Melestarikan Kawasan Sungai Deli Sebagai Tempat Hunian Yang Hijau Dan Tropis

(1)

MELESTARIKAN KAWASAN SUNGAI DELI SEBAGAI

TEMPAT HUNIAN YANG HIJAU DAN TROPIS

SKRIPSI

OLEH

MUKRI FIANSYAH HARAHAP

100406013

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

MELESTARIKAN KAWASAN SUNGAI DELI SEBAGAI

TEMPAT HUNIAN YANG HIJAU DAN TROPIS

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

MUKRI FIANSYAH HARAHAP

100406013

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

PERNYATAAN

MELESTARIKAN KAWASAN SUNGAI DELI SEBAGAI

TEMPAT HUNIAN YANG HIJAU DAN TROPIS

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 31 Maret 2015


(4)

Judul Skripsi

: Melestarikan Kawasan Sungai Deli Sebagai Tempat Hunian

Yang Hijau Dan Tropis

Nama Mahasiswa

: Mukri Fiansyah Harahap

Nomor Pokok

: 100406013

Departemen

: Arsitektur

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Koordinator Skripsi,

Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc

Ketua Program Studi,

Ir. N. Vinky Rahman, MT

Tanggal Lulus: 17 Januari 2015


(5)

Telah diuji pada

Tanggal : 17 Januari 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji

: Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc

Anggota Komisi Penguji

: 1. Ir. Samsul Bahri, M.T

2. Ir. Rudof Sitorus, MLA


(6)

i

ABSTRAK

Perkembangan kota Medan yang begitu pesat baik dari segi pembangunan yang semakin banyak dilakukan seperti bangunan tinggi juga peningkatan dari segi aspek sosial, budaya, ekonomi, serta politik menjadikan kota Medan menjadi kota yang padat dan ramai, sehingga kota Medan dikategorikan sebagai kota terbesar ketiga se-Indonesia.

Siapa sangka ternyata ditengah-tengah pembangunan kota Medan tersebut terdapat sebuah lokasi yang masih jauh dari pembangunan bahkan masih diabaikan, lokasi tersebut adalah kawasan pinggir sungai Deli. Sungai Deli ini merupakan sungai besar yang berada ditengah kota Medan, dan seperti yang diketahui warga masyarakat kota Medan, sungai Deli ini dikenal sebagai parit raksasa kota dan menjadikannya sebagai tempat pembuangan sampah. Ditambah lagi terdapat pemukiman liar disepanjang pinggir sungai, ini di karenakan sulitnya mencari lahan kosong ditengah kota.

Untuk merubah wajah kota Medan menjadi yang lebih baik, maka perlu dilakukan revitalisasi kawasan pinggir sungai Deli dan pembangunan Apartemen yang hijau dan tropis sebagai bentuk pengendalian lingkungan dan merubah pandangan masyarakat kota akan pentingnya kepedulian terhadap alam sekitar.


(7)

ii

ABSTRACT

Medan city development is so rapid, both in terms of development that more and more high-rise buildings as well done as the increase in terms of social, cultural, economic, and political make Medan city became crowded and bustling city, so Medan city is categorized as a third largest city in Indonesia.

Who would have thought it in the midst of the field of urban development there is a location that is far from the construction even still ignored, the location is an area of riverside Deli. Deli River is a large river at the center of the Medan city, and as it is known citizens of the Medan city, Deli river is known as a giant trench of the city and make it as a garbage dump. Plus there are settlements along the riverside, is in because of the difficulty of finding vacant land in downtown.

To change the face of the Medan city be better, it is necessary to revitalize the riverside area Deli and development of green and tropical apartments as a form of environmental control and change society's view of the importance of caring for the city environment.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang tak henti-hentinya memberikan rahmat, hidayah serta rezeki-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Melestarikan Kawasan Sungai Deli Sebagai Tempat Hunian Yang Hijau Dan Tropis. Penulisan skripsi ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa semester akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik S1.

Dengan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen pembimbing Studio Perancangan Arsitektur 6 dan Skripsi bapak Ir. Samsul Bahri, MT dan kepada abang Ars. Syahlan Jukhri Nst, ST. IAI atas kesediaan dan waktu beliau untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan memuaskan. Tidak lupa rasa hormat dan terimakasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Orang tua penulis yang tercinta, Ayah Mustopa Harahap, S.Pd dan Ibu Dra. Rosdiana Nasution atas segala doa, motivasi, dukungan dan materi yang telah diberikan selama penulis menempuh pendidikan hingga saat ini.

2. Abang, Kakak, dan Adik tersayang, Mukhairi Harahap, S.Pd dan Nur Rowiana, Ira Musnita Harahap, S.Pd dan Syahrul Efendy, Pebriana Harahap, S.Pd dan Anton Lesmana SE, Desi Dian Sari Harahap, dan juga Muhammad Ridho Harahap atas doa serta dukungan yang diberikan kepada penulis.

3. Teman penulis Abdul Joshua Oh Mandai Stambuk 2010 yang sangat membantu penulis dalam penyelesaian rendering 3D desain kawasan sungai Deli dan apartemennya.

4. Teman-teman Stambuk 2010 yang bersama-sama menyelesaikan skripsi alur Profesi dan juga Non Profesi: Ferdi, Anggi, Opi, Utik, Fikar, Doni, Agung, Aldo, Aris, Wahyu, Nanda, Arif, Rudi, Dian, Gema, Bram, Garry, Erik, Wandy, Wulan, Siti, Ami, Dede, Sasya, Sylvia, Mega. Dan juga kepada teman-teman stambuk 2010 lainnya.

5. Kakak Amila Ridhwaana Akbar, ST, MT dan Kakak Dara Wisdianti, ST, MT yang telah memberikan saran, masukan dan motivasi kepada penulis.

6. Koordinator Studio Perancangan Arsitektur 6, Bapak Bauni Hamid M.DesS, Ph.D yang sangat pengertian dan mendukung mahasiswa.

7. Koordinator Skripsi, Ibu Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc,

yang telah banyak

memberi masukan terhadap hasil skripsi penulis.


(9)

iv 8. Dosen penguji SPA6 Bapak Firman Eddy, ST, MT, dan juga dosen penguji skripsi Bapak Ir. Rudof Sitorus, MLA, yang telah memberikan kritik dan saran terhadap penulis.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan terhadap penulisan skripsi ini, maka dari itu penulis sangat menerima segala kritik dan saran guna penyempurnaan tugas ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, ilmu dan pengetahuan bagi kita semua khususnya di lingkungan arsitektur, dan semoga Allah SWT meridhoi atas semua yang telah kita dilakukan bersama, Amin.

Medan, 31 Maret 2015 Penulis,

Mukri Fiansyah Harahap NIM. 100406013


(10)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL x

PROLOGUE ... 1

Bab I Memulai Studi Lapangan ... 7

1.1 Persiapan Kegiatan Studio PA6 ... 7

1.2 Terjun Ke Lapangan ... 8

1.2.1 Sungai Deli Kota Meda ... 10

1.2.2 Aktifitas Warga... 10

1.2.3 Luapan Sungai ... 12

1.2.4 Bangunan Ilegal ... 13

1.2.5 Lokasi Gelap ... 13

1.3 Kondisi Manusia di Dua Wilayah ... 14

1.3.1 Data Penduduk Setempat ... 15

1.3.2 Kawasan Perekonomian ... 19

1.4 Solusinya Dengan Membangun Apartemen ... 20

Bab II Hunian Yang Disebut Apartemen ... 21

2.1 Apartemen Dan Rumah Susun ... 21

2.2 Program Pembangunan Apartemen ... 22

2.3 Yang Turut Berperan Dalam Proyek ... 24

Bab III Manusia Dan Kebutuhannya ... 26

3.1 Kebutuhan Dasar ... 26

3.2 Tempat Tinggal, Lingkungan Dan Pengaruhnya ... 27

3.3 Hidup Bersama Alam Di Tengah Kota ... 28

3.4 Penerapan Tema Pada Bangunan Dan Lingkungan ... 29

Bab IV Asal Muasal Ide dan Konsep ... 31

4.1 Konsep Tropis ... 31

4.1.1 Arah Mata Angin dan Pembayangan ... 33

4.1.2 Cross-ventilation ... 33


(11)

vi

4.1.4 Struktur Bangunan ... 35

4.1.5 Penataan Lingkungan ... 35

4.2 Konsep Hijau ... 36

4.2.1 Hunian Yang Hijau ... 37

4.2.2 Sensor Otomatis ... 38

4.2.3 Solar Cells ... 38

4.2.4 Bantara Sungai ... 39

Bab V Rancangan Konseptual dan Skematik ... 41

5.1 Konsep Tapak ... 41

5.1.1 Konsep Bantaran Sungai ... 43

5.1.2 Konsep Suasana Kawasan Sungai Deli ... 44

5.1.3 Konsep Jembatan Penghubung ... 46

5.2 Konsep Bangunan ... 47

5.2.1 Bentukan Massa ... 48

5.2.2 Rotasi Bangunan ... 49

5.2.3 Balkon dan Shading ... 50

5.2.4 Tanaman ... 51

5.3 Racangan Skematik ... 56

5.3.1 Denah Skematik ... 56

5.3.2 Hunian Apartemen ... 63

5.3.3 Tampak Bangunan ... 67

Bab VI Utilitas Bangunan ... 68

6.1 Utilitas Menurut Vitruvius... 68

6.2 Utilitas Menurut Ilmu Bangunan ... 69

6.2.1 Sanitasi ... 69

6.2.2 Elektrikal ... 71

6.2.3 Pengkondisian Udara ... 72

6.2.4 Penanggulangan Kebakaran ... 73

6.2.5 Sampah ... 75

6.2.6 Keamanan ... 75

Bab VII Mencapai Tahap Akhir ... 78

7.1 Tugas Terakhir Sebelum Sidang Akhir ... 78

7.1.1 Struktur Bangunan ... 78

7.1.2 Konsep Metoda Membangun ... 79


(12)

vii

7.1.4 Perspektif Suasana Bangunan Dana Lingkingan ... 81

7.2 Kilas Balik Sidang Preview 1 Studio PA6 ... 82

7.3 Sidang Preview 2 Studio PA6 ... 84

7.4 Kesimpulan ... 85

EPILOGUE ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88


(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Site Dalam Lingkungan Sekitar ... 9

