BAB II GAMBARAN UMUM LINGKUNGAN 11 KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR A MEDAN 2.1 Latar Belakang berdirinya Perumnas Simalingkar A - Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Lingkungan 11 Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar A Medan

  

BAB II

GAMBARAN UMUM LINGKUNGAN 11 KELURAHAN MANGGA PERUMNAS

SIMALINGKAR A MEDAN

2.1 Latar Belakang berdirinya Perumnas Simalingkar A

  Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari kata rumah. Dalam perkembangan perumahan dan pemukiman selalu berkaitan dengan sosial ekonomi yang terjadi didalamnya. Rumah merupakan tempat beristirahat, tempat berkumpulnya sesama anggota keluarga. Rumah adalah hasil karya dan akal manusia. Rumah harus selalu ditata rapi agar orang yang berada dirumah merasa nyaman untuk beristirahat. Rumah yang aman, bersih dan nyaman adalah impian setiap insan.

  Semakin banyaknya rumah yang dibutuhkan oleh manusia, pemerintah mempunyai program untuk mendirikan perumahan. Dimana di dalam perumahan itu terdiri dari 500 bahkan ribuan rumah yang dibangun. Perumahan yang dibangun terdiri dari dua jenis, yaitu perumahan elite maupun yang sederhana. Dengan adanya program pemerintah ini sangat membantu masyarakat kecil untuk memiliki tempat tinggal. Mereka dapat menyicil rumah dengan harga yang terjangkau. Selain itu tujuan pemerintah mendirikan rumah untuk mewujudkan tata kota yang rapi dan indah dipandang mata.

  Perumnas Simalingkar A dahulunya adalah tanah milik rakyat seluas sekitar 6 ha. Sebelum didirikan perumahan, tanah ini duhulunya adalah kebun karet yang ditanami oleh rakyat, yang kemudian dibeli oleh pemerintah untuk didirikan perumahan bagi masyarakat menengah ke bawah. Selain tanah milik rakyat, perumnas adalah bekas perkebunan karet milik PTP II yang berpusat di Tanjung Morawa. Dari 147, 6 ha, keseluruhan areal Perumnas Simalingkar maka areal yang 147 ha adalah milik PTP II sedangkan 6 ha adalah milik perseorangan. Dengan demikian masalah pembebasan tanah tidak begitu sulit dan tidak tidak berproduksi sehingga oleh pemerintah mengambil kebijaksanaan agar lokasi ini dibangun perumnas sesuai dengan tuntutan kebutuhan perumahan bagi masyarakat di kota Medan. Adapun biaya untuk pembangunan Perumnas Simalingkar untuk 7.350 unit adalah Rp. 12.037.500.000.000 dan biaya untuk pembebasan tanah milik perseorangan adalah Rp.

   1.050.000.000.000.

  Pada tahun 1986 pemerintah menugaskan kepada pihak BUMN untuk mendirikan perumahan. Sesuai dengan peraturan pemerintah No. 29 tahun 1974 yaitu tentang perusahaan umum “pembangunan perumahan nasional” yang tujuannya yaitu mendirikan perumahan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah seperti Pegawai Negeri Sipil

   (PNS), Pegawai Swasta maupun Wiraswasta.

  Menurut hasil wawancara penulis kepada informan, asal kata Simalingkar merupakan singkatan dari Sekitar Masyarakat Lingkungan Karo (Simalingkar). Masyarakat yang ada di sekitar perumnas ini mayoritas suku karo sehingga pemerintah menetapkan nama perumnas ini dengan Perumnas Simalingkar. Selain suku Karo, suku-suku lainnya seperti Batak toba,

   Mandailing, Jawa juga ada mendiami perumnas ini.

