KAJIAN YURIDIS SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN MENURUT UU NO 2 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN NOTARIS

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

KAJIAN YURIDIS SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN MENURUT UU NO 2 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN NOTARIS

Shinta Andriyani 1

Fakultas Hukum Universitas Mataram ABSTRAK

Selama ini orang menganggap bahwa skmht yang dibuat oleh notaris adalah akta autentik. Namun mereka tidak menyadari bahwa apabila notaris membuat skmht yang di luar kewenangannya berdasarkan UU Nomor. 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris, maka skmht yang dibuatnya akan kehilangan nilai autentiknya. Terkait dengan surat kuasa membebankan hak tanggungan yang di buat oleh Notaris berdasarkan jabatannya ini sangat menarik dikaji untuk menambah wawasan kita supaya tidak keliru membuat skmht agar tidak kehilangan nilai autentiknya atau bentuk perjanjian yang seperti apa yang bisa di buat notaris berdasarkan kewenangannya terkait perbuatan hukum membebankan hak tanggungan. Karena bisa jadi sebuah skmht yang dibuat tidak berdasarkan kewenangan seorang notaris akan membuat sebuah skmht menjadi akta di bawah tangan. Sehingga kekuatan pembuktiannya tidak sekuat akta autentik.

Kata Kunci : surat kuasa membebankan hak tanggungan, akta autentik

ABSTRACT THE LEGAL ASPECT OF THE POWER OF ATTORNEY TO CHARGE MORTGAGES ACCORDING TO LAW NO 2 OF 2014 ABOUT THE FUNCTION OF NOTARIES.

What people deem so far is that the power of attorney to charge mortgage made by a notary is an authentic deed. Yet, they do not realize that only if a notary makes the power of attorney to charge mortgage out of or beyond his/her authority according to law No 02 of 2014 about the function of notaries, the power of attorney will lose its authenticity value. The theme about the power of attorney to charge mortgage made by a notary is strongly interesting to discuss not only to develop our knowledge so that we do not mislead in making the power of attorney to charge mortgage, and at the same time, it will not lose its authenticity value. Besides, this discussion will also figure out the things a notary can make (according his/her authority) in relation with legal action to charge mortgage. Because it is possible for notaries to make a power of attorney to charge mortgage out of or beyond his/her authority will cause the power of attorney to charge mortgage becomes “underhand agreement”, so that its burden of proof is not as strong as authentic deed.

Keywords: The power of attorney to charge mortgage, authentic deed

1 Dosen tetap Fakultas Hukum Universitas Mataram [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

Pokok Muatan

KAJIAN YURIDIS SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN MENURUT UU NO 2 TAHUN 2104 TENTANG JABATAN NOTARIS .......................... 305

A. PENDAHULUAN........................................................................................................... 306

1. Latar Belakang ......................................................................................................... 306

2. Rumusan Permasalahan ........................................................................................... 307

B. METODE PENELITIAN ................................................................................................ 308

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................................. 309

1. Tinjauan tentang SKMHT ........................................................................................ 309

2. Notaris ...................................................................................................................... 315

3. Akta Autentik ........................................................................................................... 319

D. KESIMPULAN ............................................................................................................... 321 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 322

A. PENDAHULUAN

Kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat menuntut masyarakat memin-

1. Latar Belakang

jam uang pada lembaga perbankan. Karena Dinamisnya hukum dalam masya-

bank mampu memberi pinjaman dalam rakat dari waktu ke waktu selalu

jumlah besar. Namun untuk meminjam di mengalami perkembangan seiring dengan

bank dibutuhkan jaminan, yang berfungsi kemajuan zaman. Hukum dalam masya-

meyakinkan kreditur dalam hal ini pihak rakat berfungsi untuk menciptakan dan

bank yang mana apabila pihak debitur memelihara keamanan serta ketertiban

tidak mampu melunasi hutangnya maka sehingga dalam masyarakat akan tercipta

pihak bank bisa melelang barang yang suatu kepastian, ketertiban dan per-

dijaminkan. Jaminan yang sesuai untuk lindungan hukum

pinjaman dalam jumlah besar adalah tanah. kebenaran dan keadilan.

yang

berintikan

Dengan berlakunya UUPA, maka hak jaminan atas tanah disebut dengan “ Hak

Kehidupan masyarakat yang mem- Tanggungan “. Pemberian hak tanggungan butuhkan kepastian hukum harus didukung

dapat dilakukan secara langsung dan tidak dengan sektor pelayanan jasa publik di

langsung. Pemberian secara langsung bidang hukum. Salah satu jasa ini adalah

dilakukan dengan pembuatan Akta Pem- jasa seorang notaris.

bebanan Hak Tanggungan (APHT). Notaris adalah pejabat umum yang di

Sedangkan pemberian hak tanggungan angkat oleh pemerintah untuk membantu

secara tidak langsung dibuat dalam bentuk masyarakat umum dalam hal membuat

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggu- perjanjian-perjanjian yang ada atau timbul

ngan. Salah satu jenis perjanjian yang dalam masyarakat untuk menjamin

seringkali di buat oleh masyarakat saat ini kepastian hukum bagi para pihak meng-

adalah terkait dengan SKMHT, di mana ingat akta yang di buat seorang notaris

dalam pembuatan SKMHT ini sudah di akan mempunyai nilai pembuktian yang

atur dalam pasal 15 ayat (1) UU No. 4 sempurna. Sehingga perjanjian tertulis

Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas yang dikehendaki oleh para pihak yang

Tanah Beserta Benda-Benda yang ber- dibuat oleh notaris akan lebih menjamin

kaitan dengan tanah menegaskan bahwa kepastian hukum .

SKMHT wajib dibuat dengan akta notaris atau akta PPAT. Dengan demikian

306 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

kewenangan untuk membuat SKMHT ada

a. Uraian tentang pembacaan Akta pada Notaris dan PPAT. Ketentuan Pasal

sebagaimana dimaksud dalam

15 ayat (1) Undang-undang Jabatan Pasal 16 ayat (1) huruf m atau Notaris (UUJN) bahwa Notaris mem-

Pasal 16 ayat (7); punyai kewenangan untuk membuat akta,

b. Uraian tentang penandatangan dan syarat serta ketentuan akta Notaris

dan tempat penandatangan atau berdasarkan ketentuan Pasal 38 UUJN.

penerjemahan Akta jika ada; Dalam Pasal 38 UUJN berisi :

c. Nama lengkap, tempat dan (1) Setiap Akta terdiri atas :

tanggal

lahir, pekerjaan,

a. Awal Akta atau kepala Akta jabatan, kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi Akta;

b. Badan Akta; dan

dan

c. Akhir atau penutup Akta.

d. Uraian tentang tidak adanya (2) Awal Akta atau kepala Akta

perubahan yang terjadi dalam memuat:

pembuatan Akta atau uraian

a. Judul Akta tentang adanya perubahan yang dapat berupa penambahan,

b. Nomor Akta pencoretan, atau penggantian

c. Jam, hari, tanggal, bulan, dan serta jumlah perubahannya. tahun; dan

(5) Akta Notaris Pengganti dan Pejabat

d. Nama lengkap dan tempat Sementara Notaris, selain memuat keduudkan Notaris.

ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4),

(3) Badan Akta memuat : juga memuat nomor dan tanggal

a. Nama lengkap, tempat dan penetapan pengangkatan, serta tanggal lahir, kewarganegaraan,

pejabat yang mengangkatnya. pekerjaan, jabatan, kedudukan,

Apabila diperhatikan SKMHT yang tempat tinggal para penghadap

sekarang di buat di hadapan Notaris, tidak dan/atau orang yang mereka

sesuai dengan ketentuan Pasal 38 UUJN, wakili;

artinya tidak memenuhi syarat sebagai akta

b. Keterangan

Notaris. Sehingga bagaimana akibat hu- kedudukan

mengenai

kum dari akta Notaris yang tidak sesuai penghadap;

bertindak

dengan ketentuan Pasal 38 UUJN ? Hal inilah yang akan dianalisa dalam tulisan

c. Isi akta yang merupakan

ini.

kehendak dan keinginan dari pihak yang berkepentingan; dan

2. Rumusan Permasalahan

d. Nama lengkap, tempat dan Berdasarkan dari latar belakang tanggal lahir, serta pekerjaan,

pemikiran di atas, maka terdapat dua jabatan, keduudkan, dan tempat

permasalahan yang perlu mendapatkan tinggal dari tiap-tiap saksi

kajian dalam penulisan berkaitan dengan pengenal.

surat kuasa membebankan hak tanggungan menurut Undang-Undang Jabatan Notaris.

(4) Akhir atau penutup Akta memuat : Kedua permasalahan tersebut dirumuskan

sebagai berikut :

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

1. Apakah pembuatan SKMHT dibuat

3. Undang-Undang No. 4 tahun 1996 dalam bentuk akta autentik atau dalam

tentang Hak Tanggungan bentuk akta di bawah tangan ?

4. Undang-Undang No. 2 Tahun 2014

2. Apa akibat hukum terhadap surat kuasa tentang Jabatan Notaris membebankan hak tanggungan yang di

5. Undang-Undang No 5 Tahun 1960 buat seorang notaris?

tentang Undang-Undang Pokok

B. METODE PENELITIAN

Agraria

6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun dari sumber data maupun tujuannya.

Jenis penelitian hukum dapat di lihat

1997 tentang Pendaftaran Tanah Dilihat dari sumber datanya, penelitian ini

7. Peraturan Kepala Badan Pertanahan dikategorikan sebagai penelitian hukum

Nasional Republik Indonesia Nomor 8 normatif karena hanya menggunakan data

Tahun 2012 Tentang Perubahan atas sekunder. Dilihat dari tujuannya, pene-

Peraturan Menteri Negara Agraria/ litian hukum ini merupakan penelitian

Kepala Badan Pertanahan Nasional hukum deskriptif, yaitu penelitian yang

Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Keten- bertujuan untuk menggambarkan kebera-

tuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah daan suatu kebenaran hukum yang

Nomor 24 Tahun 1997 Tentang sebenarnya, khususnya menyangkut pene-

Pendaftaran Tanah

rapan hukum kenotariatan dalam masalah pembuatan surat kuasa membebankan hak

Bahan hukum sekunder sebagai tanggungan.

bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat

Mengingat penelitian ini merupakan membantu memahami bahan hukum penelitian hukum normatif, maka data

primer, terdiri dari berbagai macam litera- yang digunakan dalam penelitian ini hanya

tur mengenai hukum perdata khususnya meliputi data sekunder. Data sekunder

bidang kenotariatan serta hasil karya adalah data yang diperoleh dari bahan-

ilmiah maupun pendapat para ahli hukum bahan kepustakaan. Data sekunder dalam

yang terkait dengan permasalahan ini. penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 2 Bahan

Cara pengumpulan data dilakukan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang

melalui penelitian kepustakaan (library memberi penjelasan bahan hukum primer

research ). Alat pengumpulan data dalam seperti pendapat sarjana, dokumen-

penelitian ini menggunakan studi pustaka dokumen resmi dan bahan hukum lainnya. 3 dan studi dokumen. Studi pustaka dan studi

dokumen digunakan dalam penelitian Bahan hukum primer sebagai bahan

kepustakaan untuk mendapatkan data hukum yang memiliki kekuatan mengikat

sekunder.

dalam penelitian ini, meliputi : Data yang diperoleh dianalisis de-

1. Undang-Undang Dasar 1945 ngan analisis kualitatif yaitu semua data

2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang telah terkumpul diolah dan disusun secara sistematis kemudian dianalisis

untuk memperoleh data-data yang sesuai Ronny Hanitijo Soemitro,1994, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri , Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm.52.

dengan data yang dibutuhkan dan disajikan

2 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat , Raja Grafindo

berupa rangkaian kata-kata atau kalimat. Persada, Jakarta, hlm. 13. 3 Kemudian data-data tersebut diolah secara

Amiruddin dan Zainal Asikin,2004, Pengantar dan Metode Penelitian Hukum , Raja Grafindo Persada, Jakarta,

deduktif yaitu menarik kesimpulan dari

hlm.26.