Gambar 1.2 Kondisi Sungai Deli ... 10

Gambar 1.3 Kegiatan Warga Sore Hari ... 11

Gambar 1.4 Aktifitas Berkumpul Warga ... 12

Gambar 1.5 Rumah Waraga Setempat ... 12

Gambar 1.6 Bangunan Yang Berada Pada Garis Sempadan Sungai... 13

Gambar 1.7 Area Yang Masih Kosong Dan Tertutup ... 14

Gambar 4.1 Diagram Konsep ... 40

Gambar 5.1 Konsep Tapak ... 41

Gambar 5.2 Jalur Akses Tapak ... 42

Gambar 5.3 Tanggul Sungai ... 43

Gambar 5.4 Konsep Tanggul Sungai ... 44

Gambar 5.5 Konsep Suasana Kawasan Sungai Deli ... 45

Gambar 5.6 Konsep Suasana Jembatan Jl. Let. Jend. Suprapto ... 46

Gambar 5.7 Jembatan Penghubung ... 47

Gambar 5.8 Diagram Bentukan Massa ... 48

Gambar 5.9 Rotasi Bangunan ... 49

Gambar 5.10 Rotasi Berbeda ... 50

Gambar 5.11 Balkon Dan Shading ... 51

Gambar 5.12 Konsep Tanaman ... 52

Gambar 5.13 Zona Rooftop ... 53

Gambar 5.14 Solarcells Rooftop 1 ... 54

Gambar 5.15 Kanopi Rooftop 2 ... 54

Gambar 5.16 Lokasi Tapak ... 56

Gambar 5.17 Groundplan, Podium Lt.1, dan Basemen ... 57

Gambar 5.18 Podium ... 58

Gambar 5.19 Denah Tower ... 59

Gambar 5.20 Denah Tower ... 60

Gambar 5.21 Denah Tower ... 61

Gambar 5.22 Denah Type Penthouse ... 65

Gambar 5.23 Denah Type Family Suite ... 65

Gambar 5.24 Denah Type Deluxe... 66


(14)

ix

Gambar 2.26 Denah Type Studio V.2 ... 66

Gambar 2.27 Tampak Bangunan ... 67

Gambar 6.1 Skema Sanitasi ... 70

Gambar 6.2 Skema Pengolahan Limbah Cair ... 71

Gambar 6.3 Skema Elektrikal ... 72

Gambar 6.4 Skema Spinkler ... 73

Gambar 6.5 Skema Lift dan Tangga Darurat ... 74

Gambar 6.6 Sistem Lift ... 74

Gambar 6.7.1 Aksonometri Utilitas ... 76

Gambar 6.7.2 Aksonometri Utilitas ... 77

Gambar 7.1 Struktur Bangunan ... 76

Gambar 7.2 Tahap Awal Pembangunan ... 77

Gambar 7.3 Tahap Pendirian gedung ... 78

Gambar 7.4 Aksonometri Bangunan dari Berbagai Sisi ... 79

Gambar 7.5 Perspektif Suasana Bangunan ... 79

Gambar 7.6 Perspektif Suasana Lingkungan Site ... 80

Gambar 7.7 Sketsa Konsep Awal Bentuk Apartemen ... 81


(15)

x DAFTAR TABEL

Table 1.1 Data Penduduk Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan ... 32 Table 5.1 Hunian Apartemen ... 63


(16)

i

ABSTRAK

Perkembangan kota Medan yang begitu pesat baik dari segi pembangunan yang semakin banyak dilakukan seperti bangunan tinggi juga peningkatan dari segi aspek sosial, budaya, ekonomi, serta politik menjadikan kota Medan menjadi kota yang padat dan ramai, sehingga kota Medan dikategorikan sebagai kota terbesar ketiga se-Indonesia.

Siapa sangka ternyata ditengah-tengah pembangunan kota Medan tersebut terdapat sebuah lokasi yang masih jauh dari pembangunan bahkan masih diabaikan, lokasi tersebut adalah kawasan pinggir sungai Deli. Sungai Deli ini merupakan sungai besar yang berada ditengah kota Medan, dan seperti yang diketahui warga masyarakat kota Medan, sungai Deli ini dikenal sebagai parit raksasa kota dan menjadikannya sebagai tempat pembuangan sampah. Ditambah lagi terdapat pemukiman liar disepanjang pinggir sungai, ini di karenakan sulitnya mencari lahan kosong ditengah kota.

Untuk merubah wajah kota Medan menjadi yang lebih baik, maka perlu dilakukan revitalisasi kawasan pinggir sungai Deli dan pembangunan Apartemen yang hijau dan tropis sebagai bentuk pengendalian lingkungan dan merubah pandangan masyarakat kota akan pentingnya kepedulian terhadap alam sekitar.


(17)

7

BAB I

MEMULAI STUDI LAPANGAN

1.1 Persiapan Kegiatan Studio PA6

Sesuai dengan pelaksanaan kegiatan studio PA6, dengan dibaginya beberapa kelompok dengan kasus dan tema yang berbeda-beda namun tetap mengarah kepada revitalisasi kawasan sungai Deli di kota Medan. Penugasan tiap minggu telah dijadwalkan dan ditentukan didalam Kerangka Acuan Kerja dan disingkat menjadi KAK. Mahasiswa diharuskan memahami KAK dengan baik dan jelas, agar mahasiswa mengerti apa saja proses-proses yang akan dilakukan pada kegiatan studio PA6, bagaimana sistematis pengerjaan, dan apa saja target yang harus dicapai setiap minggunya. Dengan merujuk kepada KAK mahasiswa akan lebih mudah dan teratur dalam pengerjaan dan juga menjadikan mahasiswa lebih disiplin menggunakan waktunya setiap hari.

Pada kasus ini terdapat skenario pelaksanaan didalamnya sesuai KAK yaitu pembuatan proposal pengambangan rancangan arsitektural model Pemukiman menengah atas (apartemen dan rumah bandar) dilokasi tapak yang berbatasan dengan tepi sungai Deli, pada Jalan Mangkubumi dan jembatan Jalan Letjen. Suprapto. Pemerintah Kota dan PT. Twin Rivers Development dari perusahaan swasta melakukan kerjasama untuk mengembangkan proyek Revitalisasi Kawasan Muka Sungai Deli. Kemudian pihak pemerintah dan pihak swasta menunjuk sebuah kelompok kerja yang terdiri dari dosen dan calon arsitek dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik USU sebagai Konsultan Perencana untuk mengerjakan proposal rancangan arsitektural di kawasan tepi sungai Deli, kelompok kerja ini dinamakan Studio PA6 Design Group. Kemudian konsultan perencanan akan menyelesaikan pekerjaan penyusunan proposal dan tiga tahap. Tahap pertama yaitu penyusunan Program Rancangan, tahap kedua merupakan tahap


(18)

pra-8 rancangan arsitektural dan tahap ketiga merupakan tahap pengembangan rancangan. Pelaksanaan Studio PA6 kali ini sangat berbeda dengan Studio PA sebelumnya, karena selain melakukan proses asistensi dengan dosen pembimbing, kelompok kerja juga akan melakukan konsultasi dengan seorang arsitek profesional dari Ikatan Arsitek Indonesia sebagai konsultan ahli, konsultan ahli ini lah yang akan menjadi pihak pemerintah dan pihak swasta. Dari skenario pelaksanaan ini akan membuat pengerjaan tugas Studio PA6 lebih menuju kepada proyek nyata.

Minggu selanjutnya kelompok kerja melakukan proses asistensi dengan dosen pembimbing. Asistensi ini membahas tentang KAK, membicarakan tentang revitalisasi kawasan muka sungai Deli dan juga penjelasan tema sosiologi perkotaan. Selanjutnya dosen pembimbing mengarahkan kelompok kerja untuk menentukan sub-tema masing-masing didalam kelompok dan sub-tema tersebut harus tetap mengangkat isu dan permasalahan aspek sosiologi perkotaan, pembuatan jadwal kerja, mengumulkan literatur-literatur tentang sub-tema yang akan diambil. Pada minggu pertama pengerjaan tugas terdapat sebuah pengerjaan jurnal mingguan yang berisi tentang kegiatan studio yang dilakukan empat kali selama seminggu dan juga target yang harus dicapai dalam seminggu tersebut.

1.2 Terjun Ke Lapangan

Dalam minggu pertama kelompok kerja sudah harus melakukan survei lapangan untuk memenuhi target yang sudah ditentukan pada jurnal mingguan. Lalu kelompok kerja kami menyusun rencana untuk melakukan survey pada hari kedua di minggu pertama ini. Dengan persiapan yang lengkap kami langsung menuju lokasi proyek yang


(19)

9 telah ditentukan. Lokasi tapak berada di wilayah Kelurahan Hamdan dan Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun. Batasan lokasi tapak ini yaitu :

- Di sebelah barat berbatasan dengan Jalan Mangkubumi

- Di sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Badur

- Di sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Suprapto

Gambar 1.1 Lokasi site dalam lingkungan sekitar (Sumber Google Earth 2014)


(20)

10 1.2.1 Sungai Deli Kota Medan

Setelah sampai di lokasi dari jalan Letjen Suprapto tepat dari atas jembatan kami melihat seperti apa kondisi sungai sungai Deli itu sendiri. Ternyata memang benar sungai Deli adalah parit raksasa kota Medan seperti yang dikatakan oleh orang-orang dan juga media cetak. Sungai dengan air yang sangat keruh dan coklat yang membawa hanyut sampah-sampah rumah tangga dan pembuangan limbah kota ditambah lagi dengan adanya pemukiman dipinggir sungai yang sangat kumuh dan tidak layak huni. Ini adalah pemandangan tidak wajar yang berada ditengah kota Medan, dengan kehidupan kota yang penuh kesibukan, gaya hidup yang tinggi, fasilitas komersial dan bisnis dimana-mana ternyata dihiasi dengan pemandangan sungai kotor penuh sampah-sampah, seharusnya sungai adalah sumber kehidupan bagi masyarakat sekarang telah menjadi sumber penyakit masyarakat dan ini menjadi pemandangan umum bagi warga kota Medan.

Gambar 1.2 Kondisi sungai Deli (Sumber: Sendiri. 2014) 1.2.2 Aktifitas Warga

Selanjutnya kami mendekati pinggir sungai dengan memasuki pemukiman setempat. Warga dipemukiman cukup ramai dengan para ibu-ibu juga anak-anak, dan lebih mengejutkan lagi warga setempat masih menggunakan sungai ini untuk beraktifitas sehari-hari seperti mencuci dan mandi padahal mereka sendiri sudah tahu bahwa sungai


(21)

11 ini sangat kotor dan banyak sampah dimana-mana. Pada siang hari sungai ini memang sangat sepi karena warga disini sibuk bekerja dan anak-anak pergi sekolah dan pada sore harinya pinggiran sungai ini sangat ramai, ibu-ibu yang sedang mencuci baju dan peralatan dapur dan anak-anak yang mandi dan bermain disungai. Menurut warga sekitar mereka sudah terbiasa dengan kondisi ini setiap harinya.

Gambar 1.3 Kegiatan warga sore hari (Sumber: Sendiri. 2014)

Kala itu aliran sungai sedang normal dengan ketinggian ±30 cm sehingga anak-anak aman bermain disungai tersebut. Dari informasi yang didapat dari warga dahulu dasar sungai tidak sedangkal ini namun dikarenakan penupukan sampah yang sudah bertahun-tahun menyebabkan dasar sungai semakin naik dan menjadi dangkal. Jika kita berdisi diatas sungai kita bisa merasakan kaki kita sedang menginjak sampah plastik yang sudah lama berdiam didasar sungai.

Pemukiman kumuh ini ternyata lebih bermasyakat dibanding dengan warga yang berada diluar, terlihat para orang tua sering berkumpul dan berbincang-bincang didepan rumah mereka dan juga diwarung-warung sekitar.


(22)

12 Gambar 1.4 Aktifitas berkumpul warga

(Sumber: Sendiri. 2014)

1.2.3 Luapan Sungai

Air sungai akan naik ketika kota medan sedang hujan dan biasanya ketinggian air mencapai ±1,5 m dan ini masih terasa aman bagi warga yang tinggal di pemukiman ini, namun dari penjelasan warga sekali setahun sungai Deli ini akan mengalami kenaikan air yang sangat besar dan menyebabkan air dengan mencapai ketinggian lebih dari 4m. Dengan ketinggian seperti ini rumah warga akan terendam air sungai, ini merupakan bahaya bagi warga yang bermukim disepanjang kawasan pinggir sungai Deli, namun warga memilih untuk tetap tinggal disini dikarenakan alasan ekonomi dan pekerjaan.

