BAB I MEMULAI STUDI LAPANGAN 1.1 Persiapan Kegiatan Studio PA6 - Melestarikan Kawasan Sungai Deli Sebagai Tempat Hunian Yang Hijau Dan Tropis
BAB I MEMULAI STUDI LAPANGAN
1.1 Persiapan Kegiatan Studio PA6
Sesuai dengan pelaksanaan kegiatan studio PA6, dengan dibaginya beberapa kelompok dengan kasus dan tema yang berbeda-beda namun tetap mengarah kepada revitalisasi kawasan sungai Deli di kota Medan. Penugasan tiap minggu telah dijadwalkan dan ditentukan didalam Kerangka Acuan Kerja dan disingkat menjadi KAK. Mahasiswa diharuskan memahami KAK dengan baik dan jelas, agar mahasiswa mengerti apa saja proses-proses yang akan dilakukan pada kegiatan studio PA6, bagaimana sistematis pengerjaan, dan apa saja target yang harus dicapai setiap minggunya. Dengan merujuk kepada KAK mahasiswa akan lebih mudah dan teratur dalam pengerjaan dan juga menjadikan mahasiswa lebih disiplin menggunakan waktunya setiap hari.
Pada kasus ini terdapat skenario pelaksanaan didalamnya sesuai KAK yaitu pembuatan proposal pengambangan rancangan arsitektural model Pemukiman menengah atas (apartemen dan rumah bandar) dilokasi tapak yang berbatasan dengan tepi sungai Deli, pada Jalan Mangkubumi dan jembatan Jalan Letjen. Suprapto. Pemerintah Kota dan PT. Twin Rivers Development dari perusahaan swasta melakukan kerjasama untuk mengembangkan proyek Revitalisasi Kawasan Muka Sungai Deli. Kemudian pihak pemerintah dan pihak swasta menunjuk sebuah kelompok kerja yang terdiri dari dosen dan calon arsitek dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik USU sebagai Konsultan Perencana untuk mengerjakan proposal rancangan arsitektural di kawasan tepi sungai Deli, kelompok kerja ini dinamakan Studio PA6 Design Group. Kemudian konsultan perencanan akan menyelesaikan pekerjaan penyusunan proposal dan tiga tahap. Tahap pertama yaitu penyusunan Program Rancangan, tahap kedua merupakan tahap pra- rancangan arsitektural dan tahap ketiga merupakan tahap pengembangan rancangan. Pelaksanaan Studio PA6 kali ini sangat berbeda dengan Studio PA sebelumnya, karena selain melakukan proses asistensi dengan dosen pembimbing, kelompok kerja juga akan melakukan konsultasi dengan seorang arsitek profesional dari Ikatan Arsitek Indonesia sebagai konsultan ahli, konsultan ahli ini lah yang akan menjadi pihak pemerintah dan pihak swasta. Dari skenario pelaksanaan ini akan membuat pengerjaan tugas Studio PA6 lebih menuju kepada proyek nyata.
Minggu selanjutnya kelompok kerja melakukan proses asistensi dengan dosen pembimbing. Asistensi ini membahas tentang KAK, membicarakan tentang revitalisasi kawasan muka sungai Deli dan juga penjelasan tema sosiologi perkotaan. Selanjutnya dosen pembimbing mengarahkan kelompok kerja untuk menentukan sub-tema masing- masing didalam kelompok dan sub-tema tersebut harus tetap mengangkat isu dan permasalahan aspek sosiologi perkotaan, pembuatan jadwal kerja, mengumulkan literatur-literatur tentang sub-tema yang akan diambil. Pada minggu pertama pengerjaan tugas terdapat sebuah pengerjaan jurnal mingguan yang berisi tentang kegiatan studio yang dilakukan empat kali selama seminggu dan juga target yang harus dicapai dalam seminggu tersebut.