308 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang diterima kreditur dan diserahkan yang bersifat khusus.

debitur untuk menjamin suatu utang

piutang dalam masyarakat” PEMBAHASAN Alasan digunakan istilah jaminan

C. HASIL PENELITIAN

DAN

1. Tinjauan tentang SKMHT

adalah :

1. Telah lazim digunakan dalam bidang

a. Pengertian Jaminan, Unsur, Ciri-ciri

Ilmu Hukum dalam hal ini berkaitan

dan Asas Hak Tanggungan

dengan penyebutan-penyebutan seperti Pengertian tanggungan dalam kamus

hukum jaminan, lembaga jaminan, bahasa Indonesia berarti sebagai barang

jaminan kebendaan, jaminan per- yang dijadikan jaminan. Sedangkan jami-

orangan, hak jaminan dan sebaginya. nan itu sendiri artinya tanggungan atas

2. Telah digunakan dalam beberapa pinjaman yang diterima. peraturan perundang-undangan tentang

Istilah jaminan merupakan ter- lembaga jaminan, seperti yang jemahan dari bahasa Belanda, yaitu

tercantum dalam Undang-undang Hak zekerheid atau cautie. Zekerheid atau

Tanggungan dan Jaminan Fidusia. cautie mencakup secara umum cara –cara

Pada dasarnya, jenis jaminan dapat kreditur menjamin dipenuhinya tagihan, di dibedakan menjadi dua macam, yaitu : samping pertanggungan jawab umum

debitur terhadap barang –barangnya. Selain

a. Jaminan materiil (kebendaan) istilah jaminan, dikenal juga dengan

Jaminan yang berupa hak mutlak agunan.

atas suatu benda yang mempunyai ciri- Hartono Hadisoeprapto dan M.

ciri dan mempunyai hubungan lang- Bahsan berpendapat bahwa yang di

sung atas benda tertentu, dapat diper- maksud jaminan adalah “Sesuatu yang

tahankan terhadap siapapun, selalu diberikan kepada kreditur untuk menim-

mengikuti bendanya dan dapat dialih- bulkan keyakinan bahwa debitur akan

kan. Jaminan kebendaan dapat dilaku- memenuhi kewajiban yang dapat dinilai

kan pembebanan dengan gadai, hak dengan uang yang timbul dari suatu

tanggungan, dan jaminan fidusia. perikatan “ 4 .

b. Jaminan inmateriil (perorangan) Jadi komponen dari jaminan atas

Jaminan yang menimbulkan hu- definisi di atas adalah :

bungan langsung pada perorangan

1. Pemenuhan kewajiban kepada kreditur; tertentu, hanya dapat dipertahankan terhadap harta kekayaan debitur pada

2. Wujud dari jaminan harus dapat dinilai umumnya. Jaminan perorangan dapat dengan uang; dilakukan pembebanan dengan penang-

3. Timbulnya jaminan karena adanya gung (borg), tanggung-menanggung perikatan antara debitur dengan

dan perjanjian garansi. 6 kreditur.

Pada prinsipnya tidak semua benda Istilah

jaminan dapat dijaminkan pada lembaga M.Bahsan adalah jaminan. Ia berpendapat

perbankan ataupun lembaga keuangan bahwa jamina n adalah “Segala sesuatu

M.Bahsan, Girodan Bilyet Giro Perbankan Indonesia, Perikatan dan Hukum Jaminan, Liberty, Yogyakarta, 2004, hlm

Hartono Hadisoeprapto, Pokok-pokok Hukum

Raja Grafindo, 2005, Hlm 148

50 6 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, 1981, hlm 46 -47 [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

nonbank, namun benda yang dapat di- Hak tanggungan pada hakekatnya jaminkan adalah benda-benda yang harus

adalah hak jaminan atas tanah untuk memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-

menjamin pelunasan-pelunasan utang syarat benda jaminan yang baik dan lazim

tertentu yang memberikan kedudukan di- digunakan adalah :

utamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain. Dalam arti, bahwa

a. Dapat secara mudah membantu debitur cidera janji, maka kreditur peme-

perolehan kredit itu oleh pihak yang gang hak tanggungan berhak menjual

memerlukannya; melalui pelelangan umum tanah yang

b. Tidak melemahkan potensi (kekuasaan) dijadikan jaminan menurut peraturan si pencari kredit untuk melakukan atau

perundang-undangan yang bersangkutan meneruskan usahanya;

dengan hak mendahulu dari pada kreditur-

c. Memberikan kepastian kepada si kre- kreditur yang lain. Kedudukan diutamakan ditur, dalam arti bahwa barang jaminan

tersebut sudah barang tentu tidak mengu- setiap waktu tersedia untuk dieksekusi,

rangi preferensi piutang-piutang Negara bila perlu dapat dengan mudah untuk

menurut perundang-undangan yang ber-

diuangkan guna melunasi hutangnya si

laku.

penerima (pengambil) kredit 7 . Prof. Boedi Harsono mengartikan Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 4 Tahun

Hak Tanggungan adalah: “Penguasaan atas 1996 menyebutkan pengertian hak tanggu-

tanah, berisi kewenangan bagi kreditur ngan adalah : “Hak jaminan yang

untuk membuat sesuatu mengenai tanah dibebankan pada hak atas tanah sebagai-

yang dijadikan agunan. Tetapi bukan untuk mana yang dimaksud dalam Undang-

dikuasai secara fisik dan digunakan, Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

melainkan untuk menjualnya jika debitur Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

cidera janji dan mengambil dari hasilnya berikut atau tidak berikut benda-benda lain

seluruhnya atau sebagian sebagai pem- yang merupakan satu kesatuan dengan

bayaran lunas hutang debitur kepada-

nya” .

tanah itu untuk pelunasan hutang tertentu,

yang memberikan kedudukan yang Ciri-ciri hak tanggungan : diutamakan

kepada

kreditur-kreditur

lainnya.” 1. Memberikan kedudukan yang di- utamakan atau didahulu kepada

Unsur-unsur yang tercantum dalam pemegangnya atau yang dikenal pengertian hak tanggungan adalah :

dengan droit de preference.

1. Hak jaminan yang dibebankan hak atas

2. Selalu mengikuti objek yang dijamin tanah.

dalam tangan siapapun benda itu

2. Hak atas tanah berikut atau tidak berada atau disebut droit de suite. berikut benda-benda lain

Keistimewaan ini ditegaskan merupakan kesatuan dengan tanah itu.

yang

3. Memenuhi asas spesialitas dan

3. Untuk pelunasan hutang tertentu. publisitas sehingga dapat mengikat

pihak ketiga

atau memberikan

diutamakan kepada kreditur tertentu

terhadap kreditur-kreditur lainnya. 8 Hukum Jaminan,PT. Raja Grafindo Persada, hlm 100.

