SIMULASI PERENCANAAN KAPASITAS PELABUHAN UNTUK

  

“SIMULASI PERENCANAAN KAPASITAS PELABUHAN UNTUK

MENUNJANG OPERASIONAL PABRIK PUPUK (Study kasus PT.

  Petrokimia Gresik)” Nama : Moch.irfan ( 2105 100 110) Dosen Pembimbing : Ir. Sudiyono Kromodihardjo MSc. PhD Latar Belakang

Peningkatan Produksi (sampai tahun2015) K b t h b h b k i k t Di t ib i P d k i k t

Kebutuhan bahan baku meningkat Distribusi Produk meningkat

  Jalur darat

  Jalur darat Jalur Laut Jalur Laut Tingkat penggunaan Dermaga tinggi Kinerja Operasional pelabuhan meningkat Tingkat penggunaan Dermaga tinggi (dilihat nilai BOR tinggi)

  Posisi Titik Sandar Pelabuhan PKG 620 400

  100 120 Dermaga II

  Dermaga I Dermaga I KC 2 KC 2

  330 330 60.000 DWT

  60.000 DWT CSU

  Belerang KC 1

  Propylene KCL/ MOP Fosfat DAP/ Urea/ ZA Rock

  C C (280 mtr) (280 mtr) A A (210 mtr) (210 mtr)

  

B B (120 mtr) (120 mtr)

H3PO4 H2SO4 E (210 mtr)

  In Bag

D (300 mtr)

  Orthoxylene Orthoxylene Urea U

  2 EH NH3 CR

  IBA/ Propylene Orthoxylene

  2 EH SLd NSLd Perumusan Masalah

™ Bagaimana Cara mengurangi perbedaaan level utilisasi Dermaga

Dermaga yang ada sekarang?.

  

™ Bagaimana cara meningkatkan kapasitas operasional pelabuhan

  sehingga pelabuhan bisa menampung beban operasional sampai tahun 2015 dengan melihat jumlah antrian kapal? tahun 2015 dengan melihat jumlah antrian kapal?

  

™ Jika natinya perlu dilakukan penambahan Dermaga baru maka

  dermaga mana yang harus dikembangkan dengan melihat tingkat dermaga mana yang harus dikembangkan dengan melihat tingkat antrian kapal yang paling tinggi diantara 5 dermaga tersebut ? Tujuan Tugas Akhir j g

z Mendapatkan model simulasi pelabuhan yang dapat

mengurangi Perbedaaan level Utilisasi Dermaga mengurangi Perbedaaan level Utilisasi Dermaga. z

  Mendapatkan model simulasi yang dapat mengetahui jumlah beban pelabuhan sampai tahun 2015 dan penambahan beban pelabuhan sampai tahun 2015 dan penambahan kapasitas pelabuhan bisa mengatasi beban pelabuhan sampai tahun 2015 sampai tahun 2015.

  

z Mendapatkan model simulasi yang bisa mengetahui jumlah Batasan Masalah

Masalah sebagai berikut:

  z

  Model Simulasi hanya difokuskan pada kegiatan operasional pelabuhan PT. Petrokimia Gresik yang meliputi Kinerja kapalProduktifitas bongkar muatUtilitas fasilitas & peralatan

  

z Data kedatangan kapal didapat dengan melihat data material

  

z Kemampuan fasilitas loading-unloading disesuaikan

dengan kondisi yang ada sekarang. Sementara dengan kondisi yang ada sekarang. Sementara fasilitas setelah keluar dari fasilitas loading- unloading unloading dianggap mampu menampung semua dianggap mampu menampung semua barang.

z Persamaan-persamaan yang dipakai dalam

perencanaan ini yaitu rumus yang sudah jadi yang diambil dari buku refererensi sehingga tidak akan

