TUGAS MANAJEMEN UMUM pelaksanaan tugas

MANAJEMEN ORGANISASI DAN INDUSTRI
“MANAJEMEN :
TEORI, ILMU, DAN PRAKTEK”
Manajemen Umum

Dosen Pengajar
Desfitriady,S.E., M.M

Disusun Oleh:
Anisa Pebriani (0204161006)
Siti Kulsum Saadah (0204161046)

UNIVERSITAS NASIONAL PASIM
TAHUN AJARAN 2017/2018

Pertanyaan
1.

Dalam hal fundamental, apa tujuan dasar dari semua manajer pada semua tingkat dan
dalam segala macam perusahaan sama?


2. Dalam hal fundamental, apa tujuan dasar dari semua manajer pada semua tingkat dan dalam
segala macam perusahaan sama?
3.

Dalam hal fundamental, apa tujuan dasar dari semua manajer pada semua tingkat dan
dalam segala macam perusahaan sama?

1. Dalam hal fundamental, apa tujuan dasar dari semua manajer pada semua tingkat dan dalam
segala macam perusahaan sama?
Jawab:
Iya, semua manajer dalam semua tingkat maupun segala macam perusahaan memiliki
tujuan yang sama . semua manajer mempunyai tujuan untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan atau hasil yang lebih (surplus) serta meningkatkan nilai perusahaan dengan cara
mengatur serta mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
perencanaan,pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian.
Perencanaan disini ialah perencanaan dalam penyusunan strategi, standard dan arah untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Pengorganisasian yaitu yang berhubungan dengan bagaimana mengatur sumber daya
manusia maupun fisik agar tersusun secara sistematis berdasarkan fungsinya masing – masing.
Pengarahan ialah lebih menekankan pada upaya untuk meningkatkan efektifitas dan

efesiensi kinerja dengan optimal dengan cara bimbingan kerja,motivasi,penjelasan dan lain-lain.
Pengendalian adalah upaya untuk menilai suatu kinerja yang berpatokan
kepada standar yang telah dibuat, juga melakukan perbaikan apabila memang
dibutuhkan.

2. Apakah manajemen itu merupakan suatu ilmu atau seni? Dapatkah penjelasan yang sama
berlaku untuk rekayasa atau akuntansi?
Jawab:
Menurut kami,mengenai manajemen itu apakah suatu ilmu atau seni tergantung
bagaimana cara pandang kita terhadap manajemen itu sendiri. Hal ini karena manajemen dapat
dikatakan sebagai suatu ilmu karena manajemen dapat dipelajari dan diajarkan. Oleh karena itu
manajemen dapat dikatakan sebagai ilmu.
Manajemen juga dapat dikatakan sebagai seni karena didalam mencapai suatu tujuan
diperlukan kerjasama dengan orang lain bagaimana cara memerintah orang lain agar dapat
bekerjasama. Jadi manajemen merupakan suatu ilmu dan seni.
Penjelasan diatas tidak berlaku untuk rekayasa atau Akuntansi karena argumen bahwa
akuntansi sebagai seni dipandang sangat tidak tepat untuk kondisi masa sekarang, apalagi
dikaitkan dengan masalah estetika (Suwardjono, 2005), karena kalau akuntansi dikatakan sebagai
seni maka yang dimaksud adalah cara-cara menerapkannya dalam praktik. Starling (1975), juga
menolak akuntansi dikatakan sebagai seni, karena menurutnya akuntan tidak menyelesaikan

masalah, melainkan membuang masalah tersebut. Sering sekali masalah terus diperdebatkan

secara kontroversial, kemudian dibuang dan kemudian muncul lagi masalah tersebut, dibuang
lagi dan seterusnya muncul lagi, demikian seterusnya.
Alasan mengapa akuntan tidak dapat menjawab permasalahan karena mereka membentuk
pertanyaan yang tidak mungkin diperoleh suatu jawaban. Menurut Starling kesalahan tersebut
berada pada definisi akuntansi itu sendiri, karena pada awalnya akuntansi didefinisikan sebagai
seni bukan ilmu, oleh karena itu masalah akuntansi dipecahkan berdasarkan kesepakatan bukan
berdasarkan hukum yang menjadi dasar suatu ilmu menurut Stamp sifat akuntansi lebih
berhubungan dengan disiplin peradilan dibanding dengan filosofi keilmuan.
Akuntansi sebagai suatu disiplin kuantitatif mempunyai fungsi untuk menyediakan suatu
alat yang dapat memecahkan berbagai konflik kepentingan antara individu-individu dan
kelompok-kelompok yang berbeda. Hal ini sesuai dengan sifat hukum normatif. Dan ilmu lebih
bersifat positif dibandingkan normatif karena ilmu bersifat deskriptif dan konsep yang
dibangunnya bebas dari nilai-nilai lain.
Definisi akuntansi sebagai suatu bidang seni dan suatu bidang ilmu ternyata telah dibuktikan
banyak kelemahan, sehingga. Suwardjono dan Bambang Sudibyo mengajukan idenya bahwa
sebenarnya akuntansi adalah suatu perekayasaan atau teknologi.
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan kontijensi atau situasional dalam manajemen?
Apakah setiap uraian tentang manajemen berbeda-beda? Dapatkah setiap manajer

melaksanakan tugasnya dengan cara yang berlainan?
Jawaban :
Pendekatan Kontijensi (Berdasarkan keadaan/Peluang)
Pendekatan kontijensi (contingency approach) disebut juga dengan pendekatan
situasional (situational approach). Pendekatan ini termasuk pendekatan yang relatif baru muncul,
yang berpendapat bahwa tidak ada resep yang terbaik untuk mengatasi masalah tertentu dan
menekankan. pentingnya relevansi tindakan manajerial dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam lingkungan. Dengan demikian, menurut pendekatan ini, manajemen dipandang harus
sesuai dengan lingkungan, pemecahan masalah yang terbaik adalah menyelesaikan dengan
situasi/kontijensinya.
Manajemen berdasarkan kontijensi banyak digunakan dalam manajemen kemiliteran
yang menyusun rencana untuk berbagai macam kondisi yang diasumsikan akan terjadi.
Dalam kondisi tertentu rencana tertentu yang akan dilaksanakan tetapi apabila kondisinya
berbeda akan digunakan rencana yang lain pula.
Pendekatan ini berpendapat bahwa tindakan apa pun yang dilakukan manajer, misalnya
berkomunikasi, akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang timbul dalam situasi secara

keseluruhan. Karena sifatnya itulah maka keberhasilan dalam manajemen tergantung pada
tindakan-tindakan yang sesuai dengan faktor-faktor yang mungkin terjadi dalam lingkungan..
Pada intinya uraian setiap manajemen itu sama dengan tujuan untuk memudahkan dalam

mencapai tujuan pribadi, perusahaan maupun organisasi serta dapat mencapai efisiensi dan
efektivitas.
Sesuai dengan pendekatan Kontijensi atau situasional maka seorang manajer dan manajer
lainnya dapat melaksanakan tugasnya dengan cara berlainan sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapinya yang terpenting adalah tercapainya tujuan atau hasil yang diharapkan.