9 Purwahid Patrik dan Kashadi, Hukum Jaminan, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, 2000, hlm

Subekti, 1996, hlm 73 10 Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan Di 8 Salim HS, Perkembangan

Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2004, hlm 97

310 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ] [ Jurnal Hukum

JATISWARA ]

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

kepastian hukum bagi pihak yang berkepentingan

4. Mudah dan pasti dalam pelaksanaan eksekusinya.

Asas-asas Hak Tanggungan yang terdapat dalam UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, yaitu :

1. Mempunyai kedudukan yang diutama- kan bagi kreditur pemegang hak tanggungan (Pasal 1 (1)).

Dari definisi Hak Tanggungan dalam Pasal 1 ayat (1) UUHT, dapat diketahui bahwa Hak Tanggungan memberikan kedudukan yang diutama- kan kepada kreditur-kreditur lain. Kreditur tertentu yang dimaksud adalah yang memperoleh atau yang menjadi pemegang Hak Tanggungan tersebut. Sedangkan dalam penjelasan Umum Undang-Undang Hak Tanggungan, bahwa yang dimaksud dengan “mem- berikan kedudukan diutamakan kepada kreditur tertentu terhdap kreditur- kreditur lain ialah bahwa jika debitur cidera janji, kreditur pemegang Hak Tanggungan berhak menjual melalui pelelangan umum tanah yang dijadikan jaminan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang bersangku- tan dengan hak mendahulu daripada kreditur-kreditur yang lain. Kedudukan diutamakan tersebut sudah barang tentu tidak mengurangi preferensi-preferensi piutang-piutang Negara menurut keten- tuan-ketentuan hukum yang berlaku.

2. Tidak dapat dibagi-bagi (Pasal 2 (1)). Artinya bahwa Hak Tanggungan

membebankan secara utuh objek Hak Tanggungan dan setiap bagian dari- padanya. Telah dilunasinya sebagian dari utang yang dijamin tidak berarti terbebasnya sebagian objek Hak Tanggungan dari beban Hak Tang- gungan, melainkan Hak Tanggungan tetap membebani seluruh objek Hak

Tanggungan untuk sisa utang yang belum dilunasi. Menurut pasal 2 ayat (1) jo ayat (2) Undang-Undang Hak Tanggungan, sifat tidak dapat dibagi- bagi dapat disimpangi oleh para pihak apabila para pihak menginginkan hal yang demikian dengan memperjanjikan dalam Akta Pemberian Hak Tang- gungan, namun penyimpangan itu hanya dpat dilakukan sepanjang Hak Tanggungan dibebankan kepada be- berapa hak atas tanah dan pelunasan utang yang dijamin dilakukan dengan cara angsuran yang besarnya sama dengan nilai masing-masing hak atas tanah yang merupakan bagian dari objek Hak Tanggungan, yang akan dibebaskan dari Hak Tanggungan ter- sebut, sehingga kemudian Hak Tang- gungan hanya membebani sisa objek Hak Tanggungan untuk menjamin sisa utang yang belum terlunasi.

3. Hanya dibebankan pada hak atas tanah yang telah ada (Pasal 2 (2)).

Dalam pasal 8 ayat (2) Undang- Undang Hak Tanggungan menentukan bahwa kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap objek Hak Tnggungan pada saat pendaftaran Hak Tanggungan dilakukan. Hak tang- gungan pada saat pendaftaran Hak tanggungan dilakukan. Berhubungan dengan ketentuan itu, maka Hak Tanggungan hanya dapat dibebankan pada hak atas tanah yang telah dimiliki oleh pemegang hak tanggungan. Oleh karena itu, hak atas tanah yang baru akan dipunyai oleh seseorang di kemudian hari tidak dapat dijaminkan dengan Hak Tanggungan bagi pe- lunasan suatu utang. Begitu pula tidak mungkin untuk membebankan Hak Tanggungan pada suatu hak atas tanah yang baru akan ada di kemudian hari.

4. Dapat dibebankan selain tanah juga berikut benda-benda lain yang ber-

[F AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

kaitan dengan tanah tersebut (Pasal 4 Hak Tanggungan adalah perjanjian (4)).

utang piutang yang menimbulkan utang yang dijamin itu. Dengan kata lain

Hak tanggungan dapat mem- perjanjian Hak Tanggungan adalah bebankan bukan saja pada hak atas perjanjian acesoir. Dalam butir delapan tanah yang menjadi objek Hak Penjelasan Umum UUHT disebutkan : Tanggungan tetapi juga berikut ba- “Oleh karena Hak Tanggungan me- ngunan, tanaman dan hasil karya yang nurut sifatnya merupakan ikutan atau merupakan satu kesatuan dengan tanah accesoir pada suatu piutang tertentu, tersebut, oleh UUHT disebut sebagai “benda-benda yang berkaitan dengan yang didasrkan pada suatu perjanjian

tanah”. Benda-benda yang berkaitan utang piutang atau perjanjian lain, maka kelahiran dan ke-beradaannya

dengan tanah yang dapat dibebani ditentukan oleh adanya piutang yang

dengan Hak Tanggungan bukan ter- batas pada benda-benda yang me-

dijamin pelunasannya.” rupakan milik pemegang hak atas tanah

7. Dapat dijadikan jaminan untuk utang yang bersangkutan tetapi juga yang

yang baru aka nada (Pasal 3 (1)). bukan dimiliki oleh pemegang hak atas

Menurut pasal 3 ayat (1) UUHT tanah tersebut.

dapat dijaminkan untuk :

5. Dapat dibebankan atas benda lain yang

a. Utang yang telah ada. berkaitan dengan tanah yang baru aka

nada di kemudian hari (Pasal 4 (4)).

b. Utang yang baru akan ada tetapi telah diperjanjikan sebelumnya de-

Dengan syarat diperjanjikan de- ngan jumlah tertentu.

ngan tegas. Meskipun hak tanggungan hanya dapat dibebankan atas tanah

c. Utang yang baru akan ada, akan yang telah ada, namun sepanjang Hak

tetapi telah diperjanjikan sebelum- Tanggungan dibebankan pula atas

nya dengan jumlah yang pada saat benda-benda yang berkaitan dengan

permohonan eksekusi Hak Tang- tanah ternyata dimungkinkan. Dalam

gungan diajukan ditentukan ber- pengertian “yang baru akan ada” ialah

dasarkan perjanjian utang piutang benda-benda yang pada saat Hak Tang-

atau perjanjian lain yang me- gungan dibebankan belum ada sebagai

nimbulkan hubungan utang piutang bagian dari tanah yang dibebani Hak

yang bersangkutan. Tanggungan tersebut.

6. Sifat perjanjiannya adalah tambahan

8. Dapat menjamin lebih dari satu utang (accessoir) (Pasal 10 (1), Pasal 18 ayat

(Pasal 3 (2)).