  Perumnas Simalingkar A berada di kecamatan Medan Tuntungan, kelurahan Mangga. Kecamatan Medan Tuntungan sebelumnya merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1973 tanggal 20 Mei 1973 tentang perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dengan mengambil tanah negara, tanah adat yang ada di sekitarnya termasuk Kabupaten Deli

  9 Heddyana Simanjuntak, DampakKehadiranPerumnasSimalingkarPadaKehidupanSosialEkonomiMasyarakatDesaBekalatahun (1977- 1987), Skripsi S1, Medan: Universitas Sumatera Utara Fakultas Sastra Jurusan Sejarah, hal. 72. 10 Wawancara dengan Bapak J. Simorangkir, Developer Perumnas Simalingkar A, 8 Maret 2011. Serdang. Sejak PP No. 22 tahun 1973 tersebut Kotamadya Medan menjadi 11 Kecamatan dari 4 Kecamatan sebelumnya.

  Termasuk Kecamatan Medan Tuntungan yang luasnya 19.793Km

  2 1.

  Asam Kumbang dan membawahi 11 desa yang kemudian status desa berdasarkan PP No. 5 tahun 1980 disyahkan menjadi status kelurahan. Adapun Kelurahan di kecamatan Medan Tuntungan yaitu:

2. Tanjung Selamat 3.

  Namo gajah 4.

  Baru Ladang Bambu 5. Sidomulyo 6.

  Lau cih 7. Kemenangan Tani 8. Simpang Selayang 9. Simalingkar B 10.

  P.B Selayang II 11. Tanjung Sari

  Namun pada tahun 1991 sesuai dengan PP RI Nomor 50 tahun 1991 terjadi pemekaran kecamatan yang ada di kota Medan dari 11 Kecamatan kemudian menjadi 19 Kecamatan. Kecamatan Medan Tuntungan berdasarkan PP RI No. 50 tahun 1991 di mekarkan menjadi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Medan Tuntungan dan Kecamatan Medan Selayang.

  Adapun Kecamatan Medan Tuntungan terdiri dari 9 Kelurahan yaitu: 1. Kelurahan Mangga (sebelumnya termasuk Kecamatan Medan Johor) 2. Kelurahan Tanjung Selamat

4. Kelurahan Namo Gajah 5.

  Kelurahan Sido Mulyo 6. Kelurahan Baru Ladang Bambu 7. Kelurahan Kemenangan Tani 8. Kelurahan Simalingkar B 9. Kelurahan Simpang Selayang

   Tabel 1

  Jumlah Penduduk: Kecamatan Medan Tuntungan

  Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

  0-4 2.917 3.152 6.069 5-14 6.379 6.534 12.913

  15-44 18.176 19.162 37.337 45-64 5.305 5.254 10.559

  >=65 1.060 1.510 2.570 Jumlah 33.836 35.611 69.447 Sumber: Badan Pusat Statistik Medan, Kecamatan Medan Tuntungan Dalam Angka 1990.

  

  Dikota Medan pemerintah melalui program Perum Perumnas pada tahun 1979/1980 telah mendirikan 10.000 unit rumah sederhana di Medan Timur (Perumnas Mandala) dan di Medan Barat (Perumnas Helvetia) sebanyak 4.837 unit. Tahun 1986 dibangun 7000 unit rumah sederhana di Medan Selatan (Perumnas Simalingkar A) dan tahun 1985 didirikan rumah susun murah sebanyak 500 unit di lokasi Medan Sukaramai. Tahun 1993 didirikan rumah sederhana (Perumnas Martubung) yang meliputi Perumahan Pesona Laguna I dan II Yang sampai sekarang pembangunannya masih berlangsung dan telah selesai sebanyak 3.000 unit dari 12.000 unit rumah yang dirancang secara bertahap.

12 Data dari Badan Pusat Statistik Kota Medan Dalam Angka 1995.

  Perumnas Simalingkar A sudah siap huni, setiap rumah telah di fasilitasi listrik PLN, air PDAM, saluran pembuangan air yang bagus. Perumnas Simalingkar A berada di wilayah kelurahan Mangga. Masyarakat memilih untuk tinggal dan membeli rumah di Perumnas Simalingkar A ini karena harga rumah yang terjangkau dan suasana lingkungannya masih asri, jauh dari kebisingan kota.

