BAB 2 GAMBARAN UMUM 16 NOV REVISI PERMEN 86 FOR PENETAPAN

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

  

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 Aspek Geografis dan Demografi

2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah

2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi

  Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro merupakan Kabupaten Otonom baru yang dimekarkan dari Kabupaten Kepulauan Sangihe, yang secara Yuridis formal pembentukannya berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2007 tanggal 2 Januari 2007 tentang pembentukan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di Provinsi Sulawesi Utara.Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

  2

  3.066,95 Km2 yang terdiri dari, luas daratan 275,95 Km (9%) dan luas

  2 lautan 2.791 Km (91%).

  Siau Timur

Luas Wilayah (km)

  Siau Barat 21,63 55,94 11,8 Tagulandang 18,2 Siau Timur Selatan 34,92 20,85 Siau Barat Selatan Tagulandang Utara 17,92 Biaro Siau Barat Utara 15,1 Siau Tengah 24,06 Tagulandang Selatan 55,53

  Sumber : Sitaro Dalam Angka Tahun 2016

Gambar 2.1 Luas Wilayah Per Kecamatan Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

  Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro mempunyai batas- bataswilayah sebagai berikut.

   Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Sangihe.  Di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku.  Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara.  Di sebelah Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi.

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 1

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

Sumber : RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014-2034

Gambar 2.2 Peta Pulau Siau

  

Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014-2034

Gambar 2.3 Peta Pulau Tagulandang

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 2

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 3

Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014-2034

Gambar 2.4

Peta Pulau Biaro

Sumber : Album Peta Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2015

Gambar 2.5

Peta Kecamatan Siau Timur

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

Sumber : Album Peta Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2015

Gambar 2.6 Peta Kecamatan Siau Barat Selatan

  

Sumber : Album Peta Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2015

Gambar 2.7 Peta Kecamatan Siau Timur Selatan

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 4

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 5

Sumber : Album Peta Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2015

Gambar 2.8

Peta Kecamatan Siau Barat

Sumber : Album Peta Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2015

Gambar 2.9

Peta Kecamatan Siau Barat Utara

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 6

Sumber : Album Peta Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2015

Gambar 2.10

Peta Kecamatan Siau Tengah

Sumber : Album Peta Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2015

Gambar 2.11

Peta Kecamatan Tagulandang

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 7

Sumber : Album Peta Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2015

Gambar 2.12

Peta Kecamatan Tagulandang Selatan

Sumber : Album Peta Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2015

Gambar 2.13

Peta Kecamatan Tagulandang Utara

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

Sumber : Album Peta Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2015

Gambar 2.14 Peta Kecamatan Biaro

2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis

  Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro merupakan salah satu daerah kepulauan yang berada pada bagian utara dari Semenanjung PulauSulawesi, terletak di antara 2

  48 4’10”–2 ’ 42” LU dan 125 9’20”–

  125

  29 ’25” BT. Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro terangkai dari tiga gugusan pulau besar dan beberapa gugusan pulau kecil.

  Gugusan Pulau-pulau tersebut dikelompokkan dalam Lima klaster pengembangan yaitu Klaster Makalehi, Klaster Siau, Klaster Tagulandang, Klaster Biaro, dan Klaster Pahepa, dengan luas daratan secara keseluruhan

  2

  mencapai sekitar 275,95 km . Salah satu diantara gugusan pulau kecil yaitu Pulau Makalehi merupakan tapal batas Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Negara Filipina di bagian utara dan Perairan Negara Bagian Sabah Malaysia di sebelah barat.Posisi Pulau Makalehi sebagai salah satu Pulau terluar Indonesia ditegaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005.

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 8

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

2.1.1.3 Topografi

  Kondisi topografi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang dan Biaro pada umumnya memiliki bentuk wilayah yang berbukit dan bergunung serta memiliki kemiringan lereng yang curam. Meskipun curam, wilayah ini masih dimanfaatkan penduduk untuk ditanami dengan tanaman perkebunan seperti pala, kelapa, dan cengkih.

  Daerah dataran relatif sempit dan umumnya hanya terdapat di pesisir pantai yang dijadikan tempat pemukiman penduduk seperti di Ulu, Ondong (Pulau Siau), Buhias (Pulau Tagulandang), dan Lamanggo (Pulau Biaro). Daerah yang memiliki bentuk wilayah yang memiliki kemiringan lereng di Pulau Siau dapat dijumpai di Pihise dan Pangirolong, sedangkan di Pulau Tagulandang dapat dijumpai di Apengmulengen. Luas dan penyebaran dari kemiringan lereng Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang dan Biaro dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Luas dan Penyebaran Kemiringan Lereng

  

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

Luas No Kemiringan Lereng Ha % 1.

  5.693 26,06

  • – 8 % 2.

  8 831 3,80

  • – 15 % 3.

  15 2.312 10,58

  • – 25 % 4.

