PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENIN (1)

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERADAPTASI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Andretha Mariana Lusikooy
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Ambon
E-mail: andrethalusikooy@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan
untuk memperoleh data melalui siklus dalam treatment yang dilakukan
melalui pendekatan bimbingan kelompok terhadap penyesuaian diri
(adaptasi) siswa di kelas XB2 Jurusan Akuntasi SMK negeri 2 Ambon.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan durasi penelitian selama
tiga bulan. Hasil akhir yang diperoleh adalah: Dari 38 siswa selaku
subjek diketahui 36 siswa atau 95% siswa mampu memecahkan
persoalan mereka dengan bentuk penyesuaian diri baik di lingkungan
kelas, sekolah maupun masyarakat. 2 siswa atau 5% siswa masih
membutuhkan pembimbingan secara individu. Dengan demikian

dinyatakan bahwa penelitian dengan menggunakan metode bimbingan
kelompok ini sangat efektif dalam memecahkan persolan siswa lewat
penyesuaian diri (adaptasi) dengan komunitas baik di lingkup SMK
Negeri 2 Ambon maupun dikalangan tempat tinggal siswa tersebut.
Kata Kunci: adaptasi siswa, bimbingan kelompok

PENDAHULUAN
Perubahan yang terjadi di masyarakat dalam era globalisasi ini sering dirasakan terlalu
cepat. Akibatnya ada orang yang mampu menyesuaikan diri dan menimbangi perubahan tersebut
dan adapula yang tidak, sesuai dengan kemampuannya. Proses globalisasi terus mengalir
sehingga dapat kita rasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan
emosional remaja di sekolah. Hal ini berdampak pula pada kemampuan bersosialisasi anak
disekolah. Ada yang dengan cepat bisa beradaptasi, ad aula yang terisolir atau ditolak dan tidak
disenangi oleh anggota kelompoknya (Syamsudin, 1999; Nasution, 1988).
Hasil analisis sosiometri di kelas XB2 Jurusan Akuntansi SMK negeri 2 Ambon pada
penelitian pendahuluan ditemui hamper setengah jumlah siswa dari rerata 38 siswa di kelas
tersebut masih belum dapat berinteraksi dengan baik apalagi bersosialisasi dengan teman-teman
dikelas mereka. Sifat canggung, malu, minder, merasa tidak se-level dan factor sosial lainnya
membuat ada gap yang memisahkan mereka. Menyikapi keberagaman tersebut diatas, guru
Bimbingan dan Konseling (BK) merasa tertantang untuk mencari alternative solusi yang tepat

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

24

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

dalam memecahkan masalah tersebut. Dipilihlah metode bimbingan kelompok untuk menjawab
tantangan diatas.
Bimbingan kelompok sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui
suasana kelompok yang memungkinkan individu dapat mengembangkan wawasan dan
pemahaman yang diperlukan tentang suatu masalah tertentu, mengeksplorasi dan menentukan
alternative terbaik untuk memecahkan masalahnya itu atau dalam upaya mengembangakan
pribadinya (Hidayat:2006). Definisi inilah yang memperkuat landasan berpikir penulis untuk
mengambil tindak lanjut sebagai wadah menyatukan gap yang terpisah tadi menjadi satu
kesatuan utuh. Bimbingan kelompok, dipercaya selaku metode yang menjembatani

sikap

penyesuaian diri siswa kelas XB2 Jurusan Akuntansi untuk mengatasi krisis kepercayaan diri

mereka sehingga bisa bergabung dengan teman sejawat baik dalam bentuk sumbangsi pikiran
dalam kerja kelompok, menangani permasalahan teman, melakukan kegiatan-kegiatan ekstra
kurikuler dalam meningkatkan kemampuan mereka berinteraksi dengan orang lain. Penulisan ini
bertujuan untuk: (1) mengetahui efektifitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan
penyesuaian diri siswa kelas XB2 Jurusan Akuntasi pada SMK Negeri 2 Ambon; dan (2)
menemukan prosedur layananan bimbingan kelompok yang efektif untuk meningkatkan
penyesuaian diri siswa kelas XB2 Jurusan Akuntansi pada SMK Negeri 2 Ambon.

