Politik Luar Negeri dalam Studi Hubungan

Politik Luar Negeri dalam Studi Hubungan Internasional

Tugas Akhir Semester

Wira Prabowo Madjid
NIM 163112350750028
Kelas : Selasa pagi (09.50-11.30)

Program Studi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Nasional
JAKARTA
2016

Latar Belakang
Pasca Westphalia muncul state sebagai entitas baru yang memiliki kedaulatan dan
terdiridari pemerintahan, rakyat, teritorial, dan diakui oleh negara lain. Waktu terus
berjalan,manusia terus memperbaiki peradabannya dengan menemukan teknologi yang
berdampak pada kecanggihan alat militer. Hingga terjadi perang dunia satu dan dunia kedua d
enganintensitas korban yang banyak akibat canggihnya alat militer. Oleh karena itu,
politikinternasional mengkaji bagaimana pola interaksi dunia antar negara terjadi, baik itu

berupa perang, diplomasi, dan lainnya.
Salah

satu

instrumen

penting

dalam

menganalisa

tindakan

negara

dalam

sisteminternasional adalah melalui kebijakan luar negerinya. Bila kita mengetahui kebijakan

luarnegeri mengetahui kita akan membaca arah politik internasional saat ini. Maka dari
itu,makalah ini akan membahas pengertian kebijakan luar negeri dari berbagai tokoh yang
ahlidalam bidangnya, tujuan dan proses dibuatnya, mengkaji tindakan tiap negara dalam
sisteminternasional, serta model-model kebijakan internasional.
Politik luar negeri merupakan salah satu bidang kajian dalam studi hubungan
internasional. Politik luar negeri merupakan studi yang kompleks karena tidak saja
melibatkan aspek-aspek eskternal, tetapi juga aspek-aspek internal suatu negara. Negara
sebagai aktor yang melakukan politik luar negeri, tetap menjadi unit politik utama dalam
sistem hubungan internasional, meskipun aktor-aktor non-negara semakin penting perannya
dalam hubungan internasional.

Landasan Teori
Dalam mempelajari politik luar negeri, pengertian dasar yang harus kita ketahui yaitu
politik luar negeri pada dasarnya merupakan “teori kebijakan”, atau kebijaksanaan suatu
negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai tujuan tertentu. Politik luar negeri
merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan,
mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dalam percaturan dunia internasional
(Anak Agung dan Yanyan, 2005:47).
Menurut Graham T. Allison dalam bukunya Mohtar Mas’oed konteks politik luar negeri
terdapat tiga model dalam pembuatan keputusan, yaitu:

1. Aktor rasional, dalam model ini digambarkan para pembuat keputusan dalam
melakukan pilihan atas alternatif-alternatif itu mengguakan kriteria “optimalisasi
hasil”.
2. Proses organisasi, model ini menggambarkan politik luar negeri sebagai hasil kerja
suatu organisasi besar yang berfungsi menurut suatu pola perilaku. Pembuatan
keputusan politik luar negeri bukan semata-mata proses intelektual, tetapi lebih
merupakan proses mekanis. Yaitu, pembuatan keputusan dilakukan dengan secara
mekanik merujuk pada keputusan-keputusan yang telah dibuat di masa lalu, pada
preseden, prosedur rutin yang berlaku, atau peran yang ditetapkan bagi unit birokrasi
itu.
3. Politik-birokratik, dalam model politik luar negeri dipandang bukan sebagai hasil dari
proses intelektual yang menghubungkan tujuan dan sarana secara rasional. Politik luar
negeri adalah hasil proses dari interaksi, penyesuaian diri dan perpolitikan antarra
berbagai aktor organisasi (Mohtar Mas’oed, 1994:234).