  Manfaat Tugas Akhir Manfaat Tugas Akhir

Manfaat dari Penelitian ini adalah sebagai masukan

bagi perusahaan untuk menetukan kebijakan dalam bagi perusahaan untuk menetukan kebijakan dalam

melakukan pengembangan pelabuhan PT. Petrokimia Gresik yaitu:

z Model simulasi dapat digunakan untuk melihat gambaran keseluruhan sistem secara visual, sehingga mempermudah analisa dan identifikasi se gga e pe uda a a sa da de t as kekurangan pada sistem. Tinjauan Pustaka zTeori simulasi zTeori antrian yaitu Pengaruh antrian terhadap sistem. p zTeori tentang pelabuhan meliputi sistem kedatangan kapal, operasional sistem kedatangan kapal, operasional pelabuhan, alat bongkar muat . dll

  Penelitian terdahulu

z Eva fajarina (2006) dalam tugas akhirnya yang mengambil

  data di PT. Petrokimia Gresik melakukan penelitian yang menitik beratkan pada prioritas kapal yang akan dilayani untuk memnimasi delay kapal di pelabuhan. Prioritas yang dipakai dalah dengan melihat waktu prosesnya yaitu Short processing time (SPT), Longest processing Time (LPT), Earliest Due Date. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah perbandingan rata-rata waktu tunggu kapal dibandingkan dengan tipe First in First out( FIFO) dimana SPT dengan nilai 26.4%, LPT 16.8% dan EDD 26.4% dari tipe FIFO. 26 4% LPT 16 8% dan EDD 26 4% dari tipe FIFO

  

z Penelitian ini dilanjutkan oleh marija ulfija (2007) yang

  menitikberatkan pada kebijakan perusahaan yang harus

  Dermaga II D

E (210 mtr) A (210 mtr) B (120 mtr)

SPECIAL JETTY PETROKIMIA GRESIK

N GRESIK, EAST - JAVA, INDONESIA NEW SEA SIDE

  80

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  10

  90

  10

  Liquid connection loading/unloading MFO/LSFO Iso Butanol MFO/LSFO Orthoxylene

  20

  30

  40

  50

  60

  10

  20 KC I KC II Phos. Acid CSU DOP Phos. Acid

  Note: H2SO4 Octanol PON H2SO4 NH3

  40

  90

  5

  00

  10

  20

  30

  50

  80

  60

  70

  80

  90

  6

  00

  10

  70

  10

  90

  60

  50

  10

  20

  30

  40

  50

  70

  80

  80

  90

  60

  10

  20 8,7 Mtrs NOTE : Draft KC I = Kangoroo Crane I NEW LAND SIDE OLD LAND SIDE KC II = Kangoroo Crane II

  10 MTRS DRAFT

  10 MTRS DRAFT CSU = Continuous Ship Unloader

  90

  70

  20

  80

  70

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  90

  60

  30

  40

  10

  20

  30

  40

  50

  80

  60

  I KC 2

  5

  OLD SEA SIDE

  10 MTRS DRAFT

  10 MTRS DRAFT NEW OLD DOLPHIN DOLPHIN

  1

  2

  3

  4

  6

  Loading Curah

  10

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  Revisi tgl. 31 Maret 2005

  SLd CR

  90

  DAP/ Urea/ ZA Urea In Bag

  400 100 620 120

  

Posisi Titik Sandar Pelabuhan PKG

  Dermaga II 60.000 DW T

  Dermaga I 60.000 DW T

  KC 1 KC 2 CSU H3PO4 H2SO4 Orthoxylene Propylene

  2 EH 330

  Fosfat Rock Belerang KCL/ MOP

  D (300 mtr) C (280 mtr)

  Dermaga I 10.000 DW T

  NH3 Orthoxylene Propylene

  2 EH DOP/ Bio Diesel H3PO4 Normal Butanol

  H2SO4 / MFO

  2 EH

  IBA/ Propylene Conveyor M 7102 Loading Curah

  Conveyor M 7103 Loading In Bag Conveyor M 7101 UnLoading Curah

  Dermaga II 10.000 DW T

  80

  1

  50

  70

  00

  10

  20

  30

  40

  50

  60

  80

  90

  90

  4

  00

  10

  20

  30

  40

  3

  80

  00

  80

  10

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  90

  70

  2

  00

  10

  20

  30

  40

  50

  60

SL Water valve to ship Orthoxylene Normal Butanol Octanol PNK Propylene

SKENARIO YANG DITAWARKAN

  

1. Kapal masuk Dermaga yang memungkinkan kapal

untuk untuk melakukan melakukan bongkar bongkar muat muat paling paling cepat. cepat

  

2. Skenario 2 merupakan pengembangan skenario 1

bedanya pada skenario 2 dilakukan perbaikan fasilitas bedanya pada skenario 2 dilakukan perbaikan fasilitas

bongkar muat yang ada sehingga alat bongkar muat bisa

bekerja pada kondisi desain terbaiknya.