METODE
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 38 siswa dari kelas XB2 jurusan Akuntasi pada SMK negeri 2 Ambon. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan dua variable yakni variable tindalan:”layanan bimbingan
kelompok”; dan variable masalaha:”penyesuain diri siswa”. Teknik pengumpulan data dilkukan
melalui pengamatan langsung terhadap objek yang bermasalah, wawancara langsung dengan
objek, pemndistribusian angket dan pencatatan dokumen. Sementara teknik analisis data adalah
analisis deskriptif dimana cara penganalisaan data, dideskripsikan secara sistematis dan akurat
berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan (Miles dan Huberman, 2008).
Perencanaan tindakan dilakukan melalui: (1) menyusun satuan kegiatan layanan
bimbingan konseling (materi) tentang mengembangkan hubungan pribadi sosial di sekolah; (2)
menyiapkan angket untuk mengetahui kondisi penyesuaian diri sosial siswa kelas XB2 jurusan

Akuntansi; dan (3) menyiapkan format pedoman observasi. Sementara pelaksanaan tindakan
Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

25

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

diatur sebagai berikut: (1) memberikan bimbingan klasikal di kelas; (2) siswa mengisi angket
penyesuaian diri sosial yang telah disiapkan; (3) melakukan pengolahan hasil angket untuk
mengetahui seberapa banyak siswa yang belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan,
utamanya lingkungan sekolah; (4) pemberian angket pengamatan wali kelas; (5) melakukan
observasi terhadap kegiatan siswa didalam kelas maupun diluar kelas; (6) studi dokumen tentang
absensi dan daftar keterlambatan siswa; dan (7) pemberian bimbingan kelompok diruang
bimbingan konseling.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Kondisi Kelas XB2 Jurusan Akuntansi
Layaknya kelas X lainnya, siswa kelas XB2 jurusan Akuntansi pertama kali terdaftar
selaku siswa SMK Negeri 2 Ambon dating dari berbagai latar belakang sekolah dan

permasalahan berbeda. Kemajemukandalam keberagaman ini menuntut peran aktif siswa untuk
dapat menyesuaikan diri dengan siswa di deklasnya bahkan dengan jurusan lain di sekolah ini.
Siswa dengan total keseluruhan 38 ini, dikoordinir oleh guru bimbingan konseling dalam
pemantauannya terhadap sikap, tingkah laku dan peranannya semasa dalam proses orientasi
sekolah sampai kepada pembimbingan belajar di kelas. Diketahui bahwa masih banyak siswa
yang belum mampu menyesuaikan diri, baik terhadap teman/siswa lain dan guru maupun
terhadap peraturan yang ada di SMK Negeri 2 Ambon ini. Berkenan dengan penanggulangan
masalah penyesuaian diri, maka layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu bimbingan
yang tepat. Melihat fakta tersebut inilah, guru bimbingan konseling berencana membuat
penelitian sebagai tindak lanjut penanganan masalah ini. Maka, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
pun dilakukan dengan perencanaan dua siklus yang hasil deskripsinya sebagai berikut:

Deskripsi Siklus I
Dalam penerapannya di siklus I, guru memulai dengan: (a) Perencanaan. Pada tahap ini
guru menyusun instrument penyesuaian diri dan sosial untuk siswa agar bisa mengetahui
gambaran penyesuaian sosial di sekolah; satuan layanan bimbingan dan konseling; dan materi
layanan bimbingan kelompok. (b) Pelaksanaan. Tindakan dilakukan melalui ceramah dan
diskusi kelompok dengan pokok bahasan penyesuain diri dalam membina hubungan sosial
disekolah secara efektif. Setelah treatmen berakhir, siswa diminta untuk mengisi angket
Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved


26

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

peyesuaian diri dan juga angket sosiometri terkait hubungan antar teman dalam bergaul maupun
belajar dan sebuah angket penilaian dan tanggapan wali kelas terhadap siswa kelas XB2 Jurusan
Akuntansi. Dari hasil angket siswa terdampak lewat akumulasi presentase penyesuaian diri
dalam hubungan sosial di kelas sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Ketercapaian Penyesuaian Diri dalam Hubungan Sosial
bagi Siswa Kelas XB2Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 2 Ambon

