STUDI MOTIVASI KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT GUNUNG KERINCI

  

STUDI MOTIVASI KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT GUNUNG

KERINCI

Mhd. Ikhsan

  Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Nusantara Sakti (STIA-NUSA) Sungai Penuh

  

Abstract

  Research this aim deskripted about Moivation Activity of Office subdistrict head Gunung Kerinci. Focus of research which lift to motivation increase effectiveness. Include : effectiveness in performance succes a job . and also to the which factors and obstruct implement subdistrict head Gunung Kerinci. Technique of data cellecting which use is research qualitatives. Source of document obtain get from key informan and informan by using tecnique purposive sampling that is tecnique determination sampel which accomodate with purpose to research.Result of research show that motivation activity on offfice subdistrict head Gunung Kerinci pertained hve a good enough. Factors of which pickaba in execution motivation prima facie job activity is medium the complete infrastructure and good which comunications. Matters this can improve, repaired all factor able to pursoed in execution evalution motivation prima facie job activity is medium.

   Keyword : Motivation activity and office subdistrict Head A.

   Pendahuluan

  Berdasarkan RPJP Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2005-2025 Nomor 15 Tahun 2011 yang menyatakan bahwa Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana di rumuskan dalam pembukaan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat kegiatan pembangunan yang berlangsung tanpa henti, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari generasi ke generasi.

  Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah Kabupaten Kerinci tahun 2005-2025 adalah untuk : Mendukung kelancaran koordinasi antar pelaku pembangunan dalam pencapaian tujuan daerah, Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, sinergisitas baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah pusat dan daerah, Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan serta, Mengoptimalkan partisipasi masyarakat .

  Dalam rangka menunjang keberhasilan Pembangunan Nasional perlu adanya aparatur yang dapat melaksanakan tugas yang dibebankannya dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab dalam bidang pemerintahan maupun pembangunan. Kerja keras serta tenaga kerja profesional sangat di perlukan agar memperoleh hasil yang memuaskan selain itu pimpinan perlu menanamkan motivasi kerja yang tinggi.

  Menurut Hasibuan (2003:97) motivasi diberikan kepada bawahan agar banyak hal yang terjadi pada diri seseorang sehingga kepentingan-kepentingan organisasi senantiasa dapat diarahkan sesuai tujuan awal dari organisasi. Motivasi dapat dipandang sebagai Fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya penggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi Proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri siswa yang melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi dapat di pandang dari segi Tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya. Motivasi kerja pegawai Merupakan salah satu faktor yang cukup menentukan dalam penyelanggaraan pemerintahan pusat khususnya pemerintahan di daerah dan juga dalam pemberian pelayanan yang seefektif mungkin kepada masyarakat.

  Masing-masing memiliki perasaan yang berbeda pula. Maka diharapkan pimpinan dapat memberikan suatu ketetapan dalam pemberian motivasi pegawai tersebut, agar mampu mengerakkan bawahannya yang berbeda-beda karakternya itu, sehingga terciptanya efektifitas kerja yang merupakan hasil dari tercapainnya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Peranan pemimpin sangat penting dalam memilah dan memilih apa saja motivasi yang tepat terhadap bawahannya, sehingga ketepatan motivasi tersebut diharapkan melahirkan suatu nilai efektifitas kerja yang baik guna pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, bawahannya tersebut, sehingga lahirlah ketepatan dalam pemberian motivasi pada pegawainya.

  Sudah jelas bahwa peningkatan motivasi dan dedikasi sangatlah penting guna menunjang pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan maupun tugas pembangunan oleh sebab itu setiap pegawai atau aparatur negara bukan hanya dituntut pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan tugas,tetapi juga dituntut untuk memiliki sikap dan perilaku sesuai dengan kedudukannya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.

  Demikian pula pada Kantor Camat Gunung Kerinci yang bertugas mengelola dan mengembangkan segala kegiatan yang berhubungan dengan Tugas Pokok dan Fungsinya. Pada masalah pegawai menjadi lebih komplek, sebab para pegawai mempunyai latar belakang, pengalaman, harapan dan ambisi yang berbeda. Pihak yang bertanggung jawab secara langsung terhadap masalah ini adalah camat sebagai pimpinan pada kantor Camat Gunung Kerinci. Untuk mendorong peningkatan kemampuan dan semangat kerja pegawai dalam fungsinya kerja para pegawai mengembangkan tugasnya dapat di tunjang dengan pelaksanaan motivasi terhadap pegawai agar mereka lebih giat bekerja sehingga efektifitas kerja pegawai dapat tercapai.

  Motivasi dengan efektifitas kerja sangat erat kaitannya yakni sebagai nilai yang diharapkan ada dalam usaha pencapaian tujuan organisasi. Sarana dan prasarana serta keadaan yang harmonis dalam suatu organisasi yang memadai merupakan alat penunjang dalam hal pemberian motivasi dari pimpinan terhadap bawahannya.