  Pada tahun 1986-1987 jumlah rumah yang didirikan masih sekitar 500 unit seiring perkembangan zaman dan kebutuhan akan perumahan yang terus meningkat maka diadakan pembangunan rumah secara besar-besaran. Pada tahun 2000, pembangunan telah selesai. Pada tahun 2000 ini, jumlah rumah yang telah siap dihuni berkisar 7.350 unit rumah. Jumlah ini sudah maksimal dalam pendirian rumah. Perumahan Simalingkar A dibangun dalam 2 tahap. Tahap A dibangun sebanyak 3.512 unit sedangkan tahap B sebanyak 3.838 unit rumah.

14 Menurut data yang didapat dari bapak J Simorangkir sebagai developer Perumnas Simalingkar A bahwa segala bentuk pembangunan telah selesai sampai tahap A dan B.

  Adapun tipe rumah yang dibangun di perumnas Simalingkar A adalah rumah yang bertipe 15, 21, 36, 45,54,70, semakin lama, rumah-rumah ini semakin banyak begitu juga di lingkungan 11. Dari berbagai tipe rumah yang ada harga rumah juga bervariasi menurut tipe yang ada. Jika rumah yang tipe kecil maka harganya juga cukup murah, demikian juga sebaliknya dengan tipe yang besar maka harga juga mahal. Harga rumah pada tahun 1986 masih tergolong murah dibanding sekarang. Misalnya saja rumah yang tipe 15 berkisar Rp 2.500.000,-, tipe 21 sekitar Rp 4.250.000, tipe 36 sekitar Rp 6.900.000,-, tipe 45 sekitar Rp 13.500.000,-, tipe 54 sekitar Rp 22.000.000,- dan tipe 70 sekitar Rp 35.000.000,-. Harga-

14 Heddyana Simanjuntak, op.cit. hal. 74.

  harga tersebut jauh berbeda setiap tahunnya, ini dikarenakan kebutuhan akan perumahan

   terus meningkat dan harga-harga barang juga meningkat.

  Setiap orang yang ingin membeli kredit rumah di perumnas Simalingkar A harus melalui Bank Tabungan Negara (BTN). Bank milik pemerintah yang ditujukan sebagai Dalam mengkredit, masyarakat dapat mengkredit selama 10-15 tahun dan 15-20 tahun. Setiap bulannya mereka membayar Rp 35.400,-. Harga itu adalah harga kredit rumah pada tahun

  

  1989, dengan tipe 21, uang muka Rp 400.000,-. redit rumah harus dari BTN karena pihak perumnas mendapatkan dana dari Bank Asia, Bank Tabungan Negara sebanyak 60% melalui sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dari pihak Perumnas sebanyak 33% dan pihak swasta dalam hal ini adalah kontraktor P.T. Tulung Agung sebanyak 7%. Dengan jelas bahwa pembangunan Perumnas Simalingkar A di tangani oleh pemerintah karena hal ini

  

  menyangkut kepentingan orang banyak. Masyarakat yang tinggal didalam bukan hanya penghuni tetap atau sipemilik rumah, tetapi ada juga yang mengontrak. Menurut bapak J

   Simorangkir sebagai developer walaupun ada yang mengontrak, itu hanya 10% saja.

  Apabila masyarakat luar ingin membeli rumah di Perumnas Simalingkar A ini, pihak Perumnas memberikan syarat-syarat, yaitu : Warga negara Indonesia.