Berdasarkan tabel diatas, dapat digambarkan bahwa 14 siswa atau 36% diketahui masih
memiliki kurang adanya keterlibatan dalam menyesuaikan diri mereka dalam hubungan sosial di
kelas maupun di luar kelas, 16% atau 6 siswa berada pada rating sudah bisa beradapatasi, 45%
dari siswa atau 17 orang telah menunjukan sikap penyesuaian diri yang konsisten dan 3% atau 1
siswa dinyatakan sangat fleksibel dalam penyesuaian diri baik dalam kelas, dengan siswa jurusan
lain dan bahkan diluar sekolah. hasil ini diperkuat dengan hasil sosiometri bahwa masih ada

beberapa siswa tidak dipilih oleh teman sekelas untuk teman bergaul maupun bermain. Data
tersebut tidak berbanding jauh dengan data angket yang diberikan ke wali kelas. Data tersebut
terangkum dalam tabel dibawah ini:

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

27

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

Tabel 1. Data Siswa Belum Mencapai Presentase Skor Penyesuaian Diri 75%
Kelas XB2 Jurusan Akuntansi SMK Negeri 2 Ambon

No

Inisial Nama
Siswa

Skor


Presentase

1

AH

26

65%

2

DM

23

57.5%

3


IH

24

60%

4

MT

26

65%

5

MS

24


60%

6

MP

24

60%

7

NH

24

60%

8


PK

25

62.5%

9

RH

20

50%

10

RS

22

55%

11

TK

23

57.5%

12

YR

26

65%

13

AS

26

65%

14

NA

22

55%

15

RA

24

60%

Dari peemerolehan data diatas dibuatlah sebuah kesimpulan dalam kegiatan refleksi. (c)
Refleksi: kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui cara terbaik dalam mengatasi siswa yang

masih bermasalah dengan sikap penyesuain diri mereka. Hasil diatas menunjukan bahwa belum
ada pengaruh yang signifikan yang diperoleh siswa dalam meningkatkan penyesuaian diri dalam
hubungan sosial di sekolaj maupun di masyarakat. Oleh sebab itu, terhadap siswa yang belum
mampu menyesuaikan diri, perlu dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya dengan
bimbingan kelompok diruang bimbingan dan konseling, melakukan kerja sama dengan wali
kelas dan OSIS pada saat kegiatan ekstra kurikuler.

Deskripsi Siklus II
Hasil pada siklus I mengindikasikan bahawa ketercapaian hubungan penyesuaian diri harus
ditingkatkan. Maka diberlakukan siklus II dan dimulai dengan kegiatan: (a) Perencanaan.
Pendalaman materi dilakukan bagi mereka yang masih mencapai presentase dibawah standar
Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

28

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

maksimum dengan materi ajar yang ditetapkan, membuat pendekatan dengan wali kelas, orang
tua/wali siswa dan teman sekalas mereka. Pembimnaan berkelanjutan ini diharapkan mampu
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menjalin hubungan antar sesama. Berdasarkan
perencanaan tersebut, peneliti kemudian melakukan tindakan lanjut untuk mengetahui hasil
ketercapaian penyesuain diri siswa. (b) Pelaksanaan Tindakan. Pelaksanaan tindakan dillakukan
lewat pembimbingan berkelanjutan dalan dalam bimbingan kelompok. 15 siswa yang menjadi
target penelitian ini kemudian dibagi kedalam dua kelompok. Diberikan materi pengayaan
sambil memberikan tugas terbimbing. Selain kegiatan ini, guru BK melakukan pendampingan
siswa dengan mengambil keterangan perubahan dari wali kelas dan orang tua wali siswa. Hasil
yang diperoleh sebagai berikut:

Gambar 2. Hasil Ketercapaian Penyesuaian Diri dalam Hubungan Sosial bagi Siswa Kelas XB2
Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 2 Ambon

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh bahwa hanya 1 siswa atau 7% yang masih memiliki
nilai ketercapaian yang sama yakni belum bisa menyesuaikan diri dalam hubungan sosial di
sekolah, 73% atau 11 siswa sudah bisa menyesuaikan diri sementara 20% atau 3 siswa sudah
sangat mampu secara fleksibel menyesuaikan diri dengan teman-temannya walau terkadang
masih dibutuhkan pendampingan berkelanjutan. Hasil ini diperkuat lewat pengamatan wali kelas
XB2 Jurusan Akuntansi dalam tabel dibawah ini:

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

29

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

Tabel 2. Data Siswa Belum Mencapai Presentase Skor Penyesuaian Diri 75%
Kelas XB2 Jurusan Akuntansi SMK Negeri 2 Ambon