(1). Pasal 3 ayat (2) UUHT me- Perjanjian Hak Tanggungan

nentukan sebagai berikut: “Hak Tang- bukan merupakan perjanjian yang ber-

gungan dapat diberikan untuk suatu diri sendiri tetapi keberadaannya

utang yang berasal dari satu hubungan adalah karena adanya perjanjian lain,

hukum atau untuk satu utang atau lebih yang disebut perjanjian induk. Per-

yang berasal dari beberapa hubungan janjian induk bagi perjanjian Hak

hukum”. Pasal 3 ayat (2) UUHT, Tanggungan adalah perjanjian utang

memungkinkan pemberian satu Hak piutang yang menimbulkan utang yang

Tanggungan untuk: dijamin itu. Dengan kata lain perjanjian

312 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

a. Beberapa kreditur yang mem- timbul perbedaan menyangkut pe- berikan utang kepada satu debitur

nafsiran hukum.

berdasarkan satu perjanjian utang

11. Hanya dapat dibebankan atas tanah piutang.

tertentu (Pasal 8, Pasal 11 ayat (1)).

b. Beberapa kreditur yang mem- Asas ini menghendaki bahwa HT

berikan utang kepada satu debitur hanya dapat dibebani atas tanah yang

berdasarkan beberapa perjanjian ditentukan secara spesifik. Lebih lanjut utang piutang bilateral antara dalam pasal 11 ayat (1) huruf e,

masing-masing kreditur dengan menunjukkan bahwa objek HT harus

debitur yang bersangkutan. secara spesifik dapat ditunjukkan

9. Mengikuti objek dalam tangan siapa dalam Akta Pemberian Hak Tang- pun objek itu berada (Pasal 7).

gungan yang bersangkutan. Dengan demikian maka Hak

12. Wajib didaftarkan (Pasal 13). Tanggungan tidak akan berakhir sekali-

Terhadap HT berlaku asas pun objek Hak Tanggungan itu beralih

publisitas atas asas keterbukaan. Menu- kepad pihak lain oleh sebab apapun

rut Pasal 13 Undang-Undang Hak juga (droit de suite). Asas ini

Tanggungan wajib didaftarkan pada memberikan kepastian kepada kreditur Kantor Pertanahan, dimana merupakan mengenai haknya untuk memperoleh syarat mutlak untuk lahirnya Hak pelunasan dari hasil penjualan atas Tanggungan dan mengikatkan Hak tanah atau hak atas tanah yang menjadi Tanggungan terhadap pihak ketiga. objek Hak Tanggungan itu bila debitur Tidaklah adil bagi pihak ketiga untuk cidera janji, sekalipun tanah atau hak terikat dengan pembebanan suatu HT atas tanah yang menjadi objek Hak asas suatu objek HT apabila pihak Tanggungan itu dijual oleh pemiliknya ketiga tidak dimungkinkan untuk kepada pihak ketiga. mengetahui tentang pembebanan HT.

10. Tidak dapat diletakkan sita oleh Hanya dengan cara pencatatan atau pengadilan

pendaftaran yang terbuka bagi umum yang memungkinkan pihak ketiga

Tidak dapat diletakkan sita dapat mengetahui tentang adanya pem-

karena tujuan dari hak jaminan pada bebanan HT atas suatu hak atas tanah.

umumnya dan khususnya Hak Tang- gungan itu sendiri. Tujuan dari HT

13. Pelaksanaan eksekusi lebih mudah dan adalah untuk memberikan jaminan

pasti

yang kuat bagi kreditur yang menjadi Pasal 6 UUHT, memberikan hak

pemegang HT itu untuk didahulikan kepada pemegang HT untuk me-

dari kreditur-kreditur lain. Bila ter- lakukan parate eksekusi. Hal ini berarti

hadap HT dimungkinkan sita oleh pemegang HT tidak perlu bukan saja pengadilan, maka berarti pengadilan memperoleh persetujuan dari pemberi

mengabaikan bahkan meniadakan HT, tetapi juga tidak perlu meminta

kedudukan yang diutamakan dari penetapan dari pengadilan setempat

kreditur pemegang HT. Penegasan apabila akan melakukan eksekusi atas

dalam UUHT bahwa HT tidak dapat HT yang menjadi jaminan utang diletakkan sita, dapat memberikan debitur dalam hal dibitur cidera janji.

kepastian hukum bagi semua pihak, Pemegang HT dapat langsung dating

apabila tidak ditegaskan maka akan dan meminta kepada Kepala Kantor

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

Lelang untuk melakukan pelelangan

b. Pengertian SKMHT

atas objek HT yang bersangkutan. Pemberian kuasa membebankan Hak

Sertifikat HT yang merupakan tanda Tanggungan yang dilakukan sesudah mulai bukti adanya HT yang diterbitkan oleh berlakunya Undang-Undang Hak Tanggu-

Kantor Pertanahan, memuat irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuha- ngan dan sebelum tanggal 1 Agustus 1996

nan Yang Maha Esa”, mempunyai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Undang-Undang Hak Tanggungan

kekuatan eksekutorial yang sama atas tanah beserta banda-benda yang dengan putusan pengadilan dan telah berkaitan dengan tanah diundangkan pada

memperoleh kekuatan hukum yang tanggal 9 April 1996. Surat kuasa

tetap. membebankan hipotik, surat kuasa mem-

14. Dapat dibebankan dengan disertai bebankan creditverband dan surat kuasa janji-janji tertentu (Pasal 11 ayat (2)).

untuk menjaminkan tanah yang dibuat sesudah mulai berlakunya Undang-Undang

Janji-janji tersebut dicantumkan Hak Tanggungan dan sebelum tanggal 1

dalam Akta Pemberian HT yang ber- Juni 1996, sepanjang mengenai kuasa

sangkutan. Dalam Pasal 11 ayat (2) membebankan hak jaminan yang ber-

UUHT, janji-janji tersebut bersifat sangkutan, berlaku sebagai Surat Kuasa

fakul-tatif dan tidak limitatif. Janji-janji Membebankan Hak Tanggungan dan dapat tersebut bersifat fakultatif, karena janji- dipergunakan untuk dasar pembuatan Akta janji tersebut boleh atau tidak di- Pemberian Hak Tanggungan sesuai dengan cantumkan, baik sebagian maupun ketentuan dalam Pasal 15 Undang-Undang seluruhnya. Bersifat tidak limitatif,

Hak Tanggungan.

karena dapat pula diperjanjikan janji- janji lain selain janji yang telah

Hak Tanggungan atas tanah beserta dicantumkan sesuai dalam Pasal 11

benda-benda yang berkaitan dengan tanah, ayat (2) UUHT.

yang selanjutnya disebut dengan Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang

15. Objek Hak Tanggungan tidak boleh dibebankan pada hak atas tanah sebagai-

diperjanjikan untuk dimiliki sendiri mana dimaksud dalam Undang-Undang oleh pemegang Hak Tanggungan bila Nomor 5 Tahun 1960 tentang peraturan debitur cidera janji. dasar pokok-pokok agraria, berikut atau