  25 4.181 20,13

  • – 40 % 5. > 40 % 8.614 39,43

  Jumlah 21.849 100,00 Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014-2034

  Ketinggian tempat di Pulau Siau bervariasi antara 0 meter Dari Permukaan Laut (m dpl) sampai 1.784 (m dpl).Daerah tertinggi adalah puncak Gunung Karangetang. Kota Ondong sebagai ibukota kabupaten terletak pada ketinggian + 25m dpl. Selanjutnya ketinggian Pulau Tagulandang bervariasi dari 0 m dpl sampai 784 m dpl dengan daerah tertinggi adalah Wuluri Balinge, sementara ketinggian di Pulau Biaro bervariasi antara 0 m dpl sampai 323 m dpl.

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 9

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

  2.1.1.4 Hidrologi dan Sumber Daya Air Pada umumnya drainase di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang

  Biaro berpola radial. Ini disebabkan karena hampir semua pulau yang ada di wilayah kabupaten tersebut merupakan kerucut vulkan yang terbentuk akibat kegiatan vulkanik. Kondisi hidrologi sangat dipengaruhi oleh adanya air permukaan seperti aliran sungai dan danau. Alur sungai sebagian besar kering dan hanya berair pada saat hujan. Sungai dan danau dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai sumber air bersih untuk kehidupan sehari- hari. Selain itu, sumber air bersih masyarakat berasal dari sumur artesis.

  Di Pulau Siau terdapat Sumber Air, yang berasal dari danau Kapeta dan sumber mata air Akelabo. Kedua sumber air ini dijadikan sebagai sumber air bersih utama bagi penduduk di sekitarnya serta terdapat tiga mata air lainnya yang potensial yang dijadikan sumber air bersih bagi kebutuhan penduduk, yakni mata air Tumbio, Biau, dan Tumbule. Ketiga mata air tersebut terletak di lereng Gunung Karangetang dan Gunung Tamata.

  Di Pulau Tagulandang terdapat Sungai Minanga dan Sungai Ake Kuta yang juga dimanfaatkan sebagai sumber air bersih. Di Pulau Biaro tidak terdapat alur sungai yang berair sepanjang tahun yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih.Namun demikian, penduduk di desa Lamanggo menampung air yang berasal dari mata air yang ada di Bukide dan Buhanga kemudian dialirkan ke pemukiman penduduk dan air inilah yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari penduduk yang ada di desa Lamanggo. Saat ini sebagian penduduk di desa tersebut sudah menikmati air yang berasal dari sumur artesis.

  2.1.1.5 Klimatologi

  Berdasarkan pendekatan tipe iklim Oldeman untuk data 9 tahun terakhir (2005-2013) Siau Tagulandang Biaro dan sekitarnya termasuk dalam tipe iklim B2 (7 bulan basah berturut-turut dan 2 bulan lembab berturut- turut). Bulan basah adalah bulan yang memiliki curah hujan >200 mm, bulan kering adalah bulan yang memiliki curah hujan <100 mm, bulan lembab adalah bulan yang memiliki curah hujan antara 100 mm dan 200 mm. Rata-rata curah hujan bulanan yang dicatat oleh Stasiun Tagulandang pada umumnya tertinggi terdapat di bulan Januari. Bulan basah berlangsung

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 10

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

  selama 5 bulan, terjadi pada bulan November hingga Maret. Bulan kering terjadi sekitar bulan September. Gambaran curah hujan pada Stasiun Tagulandang dapat dilihat pada Gambar 2.15.

  Sumber : Peta Landsystem (RePPProT, 2013)

Gambar 2.15 Rata-rata Curah Hujan Bulanan Periode Tahun 2005-2013

  

di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

2.1.1.6 Kondisi Tanah

  Berdasarkan peta land system (RePPProT, 1988) dan data pengamatan lapangan menunjukkan bahwa di daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro terdapat dua ordo tanah, yaitu Inceptisols dan Entisols dengan luas masing-masing ordo diperlihatkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Great Group Tanah

  

Di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang dan Biaro

Luas No Nama Tanah Ha % Inceptisols

  1 Dystropepts 10.868 49,74

  2 Humitropepts 10.478 47,96

  Entisols Troporthents 503 2,30 Jumlah

  100,00 Sumber : Peta Landsystem (RePPProT, 2010)

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 11

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

  Berdasarkan Kunci Taksonomi Tanah (soil survey staff USDA 1990),

  

ordo Inceptisols adalah tanah-tanah yang tidak mempunyai bahan sulfidik

  pada kedalaman 50 cm dari permukaan tanah. Pada kedalaman 20-50 cm di bawah permukaan tanah, mineral mempunyai nilai-n sebesar 0,7 atau kurang, di dalam satu atau lebih subhorisonnya, atau mempunyai kandungan liat kurang dari 8% pada salah satu atau lebih berikut ini.

  1. Epipedonumbrik, Molik, Histik (baik mineral maupun organik), atau Epipedonplagen.

  2. Horizon kambik, atau kombinasi adanya rezim kelembaban Aquik dan Permafrost.

  3. Di dalam kedalaman 100 cm dari permukaan, terdapat Horizon

  Kalsik, Petrokalsik, Gipsik, Petrogipsik, Atau Horison Placik atau suatu Duripan.