No

Inisial Nama
Siswa

Skor

Presentase

1

AH

15

75%

2

DM

15

75%

3

IH

15

75%

4

MT

16

80%

5

MS

13

75%

6

MP

15

75%

7

NH

15

75%

8

PK

16

80%

9

RH

13

65%

10

RS

15

75%

11

TK

15

75%

12

YR

15

75%

13

AS

16

80%

14

NA

10

50%

15

RA

13

75%

Pembahasan
Setelah diberikan treatment dalam bentuk bimbingan kelompok secara berkelanjutan
diperoleh perubahan yang sungguh signifikan. Dari 38 siswa, 23 siswa dikategorikan berhasil
menyesuaikan diri dalam hubungan sosial di lingkuan sekolah sementara 15 siswa butuh
pendampingan dalam pembinaan berkelanjutan. Melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari
mengajar, observasi pemantauan kemajuan, pendekatan persuasive dengan siswa bermasalah,
wali kelas dan orang tua wali murid, terjadi perubahan yang signifikan. Untuk mengetahui
keseluruhan hasil yang diperoleh, dapat di amati lewat tabel perubahan dibawah ini:

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

30

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

Tabel 3. Data Perbandingan Pemerolehan Skor dan presentase Penyesuaian Diri Siswa
Kelas XB 2 Akuntansi SMK Negeri 2 Ambon Tahun Ajaran 2014/2015

No

Inisial Nama Siswa

Siklus I

Siklus II

Skor

Persen

Skor

Persen

1

AH

30

75%

32

80%

2

DM

30

75%

33

82.5%

3

IH

31

77.5%

34

85%

4

MT

31

77.5%

34

85%

5

MS

30

75%

33

82%

6

MP

30

75%

32

80%

7

NH

30

75%

33

82.5%

8

PK

30

75%

33

82.5%

9

RH

27

67.5%

27

67%

10

RS

30

75%

33

82.5%

11

TK

30

75%

32

80%

12

YR

30

75%

33

82.5%

13

AS

32

80%

35

87.5%

14

NA

26

65%

26

65%

15

RA

30

75%

33

82.5%

Hasil ini mengindikasikan bahwa penelitian yang dilakukan pada siklus II ini dihentikan
walau dengan catatan bahawa ada dua siswa yang masih membutuhkan pendampingan yakni
(RH: 67.5% dan NA: 65%). Kedua siswa tersebut belum mencapai skor minimal yang
diharapkan sehingga perlu adanya tindak lanjut dalam konseling individu.

PENUTUP
Berdasarkan ketercapaian hasil bimbingan kelompok dalam meningkatkan kemampuan
siswa kelas XB2 jurusan Akuntansi dalam beradaptasi di SMK Negeri 2 Ambon dinyatakan
berhasil. Dari 38 siswa selaku subjek diketahui 36 siswa atau 95% siswa mampu memecahkan
persoalan mereka dengan bentuk penyesuaian diri baik di lingkungan kelas, seklah maupun
masyarakat. 2 siswa atau 5% siswa masih membutuhkan pembimbingan secara individu.
Disarankan untuk terus melakukan pendekatan bimbingan kelompok secara terbimbimbing

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

31

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 24 -32

bukan saja di kelas XB2 Jurusan Akuntansi namun dapat dilakukan di setiap kelas dan setiap
jurusan di lingkup SMK Negeri 2 Ambon dalam penelitian kedepan.

DAFTAR RUJUKAN
Fauziah, H. (2004). Pengembangan Program Penyesuaian Sosial. Skripsi. Unpublished. PPB
FIP UPT Bandung.
Hidayat, R. (2006). Pengembangan Program Layanan Bimbingan Kelompok untuk
Meningkatkan Penyesuaian Sosial Siswa . Disertasi. Unpublished. Disertasi Doktor pada

PPS UPL Bandung.
Natawijaya, R. (1987). Pendekatan dalam Penyuluhan Bimbingan Kelompok. Jakarta:
DEPDIKBUD. Ditjen DIKTI. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan.
Rusmana, N. (2009). Bimbingan Konseling Kelompok di Sekolah (Teori dan Aplikasi),
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Surya, M. (1990). Psikologi Perkembangan. Bandung: Jurusan PPB FIP IKIP
Syamsudian, M. A. (1999). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Willis, S. S. (1993). Problema Remaja dan Pemecahanannya . Bandung: Remaja Rosdakarya
Winkel W. S. (1993). Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia
Widisarana Indonesia

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

32