Gambar 1.5 Rumah warga setempat (Sumber: Sendiri. 2014)


(23)

13 1.2.4 Bangunan Ilegal

Kondisi seperti ini memang sangat tidak layak dihuni oleh warga dengan sungai yang begitu kotor penuh sampah penyebab berbagai penyakit ditambah lagi banjir tiap tahunnya. Dan sebenarnya pemukiman warga disini merupakan pemukiman ilegal, karena pemukiman warga yang dibangun ini merupakan garis sempadan sungai Deli yaitu berkisar ±15m dari tepi sungai. Garis sempadan ini merupakan peraturan pemerintah untuk menghindari terjadinya luapan sungai Deli ketika keadaan normal maupun pada musim hujan yang bisa membahayakan warga, dan tanggul-tanggul yang memisahkan dan penanda garis sempadan sungai masih ada warga masih saja bermukim diarea ini, apakah pemerintah tidak pernah memberikan tindakan kepada permukiman ilegal disepanjang sungai Deli ini.

Gambar 1.6 Bangunan yang berada pada garis sempadan sungai (Sumber: Sendiri. 2014)

1.2.5 Lokasi Gelap

Kawasan sungai ini juga terdapat suatu area yang memiliki banyak lahan yang masih kosong akan tetapi area ini memiliki nilai negatif berupa tindakan kriminal seperti perjudian, minuman keras dan bahkan narkoba. Karena hal tersebut area ini terlihat sangat tertutup dan bukan tempat umum bagi orang yang baru pertama kali memasukinya.


(24)

14 Ketika kami memasuki area ini beberapa warga setempat terus memandangi dan memperhatikan kami dengan penuh kecurigaan, dan bahkan salah seorang warga melarang kami memasuki area tersebut, karena sewaktu-waktu beberapa polisi yang melakukan penyamaran sedang melakukan pengintaian dan razia ditempat ini.

Gambar 1.7 Area yang masih kosong dan tertutup (Sumber: Sendiri. 2014)

1.3 Kondisi Manusia Di Dua Wilayah

Pengumpulan data tentang warga didalam lokasi tapak tetap kami lakukan meskipun seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa warga yang tinggal didalam lokasi tapak merupakan warga menengah kebawah tidak mempengaruhi desain yang akan dilakukan karena desain yang akan dilakukan tersebut merupakan proyek untuk warga menengah keatas, namun pendataan warga tetap dilakukan dengan mendatangi kantor kelurahan secara langsung.

Sungai Deli yang berada ditengah lokasi tapak mengakibatkan tapak terbagi menjadi dua wilayah yaitu bagian timur dan bagian barat, sehingga terdapat dua kelurahan didalamnya. Kelurahan dibagian timur pada Jalan Mangkubumi adalah Kelurahan Aur dan kelurahan dibagian barat pada Jalan Badur adalah Kelurahan Hamdan. Dari masing-masing kelurahan dikumpulkan beberapa informasi tentang warga


(25)

15 seperti jumlah, jenis kelamin, usia, etnis, pendidikan, pekerjaan. Untuk mendapatkan data penduduk yang dibutuhkan dari kedua kelurahan, kami harus mempersiapkan surat-surat izin untuk survey. Proses pengurusan surat izin survey ini merupakan proses yang sangat panjang memakan waktu selama seminggu, dimulai dari pembuatan surat izin survey dari Departemen Arsitektur USU yang ditujukan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang). Surat izin survey dari Balitbang yang dikeluarkan setelah satu minggu kemudian ini akan digunakan sebagai bukti izin melakukan survey ke kantor Kelurahan Aur dan Hamdan.

1.3.1 Data Penduduk Setempat

Dari proses survey yang dilakukan dikedua kantor Kelurahan dibantu oleh sekretaris lurah kami mendapat beberapa informasi tentang lokasi tapak dan juga didapat beberapa data tentang penduduk di lokasi tapak. Berikut adalah beberapa data yang kami kumpulkan.

Tabel 1.1 Data Penduduk Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan

No. Lingkungan Jenis WNI WNI

Turunan WNA KK

Jumlah Jiwa

1 I L 233 130 - 219 715

P 200 152 -

2 II L 1478 425 2 550 2967

P 601 461 -

3 II L 260 240 - 280 988

P 203 285 -

4 IV L 901 56 - 493 1907

P 888 62 -

5 V L 21 86 - 118 219

P 31 81 -

6 VI L 30 15 - 86 110

P 54 11 -

7 VII L 18 87 - 121 190

P 19 66 -

8 VIII L 297 223 - 310 1300


(26)

16

9 IX L 202 163 6 170 765

P 201 192 1

10 X L 14 130 - 122 323

P 17 162 -

Jumlah 4540 4537 9 2469 9484

Pada tabel berwarna diatas adalah data penduduk yang berada di lokasi tapak. Lingkungan IX merupakan wilayah kelurahan Aur dengan jumlah penduduk 323 orang termasuk 122 kepala keluarga didalamnya, sedangkan lingkungan X merupakan wilayah kelurahan Hamdan dengan jumlah penduduk 765 orang termasuk 170 kepala keluarga didalamnya.

Data tentang pendidikan, pekerjaan dan etnis sangat sulit didapat karena data tersebut hanya dijelaskan secara keseluruhan dan tidak terbagi berdasarkan lingkungan masing-masing, sehingga kami harus mendata secara langsung terhadap warga yang tinggal dilokasi tapak tersebut. Berikut adalah data-data yang telah dikumpulkan

Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku dan Etnis

Kelurahan Jawa Minang Melayu Aceh Batak Cina Nias Total

Aur 290 2503 210 65 160 362 3590

Hamdan - - - 261 239 219 719

Berdasarkan data diatas kebanyakan warga yang tinggal dikelurahan ini merupakan suku dan etnis Minang.

Data Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan

No. Tingkat Pendidikan

Jenis Kelamin Total LK (orang) PR (orang)


(27)

17 2 Usia 3-6 tahun yang sedang TK/ play group 86 99 185

3 Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah 0 0 0

4 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 307 328 635

5 Usia 18-56 tahun yang tidak pernah sekolah 0 0 0

6 Usia 18-56 tahun yang tidak tamat SD 208 215 423

7 Usia 18-56 tahun yang tidak tamat SLTP 283 297 580 8 Usia 18-56 tahun yang tidak tamat SLTA 202 696 898

9 Tamat SD/ sederajat 364 391 755

10 Tamat SMP/ sederajat 178 489 667

11 Tamat SMA/ sederajat 514 589 1103

12 Tamat D-1/ sederajat 31 26 57

13 Tamat D-2/ sederajat 19 17 36

14 Tamat D-3/ sederajat 15 7 22

15 Tamat S-1/ sederajat 23 29 52

16 Tamat S-2/ sederajat 9 7 16

17 Tamat S-3/ sederajat 2 0 2

18 Tamat SLB A 0 0 0

19 Tamat SLB B 0 0 0

20 Tamat SLB C 0 0 0

Jumlah 2283 3237 5520

Dari data diatas penduduk dikelurahan ini merupakan tamatan SMA/sederajat dan hanya sedikit yang melanjutkannya keperguruan tinggi. Ini dipengaruhi oleh pendapatan keluarga yang tidak mencukupi sehingga setelah tamat SMA warga langsung mencari pekerjaan. Berikut data penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Kelurahan PNS ABRI POLRI Pensiun TNI

Pegawai

Swasta Pedagang Buruh

Dokter Swasta

Bidan

Swasta Total

Aur 352 122 118 - 1981 2110 1586 - - 6269

Hamdan 199 - - 119 - 9 - 2 3 322

Berdasarkan data diatas mata pencaharian sebagai pedagang lebih banyak dibanding dengan mata pencaharian lainnya diikuti dengan jumlah pegawai swasta dan


(28)

18 buruh, inilah yang mengakibatkan pendidikan keperguruan tinggi sangat sedikit dan hanya sampai SMA saja.

Dari semua data yang terkumpul dari kedua kelurahan terdapat jumlah penduduk yang berbeda-beda dari total keseluruhan, sehingga tidak ada jumlah total pasti penduduk yang bertempat tinggal di lokasi tapak karena banyaknya penduduk yang keluar masuk kedalam wilayah kelurahan tanpa terdata. Hal ini menyebabkan timbulnya pemukiman yang tidak diinginkan yaitu membuka pemukiman kumuh disepanjang pinggiran sungai deli yang merupakan daerah sempadan sungai yang tidak boleh mendirikan bangunan berdasarkan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2009 Tentang izin mendidikan bangunan (IMB) disekita daerah aliran sungai (DAS) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2011 Tentang Sungai, Pasal 9 untuk garis sempadan sungai tidak bertanggul didalam kawasan perkotaan, yaitu sebagai berikut :

- Paling sedikit berjarak 10 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 m.

- Paling sedikit berjarak 15 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 m sampai dengan 20 m.

- Paling sedikit berjarak 30 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 m.

Untuk garis sempadan bangunan terhadap jalan harus berdasarkan Peraturan Pemerintan Kota Medan 2011 dan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan menyatakan :

- Jalan Let.Jend. Suprapto memiliki lebar jalan 26 m, dengan garis sempadan bangunan (GSB) yaitu 15 m.


(29)

19 - Jalan Mangkubumi memiliki lebar jalan 20 m, dengan garis sempadan

bangunan (GSB) yaitu 3 m.

- Jalan Badur memiliki lebar jalan 7 m, dengan garis sempadan bangunan (GSB) yaitu 5 m

1.3.2 Kawasan Perekonomian

Menurut Peraturan Daerah dan RTRW, menyatakan bahwa kawasan Medan Maimun merupakan kawasan perekonomian. Sehingga daerah sekitar lokasi tapak merupakan area komersial dengan berbagai kegiatan seperti perdagangan, bisnis, pusat kegiatan jasa, erkontoran swasta maupun pemerintah, seperti pada Jalan Let.Jend. Suprapto terdapat beberapa kantor pemerintah yaitu kantor PTPN IV dan kantor Polisi Militer, juga kantor swasta seperti Analisa dan lain-lain. Ada banyak toko-toko yang tersebar disekitar lokasi tapak baik itu toko dengan skala besar maupun skala kecil seperti ruko-ruko. Didaerah ini juga terdapat beberapa bank yaitu BNI, BCA, Mandiri dan lain-lain. Juga terdapat beberapa kantor asuransi jiwa dan kantor konsultan.

Lokasi tapak ini merupakan lokasi yang memiliki pusat ekonomi disetiap perbatasannya, jika kondisi sungai deli sangat baik dan terawat, bebas dari sampah-sampah dan pemukiman kumuh yang liar ini dijadikan tempat rekreasi sungai kota, bukan tidak mungkin kota medan akan menjadi kota terkenal dengan kegiatan ekonomi yang padat dengan sungai yang indah sebagai hiasannya dan akan menarik banyak wisatawan untuk melihat indahnya Kota Medan.