Metode Penulisan
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, sebab pemaparan
dalam penelitian ini berbentuk penggambaran secara rinci dan mendalam, serta menganalisis
nyadalam bentuk kalimat. Interpretasi penelitian berdasarkan fakta dan literatur yang telah

dikumpulkan.
2. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi literatur. Literatur
diantaranya adalah buku yang relevan di sekitar penulis. Sebagai sumber penelitian yang
menjadi patokan dalam pembahasan data. Di samping itu, internet sebagai tambahan
yang tidak ada dalam literatur,dan pendukung data yang sudah disumbangkan sumber primer.
Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan yang dijelaskan di atas, agar pembahasan tidak melebar,
rumusanmasalah akan dikerucutkan kedalam beberapa pertanyaan, sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dan tujuan politik luar negeri dalam studi hubungan
internasional?
2. Apa saja konsep-konsep politik luar negeri dalam studi hubungan internasional?
3. Apa saja faktor-faktor politik luar negeri dalam studi hubungan internasional?
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini, untuk membahas dan menganalisa kebijakan luar negeri
sebagai instrumen setiap tindakan negara dalam politik internasional. Adapun tujuannya
sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian politik luar negeri dalam studi hubungan internasional.

2. Menyebutkan dan menjelaskan konsep-konsep politik luar negeri dalam studi

hubungan internasional.
3. Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor politik luar negeri dalam studi hubungan
internasional.
Sumber Data dan Data
Sumber yang digunakan penulis adalah berupa buku maupun dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan materi yang diambil penulis. Bahan tersebut di dapatkan di perpustakaan
Universtitas Nasional maupun dari buku koleksi penulis.
Sumber yag terakhir digunakan adalah jurnal, artikel, koran, serta media online, sebagai
bahan penunjang dengan presntasi yang lebih kecil dari sumber-sumber yang sudah
disebutkan sebelumnya.

Pembahasan
Pengertian dan Tujuan Politik Luar Negeri
Menurut Abdur Moten dan Syed Islam politik luar negeri (foreign policy) dalam
bukunya Ambarwati dan Subarno adalah serangkaian keputusan-keputusan pemerintahan
yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertenntu di panggung internasioanl. Istilah
luar (foreign) dalam politik luar negeri merujuk pada apapun yang berada diluar batas-batas
negara tertentu dan istilah politik (policy) didefinisikan sebagai suatu petunjuk, pedoman,
pembimbing pada tindakan-tindakan yang dimaksudkan untuk menyadari tujuan-tujuan
negara yang telah di rumuskan oleh negara itu sendiri (Ambarwati dan Subarno, 2016:126).

William Nester menyebutkan dalam bukuanya Ambarwati dan Subarno bahwa politik
luar negeri secara luas adalah serangkaian tujuan-tujuan nasional dan strategi-strategi yang
memandu pembentukan atau perumusan kebijakan-kebijakan tertentu yang mempengaruhi
pada isu-isu tertentu. Politik luar negeri dengan demikian mencakup tujuan-tujuan terntentu
yang dikejar para pemimpin dalam sistem internasional, nilai-nilai yang membentuk tujuan-

tujuan tersebut dan cara-cara digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut (Ambarwati
dan Subarno, 2016:126).
The Penguin Dictionary of International Relations mendefinisikan politik luar negeri
sebagai aktifitas-aktifitas yang dengan aktifitas itu aktor-aktor negara beraksi, bereaksi, dan
berinteraksi. Politik luar negeri merupakan aktifitas yang memiliki batasan, maksudnya para
pembuat kebijakan luar negeri akan menghadapi dia lingkungan, yaitu lingkungan domestik
dan lingkungan global (Ambarwati dan Subarno, 2016:127).
Negara secara umum bertujuan untuk mensejaterahkan rakyatnya, mengamankan
wilayahnya dan memiliki otonomi atas wilayahnya. Holsti menyatakan bahwa tujuan negara
ada empat, yaitu keamanan, kedaulatan, kesejahteraan dan nama baik (Ambarwati dan
Subarno, 2016:124). Keamanan atau keamanan nasional seringkali dipakai dan disalah
gunakan oleh banyak negara untuk melegitimasi dan mengadili sikap agresif terhadap negara
lain.
Tujuan kedua adalah otonomi, yakni suatu kemampuan untuk memformulasikan dan