Dalam Pasal 12 UUHT, janji tidak berikut benda-benda lain yang yang memberikan kewenangan kepada

merupakan kesatuan dengan tanah itu, pemegang HT untuk memiliki objek

untuk pelunasan utang tertentu, yang HT apabila debitur cidera janji, batal

memberikan kedudukan yang diutamakan demi hukum. Larangan pencantuman

kepada kreditur tertentu terhadap kreditur- janji ini, dimaksudkan untuk melin-

kreditur lain.

dungi debitur, agar dalam kedudukan- Surat Kuasa Membebankan Hak

nya yang lemah dalam menghadapi Tanggungan harus dibuat dengan Akta kreditur (bank) karena dalam keadaan Notaris atau akta PPAT, dengan harus sangat membutuhkan utang (kredit) memenuhi persyaratan sebagai berikut : terpaksa menerima janji dengan per-

syaratan yang berat dan merugikan

1. Tidak memuat kuasa untuk melakukan bagi dirinya. 11 perbuatan hukum lain daripada

membebankan Hak Tanggungan

University Press, ketentuan-2 Pokok dan Masalah-Masalah Yang Dihadapi Oleh

Sutan Remy Sjahdeini. Hak Tanggungan Asas-Asas,

Perbankan ,

(Airlangga

Surabaya,1996),Hlm.11-34

314 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

2. Tidak memuat kuasa substitusi atau oleh yang berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta otentik,

3. Mencantumkan secara jelas objek Hak menjamin kepastian tanggalnya, menyim- Tanggungan, jumlah utang, nama dan pan aktanya dan memberikan grosse, identitas kreditur dan debitur jika salinan dan kutipannya, semuanya sepan- bukan pemberi Hak Tanggungan. jang pembuatan akta itu oleh suatu

Surat Kuasa Membebankan Hak peraturan umum tidak juga ditugaskan atau Tanggungan (SKMHT) tidak dapat ditarik

dikecualikan kepada pejabat atau orang kembali atau tidak dapat berakhir oleh

lain.

sebab apapun juga kecuali telah dilaksana- Profesi Notaris ini telah lama dikenal

kan atau telah habis jangka waktunya. di Indonesia bahkan jauh sebelum

Surat Kuasa Membebankan hak tanggu- Indonesia meraih kemerdekaannya, karena

ngan terhadap hak atas tanah yang sudah keberadaan Notaris merupakan suatu terdaftar (bersertifikat) wajib diikuti kebutuhan bagi bangsa Eropa di Indonesia dengan pembuatan Akta Pembebanan Hak dalam upaya menciptakan akta autentik, Tanggungan selambat-lambatnya 1 bulan khususnya dalam bidang perdagangan. 13 jika belum bersertifikat adalah 3 bulan.

Jangka waktu 3 bulan berlaku juga ter- Perjalanan notaris Indonesia me- hadap tanah yang sudah bersertifikat tetapi

ngalami perkembagan sesuai dengan belum dibalik nama atas nama pemberi hak

perkembangan Bangsa dan Negara Indo- tanggungan.

nesia. Hal ini ditandai dengan berhasilnya pemerintahan orde reformasi meng-

Dalam prakteknya akta SKMHT undangkan Undang-Undang Nomor 30

sudah berbentuk akta baku yang Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, pencetakannya dilakukan oleh BPN sesuai denggan diundangkannya UU No. 30 tahun dengan ketentuan yang berlaku, sehingga 2004 ini merupakan pengganti Peraturan hal-hal yang terdapat dalam akta SKMHT Jabatan Notaris (Stbl. 1660-3) dan adalah menyangkut besarnya pinjaman, Reglement op Het Notaris Ambt in nilai barang jaminan, surat-surat yang Indonesie (Stbl. 1860 : 3) yang merupakan berkenaan dengan barang jaminan seperti Peraturan Peme-rintah Kolonial Belanda. uraian mengenai sertifikat tanahnya, lokasi Kemudian seiring dengan perkembangan dan segala sesuatu yang menyangkut

12 maka kembali eksistensinya dibuktikan dengan barang jaminan tersebut.

dengan diundangkan UU Nomor 2 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 30

2. Notaris tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

a. Notaris sebagaimana Pengertian Notaris tercantum

dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 2 Tahun Dalam Pasal 1 Reglement op het

2014 tentang UUJN adalah : “ Pejabat Notarisam Staatblad 1860 Nomor 3

umum yang berwenang untuk membuat menyebutkan: Notaris adalah pejabat

akta autentik dan memiliki kewenangan umum yang satu-satunya berwenang untuk

lainnya sebagiamana dimaksud dalam membuat akta autentik mengenai semua

Undang-Undang ini atau berdasarkan perbuatan perjanjian dan penetapan yang

undang- undang lainnya”. diharuskan oleh suatu peraturan umum

Miftahul Jannah, Pelaksanaan Penandatanganan Akta 13 Hartanti Sulihandari dan Nisya Rifiani, Prinsip- oleh Penerima Kuasa dalam akta SKMT yang dibuat oleh

prinsip Dasar Profesi Notaris Berdasarkan Peraturan Perundang- Notaris (Tesis Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro,

undangan terbaru, Cetakan. I, Dunia Cerdas, Jakarta, 2013, hlm 2007, hlm 95

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

Notaris itu sendiri berfungsi member Italia utara itu baru tumbuh sekitar abad XI kepastian dan kelancaran hukum keper-

Masehi, namun sesungguhnya ada lembaga dataan bagi segenap usaha masyarakat.

Notariat yang disebut Notarius, tabelliones Notaris harus dapat diandalkan, tidak

dan tabularii yang sudah dikenal pada memihak, mampu menjaga rahasia dan

zaman Romawi abad II dan III Masehi. memberi jaminan atau bukti kuat. Notaris

Notaris yang pertama diangkat di juga berfungsi membuat perjanjian yang

Indonesia ialah Melchoir Kerchem, yaitu melindungi kepentingan perdata setiap

sekretaris dari Collage van schepenen pada pihak. tanggal 27 agustus 1620 sesudah di-

Seorang notaris harus memerankan 3 dirikannya kota Jakarta pada tanggal 4 fungsi yaitu : 14 Maret 1621 sebagai ibu kota dari Oost

1. Notaris sebagai pejabat yang berfungsi mengubah akta di bawah tangan

Indische Compagnie .

Pada tanggal 16 Juni 1652 ditetapkan menjadi akta autentik bagi pihak yang

intruksi pada para Notaris pertama di dating kepadanya.

Indonesia atau Hindia Belanda yang terdiri dari sepuluh Pasal, isinya menyatakan

2. Notaris sebagai

hakim

dalam

bahwa Notaris :

menentukan pembagian warisan atau- pun permasalahan sengketa.