(30)

20

1.4 Solusinya Dengan Membangunan Apartemen

Berdasarkan data penduduk, jumlah populasi yang ada pada kawasan ini memang cukup banyak dan dikhawatirkan akan terus meningkat dan akan memadati sepanjang pinggir sungai deli, apalagi kawasan ini merupakan kawasan perekonomian, pusat bisnis dan komersial ada dimana-mana, jika dibiarkan ini akan menjadi pemandangan yang sangat buruk di tengah Kota Medan. Dengan pembangunan apartemen pada kawasan ini diharapkan dapat merubah muka Kota Medan.

Untuk melancarkan proyek ini, Pemerintah Kota dapat melakukan penggusuran dan pembongkaran pemukiman kumuh disepanjang kawasan pinggir sungai deli. Pemko dapat memindahkan mereka ketempat lain, atau dengan memberikan uang sebagai ganti rugi atau juga bisa dengan memberikan hunian apartemen, ini terserah Pemko dalam menghadapi para warga yang akan digusur, dan yang terpenting proses penggusuran dan pembongkaran bangunan tertip dan aman sehingga pembangunan apartemen dan revitalisasi sungai deli berjalan dengan lancar.


(31)

21

BAB II

HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN

2.1 Apartemen Dan Rumah Susun

Apa itu hunian? Defenisi hunian atau rumah adalah tempat tinggal atau kediaman, yang berarti bahwa hunian itu merupakan tempat berlindung, melangsungkan hidup, beristirahat, berkumpul dan tumbuh bersama keluarga maupun sendiri. Hunian harus bisa memberikan ketenangan, kenyamanan, dan kebahagiaan bagi penghuninya. Hunian juga bisa berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sosialisasi antar individu dan juga dengan tetangga. Hunian merupakan tempat terjadinya proses kelangsungan hidup manusia dalam jangka waktu tertentu.

Apa itu apartemen? Pengertian apartemen hampir sama dengan rumah susun yaitu beberapa hunian yang tergabung dan tersusun dalam satu bangunan atau gedung. Namun apartemen dengan rumah susun memiliki banyak perbedaan-perbedaan didalamnya seperti penguninya, lokasi atau letak bangunan dan kondisi fisiknya. Penghuni rumah susun diantaranya merupakan warga yang berpenghasilan menengah kebawah, kondisi fisik sangat sederhana dengan memiliki fasilitas yang terbatas dan hanya sesuai kebutuhannya saja, sebaliknya apartemen memiliki penghuni yang berpenghasilan menengah keatas, dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang sangat lengkap seperti fasilitas restoran, cafe, shopping center, mini market, fitness center, jogging track, kolam renang, taman bermain dan lain-lain. Dengan berbagai fasilitas yang lengkap ini dapat mempermudah kebutuhan penghuni apartemen sehingga tidak perlu pergi terlalu jauh hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari segi penataan apartemen lebih bagus dibandingkan dengan rumah susun. Untuk keamanan apartemen lebih baik karena memiliki keamanan yang beroperasi selama 24jam ditambah dengan


(32)

22 pengawasan CCTV yang terus memantau situasi apartemen sehingga penghuni lebih merasa tenang dan aman ketika akan pergi melakukan aktifitas diluar seperti bekerja, bersekolah, makan, belanja, bermain ataupun berolahraga. Penghuni apartemen juga tidak direpotkan dengan mengurus taman, air, udara dan sarana pembuangan seperti sampah-sampah karna sudah ada bagian pengurus atau pengelolanya yang bertanggung jawab terhadap masalah tersebut.

(Sumber: Wiwaha, A. 2013)

Lokasi tapak yang akan dibangun apartemen ini memiliki lokasi yang sangat strategis karena berada ditengah-tengah pusat bisnis dan perkantoran kota Medan, dengan bertempat tinggal di apartemen ini nantinya akan memudahkan penghuni untuk mengakses pusat perekonomian di kota Medan. Ini merupakan keuntungan besar dari apartemen selain lokasinya yang strategis, sarana dan fasilitas yang lengkap untuk para konsumen yang ingin bertempat tinggal ditengah kota Medan tentunya menjadikan pembangunan apartemen ini adalah pilihan yang terbaik.

2.2 Program Pembangunan Apartemen

Warga yang tinggal ditengah kota atau masyarakat perkotaan memiliki sifat cenderung kurang bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama masyarakat terutama tetangganya sendiri karena disibukkan dengan kegiatan atau aktifitas perekonomian yang ada di kota tentunya. Hanya berfungsi sebagai tempat tinggal saja penghuni masih akan menjadi tertutup karena tidak ada sarana untuk bersosialisasi dilingkungannya, sehingga dibutuhkan suatu hunian yang bukan hanya sekedar sebagai tempat tinggal saja tetapi hunian sebagai tempat berinteraksi dengan orang banyak dan dengan lingkungan alam sekitar.


(33)

23 Luas lahan pada lokasi tapak adalah ± 25.224.1 m2, dengan harga lahan yang berkisar +2,5 juta/m2, koefisien dasar bangunan (KDB) 60%, garis sempadan bangunan (GSB) dari Jalan Mangkubumi 3m dan dari Jalan Badur 5m dan sungai deli kiri dan kanan masing-masing 15m, dibangunan apartemen menengah keatas 20 lantai lebih dengan fasilitas dan sarana yang lengkap dan mendukung peningkatan perekonomian kota Medan juga upaya revitalisasi sungai deli yang akan menjadikan kawasan sungai deli sebagai pusat rekreasi tambahan ditengah kota. Dengan melakukan pemberdayaan lingkungan bangunan apartemen juga akan menerapkan sistem bangunan ramah lingkungan, pemanfaatan energi alam seperti matahari sebagai cadangan energi untuk bangunan. Kondisi kota Medan yang sangat panas dan banyak polusi dimana-mana maka dilakukan penghijaun pada kawasan sungai dan pada halaman dan gedung apartemen sebagai bentuk upaya mengurangi pemanasan global. Semakin banyaknya tanaman atau tumbuhan hijau, semakin banyak oksigen yang dihasilkan dan semakin sejuk udara dilingkungan sekitar apartemen.

Gedung apartemen dilengkapi 2 lantai basemen untuk parkir pengunjung dan parkir kendaraan penghuni sendiri ditempatkan digedung parkir. 3 lantai podium setelah basemen dijadikan sebagai mall yang berisi fasilitas-fasilitas pendukung kebutuhan penghuni dan pengunjung, lalu 20 lantai merupakan hunian-hunian dengan berbagai jenis dan tipe hunian sesuai kebutuhan konsumen, contoh tipe Studio v.I (70m2), tipe Studio v.II (65m2), tipe Deluxe (140m2), tipe Family (150m2) dan tipe Penthouse (240m2), semua tipe hunian dilengkapi dengan balkon supaya penghuni bisa lebih terbuka terhadap lingkungan dan tetangganya sendiri.

Revitalisasi sungai deli dengan melakukan pembersihan dan renovasi tanggul pinggir sungai ini akan memperindah kawasan sungai deli dan akan menjadi view tersendiri dari apartemen. Kawasan ini nantinya akan menjadi tempat rekreasi dan


(34)

24 bersosialisasi bagi warga penghuni apartemen maupun para pengunjung. Penanaman beberapa jenis pohon yang memiliki fungsi tidak hanya sebagai peneduh juga sebagai penghasil buah yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Dari tindakan ini akan dapat menimbulkan rasa peduli warga terhadap lingkungan sekitar.

2.3 Yang Turut Berperan Dalam Proyek

Pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek apartemen atau stakeholder dan sistem manajemen adalah sebagai berikut.

Dari pihak owner adalah Pemerintah Kota Medan yang merupakan pemilik modal untuk mendirikan proyek pemukiman disepanjang kawasan muka sungai deli sebagai bentuk revitalisasi sungai tersebut, selain pembangunan gedung sebagai wajah kota yang baru, memperbaiki dan menata kembali lingkungan kawasan pinggir sungai deli merupakan hal yang sangat penting juga, apalagi sungai deli berada di tengah pusat kota medan yang kondisinya sangat ironis dan terabaikan. Pihak owner melakukan kerjasama dengan pihak bank dan asuransi sebagai pengurus manajemen proyek. Bank yang berperan sebagai Lenders untuk mengatur investasi yang menjanjikan dari pembangunan proyek, selain itu owner juga melakukan kerjasama dengan perusahaan Asuransi yang bergerak dibidang penjaminan selama pembangunan proyek berlangsung. Untuk melaksanakan pembangunan proyek owner atau pihak Pemerintah Kota Medan melakukan kerjasama dengan pihak kontraktor yaitu dari PT. Twin Rivers Development. Kontraktor melaksanakan tugasnya sebagai pihak yang menjalankan proses pembangunan proyek sesuai dengan waktu yang telah disetujui bersama dengan pemilik modal yaitu owner. Sebelum menjalankan proyek owner dan kontraktor membutuhkan pihak perencana dari sebuah konsultan yaitu dari Studio PA6 Design Group yang berperan


(35)

25 sebagai perencana proyek, memberikan solusi desain untuk mendukung program owner dan juga sebagai pengawas selama pelaksanaan pembangunan proyek berlangsung.

Selain pihak-pihak yang menjalankan pembangunan terdapat pihak-pihak lain didalamnya yang dapat melancarkan proses pembangunan proyek yaitu pihak pembeli hunian apartemen atau disebut dengan User (pengguna) yang memiliki peran sebagai pihak yang akan membeli apartemen. Selajutnya pihak kompetitor yang berperan sebagai pihak yang melakukan analisa dan tingkat persaingan produk apartemen yang akan dihasilkan dengan produk sejenis yang memiliki lokasi yang berdekatan dengan lokasi proyek yang akan dibangun. Regulator adalah pihak yang membuat peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pembangunan proyek, apakah proyek sudah sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan atau tidak, pihak ini mengurusi RTRW dan RDTR untuk memenuhi kelayakan serta AMDAL dari suatu proyek. Business Partners merupakan pihak yang akan melakukan dan menjalakan bisnis atau usaha setelah proyek selesai dibangun, seperti Restoran, cafe, mini market, shopping center, fitness center dan lain-lain. Pihak ini yang akan memenuhi kebutuhan para penghuni maupun pengunjung pada apartemen. Pihak-pihak lainnya yang berperan dan terlibat secara permanen dalam apartemen setelah proyek selesai dan sudah bisa ditempati adalah pihak pengelola, staf dan karyawan yang bekerja pada apartemen. Kelurahan juga memiliki peran sebagai pihak yang mengurusi tentang penghuni apartemen dan juga kependudukan warga dikelurahan setempat.


(36)

26

BAB III

MANUSIA DAN KEBUTUHANNYA

3.1 Kebutuhan Dasar

Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki akal dan pikiran yang sangat luar biasa dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia membutuhkan banyak hal untuk bisa hidup seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal. Ketiga ini merupakan kebutuhan dasar manusia yang terpenting untuk bertahan hidup didunia. Kebutuhan dasar ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan dunia perancangan. Seperti halnya makanan, makanan dan minuman yang dibuat oleh tukang masak disebut dengan Chef, seorang chef tidak hanya membuat makanan dengan rasa yang enak dan lezat, namun juga harus mampu merancang dan menghias makanannya semenarik mungkin untuk dapat mimikat mata dari seorang pelanggan dan mendorong pelanggan tersebut untuk mencicipi dan memakan masakannya, itulah yang seorang perancang makanan dengan sebutan Chef. Lalu pada perancang pakaian atau busana yang dikenal dengan nama Designer, disini pakaian dibuat tidak hanya berfungsi sebagai pelindung badan namun pakaian bisa dijadikan perhiasan yang menjadi nilai dan daya tarik seseorang dalam berpakaian, pakaian tersebut dapat menunjukkan perbedaan gaya hidup seseorang, dari gaya hidup orang miskin, orang sederhana, orang kaya dan seorang yang hidupnya glamor. Dan yang terakhir yaitu tempat tinggal, perancang tempat tinggal dikenal dengan nama arsitek. Seorang arsitek bertugas untuk merancang bangunan untuk dapat difungsikan sebagai tempat tinggal atau rumah, sebagai tempat bekerja, sebagai tempat beternak ataupun untuk berkebun.