Pembuatan Model Simulasi Extend E d

  z

Inputan kedatangan kapal Inputan kedatangan kapal Kedatangan kapal disini terbagi atas 3 tipe

  A

  

ibawa

  Kedatangan yang penyebarannya merata sepanjang waktu tertentu dalam 1tahun.

  A B

Validasi Model Simulasi

  z

Penentuan Jumlah Replikasi

  Banyaknya replikasi dapat ditentukan dengan cara antara lain: y y p p g

  o = 5 kali

replikasi. Tabel 4.6 menunjukkan hasil run simulasi sebanyak 5 kali

replikasi dan jumlah produk yang diproduksi dalam setahun operasi.

  

Tabel.4.6 data dari trial sample

replikasi annual throughput (ship)

dermaga 1 dermaga 2 dermaga 3 dermaga 4 dermaga 5 replikasi dermaga 1 dermaga 2 dermaga 3 dermaga 4 dermaga 5

run1

  95

  53 85 181 211 run2

  99

  33 73 217 213 run3

  93

  31 76 207 212 z

  

Validasi Model dengan Referensi Validasi Model dengan Referensi z z One-Sample T: C1

Test of mu = 94 vs not = 94

  Variable N Mean StDev SE Mean 95% CI T P Variable N Mean StDev SE Mean 95% CI T P

C1 6 95.6000 1.9596 0.8000 (93.5435, 97.6565) 2.00 0.102

z

  Karena thitung = 2.00 < t tabel = 2.57, maka disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata data sesungguhnya dan rata-rata data hasil run simulasi (Ho Model Simulasi Skenario 1.

  

Kapal masuk ke dermaga yang memungkinkan untuk kapal ini

dikerjakan paling cepat. dikerjakan paling cepat. z

  Jika kapal yang bermuatan cair yang akan ke dermaga E namun didermaga tersebut sedang penuh maka kapal bisa masuk ke dermaga A dan dermaga B karena dermaga tersebut terdapat dermaga A dan dermaga B karena dermaga tersebut terdapat fasiliats pompa.

z Jika kapal akan mengangkut muatan curah atau inbag yang

seharusnya ke dermaga D yang mempunyai alat Ship Loading se a us ya e de aga ya g e pu ya a a S p oad g namun karena titik sandar D telah penuh maka kapal bisa masuk ke dermaga A,B,C, dengan melihat dermaga mana yang lebih

  

Dari Skenario 1 ini bisa didapatkan beberapa parameter antara lain adalah:

  • Troughput kapal pada masing-masing Dermaga. T h k l d i i D

Tabel 4.8 tabel throughput setelah di running skenario 1, dengan variabel masukan g p g , g sampai tahun 2015

All throughput (ship)

  dermaga 2 replikasi dermaga 1 dermaga 3 dermaga 4 dermaga 5 Total run1 1551 8163 914 2443 3067 8163 run2 1535 7618 810 2015 3078 7618 run3 run3 1551 1551 8163 8163 914 914 2443 2443 3067 3067 8163 8163 run4 1491 8029 924 2345 3072 8029 run5 1545 8146 902 2415 3093 8146

  • Jumlah kapal yang harus menunggu untuk dilayani. Karena

    jumlah yang menunggu untuk dilayani selalu berubah

    b d berdasarkan waktu maka akan ditampilkan dalam bentuk grafik. k k k k di ilk d l b k fik
  • Cost benefit dari penambahan alat baru dengan opsi yang sebelumnya ditawarkan.