1. Minimal memiliki pengetahuan tentang hukum atau costumen statuyen en

3. Notaris berfungsi sebagai penyuluh rechten dari negeri-negeri di bawah

hukum dengan memberikan keterangan kekuasaan Belanda.

dan nasihat hukum yang diperlukan dan tepat bagi pihak dalam hal

2. Notaris harus diuji. pembuatan akta.

3. Memberi jaminan bahwa tidak aka

b. Sejarah

nada kesalahan atau kealpaan. Kata Notaris berasal dari kata

4. Harus menyelenggarakan protokol dan Notarius yang berasal dari bahasa Romawi

daftar yang setiap waktu diperlihatkan yang kata tersebut diberikan kepada orang-

kepada Ketua Pengadilan atau reat dan orang yang menjalankan pekerjaan menu-

Kejaksaan atau magistrate di kota lis. Ada juga yang berpendapat bahwa

bersangkutan.

nama “Nota literaria” yaitu (tanda merk

5. Melakukan jabatan dengan sebaik- atau karakter) yang menyatakan suatu

baiknya dan bila perlu melayani fakir perkataan.

miskin secara gratis atau prodeo. Pada abad kelima dan keenam

6. Tidak akan melakukan atau menerima sebutan notaris (notaries) diberikan kepada pemalsuan-pemalsuan. penulis (sekretaris) raja. Namun sebelum-

nya pada akhir abad ke lima sebutan

7. Memegang teguh rahasia jabatan tersebut diberikan kepada pegawai-

8. Tidak akan membuat akta untuk pegawai istana yang melaksanakan tugas-

atau menyangkut tugas administratif. Lembaga notariat di

kepentingan

pribadinya.

Indonesia berasal dari Italia Utara yang sebelumnya sudah masuk di Negara Pe-

9. Tidak akan mengeluarkan salinan atau rancis dan Belanda. Lembaga notariat

turunan akta selain kepada pihak yang tumbuh di pusat-pusat perdagangan di

berkepentingan.

10. Menetapkan tarif honorarium Notaris.

14 Ibid, hlm 11

316 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

c. Tugas dan Wewenang Notaris

e. Memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-

Dalam pasal 15 ayat (2) Undang- Undang ini, kecuali ada alasan Undang Nomor 2 Tahun 2014 menye- untuk menolaknya; butkan bahwa Notaris berwenang pula:

Merahasiakan

f. segala sesuatu

a.

Mengesahkan tanda tangan dan mengenai Akta yang dibuatnya dan menetapkan kepastian tanggal surat di

segala keterangan yang diperoleh bawah tangan dengan mendaftar dalam guna pembuatan akta sesuai dengan buku khusus;

sumpah/janji

jabatan, kecuali

b. Membukukan surat di bawah tangan Undang-Undang menentukan lain; dengan mendaftar dalam buku khusus;

g. Menjilid akta yang dibuatnya

c. Membuat kopi dari asli surat di bawah dalam 1 (satu) bulan menjadi buku tangan berupa salinan yang memuat

yang memuat tidak lebih dari 50 uraian sebagaimana ditulis dan digam-

(limapuluh) akta, dan jika jumlah barkan dalam surat yang bersangkutan;

akta tidak dapat dimuat dalam satu

d. Melakukan pengesahan kecocokan buku, akta tersebut dapat dijilid fotocopi dengan surat aslinya;

menjadi lebih dari satu buku, dan mencatat jumlah Minuta Akta,

e. Memberikan penyuluhan

bulan dan tahun pembuatannya sehubungan dengan pembuatan Akta;

hukum

pada sampul setiap buku;

f. Membuat akta yang berkaitan dengan

h. Membuat daftar dari akta protes pertanahan; atau

terhadap tidak dibayar atau tidak

g. Membuat Akta risalah lelang. diterimanya surat berharga; Dalam pasal 16 Undang-Undang

i. Membuat daftar dari akta yang Nomor 02 Tahun 2014 mengatur tentang

berkenaan dengan wasiat menurut kewajiban Notaris dalam menjalankan

urutan waktu pembuatan akta setiap jabatannya.

bulan;

(1) Dalam menjalankan

j. Mengirimkan daftar akta se- Notaris wajib :

jabatannya,

bagimana dimaksud dalam huruf i atau daftar nihil yang berkenaan

a. Bertindak amanah, jujur, seksama, dengan wasiat ke daftar wasiat pada

mandiri, tidak berpihak, dan kementerian yang menyelenggara-

menjaga kepentingan pihak yang kan urusan pemerintahan di bidang terkait dalam perbuatan hukum;

hukum dalam waktu 5 (lima) hari

b. Membuat akta dalam bentuk pada minggu pertama setiap bulan Minuta Akta dan menyimpannya

berikutnya;

sebagai bagian dari Protokol

dalam repertorium Notaris;

k. Mencatat

tanggal pengiriman daftar wasiat

c. Melekatkan surat dandokumen pada setiap akhir bulan; serta sidik jari penghadap pada

l. Mempunyai cap/stempel yang minuta Akta;

memuat lambang Negara Republik

d. Mengeluarkan

Indonesia dan pada ruang yang Salinan Akta, atau Kutipan Akta

Grosse

Akta,

melingkarinya dituliskan nama, berdasarkan Minuta Akta;

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

jabatan, dan tempat kedudukan huruf l ditetapkan dengan Peraturan yang bersangkutan;

Menteri.

m. Membacakan akta di hadapan (7) Pembacaan akta sebagaimana di- penghadap dengan dihadiri oleh

maksud pada ayat (1) huruf l tidak paling sedikit 2 (dua) orang saksi

wajib dilakukan, jika penghadap khusus untuk pembuatan Akta

menghendaki agar Akta tidak di- wasiat di bawah tangam, dan

bacakan karena penghadap telah ditandatangani pada saat itu juga

membaca sendiri, mengetahui dan oleh penghadap, saksi, dan Notaris;

memahami isinya, dengan ketentuan dan

bahwa hal tersebut dinyatakan dalam penutup akta serta pada setiap halaman

n. Menerima magang calon Notaris. Minuta Akta diparaf oleh penghadap, (2) Kewajiban menyimpan Minuta Akta

saksi dan Notaris.