  • Surat keterangan belum memiliki rumah.
  • Surat keterangan dari kelurahan asal.
  • Surat keterangan bekerja dan berpengasilan tetap atau tidak tetap serta terjamin
  • kelangsungannya.
  • 15 Penghasilan perbulan minimal 3 x dari uang angsuran atau KPR ke
  • 16 Wawancara dengan Bapak J. Simorangkir, Developer, Perumnas Simalingkar A, 8 Maret 2011. Wawancara dengan Bapak M. Rumahorbo, Pembeli, Lingkungan 11Perumnas Simalingkar A, 8 Maret 2011.
  • 17 Heddyana Simanjuntak. op.cit. hal. 71.

  Suami atau isteri belum pernah memperoleh kredit dari pemerintah.

  • Memiliki uang tabungan sebagai uang muka yang disimpan di BTN sebanyak 10%
  • untuk tipe rumah 18, 21, serta tipe 36 sebanyak 20%.

  Perumnas Simalingkar A terbagi dalam 8 blok. Jumlah hunian pada Blok A 875 unit, terdiri dari 3 lingkungan yaitu lingkungan IV, lingkungan V dan lingkungan VII. Jumlah hunian pada Blok B 875 unit, terdiri dari 2 lingkungan yaitu lingkungan VIII dan lingkungan

  X. Jumlah hunian Blok C 875 unit terdiri dari 2 lingkungan yaitu lingkungan XV dan lingkungan XVII. Jumlah hunian pada Blok D 875 unit, terdiri dari 2 lingkungan yaitu lingkungan XIX dan lingkungan XX. Jumlah hunian pada Blok E 478 unit terdiri dari 1 lingkungan yaitu lingkungan XXI. Jumlah hunian pada Blok F 567 unit, terdiri dari 2 lingkungan yaitu lingkungan XXI dan lingkungan XXII. Jumlah hunian pada Blok G 623 unit terdiri dari 2 lingkungan yaitu lingkungan XXII dan lingkungan XXIII. Jumlah hunian pada

   Blok H 579 unit, terdiri dari 1 lingkungan yaitu lingkungan XXIII.

  Tipe-tipe rumah yang ada di Perumnas Simalingkar A yaitu: 1.

  Tipe18

  2

  • 2

  = 60 m Luas tanah kapling

  90 m

  2

  • =18 m

  Luas bangunan = batu kali.

  • = cor beton.

  Pondasi

  • = conblok, participle board, yumen, asbes,

  Lantai

  • sandwhich.
  • 19 = kayu Rangka atap

      Dinding

    • Henddyana Simanjuntak, op. cit, hal 77.
    • = PLN 250 watt/200 volt.

      = asbes/ serong gelombang. Atap

    • = PAM/ pompa tangan.

      Listrik

    • = cubluk.

      Air

    • 2.

      Sanitair

      Tipe 21

      2

    • 2

      =60 m Luas tanah kapling

      120 m

      2

    • = batu kali

      = 21 m Luas Bangunan

      Pondasi = cor beton

    • = panil beton, conblok, wood wall, asbes

      Lantai

    • sandwhich. = kayu, profil baja.

      Dinding

    • = asbes/serong gelombang.

      Rangka atap

    • = PLN 250 watt/ 220 volt.

      Atap

    • = PAM/ pompa tangan.

      Listrik

    • = cubluk.

      Air

    • 3.

      Sanitair

      Tipe 36

    • 2

      2

      = 120 m Luas tanah kapling

      180 m

      _

      2 Luasbangunan = 36 m = batu kali.

    • =cor beton.

      Pondasi

      Lantai

    • Dinding = yomen, conblok, participle board, asbes sandwhich, panil beton.

    • Rangka atap = kayu, profil baja.
    • Atap = asbes/ serong gelombang.
    • Listrik = PLN 450 watt/ 220 volt.
    • Air = PAM/ pompa tangan.

      

    • Sanitair = cubluk.
    Kelurahan Mangga memiliki 24 lingkungan yaitu: 1.

      Penerbangan 2.