  4. Suatu Fragipanatau Horizon Oksik yang batas atasnya berada di antara kedalaman 150 dan 200 cm.

  5. Horizon Sulfirik yang batas atasnya berada di dalam kedalaman 50 cm dari permukaan tanah.

  6. Pada separuh atau lebih bagian atas tanah setebal 50 cm, mempunyai nilai rasio Adsorpsi Natrium (SAR) sebesar 132 atau lebih (atau nilai kejenuhan natrium sebesar 15 % atau lebih) yang semakin berkurang dengan kedalaman di bawah kedalaman 50 cm, dan di dalam kedalaman 100 cm dari permukaan, terdapat air tanah pada masa-masa tertentu dalam setahun. Di daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Ordo

Inceptisols terdapat dalam kelompok Dystropepts dan Humitropepts.

  

Humitropepts adalah Inceptisols yang mempunyai rezim temperatur Isomesik

  atau lebih panas dan mempunyai kejenuhan basa (dari NH4OAc) kurang dari 50 % di beberapa subhorison antara kedalaman 25-100 cm dan mempunyai karbon organik 12 kg atau lebih per meter persegi tanah sampai kedalaman 100 cm, tidak termasuk serasah permukaan, atau sampai kontak Litik,

  

Paralitik, atau Petroferik jika lebih dangkal dari 100 cm. OrdoEntisols di lokasi

  Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dimasukkan dalam kelompok

  

Troporthents. Troporthents adalah Entisols yang memiliki rezim kelembaban

  tanah udik dan temperatur tanah rata-rata musim panas dan musim dingin pada kedalaman 50 cm berbeda kurang dari 5 C.

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 12

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

2.1.1.7 Penggunaan Lahan

  Luas lahan menurut penggunaannya di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dijelaskan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Luas Lahan Menurut Penggunaannya

  

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

Penggunaan Lahan

  Luas% 1.

  79,28 Lahan Pertanian: a.

  0,00 Lahan Sawah b.

  79,28 Lahan Bukan Sawah 2.

  20,72 Lahan Non Pertanian

  

TOTAL 100

Sumber : Sitaro Dalam Angka Tahun 2016

  Pada Tabel 2.3 dapat dilihat bahwa hampir 100% luas lahan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dipergunakan untuk perkebunan rakyat. Hal tersebut diperlihatkan pada data Lahan Bukan Sawah yang sebesar 79,28%. Dari total Lahan Bukan Sawah tersebut, sebanyak 47,20% adalah perkebunan rakyat untuk tanaman pala, sebanyak 46,84% untuk tanaman kelapa, dan sisanya sebesar 5,96% merupakan perkebunan cengkih. Hal tersebut diperlihatkan pada Gambar 2.16.

  Cengkeh; 5,96

  PALA

  PALA; 47,2

  KELAPA Cengkeh

  KELAPA; 46,84 Sumber : Sitaro Dalam Angka Tahun 2016

Gambar 2.16 Persentase Luas Areal Lahan Perkebunan Rakyat

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 13

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah

2.1.2.1 Kawasan Pertanian

  Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro merupakan salah satu daerah dengan hasil pertanian pala yang dijadikan unggulan oleh masyarakat petani di daerah ini. Hal ini disebabkan oleh kualitas pala tersebut yang dinilaitinggidan berhasil menembus pasar nasional bahkan internasional sehingga permintaan terhadap kebutuhan pala turut meningkat, hal tersebut juga pula memberi implikasi pada perekonomian. Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang sangat terpengaruh terhadap fluktuasi harga jual pala. Luas lahan garapan pertanian dan perkebunan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 11.920,43Ha dengan lahan pertanian pala mencapai 5.370,74Ha atau sebesar 45,05%(Sitaro Dalam Angka Tahun 2016). Selain pertanian pala, pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunan oleh masyarakat juga didominasi dengan cengkih, kelapa dan tanaman hortikultura lainnya yang dijadikan komoditas pendukung perekonomian masyarakat Kabupaten Kepuluan Siau Tagulandang Biaro. Pemetaan wilayah pemanfaatan lahan pertanian dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Pemetaan Wilayah Pemanfaatan Lahan Pertanian

  

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

KAWASAN SPESIFIKASI JENIS WILAYAH NO. PERUNTUKAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN

  Kec. Siau Timur Selatan dan

  1 Tanaman Pangan Padi Ladang Kec. Siau Tengah

  • Kecamatan Tagulandang Utara Kec. Biaro, Kec.