1.2 Terjun Ke Lapangan
Dalam minggu pertama kelompok kerja sudah harus melakukan survei lapangan untuk memenuhi target yang sudah ditentukan pada jurnal mingguan. Lalu kelompok kerja kami menyusun rencana untuk melakukan survey pada hari kedua di minggu pertama ini. Dengan persiapan yang lengkap kami langsung menuju lokasi proyek yang telah ditentukan. Lokasi tapak berada di wilayah Kelurahan Hamdan dan Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun. Batasan lokasi tapak ini yaitu :
- Di sebelah barat berbatasan dengan Jalan Mangkubumi -
Di sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Badur
- Di sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Suprapto
(Sumber Google Earth 2014)
Jalan Let. Jend. Suprapto
1.2.1 Sungai Deli Kota Medan
Setelah sampai di lokasi dari jalan Letjen Suprapto tepat dari atas jembatan kami melihat seperti apa kondisi sungai sungai Deli itu sendiri. Ternyata memang benar sungai Deli adalah parit raksasa kota Medan seperti yang dikatakan oleh orang-orang dan juga media cetak. Sungai dengan air yang sangat keruh dan coklat yang membawa hanyut sampah-sampah rumah tangga dan pembuangan limbah kota ditambah lagi dengan adanya pemukiman dipinggir sungai yang sangat kumuh dan tidak layak huni. Ini adalah pemandangan tidak wajar yang berada ditengah kota Medan, dengan kehidupan kota yang penuh kesibukan, gaya hidup yang tinggi, fasilitas komersial dan bisnis dimana-mana ternyata dihiasi dengan pemandangan sungai kotor penuh sampah-sampah, seharusnya sungai adalah sumber kehidupan bagi masyarakat sekarang telah menjadi sumber penyakit masyarakat dan ini menjadi pemandangan umum bagi warga kota Medan.
Gambar 1.2 Kondisi sungai Deli(Sumber: Sendiri. 2014)
1.2.2 Aktifitas Warga
Selanjutnya kami mendekati pinggir sungai dengan memasuki pemukiman setempat. Warga dipemukiman cukup ramai dengan para ibu-ibu juga anak-anak, dan lebih mengejutkan lagi warga setempat masih menggunakan sungai ini untuk beraktifitas sehari-hari seperti mencuci dan mandi padahal mereka sendiri sudah tahu bahwa sungai ini sangat kotor dan banyak sampah dimana-mana. Pada siang hari sungai ini memang sangat sepi karena warga disini sibuk bekerja dan anak-anak pergi sekolah dan pada sore harinya pinggiran sungai ini sangat ramai, ibu-ibu yang sedang mencuci baju dan peralatan dapur dan anak-anak yang mandi dan bermain disungai. Menurut warga sekitar mereka sudah terbiasa dengan kondisi ini setiap harinya.
Gambar 1.3 Kegiatan warga sore hari(Sumber: Sendiri. 2014) Kala itu aliran sungai sedang normal dengan ketinggian ±30 cm sehingga anak- anak aman bermain disungai tersebut. Dari informasi yang didapat dari warga dahulu dasar sungai tidak sedangkal ini namun dikarenakan penupukan sampah yang sudah bertahun-tahun menyebabkan dasar sungai semakin naik dan menjadi dangkal. Jika kita berdisi diatas sungai kita bisa merasakan kaki kita sedang menginjak sampah plastik yang sudah lama berdiam didasar sungai.
Pemukiman kumuh ini ternyata lebih bermasyakat dibanding dengan warga yang berada diluar, terlihat para orang tua sering berkumpul dan berbincang-bincang didepan rumah mereka dan juga diwarung-warung sekitar.
Gambar 1.4 Aktifitas berkumpul warga(Sumber: Sendiri. 2014)
1.2.3 Luapan Sungai
Air sungai akan naik ketika kota medan sedang hujan dan biasanya ketinggian air mencapai ±1,5 m dan ini masih terasa aman bagi warga yang tinggal di pemukiman ini, namun dari penjelasan warga sekali setahun sungai Deli ini akan mengalami kenaikan air yang sangat besar dan menyebabkan air dengan mencapai ketinggian lebih dari 4m.
Dengan ketinggian seperti ini rumah warga akan terendam air sungai, ini merupakan bahaya bagi warga yang bermukim disepanjang kawasan pinggir sungai Deli, namun warga memilih untuk tetap tinggal disini dikarenakan alasan ekonomi dan pekerjaan.