Dari ketiga kebutuhan dasar yaitu makanan, pakaian dan tempat tinggal, ada salah satu kebutuhan yang paling penting dibandingkan dua kebutuhan lainnya dan ini


(37)

27 sangat mempengaruhi keduanya, kebutuhan tersebut adalah tempat tinggal. Fungsi utama tempat tingal adalah sebagai tempat berlindung dari berbagai hal, seperti perlindungan dari cuaca, serangan binatang buas, tempat menjaga anak-anak, dan juga tempat beristirahat yang aman dari ancaman dunia luar.

Kebutuhan makanan tentu penting juga sebagai sumber nutrisi tubuh untuk menambah energi manusia untuk dapat melakukan aktifitas sehari-hari. Namun, dimana manusia akan makan dengan aman tanpa ada rasa khawatir mendapat serangan dari makhluk lain? Dimana manusia akan menyimpan makanan tanpa ada yang mencurinya? Begitu juga dengan kebutuhan pakaian, dimana manusia akan berganti pakaian? Juga dimanakah manusia akan menyimpan semua pakaian-pakaiannya tersebut? Tentu saja jawabanya adalah rumah, sebuah tempat tinggal yang memberikan perlindungan terhadap manusia, yang memberikan rasa aman dari segala gangguan dari luar.

3.2 Tempat Tinggal, Lingkungan dan Pengaruhnya

Manusia mempunyai satu impian dalam hidupnya yaitu hidup dengan nyaman dan bahagia. Tempat tinggal atau rumah bisa mewujudkan impian tersebut, namun beberapa keadaan bisa merubah tempat tinggal menjadi tidak nyaman dikarenakan oleh faktor-faktor seperti panas, pemanasan global, polusi dimana-mana, lingkungan dan masyarakat sekitar. Karena pengaruh panas dan polusi menjadikan masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya didalam ruangan ketimbang diluar ruangan, ini mempengaruhi kurangnya interaksi dan sosialisasi antar manusia dan masyarakat.

Masyarakat selalu memakai kendaraan jika keluar rumah walaupun jaraknya hanya beberapa meter dengan alasan karena panas dan capek, kondisi ini yang


(38)

28 mengakibatkan terus melonjaknya kebutuhan akan kendaraan rumah tangga sehingga jalanan semakin ramai dan pada akan kendaraan pribadi. Dengan kendaraan yang sangat padat menyebabkan jalan raya semakin macet saja, polusi udara semakin menumpuk, bumi semakin diperas untuk kebutuhan bahan bakar dan ditambah dengan penipisan lapisan ozon bumi yang menimbulkan pemanasan global.

Dengan permasalahan sekarang ini dan demi kepentingan diri sendiri tidak heran manusia mulai lupa dan tidak lagi memperdulikan alam sekitarnya, dengan rusaknya sungai ditambah sampah-sampah yang tercampur didalamnya, penebangan pohon-pohon dan pembakaran hutan untuk membuka lahan baru, bagaimana manusia akan merasa nyaman untuk hidup dibumi ini jika lingkungannya rusak. Dengan semakin canggihnya teknologi ditakutkan sifat sosial dan perduli lingkungan hidup yang dimiliki oleh manusia akan mulai menghilang dimakan zaman yang semakin maju.

3.3 Hidup Bersama Alam Di Tengah Kota

Hidup berasa alam di tengah kota merupakan subtema setelah tema sosiologi perkotaan, tema memiliki arti bahwa manusia hidup dengan lingkungan hidup yang bersih dan sehat walaupun berada ditengah kota yang padat. Dengan bertemakan Alam atau Nature, masyarakat kota nantinya bisa lebih peduli lagi dengan alam sekitar, menjaga dan merawatnya, juga dapat menjadikan masyarakat kota terdorong dan atusias terhadap lingkungan hidup yang tercemar khususnya di kota

Pelestarian alam selain memperbanyak tanaman hijau seperti pepohonan yang tidak hanya berfungsi sebagai sumber oksigen untuk pernapasan tetapi juga sebagai peneduh dan relaksasi mata dari ketegangan dan kejenuhan, bangunan juga bisa


(39)

29 mendukung pelestarian alam dengan memanfaatan teknologi, material dinding yang lebih ramah lingkungan dan tidak menyerap panas dapat diterapkan pada bangunan. Juga pemanfaatan teknologi panel surya yang bisa menghasilkan energi dari matahari yang akan digunakan sebagai energi cadangan bangunan. Lalu teknologi yang baru-baru ini dikembangkan dari berbagai perguruan tinggi dalam rangka membersihkan sungai yang penuh sampah, ini inovasi canggih untuk melancarkan pelestarian sungai deli.

3.4 Penerapan Tema Pada Bangunan Dan Lingkungan

Penerapan hunian bertingkat atau apartemen ditengah kota merupakan solusi yang tepat bagi masyarakat yang ingin bertempat tinggal ditengah kota, karena dapat mengurangi pemakaian lahan yang berlebih. Menciptakan lingkungan apartemen yang hijau, sehat, bersih bebas dari sampah untuk mewujudkan ruang yang bebas dari panas sehingga memudahkan masyarakat untuk melakukan proses interaksi dan sosialisasi.

Luas lahan ± 25.224.1 m2 yang berada di Kecamatan Medan Maimun, Kelurahan Hamdan dan Aur, Kota Medan dibangun wajah baru Kota Medan yang lebih baik dengan gedung apartemen lebih dari 20 lantai dengan pasilitas lengkap dengan 5 type hunian ditambah balkon, rooftop gedung dijadikan taman-taman dan kolam renang untuk penghuni. Kawasan dan lingkungan gedung apartemen dijadikan taman sekaligus kebun dengan berbagai jenis pohon buah selain dijadikan sebagai peneduh juga sebagai penghasil buah-buah yang bermanfaat, bisa dijadikan sebagai sarana belajar bagi penghuni dan pengunjung tentang buah-buahan yang jarang ada ditengah kota seperti buah delima, buah nona, buah kedondong, buah rambutan dan buah mangga. Sungai deli yang berada ditengah tapak akan dilakukan revitalisasi untuk mengembalikan keadaan sungai menjadi sungai yang bersih bebas sampah dan ramai pengunjung untuk rekreasi.


(40)

30 Revitalisasi dilakukan dengan cara menggunakan teknologi mesin untuk membersihkan sungai dan juga perbaikan tanggul-tanggul pinggir sungai yang aman dan bisa diakses semua orang. Sungai deli akan menjadi pemandangan terbaik untuk apartemen selain muka kota yang sangat padat. Selain mengunjungi fasilitas yang ada pada podium apartemen pengunjung dan penghuni apartemen akan terdorong dengan sendirinya untuk merasakan langsung bagaimana bersama alam walaupun disibukkan dengan aktifitas kota hingga akhirnya bisa menciptakan rasa tanggap dan peduli lingkungan hidup.


(41)

31

BAB IV

ASAL MUASAL IDE DAN KONSEP

4.1 Konsep Topis

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Oleh karena itu pemilihan tema dan konsep harus disesuaikan dimana kondisi lingkungan setempat. Beberapa konsep dan tema dalam ilmu arsitektur yang dapat diambil seperti aristektur tropis dan arsitektur hijau akan dipadu hingga akhirnya dapat mewujudkan hunian tropis dan hijau yang nyaman dan bebas panas serta kontekstual dengan kondisi lingkungan alam sekitar.

Bangunan berdasarkan tropical architecture atau arsitektur tropis adalah bangunan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat yaitu pada iklim tropis, dimana bangunan harus bisa melawan dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan iklim tropis. Bangunan tropis sekarang ini lebih ditandai dengan bangunan tradisional karena bangunan tersebut didesain berdasarkan kondisi dimana bangunan tersebut berdiri. Bangunan yang ada pada iklim tropis memiliki desain yang berbeda-beda, ini disebabkan oleh pengaruh keberagaman budaya, dan dimana lokasi bangunan tersebut dibangun, seperti bangunan di dataran tinggi akan berbeda dengan bangunan yang ada pada dataran rendah begitu juga dengan bangunan yang ada pada pesisir pantai dan pinggir sungai. Inilah yang menunjukkan bagaimana bangunan tradisional mampu melawan iklim tropis dengan musim kemarau dan musim hujannya yang sangat mempengaruhi ketahan dari bangunan. Bangunan tradisional yang tropis merupakan bangunan yang sangat nyaman untuk dihuni karena bangunan tersebut masih menggunakan material-material alami, rotasi bangunan yang disesuaikan dengan arah mata angin, podasi bangunan yang disesuaikan dengan tanah dimana dia berdiri, pengaturan susunan ruangan dalam, jumlah


(42)

32 bukaan dan penempatnya dan juga atap yang disesuaikan berdasarkan kondisi alam sekitar.

(Sumber: Akmal, I. 2013)

Lalu, bagaimana cara menerapkan bangunan tropis terhadap bangunan berlantai banyak dan tinggi? Dan bagaimana penyesuaiannya terhadap bangunan modern yang ada diperkotaan?

Ada beberapa beberapa konsep dari bangunan tropis yang memang tidak dapat diterapkan pada bangunan tinggi, seperti penggunaan atap dan material alami. Atap yang digunakan pada iklim tropis biasanya memakai atap plana dan atap perisai yang difungsikan untuk melindungi bangunan berdasarkan cuaca yang ada pada iklim tropis. Berbeda dengan bangunan tinggi yang hanya memakai atap beton saja. Bangunan tinggi merupakan bangunan modern yang memiliki banyak lantai sehingga tidak memungkinkan untuk memakai atap tradisional seperti plana dan perisai, dan juga rumah-rumah modern saat ini telah banyak memakai atap beton ketimbang atap biasa yang dipakai pada iklim tropis.

Pemakaian material-material alami juga tidak sepenuhnya bisa diterapkan kepada bangunan tinggi. Pemakaian papan dan kayu sebagai dinding bangunan tinggi tidak memungkinkan karena bangunan tinggi termasuk bangunan modern dengan pemakain material beton, apalagi bangunan tinggi tidak memiliki atap yang tropis sehingga dapat mengakibatkan dinding papan atau kayu akan cepat rusak dan rapuh baik itu dimakan rayap dan juga akibat musim hujan. Pemakain material kayu pada kolom dan pembalokan bangunan tinggi juga tidak memungkinkan karena bangunan tinggi merupakan bangunan yang memiliki beban yang sangat besar dan berat karena jumlah lantai yang sangat banyak.