melaksanakan kebijakan dalam dan luar negeri sesuai dengan keinginan negara itu sendiri,
bebas dari pengaruh, paksaan dan arahan dari luar. Istilah populer kedaulatan menjadi
rujukam dasar bagi otonomi negara. Otonomi bisa dipertahankan dengan cara negara
membangun kekuatan militer, ilmu pengetahuan dan perekonomiannya. Hal ini bisa
dilakukan dengan mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya dari luar.
Hal yang tidak boleh dilupakan para penyelenggaran negara adalah tugas negara harus
memberikan pelayanan pada warga negaranya dan memajukan pertumbuhan ekonomi, ini
berkaitan dengan kesejahteraan negara tersebut. Artinya, negara bertanggung jawab penuh
untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran, menyediakan
lapangan pekerjaan bagi setiap warga negaranya, menyediakan berbagai macam pelayanan

untuk memajukan kualitas kehidupan, ekonomi dan terbukanya kesempatan seluas-luasnya
bagi warga negara untuk maju. Itu berhubungan dengan pilihan kebijakan dan strategi luar
negeri yang dapat digunakan.
Kebijakan luar negeri merupakan strategi yang dibuat oleh para pembuat keputusan
negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya dan dikendalikan
untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminologi nasional.
Menurut Rosenau dalam bukunya Anak Agung dan Yanyan, kebijakan luar negeri yaitu upaya
suatu negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan memperoleh
keuntungan dari lingkungan eksternalnya (Anak Agung dan Yanyan, 2005:49). Kebijakan

luar negeri menurutnya ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan kelangsungan
hidup suatu negara.
Tujuan negara yang terakhir adalah status dan prestise. Negara memberi bantuan luar
negeri, meningkatkan kapabilitas, ingin superior dibanding negara lain membuktikan bahwa
status dan prestise penting bagi suatu negara.
Konsep-Konsep Politik Luar Negeri


Konsep Lingkungan (Millieu)
Menurut Rosenau dalam bukunya Anak Agung dan Yanyan konsep lingkungan atau

millieu meliputi semua fenomena dimana lingkungan aktivitas unit politik (negara) saling
berhubungan, termasuk lingkungan psikologis dan lingkungan operasional. Lingkungan
psikologis diartikan sebagai keadaan yang dipersepsikan oleh para pembuat keputusan atau
aktor lain yang menjadi fokus analisis. Sedangkan lingkungan operasional merupakan
keadaan politik internasional yang terjadi pada setiap saat (Anak Agung dan Yanyan,
2005:52).

Hubungan antar unit-unit kesatuan dan lingkungan dapat pula diamati menggunakan
dua konsep yang diberikan oleh Harvey Starr dalam buknya Anak Agung dan Yanyan, yaitu

opportunity dan willingness. Opporunity membutuhkan tiga kondisi keterhubungan, yaitu: (1)
lingkungan internasional memungkinkan interaksi antar negara, (2) negara negara memiliki
sumber-sumber yang memadai untuk mengambil suatu tindakan tertentu, dan (3) para
pembuat keputusan menyadari luasnya interaksi dan tingkat kapabilitas yang tersedia bagi
mereka.
Willingness merupakan motivasi-motivasi yang mendorong masyarakat untuk
menggunakan kesempatan-kesempatan yang mereka miliki. Willingness teridiri dari tujuantujuan dan motivasi pembuat keputusan dan menitikberatkan pada mengapa para pembuat
keputusan melakukan tindakan tertentu. Willingness didasarkan pada persepsi mengenai
lingkungan eksternal dan kondisi politik dalam negeri. Konsep ini berasal dari perhitungan
untung rugi (cost and benefits) serangkaian alternatif tindakan didasarkan tidak hanya pada
faktor-faktor objektif tapi juga pada faktor lainnya seperti faktor ancaman dan emosi (Anak
Agung dan Yanyan, 2005:53).


Konsepsi Politik Luar Negeri
Menurut Rosenau dan Boyd dalam bukunya Anak Agung dan Yanyan, kebijakan luar

negeri mempunyai tiga konsep untuk menjelaskan hubungan suatu negara dengan kejadian
dan situasi di luar negaranya, yaitu:
1. Kebijakan luar negeri sebagai sekumpulan orientasi (as a cluster of orientation).

