satu Rusun di jalan Gunung Sari yang disebut Rusunawa Gunung Sari merupakan rusun yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi dan akan segera diambil alih pengelolaannya oleh Pemerintah Kota. Adapun penghuni Rusunawa Gunung Sari tersebut sebagian besar adalah warga Stren kali Jagir yang terkena gusur akibat adanya normalisasi sungai.
Berdasarkan hasil tanya jawab dengan salah satu penghuni Rusunawa Gunung sari yang pernah terkena gusuran rumah di Stren Kali Jagir, diperoleh informasi bahwa Bapak SPY sebelum rumahnya dibongkar, ia diberitahukan melalui surat yang dimasukkan melalui pintu-pintu warga tanpa adanya pertemuan terlebih dahulu. Ia mengira bahwa yang akan terkena bongkaran adalah rumah warga sebelah barat. Pada awalnya mereka beritikad untuk membentuk panitia sendiri untuk meminta kejelasan apa keinginan pemerintah dengan melakukan rapat dengan RT dan RW, dengan maksud mendapatkan penggantian lahan. Akan tetapi tiba-tba warga didatangi LSM. LSM tersebut sering melakukan rapat dan warga diminta untuk mengisi daftar hadir. Pada Saat rapat, warga mengemukakan bahwa bila tidak dapat dipertahankan lagi, merekaakan minta ganti lahan. Mendengar hal tersebut, pihak LSM tersebut marah dan menganggap bahwa warga sudah menyerah sebelum berjuang.
Pada saat terjadi penggusuran, LSM hanya diam saja tidak berbuat apa-apa. Saat itu Ketua RT dibawa oleh satpol PP atau pihak kepolisian. Warga mempertahankan agar tidak pindah tempat, namun bila tidak bisa, warga pun akan mengikuti permintaan pindah tersebut. Akan tetapi yang terjadi adalah warga merasa dibohongi oleh para petugas karena para petugas mengatakan bahwa yang akan dibongkar terlebih dahulu adalah tempat sebelah barat. Warga diminta istrirahat dan makan terlebih dahulu. Setelah warga pulang makan, rumah sudah tidak ada lagi. Barang-barang banyak yang hancur. Pak SPY menyalahkan keberadaan LSM yang membuatnya kehilangan rumah dan barang-barang berharga lainnya. Ia menganggap bila masalah tersebut tidak ada campur tangan LSM dan dapat diselesaikan
secara kekeluargaan, warga tidak akan kehilangan barang-barang berharga. Hal ini menyebabkan ia merasa stress dan trauma selama sekitar 1 tahun akibat pembongkaran paksa tersebut. Kasus tersebut sempat disidangkan untuk mempertahankan milik mereka, tetapi warga kalah. Oleh karena itu sebagian besar sudah mau menerima tinggal di rusun yang disediakan baik milik Pemerintah Provinsi maupun Rusun milik Pemerintah Kota. Saat ini Bapak SPY sudah dapat menikmati Rusun yang disediakan Pemerintah Daerah karena lokasinya yang strategis dan memiliki sarana dan prasarana
yang memadai 26 Begitupun dengan pedagang yang tergusur dan harus pindah ke Sentra Perdagangan. Salah satunya dapat terlihat pada Pasar Ikan Hias Gunung sari. Salah satu pedagang ikan hias bernama Ibu FTR mengemukakan bahwa dulunya ia adalah pedagang kaki lima diwilayah Embong. Menurutnya Sebelum ia disuruh pindah, ia diberi surat pemberitahuan terlebih dahulu. Pada awalnya ia merasa kebingungan akan pindah kemana, sehingga masih terkesan kucing-kucingan dengan aparat setempat. Akan tetapi setelah diyakinkan petugas bahwa disediakan tempat yang layak untuk berdagang ikan hias di Sentra Pasar Ikan Hias, barulah ibu FTR bersedia untuk dipindahkan ke tempat yang telah disediakan. Dalam hal ini ternyata Pemerintah Daerah telah memberikan keringanan untuk awal penempatan sentra perdagangan tersebut yaitu dengan menggratiskan sewa tempat selama 1 (satu) tahun terlebih dahulu. Saat ini pun ibu FTR dikenakan biaya sewa yang sangat murah yaitu hanya Ro. 12.000,- saja perbulannya.
C. Aspek Hak Asasi Manusia dalam Peremajaan dan Pengembangan Kawasan
Perkotaan Perumahan merupakan
satu satu kebutuhan mendasar bagi setiap manusia. Dalam hal ini setipa manusia dilindungi hak atas perumahan oleh berbagai Instrumen Internasional yang salah satunya Pasal 11 ayat
26 Wawancara dengan Bapak SPY, warga Rusunawa Gunung Sari, Surabaya
(1) Kovenan Internasional Hak Ekonomi, tempat tinggal sementara, termasuk juga Sosial dan Budaya yang mengemukakan: penguasaan terhadap tanah dan properti.
Negara Pihak pada Kovenan ini (b) Ketersediaan akan berbagai layanan, mengakui hak setiap orang atas standar
bahan-bahan, fasilitas dan infrastruktur kehidupan yang layak baginya dan
(sarana dan prasarana). keluarganya, termasuk pangan, sandang
Sebuah rumah yang ”layak” seharusnya dan perumahan, dan atas perbaikan
terdiridariberbagaifasilitaskhususuntuk kondisi hidup terus menerus. Negara
kesehatan, keamanan, kenyamanan Pihak akan
dan nutrisi. Semua penerima manfaat langkah yang memadai untuk menjamin
mengambil langkah-
dari hak tersebut semestinya memiliki perwujudan hak ini dengan mengakui
akses yang berkelanjutan kepada arti penting kerjasama internasional yang
seluruh sumberdaya alam dan sumber berdasarkan kesepakatan sukarela. daya umum, air minum yang sehat, energi untuk memasak, pemanas dan
Sedangkan Pada Peraturan Perundang- penerangan, sanitasi dan fasilitas undangan di Indonesia dapat terlihat pada
mencuci, sarana penyimpanan makanan, Pasal 40 Undang-Undang Nomor 39 Tahun
pembuangan sampah, tempat drainase, 1999 Tentang Hak Asasi Manusia yang
dan layanan darurat. menyatakan bahwa Setiap orang berhak
(c) Keterjangkauan (biaya). untuk bertempat tinggal serta berkehidupan
Biaya pribadi atau rumah tangga yang yang layak. terkait dengan rumah seharusnya pada
Pada butir 8 Komentar Umum NO. 4 Hak tingkat tertentu perolehan dan kepuasan atas Tempat Tinggal yang Layak (Pasal 11 [1]
atas kebutuhan dasar lainnya tidak dapat Perjanjian Internasional atas Hak Ekonomi,
diancam atau dikompromikan. Negara Sosial, dan Budaya) dikemukakan konsep
pihak semestinya menyediakan subsidi ”layak” secara khusus sangat terkait dengan
perumahan untuk mereka yang tidak hak atas tempat tinggal, sebagai dasar bagi
mampu memilki rumah yang terjangkau, sejumlah faktor yang harus diperhitungkan
sebagaimana halnya dengan bentuk dalam menentukan manakala bentuk khusus
dan tingkat harga hunian yang secara dari sebuah tempat penampungan dapat
“adequate” mencerminkan kebutuhan dipertimbangkan untuk membentuk ”rumah
perumahan.
yang layak” sesuai dengan tujuan Kovenan. (d) Layak huni. Tempat tinggal yang Sementara kelayakan ditentukan sebagian