  dermaga  1 dermaga  2 dermaga  3 dermaga  4 dermaga 5 Total replikasi All  Cost (ship) g g g g g run1 871219415.6 10604697.26 19081549.75 2437285030 123897.76 3338314591 run2 573670038 10318163.49 15316042.3 2378436627 197361.59 2977938232 run3 674207943 11814056.76 27056846.37 2753156722 130780.49 3466366348 p run3 674207943 11814056.76 27056846.37 2753156722 130780.49 3466366348 run4 674207943 11814056.76 27056846.37 2753156722 119501.22 3466355069 run5 674207943 10511830.57 27056846.37 2514650564 130780.49 3226557964 average 693502656 5 11012560 97 23113626 23 2567337133 140464 31 3295106441 average 693502656.5 11012560.97 23113626.23 2567337133 140464.31 3295106441 STDEV 108466539.6 738928.7182 5561180.43 176373655 32166.57789 203603511.2

Skenario 2 Skenario 2 merupakan pengembangan dari skenario 1 dimana pada

  z Skenario ini kapasitas alat bongkar muat dinaikkan mencapai k kapasitas maksimum desainnya ( opsi lainnya penggantian alat baru) it k i d i ( i l i ti l t b ) sehingga kapal – kapal yang masuk ke dermaga memungkinkan untuk dikerjakan lebih cepat dengan memanfaatkan alat bantu yang j p g y g ada didermaga tersebut. Dari Opsi skenario ini nantinya akan didapatkan:

Tabel 4.9 tabel throughput setelah di running skenario 2, dengan variabel masukan sampai tahun 2015

All th h t ( hi )

  replikasi All throughput (ship) Total dermaga 1 dermaga 2 dermaga 3 dermaga 4 dermaga 5 run1 659 633 2305 2864 3591 10052

  

2 646 636 2311 2892 3596 10081 run2 646 636 2311 2892 3596 10081

run3 545 748 2281 2980 3657 10211 run4 564 660 2304 2881 3633 10042 run5 856 589 2356 2822 3561 10184 average 654 653.2 2311.4 2887.8 3607.6 10114 STDEV 123.36

  58.86

  27.43 58.01 37.642

  78.14

  

. jumlah kapal yang harus menunggu untuk dilayani. Karena jumlah

  2

yang menunggu untuk dilayani selalu berubah berdasarkan waktu maka

akan ditampilkan dalam bentuk grafik

  Grafik 4.2 grafik Antrian Kapal skenario 2.

Cost benefit dari penambahan alat baru dengan opsi yang sebelumnya ditawarkan

  dermaga  1 dermaga  2 dermaga  3 dermaga  4 dermaga  5

  

Total replikasi

All

 Cost (ship)

  Tabel.4.10. Total Demmurage (biaya keterlambatan) scenario 2 run1 59132072.15 10900776.43 104754217.4 31076103.37 12232799.55 218095968.9 run2 67132505.56 9390801.84 92467086.17 29856635.75 10992651.27 209839680.6 run3 87397102.8 20169623.44 107789955.1 53707334.98 20120597.57 289184613.9 run4 77158663.42 12064303.65 90233476.28 34468436.42 13426106.43 227350986.2 run5 23305159.78 5150131.39 88189659.95 18398608.1 6249787.38 141293346.6 average 62825100.74 11535127.35 96686878.98 33501423.72 12604388.44 217152919.2 STDEV 24511488.3 5490975.703 8944496.031 12810890.5 5007128.663 52682096.49 bl

11 l 2 ( b d b d b b d

   Program Kerja Perhitungan Biaya / COST

Table 4.11 Total investasi scenario 2 ( sumber: dari perbandingan biaya pembangunan dermaga batu bara PT.petrokimia gresik)

  Melakukan   Up  Grade  terhadap   Screw  CSU 

  Biaya  pembelian Screw   1 unit   1.250.000.000 1.250.000.000   Biaya  Pelapisan tahan  abrasi   Pada Screw 

  600 kg   683.333 410.000.000   agar  dapat  digunakan   untuk   material   Pospat rock

  Insert  Tungstun Fligh  Bearing   800

    50.000 40.000.000

    Biaya  pemasangan   15   Kali   10.000.000   150.000.000   1 t 500 000 000 500 000 000