Politik luar negeri sebagai sekumpulan orientasi merupakan pedoman bagi para
pembuat keputusan untuk mengahadapi kondisi-kondisi eksternal yang menuntut
pembuatan keputusan dan tindakan berdasarkan orientasi tersebut. Karena itu politik
luar negeri yang dipandang sebagai sekumpulan orientasi mengacu pada prinsip-

prinsip dan tendensi umum yang mendasari tindakan negara di dalam dunia
internasioal, misalnya UUD’45 dan Pancasila yang dimiliki Indonesia.
2. Politik luar negeri sebagai seperangkat komitmen dan rencana untuk bertindak (as a
set of commitment to and plan for action). Dalam hal ini kebijakan luar negeri berupa
rencana dan komitmen konkrit yang dikembangkan oleh para pembuat keputusan
untuk membina dan mempertahankan situasi lingkungan eksternal yang konsisten
dengan orientasi kebijakan luar negeri.
3. Kebijakan luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi (as a form of behaviour).
Pada tingkat ini kebijakan luar negeri berada dalam tingkat yang lebih empiris, yaitu
berupa langkah-langkah nyata yang diambil oleh para pembuat keputusan yang
berhubungan dengan kejadian serta situasi di lingkungan eksternal. Langkah-langkah
tersebut dilakukan berdasarkan orientasi umum yang dianut serta dikembangkan
berdasarkan komitmen dan sasaran yang lebih spesifik (Anak Agung dan Yanyan,
2005:55).
Jadi, kebijakan luar negeri dapat dibedakan sebagai sekumpulan orientasi, sekumpulan

komitmen dan rencana aksi, dan sebagai suatu bentuk perilaku. Setiap negara
menghubungkan negaranya dengan peristiwa dan situasi di luar dengan ketiga bentuk
kebijakan luar negeri di atas.

Faktor-faktor Politik Luar Negeri


Faktor Internasional
Menurut Robert D. Cantor dalam bukunya Ambarwati dan Subarno faktor internasional

merupakan kondisi diluar negara-negara yang ada dalam sistem internasional yang
melingkupi negara tersebut. Sistem internasional bisa didefinisikan sebaga serangkaian

hubungan diantara negara-negara yang berinteraksi. Dalam hal ini sistem internasional
teridiri atas negara-negara yang secara teratur berinteraksi satu sama lain dan memiliki
kemampuan mempengaruhi tindakan negara-negara besar (Ambarwati dan Subarno,
2016:129).
Terkadang istilah sistem internasional dipakai untuk merujuk pada sistem global,
sedangkan untuk kawasan digunakan istilah sub sistem. Sub sistem internasional ditandai
dengan pola-pola interaksi diantara negara-negara yang bersifat teratur dalam sistem
internasional dan nampaknya tindakan dari suatu negara akan berdampak pada negara-negara
lain di kawasan regional tersebut.


Faktor Domestik
Menurut Charles dan Gregory dalam bukunya Ambarwati dan Subarno ada banyak

faktor domestik yang berpengaruh terhadap politik luar negeri, yaitu : kapabilitas militer,
tingkat perkembangan ekonomi, tipe pemerintahan dan struktur, dan proses organisasi
(Ambarwati dan Subarno, 2016:130). Kesiapan negara untuk berperang sedikit banyak
berperan dalam menentukan politik luar negeri yang bersifat asertif dan intervensionis. Jika
kemampuan militer rendah maka negara tersebut cenderung akan bersifat pasif dalam
perilaku politik luar negerinnya.
Pertumbuhan dan kondisi ekonomi berpengaruh terhadap kebijakan negara dalam
hubungannya dengan negara lain. Tipe pemerintahan juga berpengaruh terhadap politik luar
negeri. Sekalipun kaum realis percaya bahwa negara akan bertindak rasional, tetapi dalam
kenyataannya tipe pemerintahan yang berbeda akan bereaksi secara berbeda pula. Negara
demokratis akan berbeda dengan negara autokratis. Begitu juga dengan struktur dan
organisasi juga berpengaruh terhadap politik luar negeri. Birokrasi menjadi lebih efisien

karena tanggung jawab pekerjaan yang tidak menumpukkan pada satu orang. Tiap-tiap orang
bekerja sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangannya.