(43)

33 Walaupun terdapat beberapa bagian dari bangunan tropis yang tidak dapat diterapkan pada bangunan tinggi tetapi masih ada beberapa konsep lainnya untuk mewujudkan hunian yang tropis pada bangunan apartemen yaitu dengan penerapan konsep bangunan yang disesuaikan dengan arah mata angin dan pembayangan, cross-ventilation, teknologi material modern, struktur bangunan tahan gempa, juga penataan lingkungan.

4.1.1 Arah Mata Angin dan Pembayangan

Penyesuian arah mata angin dimaksudkan untuk meletak bangunan sesuai dengan pergerakan atau rotasi matahari untuk memungkinkan bangunan mengalami pemanasan berlebih yang menyebabkan ruangan dalam menjadi panas. Bangunan sebisa mungkin diarahkan memanjang dari arah timur, arah matahari akan terbit menuju arah barat, arah matahari akan tebenam. Pemanasan hanya akan terjadi pada bagian bagian timur, atap dan barat dari bangunan sehingga ruangan yang berada tepat ditengah akan terlindung dari panas matahari dan ruangan atap tetap dingin. Jika bangunan tidak memungkinkan mengarah ketimur dan barat bangunan dapat menambah sistem pembayangan dengan melakukan overstek pada fasade bangunan, hal ini dapat mengurangi pemanasan dan menghindari sinar matahari berlebih masuk kedalam ruangan melalui bukaan.

4.1.2 Cross-ventilation

Sistem cross-ventilastion atau ventilasi silang merupakan upaya untuk mengatur sirkulasi udara didalam ruangan dengan mengusahakan udara alami masuk keseluruh bangunan melalui bukaan dan udara didalam ruangan akan saling bertukar. Udara panas yang sifatnya akan naik keatas akan dialirkan keluar bangunan dengan menggunakan ventilasi mekanik yang terpasang pada plafond yang ada pada ruangan. Dengan


(44)

34 melakukan pengaturan terhadap pertukaran udara didalam ruangan, panas didalam ruangan hunian akan berkurang dan penghuni akan merasa nyaman berada didalamnya.

4.1.3 Material

Selain material umum yang dipakai didalam bangunan seperti beton, besi, baja, batu alam dan lain-lain, ada beberapa material dengan teknologi terkini yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan panas ruangan yang menyebabkan ketidaknyamanan. Selain bukaan, dinding sangat berpengaruh terhadap penyebaran panas didalam rungan karena dinding yang berfungsi sebagai kulit bangunan otomatis akan menerima panas matahari secara langsung. panas merupakan kalor yang memiliki dimana panas yang dihasilkan akan berpindah atau mengalir kedaerah yang lebih dingin sehingga dinding yang dipanasi oleh sinar matahari akan terus menyebar melalui dinding lalu masuk kedalam ruangan dan ruangan pun menjadi panas dan tidak nyaman. Material dinding seperti batu bata, bata ringan yang biasa digunakan pada dinding bangunan masih belum cukup mengatasi panas matahari, maka dari itu terdapat material dengan pemakain teknologi styrofoam. Dinding yang berbahan styrofoan dan dilapis semen ini memiliki banyak manfaat, selain dapat menahan panas, bahan ini juga tahan api, ringan, kedap suara dan juga murah, sehingga penggunaan material styrofoam untuk dinding sangat cocok untuk mencapai kenaman thermal akan suatu ruangan. Material lainnya yang sangat membantu yaitu pengunaan aluminium sebagai bahan untuk kusen bukaan, bahan ini termasuk material yang sangat ramah lingkungan karena aluminium dapat didaur ulang menjadi bahan baru lagi setelah tidak terpakai, sehingga pemakaian bahan-bahan alami seperti kayu dapat dikurangi.


(45)

35 4.1.4 Struktur Bangunan

Indonesia yang memiliki iklim tropis juga secara geografis Indonesia merupakan jalur penyebaran magma dan juga daerah pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia dan Pasifik, sehingga Indonesia memiliki banyak sekali gunung merapi dan sering terjadi gempa bumi, baik itu akibat dari pergeseran lempeng bumi maupun letusan dari gunung merapi. Bangunan tradisional telah lama menghadapi peristiwa alam ini namun bangunan tetap berdiri kokoh, hal ini dikarenakan bangunan tradisional memiliki struktur bangunan yang fleksibel. Struktur bangunan menggunakan sistem jepit dan ikat sehingga tidak kaku namun tetap kokoh. Bagaimana dengan bangunan tinggi? Bangunan tinggi dapat menggunakan konsep desain kapasitas (capasity design) dengan meningkatkan daktilitas elemen-elemen struktur yang dapat berprilaku elastis. Dengan pembentukan sendi plastis pada balok, ketika terjadi gempa bangunan akan memberi tanda terlebih dahulu dan orang-orang didalam gedung memiliki waktu untuk dievakuasi.

4.1.5 Penataan Lingkungan

Penataan lingkungan berhubungan dengan linkungan yang berada disekitar bangunan seperti taman, pepohonan, kolam ataupun sungai sebagai kawasan terbuka hijau. Penataan lingkungan ini selain dapat memberikan keindahan sekitar bangunan, hal tersebut dapat memberikan efek untuk mengurangi pemanasan global. Tanaman yang berfungsi sebagai penghasil oksigen, semakin banyak tanaman, oksigen pun akan semakin melimpah dan oksigen yang banyak tersebut akan membuat udara lebih bersih dan segar. Kolam dan sungai juga dapat memberikan kesegaran udara disekitarnya, karena kelembapannya sangat tinggi ditambah dengan pemanasan sinar matahari membuat air memuai keudara dan udara menjadi lebih segar.


(46)

36 Pada lokasi bangunan apartemen yang telah memiliki lingkungan dengan sungai deli akan menambah dukungan terciptanya kawasan yang tropis ditambah dengan penataan pohon-pohon yang menghasilkan buah khas Indonesia dan beberapa buah yang sudah sangat jarang dijumpai, seperti buah kedondong, buah nona, buah delima ditambah buah rambutan dan mangga. Penempatan jogging track juga menjadi pilihan agar warga dapat melakukan jogging, bersepeda ataupun sekedar jalan-jalan sambil menikmati kebun buah dan keindahan sungai deli dan juga dilengkapi dengan beberapa gazebo yang tersebar pada kawasan hijau terbuka ini sebagai tempat duduk dan beristirahat.

Penataan pada gedung tepat pada rooftop memiliki tema berbeda dengan kebuh buah yang berada pada lingkungan sekitar bangunan. Pada rooftop bangunan dilengkapi dengan kolam renang dengan cafe-cafe dan restaurant keluarga. Lalu rooftop lainnya dijadikan sebagai roofgarden yang dilengkapi dengan taman-taman bunga sebagai area rekreasi lantai paling diatas gedung apartemen.

4.2 Konsep Hijau

Sebelumnya konsep tropis membahas bagaimana untuk menciptakan hunian yang nyaman dan bebas panas didalam sebuah apartemen. Dalam konsep selanjutnya memiliki keterkaitan dan saling berhubungan dengan konsep tropis yaitu konsep green architecture atau arsitektur hijau yang dapat menghasilkan eco-desain, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Arsitektur hijau akan menjadi sebuah konsep dimana bangunan apartemen mampu beradaptasi dengan lingkungan. Arsitektur hijau memiliki peran untuk menjembatani bangunan dengan habitat alam seperti area hijau kota namun tidak hanya menjadikan bangunan yang memiliki tanaman hijau saja tetapi arsitektur hijau juga bisa menciptakan bangunan yang dapat mengurangi gangguan kesehatan manusia dan juga


(47)

37 dapat menjadikan bangunan yang hemat energi dengan pemanfaatan sumber daya alam. Dengan pengaplikasian arsitektur hijau maka perusakan alam dan lingkungan dapat diminimalisir.

4.2.1 Hunian yang hijau

Desain rumah yang green architecture memiliki keselarasan dengan tamannya. Ruangan ditempatkan dan ditarik mengarah keluar yaitu ke arah taman, sehingga setiap ruangan langsung berinteraksi dengan alam dan menjadi terbuka, dalam hal ini setiap ruangan dapat memanfaatkan sebuah keterbukaan menjadi sumber energi untuk penerangan alami dan pengkondisian udara dengan baik ditambah dengan pemakaian dinding transparan, pintu dan jendela yang tinggi dan lebar, jalusi dan terdapat void-void yang menyalurkan cahaya dan udara, semua ini memberikan nilai estetika terhadap interior ruangan juga menjadikan rumah hemat energi. Namun konsep rumah tersebut tidak semuanya diterapkan pada desain hunian apartemen kali ini, seperti void-void yang ada pada ruangan dan juga taman yang terdapat didalam ruangan.

Hunian apartemen dengan ukuran terbatas dan satu jenis hunian hanya berlantai satu saja sehingga tidak memungkin untuk menambahkan void didalam ruangan. Untuk menghasilkan pencahayaan alami ruangan akan disusun mengarah keluar yang terdapat balkon didepannya. Ruangan-ruangan yang diprioritaskan untuk mendapatkan pencahayaan ada kamar-kamar tidur, karena sebagian besar waktu sesorang dihabiskan didalam kamar tidur, seperti istirahat, belajar, dan bahkan bermain sehingga mereka membutuhkan banyak cahaya untuk melakukan aktifitasnya, itulah mengapa kamar-kamar tidur ditempatkan didaerah yang mudah mendapat cahaya. Untuk permasalahan sinar matahari berlebih yang masuk kedalam kamar dapat hindari dengan penambahan balkon tepat berada didepan sebelum dinding dan bukaan kamar, ditambah dengan


(48)

38 shading yang dapat menghalau sinar matahari dan juga sun-screen yang mengurangi panas masuk kedalam ruangan. Kamar mandi juga diarahkan keluar agar memudahkan sirkulasi udara ruangan melalui ventilasi alami sehingga kamar mandi tidak terlalu lembab dan bau.

Taman yang tidak disediakan didalam ruangan, dikarenakan taman difungsikan sebagai tempat bersosialisasi sehingga penempatannya berada diluar hunian, seperti pada atap yang dijadikan sebagai roofgarden dan juga taman-taman yang berada dibawah yaitu disekitar lingkungan gedung apartemen dan juga kawasan pinggir sungai, agar para penghuni tidak mengurung diri terus didalam huniannya. View atau pemandangan dari balkon mengarah ke kota dan juga kearah taman-taman yang ada pada kawasan apartemen dan pinggir sungai, ini menjadi akan pemandangan dari dalam hunian yang dapat menggerakkan penghuni untuk keluar dari ruangannya

4.2.2 Sensor Otomatis

Dalam perkembangan teknologi saat ini penerapan bangunan ramah lingkungan dan hemat energi sudah banyak dilakukan, contohnya adalah dengan pemasangan alat sensor panas tubuh manusia terhadap penerangan ruangan. Alat sensor ini dapat merespon kehadiran manusia sehingga penerangan atau lampu didalam ruangan dapat menyala dan mati secara otomatis. Selain dapat menghemat pemakaian energi bangunan, penghuni juga tidak perlu resah tentang lampu yang masih menyala ketika meninggalkan huniannya karena akan otomatis mati ketika tidak ada panas tubuh yang terdeteksi.