      13. Irigasi Jl. Pinus 3.

      14. Jl. Jamin Ginting Jl. Jahe Raya Tojak 4.

      15. Rumah Sakit Jiwa Jl. Bawang 5.

      16. Royal Sumatera Jl. Rami 6.

      17. Jl. Kopi Raya Jl. Vanili 7.

      18. Jl. Karet Raya Jl. Kapas 8.

      19. Jl. Sawit Jl. Kemenyan 9.

      20. Jl. Kiwi Jl. Pinang 10.

      21. Jl. Nyiur Jl. Nilam 11.

      22. Jl. Cengkeh Jl. Tembakau 12.

      23. Jl. Teh Jl. Nilam Raya

       24.

      Jl. Tembakau Raya

    22 Wawancara dengan Bapak Supardi,

      Kepala Lingkungan, Lingkungan 11 Perumnas

      Sedangkan Perumnas Simalingkar A memiliki 25 nama jalan yaitu : 1.

      13. Kopi Kina 2.

      14. Jahe Nilam 3.

      15. Tembakau Karet 4.

      16. Sawit Kemenyan 5.

      17. Teh Damar 6.

      18. Cengkeh Kapas 7.

      19. Nyiur Rami 8.

      20. Lada Coklat 9.

      21. Vanili Kopra 10.

      22. Sagu Rotan 11.

      23. Pinang Pala 12.

      Bawang 24. Kayu manis 25.

      Kiwi

    2.2 Latar Belakang Lingkungan 11 Perumnas Simalingkar A

      Lingkungan 11 berada di jalan Cengkeh Perumnas Simalingkar A. Pada tahun 1986, lingkungan 11 ini masih belum banyak didirikan rumah. Di lingkungan ini masih banyak dijumpai pohon-pohon besar dan rumput-rumput yang tinggi. Melihat keadaan lingkungan 11 ini masih seperti hutan, banyak orang-orang yang takut untuk datang ke lingkungan ini.

      Perumnas Simalingkar A termasuk Lingkungan ini sering disebut tempat jin buang anak, ini hanya istilah saja, karena sebelum Perumnas Simalingkar A ini didirikan wilayah ini merupakan perkebunan rakyat yang tidak terurus sehingga banyak orang-orang yang membuang mayat-mayat hasil tindak kejahatan di wilayah Perumnas ini.

      Jumlah penduduk jalan Cengkeh pada tahun 1986 hanya sekitar 30 kepala keluarga, tahun 1990 sudah mulai mencapai 50 kepala keluarga, namun setiap tahunnya bertambah terus. Status rumah masih rumah sendiri (pemilik), belum ada yang bersifat mengontrak rumah. Tipe rumah yang ada di lingkungan 11 ini pada tahun 1986 yaitu masih tipe-tipe kecil seperti 18, 21, 36 dan jalan-jalan besar seperti jalan Cengkeh Raya belum ada.

      Masyarakat lingkungan 11 merupakan masyarakat yang taat beragama, walaupun belum tersedia tempat beribah, masyarakat dengan suka rela mendirikan tempat ibadah darurat demi melaksanakan ibadah. Masyarakat lingkungan 11 beragama Islam dan agama Kristen tetapi mayoritasnya beragama Islam. Bagi umat beragama Islam, awalnya mereka beribadah di rumah mereka masing-masing karena belum ada didirikan mesjid. Pada tahun1987, penduduk lingkungan 11 ini berinisiatif untuk mendirikan mesjid sendiri di tanah kosong sekitar lingkungan 11 ini. Tanah untuk mendirikan mesjid sudah disediakan oleh pemerintah, namun tidak kunjung didirikan juga. Di dekat tanah yang disediakan inilah para penduduk mendirikan mesjid darurat yang masih berlantaikan teriplek beratapkan atap rumbia, masih sangat memprihatinkan. Pada tahun 1990 mesjid baru didirikan, mesjid ini dinamakan mesjid Al-Ikhlas mesjid didirikan di jalan Cengkeh 4.