Faktor Individu
Bahwa para individu, khusunya pemimpin negara, dan karakteristi pribadinya

memengaruhi pengambilan keputusan luar negeri merupakan kepercayaan umum. Para
individu berpengaruh terhadap pengambilan keputusan luar negeri negara masinng-masing
yang pada gilirannya berpengaruh terhadap interaksi antara negara. Tindakan seseorang bisa
berpengaruh terhadap kejadian-kejadian di panggung internasional.
Untuk masalah-masalah yang tidak menjadi pusat perhatian, atau pada situasi yang
ambigu ketika informasi yang diterima para pemimpin dipertanyakan keakuratannya atau
tidak jelas maka karakteristik personal menentukan reaksi terhadap situasi yang ada
(Ambarwati dan Subarno, 2016:132).
Analisis
Menurut Jackson dan Sorensen analisis politik luar negeri umunya melibatkan
pemeriksaan dengan telitik kebijakan-kebijakan eksternal negara dan menempatkannya dalam
konteks ilmu pengetahuan akademis yang lebih luas (Jackson dan Sorensen, 2016:441).
Konteks akademik biasanya didefinisikan dengan teori-teori kebijakan dan teori pembuatan
keputusan. Hubungan antara teori dan kebijakan tidak mengarah ke satu opsi kebijakan yang
jelas. Bagaimana konsep dan faktor politik luar negeri memandang dunia dan berdampak
pada pilihan kebijakan.
Hal itu sebagian karena teori-teori yang berbeda menakankan nilai-nilai sosial yang
berbeda. Kaum realis menggarisbawahi nilai keamanan nasional, yaitu: memperkuat
kekuatan militer nasional dan menyeimbangkannya dengan negara-negara lain. Teoritisi

kebijakan luar negeri yang memberikan perhatian kepada isu pertahanan atau keamanan
mungkin mengambil pendekatan kaum realis, yang selalu menekankan benturan kepentingan
di antara aktor-aktor negara, hasilnya terlihat ditentukan oleh kekuatan realtif negara.
Kesimpulan dan Saran
Interaksi negara dalam politik internasional tidak lepas dari instrumen utama dari
tiapnegara yaitu kebijakan luar negeri. Perlu ditinjau secara mendalam untuk melihat
tiapinteraksi antar negara apabila salah satu negara telah mengeluarkan kebijakan luar
negerinyayang mempengaruhi negara lain dan dinamika politik internasional. Dengan
mengetahuiKLN, kita dapat menganalisis dan memprediksi tiap pergerakan negara
selanjutnya. Disamping itu, model-model kebijakan luar negeri sangat membantu secara
khusus faktor apayang melatarbelakangi negara membuat kebijakannya. Dengan demikian,
KLN memilikirelevansi yang dekata sangat penting dalam membaca gejolak politik
internasional.
Makalah kebijakan luar negeri ini perlu penyempurnaan lebih banyak bagi kalangan
akademisi yang minat dalam memperdalam kajian ini. Sehingga makalah ini hanyalah bagian
dalam

referensi

melihat

kebijakan

luar

negeri

dalam

politik

internasional.

Untukmemperbanyak wawasan dapat mengkomparasikan hasil makalah ini dengan buku atau
hasilkarya ilmiah lainnya.

Daftar Pustaka
Ambarwati. Subarno Widjatmadja . 2016. Pengantar ilmu Hubungan
Internasional. Jawa Timur: Intrans Publishing.
Perwita, Anak Agung Banyu. Yanyan Mochammad Yani.
2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: Remaja Rosda
Karya.

Jackon, Robert. Georg Sorensen. 2013. Introduction to International
Relations, fifth edition. New York: Oxford University Press.
Mas’oed, Mohtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan
Metodologi. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.