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b tidak berlaku, dalam hal Ketentuan sebagaimana dimaksud pada

ayat (7) dikecualikan terhadap pem- Notaris mengeluarkan akta in originali.

bacaan kepala Akta, komparasi, pen- (3) Akta in originali sebagaimana di-

jelasan pokok Akta secara singkat dan maksud pada ayat (2) meliputi :

jelas, serta penutup Akta.

a. Akta pembayaran uang sewa, (9) Jika salah satu syarat sebagimana bunga dan pensiun;

dimaksud pada ayat (1) huruf m dan

b. Akta penawaran pembayaran tunai; ayat (7) tidak dipenuhi, akta yang

bersangkutan

hanya mempunyai

c. Akta protes terhadap tidak kekuatan pembuktian sebagimana akta

dibayarnya atau tidak diterimanya

di bawah tangan.

surat berharga; (10) Ketentuan sebagaimana dimaksud

d. Akta kuasa; pada ayat (9) tidak berlaku untuk

e. Akta keterangan kepemilikan; dan pembuatan akta wasiat.

f. Akta lainnya sesuai dengan (11) Notaris yang melanggar ketentuan ketentuan peraturan perundang-

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) undangan.

huruf a sampai dengan huruf l dapat dikenai sanksi berupa :

(4) Akta in originali sebagaimana di- maksud pada ayat (2) dapat dibuat

a. Peringatan tertulis; lebih dari 1 (satu) rangkap, ditanda-

b. Pemberhentian sementara; tangani pada waktu bentuk dan isi yang

c. Pemberhentian dengan hormat; akta tertulis kata- kata “berlaku sebagai

sama, dengan ketentuan pada setiap

atau

d. Pemberhentian dengan tidak (5)

satu dan satu berlaku untuk semua”

Akta in originali yang berisi kuasa hormat. yang belum diisi nama penerima kuasa

(12) Selain dikenai sanksi sebagaimana hanya dapat dibuat dalam 1 (satu)

dimaksud pada ayat (11), pelanggaran rangkap.

terhadap ketentuan Pasal 16 ayat (1) (6)

Bentuk dan ukuran cap atau stempel huruf j dapat menjadi alasan bagi sebagamana dimaksud pada ayat (1)

pihak yang menderita kerugian untuk

318 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

menuntut penggantian biaya, ganti Notaris tidak mengenal orang tersebut, rugi, dan bungan kepada Notaris.

maka orang itu tidak dapat membuat akta Notaris. Tetapi meskipun tidak dikenal

(13) Notaris yang melanggar ketentuan oleh Notaris, bisa juga membuat akta tetapi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diperkenalkan oleh dua orang saksi

huruf n dapat dikenai sanksi berupa yang dikenal oleh Notaris.

peringatan tertulis. Menurut Undang-Undang Nomor 02

Pada umumnya masyarakat telah tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris pada mengetahui tugas dan wewenang Notaris.

Notaris diangkat dan diberhentikan oleh Pasal 1 angka 1 disebutkan : “Notaris

adalah pejabat umum yang berwenang pemerintah c.q.Menteri Kehakiman selaku

untuk membuat akta autentik dan Pembantu Presiden (Pasal 17 Undang-

kewenangan lainnya sebagaimana di- Undang Dasar Republik Indonesia 1945). maksud dalam undang- undang ini”.

Notaris dalam menjalankan jabatan- Istilah pejabat umum (Belanda:

nya itu, tentu saja ia harus mengindahkan openbaar ambtenaar ) di sini bukan berarti

berbagai perundangan (peraturan hukum) bahwa Notaris itu merupakan pegawai

yang berlaku. Meskipun dalam me- negeri yang dimaksud dalam Undng-

laksanakan jabatannya diatur dalam Undang Tentang Pokok-Pokok Ke- peraturan khusus (PJN), pengangkatan dan pegawaian (UU No. 8/1974) melainkan pemberhentiannya dilakukan oleh peme- pejabat yang dimaksud dalam Pasal 1868 rintah dalam hal ini Menteri Kehakiman, di

KUH Perdata.

ambil sumpah dan lain sebagainya, ia tidak mendapat gaji dan / atau uang pensiun dari

Dari bunyi Pasal 1 di atas, jelas pemerintah. Ia mendapat honorarium dari

bahwa Notaris adalah satu-satunya pejabat para langganannya sebagai imbalan jasa-

yang berwenang membuat akta autentik di jasanya,sesuai dengan peraturan-peraturan

samping pejabat lain yang khusus yang bersangkutan.

berwenang untuk akta-akta tertentu saja. Notaris yang diangkat oleh Menteri

3. Akta Autentik

Kehakiman itu mempunyai tugas dan Mengenai akta autentik diatur dalam

wewenang membuat akta autentik.. Akta Pasal 165 HIR, yang bersamaan bunyinya

autentik adalah akta yang mempunyai dengan Pasal 285 Rbg, yang berbunyi :

kepastian isi, kepastian tanggal dan ke- “Akta autentik adalah suatu akta yang pastian orangnya.

dibuat oleh atau di hadapan pejabat yang Kepastian isi akta notaris berarti

diberi wewenang untuk itu, merupakan memang demikian yang dikehendaki oleh

bukti yang lengkap antara para pihak dari para pihak, dan juga isi akta itu telah

para ahli warisnya dari mereka yang disaring oleh Notaris, tidak melanggar

mendapat hak dari padanya tentang yang hukum sebab Notaris sesuai dengan

tercantum di dalamnya dan bahkan sebagai sumpahnya, akan menepati dengan seteliti-

pemberitahuan belaka, akan tetapi yang telitinya semua atau segala peraturan bagi

terakhir ini hanya diberi-tahukan itu Jabatan Notaris yang sedang berlaku atau

berhubungan langsung dengan perihal pada kepastian orang bahwa itu memang

akta itu.”

orangnya, bukan orang lain dan ditan- Menurut ketentuan Pasal 1868 datangani oleh orang lain. Sebab setiap KUH Perdata, suatu akta agar memperoleh

orang yang membuat akta harus terlebih kekuatan hukum yang mengikat, maka akta

dahulu dikenal oleh Notaris. Apabila

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

tersebut harus memenuhi syarat-syarat

d) Akta para pihak berisikan ketera- sebagai berikut:

ngan yang dikehendaki oleh para pihak

a. Akta itu harus dibuat oleh atau di menyuruh membuat akta itu, hadapan seorang pejabat umum. sedang akta relaas berisikan

yang

membuat atau

Pejabat umum pembuat akta keterangan tertulis dari pejabat adalah pejabat yang diberi wewenang

yang membuat akta itu sendiri. berdasarkan undang-undang dalam

batas wewenang yang telah ditetapkan Kebenaran dan isi akta relaas tidak

e)

dapat diganggu gugat, kecuali secara tegas, seperti Notaris, Panitera,

dengan menuduh bahwa akta itu Juru sita, Hakim, Pegawai Catatan