  Terkait dengan semangat pengembangan dan pembangunan daerah dalam kerangka otonomi daerah, maka tingkat keberhasilannnya juga di topang oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah kesiapan aparatur pemerintah sebagai pelaksana administrasi pemerintah daerah. Motivasi merupakan modal dasar dalam pelayanan administrasi sekaligus menjadi tujuan dari peningkatan efektifitas kerja kearah yang lebih baik,melalui berbagai bidang yakni sosial, ekonomi, politik, budaya ideologi seta pelayanan terhadap kepentingan masyarakat umum.

  Oleh sebab itu motivasi kerja pegawai Kantor Camat Gunung Kerinci diharapkan guna terciptanya tenaga kerja yang handal dan terampil dalam melaksanakan segala tugas yang di bebankan padanya. Dengan demikian, diharapkan dengan adanya motivasi dari Camat sebagai pimpinan yang baik akan dapat membantu pengelolaan manajemen utamanya penyediaan informasi dan pelayanan terhadap masyarakat. Sehingga tujuan motivasi kerja Pegawai dapat tercapai dengan baik. Akan tetapi motivasi kerja pegawai yang baik, belum tentu dapat terpakai dengan maksimal.

  Berdasarkan pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan adanya suatu penekanan dalam motivasi mengenai pencapaian tujuan yang mana telah ditetapkan sebelumnya pada sebuah organisasi, sehingga nilai keberhasilan pada sebuah organisasi ataupun tingkat prestasi organisasi tersebut dapat diukur dan diketahui guna melihat kondisi organisasi dalam hal kemajuannya.

  Penulis lebih menekankan motivasi kerja pegawai, karena menurut penulis dalam lingkungan pemerintahan tidak seharusnya memikirkan tingkat efesiensinya juga perlu diperhatikan, karena penulis pun beranggapan bahwa motivasi lebih mengarah kepada hasil yang diharapkan sehingga dapat memuaskan publik.

  Hal inilah yang menjadi salah satu permasalahan pada Kantor Camat Gunung Kerinci yang merupakan suatu instansi pemerintah yang memiliki tugas dan peran dalam memberikan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat, baik secara langsung maupun melalui pemerintahan desa dalam melaksanakan pembangunan dan peningkatan pertanian untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Sehingganya kemampuan dan kualitas kerja para

  Dari hasil pengamatan awal peneliti, kerja Camat sebagai pemimpin dalam memberikan motivasi untuk meningkatkan efektifitas kerja para pegawai menunjukkan belum berjalan secara efektif. Hal ini dapat di lihat dari kurangnya minat pegawai dalam menjalankan tugasnya, pelaksanaan kerja yang kurang teratur, masih sering terlihat kantor sepi pada jam kerja, masih ada pegawai yang datang terlambat, pelayanan yang kurang maksimal, dan masih ada pegawai yang duduk sambil cerita pada saat jam kerja, sehingga waktu yang mereka lalui berlalu begitu saja tanpa ada hasil yang maksimal.

  Semua pegawai yang bekerja di berikan tunjangan atas kerja yang dilaksanakan baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja menerima tunjangan tersebut sesuai dengan pangkat dan golongan serta jabatan yang di pegangnya.

  Alasan penulis sangat tertarik mengadakan penelitian di Kantor Camat Gunung Kerinci ini karena dalam menjalankan tugasnya pihak kecamatan akan banyak berhubungan dengan masyarakat, khususnya dalam pengurusan administrasi kependudukan. Misalnya kepengurusan ( Ktp, Akta Kelahiran, Laporan surat menyurat) , Pembangunan, dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

  Oleh sebab itu diperlukan suatu ketetapan dalam pemberian pelayanan sehingga dapat terlaksana dengan baik, Camat sebagai atasan dalam lingkungan kerja kecamatan hendaknya memberi Motivasi sehingga bawahan/pegawai dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan tujuan dari pencapaian hasil kerja dapat terlaksana dengan baik..

  B. Metodologi Penelitian

  Dalam mengetahui bagaimana Motivasi Dalam Meningkatkan Efektifitas Kerja Di Kantor Camat Gunung Kerinci, penulis menerapkan pendekatan penelitian deskriptif Kualitatif yaitu analisa yang berdasarkan teori-teori yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti.

  Metode penarikan informan adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian (sugiono,2003:91) dalam penelitian kualitatif proses purposive sampling terpenting adalah : bagaimana menentukan informan atau situasi sosial tertentu yang syarat informasi sesuai dengan fokus penelitian (Bugin,2003).