4.2.3 Solar Cells

Teknologi pemanfaatan sinar matahari menjadi energi cadangan bangunan juga semakin berkembang, yaitu teknologi solar cells atau panel surya. Solar cell


(49)

39 memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan energi listrik yang akan tersimpan pada baterai, dan energi yang dihasilkan matahari ini dapat digunakan untuk penerangan koridor-koridor ruangan, mesin pompa, dan lampu-lampu taman. Dengan menambahkan solar cell pada bangunan, energi yang dibutuhkan oleh bangunan akan menjadi berkurang sehingga pengeluaran bangunan akan konsumsi listrik dari PLN dapat dihemat.

4.2.4 Bantaran Sungai

Kawasan sungai memberikan efek lingkungan alami pada bangunan, oleh karena itu diperlukan revitalisasi kawasan sungai deli. Bangunan apartemen turut andil dalam pelestarian sungai selain menjadi lingkungan bangunan, sungai deli juga akan dijadikan taman hidup bagi warga, baik itu para penghuni apartemen maupun para pengunjung.

Beberapa perbaikan lingkungan sungai harus dilakukan yaitu berupa pembersihan sungai. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknolohi (BPPT) dan juga para mahasiswa seperti ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) dan UNHAS (Universitas Hasanuddin) dan perguruan tinggi lainnya, telah melakukan penemuan terhadap masalah sampah sungai. Dengan melakukan penelitan dan percobaan, mereka berhasil membuat sebuah mesin otomatis khusus untuk membersihkan sampah-sampah sungai, tidak hanya dapat mengangkut sampah tetapi juga menambah alat untuk pengepresan sampah langsung setelah diangkut dari sungai. Inovasi ini dapat diterapkan pada sungai deli, dengan penambahan sebuah pintu air untuk mengontrol intensitas sungai, ini dapat mengarahkan sampah-sampah menuju mesin otomatis pembersih sampah dan mesin dapat beroperasi secara maksimal untuk pembersihan sampah-sampah sungai deli.

Pembuatan tanggul pinggiran sungai juga sangat penting, selain sebagai antisipasi keselamatan terhadap luapan sungai dan lonsor, tanggul juga dapat memperindah pinggir sungai dengan membuat terassering pada tanggul yaitu dengan bentuk bertingkat-tingkat.


(50)

40 Pada permukaan tiap tingkatan tanggul ditanami oleh rumput-rumput dan juga beberapa bambu hias, selain menambah nilai estetika tanaman ini juga dapat dimanfaatkan untuk menyerap air secara maksimal sehingga memungkinkan tidak terjadinya longsor.


(51)

41

BAB V

RANCANGAN KONSEPTUAL DAN SKEMATIK

5.1 Konsep Tapak

Setelah berbicara mengenai konsep-konsep dasar pembentukan hunian yang nyaman bebas panas dan menciptakan bangunan apartemen yang selaras dan kontekstual dengan lingkungan. Rancangan konseptual pada bab ini akan menunjukkan beberapa penerapan konsep terhadap bangunan dan kawasan sungai dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi yang pembentuk desain bangunan.

Lokasi tapak yang berada diantara Kelurahan Hamdan dan Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maiumun memiliki luas tapak ± 25.224.1 m2. Pada lahan ini akan memposisikan daerah gedung apartemen dan ruang terbuka hijau.


(52)

42 Gambar 5.2 Jalur akses tapak

Titik A merupakan gedung apartemen dengan podium yang berisi fasilitas-fasilitas pendukung kebutuhan penghuni apartemen maupun pengunjung. Pembangunan gedung apartemen dilakukan pada titik A karena memiliki bentuk lahan yang lebih luas dan datar dibanding titik lainnya. Titik B dan C merupakan daerah ruang terbuka hijau yang terdapat taman-taman, gazebo, sepeda dan jogging track, namun perbedaan antara kedua titik hanya jenis pohon yang ditanam didalamnya. Pada titik B pohon yang ditanam adalah pohon kedondong, rambutan dan mangga, sedangkan pada titik C pohon yang ditanam adalah pohon delima dan buah nona. Lalu pada titik D merupakan lapangan olahraga outdoor berupa lapangan putsal, basket, dan tennis. Dan sebagai tambahan disepanjang pinggiran sungai setelah tanggul terdapat beberapa pohon bambu hias dan juga pohon kelapa untuk menambah suasana alami, lihat gambar 5.5. Pada daerah selatan terdapat jembatan pada Jalan Let.Jend. Suprapto, dibawah jembatan tersebut dibangun pintu air dan juga alat pembersih sungai dari sampah-sampah, lihat gambar 5.6. Didalam lokasi tapak dibangun tiga buah jembatan dengan lebar yang berbeda sebagai penghubung kedua lahan, lihat gambar 5.7.


(53)

43 Akses kedalam ruang terbuka sangat mudah, dengan meminimalisir pemakain pagar pembatas dari pedestrian dan GSB jalan raya terhadap ruang terbuka, sehingga siapa saja bisa memasuki daerah tersebut karena ruang terbuka hijau ini adalah tempat umum dengan fungsi sebagai taman kota. Jalur berwarna hijau adalah sirkulasi kendaraan masuk dan keluar dari tempat parkir yang ada pada basemen gendung apartemen dan juga tempat parkir yang berada pada ruang terbuka hijau. Sedangkan jalur berwarna orange merupakan sirkulasi para pejalan kaki dan juga peseda.

5.1.1 Konsep Bantaran Sungai

Sungai Deli merupakan sungai terbesar di Kota Medan, kedalaman tanah sungai mencapai 7 meter dari dasar sungai sampai ke permukaan tanggul dan tanah datar. Kedalaman ini berkurang dikarena oleh sampah-sampah yang sudah menumpuk dan padat di dasar sungai. Berdasarkan hasil survey lapangan tanggul yang berada pada sisi barat masih tetap sedangkan pada sisi timur tidak terlihat adanya tanggul lagi karena sudah tertutupi sampah-sampah dan juga bangunan warga.

Gambar 5.3 tanggul sungai (Sumber: Sendiri 2014)

Ketika banjir besar datang setiap tahunnya, ketinggian luapan sungai bisa mencapai 5 meter dan merendam pemukiman warga. Oleh karena itu tanggul pinggiran sungai ini perlu dibenahi, berikut konsep tanggul sungai dengan bentuk terasring.


(54)

44 Gambar 5.4 Konsep Tanggul sungai

Tanah dengan kandungan air yang berasal dari air hujan akan diteruskan dan mengalir ke sungai. Pada tanggul dengan bentuk terasring ini terdapat pori-pori pada dinding dan ada disepanjang tingkatan tanggul, pori-pori ini berfungsi sebagai jalur untuk memudahkan jalur drainase air hujan yang sudah banyak diserap dan terkandung didalam tanah. Penanaman rumput-rumput dan juga bambu hias pada tanggul dapat mengurangi banyaknya jumlah kandungan air pada tanggul sehingga tanggul tidak gampang rusak dan retak akibat tekanan air dan tanah didalamnya.

5.1.2 Konsep Suasana Kawasan Sungai Deli

Menciptakan suasana taman dan sungai yang alami dan sederhana diharapkan dapat menjadi pusat perhatian warga sekitar, baik itu penghuni apartemen ataupun para

Air Hujan

Pori-pori tanggul Tanah dengan

kandungan air hujan

Tanggul

Sungai Bambu


(55)

45 pengunjung Kota Medan. Berikut ilustrasi suasana kawasan sungai deli Kelurahan Hamdan dan Aur.

Gambar 5.5 Konsep Suasana kawasan sungai Deli

Berbagai kegiatan dapat dilakukan didalam ruang terbuka hijau ini, seperti memancing, jogging, bersepeda atau pun hanya sekedar jalan-jalan. Dengan berinteraksi dengan alam seperti ini dapat membuat warga kota memberikan kontribusinya untuk melakukan pelestarian alam, contohnya dengan tidak membuang sampah sembarangan termasuk kedalam sungai.


(56)

46 Gambar 5.6 Konsep suasana jembatan Jl. Let.Jend Suprapto

Dibawah jembatan Jalan Let.Jend. Suprapto terdapat pintu air untuk mengatur debit air dan didalamnya terdapat mesin otomatis pembersih sungai dari sampah-sampah.

5.1.3 Konsep Jembatan Penghubung

Sungai Deli yang berada ditengah lokasi tapak membuat lahan terbagi dua menjadi blok timur dan blok barat, sehingga dibutuhkan jembatan sebagai penghubung kedua lahan. Terdapat tiga jembatan didalam tapak ini. Berikut konsep jembatan penghubung.


(57)

47 Gambar 5.7 Jembatan penghubung

Jembatan 1 dan 3 memiliki lebar 5 meter sedangkan pada jembatan 2 memiliki lebar 10 meter dengan pedestrian didalamnya, seperti spot untuk duduk bersantai dan taman-taman bunga, posisi jembatan dapat dilihat pada gambar 5.1. Jembatan didesain dengan sederhana dengan struktur baja dan dilapis beton agar selaras dengan konsep tanggul pinggir sungai.

5.2 Konsep Bangunan

Setelah membahas konsep pembentuk lingkungan tapak, selanjutnya beralih kepada bangunan utama yaitu apartemen. Dengan beberapa konsep berikut dapat menciptakan bangunan yang kontekstual dan selaras dengan lingkungan kawasan sungai Deli.

Jembatan 1 & 3


(58)

48 5.2.1 Bentukan Massa

Teringat tentang film Alm. Benyamin S yang berjudul “Biang Kerok”, diakhir cerita setelah capek dan lelah mengadu nasib dikota yang didapatkannya hanya kesialan-kesialan, ketika sedang memancing disungai pun dia mendapat kesialan-kesialan, seharian memancing bukannya dapat ikan malah dapat sebuah sepatu butut. Ternyata sepatu tersebut bukan sembarang sepatu malah membawa sial juga. Setelah sepatu butut tersebut diambil dia langsung membuangnya, sepatu tersebut melayang diudara lalu mengenai pengendara sepeda motor dan terjadilah kecelakaan dan terjadilah cekcok diantara mereka. Hingga akhirnya almarhum pulang kampung dengan membawa sepatu butut tersebut sebagai oleh-oleh untuk istrinya dan kesialan-kesialan lainnya masih terus bermunculan.


(59)

49 Dengan berlatar belakang dari cerita diatas, bentukkan massa mengambil konsep dari sepatu butut yang didapat dari sungai, tetapi bukan berarti untuk mendapat sebuah kesialan namun sebaliknya. Alm. Benyamin S mendapat sebelah sepatu butut dengan nilai negatif, tetapi di dalam konsep memakai sepasang sepatu butut dengan nilai negatif – negatif lalu menghasilkan nilai positif dan mendapat keberuntungan.

5.2.2 Rotasi Bangunan

Bangunan diposisikan mengarah dari timur ke barat untuk menghindari pemanasan bangunan. Dinding yang mendapat sinar matahari langsung hanya pada bagian timur yaitu pada saat pagi hari, dan dinding pada bagian barat mendapat sinar matahari pada saat sore hari.


(60)

50 Namun dalam bentukkan massa yang telah diciptakan terdapat masalah, yaitu terdapat sisi bangunan yang mengarah ke utara dan selatan. Untuk menghindari terjadinya pemanasan ruangan pada sisi ini ditambahkanlah shading yang berfungsi untuk menghalangi sinar matahari masuk kedalam ruangan. Jarak yang diberikan oleh balkon dan shading dapat menghindari masalah tersebut.