  Kec. Tagulandang dan Buah Salak

  • Tagulandang dan Kec. Siau Barat

  Buah Pisang

  2 Hortikultura - Pulau Siau dan Pulau Buah Durian

  Tagulandang Buah Nangka

  • Pulau Siau dan Pulau Tagulandang Buah Kedondong -

  Pulau Siau

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 14

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

KAWASAN SPESIFIKASI JENIS WILAYAH NO. PERUNTUKAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN

  Seluruh wilayah Kabupaten Buah Kenari

  • Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Palawija -

  Pulau Siau, Pulau Tagulandang dan Pulau Biaro

  3 Perkebunan Pulau Siau dan Pulau Pala

  • Tagulandang Seluruh wilayah kabupaten
  • Kepulauan Siau Tagulandang Biaro - Kelapa Seluruh wilayah kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

  Cengkih

  4 Peternakan Pulau Siau, Pulau Unggas

  • Tagulandang dan Pulau Biaro - Pulau Siau, Pulau Sapi Tagulandang dan Pulau Biaro - Pulau Siau, Pulau Babi Tagulandang dan Pulau Biaro

  Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014-2034

2.1.2.2 Kawasan Perikanan

  Sebagai daerah kepulauan, wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro sebagian besar adalah perairan. Luas wilayah perairan

  2 Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 3.066,95 Km dengan sisa

  luas daratan sekitar 275,95 Km², maka dari itu optimalisasi potensi kelautan dan kebaharian menjadi skala prioritas untuk dikembangkan dan dipandang akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Searah dengan kebijakan pemerintah pusat yang tengah berupaya mengeksplorasi potensi kelautan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta sejumlah regulasi yang dibuat untuk mendukung percepatan pembangunan kawasan pesisir dan terluar dari NKRI maka hal

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 15

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

  tersebut menjadi suatu peluang yang kemudian dianalisis serta dilakukan perumusan program dan kegiatan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro agar arah pengembangan sumber daya alam laut tidak hanya menjadi sumber ekonomi alternatif melainkan menjadi penggerak utama roda ekonomi dikabupaten ini.

  Pemetaan potensi perikanan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro,baik perikanan tangkap, perikanan air laut, perikanan air tawar, pengolahan perikanan, pemasaran perikanan hingga pada pengelolaan ruang wilayah lautsesuai dengan RTRW 2014-2023 dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Pemetaan Kawasan Strategis Perikanan

  

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

NO. KAWASAN PERUNTUKAN WILAYAH PENGEMBANGAN

  1 Perikanan Tangkap Ulu Siau - Kec. Siau Timur, Sawang - Kec. Siau Timur Selatan, Talawid - Kec.

  Siau Barat Selatan, Makalehi - Kec. Siau Barat, Mohongsawang - Kec. Tagulandang, Kisihang - Kec. Tagulandang Selatan, Buang - Kec. Biaro

  2 Perikanan Budidaya

  • Budidaya Laut Pulau Biaro, Pulau Buhias, Pulau Tagulandang dan Pulau Pasige - Budidaya air tawar Danau Makalehi di Pulau Makalehi -

  Kec. Siau Barat dan Danau Kapeta - Kec. Siau Barat Selatan

  Pengolahan perikanan seluruh klaster pengembangan

  3 Pemasaran Perikanan Klaster Siau, Klaster Tagulandang

  4 Penetapan Zonasi Wilayah Pesisir dan Pengeleloaan ruang wilayah laut

  5 pulau-pulau kecil

  Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014-2034

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 16

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

2.1.2.3 Pariwisata

  Pariwisata Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro didominasi oleh objek wisata bahari, karena posisi geografis kabupaten ini sebagian besar dikelilingi dengan lautan. Destinasi wisata pantai menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke daerah ini.Kondisi pesisir pantai didaerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro masih sangat alami dan memberi kesan eksotis. Selain wisata pantai, terdapat pula diving

  

point yang sangat menarik untuk dijadikan referensi penyelaman bagi para

  wisatawan yang ingin menjelajahi laut dan terumbu karang yang ada di daerah ini. Kabupaten ini juga menawarkan objek wisata vulkanologi berupa pendakian ke Gunung Api Karangetang yang hingga saat ini menjadi salah satu gunung api teraktif di dunia. Berbagai potensi pariwisata Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Potensi Pariwisata dan Wilayah Pengembangannya

  

KAWASAN SPESIFIKASI JENIS WILAYAH

NO. PERUNTUKAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN

  1 Pariwisata Budaya

  • Kawasan

  Kec. Siau Barat Bukit tengkorak Pulau

  Budaya dan Makalehi Purbakala

  • Kec. Tagulandang Utara Bukit tengkorak Birarikei - Kec. Siau Barat Selatan Bukit Tengkorak Tanganga - Kawasan wisata Kec. Siau Barat dan Kec.

  Makam raja-raja Siau budaya dan Siau Timur

  Sejarah

  • Kec. Siau Barat Utara Makam panglima

  Hengkeng U Naung Kec. Siau Timur

  Makam Pendeta Paul

  • Kelling Kec. Tagulandang Makam pendeta F. Kelling -
  • Jacobs Kec. Siau Tengah Ake Sio -

  Kec. Tagulandang Makam raja H. P. H.

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 17

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

KAWASAN SPESIFIKASI JENIS WILAYAH

NO. PERUNTUKAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN

  Kawasan wisata - Kec. Siau Barat dan Kec.