  Pospat  rock  dan  Sulfur  Fire

   Detector  1 set   500.000.000 500.000.000    T

   0 T A L 2.350.000.000

   

Program Kerja Perhitungan Biaya / COST

  

No Uraian Program Detail Program Jumlah Satuan Harga Satuan Total

  3 Memperbaiki keandalan peralatan Biaya Perbaikan Fasilitas jangka

  1 paket

21 721 082 193 21 721 082 193 keandalan peralatan

bonkar muat dan handling material sekarang

  Fasilitas jangka waktu 3 tahun 1 21.721.082.193 21.721.082.193

      demmurage selisih  dengan SK1    US  $  RP(  1$ =10000) sk1 k           3.906.768.138    35.160.913.246.320  sk2               141.293.347       1.271.640.119.400    33.889.273.126.920  sk3               436.798.667       3.931.188.005.700    31.229.725.240.620   

  Payback  period Tanpa Bunga  End  of years 

  1

  2            24.272.582.193          210.648.000.000  24 272 582 193 210 648 000 000  ten years     33.889.273.126.920      31.229.725.240.620  

  1st    

  Dengan begitu maka investasi diatas kan terpenuhi setelah 10 tahun pertama

Skenario 3

  

Skenario 3 merupakan pengembangan dari skenario 1 dimana pada Skenario

ini akan dilakukan penambahan Dermaga baru dengan tanpa adanya

penambahan kapasitas alat bongkar muat pada dermaga yang sebelumnya.

Dari Opsi skenario ini nantinya akan didapatkan:

  • •Throughput kapal&banyaknya antrian serta cost yang dikeluarkan akibat

    demmurage antrian kapal.

  

T b l 4 12 b l h h l h d k 2 d b l k Tabel 4.12 tabel throughput setelah di running skenario 2, dengan variabel masukan sampai

tahun 2015

All  throughput (ship) dermaga  1 dermaga  2 dermaga  3 dermaga  4 dermaga  5 dermaga  6 Total run1

  292 243 1,684 2,100 2,485 3,357 10,161 run2

  293 256 1,683 2,087 2,487 3,393 10,199 replikasi Grafik 4.3 grafik antrian kapal skenario 3

  Tabel.4.13. table total investasi scenario 3 ( sumber: dari perbandingan biaya pembangunan dermaga batu bara PT.petrokimia gresik)

Program Kerja Perhitungan Biaya / COST

  No Uraian Program Detail Program Jumlah Satuan Harga Satuan Total Perpanjangan Investasi penambahan

  1 10,080 m2 8,100,000       81,648,000,000 Dermaga II dengan Pelabuhan

  Tambahan = 280 x Tambahan 280 x Conveyor Conveyor sistem 280 280 meter meter 30 000 000 30,000,000 8,400,000,000 8 400 000 000  sistem

        36 meter +Grab

  300,000,000 Tower 3 unit             900,000,000 Conveyor  sistem ke 

  3,515 meter 30,000,000 105,450,000,000     Pabrik

   3 Grab Kapasitas 300 Grab  Kapasitas 300  1 unit 14,250,000,000 1 2 0 000 000 14,250,000,000    

  T0n/jam 210,648,000,000

  Tabel.4.14. table total Demmurage (biaya keterlambatan) skenario 3 replikasi

  All  Cost (ship) dermaga dermaga dermaga dermaga dermaga dermaga Total  1  2  3  4  5  6

ANALISA

  • Perbandingan Model 1 dengan Model dengan Skenario 2 g g g

  

z Parameter yang diubah pada model scenario 1 ini adalah kebijakan

kapal akan masuk ke Dermaga mana nantinya. Jika pada model awal kapal masuk dermaga sudah ditentukan sejak awal desain pelabuhan yang disesuaikan dengan alat bongkar muat yang dipasang. Namun pada skenario 1 ini kapal masuk dermaga disesuaikan dengan kecepatan bongkar-muat jika kapal tersebut masuk dermaga tersebut. Skenario 2 adalah pengembangan scenario 1 dimana alat tersebut Skenario 2 adalah pengembangan scenario 1 dimana alat bantu bongkar-muatnya dikembalikan samapai mencapai kapsitas desain awalnya. z Untuk menguji Skenario 1dan skenario 2 dilihat dari kelebihan dan g j manfaat yang diberikan oleh skenario ini yaitu dengan membandingkan jumlah antrian kapal yang ada di dermaga tersebut dan juga melihat pada tahun kapan Dermaga sudah tidak mampu