5.2.3 Balkon dan Shading

untuk mendapat cahaya yang secupkupnya dan tidak panas, ruangan dengan bukaan yang besar diarah keluar untuk mendapat sirkulasi udara yang baik dan memudahkan untuk terjadinya cross-ventilation terhadap kamar-kamar, kamar mandi dan ruangan lainnya. Penambahan balkon digunakan sebagai space atau tempat untuk penghuni agar bisa menikmati pemandangan lingkungan sekitar dan juga dapat menghirup udara secara langsung. selain itu balkon juga dapat digunakan sebagai overheng untuk pembayangan, sehingga sinar matahari dapat dihalangi.


(61)

51 Gambar 5.11 Balkon dan shading

Ditambah dengan shading yang ditempatkan pada ujung atas balkon digunakan untuk menghalau sinar matahari langsung menuju kedalam ruangan, dengan bentuknya seperti kisi-kisi atau jalusi angin tidak dipantul tetapi membuat angin terus berhembus melewatinya kisi-kisi tersebut dan mengarahkannya kebawah.

5.2.4 Tanaman

Tanaman dapat menghasilkan oksigen untuk pernapasan makhluk hidup, dengan memperbanyak tanaman hijau dapat memberikan efek yang positif, seperti peneduh, peredam kebisingan dan polusi kota juga relaksasi otot-otot mata yang tegang. Dengan oksigen yang melimpah udara akan menjadi segar dan nyaman untuk beraktifitas serta tidak panas.


(62)

52 Gambar 5.12 Konsep tanaman

Tanaman juga dapat dijadikan sebagai shading bangunan. seperti ilustrasi diatas, tanaman rambat dapat digunakan shading bangunan dari sinar matahari dan juga agar oksigen dapat mencapai ruangan-ruangan yang berada dilantai atas. Tanaman rambat ditanam disetiap lantai bangunan dengan menambahkan pot tanaman pada balkon, tanaman akan merambat ke rangka besi dan wiremess anti karat. Rangka-rangka besi merupan rangka utama untuk tanaman rambat yang sangat kuat untuk menahan beban tanaman rambat, dengan bentuk tangga vertikal dan memanjang keatas memudahkan proses maintance atau perawatan tanaman.

Pada atap bangunan terdapat tangga-tangga yang tiap pinggirannya ditanami oleh tumbuhan, taman ini dinamakan “Garden Stairs Drift” atau yang berarti taman tangga melayang, karena bentuknya yang sangat panjang dengan beberapa lantai dan berada pada lantai atas bangunan. Taman ini difungsikan sebagai area bersosialisasi dengan


(63)

53 penghuni lainnya juga sebagai tempat olahraga bagi penghuni yang malas untuk keluar dari gedung apartemen. Garden stairs drift ini dapat diakses dari tiap lantai bangunan yang memanjang dari utara ke selatan sedangkan bangunan yang memanjang dari timur ke barat (lihat gambar 5.10) hanya dapat mengaksesnya dengan turun melalui lift terlebih dahulu.

Pada gambar 5.12 yang dilingkari warna merah adalah rooftop yang difungsikan sebagai roofgarden sebagai taman rekreasi bagi para penghuni apartemen.

Rooftop

Rooftop adalah atap beton yang berada paling atas dari bangunan, atap ini dijadikan seperti roofgarden, rumah lift dan fungsi lainnya diantara sebagai berikut.

Rooftop pada atap 1 dijadikan sebagai area utilitas dengan pemasangan solar cells dan juga tong air bersih. Pada atap 2 terdapat garden stairs drift, roof garden dan juga terdapat kanopi dengan bentuk unik. Dan pada atap 3 terdapat kolam renang. Penempatan solar cells pada atap 1 dapat dilihat pada ilustrasi berikut.


(64)

54 Atap 1 merupakan bangunan yang berorientasi dari timur ke barat sehingga atap yang ada diatasnya memiliki lintasan matahari penuh dari pagi, siang dan sore hari, sehingga pada area atap tersebut memiliki potensial yang tinggi untuk menghasilkan energi dari matahari secara maksimal. Selanjutnya pada atap 2 terdapat ornamen bangunan berupa kanopi, ilustrasinya sebagai berikut.

Gambar 5.15 Kanopi rooftop 2


(65)

55 Roofgarden pada atap 2 ini terlihat begitu kosong dan kaku, maka dari itu dilakukan penambahan berupa kanopi transparan yang menutupi taman-taman yang ada dibawahnya. Dengan berkonsep sky garden, kanopi dibentuk seperti sepasang sayap yang berwarna-warni yang dinamankan “A Pair of Wings”, dengan bentuknya tersebut bisa saja dianggap seperti seekor burung atau kupu-kupu yang sedang hinggap pada taman tersebut.

Keberadaan sungai Deli, kebun buah, bangunan dengan tanaman rambatnya, juga “Garden Stairs Drift” dan “A Pair of Wings” yang merupakan vocalpoint dan memiliki ciri khas tersendiri sebagai bangunan dan lingkungan berkelanjutan akan menjadi pusat perhatian warga dan pengunjung Kota Medan.


(66)

56

5.3 Rancangan Skematik

Bermula dari pengumpulan data-data lokasi tapak melalui kegiatan survey lapangan, lalu melakukan pemrograman, penerapan tema dan konsep sebagai ide dasar rancangan, kemudian membuat konsep-konsep rancangan berdasarkan data, pemrograman dan tema sebelumnya, selanjutkan akan diaplikasikan kedalam rancangan skematik dan menghasilkan desain berupa denah-denah, tampak dan potongan.

Lokasi tapak proyek berada diantara wilayah Kelurahan Hamdan dan Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun dengan batasan lahan dari sebelah timur berbatasan dengan Jalan Mangkubumi, dari sebelah barat berbatasan dengan Jalan Badur, dan dari selatan berbatasan dengan Jalan Let. Jend. Suprapto.

Pada kawasan ini KDB bangunan hanya 40% saja, sedangkan 60% sisanya dijadikan ruang terbuka hijau. Bangunan berupa apartemen menengah keatas dengan fasilitas lengkap yang ada pada lantai podium, hunian dengan empat type yaitu type Studio, Deluxe, Family Suite dan Penthouse yang berada pada tower.

5.3.1 Denah Skematik

Pada gambar groundplan berikut menunjuk penataan ruang terbuka hijau dengan sungai Deli yang telah direvitalisasi, kawasan ini akan menjadi taman dan kebun ditengah kota medan.

Gambar 5.16 Lokasi Tapak (sumber: Google Earth 2014)


(67)

57 Gambar 5.17 Groundplan, Podium Lt 1 dan Basement


(68)

58 Gambar 5.18 Podium

Beberapa fasilitas yang ada pada ruang terbuka, seperti taman-taman, pohon buah, sepeda dan jogging track, lapangan olahraga, parkir kendaraan dan gazebo. Selain itu terdapat beberapa warung-warung kecil yang menjual makanan kepada para pengunjung taman ini, seperti yang telah dilingkari warna merah pada gambar 5.17. Pada gambar tersebut area warung atau cafe yang dibagi menjadi dua wilayah dengan jenis makanan yang berbeda. Dan pada gambar yang dilingkari berwarna hitam merupakan ritel khusus menjual buah-buahan, buah yang dijual merupakan hasil panen kebun sekitar dan juga buah-buahan dari luar.

Basement pada lantai terbawah yang cuma memiliki satu lantai saja dikhususkan untuk parkir kendaraan bagi pengunjung, staff dan karyawan gedung apartemen. Basement ini zona pusat service gedung, seperti tempat laundry, utilitas gedung, ruang


(69)

59 karyawan apartemen dan sebagainya. Sedangkan untuk parkir penghuni apartemen dan tamunya dilokasikan mulai dari lantai satu podium bagian utara dari bangunan (lihat gambar 5.17). Jumlah lantai untuk penghuni apartemen mencapai 17 lantai, jumlah ini cukup untuk menampung kendaraan penghuni dan tamu apartemen.

Podium yang berjumlah tiga lantai, lantai 1 (satu) berisi fasilitas perbelanjaan, dengan ritel-ritel yang telah dikelompokan berdasarkan jenis barang penjualannya. Pada lantai 2 (dua) ditambahkan beberapa cafe yang menyajikan makanan cepat saji atau fast-food, toko roti, coffe dan lain-lainnya. Lantai 3 (tiga) podium terdapat kantor pengelola apartemen, mushola dan juga lapangan indoor untuk badminton.


(70)

60

Gambar 5.20 Denah tower


(71)

61

Gambar 5.21 Denah tower


(72)

62 Setelah melewati 3 (tiga) lantai podium lalu masuk kelantai 1 (satu) tower. Lantai ini dapat diakses melalui lift atau pun escalator melalui lantai tiga podium. Pada lantai 1 (satu) tower ini berisikan lobby, restauran keluarga, cafe kecil dan juga kolam renang. Kemudian hunian apartemen dimulai pada lantai 2 (dua) tower. Pada lantai kedua tower ini terdapat dua type hunian yaitu 3 unit hunian type Penthouse dan 8 unit hunian type Family Suite (lihat gambar 5.19). Lantai 3 (tiga) dan 4 (empat) masih dua type sebelumnya dengan jumlah masing-masing tiap lantai 3 unit hunian type Penthouse dan 7 unit hunian type family suite. Lantai 5 (lima) dan 6 (enam) tower masing-masing terdapat 3 unit hunian type Penthouse dan 4 unit hunian type Family Suite (lihat gambar 5.20).

Lantai 7 (tujuh) terdapat 3 unit hunian type Penthouse dan 3 unit hunian type Family Suite. Lalu pada lantai 8 (delapan) hanya ada 3 unit hunian Type Penthouse dan roofgarden pada bagian selatan denah. Lantai 9 (sembilan) sampai lantai 14 (empat belas) masing-masing lantai terdapat 7 unit hunian type Deluxe. Pada lantai 15 (lima belas) terdapat 18 unit hunian type Studio, dan pada lantai ini terdapat roofgarden pada sisi utara denah, lalu terdapat lokasi solarcell disebelahnya. Pada lantai 16 (enam belas) sampai lantai 19 (sembilan belas) masih terdapat hunian yang sama yaitu 19 unit hunian type studio (lihat gambar 5.21).


(73)

63 5.3.2 Hunian Apartemen

Berdasarkan type hunian, jumlah keseluruhan hunian apartemen ini adalah sebagai berikut.

TABEL 5.1 HUNIAN APARTEMEN

NO TYPE HUNIAN JUMLAH

UNIT FASILITAS JUMLAH UKURAN

1 PENTHOUSE

±240m2 21

Kamar utama +

kamar mandi 1 25m

2

Kamar anak 2 12m2

Kamar tamu 1 12m2

MCK 1 6m2

Dapur 1 20m2

Ruang makan 1 10m2

Ruang keluarga 1 30m2

Ruang tamu 1 30m2

Balkon + sirkulasi - 83m2

2 FAMILY SUITE

±150m2 33

Kamar utama +

kamar mandi 1 25m

2

kamar anak 2 12m2

MCK 1 6m2

Dapur + ruang

makan 1 24m

2

Ruang keluarga +

tamu 1 12m

2

Balkon + sirkulasi - 56m2


(1)

(2)

(3)

100 3. Perspektif Interior :


(4)

101 Type Family Suite


(5)

102 Type Deluxe


(6)

103 Type Studio V.1