Gambar 1.5 Rumah warga setempat(Sumber: Sendiri. 2014)
1.2.4 Bangunan Ilegal
Kondisi seperti ini memang sangat tidak layak dihuni oleh warga dengan sungai yang begitu kotor penuh sampah penyebab berbagai penyakit ditambah lagi banjir tiap tahunnya. Dan sebenarnya pemukiman warga disini merupakan pemukiman ilegal, karena pemukiman warga yang dibangun ini merupakan garis sempadan sungai Deli yaitu berkisar ±15m dari tepi sungai. Garis sempadan ini merupakan peraturan pemerintah untuk menghindari terjadinya luapan sungai Deli ketika keadaan normal maupun pada musim hujan yang bisa membahayakan warga, dan tanggul-tanggul yang memisahkan dan penanda garis sempadan sungai masih ada warga masih saja bermukim diarea ini, apakah pemerintah tidak pernah memberikan tindakan kepada permukiman ilegal disepanjang sungai Deli ini.
Gambar 1.6 Bangunan yang berada pada garis sempadan sungai(Sumber: Sendiri. 2014)
1.2.5 Lokasi Gelap
Kawasan sungai ini juga terdapat suatu area yang memiliki banyak lahan yang masih kosong akan tetapi area ini memiliki nilai negatif berupa tindakan kriminal seperti perjudian, minuman keras dan bahkan narkoba. Karena hal tersebut area ini terlihat sangat tertutup dan bukan tempat umum bagi orang yang baru pertama kali memasukinya. Ketika kami memasuki area ini beberapa warga setempat terus memandangi dan memperhatikan kami dengan penuh kecurigaan, dan bahkan salah seorang warga melarang kami memasuki area tersebut, karena sewaktu-waktu beberapa polisi yang melakukan penyamaran sedang melakukan pengintaian dan razia ditempat ini.
Gambar 1.7 Area yang masih kosong dan tertutup(Sumber: Sendiri. 2014)
1.3 Kondisi Manusia Di Dua Wilayah
Pengumpulan data tentang warga didalam lokasi tapak tetap kami lakukan meskipun seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa warga yang tinggal didalam lokasi tapak merupakan warga menengah kebawah tidak mempengaruhi desain yang akan dilakukan karena desain yang akan dilakukan tersebut merupakan proyek untuk warga menengah keatas, namun pendataan warga tetap dilakukan dengan mendatangi kantor kelurahan secara langsung.
Sungai Deli yang berada ditengah lokasi tapak mengakibatkan tapak terbagi menjadi dua wilayah yaitu bagian timur dan bagian barat, sehingga terdapat dua kelurahan didalamnya. Kelurahan dibagian timur pada Jalan Mangkubumi adalah Kelurahan Aur dan kelurahan dibagian barat pada Jalan Badur adalah Kelurahan Hamdan. Dari masing-masing kelurahan dikumpulkan beberapa informasi tentang warga seperti jumlah, jenis kelamin, usia, etnis, pendidikan, pekerjaan. Untuk mendapatkan data penduduk yang dibutuhkan dari kedua kelurahan, kami harus mempersiapkan surat-surat izin untuk survey. Proses pengurusan surat izin survey ini merupakan proses yang sangat panjang memakan waktu selama seminggu, dimulai dari pembuatan surat izin survey dari Departemen Arsitektur USU yang ditujukan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang). Surat izin survey dari Balitbang yang dikeluarkan setelah satu minggu kemudian ini akan digunakan sebagai bukti izin melakukan survey ke kantor Kelurahan Aur dan Hamdan.
1.3.1 Data Penduduk Setempat
6 VI L
8 VIII L 297 223 - 310 1300 P 508 272 -
19 66 -
18 87 - 121 190 P
7 VII L
54 11 -
30 15 - 86 110 P
Dari proses survey yang dilakukan dikedua kantor Kelurahan dibantu oleh sekretaris lurah kami mendapat beberapa informasi tentang lokasi tapak dan juga didapat beberapa data tentang penduduk di lokasi tapak. Berikut adalah beberapa data yang kami kumpulkan.