      Bagi umat Kristiani juga sama, mereka juga beribadah di gereja darurat yang mereka dirikan sendiri pada tanah yang telah disediakan pemerintah. Pada tahun 1990 baru didirikan yaitu gereja Advent yang berada di Cengkeh 0. Jemaat gereja ini masih sangat sedikit, kira- kira hanya 20 kepala keluarga, jumlah ini masih sedikit dibanding dengan umat Islam.

      Sejak tahun 1990, Perumnas Simalingkar A khususnya daerah lingkungan 11 semakin ramai dan berkembang. Orang-orang tidak takut lagi untuk datang ke lingkungan ini karena lingkungan ini sudah mulai banyak penduduknya. Istilah jin buang anakpun berangsur- angsur hilang seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan Perumnas Simalingkar A.

      Perumnas Simalingkar A jalannya berbukit-bukit, sehingga ada daerah yang berada di dataran rendah dan juga di dataran rendah sehingga daerah yang berada di dataran rendah sering terkena banjir. Lingkungan 11 berada di dataran rendah sehingga apabila hujan deras dan air sungai meluap, daerah ini langsung terkena banjir hampir setiap tahunnya.

      Menurut hasil wawancara penulis dengan penduduk jalan Cengkeh, wilayah jalan Cengkeh ini sering kali terkena banjir hingga mencapai 2 meter, banjir ini merupakan kiriman dari sungai babura dan terus masuk ke daerah Cengkeh. Cengkeh ini berada didekat sungai dan jembatan sehingga mengakibatkan cepatnya terkena banjir apabila air dari sungai babura meluap. Namun walaupun sering terkena banjir, penduduk-penduduk wilayah jalan Cengkeh ini tidak mau beranjak dari jalan Cengkeh, ini dikarenakan mereka sudah betah tinggal di jalan Cengkeh ini, karena di wilayah ini sesama tetangga mereka sudah seperti saudara sendiri, bahkan jika banjir datang mereka saling tolong-menolong dan begitu juga apabila banjir telah surut. Banjir ini surut bisa sampai 2 hari, selama wilayah Cengkeh ini terkena banjir tidak pernah memakan korban.

      Apabila banjir datang, tim penolong dari pemerintah langsung datang menolong masyarakat lingkungan 11 yang terkena banjir. Tim penolong ini datang membawa alat-alat seperti perahu karet yang dapat menyelamatkan masyarakat dari banjir. Apabila masyarakat itu memiliki rumah yang berlantai dua cukup naik ke lantai dua mereka saja demi menyelamatkan diri.

      Akibat dari banjir ini banyak masyarakat khususnya banyak anak-anak yang terkena penyakit seperti influenza, demam, kudis maupun penyakit kulit lainnya. Masyarakat ini langsung berobat ke Puskesmas dan ada juga yang hanya minum obat yang mereka beli dari warung, untuk berobat ke rumah sakit kurang memungkinkan karena angkutan kota yang jarang dan jarak antara Perumnas Simalingkar A dan Rumah Sakit cukup jauh, tetapi jika penyakit yang mereka derita tidak kunjung sembuh meraka langsung membawa ke Rumah Sakit menggunakan angkutan kota ataupun becak.

      Dalam hal pendidikan, para orangtua di Perumnas Simalingkar A khususnya di lingkungan 11 ini sudah memiliki cara pikir yang modern, mereka sudah memikirkan masa depan anak-anak mereka, sehingga anak-anak mereka disekolahkan sampai sarjana. Mereka sudah mengetahui bahwa pendidikan merupakan kunci meraih kesuksesan dan meraih masa depan yang cerah. Keadaan ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pendidikan semakin besar, masyarakat berlomba dan berusaha demi menggapai cita-cita yang diimpikan.