Perbandingan 2 dengan Model dengan Skenario 3

  

z Parameter yang diubah pada model scenario 3 ini adalah

  dengan melakukan penambahan dermaga baru dengan tipe 60000DWT dengan alat bantu berupa Grab dengan kapasitas 7000 ton./day dan juga tambahan 1 fasilitas pompa kapsitas 1800ton/day 1800t /d

  

z Untuk menguji Skenario 2 dan skenario 3 dilihat dari kelebihan

  dan manfaat yang diberikan oleh skenario ini yaitu dengan membandingkan jumlah antrian kapal yang ada di dermaga b di k j l h t i k l d di d tersebut dan juga melihat pada tahun kapan Dermaga sudah tidak mampu melayani kedatangan kapal. Dengan melihat hasil Simulasi skenario 2 dan skenario 3 pada Bab 4 maka dapat Simulasi skenario 2 dan skenario 3 pada Bab 4 maka dapat disimpulkan bahwa Pada skenario 2 kapal mulai tidak bisa masuk dermaga pada tahun ke8 atau hari ke 3000-an.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  z

Berdasarkan penelitian ini, didapatkan beberapa kesimpulan

yang dapat diambil, yaitu sebagai berikut : d t di bil it b i b ik t z Model simulasi yang telah dibuat didapatkan bahwa model

simulasi skenario 3 merupakan model simulasi yang terbaik.

z Skenario 3 merupakan Skenario paling baik dari segi jumlah antrian kapal yang menunggu untuk masuk dibandingkan dengan yang lainnya diamana pada skenario 3 pda akhir periode jumlah antrian masih belum naik. i d j l h t i ih b l ik z Penambahan pelabuhan dilakukan dengan menambah dermaga dengan tipe 60000 DWT dengan alat bantu Grab

  

z Ir. H.R. SOENARNO. AS, 2004, “Perencanaan pelabuhan 1”, jurusan teknik sipil institut

sains dan teknologi nasional. j a k a r t a.

z Nalle,Sherly yulita(2006) “ perencanaan penjadwalan kapal pengiriman semen didaerah

jawa barat (Study kasus di PT. Semen Gresik (Persero),Tbk” tugas Akhir T.Industri ITS surabaya. z z

  

E Eva fajarina (2006), “ model simulasi penjadwalan kapal pengangkut pupuk dan bahan f j i (2006) “ d l i l i j d l k l k t k d b h

kimia untuk meminimasi delay kapal di pelabuhan dengan Algoritma penjadwalan operasi (Study kasus PT. Petrokimia Gresik)” Tugas Akhi , T, industri ITS Surabaya.

z Marija ulfija (2007) “ Pemodelan sistem penjadwalan kapal dengan metode Rule Based

Scheduling Algorithm dan perancangan Sistem penunjang keputusannya (Study kasus : Scheduling Algorithm dan perancangan Sistem penunjang keputusannya (Study kasus : PT. Petrokimia Gresik)” Tugas Akhir, T. Industri, ITS , Surabaya

  

z Sultan, ahmad Zubair,2007,” pemodelan dan simulasi proses produksi PT. Sermani Stell

untuk peningkatan kapsitas produksi dan utilitasi mesin, Tesis mahasiswa, jurusan Teknik mesin ITS surabaya.

Tim penyusun dari PT. Pelindo (1,2,3,4). 1999, ” referensi kepelabuhan seri 4

  z

Perencanaan Perancangan dan Pembangunan Pelabuhan”, Pelabuahan Indonesia . Indonesia

  

z z Averill M.Law, and W.D. Kelton. 2000, Averill M Law and W D Kelton 2000 “Simulation Modeling and Analysis” Simulation Modeling and Analysis ,

Departement of Quantitative Analysis and Operation Management, University of Cincinnati, Cincinnati.