Tabel 1.1 Data Penduduk Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan No. Lingkungan Jenis WNI WNI Turunan WNA KK Jumlah Jiwa21 86 - 118 219 P L 202 163
5 V L
4 IV L 901 56 - 493 1907 P 888 62 -
3 II L 260 240 - 280 988 P 203 285 -
2 550 2967 P 601 461 -
2 II L 1478 425
1 I L 233 130 - 219 715 P 200 152 -
31 81 -
6
9 IX 170 765
P 201 192
1 L 14 130 -
10 X 122 323 17 162
- P
Jumlah 4540 4537 9 2469 9484 Pada tabel berwarna diatas adalah data penduduk yang berada di lokasi tapak.
Lingkungan IX merupakan wilayah kelurahan Aur dengan jumlah penduduk 323 orang termasuk 122 kepala keluarga didalamnya, sedangkan lingkungan X merupakan wilayah kelurahan Hamdan dengan jumlah penduduk 765 orang termasuk 170 kepala keluarga didalamnya.
Data tentang pendidikan, pekerjaan dan etnis sangat sulit didapat karena data tersebut hanya dijelaskan secara keseluruhan dan tidak terbagi berdasarkan lingkungan masing-masing, sehingga kami harus mendata secara langsung terhadap warga yang tinggal dilokasi tapak tersebut. Berikut adalah data-data yang telah dikumpulkan
Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku dan Etnis
Kelurahan Jawa Minang Melayu Aceh Batak Cina Nias Total
Aur 290 2503 210 65 160 362 3590 Hamdan - - 261 239 219 719 -
Berdasarkan data diatas kebanyakan warga yang tinggal dikelurahan ini merupakan suku dan etnis Minang.
Data Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan Aur dan Kelurahan
Hamdan
Jenis Kelamin
No. Tingkat Pendidikan Total
LK PR (orang) (orang)89
1 Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK
42
47
2 Usia 3-6 tahun yang sedang TK/ play group
86 99 185
3 Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah
4 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 307 328 635
5 Usia 18-56 tahun yang tidak pernah sekolah
6 Usia 18-56 tahun yang tidak tamat SD 208 215 423 580
7 Usia 18-56 tahun yang tidak tamat SLTP 283 297 898
8 Usia 18-56 tahun yang tidak tamat SLTA 202 696 755
9 Tamat SD/ sederajat 364 391 667
10 Tamat SMP/ sederajat 178 489 1103
11 Tamat SMA/ sederajat 514 589
12 Tamat D-1/ sederajat
31
26
57
36
13 Tamat D-2/ sederajat
19
17
22
14 Tamat D-3/ sederajat
15
7
52
15 Tamat S-1/ sederajat
23
29
16
16 Tamat S-2/ sederajat
9
7
2
17 Tamat S-3/ sederajat
2
18 Tamat SLB A
19 Tamat SLB B
20 Tamat SLB C
Jumlah 2283 3237 5520
Dari data diatas penduduk dikelurahan ini merupakan tamatan SMA/sederajat dan hanya sedikit yang melanjutkannya keperguruan tinggi. Ini dipengaruhi oleh pendapatan keluarga yang tidak mencukupi sehingga setelah tamat SMA warga langsung mencari pekerjaan. Berikut data penduduk berdasarkan mata pencaharian.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pensiun Pegawai Dokter Bidan
Kelurahan PNS ABRI POLRI Pedagang Buruh Total
TNI Swasta Swasta Swasta- Aur 352 122 118 1981 2110 1586 - 6269 -
9 - - - - Hamdan 199 119
2 3 322 Berdasarkan data diatas mata pencaharian sebagai pedagang lebih banyak dibanding dengan mata pencaharian lainnya diikuti dengan jumlah pegawai swasta dan buruh, inilah yang mengakibatkan pendidikan keperguruan tinggi sangat sedikit dan hanya sampai SMA saja.