  Dalam menentukan informan yang aka dipakai dalam suatu penelitian ada lima kriteria untuk pemilihan informasi yaitu (Bugin,2003) :

  1. Subyek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktifitas yang menjadi informasi.

  2. Subyek yang masih terlibat secara penuh / aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi perhatian peneliti.

  3. Subyek yang mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk di wawancarai.

  4. Subyek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau di persiapkan terlebih dahulu.

  5. Subyek yang sebelumnya tergolong masih “asing” dengan penelitian sehingga peneliti merasa tertantang untuk belajar sebanyak mungkin dari subyek yang berfungsi sebagai “guru baru” bagi peneliti. Dari penjelasan diatas maka peneliti memakai tekhnik purposive sampling yang merupakan teknik penentuan informan secara sengaja (Bugin,2003).

  C. Hasil dan Pembahasan

3.1.Motivasi

  Motivasi sangat diharapkan dalam hal pencapaian tujuan sebuah organisasi guna melahirkan suatu nilai efektifitas kerja pegawai yang baik. Mangkunegara (2005:61) menyatakan motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kerja maksimal.

3.1.1.Rasa Aman Dalam Bekerja

  Dalam berinteraksi antara manusia dengan peralatan kerja pada saat kegiatan perusahaan dilakukan sering kali terjadi kecelakaan. Baik yang ditimbulkan oleh pekerjaan itu sendiri maupun lingkungan kerja. Oleh karena itu adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan kepada para karyawannya.

  Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu faktor yang penting dalam terlaksananya kegiatan perusahaan. Setiap karyawan akan bekerja secara maksimal apabila terdapat jaminan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

  Semua itu sering dihubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan. Sedangkan kesehatan kerja menunjukan pada kondisi bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan factor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress, emosi atau gangguan fisik.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak TILSOF YANTO, St selaku Kasi Trantrib Di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan :

  “Untuk mendapatkan ketenangan didalam suatu pekerjaan perlu adanya beberapa alat/peralatan pendukung didalam lingkungan kerja agar para pekerja/pegawai dalam melaksanakan tugasnya merasa nyaman dan terlindungi, dan jaminan kesehatan seperti ansuransi jiwa juga merupakan faktor penting yang utama harus dimiliki oleh setiap pegawai”(Hasil wawancara dengan bapak TILSOF YANTO, St Jum’at, 18 September 2017,Pukul 09.00 wib s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Hal ini juga dijelaskan oleh bapak SYAFRI, SE selaku Kasi Pemerintahan di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan :

  “Dalam peningkatan kerja Pegawai yang membutuhkan lingkungan kerja yang nyaman di kantor Camat Gunung Kerinci sudah dirasa cukup nyaman Dengan letak kantor ini dan situasi dalam ruangan ini sendiri sudah dirasa cukup nyaman dengan fasilitas yang ada di dalam kantor” (Hasil wawancara dengan bapak SYAFRI, SE, Selasa, 15 September 2017, Pukul 10:00 wib s/d Selesai,Diruangan Kerja). Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan ibu WENI SUSANTI, S.Sos selaku Kasubbag TU di Kantor Camat Gunung

  Kerinci menjelaskan :

  “Untuk menciptakan keamanan dan kesehatan lingkungan itu sendiri para pegawai/pekerja dalam hal ini yg harus dilakukan adalah penyesuaian diri dengan lingkungan itu sendiri, terciptanya suasana kerja tergantung dari setiap individu itu sendiri”(Hasil wawancara dengan Ibu WENI SUSANTI, S.Sos Kamis, 14 September 2017, Pukul 10.30 wib s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa di Kantor Camat Gunung Kerinci yang dimaksud dengan program keselamatan dan kesehatan kerja yaitu program yang dilaksanakan ditempat kerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat yang mendukung terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Dalam hal ini di Kantor Camat Gunung Kerinci lingkungan kerjanya sudah sesuai dengan keamanan dan kenyamanan bagi para pegawai di dalam Kantor tersebut.

3.1.2.Mendapatkan gaji yang adil

  Mendapatkan gaji yang adil merupakan harapan setiap pekerja, Entah besarnya gaji yang tidak sesuai jasa yang mereka berikan atau pihak perusahaan tidak memberikan gaji mereka namun mereka berhak mendapatkan sesuai dengan hasil kerja yang telah di kerjakan. Kompensasi (gaji) juga berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan. Semakin puas karyawan terhadap gaji yang diterimanya, maka akan semakin puas karyawan tersebut terhadap pekerjaannya. Begitupun sebaliknya, jika karyawan tidak puas atas gaji yang diperolehnya maka mengakibatkan perputaran karyawan, banyak karyawan yang berhenti dari pekerjaannya, dan meningkatnya absensi.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak SYAFRI, SE selaku Kasi Pemerintahan Di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan :

  “Dalam peningkatan kerja Pegawai di kantor Camat Gunung Kerinci, pemberian kompensasi,gaji/upah bagi pegawai PNS/HONORER sudah dapat dikatakan cukup baik karena adanya pengawasan dan penilaian lansung dari Camat sebagai pimpinan dalam kegiatan yang dilakukan oleh setiap bawahannya/Pegawai” (Hasil wawancara dengan bapak SYAFRI, SE, Selasa, 15 September 2017, Pukul 00:00 wib s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Hal ini juga dijelaskan oleh bapak RAMLAN S.Sos selaku Kasi KSPM di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan :

  “Dalam pencapaian tujuan atau peningkatan kerja pegawai di Kantor Camat Gunung Kerinci, dalam hal pemberian kompensasi atau gaji, setiap pegawai PNS sudah ditetapkan dari pemerintahan atasan setiap masing-masing individu berdasarkan pangkat dan golongan diberikan gaji/upah sesuai dengan ketentuan dari atasan (pemerintahan), bagi pegawai HONORER masih dalam tahap penilaian berdasarkan hasil kerja mereka yang dinilai oleh pimpinan/Camat” (Hasil wawancara dengan bapak RAMLAN S.sos, Selasa, 15 September 2017, Pukul 08:30 s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Hal ini juga diperkuat oleh bapak ISALMIADI, S.Sos selaku Camat di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan:

  “Dalam meningkatkan Motivasi kerja, setiap pegawai sudah terdaftar dalam pemberian kompensasi (gaji/upah) berdasarkan golongan tingkatan kerja masing-masing pegawai,dan juga mendapat komisi dari atasan berdasarkan dari hasil penilaian kerja individu tersebut”(Hasil wawancara dengan bapak ISALMIADI,S.Sos Kamis, 17 September 2017, Pukul 09:00 s/d Selesai, Diruangan Kerja)

  Dari argumen diatas dapat disimpulkan bahwa dikantor Camat Gunung Kerinci dalam pemberian gaji yang adil bagi setiap pegawai tidak lepas dari pemantauan atasan (Camat) dan penilaian lansung dari hasil kerja oleh pimpinan (Camat).

3.1.3.Lingkungan kerja yang menyenangkan

  Veithzal Rivai (2003 : 456), Lingkungan kerja adalah lingkungan yang didalamnya terdapat perabot, tata ruang, dan kondisi fisik yang mempengaruhi aktifitas karyawan. Untuk meningkatkan semangat kerja karyawan adalah perusahaan harus memperhatikan berbagai tersebut tidak diperhatikan maka perusahaan akan mendapat kerugian berupa : a. Kualitas kerja yang buruk

  b. Absensi yang tinggi

  c. Perputaran tenaga kerja yang tinggi

  d. Tingkat kesalahan kerja yang tinggi

  e. Terjadinya kegelisahan yang dapat menyebabkan terjadinya tuntutan

  f. Unjuk rasa Dengan demikian lingkungan kerja yang baik sangat dibutuhkan agar tercipta semangat kerja yang tinggi dalam diri karyawan.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu WENI SUSANTI, S.Sos selaku Kasubbag TU di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan : “Untuk medapatkan ketenangan didalam suatu pekerjaan atau situasi menyenangkan bagi pegawai itu sendiri perlu adanya penyesuaian diri dengan lingkungan didalam organisasi maupun diluar lingkungan organisasi, dengan cara, memahami keadaan lingkungan, para pegawai harus bisa mengikuti apa-apa saja yang terjadi di sekitar kegiatan pekerjaan” (Hasil wawancara dengan ibu WENI SUSANTI, S.Sos, Senin, 14 September 2017, Pukul 10:30 s/d Selesai, Diruangan Kerja)

  Hal ini juga dijelaskan oleh bapak RAMLAN.S.Sos selaku Kasi KSPM di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan :

  “Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, pegawai harus menyesuaikan diri dan memahami setiap masalah yang akan di hadapi dan tujuan dari tugas-tugas yang diberikan sehingga peningkatan kerja pegawai dapat tercapai sesuai dengan yang dikhendaki”(Hasil wawancara dengan bapak RAMLAN.S.Sos, Selasa, 15 September 2017, Pukul 08:30 s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Hal ini juga diperkuat oleh bapak RIJALUDDIN, SE selaku Kassubag PP di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan :

  “Untuk mempermudah pegawai beradaptasi dengan pekerjaan yang telah ditetapkan, pemimpin harus menetapkan pekerja atau individu berdasarkan sumberdaya manusia sesuai dengan keahlian dan kemampuannya sehingga pemahaman didalam peningkatan motivasi kerja bagi pegawai cepat dipahami” (Hasil wawancara dengan bapak RIJALUDDIN, SE, Selasa, 14 September 2017, Pukul 13:30 s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Dari argumen diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum peran pemimpin di Kantor Camat Gunung Kerinci atau setiap organisasi yang ada sangatlah penting dalam hal menunjang karier dan peningkatan hasil kerja pegawai.

