RESUME Untuk memenuhi salah satu tugas m

RESUME
Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
Manajemen Keuangan Daerah

Nama : Fatwa Nurjanah
NIM

: 6661122553

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jalan Raya Jakarta KM. 04 Pakupatan

SERANG – BANTEN

BAB 2
MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH
Siklus Manajemen Pendapatan Daerah
Identifikasi sumber pendapatan
Meliputi:







Pendataan objek pajak, subjek pajak, dan wajib pajak
Pendataan objek retribusi, subjek retribusi dan wajib retribusi
Pendataan sumber penerimaan bukan pajak
Pendataan lain-lain yang sah
Pendataan potensi pendapatan untuk masing-masing jenis pendapatan.

Administrasi pendapatan
Kegiatan yang dilakukan meliputi:





Penetapan wajib pajak dan retribusi

Penentuan jumlah pajak dan retribusi
Penetapan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Nomor Pokok Wajib Retribusi
Penertiban Surat Keterangan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Retribusi

Koleksi pendapatan
Tahap koleksi pendapatan meliputi penarikan, pemungutan, penagihan dan
pengumpulan pendapatan baik yang berasal dari wajib pajak dan retribusi daerah.

khusus untuk pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dapat digunakan
beberapa sistem, antara lain:


Self assessment system, adalah sistem pemungutan pajak daerah yang



dihitung, dilaporkan, dan dibayarkan sendiri oleh wajib pajak daerah.
Official assessment system, adalah sistem pemungutan pajak yang nilai pajak




nya ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Joint collection adalah sistem pemungutan pajak daerah yang dipungut oleh
pemungut pajak yang ditunjuk pemerintah daerah.

Pencatatan (akuntansi) pendapatan
Pada prinsipnya setiap penerimaan pendapatan harus segera disetor ke
rekeningkas umum daerah, selanjutnya dibukukan dalam buku akuntansi berupa
jurnal penerimaan kas kemudian akan diringkas dan dilaporkandalam laporan
keuangan pemerintah daerah yaitu Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Arus Kas.
Alokasi pendapatan
Tahap alokasi pendapatan adalah pengambilan keputusan untuk menggunakan
data yang ada untuk membiayai pengeluaran daerah yang dilakukan.
Mengenali Sumber-sumber Pendapatan Daerah
Sumber pendapatan daerah menurut ketentuan perundangan
a) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Pajak Daerah
- Retribusi Daerah
- Bagian Laba Pengelolaan Aset Daerah yang Dipisahkan

- Lain-lain PAD yang sah
b) Transfer Pemerintah Pusat
- Bagi Hasil Pajak
- Bagi Hasil Sumber Daya Alam

- Dana Alokasi Khusus
- Dana Alokasi Ummum
- Dana Otonomi Khusus
- Dana Penyesuaian
c) Transfer Pemerintah Provinsi
- Bagi Hasil Pajak
- Bagi Hasil Sumber Daya Alam
- Bagi Hasil Lainnya
d) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Prinsip Dasar Manajemen Penerimaan Daerah
Pada dasarnya terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan
pemerintah daerah dalam membangun sistem manajemen penerimaan daerah
yaitu:
1.
2.

3.
4.

Perluasan basis penerimaan
Penegendalian atas kebocoran pendapatan
Peningkatan efisiensi administrasi pendapatan
Transparansi adan akuntabilitas

Perluasan basis penerimaan
Untuk memperluas basis penerimaan, pemerintah daerah dapat melakukan
dengan cara berikut:
-

Mengidentifikasi pembayaran pajak/retribusi dan menjaring wajib

-

pajak/retribusi baru
Mengevaluasi tarif pajak/retribusi
Meningkatkan basis data objekpajak/retribusi

Melakukan penilaian kembaliatas objek pajak/retribusi

Pengendalian atas kebocoran pendapatan
Untuk mengurangi kebocoran pendapatan beberapa langkah yang dapat
dilakukan antara lain:

-

Melakukan audit, baik rutin maupun incidental
Memperbaiki sistem akuntansi penerimaan daerah
Memberikan penghargaan yang memedai bagi masyarakat yang taat

-

pajak dan hukuman (sanksi) yang berat bagi yang tidak mematuhinya
Meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam
pemungutan pendapatan.

Peningkatan efisiensi administrasi pajak
Terdapat beberaa cara yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk

meningkatkan efisiensi administrasi pajak yaitu sebagai berikut:
-

Memperbaiki procedure administrasi pajak sehingga lebih mudah dan

-

sederhana
Mengurangi biaya pemungutan pendapatan
Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk memberikan
kemudahan dan kenyamana dalam membayar pajak.

Transparansi dan akutabilitas
Untuk melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas ini memang
membutuhkan beberapa persyaratan:
-

Adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk membangun sistem

-


informasi manajemen pendapatan daerah
Adanya staf yang memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai
Tidak adanya korupsi sistematik dilingkungan entitas pengelola
pendapatan daerah

Manajemen Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Manajemen pajak daerah
Peraturan perundangan mengenai pajak daerah mengalami beberapa kali
perubahan. Peraturan perundangan dibidang pajak daerah antara lain UU No. 11

Drt Tahun 1957 tentang peraturan umum pajak daerah, UU No 18 Tahun 1997
tentang pajak daerah dan retribusi daerah. kemudian pada tahun 2009 pemerintah
pusat mengeluarkan UU No 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah
menggantikan UU No 34 tahun 2000.
Prinsip pajak daerah
1. Prinsip elastisitas.
Pajak daerah harus memberikan pendapatan yang cukup dan elastis,
artinya mudah naik turun mengikuti naik/turunnya tingkat pendapatan
masyarakat.