  Makam raja-raja Siau budaya dan Siau Timur

  Sejarah Kec. Siau Barat Utara

  Makam panglima

  • Hengkeng U Naung - Kec. Siau Timur Makam Pendeta Paul Kelling Kec. Tagulandang Makam pendeta F. Kelling -
  • Kec. Tagulandang Makam raja H. P. H.

  Jacobs

  • Kec. Siau Tengah Ake Sio

  2 Pariwisata Alam Kec. Siau Barat

  • Ekowisata

  Danau Makalehi

  Kec. Siau Barat Selatan Danau Kapeta

  • Pulau Siau Perkebunan Pala -

  Agrowisata Pulau

  • Tagulandang Wilayah Kabupaten Wisata Pantai Gugusan Pantai Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Pulau Tagulandang, Pulau Wisata Hutan Pasighe, Pulau Biaro dan

  Perkebunan Salak

  Hutan Mangrove Mangrove

  Pihise - Kec. Siau Barat Selatan

  • Air Panas Lehi Lehi - Kec. Siau Barat Pemandian Air Panas - Air Panas Bulangan Bulangang - Kec.

  Tagulandang Utara Kec. Siau Timur

  • Geowisata

  Pegunungan Karangetang

  Kec. Tagulandang Gunung Ruang

  • 3

  Pulau Mahoro, Pulau Ruang, Pulau Tagulandang, Pulau Salangka, Pulau

  Pariwisata Wisata Diving, snorkling, Biaro, Pantai Kiawang dan

  Bahari surfing seluruh wilayah kabupaten yang memiliki potensi wisata bahari

  4

  disesuaikan dengan

  Pariwisata Kearifan Lokal/ Kampung

  potensi kabupaten

  Buatan Wisata

  Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014-2034

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 18

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

  2.1.2.4 Permukiman

  Dengan luas wilayah daratan 275,95 m² dan tingkat kepadatan penduduk 264,8,km², Pemerintah melalui Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, maka ditetapkanlah zonasi permukiman yang dibagi menjadi dua yakni Permukiman Perkotaan dan Permukiman Kampung.

  Permukiman perkotaan secara umum dipahami sebagai wilayah permukiman yang merupakan lokasi pusat aktivitas pemerintahan, perdagangan dan pendidikan, sedangkan permukiman perkampungan merupakan lokasi tinggal sebagian besar penduduk yang wilayahnya berada di sekitar permukiman perkotaan yang juga memiliki peran sebagai pendukung permukiman perkotaan itu sendiri. Sebaran permukiman di daerah ini digambarkan melalui Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Potensi Sebaran Pemukiman dan Wilayah Pengembangan

  

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

KAWASAN SPESIFIKASI JENIS WILAYAH

NO. PERUNTUKAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN

  Kawasan Perkotaan Ulu, Kawasan Perkotaan Ondong

  Permukiman Perkotaan dan Kawasan Perkotaan Permukiman

  Buhias Tersebar diseluruh wilayah

  Permukiman kepualauan Siau Perkampungan

  Tagulandang Biaro

  Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014-2034

  2.1.2.5 Industri

  Sebagai daerah otonom yang baru, industri di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro masih sangat terbatas pada kegiatan industri rumahan atau home industry dengan jumlah Industri Kecil Mikro (IKM) berkisar pada 190 IKM dengan jenis usaha pengolahan sirup pala, manisan pala, anggur pala, dodol pala, dodol salak, dan lain sebagainya .

  Keberadaan industri dikabupaten ini dikategorikan sebagai Industri Pengolahan Non Polutan dikarenakan hasil-hasil produksi sebagian besar diolah tanpa menggunakan alat-alat industri pabrikan namun masih menggunakan cara-cara konvensional atau handmade.Untuk sebaran industri tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.8

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 19

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

Tabel 2.8 Sebaran Industri dan Wilayah Pengembangan

  

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

KAWASAN SPESIFIKASI JENIS NO.

  WILAYAH PENGEMBANGAN PERUNTUKAN PENGEMBANGAN Industri Pengolahan Non Polutan

  Kec. Siau Barat, Kec. Siau

  1 Pengolahan Pala Barat Utara, Kec. Siau Timur dan Kec. Siau Tengah Kec. Siau Barat, Kec. Siau Barat Utara, Kec. Siau

  2 Pengolahan Kelapa Timur, Kec. Siau Tengah dan Kec. Tagulandang Kec. Tagulandang Utara dan

  3 Pengolahan Salak Kec. Tagulandang

  Pengolahan ikan (Ikan Beku, Ikan Kayu, Ikan Klaster Siau, Makalehi,

  4 Kaleng dan Tepung Pahepa dan Klaster Biaro Ikan)

  Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014-2034

2.1.2.6 Pertambangan

  Pertambangan di daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro sebagian besar merupakan tambang pasir dan batu belah. Hal ini di sebabkan oleh peristiwa geologi saat terjadinya erupsi gunung api yang berbarengan dengan keluarnya material vulkanik dari dapur magma. Material vulkanik seperti pasir dan batu banyak dijumpai beberapa wilayah yang sempat menjadi jalur aliran lava. Masyarakat sekitar jalur aliran lava banyak yang menekuni profesi sebagai penambang batu belah. Hal tersebut didukung dengan banyaknya permintaan batu dan pasir sebagai material bangunan seiring dengan gencarnya pembangunan infrastruktur di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.

  Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro memiliki dua gunung api aktif yakni Gunung Api Karangetang di Pulau Siau dan Gunung Api Ruang di Pulau Ruang, Wilayah sebaran pertambangan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dapat dilihat di Tabel 2.9.

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 20

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

Tabel 2.9 Sebaran Wilayah Pengembangan Pertambangan

  

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

KAWASAN SPESIFIKASI JENIS NO.

  1 Pertambangan Kanang - Kec. Siau Timur Biji besi

  • Mineral Logam Kec. Tagulandang Pasir Besi Titan -

  Kec. Biaro Mineral Logam

  • 2 Pertambangan Bebali - Kec. Siau Timur Besalt -

  Mineral bukan Pulau Tagulandang Batu setengah

  • Logam permata
  • Bebali - Kec. Siau Timur dan

  Batu Belah

  • Pulau Ruang Kec. Tagulandang Bebali - Kec. Siau Timur Pasir Hasil Endapan -

  Gunung Api Karangetang Pulau Ruang - Kec.

  Pasir Hasil Endapan

  • Tagulandang Gunung Api Ruang Kec. Siau Timur Selatan Batuan Koalin -

  Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014-2034

2.1.3. Demografi

  Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2016 sebanyak 73,072 jiwa dengan pertumbuhan 0,83% dari tahun

  2

  sebelumnya. Kepadatan penduduk mencapai 264,8 jiwa/Km menunjukan

  2

  bahwa setiap wilayah seluas 1 Km dihuni sekitar 265 penduduk, jumlah ini bertambah hampir 2 orang setahun.

  Terdapat dua Kecamatan yang memiliki penduduk diatas sepuluh ribu jiwa, yaitu Kecamatan Siau Timur sebanyak 17,559 jiwa dan Kecamatan Tagulandang sekitar 13,446 jiwa, sedangkan penduduk di delapan Kecamatan lainnya masing-masing tidak lebih dari sembilan ribu jiwa.

  Disisi lain, Kecamatan Siau Timur Selatan memiliki hunian yang paling

  2

  padat dengan kepadatan rata-rata mencapai 367,5 jiwa/Km , dikuti oleh

  2 Kecamatan Siau Timur 313,9 jiwa/Km dan Siau Barat Selatan dengan

  2

  kepadatan rata-rata sekitar 311,1 jiwa/Km yang dapat dilihat pada Tabel 2.10.

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 21

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 22

Tabel 2.10

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

Kecamatan Luas (Km

  2 ) JumlahPenduduk Kepadatan (Jiwa/Km

  2 ) L P L+P

  Biaro 20,85 1,985 1,922 3,907 187,4 Tagulandang 55,53 6,675 6,791 13,466 242,5 Tagulandang Utara 17,92 2,319 2,253 4,572 255,1 Tagulandang Selatan 21,63 2,415 2,422 4,837 223,6 Siau Timur 55,94 8,568 8,991 17,559 313,9 Siau Timur Selatan 24,06 4,532 4,311 8,843 367,5 Siau Tengah 11,80 958 985 1,943 164,7 Siau Barat 34,92 4,394 4,386 8,780 251,4 Siau Barat Utara 18,20 2,212 2,256 4,468 245,5 Siau Barat Selatan 15,10 2,377 2,320 4,697 311,1

  Jumlah 275,95 36,435 36,637 73,072 264,8

Sumber: Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Tahun 2016

  Untuk melihat perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 6 tahun terakhir dapat diperhatikan pada Gambar 2.17.

  Sumber: Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Tahun 2016

Gambar 2.17 Perkembangan Jumlah Penduduk Kab. Kep. Sitaro

   60.000 62.000 64.000 66.000 68.000 70.000 72.000 74.000 2011 2012 2013 2014 2015 2016 64.516 64.575 68.160 68.048 69.739 73.072

  7. Siau Tengah -

  6. Siau Timur Selatan -

  Jumlah

  7 Talawid

  10. Siau Barat Selatan -

  7 Hiung

  9. Siau Barat Utara -

  9 Ondong

  3

  8. Siau Barat

  4 Beong

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

  14 Sawang

  12 Ulu

  83

  5

  5. Siau Timur

  6 Kisihang

  4. Tagulandang Selatan -

  6 Bawoleu

  3. Tagulandang Utara -

  13 Buhias

  2

  2. Tagulandang

  5 Lamanggo

  1. Biaro -

  93 Sumber : Sitaro Dalam Angka 2016

  10

2.1.4 Kawasan Rawan Bencana

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 23 Secara administratif Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dibagi dalam 10 wilayah kecamatan, 10 wilayah kelurahan, dan 83 wilayah kampung seperti pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11

Jumlah Kecamatan, Kampung/Kelurahan dan Ibu Kota

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

No. Kecamatan Jumlah Ibu Kota Kelurahan Kampung

  Kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro merupakan kawasan yang sering berpotensi mengalami bencana alam sebagai berikut.