3.1.4.Penghargaan atas prestasi kerja

  Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) dalam rangka pengembangan sumber daya manusia mempunyai arti yang penting. Hal ini mengingat bahwa kehidupan organisasi, setiap orang sebagai sumber daya manusia ingin mendapatkan penghargaan dan perlakuan adil dari pimpinan orang yang bersangkutan.

  Kekuasaan posisi, yaitu derajat kuat/lemahnya kewenangan dan pengaruh pemimpin atas variabel-variabel kekuasaan, seperti memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi.situasi akan menyenangkan apabila ketiga dimensi diatas mempunyai derajat tinggi. Dengan kata lain situasi akan menyenangkan apabila.

  1. Pemimpin diterima oleh para pengikutnya 3. Penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal diterapkan pada posisi pemimpin.

  Jika situasi yang terjadi sebaliknya maka terjadi hal yang tidak menyenangkan bagi pemimpin. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja/penghargaan dari pemimpin tergantung sikap antara pimpinan-bawahan dalam suatu organisasi.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak TILSOF YANTO.St selaku Kasi Trantib di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan :

  “Dalam peningkatan kerja pegawai memerlukan motivasi atau dukungan dari atasan,semakin baik dan dekat hubungan antara pimpinan dan bawahan dalam lingkungan pekerjaan maka hasil kerja yg didapat akan baik dan memperoleh penghargaan dari atasan sesuai dengan hasil yang di peroleh” (Hasil wawancara dengan bapak TILSOF YANTO.St, Senin, 18 September 2017, Pukul 09:00 s/d selesai,Diruangan Kerja)

  Hal ini juga dijelaskan oleh Bapak RIJALUDDIN, SE selaku Kasubbag PP Di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan :

  “Dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada pegawai peran dukungan dari seorang pimpinan sangat dibutuhkan untuk penunjang keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu organis asi” (Hasil wawancara dengan bapak RIJALUDDIN, SE, Senin, 14 September 2017, Pukul 13:30 s/d selesai, Diruangan kerja)

  Hal ini di perkuat dengan Hasil wawancara dengan Bapak Drs. SELHANUDIN selaku Sekcam Di Kantor Camat Gunung kerinci menjelaskan: “Dalam pelaksanaan peningkatan kerja seorang pegawai demi mendapatkan hasil kerja yang baik untuk memperoleh penghargaan dari seorang pimpinan dalam hal ini memerlukan kekompakan antara atasan dan bawahan dalam menghargai waktu pekerjaan,tidak luput dari kedisiplinan,semakin banyak tugas jika melalaikan waktu akan memperkecil tingkat kerja pegawai dan memakan waktu banyak” (Hasil wawancara dengan Bapak Drs. SELHANUDIN, Selasa, 14 September 2017, Pukul 09:00 s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Dari argumen diatas dapat disimpulkan bahwa penghargaan atas hasil kerja pegawai Dikantor Camat Gunung Kerinci dapat meningkatkan hasil kerja dan sejauh mana kerja pegawai itu di capai mampu menjadi semangat kerja bagi setiap pegawai itu sendiri. Dalam hal ini di kantor Camat Gunung Kerinci sudah tercapai dengan baik karena adanya penilaian lansung oleh pimpinan (Camat).

3.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

3.2.1.Gaya Kepemimpinan Administrator

  Gaya kepemimpinan yang berkesan Administrator, gaya kepemimpinan ini terkesan kurang inovatif dan terlalu kaku pada aturan. Sikapnya konservatif serta kelihatan sekali takut dalam mengambil resiko dan mereka cenderung mencari aman. Model kepemimpinan seperti ini jika mengacu kepada analisis perubahan yang telah kita bahas sebelumnya, hanya cocok pada situasi Continuation, Routine Change, serta Limited Change.

  Hersey dan Blanchard (2003:24) mengembangkan model kepemimpinan serta memiliki pengikut yang kuat dikalangan spesialis pengembangan manajemen. Model ini disebut kepemimpinan siuasional. Penekanan teori kepemimpinan situasional adalah pengikut-pengikut dan tingkat kematangan mereka. Para pemimpin harus menilai secara benar atau secara intuitif mengetahui tingkat kematangan pengikut-pengikutnya dan kemudian menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan tingkatan tersebut. Kesiapan didefenisikan sebagai kemampuan dan kemauan dari orang (pengikut) untuk mengambil tangung jawab bagi pengarahan perilaku mereka sendiri.

  Hersey dan Blanchard menggunakan studi Ohio State untuk mengembangkan lebih lanjut keempat gaya kepemimpinan yang dimiliki manajer yaitu : (a) mengatakan/teeling, (b) menjual/selling, (c) partisipasi/participating dan (d) delegasi/delegating.

  Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard adalah didasarkan pada saling berhubungannya diantara hal-hal berikut ini: (a) jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, dan (b) jumlah dukungan sosio emosional yang diberikan oleh pimpinan, dan (c) tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu.

  Model kepemimpinan ini juga menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif bervariasi dengan kesiapan karyawan yang mendefenisikan sebagai keinginan karyawan untuk berprestasi, kemauan untuk bertangung jawab, kemampuan yang berhubungan dengan tugas, ketrampilan, dan pengalaman. Sasaran dan pengetahuan dari pengikut merupakan variabel penting dalam menentukan gaya kepemimpinan yang efektif.

  Dari penjelasan di atas jelas dikatakan bahwa gaya kepemimpinan dalam memotivasi sangat mempengaruhi setiap kerja pegawai dalam pelaksanaan pencapaian tujuan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu WENI SUSANTI, S.Sos selaku Kasubbag

  Tu Di kantor camat Gunung Keinci menjelaskan :

  “Dalam peningkatan kerja di kantor Camat Gunung Kerinci, oleh Camat sebagai pimpinan dilakukan pembagian tugas dengan sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan dalam melaksanakan efektifitas kerja, untuk memudahkan pegawai mengetahui pekerjaan, atau bekerja di bidang apa, maka digambarkan kedalam bentuk struktur organisasi” (Hasil wawancara dengan ibu WENI SUSANTI, S.Sos, Senin, 14 September 2017, Pukul 10:30 s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Penjelasan tentang jabatan dibawah dan diatasnya, yaitu harus dijelaskan jabatan dari mana si-pegawai mengawali jabatannya, dan kejabatan mana si-pegawai akan melanjutkan jabatannya. Oleh karenanya, uraian (job description) dan uraian jabatan (job position) harus di tetapkan secara jelas untuk setiap jabatan, supaya pegawai dapat mengetahui tugas dan tanggung jawab .

  Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak RAMLAN.S.Sos selaku Kasi KSPM Di Kantor

  Camat Gunung Kerinci menjelaskan : “Tindakan pemimpin dalam mengatasi hambatan di dalam organisasi yaitu adanya penyusunan program kerja, pembagian kerja, pengawasan pegawai dalam bekerja sehingga pegawai mempunyai dasar apa yang harus dilakukannya untuk meningkatkan efektifitas kerja yang baik (Hasil Wawancara dengan ibu RAMLAN.S.Sos,Selasa,15 September 2017,Pukul 08:30 s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Hal ini juga dijelaskan oleh bapak Drs. SELHANUDIN selaku SEKCAM di Kantor Camat Gunung Kerinci :

  “Untuk menghindari hambatan didalam suatu organisasi, peran seorang pemimpin sangat dibutuhkan untuk melakukan pengawasan terhadap pegawai yang ada, bahwa pengawasan itu sendiri melalui proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaa yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya” (Hasil wawancara dengan bapak Drs. SELHANUDIN,Senin,14 september 2017,Pukul 09:00 s/d Selesai Diruangan Kerja)

  Hal ini di perkuat oleh bapak ISALMIADI,S.Sos selaku Camat di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan :

  “Dalam meningkatkan kerja pegawai dikantor camat, setiap pegawai sudah dibekali dengan kemampuan yang mereka miliki maka dalam pencapaian tujuan organisasi,setiap pegawai diberikan pekerjaan berdasarkan keahlian masing-masing individu untuk menunjang hasil pekerjaan yang lebih baik (hasil wawancara dengan bapak

  Dari argumen diatas dapat disimpulkan bahwa di kantor Camat Gunung Kerinci, karakter seorang pemimpin dalam memotivasi bawahannya untuk meningkatkan kerja pegawainya sangat penting karena dengan demikian tugas dengan menstruktur semua pekerjaan sesuai dengan keahlian dan kemampuan dari pegawai tersebut.

3.2.2.Sikap Individu

  Walaupun setiap individu karyawan mempunyai keinginan yang berbeda-beda, tetapi juga ada kesamaan dalam kebutuhan nya, yaitu setiap manusia ingin hidup dan untuk hidup perlu makan dan manusia normal mempunyai harga diri. Jadi setiap manusia/karyawan mengharapkan kompensasi dari prestasi yang diberikan serta ingin memperoleh pujian, perlakuan yang baik dari atasan.

  Sikap individu merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap motivasi kerja. Dalam hal ini diperlukan adanya rasa keterkaitan pada organisasi,ketertarikan,kemantapan kerja, dan keterikatan. Didalam diri setiap individu akan ditemukan banyak perbedaan, akan tetapi kesadaran individu akan perbedaan itu sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Jadi apabila suatu organisasi menginginkan keberhasilan, organisasi tersebut harus dapat mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi.