Dari semua data yang terkumpul dari kedua kelurahan terdapat jumlah penduduk yang berbeda-beda dari total keseluruhan, sehingga tidak ada jumlah total pasti penduduk yang bertempat tinggal di lokasi tapak karena banyaknya penduduk yang keluar masuk kedalam wilayah kelurahan tanpa terdata. Hal ini menyebabkan timbulnya pemukiman yang tidak diinginkan yaitu membuka pemukiman kumuh disepanjang pinggiran sungai deli yang merupakan daerah sempadan sungai yang tidak boleh mendirikan bangunan berdasarkan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2009 Tentang izin mendidikan bangunan (IMB) disekita daerah aliran sungai (DAS) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2011 Tentang Sungai, Pasal 9 untuk garis sempadan sungai tidak bertanggul didalam kawasan perkotaan, yaitu sebagai berikut :
- alur, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 m.
Paling sedikit berjarak 10 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
- alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 m sampai dengan 20 m.
Paling sedikit berjarak 15 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
- alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 m.
Paling sedikit berjarak 30 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
Untuk garis sempadan bangunan terhadap jalan harus berdasarkan Peraturan Pemerintan Kota Medan 2011 dan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan menyatakan :
- bangunan (GSB) yaitu 15 m.
Jalan Let.Jend. Suprapto memiliki lebar jalan 26 m, dengan garis sempadan
- bangunan (GSB) yaitu 3 m.
Jalan Mangkubumi memiliki lebar jalan 20 m, dengan garis sempadan
- (GSB) yaitu 5 m
Jalan Badur memiliki lebar jalan 7 m, dengan garis sempadan bangunan
1.3.2 Kawasan Perekonomian
Menurut Peraturan Daerah dan RTRW, menyatakan bahwa kawasan Medan Maimun merupakan kawasan perekonomian. Sehingga daerah sekitar lokasi tapak merupakan area komersial dengan berbagai kegiatan seperti perdagangan, bisnis, pusat kegiatan jasa, erkontoran swasta maupun pemerintah, seperti pada Jalan Let.Jend. Suprapto terdapat beberapa kantor pemerintah yaitu kantor PTPN IV dan kantor Polisi Militer, juga kantor swasta seperti Analisa dan lain-lain. Ada banyak toko-toko yang tersebar disekitar lokasi tapak baik itu toko dengan skala besar maupun skala kecil seperti ruko-ruko. Didaerah ini juga terdapat beberapa bank yaitu BNI, BCA, Mandiri dan lain- lain. Juga terdapat beberapa kantor asuransi jiwa dan kantor konsultan.
Lokasi tapak ini merupakan lokasi yang memiliki pusat ekonomi disetiap perbatasannya, jika kondisi sungai deli sangat baik dan terawat, bebas dari sampah- sampah dan pemukiman kumuh yang liar ini dijadikan tempat rekreasi sungai kota, bukan tidak mungkin kota medan akan menjadi kota terkenal dengan kegiatan ekonomi yang padat dengan sungai yang indah sebagai hiasannya dan akan menarik banyak wisatawan untuk melihat indahnya Kota Medan.
1.4 Solusinya Dengan Membangunan Apartemen
Berdasarkan data penduduk, jumlah populasi yang ada pada kawasan ini memang cukup banyak dan dikhawatirkan akan terus meningkat dan akan memadati sepanjang pinggir sungai deli, apalagi kawasan ini merupakan kawasan perekonomian, pusat bisnis dan komersial ada dimana-mana, jika dibiarkan ini akan menjadi pemandangan yang sangat buruk di tengah Kota Medan. Dengan pembangunan apartemen pada kawasan ini diharapkan dapat merubah muka Kota Medan.
Untuk melancarkan proyek ini, Pemerintah Kota dapat melakukan penggusuran dan pembongkaran pemukiman kumuh disepanjang kawasan pinggir sungai deli. Pemko dapat memindahkan mereka ketempat lain, atau dengan memberikan uang sebagai ganti rugi atau juga bisa dengan memberikan hunian apartemen, ini terserah Pemko dalam menghadapi para warga yang akan digusur, dan yang terpenting proses penggusuran dan pembongkaran bangunan tertip dan aman sehingga pembangunan apartemen dan revitalisasi sungai deli berjalan dengan lancar.