      Menurut hasil wawancara penulis terhadap informan, sekolah sudah ada sejak tahun 1987 yaitu Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak ada di lingkungan 11 Jahe, jarak jalan Cengkeh menuju jalan Jahe sangat dekat, bisa ditempuh dengan berjalan kaki, hanya sekitar 5 menit. Banyak para orangtua yang memasukkan anaknya ke sekolah SMP dan SMA ini, sekolah SMP dan SMA ini keadaannya masih darurat.

      Taman Kanak-kanak (TK) telah ada sejak tahun 1987, TK ini milik swasta, pemilik TK ini bapak Japar, staf pengajar pada TK ini awalnya hanya bapak Japar sendiri namun seiring dengan perkembangan zaman dan minat orang tua pada pendidikan, siswa TK semakin banyak sehingga staf pengajar pada TK itu bukan hanya bapak Japar saja tetapi memiliki staf pengajar yang bertugas membantu dia dalam mengajar.

      Anak-anak yang belajar di TK ini diajarkan banyak pengetahuan seperti belajar mengenal huruf, mengeja, membaca dan juga menulis. Anak-anak yang TK disini banyak yang pintar, pada waktu memasuki Sekolah Dasar (SD), mereka sudah bisa membaca dan menulis namun tidak begitu lancar, guru-guru yang mengajar mereka di SD tidak capek lagi mengajari mereka. Muridnya pada waktu itu tidak banyak kira-kira hanya 10 orang pada tahun 1987.

      Sekolah yang didirikan pemerintah di lingkungan 11 ini hanya Sekolah Dasar Negeri (SDN). Menurut hasil wawancara dengan informan, SD ini telah dirancang sejak tahun 1988 namun tidak langsung didirikan, pada tahun 1989 SD ini baru didirikan dan tahun 1990 mulai di tempati oleh siswa-siswa yang belajar di tempat-tempat darurat sebelumnya. SD ini adalah SD Negeri 068005 berada di sekitar jalan Cengkeh 12 Perumnas Simalingkar A.

      Perkembangan terus terjadi setiap tahunnya, tidak hanya rumah saja yang didirikan di kompleks Perumnas Simalingkar A ini, tetapi juga menyediakan lahan untuk mendirikan sekolah. Sekolah yang didirikan yaitu dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan didirikannya bangunan sekolah di Perumnas Simalingkar ini menuntut ilmu. Banyak orangtua yang mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah yang ada di Perumnas Simalingkar A ini agar anak-anak mereka tidak jauh lagi bersekolah. Tidak hanya anak-anak yang bertempat tinggal di perumnas ini saja bersekolah yang boleh bersekolah di sekolah itu tetapi anak-anak yang dari luar lingkungan di Perumnas Simalingkar A juga.

      Menurut hasil wawancara penulis pada informan, sekolah-sekolah yang ada di Perumnas Simalingkar A, Taman Kanak-kanak (TK) di jalan Cengkeh, YPN Mulia Pencawan (SMP, SMA, SMK, TIK) berada di jalan Jahe Raya, YPN Timbul Jaya (TK, SD, SMP, SMA, SMEA) berada di jalan Kopra Raya no 4. Sekolah ini berdiri sekitar tahun 1994.

      Sebelum tahun 1994, anak-anak bersekolah di tempat seadanya, dinding sekolah masih teriplek, lantainya masih tanah. Pemerintah melihat niat anak-anak untuk bersekolah sangat tinggi maka gedung sekolah di dirikan sejak tahun 1992 dan diresmikan pada tahun 1994. Setelah gedung sekolah itu diresmikan, anak-anak yang bersekolah ditempat darurat sebelumnya pindah kegedung sekolah mereka yang baru. Banyak anak-anak yang berada di lingkungan 11 bersekolah ke sekolah yang ada di jalan Jahe Raya itu karena jarak antara jalan Jahe dan lingkungan 11 (Cengkeh) tidak begitu jauh.