  Pada kenyataannya, para anggota organisasi/ aparat merupakan faktor yang paling penting karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Aparat adalah aset utama dalam suatu organisasi, yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktifitas organisasi.

  Menurut Hasibuan (2010:70) dengan pengembangan, produktifitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas produksi dan kuantitas produksi semakin baik, karena technicall skill, dan managerial skill karyawan semakin baik. Mereka mempunyai perasaan, pikiran, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, dan jenis kelamin yang heterogen yang dibawa dalam organisasi.

  Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam peningkatan kerja pegawai pencapaian tujuan karakter seseorang pegawai atau karyawan sangat penting dalam pencapaian tujuan, di dalam suatu organisasi dibutuhkan pegawai yang mempunyai kemampuan dalam pelaksanaan kerja pegawai.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Drs. SUWIRMAN selaku Kasi Ekobang Di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan:

  “Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan pegawai ataupun karyawan sangat dibutuhkan sikap individu dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan kemampuan skil dan teknik yang mereka kuasai” (Hasil wawancara dengan bapak Drs. SUWIRMAN,Kamis, 17 September 2017,Pukul 10:30 s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Hal ini juga dijelaskan oleh bapak Drs. SELHANUDIN selaku SEKCAM Di kantor

  Camat Gunung Kerinci menjelaskan :

  “Dalam peningkatan kerja diperlukan pegawai yang mempunyai disiplin tinggi sebagai bentuk ketaatan dari perilaku seseorang dalam mematuhi ketentuan-ketentuan ataupun peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pekerjaan, dan diberlakukan dalam suatu organisasi atau perusahaan” (Hasil wawancara dengan bapak Drs. SELHANUDIN,Senin,14 September 2017,Pukul 09:00 s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Hal ini juga diperkuat oleh bapak ISALMIADI, S.Sos selaku Kasubbag PP di kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan :

  “Dalam meningkatkan kerja dikantor Camat Gunung Kerinci,sudah ditetapkan beberapa peraturan-peraturan untuk dilaksanakan oleh pegawai dan beberapa pelanggaran- pelanggaran yang dilakukan sudan diberikan penegasan sanksi sesuai pelanggaran yang dilakukan” (Hasil wawancara dengan bapak ISALMIADI.S.Sos,Kamis,17 September 2017,Pukul 09:00 s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Dari argumen diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan Di kantor Camat Gunung Kerinci sudah cukup baik hal ini juga ditunujkkan dari sikap individu yang juga merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi motivasi kerja pegawai.

3.2.3.Situasi Kerja

  Mangkunegara (2005:105), menyatakan bahwa ada beberapa jenis lingkungan kerja, yaitu :

  1. Kondisi lingkungan kerja fisik yang meliputi :

  a. Faktor lingkungan tata ruang kerja Tata ruang kerja yang baik akan mendukung terciptanya hubungan kerja yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan karena akan mempermudah mobilitas bagi karyawan untuk bertemu. Tata ruang yang tidak baik akan membuat ketidaknyamanan dalam bekerja sehingga menurunkan kinerja karyawan.

  b. Faktor kebersihan dan kerapian ruang kerja Ruang kerja yang bersih, rapi, sehat dan aman akan menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja. Hal ini akan meningkatkan gairah dan semangat kerja karyawan dan secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja karyawan.

  2. Kondisi lingkungan kerja non fisik yang meliputi :

  a. Faktor lingkungan sosial Lingkungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah latar belakang keluarga, yaitu antara lain status keluarga, jumlah keluarga, tingkat kesejahteraan dan lain-lain.

  b. Faktor status sosial Semakin tinggi jabatan seseorang semakin tinggi pula kewenangan dan keleluasaan dalam mengambil keputusan. c. Faktor hubungan kerja dalam perusahaan Hubungan kerja yang ada dalam perusahaan adalah hubungan kerja antara karyawan dengan karyawan dan antara karyawan dengan atasan.

  d. Faktor sistem informasi

  e. Hubungan kerja akan dapat berjalan dengan baik apabila ada komunikasi yang baik diantara anggota perusahaan. Dengan adanya komunikasi di lingkungan perusahaan maka anggota perusahaan akan berinteraksi, saling memahami, saling mengerti satu sama lain dapat menghilangkan perselisihan salah faham.