  1. Kawasan rawan bencana gunung berapi, meliputi:  rawan bencana Gunung berapi Gunung Karangetang (+1.784 m dpl) di Kecamatan Siau Barat, Kecamatan Siau Tengah, Kecamatan Siau Timur dan Kecamatan Siau Barat Utara; dan  rawan bencana gunung berapi Gunung Ruang (+ 714 m dpl) di

  Kecamatan Tagulandang. Rencana pengelolaan kawasan rawan gunung berapi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah berupa:

  • peruntukan ruang sebagai kawasan lindung (tidak layak untuk pembangunan fisik);

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 24

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

  • pada lokasi tertentu beberapa kegiatan terutama non fisik masih dapat dilaksanakan dengan ketentuan khusus dan/atau persyaratan yang pada dasarnya diarahkan dengan pendekatan konsep penyesuaian lingkungan, yaitu upaya untuk menyesuaikan dengan kondisi alam, dengan lebih menekankan pada upaya rekayasa kondisi alam yang ada;
  • kegiatan budidaya yang berdampak tinggi pada fungsi lindung tidak diperbolehkan serta kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dihentikan atau direlokasi; dan
  • Meningkatkan pemahaman masyarakat melalui penyuluhan baik secara langsung maupun melalui media massa.

  2. Kawasan rawan gelombang laut dan tsunami adalah kawasan yang beradadi pesisir seluruh pulau di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro,adapun rencana pengelolaan kawasan rawan gelombang laut dan tsunami di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah:  mengurangi dampak sapuan gelombang pasang perlu membangun infrastruktur penahan ombak dan revitalisasi hutan bakau;  penatagunaan lahan dengan intensitas pemanfaatan lahan, jumlah bangunan dan penggunaannya dan fungsi ruang terbuka pada daerah potensi gelombang pasang/tsunami tinggi;  dalam sejarah penempatan permukiman pada ketinggian tertentu yang wilayah tersebut tidak pernah terlanda gelombang pasang;  menyediakan jalur-jalur evakuasi bencana;  menyiapkan lokasi evakuasi bencana (pada lokasi dengan ketinggiantertentu); dan  meningkatkan pemahaman masyarakat melalui penyuluhan baik secaralangsung maupun melalui media massa.

  3. Kawasan rawan tanah longsor tersebar di seluruh wilayah kabupaten,dengan rencana pengelolaan kawasan rawan tanah longsor berupa:  peruntukan ruang sebagai kawasan lindung (tidak layak untuk pembangunan fisik);

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

   pada lokasi tertentu beberapa kegiatan terutama non fisik masih dapat dilaksanakan dengan ketentuan khusus dan/atau persyaratan yang pada dasarnya diarahkan dengan pendekatan konsep penyesuaian lingkungan, yaitu upaya untuk menyesuaikan dengan kondisi alam, dengan lebih menekankan pada upaya rekayasa kondisi alam yang ada;  kegiatan budidaya yang berdampak tinggi pada fungsi lindung tidak diperbolehkan serta kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dihentikan atau direlokasi;  kegiatan-kegiatan pertanian / perkebunan, hutan kota, dan hutan rakyat, dapat dilaksanakan dengan beberapa persyaratan seperti pemilihan vegetasi dan pola tanam yang tepat, sistem terasering dan drainase lereng yang tepat, rencana jalan untuk kendaraan roda empat yang ringan hingga sedang;  tutupan vegetasi yang tinggi dari perkebunan kelapa, cengkih dan pala yang ada di kawasan ini harus tetap dipertahankan untuk melindungi tanah terhadap erosi dan longsor;  meningkatkan pemahaman masyarakat melalui penyuluhan baik secara langsung maupun melalui media massa.

  4. Kawasan rawan banjir tersebar di seluruh wilayah kabupaten, rencana Pengelolaan kawasan banjir, meliputi:  menegaskan peruntukan ruang sebagai kawasan lindung;  beberapa kegiatan terutama non fisik pada lokasi tertentu masih dapat dilaksanakan dengan ketentuan khusus yang pada dasarnya diarahkan pendekatan konsep penyesuaian lingkungan, yaitu upaya untuk menyesuaikan dengan kondisi alam, dengan lebih menekankan pada upaya rekayasa kondisi alam yang ada;  meningkatkan pemahaman masyarakat lewat penyuluhan baik secara langsung maupun melalui media massa;  kegiatan budidaya yang berdampak tinggi pada fungsi lindung tidak diperbolehkan serta kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dihentikan atau direlokasi;  kegiatan – kegiatan pertanian / perkebunan, hutan kota dan