    2.3Letak Geografis Lingkungan 11 Perumnas Simalingkar A

      Lingkungan 11 merupakan salah satu lingkungan dari 24 lingkungan di Kecamatan Medan Tuntungan. Perumnas Simalingkar A terletak di kelurahan Mangga kecamatan Medan Tuntungan. Sebelum kita melihat batas-batas wilayah lingkungan 11, ada baiknya kita melihat batas-batas wilayah Kec. Medan Tuntungan pada tabel berikut ini.

      Tabel 2 Batas-batas wilayah Kecamatan Medan Tuntungan

      BATAS DESA KETERANGAN Utara Kec. Medan Selayang dan

      Kec. Medan Johor Kec. Medan Selayang dan Kec. Medan Johor

      Selatan Kab. Deli Serdang Kab. Deli Serdang Barat Kab. Deli Serdang Kab. Deli Serdang

      Timur Kab. Deli Serdang Kab. Deli Serdang Sumber: Badan Pusat Statistik Medan, Kecamatan Medan Tuntungan Dalam Angka 1990.

      Tabel 3 Batas-batas wilayah Kelurahan Mangga

      BATAS DESA KETERANGAN Utara Sempakata Kec. Medan Tuntungan

      Selatan Simalingkar A Kec. Medan Tuntungan Timur Kuala Bekala, Simalingkar B Kec. Medan Tuntungan

      Barat Simpang Selayang Kec. Medan Tuntungan Sumber: Kantor Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan Dalam Angka 1990. Sedangkan letak geografis lingkungan 11 Perumnas Simalingkar A sendiri yaitu pada tabel di berikut.

      Tabel 4 Batas-Batas Wilayah Lingkungan 11

      BATAS JALAN KETERANGAN Utara Jl. Teh Kel. Mangga

      Selatan Jl. Nyiur Kel. Mangga Barat Jl. Jahe Kel. Mangga

      Timur Jl. Pala Kel. Mangga

       Sumber: Wawancara dengan Kepala Lingkungan 11 Jl. Cengkeh

      Lingkungan 11 Perumnas Simalingkar A berada di wilayah dataran rendah namun tidak semua lingkungan 11 berada di dataran rendah seperti di jalanCengkeh 1 dan Cengkeh Raya.Lingkungan 11 ini rentan terkena banjir, selain karena berada di dataran rendah, lingkungan 11 juga berada di dekat aliran sungai, sehingga jika musim hujan, masyarakat sudah ketakutan akan datangnya banjir kiriman dari sungai babura, banjir ini bisa mencapai 2 sampai 3 meter lebih dan bisa mencapai atap rumah mereka yang berlantai 1.

Dokumen yang terkait

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Lingkungan 11 Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar A Medan

0 68 88

Gambaran Gaya Hidup Pada Ibu Rumah Tangga Yang Obesitas Di Perumnas Simalingkar A Medan, Tahun 2004

3 50 66

Persepsi Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Televisi Lokal DELI TV (DTV) Medan (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Televisi Lokal Deli TV (DTV) Medan)

5 51 141

Evaluasi Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah Studi Kasus: Perumnas Simalingkar

0 31 13

Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi Usia Kurang dari Enam Bulan di Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Medan

0 38 86

Pengaruh Pembangunan Perumnas III Simalingkar Terhadap Sosial Ekonomi Di Daerah Sekitarnya

0 29 3

Pengaruh Pembangunan Perumnas III Simalingkar Terhadap Sosial Ekonomi Di Daerah Sekitarya

0 60 2

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat (Studi Deskriptif Tentang Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Pemberitaan Kebijakan Pemerint

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat (Studi Deskriptif Tentang Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Pemberitaan Kebijakan Peme

0 0 6

BAB II GAMBARAN UMUM KEDAI KOPI 2.1. Awal Mula Kedai Kopi - Kedai Kopi ( Studi Etnografis Aktifitas dan Peran Perumnas Simalingkar Kota Medan )

1 1 15