  3. Kondisi psikologis dari lingkungan kerja yang meliputi :

  a. Rasa bosan

  a. Kebosanan kerja dapat disebabkan perasaan yang tidak enak, kurang bahagia, kurang istirahat dan perasaan lelah.

  b. Keletihan dalam bekerja Keletihan kerja terdiri atas dua macam yaitu keletihan kerja psikis dan keletihan psikologis yang dapat menyebabkan meningkatkan absensi, turn over, dan kecelakaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak ISALMIADI,S.Sos selaku Camat di

  Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan : “Dalam pelaksanaan motivasi untuk meningkatkan kerja pegawai dikantor camat gunung kerinci, hal yang harus dilakukan para pegawai adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dari luar maupun dalam,berawal dari setiap organisasi/ individu itu sendiri dan lingkungan tempat kerja itu sendiri “ (Hasil wawancara dengan bapak

  ISALMIADI,S.Sos,Kamis,17 September 2017,Pukul 09:00 s/d Selesai,Diruangan Kerja).

  Hal ini juga dijelaskan oleh bapak Drs. SUWIRMAN selaku Kasi Ekobang di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan :

  “Dalam peningkatan kerja pegawai di Kantor Camat Gunung Kerinci,penyesuaian diri sangatlah penting, dengan keadaan, situasi, lingkungan tempat kerja/lingkungan organisasi maupun dengan aktifis masyarakat dari luar agar pekerja merasa nyaman dengan situasi kerjanya” (Hasil wawancara dengan bapak Drs. ISALMIADI,Kamis,17 September 2017,Pukul 09:00 s/d Selesai,Diruangan Kerja)

  Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan bapak Drs. SELHANUDIN selaku Sekcam di Kantor Camat Gunung Kerinci menjelaskan:

  “Dalam meningkatkan kerja pegawai, pemanfaatan lingkungan dalam suatu organisasi mempunyai peranan sangat penting karena iklim yang serasi atau kondusif akan dapat mendorong peningkatan hasil kerja dan sebaliknya iklim yang bertentangan dengan anggota akan berimplikasi pada rendahnya hasil kerja” (Hasil wawancara dengan Bapak Drs.SELHANUDIN,Senin,14 September 2017,Pukul 09:00 s/d Selesai,Diruangan Kerja).

  Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa Dikantor Camat Gunung Kerinci situasi kerja sangat mempengaruhi motivasi dalam pencapaian tujuan untuk meningkatkan kerja pegawai, jika situasi kerja tidak mendukung maka hasil kerja yang didapat tidak sesuai dengan harapan.

D. Kesimpulan

  Berdasarkan hasil analisis dan kajian teori pada penelitian ini, maka penulis memberikan saran yang diharapkan agar bisa berguna, untuk meningkatkan efektifitas kerja pegawai dalam pelaksanaan evaluasi Studi Motivasi Kerja Kantor Camat Gunung Kerinci, sehingga Visi dan Misi yang dicanangkan dapat terwujud, yaitu :

  1. Motivasi kerja pegawai kantor Camat Gunung Kerinci dalam pelaksanaan tugasnya sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penilaian/motivasi lansung dari camat dalam kegiatan organisasi/individu pegawai di kantor Camat Gunung Kerinci.

  2. Dalam meningkatkan kerja pegawai atau tujuan kerja perlu adanya kerja sama dari pihak yang terkait, dan tentunya dimulai dari pegawai yang ada di Kantor Camat Gunung Kerinci itu sendiri.

  3. Permasalahan yang muncul dalam kerja pegawai di Kantor Camat Gunung Kerinci dapat diatasi dengan rapat bersama dan didukung sarana prasarana yang ada di Kantor Camat Gunung Kerinci.

  4. Untuk mengatasi faktor-faktor penghambat didalam suatu organisasi yaitu harus adanya kerjasama antara seluruh pegawai yang terkait di kantor Camat Gunung Kerinci.

DAFTAR PUSTAKA

  Adtmosudirjo (The Liang Gie), 2000, Ilmu Administrasi, Liberty Bekerja Sama Dengan Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi, Yogyakarta

  Danim, 2004, Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, cetakan kedua, Rineka Cipta, Jakarta

  Dimock, Marshal and Glade Dimock, 1984. Administrasi Negara. Terjemahan Husni Thamrin Pane. Penerbit Aksara Baru. Jakarta

  Drs.H.Malayu.S.P.Hasibuan. 1996. Organisasi Dan Motivasi (Dasar Peningkatan Produktifitas). PT.Bumi Aksara : Jakarta

  Maleong, Lexi J.,2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: remaja Rosdakarya Moslow, 2005. (Samsudin sadili, H.Drs, M.Pd, MM), Manajemen Sumber Daya Manusia.

  Pustaka Setia Bandung Nayono, 1987. Mengenal Kehidupan Berorganisasi, BP. Kedaulatan Rakyat. Yogyakarta Rivai,Veithzal & Ella Jauvani sagala. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk

  Perusahaan. Edisi Kedua . Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada

  Robbins, Stephan P & Thimoty A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Organizational

  Behavior, Jakarta: Salemba Empat

  Sugioyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta RPJP Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2005-2025 (3-9-2014)

  Arsip Kantor Camat Gunung Kerinci Agustus-November 2015