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 25

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

  • pengorganisasian dan pemanfaat ruang untuk kawasan budidaya mengacu pada fungsi ruang yang fleksibel;
  • mempelajari perilaku bangunan dalam menerima beban gempa;
  • meningkatkan pemahaman masyarakat lewat penyuluhan baik secara langsung maupun melalui media massa;

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 26

  hutan rakyat, dilaksanakan dengan beberapa persyaratan seperti pemilihan vegetasi, pola tanam tepat, sistem teraseringdrainase lereng yang tepat, rencana jalan kendaraan roda empat dan

   tutupan vegetasi yang tinggi dari perkebunan kelapa, cengkih dan palayang ada di kawasan ini harus tetap dipertahankan untuk melindungitanah terhadap erosi dan tanah longsor.

5. Kawasan rawan gempa bumi tektonik dan vulkanik di Kabupaten

  Kepulauan Siau Tagulandang Biaro tersebar di seluruh wilayah kabupaten karena dipengaruhi dua lempeng besar yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifikserta dua lempeng kecil yaitu Lempeng Sangihe dan Lempeng Laut Maluku serta Gunung Api Karangetang dan Gunung Api Ruang. Rencana Pengelolaan kawasan rawan gempa bumi tektonik dan vulkanik, meliputi:  Perencanaan yang efektif dalam mengurangi resiko gempa bumi;

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018 Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014-2034

Gambar 2.18 Peta Rawan Bencana Pulau Siau Tagulandang dan Biaro

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.2.1.1 Pertumbuhan PDRB

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui perkembangan perekonomian di suatu daerah dalam suatu periode tertentu baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menggambarkan nilai tambah nilai tambah barang dan jasa dihitung dengan menggunakan harga pada periode saat ini. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai Tahun Dasar. Untuk perhitungan PDRB ADHK Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro menggunakan tahun dasar baru yakni Tahun Dasar 2010 yang sebelumnya menggunakan tahun dasar 2000. Perkembangan PDRB ADHK dan PDRB ADHB dapat dilihat pada Tabel 2.12

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 27

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

Tabel 2.12 Perkembangan PDRB ADHB Dan ADHK Tahun 2011-2016

  

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

Pertumbuha ADHB Pertumbuhan ADHK TAHUN n (Dalam Juta Rp) (%) (Dalam Juta Rp) (%)

  2011 956.302,00 909.354.30 2012 1.068.789,70 11,76 983.814.40 8,19 2013 1.215.918.90 13,77 1.062.683,00 8,02 2014 1.375.905,30 13,16 1.142.997,30 7,56 2015 1.572.378,80 14,28 1.223.187.30 7,01 2016 1.765.100,00 12,26 1.309.001.00 7,02

  Sumber : Badan Pusat Statistik 2017

  Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa bahwa nilai PDRB ADHK pada tahun 2016 mencapai 1.309.001.00 juta rupiah, sedangkan pada tahun sebelumnya tahun 2015 sebesar 1.223.187,30 juta rupiah. Hal ini tentunya menunjukan adanya kenaikan dari tahun 2015 ke tahun 2016. Sedangkan untuk PDRB ADHB pada tahun 2016 mencapai 1.765.100,00 juta rupiah dan pada tahun sebelumnya tahun 2015 sebesar 1.572.378,80 juta rupiah.

  Dengan mengamati besarnya nilai PDRB pada Tabel diatas, maka terlihat bahwa selisih nilai antara PDRB ADHB dan ADHK dari tahun ke tahun menunjukan nilai yang berbeda. Hal ini mencerminkan bertambah besarnya tingkat perubahan harga produsen dari tahun ke tahun dibandingkan tahun 2010. Jadi semakin besar perbedaan nilai PDRB ADHB dan PDRB ADHK, maka semakin besar pula tingkat inflasi yang terjadi (Harga Tahun Dasar 2010).

  Jika dilihat menurut sektor pada tahun 2015, sektor pertanian masih menjadi penyumbang terbesar dari PDRB, dimana sub sektor perkebunan dan perikanan masih sebagai sub sektor utama. Selanjutnya diikuti oleh sektor administrasi pemerintah, pertahanan, jaminan sosial wajib, perdagangan besar, eceran reparasi mobil dan sepeda motor. Tabel 2.13menyajikan PDRB ADHB dan ADHK menurut lapangan usaha Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang.

   BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II - 28

  (RPJMD-P) KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013 - 2018

  Perikanan 101.069.6 107.893,3 118.328,2 125.327,3 120.092,4 125.234.3 B Pertambangan dan Penggalian 29.909.6 31.980,7 34.008,9 35.626,6 38.197,1 40.935,7

  2. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 72,8 77,4 84,2 89,3 91,9 95,7 3.

  Industri Makanan dan Minuman 6.938.5 7.336,3 7.744,6 8.385,5 8.785,1 9.020,2

  C Industri Pengolahan 8.643.6 9,143.2 9.693,4 10.405,0 10.791,0 11.053,5 1.