I Nyoman Pujawan, 1995, “ Ekonomi Teknik”, PT. Guna Widya, Jakarta

  z Eelco van Asperen, Rommert Dekker, Mark Polman, Henk De Swaan Arons. z

  2003 ”Modeling Ship Arrival in Port”. proceding of the 2003 winter simulation conference. z M Easa , Said. 1986. ” Approximate queueing models for analizyng harbor pp q g y g terminal operations” departemenT of civil engineering,king saud university, riyad saudy Arabia. Abdul Razak Salehol& Razman Mattahar, 1999,” The Level of efficiency in z

Handling Container Traffic at Penang Port: Simulation Study” Malaysian Handling Container Traffic at Penang Port: Simulation Study Malaysian management Journal,3(2), 93-100(1999)

  

z Witonohadi, amal. 2007. ”proceeding international seminar on industrial

engineering and management” , Menara peninsula, jakarta, August29-30,

  

^tá|{ ^tá|{ Teori Simulasi Keunggulan Simulasi

z Ongkos. Ongkos penelitian dengan percobaan skala ril relatip sangat mahal dibandingkan

dengan manfaat yang diperoleh. Sebagai contoh : Ongkos percobaan pada skala industri relatip mahal dibandingkan dengan nilai penghematan yang diperoleh z

  

Waktu. Hasil dari penelitian dalam jangka waktu yang relatip lama tidak berarti untuk

memenuhi kebutuhan yang segera Sebagai contoh : Hasil akhir penelitian yang diperoleh

setelah beberapa tahun tidak bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan informasi yang

diperlukan segera dalam jangka waktu dekat. z Resiko. Pengembangan dan percobaan pengujian disain baru yang berisiko besar dan

berakibat fatal jika terjadi kegagalan. Sebagai contoh : Pengujian rancangan pesawat berakibat fatal jika terjadi kegagalan Sebagai contoh : Pengujian rancangan pesawat

udara beresiko besar dan berakibat fatal jika terjadi kesalahan dan kegagalan z Perlengkapan. Percobaan dan pengujian lapangan tidak layak akibat tidak adanya perlengkapan pengujian yang diperlukan. Sebagai contoh : Pengujian ketahanan disain suatu bangunan terhadap gempa tidak dapat dijalankan akibat tidak adanya perlengkapan g p g p p j y p g p pembuatan dan pembangkitan gempa tiruan

  Tahapan Simulasi validasi verifikasi

Desain system antrian

  SINGLE CHANNEL, MULTISERVER MULTICHANNEL, SINGLE SERVER

  

Pola Kedatangan pada kasus di Pelabuhan menurut penelitian Eelco

van Asperen, rommert Dekker, Mark Polman, Henk de Swaan Arons( Modelling ship Arrivals in Port 2003 Arons(”Modelling ship Arrivals in Port’’2003

  • Stock controllel arrivals ;
  • Equidistant Arrival ;Arrival According to poisson Prosses.

  Produktifitas tambatan bisa dilihat dengan mengukur Bert occupancy ratio

  (BOR). BOR merupakan presentase penggunaan d dermaga yaitu rasio jumlah jam penggunaan merapat kapal i i j l h j k l terhadap jumlah jam dermaga

Persamaan untuk menghitung bert occupation ratio(BOR) g g p ( )

  (Panjang kapal rata-rata + allowance) x lamanya waktu sandar BOR = Panjang dermaga x jumlah hari kalender x 24 Verifikasi &Validasi Dalam Tugas Akhir ini verifikasi dan validasi dilakukan g

  Face Validity, dengan menggunakan 3 teknik validasi yaitu Turing Tests, Event Validity.

  Face Validity Face Validity yaitu pengecekan oleh orang yang yaitu pengecekan oleh orang yang mengetahui tentang system apakah system ini wajar.

  Event Validity adalah verifikasi dengan membandingkan h il i hasil simulasi dengan system nyata. l i d

Turing Tests

  yaitu pengecekan oleh orang yang berpengetahuan luas tentang system dalam hal ini p g g y pengecekan oleh pihak pegawai perusahan yang setiap hari bekerja dalam system, pengecekan oleh dosen