2. Prinsip keadilan
Pajak daerah harus memberikan keadilan, baik adil secara vertical dalam
arti sesuai dengan tingkatan sosial kelompok masyarakat maupun adil secara
horizontal dalam arti berlaku bagi setiap anggota kelompok masyarakat.
3. Prinsip kemudahan administrasi
Administrasi pajak daerah harus fleksibel, sederhana, mudah dihitung, dan
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi wajib pajak.
4. Prinsip keberterimaan politis
Pajak daerah harus dapat diterima secara politis oleh masyarakat, sehingga
masyarakat sadar untuk membayar pajak.
5. prinsip nondistorsi terhadap perekonomian
Pajak daerah tidak boleh menimbulkan dampak negative terhadap
perekonomian.

Manajemen pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan
bermotor
Pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor
(BBNKB) pada umumnya merupakan penyumbang PAD terbesar bagi pemerintah
provinsi, terutama yang memiliki kota besar dan padat penduduk. Untuk
meningkatkan penerimaan PKB, beberapa pemerintah provinsi melakukan

kebijakan pemutihan biaya balik nama kendaraan bermotor dengan harapan
setelah kendaraan tersebut dibalik nama maka pemerintah provinsi nantinya akan
memperoleh pendapatan pajak kendaraan bermotor bersangkutan.
Manajemen pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB)
Manajemen pajak yang perlu dilakukan pemerintah daerah terhadap PBBKB
adalah mengoptimalkan kerjasama dengan pihak Pertamina, sebab pajak ini
dikumpulkan melalui pertamina. Selain itu tentunya pemerintah daerah juga
meningkatkan pelayana transfortasinya, misalnya dengan pemeliharaan jalan
secara rutin.
Manajemen pajak hotel dan restoran
Manajemen pajak hotel dan restoran yang perlu dilakukan pemerintah daerah
antara lain dengan memperbaiki database wajib pajak, melekukan sosialisasi
pajak secara memadaikemudian outsourching dalam pemungutan pajak.
Manajemen pajak hiburan
Pajak hiburan ini dihitung dengan cara mengalihkan tariff pajak dengan dasar
pengenaan pajak (DPP) yang dalam hal ini adalah jumlah omzet penjualan karcis.
Manajemen pajak reklame

Manajemen


pajak

yang

harus

dilakukan

pemerintah

daerah

untuk

mengoptimalkan penerimaan pajak ini antara lain melakukan sinkronisasi antara
rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) dengan tata ruang reklame.
Manajemen pajak penerangan jalan (pajak listrik)
Dalam rangka optimalisasi penerimaan pajak listrik, yang paling penting
dilakukan pemerintah daerah adalah meningkatkan kerjasama antara pemerintah
daerah dengan pihak PLN dan pihak lain seperti bank dan KUD sebagai tempat
pembayaran listrik.
Manajemen pajak parkir
Pajak parkir merupakan pajak yang dikenekan atas penyelenggraan tempat
parkir diluar badan jalan yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan baik yang
berkaitan dengan pokok usaha maupun usaha sampingan.
Manajemen retribusi daerah
Prinsip manajemen retribusi daerah yang paling utama adalah perbaikan
pelayanan, pemerintah daerah juga perlu melakukan berbagai perbaikan
sebagaimana halnya pajak daerah.
Manajemen perusahaan daerah
Untuk meningkatkan kontribusi perusahaan daerah terhadap penerimaan PAD
perlu dilakukan upaya peningkatan profesionalisme, profitabilitas, dan bahkan
privatisasi perusahaan daerah. perusahaan daerah merupakan salah satu sumber
PAD yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan sehingga
kemandirian pemerintah daerah meningkat pada akhirnya mampu memberikan
pelayanan public yang berkualitas.

Manajemen lain-lain PAD yang sah
Pendapatan daerah yang berasal dari hasil penjualan asset daerah yang tidak
dipisahkan, jasa giro, dan pendapatan bunga pada umumnya memberikan
kontribusi yang cukup signifikan. Pemerintah daerah dapat meningkatkan
pendapatan bunga dan jasa giro melalui optimalisasi manajemen kas daerah.
Manajemen Dana Perimbangan
Dana bagi hasil
Dana bagi hasil pajak meliputi:
-

Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Bagi Hasil dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan pasal 25 dan 29 serta PPh wajib pajak
orang pribadi pasal 21.

Dana bagi hasil sumber daya alam meliputi:
-

Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan
Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan
Bagi Hasil dari Dana Reboisasi
Bagi Hasil dari Iuran Tetap
Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi

Bagi hasil PBB dan BPHTB
Beberapa hal yang dapat dilakuakan daerah untuk meningkatkan penerimaan
PBB dan BPHTB antara lain:
-

Melakukan penilaian kembali terhadap objek pajak PBB untuk

-

menentukan nilai jual objek pajak (NJOP) yang mendekati harga pasar
Melibatkan pihak kelurahan, RT dan RWdalam pendataan dan
pendistribusian surat ketetapan pajak PBB

-

Memperbaiki administrasi pajak dan menciptakan kemudahan bagi wajib
pajak dalam membayar pajak

Bagi hasil sumber daya alam
Bagi hasil SDA pada umumnya lebih bersifat fluktuatif dan berbeda-beda
untuk masing-masing daerah. pada saat pemerintah memanen hasil SDA yang
tinggi hendaknya pada saat bersamaan pemerintah daerah banyak melakukan
investasi, baik investasi infrastruktur maupun investasi sumber daya manusia.